SELASA, 17 SEPTEMBER 2019 | Nomor 1843 Tahun VII
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
LONDON FASHION WEEK 2019
NAPOLI vs LIVERPOOL
RANCANGAN KEBEBASAN
BEBAN EKSPEKTASI
» A11
» B17
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
JAKARTA (HN) Presiden Joko Widodo kemarin sore melakukan kunjungan mendadak untuk meninjau kondisi kabut asap dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. Pesawat kepresidenan mendarat mulus di tengah kabut asap yang cukup pekat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Senin (19/9) pukul 18.30 WIB. Presiden langsung memimpin Rapat Terbatas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada malam harinya dengan mengulas balik rapat yang digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta, Juli lalu. “Pencegahan dalam penanganan karhutla mutlak harus dilakukan. Karena kalau sudah terjadi, apalagi di lahan gambut, pengalaman bertahun-tahun kita sudah mengalaminya sangat sulit menyelesaikan,” kata Presiden sebagaimana siaran pers Sekretariat Kabinet RI yang diterima di Jakarta, Senin (16/9). Presiden menegaskan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat memiliki semua perangkat untuk memaksimalkan pencegahan karhutla, tapi tidak diaktifkan dengan baik. “Kalau infrastruktur dilaksanakan baik, pasti titik api sudah ketahuan sebelum menjadi ratusan titik api. Itu sudah saya ingatkan berkali-kali, yang kita hadapi bukan hutan, tapi lahan gambut. Kalau sudah terbakar, habis berapa juta liter pun masih sulit dipadamkan,” ujarnya. Dalam hal pencegahan, pemerintah atau badan pusat harus didukung penuh pemerintah daerah. “Namun, sekali lagi, kalau tidak ada dukungan dari pemerintah daerah, ini pekerjaan besar yang akan sulit untuk diselesaikan. Pengalaman kita bertahun-tahun seperti itu.
ANTARA | FB ANGGORO
Presiden: Perangkat pencegah karhutla tidak diaktifkan dengan baik.
Pesawat kepresidenan yang membawa Presiden Joko Widodo dan rombongan mendarat di tengah kabut asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (16/9) petang. Kunjungan Presiden untuk meninjau kondisi kabut asap serta penanganan karhutla di Riau.
Jadi, kuncinya jangan ada satu pun titik api muncul dan dibiarkan,” kata Presiden. Dengan status Siaga Darurat yang berlaku sejak 19 Februari-31 Oktober 2019, Presiden meminta semua pihak melakukan pencegahan secara serius. “Lakukan pencegahan agar tidak merembet ke lokasi-lokasi lain baik di gambut maupun di hutan, apalagi kalau sudah masuk ke wilayah permukiman.” Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati sebelumnya menjelaskan, kualitas pencemaran udara di Kota Pekanbaru melonjak hingga 300 mikrogram per meter kubik sejak 9-13 September 2019, melampaui nilai ambang batas (NAB) harian PM10 sebesar 150 mikrogram per meter kubik. BMKG mengukur kualitas udara dengan parameter
ATURAN TURUNAN UU PERKAWINAN KRUSIAL » Jakarta
24 - 31°C
Bandung
20 - 29°C
Semarang
A4 24 - 33°C
Kualitas pencemaran udara di Kota Pekanbaru melonjak hingga 300 mikrogram per meter kubik sejak 9-13 September 2019, melampaui nilai ambang batas (NAB) harian PM10 sebesar 150 mikrogram per meter kubik. BERITA TERKAIT
FOTO-FOTO
» A2
» A9
JAKARTA BUTUH BANDARA BARU » Yogyakarta
kandungan PM10 (partikulat matter 10) yaitu partikel yang ada di udara berukuran di bawah 10 mikrogram sehingga bisa membahayakan bila terhirup manusia. Selain di Pekanbaru, wilayah lain yang kualitas udaranya juga sudah mulai melebihi ambang batas yaitu Jambi, terhitung sejak tanggal 12-13 September. Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko menambahkan, kualitas udara Riau hingga tadi malam tercatat PM10. “PM10 itu kalau dikonversikan ke ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara), nilainya kan update terbaru pukul 19.00 (tadi malam), 327.89 mikrogram per meter kubik. Pukul 19.00 grafiknya ada di warna hitam, itu artinya kondisi udaranya berbahaya,” ujarnya. Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan
23-32°C
Surabaya
26-35°C
A5
Denpasar
Bencana (BNPB) Agus Wibowo yang kemarin berada di Pekanbaru mengatakan, kualitas udara di tiap daerah di Riau berbeda-beda. “Iya, itu ngukurnya di bandara. Seluruh Pekanbaru tidak sama semua. Namun, memang ada asapnya di sini, jarak pandang sekitar 2 kilometer. Kualitas udara berdasarkan PM 10 BMKG sekitar 297, sangat tidak sehat kondisinya,” ujarnya. Anggota DPRD Provinsi Riau mendesak pemerintah setempat dan pemerintah pusat segera menetapkan bencana asap karhutla yang melanda Bumi Melayu itu sebagai darurat bencana nasional. “Penanganan bencana ini harus dilaksanakan secara serius. Seluruh pihak harus turun, prioritaskan penanganan segera karena seluruh masyarakat Riau sudah terdampak,” kata anggota DPRD Provinsi Riau Indra Gunawan Eet. O SERUNI RARA JINGGA
DIALOG BREXIT TAK BUAHKAN HASIL » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG