SENIN, 30 JULI 2018 | Nomor 1516 Tahun V
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
SPORTS
EKSTRAVAGANZA LEHENGA
SILVA BERSINAR UNTUK CITY
»A11
»B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
JAKARTA (HN) Peluang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) terbuka lebar menyusul pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan pimpinan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (24/7), malam. Dalam koalisi oposisi, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum ditemui SBY untuk berkonsolidasi politik. Menurut Direktur Pencalonan Presiden PKS Suhud Alinudin, elite partainya menunggu pertemuan dengan Demokrat membahas kerja sama koalisi, termasuk capres-cawapres yang mengaitkan nama AHY. Sejauh ini, komunikasi yang dibangun PKS-Gerindra sudah mencapai 80 persen. Demi mencapai kesepakatan, parpol koalisi Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN perlu duduk bersama. “Kami menunggu pertemuan dengan (elite) Partai Demokrat. PKS sudah menangkap sinyal SBY bersedia kompromi,” katanya di Jakarta, Minggu (29/7). Sikap SBY yang sebelumnya bersikukuh menyodorkan AHY untuk disandingkan dengan Prabowo Subianto sebagai pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2019, sempat diperhitungkan Gerindra. Meski belum mencapai keputusan final, parpol koalisi seperti PAN dan PKS berpotensi pindah haluan, masuk barisan pemerintah karena kader yang mereka sodorkan seolah
tidak punya peluang. Dinamika politik yang terjadi belakangan ini cenderung membuat parpol koalisi, terutama PKS geram (cemburu sosial), karena terkesan diabaikan oleh Gerindra meski sudah menjalin hubungan baik sejak lama. Sementara Partai Demokrat yang baru-baru ini merapat ke Gerindra justru langsung mendapat respons baik dan diberi peluang dengan porsi tawar yang menggiurkan yakni cawapres. “Sebagai seorang negarawan dan mantan presiden, kami yakin Pak SBY bisa mencari titik temu,” ujar Suhud. Prabowo Subianto pekan lalu menyatakan membuka jalan bagi capres lain jika ada yang lebih baik. Artinya, Prabowo bersedia mundur dalam pencalonannya sebagai presiden melawan Joko Widodo. Namun, jajaran Partai Gerindra belum membahas detail siapa kandidat lain yang diusung, bahkan justru mendorong ketua umumnya itu tetap maju sebagai capres di Pemilu 2019. Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari berpendapat, komunikasi intensif antara Partai Demokrat dan Gerindra sebagai langkah politik demi memastikan kekuatan (fondasi) untuk melawan kubu pemerintah (petahana Joko Widodo). Demokrat-Gerindra, kata dia, harus berhati-hati mengambil keputusan karena PKS dan PAN yang berpotensi menjadi sekutu berada di posisi tengah.
164 CALON JAMAAH HAJI BATAL BERANGKAT » Jakarta
25-31°C
Bandung
20-30°C
A4
Semarang
ANTARA | AHMAD SUBAIDI
Parpol koalisi Gerindra perlu duduk bersama demi mencapai kesepakatan capres-cawapres.
PENGUNGSI GEMPA LOMBOK Warga (korban) gempa melaksanakan Shalat Ashar di pengungsian di lapangan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Selong, Lombok Timur, NTB, Minggu (29/7). Para warga di Desa Sajang dan Desa Sembalun Bumbung memilih tidur di tenda pengungsian karena masih berpotensi gempa susulan yang menurut data stasiun Geofisika BMKG Mataram terjadi sebanyak 145 kali hingga terakhir pada pukul 17:45:04 WITA dengan magnitude 3.1.
Dia memprediksi, jika Demokrat ngotot memaksakan AHY sebagai cawapres, sementara Gerindra mengingkari janji koalisi dengan PKS, salah satu bisa tersingkir. Bukan mustahil, peta koalisi akan berbalik arah. “Bisa saja Pak SBY membuat siasat menggolkan AHY sebagai cawapres, apalagi Prabowo sudah memberi sinyal membuka jalan bagi capres lain jika ada yang
Tawar menawar antara Gerindra dan Demokrat sangat alot. Ini yang membuat koalisi oposisi belum solid. UJANG KOMARUDIN DIREKTUR EKSEKUTIF INDONESIA POLITICAL REVIEW (IPR)
lebih baik,” kata Qodari. Menurut dia, dinamika capres-cawapres tak luput dari kejutan-kejutan. Gugatan ambang batas pencalonan presiden dan masa jabatan cawapres yang diajukan Partai Perindo bersama pihak terkait Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tengah berproses di Mahkamah Konstitusi (MK) juga potensial menimbulkan kejutan. “Dalam dunia politik, semua bisa terjadi. SBY ke Joko Widodo pun mungkin.” Tadi malam, Ketua Umum Partai Gerindra berencana melakukan pertemuan lagi dengan SBY di kediaman Prabowo, Jalan Kertangera, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Namun, agenda itu ditunda dan akan dilangsungkan hari ini. Penundaan pertemuan kedua elite politik (Gerindra dan Demokrat) itu lantaran kubu partai besutan Ketua Umum SBY tersebut masih melakukan rapat majelis tinggi.
LION AIR GROUP AKAN BUKA 6 RUTE INTERNASIONAL » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
A5
26-35°C
BERITA DI HALAMAN
» A2, A9
Informasi yang dihimpun HARIAN NASIONAL, SBY juga berencana bertemu Presiden PKS Sohibul Iman hari ini di Hotel Grand Melia, Jakarta, pukul 19.30. Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan, elite partainya masih mencari titik temu dengan pihak oposisi. Meski mengakui berpotensi koalisi dengan Partai Gerindra, tetap perlu kesamaan persepsi terutama menyangkut posisi cawapres AHY. Manuver Demokrat menemui sejumlah elite koalisi Gerindra selama ini berupaya mengetuk pintu parpol pendukung Prabowo Subianto dalam pilpres. “Terkait hal teknis dan krusial belum ada kesamaan persepsi,” ujar Jansen. Ketua Partai Gerindra Nizar Zahro optimistis pertemuan Prabowo dengan SBY bisa menguatkan peta dukungan. “Semoga dapat menemukan titik terang menuju Pemilu 2019.” O ARIF RAHMAN
BADAI JONGDARI TERJANG JEPANG » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG