Harian Nasional

Page 1

KAMIS, 15 AGUSTUS 2019 | Nomor 1816 Tahun VI

A

Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-

TRAVEL & LIFESTYLE

SPORTS

SENSASI HANGOUT PENCAKAR LANGIT

PENGADILAN ZIDANE

» A11

» B17

DINAMIS DAN MENCERAHKAN

BATAM (HN) Lion Air Group bekerja sama dengan Garuda Indonesia Group meningkatkan bisnis perawatan, perbaikan, dan pengerjaan berat pesawat (Maintenance, Repair, and Overhaul/ MRO) nasional. Kerja sama dituangkan melalui Batam Aero Technic (BAT) dan Garuda Maintenance Facility (GMF) Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait mengharapkan, kerja sama dapat meningkatkan efisiensi dan penghematan berbagai biaya industri penerbangan nasional. Industri penerbangan domestik masih bisa memaksimalkan berbagai potensi bisnis aviasi. Perawatan pesawat merupakan komponen biaya terbesar kedua setelah biaya bahan bakar avtur. “Biaya perbaikan dan perawatan pesawat sekitar 35 persen dari total beban biaya,” kata Edward di Batam, Rabu (14/8). Menurut dia, peningkatan kualitas MRO dapat memberikan peluang penghematan devisa negara dan biaya operasional perawatan. Potensi pengalihan biaya perawatan pesawat terbang di tingkat domestik dapat menghemat cadangan devisa hingga US$ 750 juta. Saat ini Indonesia telah memiliki lebih dari 700 pesawat yang dioperasikan setiap hari. Pada 2019, pertumbuhan bisnis MRO dunia diproyeksikan US$ 75,5 miliar dan pada 2028 mencapai US$ 117,9 miliar. Kerja sama BAT dan GMF akan membuka potensi lapangan kerja bagi 10-11 ribu tenaga ahli pesawat. Edward optimistis, kerja sama itu akan dapat memenuhi kebutuhan pasar perawatan pesawat dalam negeri dan membuka peluang dari luar negeri. “Minat permintaan perawatan pesawat sudah ada dari beberapa negara di ASEAN, tapi saat ini belum bisa saya sebutkan,” ujarnya.

ANTARA | M N KANWA

Lion Air Group menggandeng Garuda Indonesia Group membangun perawatan dan perbaikan pesawat di dalam negeri.

Menko Perekonomian Darmin Nasution (kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) didampingi pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana (ketiga kanan) meninjau fasilitas hanggar Batam Aero Technic (BAT) Lion Air Group di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (14/8). BAT Lion Air Group bersama Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia membangun fasilitas maintenance, repair and overhaul (MRO) di Bandara Hang Nadim Batam sebagai pengembangan investasi di bidang transportasi udara di Indonesia.

POTENSI DAN PROYEKSI PASAR ARMADA DAN MRO DALAM NEGERI

Sumber: Batam Aero Technic

Selain itu, BAT dan GMF berupaya mengembangkan industri ban di dalam negeri dengan menjalin kerja sama dengan Michelin. Nilai investasi ditaksir US$ 15 juta untuk pengembangan pabrik ban di Indonesia. “(Kita) sudah bicara

PENGAJUAN JUSTICE COLLABORATOR BOWO SIDIK DIKAJI » Jakarta

24 - 31°C

Bandung

20 - 29°C

Semarang

A3

24 - 33°C

dengan Michelin (pabrik ban). Pertama (pabrik ban) vulkanisir lalu pabrik ban. September (kepastian) lanjutannya,” ujar Edward. “Pabrikan ban pesawat rencananya dibangun di sekitar Tangerang dan Medan agar dekat dengan perkebunan karet.”

Menteri Perekonomian Darmin Nasution akan menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aviasi di sekitar Bandara Hang Nadim, Batam, untuk memenuhi kebutuhan industri. “Itu akan kami lakukan secepatnya,” kata Darmin. Ia meminta pelaku usaha terkait di antaranya Lion Air Group untuk segera menyiapkan seluruh syarat yang diminta. Begitu seluruhnya dipenuhi, pemerintah akan segera menetapkan KEK di Batam. Saat ini, Lion Air Group dan GMF sedang mengembangkan industri perawatan dan perbaikan pesawat di Batam dengan membidik pasar internasional. Menurut Darmin, industri itu memiliki potensi besar sehingga pemerintah akan mendukung. Darmin mengatakan, pe-

SOSIALISASI PENYAKIT DERMATITIS ATOPIK MINIM » Yogyakarta

23-32°C

Surabaya

26-35°C

Denpasar

A4

26-35°C

merintah akan memberikan insentif dalam pengembangan industri MRO, seperti pengurangan pembayaran pajak dan bea lainnya. “Dengan keringanan itu, pelaku usaha bisa tenang mengembangkan bisnisnya dan tidak merugi.” Darmin mengatakan, pemerintah juga menggodok green avtur –avtur dari minyak kelapa sawit (CPO)– agar dapat digunakan 2-2,5 tahun lagi atau sekitar tahun 2021. “Dengan menggunakan avtur dapat menghemat biaya industri penerbangan hingga miliaran rupiah.” Pemerintah terus mengembangkan pengolahan CPO menjadi berbagai jenis bahan bakar. Pengembangan CPO, kata Darmin, tidak sekadar avtur. Saat ini pemerintah telah membuat kesepakatan dengan pebisnis kelapa sawit dan maskapai penerbangan untuk pengembangan avtur dari CPO. Direktur Utama Garuda Indonesia Group I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra akan mengirimkan 100 tenaga ahli untuk memperkuat hanggar di Batam sehingga menyerap 3.000 tenaga kerja. Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana meminta pemerintah mendukung pengembangan industri aviasi dengan memberikan kemudahan, terutama bea masuk suku cadang pesawat. “Kami butuh dukungan pemerintah, khususnya perpajakan dan pabean,” kata dia. Di Batam, Lion Air Group bekerja sama dengan Garuda Indonesia Group mengembangkan industri aviasi, mulai dari pembangunan hanggar bersama, penyiapan sumber daya manusia (SDM) hingga pendirian pabrik ban pesawat. “Dua kelompok maskapai bersatu membuat Indonesia lebih maju,” kata Rusdi. O KHAIRUL KAHFI >> Berita Terkait di A5, A6

CHINA TUDING DEMONSTRAN HK “TERORIS” » Hujan Lebat

Hujan Sedang

Hujan Ringan

Berawan

A10

Cerah Berawan

Cerah sumber: BMKG


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.