KAMIS, 3 MARET 2016 | Nomor 828 Tahun III
A
Hari ini 32 halaman | Rp 3.000,-
BUNGA KUR BEBANI PENGUSAHA
DUNIA HEWAN DARI BALIK KACA
»A7
»C25
JATIM PARK 2
» B17
HARIAN NASIONAL | AULIA RACHMAN
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
KENDARAAN PESERTA KTT LUAR BIASA OKI Pekerja menyiapkan mobil bagi tamu negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3). Sebanyak 49 negara dari 56 negara yang tercatat sebagai anggota OKI sudah mengkonfirmasi hadir dalam KTT yang digelar pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta itu.
“Biarkan AS Mengurus Hambali” Pemerintah tak ingin masalah yang dibawa terduga otak sejumlah teror itu berpindah ke Tanah Air. PEKANBARU (HN) Pemer intah Indonesia menegaskan tak ingin memindahkan masalah yang dibawa Riduan bin Isomuddin alias Hambali ke Tanah Air, seturut rencana Pemerintah AS menutup penjara Guantanamo di Kuba. “Dalam waktu dekat, kita akan berdialog dengan Amerika Serikat terkait nasib napi asal Indonesia Hambali yang mendekam di Guantanamo. Kita baru mau berbicara. Kita tidak ingin masalahnya berpindah ke sini,” kata Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan kepada HARIAN NASIONAL di Pekanbaru, Riau, Rabu (2/3). Menurut Menteri Luhut, “Dulu Amerika Serikat yang meminta Hambali. Untuk sementara, biarkan Amerika Serikat Jakarta
23-34°C
Bandung
yang mengurusnya dahulu.” Beberapa waktu lalu, Presiden AS Barack Obama membeberkan rencana penutupan penjara Guantanamo. Dalam keterangannya, Obama memaparkan rencana pengerahan dana US$ 290 juta-US$ 475 juta untuk memindahkan 91 tahanan teroris ke salah satu dari 13 fasilitas di AS. Namun, dia tidak menjelaskan nama fasilitas itu. Berulang-ulang Obama mencoba menutup penjara itu, namun mendapatkan tentangan Kongres, Kementerian Pertahanan, bahkan beberapa pihak di Partai Demokrat sendiri. Sebelumnya, setiap kali kampanye saat masih sebagai kandidat Presiden AS, Obama berargumen, penahanan jangka panjang tanpa persidangan bagi tahanan Guantanamo telah merusak citra AS. Menanggapi rencana Pemerintah AS itu, Menlu RI Retno LP Marsudi mengaku belum ada rencana khusus terkait pemindahan Hambali apakah ke Indonesia atau ke negara ketiga. “Be-
20-32°C
Semarang
24-37°C
Yogyakarta
REKAM TEROR HAMBALI 12 OKTOBER 2002 Diduga terkait bom Bali Dampak Peledakan Sari Club dan Padd’ys Bar 202 orang tewas
11 AGUSTUS 2003 Ditangkap di Thaliand, ditahan di Yordania sebelum dipindahkan ke Guantanamo
AGUSTUS 2009 Amerika Serikat meyakini Hambali terlibat bom Bali 2002 Analisis tak terbukti lantaran kurang bukti Tetap ditahan dengan keterkaitan teror di Indonesia Sumber: Pusat Data Harian Nasional
lum ada. Tetapi, kita terus memonitor perkembangan di AS,” ujarnya. Pengamat Kontra-Terorisme Harits Abu Ulya berpendapat, Hambali sebaiknya dikembalikan ke Tanah Air kecuali se23-34°C
Surabaya
25-36°C
Denpasar
cara yuridis sudah tak diakui sebagai WNI. “Hambali tak pernah diadili transparan dengan delik tuduhan terorisme, tetapi mendapatkan perlakuan dengan label teroris atas keputusan politik AS serta pengadilan tertutup versi negeri itu dengan undang-undang terorisnya,” katanya. Menurut dia, publik juga ingin tahu nasib dan keberadaan Hambali yang nyaris tak tersentuh Pemerintah Indonesia. “Saya rasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, jika dia dikembalikan ke Indonesia,” ujarnya. Dia mengatakan, pemerintah bisa menunjukkan kepada rakyat dan dunia, memperlakukan Hambali sesuai koridor hukum dan masih mempertimbangkan sisi humanis tak seperti cara AS menangani isu terorisme. “Hambali adalah salah satu WNI korban pengadilan dan hukuman brutal tak manusiawi Pemerintah AS atas nama The Global War on Terrorism. Pemerintah kita boleh waspada jika Hambali dibawa ke Indonesia, tapi tak 25-34°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
boleh paranoid yang melahirkan kondisi kontraproduktif,” kata Harits. Hambali dan istrinya Noralwizah Lee Abdullah (warga negara Malaysia) ditangkap dalam operasi bersama Polisi Thailand dan CIA pada 11 Agustus 2003. Pada 2006, Human Rights Watch (HRW) mengabarkan, Hambali dipenjara di Yordania. Pada 2006, Presiden AS George W Bush mengetahui adanya perpindahan 14 tahanan teroris CIA ke Guantanamo, salah seorang di antaranya Hambali. Sedangkan Noralwizah Lee Abdullah ditahan pihak Malaysia. Hambali yang disebut-sebut dekat Osama bin Laden dianggap sebagai otak dalam beberapa aksi teror di Indonesia, termasuk peristiwa bom malam Natal pada 2000 dan bom Bali pada 2002. Pada 8 September 2006, Pemerintah Indonesia meminta Hambali dipindahkan dari AS untuk diadili di Tanah Air. Namun, permintaan itu ditolak Pemerintah AS. O ARIF KUSUMA | DION B ARINTO Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG