SENIN, 28 AGUSTUS 2017 | Nomor 1256 Tahun IV
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
BURSA TRANSFER EROPA
PANTAI WEDI OMBO
BEREBUT RENATO
ZAMRUD GUNUNGKIDUL
»B9
A
»C17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Berantas Penyebar Kebencian Sindikat berita hoax Grup Facebook Saracen dinilai berpotensi menimbulkan perang saudara.
Peserta Parade ASEAN 50 melakukan kirab di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (27/8). Parade yang diikuti peserta dari negaranegara anggota ASEAN serta sejumlah negara sahabat ini dalam rangka HUT Ke-50 ASEAN.
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
JAKARTA (HN) Langkah Polri mengungkap pelaku (kelompok penyebar ujaran kebencian), fitnah, dan hoax (berita palsu) menuai apresiasi dari pemerintah. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendorong Korps Bhayangkara memberantas seluruh pelaku, sekaligus dalang di balik praktik jual beli ujaran kebencian di dunia maya (internet) tersebut. “Pemerintah mendorong (Polri) mengusut tuntas kasus dan mengungkap siapa pelaku serta (aktor) yang terlibat di belakang kelompok (Saracen), termasuk pihak yang memesan berita bohong (ujaran kebencian). Ini harus diberantas,” katanya di Jakarta, Minggu (27/8). Sindikat berita hoax Grup Facebook, yang dikenal dengan sebutan Saracen itu dibentuk pada 2016. Diduga, salah satu aktor yang tergabung dalam kelompok tersebut berkaitan dengan fenomena isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta 2017, yang membuat tensi politik memanas. Tjahjo mengimbau seluruh stakeholder menguatkan mekanisme kontrol dan pengawasan jelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. “KPU penting mengontrol dan mengawasi. Jika ada pasangan calon yang sengaja mengumbar kebencian dan fitnah harus ditindak tegas. Ini harus ada adu program dan konsep,” ujar Tjahjo. Dia mengakui, menghindari fenomena SARA dan ujaran kebencian bukan persoalan mudah karena bagian dari politik. Namun, kepolisian dan seluruh perangkat pemilu pasti bertindak tegas jika ada oknum atau kelompok yang mencoba memecah belah bangsa dengan isu-isu kontra produktif.
KIRAB PARADE ASEAN 50
RANGKAIAN PERISTIWA Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri menangkap Sri Rahayu 5 Agustus 2017 dan ditetapkan tersangka. z Dugaan: Melakukan ujaran kebencian, menyebarkan sejumlah konten yang berisi hinaan terhadap Presiden Joko Widodo, lambang negara, sejumpah partai politik, dan juga organisasi kemasyarakatan melalui akun media sosial Facebook. z Tersangka mendistribusikan puluhan foto dan tulisan dengan konten yang berisi penghinaan terhadap presiden, beberapa partai, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok, serta konten hoax lainnya.
26-33°C
Bandung
z Dugaan: Memulihkan akun Facebook Sri Rahayu yang telah dinonaktifkan penyidik. z Jaspriadi diduga terkait dengan tiga orang lain yang lebih dulu ditangkap polisi dalam kasus ujaran kebencian. Mereka yakini SR, Ropi Yatsman, dan Muhammad Faisal Tanong. Polri mendalami admin akun yang terlibat langsung dengan para tersangka. z Baru 27 GB yang sudah diperiksa penyidik Polri. z Masih ada sekitar 93 GB yang perlu diperiksa.
Sumber: Pusat Data HARIAN NASIONAL | POLRI
“Saya kira semua partai politik juga mendukung, termasuk KPU dan Komisi II terkait penyusunan PKPU. KPU bisa mendiskualifikasi paslon jika terbukti merusak proses demokrasi kita,” katanya. Syarat kesuksesan pilkada atau pemilu dilihat dari tingkat partisipasi politik yang baik dan
PEMERINTAH JAMIN ANGGARAN PEMILU » Jakarta
Berdasar pengembangan kasus, Polri kemudian menangkap Jaspriadi.
19-30°C
A2
Semarang
tidak politik uang. Selain itu tidak melakukan kampanye curang, menyesatkan, menghujat, dan memfitnah. Tjahjo mengatakan, telah mengirim tim dari Kemendagri ke 171 daerah pilkada guna mendeteksi dini hal-hal yang mengancam kelancaran pesta demokrasi, sekaligus memetakan dinamika LION AIR TIGA BESAR TERBAIK »
26-33°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
25-34°C
politik lokal. “Pilkada tahun depan aromanya pilpres. Tugas Kemendagri mengawasi 171 daerah dan menyiapkan ketersediaan anggaran,” ujar Tjahjo. Pengamat Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing berpendapat, sindikat berita hoax Grup Facebook Saracen dan laman saracennews.com berpotensi menimbulkan perang saudara, konflik sosial, politik, hingga perang antarnegara. Berita-berita hoax dan ujaran kebencian (hatespeech) dinilai dapat merusak opini publik. “Penyebar hoax jauh lebih berbahaya daripada koruptor karena yang dirusak adalah opini, pandangan, atau persepsi masyarakat. Ini ancaman bagi NKRI karena ada adu domba antaragama, suku, dan lain-lain. Jika NKRI menjadi taruhan, lebih berbahaya daripada pelaku koruptor,” ujar Emrus kepada HARIAN NASIONAL. Polisi, menurut Emrus,
A5
Denpasar
memproses hukum secara tegas para tersangka sindikat buzzer hatespeech Grup Saracen. Polri patut memberantas semua yang terindikasi, tak hanya menyisir pelaku di lapangan, tetapi juga pemilik agenda, pengucur dana, hingga pemesan berita hoax. Emrush berharap, kasus tersebut dapat dituntaskan maksimal dalam satu tahun. “Ini momentum bagi polisi untuk menindak tegas dan membongkar jaringan buzzer. Peristiwa ini jangan dianggap enteng dan harus dibongkar habis,” katanya. Menurut Kabag Mitra Biro Penmas Mabes Polri Kombes Pol Awi Setiyono, polisi masih mendalami admin akun yang terlibat langsung dengan para tersangka. Penyidik juga melakukan analisis barang bukti berupa data ujaran kebencian. “Baru 27 GB yang kami periksa. Masih ada sekitar 93 GB lagi. Tunggu saja perkembangannya,” ujar Awi. O RICAD SAKA | INDIANA MALIA
ROHINGYA TERUS TERGENCET » 23-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A7
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG