Harian Nasional

Page 1

SABTU-MINGGU, 26-27 SEPTEMBER 2015 | Nomor 700 Tahun III

Hari ini 40 halaman | Rp 3.000,-

A

TRAVEL

Paket Kebijakan Ekonomi Dipangkas

Kembara di Pantai Ayah

»A7

»C29

API ICARDI Inter harus ke Liga Champions musim depan, minimal dengan finish di tiga besar Seri A.

» B17 DINAMIS DAN MENCERAHKAN

Bersahabat dengan Buku PATUHI JADWAL LEMPAR JUMRAH

Tak sekadar membawa dunia dalam genggaman, penumbuhan minat membaca dapat mengubah pola hidup.

SOSOK

FIRMAN VENAYAKSA Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Nasional

» A8 A9

M

embacalah, maka Anda akan mengenal dunia. Begitu per umpamaan masyhur yang acap didekatkan dengan aktivitas membaca. Beragam informasi yang tersaji dalam sebuah buku akan menghantarkan dunia kepada Anda. Tapi, budaya membaca tampaknya belum hinggap di Indonesia. Alasannya, masyarakat sampai saat ini masih terkesan “membenci” buku dari rutinitas. Tak heran, jika merujuk data UNESCO, minat baca di Indonesia sekadar 0,01 persen. Artinya, dari 10 ribu orang, hanya satu yang memiliki minat membaca.

Survei tersebut juga menampakkan hal lain, yakni tak semua masyarakat di Indonesia betah untuk menghabiskan halaman buku dalam satu tahun. Kondisi ini berbeda 180 derajat dengan Malaysia. Di sana, dalam satu tahun, sedikitnya tiga buku habis dibaca. Sementara di Jepang, dalam satu tahun, lima sampai 10 buku tuntas terbaca. Padahal, menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (PPGPMB) Bambang Supriyo Utomo, membaca dapat mengubah pola hidup konsumtif menjadi produktif dan inovatif. “Tanpa membaca bahan

yang bersifat konstruktif, kita akan terus terjebak dalam pola konsumtif,” tuturnya kepada HARIAN NASIONAL, belum lama ini. Belum jamaknya minat membaca, ia nilai berlaku untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Bagi kalangan dengan pendidikan dan ekonomi cukup, budaya membaca acap menjadi rutinitas, tak hanya pribadi, melainkan turut tercermin di lingkungan keluarga. Tapi, budaya itu belum diberlakukan masyarakat dengan latar ekonomi dan pendidikan rendah. Menurut Bambang, kondisi paspasan syahdan membuat masyarakat lebih menomorsatukan

kebutuhan konsumsi. Masyarakat dengan latar itu dinilai perlu diberikan pemicu. Tujuannya untuk mengingatkan akan pentingnya membaca, termasuk meningkatkan budaya tersebut. Bambang mengatakan, katalisator umumnya berasal dari luar kehidupan masyarakat, seperti keberadaan taman bacaan masyarakat (TBM), tak sekadar di kota, tapi menyentuh pelosok daerah. “Namun, perlakuan utama tetap dari pemerintah daerah. Karena pemerintah pusat tak bisa selamanya membantu perpustakaan,” kata Bambang. O ROSMHA WIDIYANI

BERHARAP PADA TAMAN BACAAN | TERKENDALA ANGGARAN DAN KESADARAN »A2 Jakarta

26-33°C

Bandung

18-30°C

Semarang

25-34°C

Yogyakarta

22-32°C

Surabaya

23-34°C

Denpasar

22-32°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG

SEJUMLAH ANAK TENGAH MENIKMATI BUKU BACAAN DI PERPUSTAKAAN RUMAH SUSUN JATINEGARA, JAKARTA, JUMAT (25/9). — HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN

» A3


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Harian Nasional by Harian Nasional - Issuu