KAMIS, 25 OKTOBER 2018 | Nomor 1588 Tahun VI
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
NUSANTARA
TRAVEL & LIFESTYLE
BANTUAN TAK MERATA DIKELUHKAN
MERAYAKAN SENTUHAN SENI ISLAMI
» A8
» A11
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Relokasi menjadi salah satu pilihan.
90 MENIT MENUJU PIALA DUNIA Selebrasi gelandang serang Timnas U-19 Indonesia Witan Sulaiman usai mengukir gol ke gawang Uni Emirat Arab pada laga pamungas penyisihan grup di SUGBK, Jakarta, Rabu (24/10). Kemenangan 1-0 membuat Indonesia semakin dekat dengan Piala Dunia U-20 2019. Syaratnya, mengalahkan Jepang di perempat final. >> Berita di Halaman B17
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
JAKARTA (HN) Kenaikan upah pekerja yang terus dilakukan setiap tahun dinilai memberatkan industri. Tidak sedikit perusahaan yang merelokasi pabriknya ke daerah dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang rendah agar lebih berdaya saing. Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia Firman Bakri mengatakan, industri sepatu yang awalnya di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi melakukan relokasi pabrik hingga ke daerah lain untuk bertahan hidup. “Pekerja menuntut kenaikan upah di saat ekonomi nasional sulit dan dunia usaha tertekan persaingan global. Awal bulan nanti kita baru resmikan pabrik di Majalengka,” kata Firman di Jakarta, Rabu (24/10). Menurut dia, tidak sulit bagi industri merelokasi pabrik hingga ke daerah terpencil. Firman menilai, justru industri berkah karena pemerintah belakangan banyak membangun infrastruktur untuk konektivitas dan mobilitas. Di Jabodetabek, kata dia, Industri tidak bisa bersaing karena upah pekerja menjadi beban kedua setelah biaya operasional. “Biaya operasional bisa mencapai 60-70 persen. Setelahnya itu, upah pekerja,” ujarnya. Seharusnya, Indonesia harus bangga karena sepatu-sepatu yang diproduksi di dalam negeri memiliki kualitas tinggi dan digunakan di Eropa dan AS. Namun, sepatu yang beredar di Indonesia kebanyakan dari Vietnam dan Kamboja. Sepatu industri padat karya berorientasi ekspor yang bersaing global dan internasional. Pesaing berasal dari Vietnam, China, dan Kamboja dengan pertumbuhan 420 persen dari
PERINGKAT DAYA SAING DUNIA Peringkat pada 2018, berdasarkan penelitian 140 negara 100
Indonesia (urutan 45)
Amerika Serikat 1st
Luksembourg Israel
Singapura 80 60 40 20 0
Sierra Leone Jerman Mozambik Swiss Liberia Selandia Jepang Mauritania Baru Belanda Kongo Chile Lesotho Burundi Prancis Hong Kong Rusia Norwegia Inggris Brasil Swedia Korea Selatan Angola Venezuela Denmark Haiti Australia Zimbabwe Yaman Taiwan Finlandia Malawi Chad Kanada
Sumber: Forum Ekonomi Dunia
industri sepatu nasional. “Kalau tidak hati-hati mengelola daya saing industri, kita akan tersalip lagi,” kata dia. Direktur APINDO Research Institute Agung Pambagio mengatakan, keberlangsungan dunia usaha harus dilihat daya dukung ekonomi nasional. UMP
PELANGGARAN KAMPANYE PEMILU 2019 DIDOMINASI PESERTA » Jakarta
25-31°C
Bandung
Negara terpilih, skala penilaian dalam 1 - 100 Kurang berdaya saing Paling berdaya saing
20-30°C
Semarang
22-32°C
A3
Yogyakarta
di Indonesia sudah melebihi daya dukung kemampuan ekonomi sehingga upah tidak kompetitif. “Dunia usaha dengan sendirinya menyejahterakan pekerja jika kompetisi perusahaan itu lebih dari yang diharapkan,” kata dia. UMP, kata dia, hanya jaring pengaman supaya daya beli PROGRAM CETAK SAWAH DIKRITIK » 23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
masyarakat tidak menurun dan cukup. Semua perusahaan yang sudah sangat mampu harus meningkatkan pengupahan di atas UMP. Menurut dia, dunia usaha tidak keberatan jika produktivitas terpenuhi. “Bodoh kalau pertumbuhan tinggi tidak dibarengi kenaikan
A5 26-35°C
UMP karena akan kehilangan tenaga kerja ahli,” ujarnya. Pekerja, kata dia, selalu mengklaim upah minimum tidak cukup. Dia menilai, kalangan industri tertekan akibat permintaan lonjakan UMP sekitar 8,03 persen, apalagi ada yang meminta kenaikan upah di atas 20 persen. Padahal tanggung jawab pemenuhan kebutuhan hidup tidak semua ditanggung perusahaan. Pemerintah juga berperan seperti bantuan kesehatan dan pendidikan. “Jadi jangan timpakan beban kepada industri. Kita akan tertinggal jauh,” ujarnya. Forum Ekonomi Dunia melaporkan, peringkat daya saing Indonesia tahun ini di posisi 45 dengan skor 64,9. Daya saing ini turun dari tahun lalu di peringkat 36 dan posisi 41 pada 2016. Posisi Indonesia masih kalah dari Singapura, Malaysia (peringkat 25), dan Thailand (peringkat 38). O DIAN RISKI ROSMAYANTI
KREMLIN SIAP BAHAS PERTEMUAN PUTIN-TRUMP » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG