SABTU-MINGGU, 6-7 JULI 2019 | Nomor 1783 Tahun VI B
SABTU-MINGGU, 6-7 JULI 2019 | Nomor 1783 Tahun VI
MENGGAPAI MIMPI
ULANG KENANGAN DI PAMELINGAN
Oranje termotivasi memangkan trofi Piala Dunia pertama.
Madura United Antisipasi Kebangkitan PSM
» B11
» B15
Sports S
tadion legendaris Maracana, Rio de Janeiro, akan menjadi saksi ketika Brasil menghadapi Peru di final Copa America 2019, Senin (8/7) dini hari WIB. Brasil berhasil sampai final setelah melewati penampilan kontinental terbaik, kendati tanpa kehadiran megabintang Neymar. Selecao belum sekalipun ternoda. Gawang Alisson Becker bahkan masih suci, belum ada satu gol yang merobek jalanya. Sebaliknya, Peru sampai di akhir pementasan dengan mengejutkan. La Blanquirroja lolos 16 besar berstatus tim peringkat tiga terbaik. Di babak grup, pasukan Ricardo Gareca hanya sekali menang, satu imbang, dan sekali kalah. Satu-satunya kekalahan ketika bertemu tuan rumah Brasil, 23 Juni. Tak tanggung-tanggung, mereka dipermalukan lima gol tanpa balas. Namun, cerita itu sudah lewat. La Blanquirroja kini merupakan tim berbeda. Di babak 16 besar, Paolo Guerrero cs mampu memulangkan Uruguay yang diperkuat duo penyerang terbaik dunia: Edinson Cavani dan Luis Suarez. Di semifinal, mereka menumbangkan juara
bertahan Chile tiga gol tanpa balas. Sepanjang turnamen, Guerrero yang baru saja keluar dari masalah doping merupakan kekuatan Peru. Dari lima penampilan, penyerang 35 tahun itu membuat dua gol, serupa tiga pemain Brasil: Roberto Firmino, Philippe Coutinho, dan Everton Soares. Selecao juga punya kekuatan tersembunyi dalam diri Gabriel Jesus. Penyerang Manchester City itu merupakan penentu kemenangan Brasil ketika menghadapi Argentina di
PAOLO GUERRERO PERU
GABRIEL JESUS BRASIL
semifinal, 3 Juli. Striker 22 tahun itu mengukir satu gol, plus satu assist untuk gol Firmino. Kendati demikian, itu baru sebatas catatan statistik. Yang pasti, laga final kerap memberikan banyak kejutan. Brasil, yang sudah 12 tahun tak menjuarai Copa America, sudah pasti menginginkan trofi pulang. Peru, tim yang dua kali menjejak podium juara, juga tidak akan rela membiarkan Brasil merebut gelar. Bos La Blanquirroja Ricardo Gareca memastikan pasukannya siap melawan. z AHMAD REZA S BERITA TERKAIT >> B12-B13
JALAN MENUJU FINAL BRASIL MENANG IMBANG KALAH GOL KEBOBOLAN
PERU 5 1 0 10 0
MENANG IMBANG KALAH GOL KEBOBOLAN
Alisson; Alves, Marquinhos, Silva, Alex Sandro; Arthur, Casemiro; Gabriel Jesus, Coutinho, Everton; Firmino | Pelatih: Tite
3 1 1 6 6
SEBARAN TROFI
COPA AMERICA BRASIL (4-2-3-1)
PERU (4-2-3-1)
Uruguay
Argentina
Brasil
Paraguay
Chile
Peru
Kolombia
Bolivia
15
14
8
2
2
2
1
1
AFP | JUAN MABROMATA - PEDRO UGARTE
Peru merupakan tim berbeda usai ditumbangkan Brasil di babak grup.
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
9
BRASIL vs PERU
TRAVEL & LIFESTYLE
FINAL
ADELAIDE “SURGA AUSTRALIA”
» B9
» C17
Gallese; Advincula, Zambrano, Abram, Trauco; Tapia, Yotun; Carrillo, Cueva, Flores; Guerrero | Pelatih: Ricardo Gareca
A
T E M PAT : S TA D I O N M A R A C A N A , R I O D E J A N E I R O | WA K T U : S E N I N ( 8 / 7 ) , P U K U L 0 3 . 0 0 W I B
DINAMIS DAN MENCERAHKAN BERITA UTAMA FASILITAS PEMONDOKAN HAJI DIPERBAIKI SUDAN BUKA LEMBARAN BARU
A3
BERPERBANYAK ALAT PANTAU KUALITAS UDARA
CAPIM KPK TAK PENUHI SYARAT PASTI DICORET »
A4
EKONOMI PERLUASAN BANDARA MANADO MENDESAK
PRESIDEN KUNJUNGI UKM JENDELA INDONESIA »
A5
ANDONO WARIH PLT KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DKI JAKARTA
A
nak adalah mutiara bangsa. Di tangan mereka, masa depan suatu bangsa, termasuk Indonesia, bergantung. Mengacu Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, sekitar 10 tahun mendatang sebanyak 79,6 juta anak Indonesia menanggung beban itu. Lantas apakah mereka siap mengarungi masa tersebut? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) kerap mendapatkan pengaduan tentang pelanggaran hak anak. Bahkan, angkanya terus bertambah seiring meningkatnya masalah kritis seperti kemiskinan, ketidakadilan, kerawanan bencana alam dan sosial, akses pornografi dan pornoaksi, disintergrasi bangsa, sindikat perdagangan narkoba, serta problem lainnya. Tak sedikit di antara mereka terjerat masalah hukum sehingga harus hidup di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) mencatat, hingga Mei 2019 terdapat 2.321 anak pidana di Indonesia. Di dalam LPKA, anak yang terlibat tindak pidana pelanggaran hukum sering diperlakukan seperti orang dewasa. Padahal, dari segi emosional, mereka tentu berbeda. Mendekam di balik jeruji besi bukan hal mudah. Perasaan putus asa dan termarjinalkan, mereka alami. Cover story kali ini mengulas kiprah komunitas Generasi
Generasi Literat berusaha membangkitkan kembali mimpi-mimpi mereka.
LITERASI DAMAI GENERASI LITERAT | MEMUTUS MATA RANTAI PERGAULAN » A2
Literat. Komunitas ini berusaha menyeimbangkan emosi anak-anak yang berhadapan hukum itu melalui literasi. Bukan sekadar membaca dan menulis, anak-anak itu diajak lebih menghargai diri sendiri. Yang ingin dibangkitkan, mimpi mereka. Sebab, masa depan mereka masih panjang. Mereka berhak mendapatkan kehidupan sukses seperti anak pada umumnya setelah keluar LPKA nanti. Tak mudah bagi para relawan komunitas Generasi Literat untuk bisa diterima anak-anak itu. Sempat tiga bulan ditolak saat masuk LPKA Salemba, Jakarta, pendiri Generasi Literat Milastri Muzzaki tidak patah semangat. Tiga tahun kemudian, kepedulian Milastri bersama teman-temannya menular ke kota lain. Generasi Literat Palembang dan Makassar terbentuk. Kota Aceh, Medan, Bandung, Tomohon, Kendari, dan Pangkalpinang siap bergabung. O
» A6 A7 Jakarta
24 - 31°C
Bandung
20 - 29°C
Semarang
24 - 33°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG
SEBUAH KEGIATAN GENERASI LITERAT DISELENGGARAKAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) SALEMBA, JAKARTA – DOKUMEN GENERASI LITERAT
»