SENIN, 19 MARET 2018 | Nomor 1417 Tahun V
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
SPORTS
MUSEUM “HIDUP” PENJAGA TRADISI
SANG PENERUS ERA
»A11
»B17
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Pembunuhan yang terjadi di lingkungan keluarga dinilai karena kerap menyelesaikan semua masalah secara mandiri.
Warga membubuhkan tanda tangan dukungan kepada atlet yang berlaga di Asian Games 2018 JakartaPalembang pada hari bebas kendaraan bermotor di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (18/3). Kegiatan ini sebagai bentuk dukungan agar atlet Indonesia dapat berprestasi saat tampil di multievent terakbar empat tahunan kawasan Asia.
ANTARA | WAHYU PUTRO A
JAKARTA (HN) Pola hidup keluarga di Tanah Air dinilai semakin menunjukkan sikap individualis. Hal ini dipandang menjadi salah satu pemicu semakin maraknya pembunuhan di lingkungan keluarga. Pelaku maupun korban bisa memiliki ikatan sebagai suami-istri, orangtuaanak, dan juga sebaliknya. “Keluarga berusaha menyelesaikan semua permasalahannya dengan mandiri,” kata Sosiolog Universitas Gadjah Mada Sunyoto Usman kepada HARIAN NASIONAL, Minggu (18/3) Dia menjelaskan, hubungan ketetanggaan semakin melemah. Kondisi ini patut disesalkan karena kehadiran tetangga sebenarnya bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sebuah rumah tangga. “Dalam kehidupan komunal banyak norma-norma, nilai-nilai, dan kearifan yang bisa menjadi referensi memecahkan masalah keluarga. Namun, saat ini menjadi individualis,” tuturnya. Sunyoto memaparkan, sikap individualis juga melemahkan peran extended family atau keluarga besar. Dia berpendapat, keluarga berusaha menyelesaikan semua permasalahannya dengan mandiri. Sunyoto menekankan, melemahnya peran tokoh-tokoh formal ataupun informal, seperti tokoh agama serta masyarakat, juga menjadi penyebab. Mereka sudah tidak lagi menjadi referensi memecahkan masalah keluarga. “Mereka punya pandangan dan pengetahuan lokal yang bisa jadi referensi,” ujarnya. Oleh karena itu, Sunyoto
DUKUNG ATLET ASIAN GAMES
BERITA DI HALAMAN
SEJUMLAH KASUS PEMBUNUHAN ANTARANGGOTA KELUARGA DI 2018 SUMUDI (35) membunuh ibu kandungnya Sutarmi (50) Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah,Jumat, 9 Maret 2018. PEMICU: Pelaku kesal karena tak diberi uang oleh korban NURDIN ABDULLAH (45) membunuh ibu kandungnya Ramani (73) di Desa Baroh Bugeng, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur, Selasa, 6 Maret, 2018. PEMICU: Cekcok internal keluarga TUKINEM (50) meninggal di tangan anak kandungnya dan juga beberapa pelaku lain di Dusun Jurukgulung, Desa Surenlor, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu, 4 Maret 2018. PEMICU: Korban tewas digelonggong air yang dikabarkan terkait pengusiran roh jahat. MUCHTAR EFENDI ALIAS ABI (60) membunuh istri Ema (40)dan dua anak tirinya Nova (19) dan Tiara (11) di Perumahan Taman Kota Permai Kecamatan
25-31°C
Bandung
NI LUH SEPTYAN PARMADANI (33), seorang PNS diduga membekap ketiga anaknya hingga tewas di Banjar Palak, Desa Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu, 21 Februari 2018. PEMICU: Masalah rumah tangga. TAUFIK menghabisi anaknya Kaisar Alfikar usia 14 bulan di Desa Babakan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu, 6 Januari 2018. Pelaku mencampur susu dengan racun tikus dan diberikan kepada korban. PEMICU: Cekcok dengan istri. ADI HARTONO (38) membunuh istrinya Nani Yuliati (38) di Kampung Gugunungan, Margawati, Garut Kota, Jawa Barat, Rabu, 3 Januari 2018. Pembunuhan diawali penganiayaan. PEMICU: Pertengkaran rumah tangga. Sumber: Pusat Data HARNAS | Berbagai Sumber
mendesak pemerintah memberi perhatian khusus agar kasus pembunuhan di lingkungan keluargadapatdicegah.Pemerintah dinilai perlu memfasilitasi organisasi-organisasi sosial untuk menjadi katalisator menyelesaikan permasalahan keluarga yang semakin kompleks.
POROS KETIGA SULIT TERBENTUK » Jakarta
Priuk, Kota Tangerang, Banten, Senin, 12 Februari 2018. PEMICU: Pelaku kesal sang istri membeli mobil tanpa sepengetahuannya.
20-30°C
A3 Semarang
Sunyoto menambahkan, upaya lain bisa dilakukan dengan menghidupkan kembali program keluarga sejahtera. “Tidak hanya pada lingkup ekonomi, tapi juga di domain sosial dan budaya.” Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
KEMENPAR APRESIASI LION AIR GROUP » 22-32°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Jiwa Indonesia Eka Viora berujar, kasus pembunuhan di lingkungan keluarga dipicu banyak faktor penyebab. Dia menyebut, masalah kejiwaan akibat depresi berat menjadi salah satu pemicu. Masalah ini juga bisa dipicu kondisi ekonomi. Eka menilai, masalah ekonomi berpotensi membuat orang menjadi depresi serta putus asa. Selain itu, menurut dia, pelaku mungkin saja dalam pengaruh alkohol. “Itu pentingnya visum untuk menentukan, apakah ada masalah kesehatan jiwa atau tidak,” katanya. Eka menegaskan, orang bermental sehat tidak akan tega melakukan pembunuhan. Dia mendorong, pemerintah harus terus mengedukasi masyarakat. Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Reza Indragiri Amriel menilai, suatu hal “wajar” bila lingkungan keluarga menjadi
A5 Denpasar
lokasi kejahatan antaranggotanya sebab gerak-gerik korban teramati. “Keluarga juga lingkungan tertutup, sehingga tidak terpantau orang luar,” tuturnya. Menurut Reza, motif pembunuhan bisa karena emosi dan instrumen. Emosi, dia melanjutkan, berkaitan dengan amarah, kebencian, dendam, dan sakit hati. Membunuh atau menyakiti dinilai menjadi solusi meredakan perasaan negatif ini. Reza menjelaskan, faktor instrumen tidak berhubungan dengan emosi. Namun, terkait upaya mendapat keuntungan tertentu. Dia menilai, pemerintah sudah menyiapkan banyak kebijakan terkait hukum. “Jaksa dan hakim harus disosialisasi mengenai ketentuan pemberatan sanksi tersebut. Sebab, hukuman bagi pelaku kerap berada di bawah ekspektasi,” ujarnya. O ALVIN TAMBA >> Berita Terkait di Halaman A2
PUTIN DIYAKINI PIMPIN RUSIA KEMBALI » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
» B23
Hujan Ringan
Berawan
A10 Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG