SELASA, 22 MARET 2016 | Nomor 843 Tahun III
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
FLUKTUASI AYAM RUGIKAN PETERNAK
JITU MENDESAIN KAMAR BALITA
»A7
»C25
A
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Pengelolaan Air Harus Mandiri JAKARTA (HN) Penyediaan air bersih acap terbentur pengelolaan. Lantaran terbentur beban anggaran, pemenuhan instalasi perpipaan, penyediaan air menjadi terganggu. Padahal, subsidi yang diberikan pemerintah tak melulu harus terbentur persoalan anggaran Periset Bidang Iklim dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nusa Idaman Said mengatakan, subsidi bisa melalui pendampingan. Upaya tersebut, menurut dia, menjadikan penyediaan air bersih dapat dikelola langsung oleh masyarakat. Pendampingan, jelasnya, memungkinkan masyarakat mengoperasikan instalasi sesuai karakter wilayah. Hal itu, kata Nusa, dapat menghilangkan kekhawatiran akan tingginya ongkos operasional. “Pendampingan hanya perlu waktu satu atau dua tahun sebelum sistem dapat berjalan sendiri. Hasilnya, warga bisa menikmati air bersih dengan merawat sendiri teknologi yang telah diberikan,” tuturnya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Senin (21/3). Apalagi, ia menambahkan, penerapan teknologi minim pipa akan menghasilkan harga mahal, terlebih dengan dikelola swasta. “Keuntungannya nyaris tidak ada, kecuali menjual air dengan suhu tinggi yang tentunya memberatkan warga,” ujarnya. Hasil pendampingan di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Tasikmalaya, Jawa Barat, pengelolaan air berimbas keuntungan. Usai pendampingan, warga ponpes bisa menjual air dalam kemasan, termasuk menyalurkan ke penduduk sekitar. Menurut Nusa, hasil penjualan dapat digunakan untuk Jakarta
23-34°C
Bandung
20-32°C
ANTARA | IRSAN MULYADI
Pendampingan masyarakat untuk mengelola instalasi air diyakini menjadi solusi.
RUANG PERAWATAN TERBATAS Puluhan pasien menjalani rawat inap di dalam tenda darurat di RS Polri Said Sukanto, Jakarta, Senin (21/3). Terbatasnya ruang rawat inap di beberapa rumah sakit pemerintah menjadi kendala dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan.
PENAMBAHAN 5 SPAM REGIONAL Durolis, Riau
1.650 liter per detik Kartamantul, Yogyakarta
200 liter per detik Mojokerto - Lamongan
150 liter per detik Keburejo, Jawa Tengah
200 liter per detik Petanglong, Jawa Tengah
400 liter per detik Sumber: Kementerian PU dan PR
» BERITA TERKAIT DI A12 & A13 Semarang
24-37°C
Yogyakarta
merawat dan membayar biaya operasional instalasi. Kini, warga ponpes tak lagi khawatir akan ketersediaan air bersih. “Yang penting adalah pendampingan, sehingga masyarakat bisa mengelola sendiri,” imbaunya. Ihwal rencana pendirian lima Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), menurut Nusa perlu diperbaiki. Itu karena SPAM hanya berdiri di kota dengan ketersediaan akses air tawar. Seharusnya, kata Nusa, “SPAM juga berdiri di desa, karena ada wilayah yang punya (sumber) air tawar tapi tak memiliki akses.” Sekjen Kemenpupera Taufik 23-34°C
Surabaya
25-36°C
Denpasar
Widjojono mengatakan, pendirian SPAM untuk melayani 1.546.807 jiwa. Pelayanan tersebut melalui 386.702 unit sambungan rumah. Jumlah itu, kata dia, sesuai target 2016, yakni sebanyak 916.980 sambungan rumah. “Target 2015 hingga 2019 kami berharap bisa memfasilitasi 26,1 juta sambungan rumah dalam SPAM. Tentunya kami optimistis bisa mencapai target, karena telah terpetakan dalam 11 paket SPAM bernilai Rp 68,87 miliar yang terbagi dalam tiga paket,” ungkapnya. Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan25-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
an (KLHK) Arief Yuwono menuturkan, perhatian masyarakat terhadap pentingnya air bersih, termasuk pengelolaan sumbersumber air, semakin mencuat. Saat ini, KLHK tengah menggencarkan Program Kampung Iklim (ProKlim). Tujuannya, jelas arief, meningkatkan pemahaman masyarakat ihwal perubahan iklim dan dampaknya, termasuk pengelolaan air bersih. “Sehingga terjadi perubahan pola hidup yang tahan akan risiko berubahnya iklim, serta rendah emisi karbon yang disesuaikan dengan prioritas, kebutuhan, pemahaman dan kapasitas masyarakat di wilayah setempat.” O ROSMHA WIDIYANI | AHMAD REZA Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG