SELASA, 22 NOVEMBER 2016 | Nomor 1038 Tahun IV
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
PIALA AFF 2016
EKI UPDATE V 2.0
TUNTUTAN LIBAS FILIPINA
KALA SHINTA JADI SOSIALITA
»B17
»C25
AFP | MARTIN BERNETTI
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
JAKARTA (HN) Per tengahan
DOKUMENTASI BAREKSA
Juni lalu, Toko Tani Indonesia (TTI) dibentuk. Keberadaannya untuk menyediakan beras murah dan berkualitas bagi masyarakat. Beras yang dijual TTI dipasok dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang mau bermitra dengan Kementerian Pertanian (Kementan). “TTI memotong rantai distribusi,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Gardjita Budi kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Senin (21/11). Menurut dia, produk didapat dari Gapoktan lalu dijual ke masyarakat dengan harga adil. “Petani mendapatkan untung dan masyarakat mendapatkan harga sesuai,” kata dia. TTI dibentuk sebagai salah satu solusi permanen pemerintah menstabilkan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Melalui pemotongan rantai distribusi yang panjang, harga pangan menjadi stabil. Umumnya, rantai distribusi sebanyak delapan sampai sembilan, melalui TTI di-
PESAN DARI LIMA
minimalisasi menjadi empat sampai lima. Saat ini, TTI tersebar di 33 provinsi dengan jumlah 1.400 toko. Tahun depan, TTI Center dibentuk di beberapa provinsi seperti Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Gardjita menyatakan, harga kebutuhan pokok yang fluktuatif membuat TTI merambah ke bahan pokok lain. Di antaranya daging sapi, cabai, bawang merah, bawang putih, minyak, gula, telur, dan daging ayam. Beberapa perusahaan swasta bekerja sama menyediakan bahan pokok, barang yang dipasok berkisar 100-200 kilogram. Pasokan disediakan mulai dari pagi hingga Pukul 14.00 WIB. Sementara pembelian dibatasi untuk mencegah pembelian skala besar dan dijual kembali. TTI dibeli untuk konsumsi langsung bukan untuk diperjualbelikan. “Dibatasi dua sampai lima kilogram pembelian. Kalau tidak, takut dipermainkan pembeli jahat,” kata Gardjita. TTI menyasar masyarakat menengah ke bawah. Pedagang daging beku sapi dan kerbau dari PT Indoguna Utama Laras mengatakan, setiap Senin hingga Sabtu menjual
Peserta Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) berpose bersama pada hari terakhir pertemuan di Lima, Peru, Minggu (20/11) waktu setempat atau Senin (21/11) WIB. Depan, kiri-kanan: Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Chile Michelle Bachelet, Presiden China Xi Jinping, Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski, Kepala Eksekutif Hong Kong Leung Chunying, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, PM Jepang Shinzo Abe, PM Korea Selatan Hwang Kyo-Ahn, dan PM Malaysia Najib Razak. Belakang, kiri-kanan: Menteri Perekonomian Meksiko Ildefonso Guajardo, PM Selandia Baru John Key, PM Papua Nugini Peter O’Neill, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay, Presiden Rusia Vladimir Putin, PM Singapura Lee Hsien Loong, Perwakilan Taiwan James Soong, Deputi PM Thailand Prajin Juntong, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan Presiden Vietnam Tran Dai. Pernyataan bersama para pemimpin APEC sepakat memertahankan perdagangan bebas di tengah bayang-bayang proteksionisme yang digelorakan Donald Trump, Presiden AS terpilih yang mulai resmi berkuasa per 20 Januari 2017. » Berita di Halaman A7, A8, A10
dua jenis daging tersebut masingmasing sebanyak 200 kilogram di TTI Center Pasar Minggu, Jakarta. Harga jual daging sapi per kilogram Rp 75 ribu sedangkan daging kerbau Rp 65 ribu per kilogram. khusus Jumat, daging sapi disediakan 300 kilogram dan daging kerbau 400 kilogram. Pengunjung TTI Center Ike mengatakan, untuk komoditas cabai, bawang, dan beras selalu tersedia setiap hari. Hanya, komoditas cepat habis dan ada pada pagi hari saja. “Barangnya lengkap setiap hari ada. Cuma harus pagi-pagi,” kata perempuan berusia 45 tahun itu. Ike berharap, ke depan TTI lebih banyak menyediakan varian komoditas untuk keperluan dapur. “Semoga tambah banyak lagi barangnya. Biar orang yang datang juga bertam-
bah,” kata dia. Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) M Maulana mengatakan, TTI tidak bisa menggantikan posisi pasar tradisional yang selama ini sudah ada. Pasar tidak sekadar tempat jual beli. Ada kultur terbentuk dari penjual dan pembeli serta sistem sosial. Hubungan antara penjual dan pembeli di pasar tidak mudah direplikasi TTI. Selain itu, TTI terbukti belum bisa meredam berbagai harga kebutuhan pokok yang sering fluktuatif. “Sulit mengubah TTI menjadi pasar, kenyamanan pembeli dan pedagang sudah terbentuk di pasar. Untuk memotong rantai distribusi pasar yang panjang itu perlu cara yang efisien dan efektif. TTI tidak efektif,” ujar Maulana.
RANTAI PASOK BERAS DI LUAR TTI
PETANI
PENGGILINGAN/ IMPORTIR
DISTRIBUTOR
Pemerintah, kata dia sebaiknya menilik persoalan lebih dalam dan menemukan solusi nyata untuk pemotongan rantai distribusi pasar. Salah satu contoh, membuat gudang pendingin atau cold storage khusus untuk komoditas yang mudah rusak. Selama ini, pemerintah belum memiliki gudang memadai untuk menampung sayur, buah, ikan, dan daging. Tidak jarang membuat harga komoditas tersebut menjadi fluktuatif ketika terdampak cuaca. “Dari pada TTI mending buka cold storage sebagai Badan Urusan Logistik (Bulog) dari sayur dan buah. Pedagang bisa ambil dari sana. TTI tidak berdampak banyak dengan dana yang ada. Buat apa bikin pasar baru,” kata dia. O DEDY DARMAWAN NASUTION | ELVI ROBIATUL ADAWIYAH
RANTAI PASOK BAHAN PANGAN DI TTI
SUB DISTRIBUTOR
AGEN
SUB AGEN
PEDAGANG GROSIR
PEDAGANG ECERAN
PETANI
KONSUMEN
TOKO TANI INDONESIA
GAPOKTAN
KONSUMEN
Sumber: Kementerian Pertanian
ATURAN KELOLA ASET PERLU DIBUAT » Jakarta
23-34°C
Bandung
20-30°C
A4
Semarang
INTENSITAS GEMPA DI JAWA TINGGI » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
A13 Denpasar
MA DIDESAK BONGKAR MAKAM MARCOS » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A15 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG