SABTU-MINGGU, 4-5 JANUARI 2020 | Nomor 1929 Tahun VII
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
EKONOMI
NAPOLI vs INTER MILAN
47 PESAWAT DILENGKAPI LION ENTERTAINMENT
SPIRIT BARU NAPOLI
» A5
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
D
GLOBAL IRAN BERSIAP BALAS DENDAM
» A11 NUSANTARA BANTEN TANGGAP DARURAT
» A13 KESRA PEMBAHASAN BIAYA HAJI DIKEBUT
» A14
E-REKAP JANGAN DIPAKSAKAN
» A15
GALERI SETELAH BANJIR SURUT
» A8 A9 Jakarta
24 - 31°C
HARIAN NASIONAL | BAYU INDRA KAHURIPAN
POLHUKAM
Pergolakan Seni Media Baru Berani Beradaptasi dengan Perubahan TERHUBUNG DENGAN ALAM PEDULI PRIVASI » A2 | KALA PEGIAT SENI MERETAS BATASAN ABSTRAK » A3
Bandung
20 - 29°C
Semarang
24 - 33°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
unia seni rupa Indonesia tidak ada henti dalam berinovasi. Setelah sebelumnya dihiasi dengan seni rupa kontemporer berupa instalasi, belakangan seni media baru bertumbuhan. Istilah seni media baru atau new media art memang masih terdengar asing di telinga masyarakat umum di negeri ini. Namun, jika dilihat dari perkembangannya secara global, seni ini sudah muncul pada 1834. Ini bermula dari penemuan foto bergerak bernama zoetrope. Seni media baru lambat laut semakin berkembang, didukung teknologi-teknologi canggih yang semakin mutakhir. Sebut saja penambahan teknologi berupa instalasi lampu berbentuk lingkaran yang digarap langsung oleh studio seni UVISUAL. Dalam karyanya, UVISUAL menggabungkan beberapa disiplin ilmu seperti seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Melalui penggabungan lintas disiplin tersebut, mereka mampu menciptakan karya spektakuler, Infinite Loop. Melalui lingkaran yang diberikan lampu LED, barisan seniman berusaha menampilkan instalasi solar system (tata surya) yang dipadukan dengan elemen visual dan energi psikologi. Dalam hal ini, mereka ingin menunjukkan perspektif peran manusia di dunia dan mencoba mengajak penikmat seni untuk beradaptasi terhadap perubahan. Meskipun sudah beberapa seniman mencoba terjun di dunia seni media baru, nyatanya perkembangan seni media baru di Indonesia tergolong lambat dibandingkan negara lain. Masyarakat dapat dikatakan masih berpaku seni klasik. Misalnya, karya berupa lukisan, patung, dan gambar yang merupakan hasil dari seni rupa. Akibatnya pemahaman mengenai karya seni media baru belum sepenuhnya diterima. Hal ini diakui pula oleh salah satu seniman Indonesia dari studio seni NOTANLAB, Agus Novianto. Dia melihat bahwa seni media baru masih sulit diterima masyarakat karena peminatnya terbatas (segmented). Namun, seiring perjalanan waktu, seni ini mulai merasuk ke masyarakat melalui penerapan yang dilakukan pemerintah. “Pemerintah mulai sadar sudah ada seni yang diperkenalkan secara interaktif. Misal di museum-museum sudah mulai menggunakan teknologi touchcreen (interaktif),” jelasnya kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. O BINTANG RAHMAT Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG