JUMAT, 31 OKTOBER 2014 | Nomor 408 Tahun II
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,Cloud
NAPOLI vs AS ROMA
MATAHARI KEMBAR
Social Media
A
Need to revitalise your internal IT systems?
Cloud Solutions from IndonesianCloud can help
Mobility Big Data Analytics
» B17
www.indonesiancloud.com
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
KENAIKAN BBM BERSUBSIDI: BESARAN HARGA MASIH DIHITUNG » A7
KULINER DI ERA DIGITAL » C25
PERSIAPAN BOM AIR BNPB
ANTARA | WAHDI SEPTIAWAN
Sejumlah kru bersiap di sekitar Helikopter MI-171 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelum terbang di landasan Bandara Sultan Thaha Jambi, Kamis (30/10). BNPB mengerahkan Helikopter MI-171 untuk menjatuhkan bom air di areal penggunaan lain (APL) seluas hampir 100 hektare di Desa Gedong Karya, Kumpeh Ilir, Kabupaten Muarojambi, yang terpantau terdapat titik api.
Dialog Jadi Faktor Penentu Konflik KIH dan KMP yang tak berkesudahan dipasatikan menghambat pemerintahan Jokowi-JK. JAKARTA (HN) K e g a d u h a n politik yang tak berkesudahan antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) semakin memertontonkan pada masyarakat, wajah suram dan tidak menghadirkan parlemen penuh harapan. Oleh karena itu, elite partai politik di Senayan diminta mentransformasikan upaya rekonsiliasi nasional yang telah dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Jakarta
24-34° C
Bandung
dan Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais. “Seharusnya semangat dialog yang dimulai Jokowi, JK, Prabowo, Ical, dan Amien Rais ditindaklanjuti lapis kedua (DPR). Ini yang belum kita saksikan,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie di Jakarta, Kamis (30/10). Menurut Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu, pengelompokan di DPR dan reaksi keras KIH membentuk pimpinan DPR tandingan merupakan kegagalan wakil rakyat mentransformasikan upaya rekonsiliasi tersebut. “Ini mengkhawatirkan karena ditangkap vulgar oleh rakyat. Kami sedih dan sangat menyayangkan,” ujarnya. Jimly mengatakan, pemandangan wajah parlemen kali ini me-
22-32° C
Semarang
24-34° C
Yogyakarta
rupakan pengalaman pertama dalam sejarah. Keterpecahan DPR dalam dua kubu yaitu KMP dan KIH memerlihatkan partai politik belum move on pascapemilu. “Kita semua punya tanggung jawab moral memberikan dorongan supaya mereka bersedia saling mendengarkan,” katanya. Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun juga menyayangkan dualisme di parlemen. “Ini pengelompokan pilpres yang belum selesai. Ketika dihadapkan pada pemilihan alat kelengkapan dewan, mereka ribut lagi,” ujarnya. Dia berharap, kebekuan dan kebuntuan politik itu segera diselesaikan internal DPR. Jika berlarut, kondisi itu membuat wakil rakyat tak bisa menjalankan fungsi maksimal. Konflik itu juga dipastikan menghambat 24-32° C
Surabaya
18-29° C
Denpasar
jalannya pemerintahan. “Pemerintahan Jokowi-JK dilematis. Saya sudah dengar dari kedua kubu, kalau satu kubu mengundang satu menteri, yang lain juga mengundang. Kalau menteri diundang dua kubu, mau datang ke mana? Pemerintahan Jokowi-JK akan tersandera kalau berlarut-larut dan yang dirugikan tentu kita karena kita sudah memilih dengan baik,” tuturnya. Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi (SIGMA) Said Salahudin mengaku gelisah, persoalan internal PPP melahirkan persoalan baru dengan dibentuknya pimpinan DPR tandingan. “Itu dua hal berbeda. Boleh-boleh saja punya kepentingan berbeda dan enggak selesai. Tetapi enggak serta-merta harus dikaitkan dengan persoalan baru,” ujar dia. 24-34° C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, KIH ceroboh karena mengeluarkan mosi tidak percaya pada pimpinan DPR sekaligus membentuk pimpinan baru. Mosi tidak percaya tidak dengan sendirinya berlaku tanpa pengakuan anggota DPR lain. “Jika dihitung komposisi KIH dan KMP, jelas mosi tersebut dengan sendirinya tertolak. Dengan hanya mengantongi sekitar 33 persen suara di DPR, pengajuan mosi tidak percaya akan kandas. Penetapan unsur pimpinan DPR versi KIH juga tak akan mendapatkan dukungan mayoritas. Pemilihan unsur pimpinan tanpa dukungan mayoritas dengan sendirinya tidak berdasar dan legitimasinya rendah,” katanya. O HERMAN SINA | ARIF KUSUMA » Berita terkait di halaman A3 Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah