KAMIS, 20 JUNI 2019 | Nomor 1769 Tahun VI
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
EKONOMI
SPORTS
LION AIR CATATKAN OTP TERBAIK
DENDAM KLUB LAMA
» A6
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
SAMPAH IMPOR KE INDONESIA
ANTARA | ZABUR KARURU
Tumpukan sampah kertas yang diimpor sebuah pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (19/6). Berdasarkan data Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton, masuknya sampah dari luar Indonesia, diduga akibat kebijakan China menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara di Uni Eropa dan Amerika yang mengakibatkan sampah plastik beralih tujuan ke negara-negara di ASEAN. Indonesia diperkirakan menerima sedikitnya 300 kontainer yang setiap hari sebagian besar menuju ke Jawa Timur.
Abrasi di Bengkalis belum diatasi dengan baik. JAKARTA (HN) S e j u m l a h pulau di wilayah pesisir Provinsi Riau terancam tenggelam akibat kerusakan alam parah. Kontur tanah yang umumnya gambut, ditambah proses deforestasi dan alih fungsi lahan menjadi salah satu pemicu. Salah satunya Bengkalis, pulau dengan kontur gambut terluas di wilayah itu. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau menyebutkan, di Riau ada sejumlah pulau yang mayoritas kontur tanahnya gambut, seperti Pulau Rupat, Pulau Tebing Tinggi, Pulau Padang, Pulau Rangsang, dan Pulau Bengkalis. “Yang dalam kondisi parah sebenarnya Pulau Bengkalis dan Pulau Rangsang. Lainnya hampir sama kondisinya. Hanya menunggu waktu karena model pembangunan di sana hampir sama,” kata Direktur Walhi Riau Riko Kurniawan kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Rabu (19/6). Ia menambahkan, “Pulau Bengkalis dan Pulau Rangsang yang terancam saat ini. Kan
kedua pulau itu salah satu pulau di dunia yang terbuat dari gambut. Nah gambut sendiri sudah dieksploitasi di sana. Saat ini sudah banyak beralih fungsi menjadi sawit dan akasia.” Riau juga termasuk salah satu wilayah yang kerap dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Luasnya lahan gambut dan eksploitasi berlebihan mudah memicu kebakaran. “Ditambah lagi mereka berada di tepi laut, sehingga abrasi semakin kencang terjadi. Apalagi mangrove-mangrovenya sudah hilang,” ujarnya. Tidak seperti mineral, ekologi lahan gambut ibarat tumpukan kayu yang mengapung di lautan. Gambut, kata Riko, baru bisa utuh jika dalam keadaan basah. Sementara di Pulau Bengkalis dan Rangsang, gambut semakin rusak akibat alih fungsi lahan dan kanalisasi di bagian darat menyebabkan air mengalir ke laut sehingga tidak bisa menjaga ketahanan pulau. Oleh karena itu, penghentian alih fungsi lahan menjadi keharusan. Bersama Badan Resto-
DALIL BPN DINILAI MUDAH DIPATAHKAN » Jakarta
24 - 31°C
Bandung
20 - 29°C
A3
Semarang
rasi Gambut (BRG), Walhi Riau menerapkan kebijakan restorasi dan pemulihan gambut. Termasuk pemberian izin usaha tidak boleh lagi monokultur. “Karena jika masih monokultur, pasti akan terjadi pengeringan gambut. Untuk pemulihan gambut, mangrove-mangrove di sana perlu ditanami kembali karena hanya secara alamilah yang bisa menjaga dan melindungi pulau itu dari tenggelam dan kerusakan,” kata Riko. Peneliti Universitas Yamaguchi, Jepang, Koichi Yamamoto dalam diskusi ilmiah tentang Ancaman Erosi dan Abrasi Lahan Pesisir Pulau Gambut bersama Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Riau awal pekan ini mengatakan, Pulau Bengkalis merupakan salah satu yang terancam tenggelam akibat PULAU GAMBUT
DI RIAU
Pulau Rupat Pulau Tebing Tinggi Pulau Padang Pulau Rangsang Pulau Bengkalis Sumber: Walhi Riau
REKOR MENGKHAWATIRKAN PENGUNGSI DUNIA » 24 - 33°C
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
abrasi yang belum bisa diatasi dengan baik. “Gambut mengalami longsor atau peat slide dan terburai ke laut atau bog burst. Pemicu proses ini, selain deforestasi dan alih guna lahan gambut juga (akibat) masifnya kanalisasi sebagai upaya drainase dalam pembangunan perkebunan,” katanya. Selama enam tahun terakhir, Yamamoto melakukan penelitian di Pulau Bengkalis, yang berada di pesisir Riau dan tepat berlokasi di bibir Selat Malaka. Ia menyoroti salah satu aspek penting yang dijumpai di lapangan, yaitu peat failure dan dampaknya bagi pulau-pulau gambut di Riau, termasuk Pulau Bengkalis. Masifnya kanalisasi sebagai upaya drainase dalam pembangunan perkebunan menjadi penyumbang terbesar ancaman itu. “Kanal-kanal mengiris kubah gambut dan mengoyakkan keutuhan lahan gambut. Akibatnya, ketika hujan deras turun bongkahan-bongkahan gambut longsor dan terburai ke arah laut,” ujarnya.
A10 26-35°C
Proses ini sangat degeneratif dan mengancam eksistensi pulau-pulau gambut dalam jangka panjang. Daratan pulau gambut bisa lenyap dengan laju mencapai 40 meter per tahun. Fenomena lain yang ditemukan Yamamoto ialah munculnya beting-beting gambut yang ia sebut temporary peat fan di sepanjang garis pesisir. Ini merupakan sebagian massa gambut yang terburai ke laut dan terhanyut balik ke pesisir. Secara umum, beting-beting yang dibentuk sesai sangat tidak stabil dan biasanya terburai ulang dalam hitungan bulan atau tahun. Meski demikian, ia menemukan di lokasi yang tepat, beting gambut bisa stabil dan bahkan membentuk daratan baru. Proses yang menjadi kebalikan dari erosi atau abrasi pesisir ini disebut akresi. Hasil akresi ini muncul di ujung barat laut Pulau Bengkalis. Faktor yang menentukan stabilitas daratan baru ini adalah kehadiran vegetasi mangrove yang perakarannya menjadi penggenggam lumpur maupun sesai. O SERUNI RARA JINGGA
SEHAT DENGAN GAYA HIDUP VEGAN » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A11
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG