Harian Nasional

Page 1

SELASA, 25 FEBRUARI 2014 | Nomor 173 Tahun I

Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-

Serba Serbi Sandal

Thailand Bantah Jual Beras Murah »A7

»C25

A

»B17

Kegembiraan Karaiskakis

LEAGUE

NASIONAL H A R I A N

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

Mulai Beroperasi

ANTARA | FANNY OCTAVIANUS

Bus Wisata Jakarta mulai beroperasi melintasi sejumlah objek wisata di Jakarta, Senin (24/2). Lima unit bus wisata tingkat mulai beroperasi dilengkapi pemandu dari pukul 09.00 - 21.00 WIB dengan rute Bundaran HI - Sarinah Museum Nasional - Pasar Baru - Gedung Kesenian Jakarta - Masjid Istiqlal Istana Merdeka - Monas - Balaikota - Sarinah Bundaran HI.

50 Bahasa Daerah Terancam Punah JAKARTA (HN) Sekitar 50 dari 742 ba­ hasa daerah di Indonesia terancam punah. Ini membuktikan penggunaan bahasa ibu semakin terancam eksistensinya. Bahasa daerah terancam punah jika penuturnya kurang dari 500 orang. Ketua Harian Komisi Nasional Indo­nesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Arief Rach­ man mencotohkan kasus di Papua yang hanya ada 50 orang penutur bahasa ibu asli. “Kalau mereka meninggal, punahlah bahasa itu,” ujarnya kepada H ­ ARIAN ­NASIONAL di Jakarta, Senin (24/2). Berdasarkan penelitian UNESCO, penggunaan bahasa ibu berpengaruh ter­ hadap tumbuh kembang anak. Seorang anak yang sejak kecil hingga remaja telah menggunakan bahasa ibu akan memiliki kemampuan berpikir lebih baik. Arief menuturkan, semangat pelestari­ an bahasa ibu telah dilakukan UNESCO dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional tiap 21 Februari. Langkah Jakarta

23-31° C

Bandung

22-29° C

itu sebagai pengingat betapa penting ba­ hasa ibu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di Indonesia. Ma­ syarakat Indonesia, kata Arief, umumnya memiliki minimal dua bahasa. Langkah konkret yang perlu dilaku­ kan dengan memasukkan bahasa ibu ke dalam muatan lokal di sekolah. Selain itu, memanfaatkan tulisan bahasa ibu sebagai nama jalan sehingga mudah dihafal. Kemdikbud juga menjalankan program revitalisasi bahasa untuk mencegah pu­ nahnya bahasa daerah. Revitalisasi dimak­ nai sebagai upaya menciptakan bentuk dan fungsi baru tertentu terhadap suatu bahasa. “Revitalisasi dilakukan kalau sebuah baha­ sa masih mungkin dihidupkan,” ujar Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Ba­ hasa Kemdikbud Sugiyono. Dia mengatakan, revitalisasi dilakukan dengan mengumpulkan generasi tua se­ bagai penutur dan generasi muda sebagai pewaris untuk membahas pelestarian ba­ hasa daerah. Untuk sastra, sudah dimulai dengan proyek Lamut di Banjamasin, Kali­ mantan Selatan. Lamut adalah salah satu genre Sastra Banjar atau kerap diartikan sebagai cerita bertutur menggunakan alat

Semarang

24-31° C

Yogyakarta

22-30° C

YANG HILANG & TERANCAM

Indonesia memiliki 742 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dari sejumlah itu, hanya sembilan yang memiliki sistem aksara, yaitu Aceh, Batak, Lampung, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Sunda, dan Sasak. Sejumlah bahasa dinyatakan punah, sementara lainnya terancam punah (dengan jumlah penutur tersisa 5-500 orang).

PUNAH

HARIAN NASIONAL | JOKO SUTRISNO

Saat ini sembilan bahasa daerah di Papua yang sudah punah karena penuturnya sangat sedikit.

Surabaya

TERANCAM PUNAH

PAPUA Bahasa Bapu, Darbe, dan Wares (Kab Sarmi); Taworta dan Waritai (Jayapura); Murkim dan Walak (Jayawijaya); Meoswar (Manokwari); Loegenyem (Raja Ampat); Sarmie (Waisor) . MALUKU Bahasa Ibu (Maluku Utara) SULAWESI Bahasa Tolitoli (Sulawesi Tengah)

PAPUA Bahasa Mapia (1 penutur) Bahasa Tandia (2 penutur) Bahasa Bonerif (4 penutur) Bahasa Saponi (10 penutur) MALUKU Bahasa Hukumina (1 penutur) Bahasa Kayeli (3 penutur) Bahasa Nakaela (5 penutur) Bahasa Hoti (10 penutur) Bahasa Hulung (10 penutur) Bahasa Kamarian (10 penutur) Bahasa Salas (50 penutur)

musik sejenis gendang. Guru Besar Fakultas Ilmu Pengeta­ huan Bahasa Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Multamia RMT Lauder mengatakan saat ini puluhan bahasa daerah punah. 23-33° C

Denpasar

23-32° C

Hujan Lebat

SULAWESI Bahasa Budong-budong (70 penutur) Bahasa Dampal (90 penutur) Bahasa Bahonsuai (200 penutur) Bahasa Baras (250 penutur) NUSA TENGGARA Bahasa Sikka (NTT, kurang dari 500 penutur)

KALIMANTAN Bahasa Lengilu (10 penutur) Bahasa Punan Merah (137 penutur) Bahasa Kareho Uheng (200 penutur) SUMATERA Bahasa Lom (50 penutur)

Sumber: Balai Bahasa Kemdikbud RI, 2013

“Penelitian kami, di Papua paling ba­ nyak. Saat ini ada sembilan bahasa daerah di Papua yang sudah punah karena berada di wilayah terpencil dan penutur sangat se­ dikit,” katanya. l TSULIS A ZAHRI | EKO B HARSONO Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.