SABTU-MINGGU, 24-25 DESEMBER 2016 | Nomor 1065 Tahun IV
Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-
CHELSEA vs AFC B’MOUTH
LIFESTYLE
BOXING DAY
OJEK SEPEDA SUNDA KELAPA
»B17
»C29
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
MUHAMMAD RAHMAN D PENELITI UTAMA LIPI
HARIAN NASIONAL | BAYU INDRA KAHURIPAN
» A8 A9 BERITA UTAMA POLITIK SEHAT DIYAKINI TERWUJUD
A3
»
12.058 SEKOLAH GELAR UNBK
A5
»
TEROPONG KALA ANAK MENJADI IBU »
A7
S
elalu ada cara mempertahankan hidup. Apa pun kondisinya, manusia berupaya terus hidup dan menghidupi kehidupan mereka melalui kerja. Dengan demikian, kerja dan pekerjaan menjadi daya hidup. Bukan sekadar mengisi perut kosong, namun kerja sebagai sarana eksistensi. Pun para warga Kampung Cacing di pinggiran Sungai Cisadane, Tangerang, Banten. Hampir tiap hari, mereka mengais anugerah alam berupa cacing sutera yang hidup di lumpur di dasar sungai. Sebuah pekerjaan yang tak banyak orang geluti, namun hasilnya mampu menopang keberlangsungan hidup keluargakeluarga mereka. Menggunakan sampan sederhana, mereka menggumuli Sungai Cisadane yang airnya tengah tenang mengalir. Kekuatan tangan menebar jaring khusus menjadi khas. Gum-
JABODETABEK MEREDAM AMUK SI JAGO MERAH »
A10
EKONOMI BATIK AIR BUKA DUA RUTE BARU »
A11
GLOBAL ROHINGYA MERETAS ASA
» A15 Jakarta
23-34°C
Bandung
20-30°C
Semarang
22-32°C
Yogyakarta
Selalu ada tantangan di tengah perjuangan mempertahankan hidup. palan lumpur berisi cacing Mereka sebenarnya ingin mesutera diangkat. Lalu, gumpalan miliki lapak sendiri, namun itu dikumpulkan di lantai khu- modal menjadi alasan utama. sus untuk mengampar. Guyuran Bahwa ada konsumen yang langair memisahkan lumpur dan sung mendatangi rumah-rumah mereka, itu berkah tersendiri. cacing-cacing. Begitu sederhana, namun Per gayung berisi cacing sutera, bukan berarti tak ada tantangan. menjadi sumber suka cita meKala air sungai meluap dan reka karena dari sana lah, uang alirannya deras, bukan waktu bisa mereka dapat. Tantangan lain, cacing sutera yang tepat untuk menjala. Itulah masa-masa yang membuat war- di dasar Sungai Cisadane tak ga di sana harus menangguhkan jauh dari rumah mereka, belum tentu berhasil ditangkap sedikit waktu untuk meraup dalam jumlah banyak. hasil tangkapan. BERKAH Dalam kondisi seperti Selain itu, sebagian DARI itu sementara pesanan besar di antara mereka DASAR SUNGAI CISADANE banyak, mereka harus sekadar kuli. Artinya, rela mencari ke daerah ada bos yang me» A2 lain, semisal Bogor. Kenminta mereka bekerja dati jarak dari rumah terkala orderan menunggu.
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
bilang jauh, mereka tetap tegak berdiri menziarahi ladang penghidupan. Kekhawatiran lainnya, rumah-rumah bilik bambu yang mereka tinggali rawan digusur. Posisi di bantaran sungai, menjadi incaran Pemkot Tangerang demi lingkungan yang dilabelkan tertata. Isu penggusuran sering mereka dengar. Kecamuk batin tentu mereka akrabi. Ke mana lagi akan tinggal kalau rumah digusur? Lalu bagaimana mereka menyambung hidup nanti? Andai rumah-rumah mereka digusur, tuntas sudah Kampung Cacing. Bagaimanapun juga, kaum urban ini manusia. Pembangunan memang sebuah keniscayaan, namun tetap perlu memanusiakan manusia bukan? Semoga Pemkot Tangerang memiliki kebijakan yang berlandaskan nurani, bukan sekadar menggusur atas nama pembangunan. O Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG