Harian Nasional

Page 1

SELASA, 5 SEPTEMBER 2017 | Nomor 1261 Tahun V

Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-

KOLOMBIA vs BRASIL

A

K-POP GAK CUMA JUAL TAMPANG

TANTANGAN BERAT KOLOMBIA »B9

»C17

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

Benahi Birokrasi Olahraga Kemenpora dituntut mampu sederhanakan birokrasi anggaran dan lembaga.

AFP | KEMENLU MYANMAR | HO

JAKARTA (HN) P e n u r u n a n prestasi di SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi tamparan keras dunia olahraga Indonesia. Langkah tegas Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membangkitkan taji Merah Putih sangat dinanti, mengingat target lebih berat bakal dihadapi Indonesia pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Persiapan atlet menuju SEA Games jauh dari ideal. Rumitnya birokrasi pencairan anggaran membuat pemusatan latihan nasional (pelatnas) tak kondusif karena keterlambatan pembayaran akomodasi pelatnas, uang saku atlet dan pelatih, pengadaan alat latih dan tanding, hingga pembatalan tryout sejumlah cabang olahraga (cabor) ke luar negeri. Wajar jika raihan total 38 emas menjadi sejarah kelam prestasi Indonesia di SEA Games, koleksi emas terkecil sejak 1977. Birokrasi ini perlu disederhanakan. Jika tidak, jangan bermimpi masuk 10 besar di Asian Games 2018. Demi mengejar target tersebut dibutuhkan setidaknya 10-12 medali emas, dengan persaingan yang lebih kompetitif dari SEA Games. “Tentu kami harus berusaha maksimal terutama terkait pendanaan olahraga. Harus ada perubahan aturan sehingga bisa lebih fleksibel, dinamis, dan memudahkan cabor tryout, ataupun perpindahan pelatnas,” kata Menpora Imam Nahrawi usai Rapat Evaluasi SEA Games 2017 bersama Satlak Prima, KONI, KOI, dan seluruh federasi olahraga nasional di kantornya, Senin (4/9). Menurutnya, sistematika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak pas

DIPLOMASI RI AKHIRI KRISIS RAKHINE Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi (kiri) dan State Counsellor of Myanmar Aung San Suu Kyi di Naypyidaw, Ibu Kota Myanmar, Senin (4/9). Menlu Retno berkunjung ke Myanmar dalam rangka diplomasi mencari solusi atas krisis kemanusiaan di Negara Bagian Rakhine. >> Berita di Halaman A7

PATRIALIS AKBAR MENIMBANG BANDING » Jakarta

26-33°C

Bandung

19-30°C

A2

Semarang

MAYORITAS INFRASTRUKTUR DI ZONA GEMPA » 26-33°C

Yogyakarta

23-32°C

Surabaya

25-34°C

Denpasar

untuk olahraga yang dinamis dan memerlukan respons cepat. Sehingga, perlu gebrakan baru dan komitmen bersama agar olahraga menjadi prioritas nasional. “Dalam waktu dekat, saya akan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan (Sri Mulyani), BPK, dan pihak terkait. Ini bukan sekadar keuangan saja, tetapi juga ada peralatan (atlet). Jadi saya mohon semuanya bisa membantu dengan baik,” kata Imam. Selain itu, Kemenpora juga harus mengkaji ulang birokrasi lembaga olahraga, termasuk Program Indonesia Emas (Prima). Peran mereka kurang efektif saat mengurusi administrasi atlet atau sekadar memetakan kekuatan lawan. Padahal, Prima dibentuk sebagai kepanjangan tangan pemerintah merumuskan strategi pemenangan atlet. Sesmenpora Gatot S Dewa Broto membenarkan, keterlambatan pelayanan atlet dikarenakan minimnya komunikasi Prima. Meski penggunaan anggaran memerlukan persetujuan Sekretaris Negara (Setneg), proses 45 hari, dinilai tak masalah jika Prima bergerak cepat mengurus administasi. Apalagi, satu dari enam Satuan Kerja (Satker) bentukan Kemenpora sudah diberi mandat memenuhi kebutuhan Satlak Prima. “Keterlambatan uang saku karena anggaran APBN 2017 turun April. Namun, proses ke Setneg tak ada kendala. Hanya saja, usulan Prima terlambat, selalu mepet (waktunya),” kata Gatot. MASALAH KLASIK BERULANG PADA PERSIAPAN MULTIEVENT Keterlambatan uang saku Keterlambatan peralatan latih-tanding Minimnya suplemen bagi atlet Minimnya tenaga sport science

Ketua KONI Pusat Tono Suratman menilai, kebijakan masih menjadi persoalan utama Indonesia. Ia menilai, keterpurukan yang terjadi saat ini dikarenakan perubahan regulasi. Sebagai infomasi sejak diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) No 15 Tahun 2016, pengganti Perpres 22 No 2010, KONI tidak diikutsertakan lagi mengurus atlet ke multievent. Satlak Prima berhubungan langsung ke induk cabor anggota KONI tanpa koordinasi. Padahal UndangUndang Sistem Keolahragaan Nasional (UU SKN) tertulis tanggung jawab pembinaan atlet dipegang KONI. “Sudah tidak perlu lagi dipersoalkan, karena dari dulu itu-itu saja. Sekarang lebih baik fokus pada 11 bulan menuju Asian Games, bagaimana Indonesia tampil lebih baik. Kembalikan lagi fungsi unit-unit seperti dulu, Ketua KONI jadi Kasatlak Prima agar pertanggungjawaban prestasi lebih jelas,” kata Tono. Sementara itu, Wakil Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Muddai Maddang menyatakan, kegagalan Indonesia di SEA Games karena banyak target Prima meleset. “Salah satunya marathon. Tiba-tiba Singapura memperoleh emas yang tak terprediksi sama sekali. Ini berarti kelemahan kita membaca peta kekuatan lawan,” terangnya. Di sisi lain, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari berharap langkah tegas pemerintah mengurai kesemerawutan demi menciptakan pelatnas ideal. “Kalau tidak jjalan sistemnya apakah saling menyalahkan? Itu bukan solusi. m Kemenpora yang harus menjadi K lleader membenahi sistem terssebut,” terang Okto. O RIDSHA VIMANDA | BRIGITHA SESILYA

A4 23-34°C

LION AIR-WINGS AIR EKSPANSI RUTE » Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

A5

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.