JUMAT, 26 JANUARI 2018 | Nomor 1375 Tahun V
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
YEOVIL TOWN vs MAN UNITED
NAPAS BUDAYA DALAM RASA
DEBAR DEBUT ALEXIS
»A11
»B17
A
JAKARTA (HN) Pemerintah didorong untuk bisa menerapkan langkah maupun pemetaan konkret jangka panjang terkait upaya pemenuhan gizi masyarakat. Pasalnya, kasus stunting (tubuh pendek) imbas gizi buruk di Indonesia menunjukkan peningkatan. “Harus ada skema penanganan yang baik dan pemetaan kondisi masing-masing daerah,” kata Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi Indonesia Minarto usai diskusi terkait peringatan Hari Gizi Nasional di Jakarta, Kamis (25/1). Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi atau jumlah kasus anak di bawah usia lima tahun (balita) yang mengalami stunting meningkat menjadi 29,6 persen. Pada 2016, kasus ini tercatat hanya 27,5 persen. Hasil PSG 2017 lainnya mengungkapkan tentang penurunan kasus stunting pada anak usia di bawah dua tahun, dari 21,7 persen menjadi 20,1 persen. Prevalensi kurus atau wasting, terjadi penurunan di tingkat balita menjadi 9,5 persen. Kasus gizi buruk dan penyakit campak di Kabupaten Asmat, Papua, turut mengungkap belum semua anak di Indonesia terjamin dari segi pemenuhan gizi. Minarto menjelaskan, pemerintah memang dihadapkan tantangan besar untuk penanganan masalah gizi. Beberapa daerah dinilai sulit terjangkau. Persoalan lain tidak hanya menyangkut akses pelayanan kesehatan. Daerah-daerah yang mengalami masalah gizi pun tidak mendapatkan informasi lengkap mengenai cara hidup sehat. Minarto berpendapat, hasil PSG bisa dijadikan modal untuk menyelesaikan permasalahan gizi. Ia menilai, kunci penyelesaian masalah gizi adalah pola penuhi asupan makanan sesuai kebutuhan. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memahaminya. Hal ini membuat permasalahan gizi tidak hanya
FOTO-FOTO: AFP | BAY ISMOYO
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
PEMANTAUAN STATUS GIZI
2017 514 kab/kota di 34 provinsi berpartisipasi dalam pelaksanaan PSG 2017 (100 %)
Pemantauan Status Gizi, prevalensi kasus balita penderita stunting meningkat dibandingkan 2016.
25-32°C
Bandung
BERDASARKAN INDEKS BERAT BADAN MENURUT UMUR (0-59 BULAN)
3,8%
dialami orang miskin. Pemerintah, kata dia, juga harus menambahkan data-data lainnya sebagai pendukung. Dia menjelaskan, data pendidikan juga bisa dipakai untuk mengukur tingkat pengetahuan masyarakat yang akan disasar. “Selain pemetaan, siapkan sumber daya manusia, bangun koordinasi lintas sektor, dan
20-29°C
menyediakan logistik di daerah sasaran,” ujarnya. Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan, hasil PSG 2017 menunjukkan daerah di Indonesia menghadapi kasus gizi buruk tinggi, yaitu mencapai 14 persen. Anung mengatakan, secara umum persoalan gizi dihadapi
BALITA BERSTATUS GIZI BURUK
14%
BALITA BERSTATUS GIZI KURANG
Persentase underweight/berat badan kurang/ gizi kurang (gizi buruk + gizi kurang) pada kelompok balita (17,8%) lebih tinggi dibandingkan kelompok bayi di bawah usia dua tahun (14,8%) BERDASARKAN INDEKS TINGGI BADAN MENURUT UMUR (0-59 BULAN)
9,8%
BALITA BERSTATUS GIZI SANGAT PENDEK
19,8%
BALITA BERSTATUS GIZI PENDEK
Persentase stunting/pendek (sangat pendek + pendek) pada kelompok balita (29,6%) lebih tinggi dibandingkan kelompok bayi di bawah usia dua tahun (20,1%) MASALAH GIZI BALITA BERDASARKAN KELOMPOK UMUR Masalah gizi kurang, pendek dan gemuk, lebih tinggi pada kelompok balita (0-59 bulan), akan tetapi masalah kurus lebih tinggi pada kelompok bawah usia dua tahun (0-23 bulan) DISTRIBUSI KARAKTERISTIK MASALAH GIZI Dari 34 provinsi, 2 provinsi mempunyai masalah gizi kategori akut (pendek < 20 % dan kurus > 5% ) yaitu Bali dan DI Yogyakarta. Dari 514 kabupaten/kota, 6 kabupaten/kota kategori baik / masalah gizi rendah (pendek <20% dan kurus <5% ) yaitu Kota Tomohon, Kota Denpasar, Kota Palembang, Klungkung, Muaro Jambi dan Tanah Bumbu Sumber : Kemenkes
Pemda Harus Introspeksi, Jangan Asal Salahkan Rakyat
Gadis kecil Papua (kiri) mendapatkan perawatan sembari terbaring di lantai tanpa alas dan dua balita (atas) bermain di sebuah rumah sakit yang menangani pasien campak serta kurang gizi di Agats, Ibu Kota Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1).
» A2
BANTUAN KHUSUS DIFABEL DI PEMILU MENDESAK » Jakarta
Dari target 154.200 balita, berhasil dikumpulkan 170.891 balita (110%) dan 162.922 balita (105,7%) yang dapat dianalisis
Semarang
A3
24-32°C
WINGS AIR DONGKRAK PEREKONOMIAN DAERAH » Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-33°C
Denpasar
A5
25-32°C
setiap daerah. Jenis persoalan yaitu gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, hingga stunting. Berdasarkan tinggi badan menurut usia, lanjut dia, persentase anak balita stunting di Indonesia mencapai 9,8 persen. Sementara anak pendek mencapai 19,8 persen dan normal sebesar 70,4 persen. Anung menegaskan, PSG 2017 dapat membantu Kemenkes mengatasi permasalahan gizi ke depannya. Sebab, kini pemerintah memiliki data by name dan by address anak-anak yang menderita kekurangan gizi serta stunting. “Kami akan mendorong puskesmas melakukan pendekatan keluarga untuk mendampingi perkembangan gizi anak-anak tersebut,” katanya. Anung menjelaskan, masalah gizi ke depannya harus ditangani di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Untuk pencegahan, lanjut dia, Kemenkes fokus terhadap 1.000 hari pertama kehidupan. Kemenkes, juga berupaya menyiapkan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bayi, dan balita. Sementara kementerian dan lembaga lainnya diharapkan bisa memenuhi kebutuhan lain, seperti sanitasi, air bersih, dan jaminan ketersediaan pangan. “Pengetahuan masyarakat juga harus ditingkatkan. Mereka harus bisa memilih, mengolah, dan menyajikan bahan makanan yang ada disekitarnya,” katanya. Terkait masalah di Kabupaten Asmat, Anung menyatakan, Kemenkes sudah berusaha mengatasi sebaik mungkin. Dia menilai, penyelesaian masalah di Kabupaten Asmat sudah mencapai 80 persen. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat menyatakan, Program Keluarga Harapan juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan gizi. Kemensos, menyiapkan sekitar 4,5 miliar untuk mendukung pemenuhan gizi 49.558 ibu mengandung. O ALVIN TAMBA
TURKI DAN AS MAKIN TEGANG » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG