RABU, 2 APRIL 2018 | Nomor 1452 Tahun V
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
AS ROMA vs LIVERPOOL
JEJAK LANGKAH “PAHLAWAN ASIA”
LAGA BESAR THE REDS
»A11
»B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN JAKARTA (HN) P e n a n a m a n investasi sepanjang kuartal I-2018 di kawasan luar Jawa tercatat menurun dibanding periode sama tahun 2017. Penurunan itu dinilai sebagai indikasi ekonomi kurang baik. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi pada kuartal pertama mencapai Rp 165,8 triliun atau 24 persen dari target Rp 765 triliun. Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat Rp 108,9 triliun (58,8 persen), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 76,4 triliun (41,2 persen). Berdasarkan kawasan, investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 111,8 triliun atau naik 23,5 persen dibanding kuartal I-2017. Namun, penanaman investasi di luar Jawa hanya Rp 73,5 triliun, turun 2,4 persen dibanding tahun lalu. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis mengatakan, penurunan itu bukan disebabkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) daerah luar Jawa yang belum optimal. Namun, lebih diakibatkan eksekusi penanaman modal yang cenderung pada proyek skala besar. “Proyek-proyek besar itu di Jawa, seperti pembangkit listrik, jalan tol, properti apartemen itu di Jawa,” kata Azhar kepada HARIAN NASIONAL, Senin (30/4). Azhar belum dapat memastikan tren investasi luar Jawa ke depan. Namun, peluang peningkatan investasi di luar Jawa masih terbuka. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, sesuai tren bisnis, investasi di kuartal I selalu lemah. Tidak perlu khawatir dengan kondisi tersebut. Meski begitu, menanggapi pengaruh potensi penguatan nilai mata uang dolar yang terus berlanjut, BKPM terpaksa kembali hanya fokus megaproyek yang memberikan keuntungan besar. Di satu sisi, antisipasi jangka pendek tetap berupaya meningkatkan investasi di Pulau Jawa. “Sebab itu yang paling
Eksekusi Mayoritas Proyek Skala Besar Masih di Jawa PMDN
25-31°C
Bandung
BERDASARKAN LOKASI KONSTRUKSI
Rp 25,3 T (33,2%)
PERUMAHAN, KAWASAN INDUSTRI DAN PERKANTORAN
LAINNYA
Rp 13,0 T (17,1%)
LAINNYA
US$ 2,7 M (33,7%)
US$ 1,9 M (23,1%)
TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN
INDUSTRI LOGAM DASAR, BARANG LOGAM, MESIN DAN ELEKTRONIK
Rp 10,4 T (13,6%)
Rp 7,8 T (10,2%)
INDUSTRI MAKANAN
Rp 10,3 T (13,4%)
LOKASI
JAWA TENGAH
TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN
US$ 0,6 M (6,9%)
Rp 9,6 T (12,5%) INVESTASI (Rp Miliar)
PROYEK
10.250,33
402
REALISASI INVESTASI KUARTAL I-2018 BERDASARKAN SEKTOR, LOKASI, PROYEK, DAN NEGARA ASAL
US$ 1,4 M (17,9%)
TRANSPORTASI, GUDANG DAN TELEKOMUNIKASI
LISTRIK, GAS DAN AIR
LISTRIK, GAS DAN AIR
US$ 0,9 M (10,5%)
PERTAMBANGAN
US$ 0,6 M (7,9%)
INVESTASI (US$ Juta)
LOKASI
BERDASARKAN NEGARA ASAL
PROYEK
JAWA BARAT
2.255,07
753
1.494,75
1.160
DKI JAKARTA
8.828,99
134
DKI JAKARTA
KALIMANTAN TENGAH
7.089,58
100
BANTEN
874,45
412
JAWA BARAT
6.747,40
324
RIAU
532,82
71
NEGARA ASAL
INVESTASI (US$ Juta)
PROYEK
SINGAPURA
2.648,2
1.331
JEPANG
1.362,0
375
KOREA SELATAN
940,0
517
CHINA
676,2
529
HONG KONG
516,1
336
Virgin Islands (Inggris) 378,0
280
6.188,01
420
JAWA TENGAH
437,24
158
DI YOGYAKARTA
4.846,76
56
PAPUA
366,99
50
KALIMANTAN SELATAN
3.850,08
42
SUMATERA UTARA
243,24
164
AMERIKA SERIKAT
372,2
83
BANTEN
3.827,88
167
SULAWESI TENGAH
228,43
84
MALAYSIA
274,6
312
KALIMANTAN BARAT
2.515,08
126
SUMATERA SELATAN
226,72
82
BELANDA
170,4
140
BALI
204,71
322
AUSTRALIA
135,3
176
JAWA TIMUR
KALIMANTAN TIMUR
2.174,15
84
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
gampang. Tentu membangun Indonesia dari pinggiran jadi komponen utama. Namun, mungkin terpaksa (fokus) ke realisasi investasi yang berlokasi di Jawa,” kata Thomas. Strategi peningkatan percepatan investasi melalui Online Single Submission (OSS), kata Thomas, juga perlu waktu diterapkan penuh. OSS akan diluncurkan bulan ini. Terdapat 590 pemerintah daerah (pemda) hingga tingkat kabupaten/ kota yang harus memproses seluruh perizinan investasi me-
JANGAN ABAIKAN NASIB PENEGAK HUKUM » Jakarta
PMA
BERDASARKAN SEKTOR
20-30°C
A3
Semarang
lalui sistem daring. Thomas menilai, OSS kebijakan reformasi ekonomi yang paling ambisius di pemerintahan sekarang. “Ini kalau mau realistis sudah pasti harus diimplementasikan bertahap. Tidak mungkin bisa program ambisius dilakukan serentak,” ujarnya. Thomas mengaku, beberapa investor besar masih menilai reformasi perizinan dan berbagai insentif fiskal pemerintah masih belum sepenuhnya memuaskan. Adapun kebijakan Tax Holiday dan Tax Allowance yang baru di-
luncurkan, masih membutuhkan waktu hingga hasil terlihat. “Diperlukan reformasi yang jauh lebih radikal dari yang kita lihat selama ini,” ujarnya. Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, harga komoditas pertambangan dari luar Jawa mengalami peningkatan. Industri pariwisata yang dikembangkan pemerintah di luar Jawa juga berkembang pesat. Namun, investasi justru menurun. “Ini indikasi kurang baik. Mestinya ada beberapa potensi
LION AIR GROUP RAIH TOP 5 CHANGI AIRLINE AWARDS » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
A5 26-35°C
yang bisa mendorong investasi luar Jawa lebih tinggi. Penurunan ini cukup mencolok,” katanya. Faisal menilai, perlu asistensi dan dialog intensif antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat sudah mengeluarkan insentif fiskal seperti pajak. Namun, daerah tetap ada kepentingan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Tanpa harmonisasi pusat dan daerah, apa pun arahan pusat tidak akan efektif.” O DEDY DARMAWAN NASUTION
IAEA ‘’MENTAHKAN’’ PAPARAN NETANYAHU » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG