KAMIS, 26 MARET 2015 | Nomor 548 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
IMPOR GULA MENTAH
WAR REMNANTS MUSEUM
Pengusaha Lokal tak Dilindungi
Penanda Perjuangan Rakyat Vietnam
»A7
»C25
A
HANTU MASA LALU Dendam personal dan martabat “Raja Samba” memenuhi benak Dunga.
B17 DINAMIS DAN MENCERAHKAN
REUTERS | ANEES MANSOUR
YAMAN SEMAKIN MENCEKAM
Warga Aden, Yaman, yang dicekam kepanikan berusaha berlindung di posisi aman saat baku tembak milisi Houthi dengan kekuatan loyalis Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di markas Angkatan Darat di kota pelabuhan tersebut, Rabu (25/3). Milisi Houthi terus merangsek maju menuju Aden yang dijadikan basis Presiden Mansour Hadi mengonsolidasikan kekuatan setelah ia terusir dari Ibu Kota Sanaa. » Berita di A2
PERBATASAN BUTUH PERHATIAN
Pemerintah diharapkan mampu mengatasi persoalan kesehatan di wilayah terluar.
JAKARTA (HN) Pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan masih menjadi barang mahal. Bupati Malinau, Kalimantan Timur, Yansen Tipa Padan mengatakan kondisi kesehatan di wilayahnya sangat memprihatinkan. Meski seluruh daerah yang berbatasan dengan Malaysia itu telah bertengger Puskesmas, namun tenaga medis masih jauh dari harapan. “Tenaga medis sangat kurang dan pola rekrutmennya tidak berpihak pada upaya mengatasi persoalan,” tuturnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (25/3). Ia berharap Menteri Kesehatan (Menkes) serta Menteri Pedayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) dapat berkoodinasi guna mengatasi persoalan. Menurut Yansen, pola rekrutmen yang disiapkan jangan hanya mencatatkan tenaga medis, yakni dengan menyiapkan 50 formasi Jakarta
24-33° C
Bandung
penerimaan, tapi tak ada satu pun yang lulus. Kondisi ini dinilai menjadi persoalan. “Sebenarnya tidak menjadi ukuran orang pintar bertugas di pedalaman. Kami berharap pola rekrutmen disesuaikan dengan kondisi daerah,” imbaunya. Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Willem Foni, berharap sistem pengobatan rumah sakit wilayahnya seperti yang diterapkan di Timor Leste. Di negeri jiran itu, kata dia, tiap orang berobat tidak perlu menunjukkan kartu. Kondisi ini yang diakui Willem membuat warga Belu lebih memilih berobat di Timor Leste, selain karena faktor kedekatan, juga mudahnya mendapatkan pelayanan kesehatan. “Ini sangat disayangkan.” Pelayanan medis menjadi mudah diterima masyarakat. “Kenapa kita tidak bisa seperti negara yang baru merdeka itu? Tanpa kartu pun orang bisa dengan mudah berobat. Yang namanya kartu pendaftaran belum semua orang punya, karena informasi dan ketidaktahuan mereka. Saya yakin
22-31° C
Semarang
24-32° C
Yogyakarta
Kenapa kita tidak bisa seperti negara yang baru merdeka itu? Tanpa kartu pun orang bisa dengan mudah berobat.
Tenaga medis sangat kurang dan pola rekrutmennya tidak berpihak pada upaya mengatasi persoalan.
WILLEM FONI
YANSEN TIPA PADAN
PLT BUPATI BELU
BUPATI MALINAU
Menkes bisa melakukan hal serupa seperti di Timor Leste,” katanya. Ia berharap wilayah perbatasan jangan sampai memunculkan istilah “6 T” (terdepan, tertinggal, terpencil, tertipis, tercecer, dan termiskin). Bupati Simeulue, Aceh, Riswan NS meminta Menteri Kesehatan Nila Moeloek dapat memberikan harapan di wilayah perbatasan. “Tambah satu T lagi (terperhatikan), itu harapan kami,” tuturnya. Saat dikonfirmasi, Menkes
mengakui masih banyak masyarakat yang belum tersentuh pelayanan kesehatan. Alasannya, kata Nila, “Karena mereka (warga perbatasan) belum terinformasikan.” Terkait persoalan tenaga medis, pihaknya mengaku telah meminta Kemenpan-RB tidak menerapkan moratorium. “Tapi untuk mengangkat sebagai PNS, memang masih menunggu. Tentunya tidak bisa cepat. Saya kira ini harus dimengerti, karena harus dilakukan
23-33° C
Surabaya
25-33° C
Denpasar
24-33° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
perhitungan,” katanya. Saat ini, Kemenkes tengah berupaya melakukan penguatan pelayanan kesehatan primer dengan meluncurkan program Nusantara Sehat (NS). Program tersebut, jelas Menkes, terfokus pada upaya promotif dan preventif di wilayah perbatasan dan kepulauan. Program tersebut turut menempatkan tenaga kesehatan di Puskesmas daerah berbasis tim dengan delapan tenaga profesional, seperti dokter, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, ahli laboratorium, dan kefarmasian di 48 kabupaten. Dirjen Bina Gizi Kesehatan Ibu dan Anak, Anung Sugihantoro mengatakan, upaya promotif dan preventif akan dianggarkan melalui dana bantuan operasional kesehatan (BOK). Namun secara nasional, dana yang berjumlah Rp 1,2 triliun untuk 9.700 Puskemas itu dirasa belum cukup. “Kami berharap BOK bukan untuk menggantikan dana operasional yang menjadi tanggung jawab kepala daerah,” katanya. O WAHYU NUGROHO
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG