JUMAT, 9 MARET 2018 | Nomor 1410 Tahun V
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
MAN UNITED vs LIVERPOOL
TREN SARAPAN PAGI SETENGAH SIANG
LANJUTKAN MOMENTUM!
»A11
»B17
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
PRESIDEN BAGIKAN KIP DI GRESIK
ANTARA | ZABUR KARURU
Presiden Joko Widodo (tengah) berdialog dengan seorang siswa dan guru saat penyerahan Kartu Indonesia Pintar dan Program Keluarga Harapan di Gor Tri Dharma, Gresik, Jawa Timur, Kamis (8/3). Penerima Kartu Indonesia Pintar di wilayah Jawa Timur sebanyak 2,19 juta siswa dan penerima Program Keluarga Harapan di Jawa Timur sebanyak 1,76 juta keluarga.
JAKARTA (HN) P e m e r i n t a h mendorong alternatif pengobatan penyakit ginjal kronis (PGK). Hal ini tidak terlepas dari besarnya pembiayaan yang harus ditanggung Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk pengobatan PGK. “Biaya penanganan penyakit ginjal berada di posisi dua tertinggi (melalui JKN) dengan pengeluaran sekitar Rp 6 triliun,” kata Kasubdit Rumah Sakit Pendidikan Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tengku Djumala Sari dalam diskusi memperingati Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Kamis (8/3). Tengku menjelaskan, ada tiga cara penanganan pasien gagal ginjal. Ketiga metode ini adalah cuci darah (Hemodialisis), Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), dan transplantasi ginjal. Menurut dia, saat ini mayoritas pasien ditangani dengan cuci darah. Biayanya cukup membebani JKN. Oleh karena itu, Tengku berujar, Kemenkes berencana meng-
kaji ulang kebijakan pembiayaan penyakit gagal ginjal agar biaya tanggungan JKN tidak membengkak. Menurut dia, upaya lain memperluas cakupan penanganan penyakit ginjal melalui CAPD yang juga ditanggung JKN. Sebab, biaya pengeluarannya dinilai lebih rendah karena penderita tidak harus melakukan pengobatan ke rumah sakit. Upaya menggencarkan alternatif pengobatan ginjal dengan CAPD juga dinilai perlu karena pasien baru terus meningkat setiap tahun. Sebagai contoh, pada 2016 tercatat 25.446 pasien baru. Pasien aktif 52.835 orang. Di sisi lain, terungkap sekitar 43,6 persen penderita yang menjalani cuci darah adalah perempuan. Tengku menuturkan, jika dikaitkan kondisi saat ini, akses cuci darah juga belum didapatkan seluruh pasien penyakit ginjal. Hal ini karena ketersediaan mesin hingga 2016 sekitar 6.604. Satu mesin hanya mampu menangani enam pasien per hari.
KETEPATAN WAKTU BATIK AIR-LION AIR TERBAIK » Jakarta
25-31°C
Bandung
20-30°C
Semarang
A5
22-32°C
“Namun, masalahnya cakupan pelaksanaan CAPD masih rendah (kurang 3 persen). Kami targetkan mencapai 30 persen pada 2019,” ujarnya. Menurut Tengku, kendala penanganan CAPD adalah minimnya sosialisasi. Selain itu, lanjut dia, kurangnya tenaga kesehatan yang kompeten dan belum ada payung hukum terkait pemasangan insersi kateter CAPD. Masyarakat dinilai juga masih enggan menggunakan CAPD karena harus melayani diri sendiri. Jumlah cairan yang dibutuhkan harus diperhitungkan. Tengku mengingatkan, dorongan pemanfaatan CAPD juga tidak otomatis menurunkan pembiayaan cuci darah. Sebab, perlu dilakukan perhitungan lebih detail. Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia Budi Hidayat berpendapat, pemanfaatan CAPD bisa mendorong efektivitas pembiayaan penyakit ginjal ke depan. Pemerintah harus TELUK JAKARTA KIAN TERCEMAR »
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
PASIEN DAN PENGOBATAN GAGAL GINJAL
2014-2019 di perkirakan
TARGET PEMENUHAN PENGOBATAN
100.000 pasien
2016 total
52.835 pasien ASUMSI JUMLAH PASIEN GAGAL GINJAL Pasien CAPD: 30.000 orang Pasien HD: 50.000 orang Transplantasi: 20.000 orang
30% Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
50% Hemodialisis (HD) atau cuci darah
20% Transplantasi ginjal Sumber: Kemenkes
berusaha keras untuk memenuhi target cakupan 30 persen. Budi menilai, salah satu strategi yang ditempuh adalah memberikan insentif kepada para dokter. Hal ini bisa dicantumkan dalam Indonesia Case Base Groups JKN. “Dengan begitu dokter lebih termotivasi menasihati pasien
A8
Denpasar
memakai CAPD,” ujarnya. Menurut Budi, masyarakat harus mengetahui kalau ada alternatif terapi untuk gagal ginjal. Selama ini, pasien lebih sering dianjurkan menerapkan cuci darah. Budi menilai, dokter enggan menyarankan penanganan dengan CAPD karena bisa menghilangkan pemasukan bagi rumah sakit. Sebab, pasien melayani mandiri di rumah. “Kalau pakai cuci darah juga menjadi pemasukan untuk rumah sakit,” katanya. Pasien, Budi melanjutkan, juga harus ekstra perhatian menerapkan CAPD. Ada potensi terjadi infeksi bila tidak bersih dalam penanganannya. Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia Aida Lydia menyatakan, siap bekerja sama dengan Kemenkes mempromosikan CAPD. Mereka berencana menggelar pilot project di Jawa Barat. “Regulasinya juga sedang dibuat.” O ALVIN TAMBA
‘’NERAKA’’ GHOUTA KIAN MEMBARA » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG