Harian Nasional

Page 1

JUMAT, 29 JANUARI 2016 | Nomor 800 Tahun III

Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-

BANDARA BARU KURANG EFEKTIF

MENYESAP JEJAK TEH

»A7

»C25

A

» B17

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

AWAS EFEK PERUBAHAN IKLIM

LANGIT JAKARTA TERTUTUP AWAN TEBAL – HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN

JAKARTA (HN) I n d o n e s i a termasuk salah negara yang harus ektra waspada terhadap perubahan iklim yang terjadi di belahan dunia. Salah satu risiko kemungkinan bakal dihadapi Indonesia ialah temperatur udara tinggi. “Jadi, di seluruh dunia akan mengalami perubahan iklim. Sebenarnya bukan ancaman perubahan iklim Indonesia, tetapi risiko. Temperatur akan naik di beberapa wilayah Indonesia berdasarkan forum UNFCCC di Paris akhir tahun lalu,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kemen-

PERUBAHAN IKLIM DUNIA 2015

terian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI Nur Masripatin kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Kamis (28/1). Indonesia, kata Nur, akan menghadapi La Nina akibat kenaikan temperatur udara dan risiko bencana alam seperti longsor yang menjadi bayang-bayang di banyak daerah. “Memperbaiki hulu yang rusak, karena akan berdampak ke hilir. Pastinya dengan cara memperbaiki lingkungan agar tidak terjadi longsor besar,” ujarnya. Karena itu, informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia segera dilakukan Kementerian LHK demi adanya persiapan lebih cepat dan mencegah bencana alam jika bisa dilakukan. Sebab, bencana alam juga akibat dari perilaku manusia. “Imbauan informasi tentang warning system untuk kekering-

Indonesia akan menghadapi La Nina akibat kenaikan temperatur udara dan risiko bencana alam. an panjang di daerah tertentu juga perlu. Risiko ini juga karena ulah manusia dalam perilakunya melebihi kapasitas lingkungan yang ada,” kata Nur. Terkait pembangunan, pada sistem informasi indeks kehutanan akan dijadikan sebagai fokus pembangunan. Nur tak memungkiri, banyaknya pemukiman di wilayah tidak tepat masih terjadi. “Lahan gambut akan menjadi perhatian kami saat ini. Karena banyak lahan gundul akibat kebakaran hutan,” ujarnya. Menteri LHk Siti Nurbaya Bakar mengatakan, cara menghadapi perubahan iklim ialah dengan penanaman tumbuhtumbuhan di seluruh wilayah. Menurut pengamatan Siti, tanah Indonesia untuk pertumbuhan tanaman memakan waktu lebih lama, apalagi hadir perkara kebakaran hutan. “Kami akan pakai bibit kecil-

kecil agar tumbuhnya lebih cepat, karena tumbuh bibit di tanah Indonesia cukup lama. Kami sudah siapkan bibitnya juga dari dalam negeri kok,” kata Siti. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andy Eka Satya turut menyerukan mengenai risiko Indonesia atas perubahan iklim. Pemanasan global menjadi perspektifnya lantaran memicu kenaikan permukaan laut. “Konsekuensinya beberapa pulau kecil dan terluar (Indonesia) terancam hilang. Secara kedaulatan atau batas negara sangat mengkhawatirkan.” Andi menjelaskan, perubahan iklim menyebabkan indikasi musim kemarau semakin panjang. Musim hujan pendek, tetapi intensitasnya semakin tinggi. “Artinya, potensi bencana hidrometeorologis (banjir, kekeringan) semakin sering terjadi,” katanya. Dalam hal ini, fokus perhatian

pemerintah ialah frekuensi cuaca dan iklim ekstrim semakin meningkat, termasuk intensitasnya. El Nino atau potensi La Nina dalam kaitannya dengan iklim akan dialami Indonesia. “Pada gilirannya rakyat kecil, misalnya petani, nelayan, petambak, dan sektor-sektor yang peka terhadap iklim atau cuaca akan terdampak. Misalnya, transportasi laut dan distirbusi logistik antarpulau, pariwisata, kesehatan, tentu pangan dan energi akan mengalami dampak besar.” Akibat perubahan iklim, puting beliung dengan kecepatan tinggi diperkirakan semakin sering muncul. Berdasarkan zona wilayah, BMKG memprakirakan puting beliung menimpa wilayah Bandung Selatan dan Blitar (Jatim). Perubahan iklim ekstrem kemungkinan besar terjadi di wilayah padat penduduk seperti Pulau Jawa dan Sumatera. O DENISA TRISTIANTY

Suhu rata-rata tahunan meningkat 0,3 derajat Celcius sejak 1990 | Musim hujan lebih lambat dan singkat, namun curah hujan lebih intensif sehingga meningkatkan risiko banjir | Variasi musim dan cuaca ekstrim meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, terutama di Selatan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi | Perubahan kadar penguapan air dan kelembaban tanah akan berdampak pada sektor pertanian dan ketahanan pangan | Kenaikan permukaan air laut akan mengancam daerah dan masyarakat pesisir | Di Bali, kerusakan lingkungan pada 140 titik abrasi dari panjang pantai sekitar 430 km. Laju kerusakan pantai di Bali diperkirakan 3,7 km per tahun dengan erosi ke daratan 50-100 meter per tahun | Indonesia menghadapi risiko kehilangan banyak pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat kenaikan permukaan air laut. SUMBER: INTERGOVERNMENTAL PANEL ON CLIMATE CHANGE (IPCC)

Jakarta

23-34°C

Bandung

20-32°C

Semarang

24-37°C

Yogyakarta

23-34°C

Surabaya

25-36°C

Denpasar

25-34°C

Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Harian Nasional by Harian Nasional - Issuu