Harian Nasional

Page 1

JUMAT, 20 NOVEMBER 2015 | Nomor 746 Tahun III

A

Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-

OTAK TEROR PARIS TEWAS

KONSERVASI DI NEGERI SINGA

»A15

»C25

» B17

FOTO-FOTO: HARIAN NASIONAL | MAKHFUD SAPPE – MUH JAMIL (KANAN)

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

LION AIR SPONSORI KONGRES HMI

NASIB MARULI DI TANGAN KALIGIS

JAKARTA (HN) Teka–teki dugaan aliran dana yang mengucur dari Gubernur non-aktif Sumut Gatot Pujo Nugroho ke Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejaksaan Agung Maruli Hutagalung belum terjawab tuntas. Korps Adhyaksa masih terkendala menelusuri aliran uang itu karena OC Kaligis menolak diperiksa. Rencana awal, bidang pengawasan Kejaksaan Agung memeriksa Maruli dan OC Kaligis atas dugaan penerimaan Rp 500 juta dari Gatot terkait upaya pengamanan kasus dana hibah dan bansos. Kejaksaan juga memeriksa Gatot dan istrinya Evy Susanti di KPK. “Namun, Pak Kaligis menolak diperiksa. Dia membuat surat pernyataan yang intinya tidak pernah bertemu Maruli, apalagi memberikan uang,” kata Jaksa Agung Muda Pengawasan Kejagung Raden Widyopramono di Jakarta

23-34°C

Bandung

Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung itu diduga menerima Rp 500 juta dari Gatot Pujo.

Jakarta, Kamis (19/11). Namun, upaya Kejaksaan Agung menyelisik aliran uang tersebut belum berakhir. Kejaksaan Agung bakal memeriksa staf magang di kantor pengacara OC Kaligis, Fransisca Insani Rahesti, hari ini. “Kami akan periksa Sisca untuk dimintai keterangan terkait masalah ini di Jamwas,” ujar Widyo. Saat dikonfirmasi, Gatot mengaku pernah memberikan Rp 500 juta kepada Maruli melalui Kaligis. Namun, apakah uang itu benar-benar diberikan Kaligis ke Maruli atau tidak, politikus PKS itu mengaku tidak tahu. “Kami ditanya seputar uang untuk Maruli. Kami tegaskan, permintaan uang itu berdasarkan report Pak Kaligis. Pak Kaligis bilang, ‘kemarin kami sudah serahkan kepada Pak Maruli

20-32°C

Semarang

24-37°C

Yogyakarta

Rp 500 juta’,” katanya. Soal aliran uang US$ 20 ribu untuk Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Gatot mengaku tidak dikonfirmasi. Menurut dia, soal benar tidaknya pemberian uang kepada petingi Kejaksaan Agung, kuncinya berada di Kaligis. “Persoalannya, Pak Kaligis tak mau membuka. Yang jelas Pak Kaligis memberikan report kepada saya maupun istri. Istri saya (Evy) memberikan report itu kepada saya,” ujarnya. Evy Susanti pun membenarkan soal pemberian uang itu ke Dirdik Kejaksaan Agung. Dia mengatakan, uang itu sebenarnya untuk fee lawyer ke Kaligis, “Tapi setelah report ke kami, Pak OC bilang uang itu diserahkan ke Pak Maruli. Jadi inisiatif ada pada Pak OC. Awalnya, saya juga tidak tahu ada uang untuk Pak 23-34°C

Surabaya

25-36°C

Denpasar

OC KALIGIS

Maruli karena tidak disiapkan sebelumnya,” katanya. Dugaan aliran uang Gatot ke petinggi Kejaksaan Agung mencuat dari penyataan Evy dan Fransisca saat sidang terdakwa mantan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella beberapa waktu lalu. Fransisca menyebut, Evy menyiapkan US$ 20 ribu untuk Jaksa Agung HM Prasetyo. Uang itu diduga sengaja disiapkan Evy sebagai upaya pengamanan perkara korupsi dana bansos dari Kejaksaan Tinggi Sumut ke Kejaksaan Agung. Sisca menyatakan, uang sebesar itu belum termasuk jatah untuk Rio Capella. Sebelumnya, Maruli sudah membantah kabar miring tersebut. “Saya katakan, itu tidak benar karena sampai saat ini tidak ada buktinya,” ujarnya. Pra25-34°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

setyo juga mengaku tidak pernah berhubungan dengan Gatot, Evy, Rio Capella, dan Fransisca, apalagi menerima uang terkait dugaan pengamanan kasus bansos. “Silakan saja mereka menyebut berulang kali tidak apa-apa. Yang jelas saya tidak pernah menerima uang. Saya jamin itu,” katanya. Pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar meminta KPK turun tangan menyelisik dugaan aliran uang Gatot Pujo ke petinggi Kejaksaan Agung. KPK perlu mencari bukti lain memperkuat fakta hukum yang muncul di persidangan. “Sangat mustahil para saksi (Evy dan Fransisca) menyebut soal uang, kalau tidak mengetahui dan mengalami. Kalau kejadian ini benar, betapa rusak dan hancurnya dunia penegakan hukum kita.” O RIDWAN MAULANA Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG

HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN

Dari kanan, Presiden Lion Air Group Edward Sirait, Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus mantan Ketua Pengurus Besar HMI periode 1990-1992 Ferry Mursyidan Baldan, dan mantan Ketua PB HMI periode 1971-1974 Akbar Tandjung meresmikan kerja sama Lion Air Group dan HMI. Lion Air menjadi maskapai resmi Kongres HMI Ke-29 di Pekanbaru, 22-26 November 2015. BERITA DI HALAMAN A7


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.