KAMIS, 28 AGUSTUS 2014 | Nomor 346 Tahun I
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
A
Angin, Sumber Energi Bersih Skala Besar » C25
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
PASOKAN BBM AKAN DINORMALKAN » A7
PBB: ISIS PENJAHAT PERANG » A16
MENDUNG TEBAL ITALIA » B17
Jokowi Perlu Kesiapan Tinggi
ANTARA | NYOMAN BUDHIANA
Pertemuan empat mata selama dua jam di Nusa Dua Bali itu merupakan tradisi baru demi memperlancar proses transisi pemerintahan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan pertemuan empat mata dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8). Pertemuan tersebut membicarakan berbagai isu krusial menyangkut transisi pemerintahan.
Jakarta
24-33° C
Bandung
22-32° C
Semarang
23-33° C
Yogyakarta
21-32° C
Surabaya
JAKARTA (HN) Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akhirnya terealisasi di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8) malam. Pertemuan empat mata pertama kali sejak MK memutus perkara PHPU Presiden 2014 itu, berlangsung dua jam. Presiden SBY dan presiden terpilih Jokowi sepakat, pertemuan tersebut menjadi tradisi baru demi memuluskan transisi pemerintahan. “Dalam pertemuan pertama ini, Pak Jokowi saya minta menyampaikan pandangan sekaligus pikiran terkait halhal yang belum diketahui terkait agenda pemerintahan dan agenda negara yang sedang berjalan,” kata Presiden. SBY juga menyampaikan pandangan dan informasi agar Jokowi memiliki kesiapan lebih tinggi saat menjalankan pemerintahan mulai 20 Oktober 2014. “Kami bersepakat, apa yang kami bicarakan malam ini (tadi malam) ditindaklanjuti lebih teknis antara tim transisi Pak Jokowi dengan jajaran pemerintahan yang ada saat ini. Apakah terkait kebijakan dan program secara utuh yang berlangsung di negeri kita tahun 2014 dan 2015 mendatang,” tuturnya. Dengan dibukanya pintu konsultasi dalam rangka transisi pemerintahan tersebut, menurut SBY, tim transisi Jokowi-JK sudah bisa berkomunikasi resmi dengan jajaran pemerintahan. Jokowi mengaku, banyak meminta pandangan Presiden SBY terutama berkait dengan APBN 2015. “Teknis dan detail dibahas selanjutnya oleh tim transisi dengan kementerian dan lembaga terkait,” katanya. 24-34° C
Denpasar
23-31° C
Hujan Lebat
Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan, pertemuan kedua tokoh nasional tersebut merupakan sejarah baru di Tanah Air. Menurut dia, pergantian presiden sebelumnya selalu dipenuhi ketegangan mulai dari Soekarno ke Soeharto, Soeharto ke Habibie, Habibie ke KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Gus Dur ke Megawati, dan Megawati ke SBY. “Mudah-mudahan hal seperti ini bisa dilanjutkan presiden mendatang. Apalagi pada masa transisi, presiden saat ini dan presiden terpilih perlu komunikasi,” ujarnya. Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ari Dwipayana, senada. Menurut dia, tradisi baru yang ditempuh Presiden SBY dan Jokowi memperlancar proses transisi pemerintahan. “Ketika Jokowi dilantik nanti bisa langsung bekerja efektif. Sebuah tradisi yang sangat baik ini menguntungkan rakyat Indonesia. Program-program pemerintahan mendatang juga bisa langsung menyelesaikan masalah yang ada,” tuturnya. Menurut Ari, pertemuan tersebut bukan sekadar penyiapan pemerintahan saja. “Presiden SBY pasti memberikan transfer pengetahuan dan pengalaman ke Jokowi. Komunikasi yang baik antara SBY dan Jokowi bisa menghindari ketegangan-ketegangan yang terjadi pada masa transisi. Saya kira ini bisa diikuti jajaran pemerintahan di bawahnya,” katanya. Selama di Bali 27-29 Agustus, Presiden SBY menghadiri The Sixth Global Forum of the United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC). Presiden akan menjadi pembicara kunci saat pembukaan UNAOC di Nusa Dua Convention Centre, Jumat (29/8) pagi. Forum UNAOC bertujuan mendorong terciptanya harmoni antarperadaban, terutama menjembatani jurang peradaban termasuk antara Islam dan Barat. O CATUR NUGROHO
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah