JUMAT, 23 OKTOBER 2015 | Nomor 722 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
PAJAK PENGHASILAN DIPERLONGGAR
PAGAR, TAK SEKADAR PENJAGA
»A7
»C25
» B17
PANDANGAN POSITIF Hasil imbang tanpa gol di Parc des Princes cukup adil bagi kedua tim.
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
HARI SANTRI NASIONAL
ANTARA | MOCH ASIM
Sejumlah santri mengikuti upacara di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (22/10). Kegiatan yang diikuti ratusan santri dan guru berbagai pesantren tersebut mengenang jasa pahlawan kemerdekaan sekaligus memperingati Hari Santri Nasional.
Data Pemilih Mulai Dimanipulasi Petahana berpotensi mengutak-atik DPT demi memenangkan pilkada. JAKARTA (HN) Sejumlah kerawanan maupun potensi kecurangan dinilai berpeluang muncul di daerah dengan calon petahana terkait penyelenggaraan Pilkada Serentak 2015. Salah satu celah yang mereka mainkan, manipulasi penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT). “Kajian kami menunjukkan kenaikan DPT cukup signifikan di daerah yang terdapat calon petahana. Normalnya naik atau turun DPT berkisar di dua persen. Lebih dari itu harus dicurigai dan patut menjadi perhatian Bawaslu,” kata Koordinator Nasional JPPR Masykuruddin Hafidz di Jakarta, Kamis (22/10). Kajian JPPR itu mengacu basis data DPT yang telah diumumkan KPU per 12 Oktober 2015 yaitu sebanyak 96.869.739 pemilih. Jumlah tersebut terdiri atas pemilih berjenis kelamin lakilaki 48.466.877 dan 48.402.861 pemilih berjenis kelamin perempuan. Data itu diperoleh dari seJakarta
25-34°C
Bandung
baran pemilih di 300 kabupaten/ kota, 3.591 kecamatan, 43.962 desa, dan 237.790 TPS. Menurut Hafidz, selisih kenaikan DPT paling tinggi di Kabupaten Halmahera Selatan, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Mandailing Natal sebesar 7 persen. Sebanyak 10 daerah lainnya kenaikannya 5-6 persen. Indikator kenaikan itu mengacu DPT Pilpres 2014. Sebagai contoh, DPT pilkada serentak di Kabupaten Halmahera Selatan tercatat 174.086 pemilih. Sedangkan DPT saat Pilpres 2014 di daerah itu hanya 161.807 pemilih. “Kalau naiknya terlalu tinggi
278 Petahana di Pilkada 2015
18-30°C
150 Kepala Daerah Berstatus Gubernur: 5 Berstatus Bupati: 118 Berstatus Wali Kota: 27
128 Wakil Kepala Daerah Berstatus Wakil Gubernur: 5 Berstatus Wakil Bupati: 103 Berstatus Wakil Wali Kota: 20
diduga ada permainan penyelenggara pemilu atau petahana. Bisa jadi ada kasus pemilih fiktif, pemilih sudah meninggal, dan pemilih di bawah umur, atau untuk penambahan suara,” ujarnya. Hafidz mengatakan, campur tangan petahana diduga kuat juga mempengaruhi penurunan DPT. Dibanding DPS yang dipublikasikan September 2015, penurunan signifikan antara lain di Kabupaten Nias Selatan 23 persen, Kota Binjai dan Kota Surakarta 19 pesen, serta Kabupaten Raja Ampat 17 persen. “Turunnya jumlah pemilih diduga dipicu petugas yang se-
jak awal sengaja tidak mendata pemilih di suatu daerah karena petugas tersebut sudah berpihak pada paslon tertentu. Saat mendata di suatu daerah, misalnya, banyak pemilih mendukung calon B sehingga ada keberpihakan. Ini juga tak terlepas dari faktor petahana. Penurunan memunculkan potensi penghilangan hak pilih,” katanya. Menurut Hafidz, akurasi data pemilih menjadi kunci mengukur kinerja penyelenggara pemilu memastikan hak pilih masyarakat serta menghindari penggelembungan suara. Akurasi data pemilih juga menjadi faktor tinggi
rendahnya angka partisipasi masyarakat pemilih hadir dan mencoblos di TPS. “Bawaslu dan Panwas perlu menyusun strategi pengawasan untuk menjamin hak pilih masyarakat, menghindarkan mobilisasi, mengidentifikasi pemilih fiktif, dan penggelembungan suara,” ujarnya. Anggota Bawaslu Nelson Simanjuntak mengatakan, kenaikan DPT terjadi dalam tiga bulan lebih dari ditetapkannya DP4 menjadi DPT. “Selain permainan di bawah, Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) tak turun langsung mendata penduduk yang telah memiliki hak pilih.” O ARIA TRIYUDHA
SELISIH DATA PEMILIH No Propinsi
DPSHP Pileg
DPT Pilpres
Selisih
%
DP4 Pilkada Selisih
%
DPS Pilkada Selisih
%
DPT Pilkada
1
BENGKULU
1.376.025
1.379.067
30.247
2,15%
1.409.314
21.622
1,51%
1.430.936
7.413
-1%
1.423.523
2
JAMBI
2.491.186
2.480.927
66.980
2,63%
2.547.907
95.431
-3,89%
2.452.476
12.993
-1%
2.439.483
3
SULTENG
1.914.456
1.935.646
75.623
3,76%
2.011.269
44.469
-2,26%
1.966.800
156.884
-9%
1.809.916
4
SULUT
1.878.451
1.887.055
27.235
1,42%
1.914.290
74.613
3,75%
1.988.903
49.771
-3%
1.939.132
5
SUMBAR
3.679.677
3.611.551
294.245
7,53%
3.905.796
360.553
-10,17%
3.545.243
64.157
-2%
3.481.086
6
KALSEL
2.822.715
2.820.304
22.293
0,78%
2.842.597
26.441
0,92%
2.869.038
10.525
0%
2.858.513
7
KALTENG
1.755.689
1.819.955
897
0,05%
1.820.852
44.662
2,39%
1.865.514
92.863
5%
1.958.377
8
KEPRI
1.204.264
1.323.627
7.910
0,59%
1.331.537
63.505
-5,01%
1.268.032
81.082
-7%
1.186.950
9
KALTARA
425.720
425.720
9.343
-2,24%
416.377
11.594
2,71%
427.971
2.660
1%
430,631
Sumber: Komisi Pemilihan Umum, JPPR Semarang
25-34°C
Yogyakarta
22-32°C
Surabaya
23-34°C
Denpasar
22-32°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG