SELASA, 27 JANUARI 2015 | Nomor 492 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
KISRUH KPK vs POLRI
HANDYCRAFT
Investor Tunggu Penyelesaian Konflik
Kreasi Unik untuk Terkasih
»A7
»C25
A
PEP GUARDIOLA
PELATIH PEMENANG
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
B17
Urbanisasi di RI tak Terkendali JAKARTA (HN) U r b a n i s a s i menjadi salah satu persoalan besar yang dihadapi negaranegara Asia Timur. Hampir 200 juta orang pindah ke kota selama 2000-2010. Bank Dunia mencatat, jumlah ini setara populasi negara terbesar keenam di dunia. Laporan Bank Dunia berjudul East Asia’s Changing Urban Landscape: Measuring a Decade of Spatial Growth menunjukkan, secara keseluruhan wilayah perkotaan di Asia Timur berkembang rata-rata 2,4 persen per tahun selama dekade yang diteliti dengan lahan perkotaan mencapai 134.800 kilometer persegi pada 2010. “Urbanisasi yang pesat menjadi tantangan bagi Asia Timur, tetapi kita tidak bisa mengelola hal yang tidak bisa kita ukur,” kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Axel van Trotsenburg di Singapura yang di-relay di kantor Bank Dunia, Jakarta, Senin (26/1). Menurut Axel, data itu dirilis agar pemimpin-pemimpin kota mendapatkan pemahaman lebih baik dan mengambil langkahlangkah yang dapat memastikan pembangunan perkotaan bermanfaat, terutama bagi masyarakat miskin yang makin banyak pindah ke kota. Hal ini mengingat populasi di wilayah perkotaan Asia Timur tumbuh lebih cepat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 3 persen per tahun, meningkat menjadi 778 juta jiwa pada 2010 – jumlah terbesar dibandingkan wilayah mana pun di dunia. Eropa membutuhkan lebih dari 50 tahun mencapai angka pertumbuhan yang sama. Dari laporan ini diketahui, Asia Timur memiliki 869 wilayah perkotaan dan lebih dari 100 ribu penduduk menetap. TerJakarta
23-32° C
Bandung
HARIAN NASIONAL | YOSEP ARKIAN
Pada 2025, diperkirakan sebanyak 68 persen rakyat Indonesia tinggal di kota besar.
Sejumlah warga beraktivitas di sekitar rel kereta di kawasan Mangga Dua, Jakarta, Senin (26/1). Bank Dunia mencatat, urbanisasi di sejumlah kota besar di Asia Timur termasuk Jakarta, tak terkendali dan memunculkan persoalan sosial serius. Pada 2025 diperkirakan 68 persen rakyat Indonesia tinggal di kota besar.
dapat delapan kota megapolitan dengan jumlah penduduk lebih dari 10 juta orang yaitu Wilayah Pearl River Delta, Shanghai dan Beijing di China, Tokyo dan Osaka di Jepang, dan Jakarta, Seoul, serta Manila. Bank dunia menilai, Indonesia sangat “hemat” dalam hal penambahan lahan kota per orang yaitu jumlah lahan baru per orang kurang dari 40 meter persegi. Hal ini terkecil di kawasan Asia Timur dibandingkan Malaysia dengan 135 meter persegi per orang dan China 180 meter persegi per orang. “Jakarta menjadi salah satu megacity dunia diikuti Bandung dan Surabaya masing-masing dihuni 5-10 juta,” ujar Axel.
22-30° C
Semarang
25-32° C
Yogyakarta
Data ini juga menyebutkan, penduduk Jakarta bertambah 7 juta orang sejak 2000-2010 dengan tingkat pertumbuhan 3,7 persen per tahun. “Distribusi lahan kota dan penduduk harus mempertimbangkan kebutuhan di luar kawasan inti. Pada 2010, hanya 3,7 persen lahan kota berada di Jakarta. Sedangkan lahan kota provinsi mencapai 42 persen lebih tinggi dibanding kota di Asia Timur, kecuali China.” Bank Dunia juga mencatat, Bogor menjadi wilayah peningkatan penduduk terbesar dan Tangerang lahan kota terbesar di kabupaten. “Begitu kota-kota mulai dibangun, bentuk dan pola penggunaan tanah dibakukan untuk waktu yang lama. Kualitas 23-30° C
Surabaya
23-33° C
Denpasar
data seperti ini penting terus ditingkatkan guna memahami tren perluasan wilayah perkotaan sehingga pengambil kebijakan bisa bekerja berdasarkan informasi yang benar. Selain itu, mendukung pembangunan masyarakat adaptif serta berkelanjutan yang punya akses layanan publik, dunia kerja, dan perumahan,” kata Direktur Kelompok Bank Dunia, Global Practice bidang Sosial, Urban dan Pertahanan Marisela Montoliu Munoz. Senior Ahli Ekonomi Perkotaan World Bank Taimur Samad mengatakan, diperkirakan pada 2025 sebanyak 68 persen rakyat Indonesia tinggal di kota besar. Dia pun menilai, setiap 1 persen pertumbuhan masyarakat urban 24-32° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Indonesia hanya menghasilkan 2 persen pertumbuhan pendapatan. Sedangkan China mencapai 6 persen, Vietnam 8 persen, dan Thailand 10 persen. “Ini menunjukkan, Indonesia kalah jauh dari negara Asia Timur lainnya. Produktivitas pekerjaan masyarakat urban baru sangat rendah dan berpenghasilan sedikit,“ ujarnya. Dia mengatakan, solusinya sumber daya manusia harus dimatangkan sekarang. “Jangan tunggu sampai 20 tahun ke depan. Jepang hampir sama dengan Indonesia padat penduduknya, namun dukungan pemerintah kuat dalam pendidikan dan perkembangan teknologi.” O WAHYU NUGROHO Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG