SENIN, 3 APRIL 2017 | Nomor 1143 Tahun IV
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
CHELSEA vs CRYSTAL PALACE
LIFESTYLE
CHELSEA TERANCAM
SEMARAK STORIES
»B17
»C25
A
MULAI 31 MARET 2017
DENPASAR
BRISBANE
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Perceraian Jadi Tren Sebanyak 70 persen gugatan diajukan perempuan.
ANTARA | R REKOTOMO
JAKARTA (HN) Kasus perceraian di Indonesia tak lagi tabu. Sedari 2010 hingga 2014, menukil catatan Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA), dari sekitar 2 juta pasangan yang mencatatkan pernikahan, 300 ribu di antaranya berakhir perceraian. Dari jumlah itu, 70 persen gugatan perceraian diajukan perempuan. Menurut Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Ambar Rahayu, perceraian telah menjadi budaya dan tren baru di Indonesia. Bahkan, sambungnya, tidak sedikit keluarga merasa bangga telah bercerai. Hal ini turut menandakan adanya pergeseran budaya di Tanah Air. “Fungsi sosial keluarga tidak kuat karena perceraian akhirnya jadi tren. Masyarakat mulai mengikuti budaya dari luar sehingga ke barat-baratan,” kata Ambar kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Minggu (2/4). Perilaku masyarakat yang berubah sikap, termasuk ragam tontotan televisi, menurut Ambar, memiliki pengaruh besar terhadap karakter keluarga. Tayangan yang kurang mendidik dan menggambarkan buruknya kondisi keluarga, ia melanjutkan, menjadi hal wajar. Alhasil, kata Ambar, masyarakat menganggap peniruan tayangan dalam kehidupan tak lagi menjadi perangai buruk. “Karakter bangsa kita mudah terpengaruh, banyak ibu-ibu yang menyinetronkan kehidupan mereka,” ungkap Ambar. Di sisi lain, kata Ambar, kuatnya landasan agama yang dipraktikkan dalam keluarga membuat kasus perceraian rendah. Namun, ia mengingatkan, “fungsi agama yang diterapkan keluarga Indonesia hanya sebagai knowledge, tetapi tidak diimplementasikan. Kalau diterapkan jumlah perceraian tidak akan setinggi ini.” Untuk meredam fenomena, Ambar berharap pemerintah menyinergikan pe-
KARNAVAL SENI BUDAYA LINTAS AGAMA Peserta pawai membawa miniatur Gereja GPIB Immanuel (Gereja Blendug) saat mengikuti Karnaval Seni Budaya Lintas Agama, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/4). Karnaval bertujuan menjaga dan memelihara kerukunan antarumat beragama serta sebagai sarana mengembangkan potensi pendukung pariwisata.
A5
LONGSOR PONOROGO PT PAL PERKETAT PENGAWASAN »
Jakarta
25-31°C
Bandung
20-30°C
MENGAPA HARUS BERCERAI?
TIDAK HARMONIS
EKONOMI
CEMBURU
97.615
74.559
9.338
KASUS
KASUS
KASUS
TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
PIHAK KETIGA
81.266
25.310
KASUS
KASUS
PENGAJU PERCERAIAN PEREMPUAN (GUGAT CERAI) (G
70 %
Sumber: Badilag Mahkamah Agung
Ambar mengatakan, perempuan yang hendak menikah sebaiknya minimal berusia 21 tahun, sementara lelaki 25 tahun. Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin mengatakan, perceraian dianggap sebagai jalan menyelesaian persoalan, efek masih tingginya budaya patriarki. Bahkan, sambung, “UU Perkawinan masih menempatkan istri di bawah suami.” Ihwalnya banyaknya kasus perceraian, Mariana menilai turut disebabkan belum adanya kesetaraan antara suami dan istri. Alhasil, perceraian dianggap positif. Untuk menekan kasus, Mariana menyarankan, pemerintah membuat program khusus dalam kurikulum pendidikan. O INTAN NIRMALA SARI | ROSMHA WIDIYANI
DUA MENINGGAL, 26 DIYAKINI MASIH TERTIMBUN PEMKAB DIMINTA SEGERA RELOKASI KORBAN
A2 Semarang
ran kementerian. Alhasil, penanganan tak sekadar kampanye. Masyarakat, sambungnya, juga perlu diberikan pembekalan sebelum menikah. Menurut Ambar, kursus calon pengantin (suscatin) juga perlu dimaksimalkan. BKKBN telah mengumpulkan tokoh agama guna menyusun metode kursus hingga mampu mengurangi kasus perceraian. “Kami ingin suscatin diformalkan kembali.”
MALINDO AIR MENDARAT MULUS DI BRISBANE » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
A7
Denpasar
ETNIS MINORITAS ‘’MENGHUKUM’’ SUU KYI » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A15
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG