SABTU-MINGGU, 10-11 AGUSTUS 2019 | Nomor 1812 Tahun VI
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
MAN UNITED vs CHELSEA
TRAVEL & LIFESTYLE
ROMANSA LEGENDA
DUNIA WARNA NAN AJAIB
» B9
» C17
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
SURAT PERSETUJUAN IMPOR DI TANGAN MENDAG
TANGIS BAHAGIA EVI APITA MAYA »
A3
KENDALA SAAT PUNCAK HAJI DIMINIMALISASI »
A4
FLORES TIMUR-LEMBATA ENDEMIS RABIES »
A8
EKONOMI
HARGA MAYORITAS BAHAN PANGAN MELONJAK »
A5
JOHNNY HENDRATA KETUA UMUM FEDERASI PERKUMPULAN SENIFOTO INDONESIA
» A6 A7 Jakarta
24 - 31°C
Bandung
&
D
iskriminasi terhadap penyandang disabilitas masih sering terjadi. Akibatnya, tidak sedikit di antara mereka menjadi rendah diri karena ruang gerak terbatas. Mengacu Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), jumlah penyandang disabilitas mencapai 21,5 juta jiwa pada 2015 atau setara 8,56 persen dari 264 juta jiwa populasi orang di Indonesia. Angka ini masih kecil dibanding jumlah sesungguhnya yang dilaporkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 15 persen populasi dunia merupakan penyandang disabilitas. Sebagian penyandang disabilitas hidup kurang berkecukupan secara ekonomi. Sebanyak 80 persen di bawah garis kemiskinan dengan alasan tidak memiliki pekerjaan. Badan Perancangan Pembangunan (Bappenas) mengungkapkan, baru 25 persen penyandang disabilitas bisa bekerja dengan rincian 39,9 persen sebagai petani, 32,1 persen sebagai buruh, 15,1 persen di sektor jasa, dan sisanya di perusahaan swasta maupun wiraswasta. Angka itu menunjukkan, penyandang disabilitas yang bekerja di perusahaan swasta masih sangat minim. Padahal UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah mewajibkan peran pemerintah, baik pemda, BUMN maupun BUMD, mempekerjakan penyandang disabilitas sebesar 2 persen dari jumlah pegawai. Indonesia juga ikut serta mengesahkan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) atau Konvensi mengenai Hak-hak Disabilitas melalui UU No 19 Tahun 2011. Namun, kedua peraturan tersebut seolah tak mengubah keadaan penyandang disabilitas di Tanah Air. Pemerintah tidak terlalu menolong jika dilihat dari alokasi dana yang digelontorkan hanya 0,014 persen anggaran nasional untuk isu disabilitas atau Rp 323 miliar dari total anggaran nasional Rp 2.400 triliun tahun 2018. Cover story kali ini mengintip perjuangan Paini setelah berulang kali ditolak perusahaan karena keterbatasan yang dimiliki sejak lahir.
20 - 29°C
Semarang
24 - 33°C
Yogyakarta
Bersama rekanrekan penyandang disabilitas, dia mengajak berwirausaha.
FOTO-FOTO: DOKUMEN KUBE PENDA
BERITA UTAMA
Sejumlah penyandang disabilitas yang tergabung dalam Kube Penda berpose bersama di Bekasi, Jawa Barat. MEMOLES DIRI DEMI MANDIRI | TUHAN PASTI BERI KEMUDAHAN DI DEPAN SANA » A2
Sejumlah penyandang disabilitas yang tergabung dalam Kube Penda tengah menjajakan makanan ringan hasil karya mereka dalam suatu event.
Dia mendirikan Kelompok Usaha Bersama Penyandang Disabilitas (Kube Penda) untuk mengajak rekan-rekannya mandiri dengan berwirausaha. Mereka diajari menemukan bakat baik di bidang jasa maupun produksi barang, se23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
hingga tidak perlu lagi bergantung orang lain. Sejak 2007, sebagian anak didik Kube Penda telah mandiri menghasilkan pendapatan yang membantu perekonomian keluarga. Di tengah keterbatasan, 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
tak membuat perempuan asal Wonogiri, Jawa Tengah, itu berhenti berbagi. Sebanyak 20 rekan disabilitas tinggal bersama di rumahnya untuk mengembangkan diri sebelum kembali ke kampung halaman masing-masing. O Hujan Ringan
Berawan
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG