SENIN, 22 APRIL 2019 | Nomor 1727 Tahun VI
A
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
EVERTON 4-0 MAN CITY
SRIKANDI PESTA DEMOKRASI
HASIL MEMALUKAN
» A11
» B17
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
SISTEM PEMILU SERENTAK PERLU DIKAJI ULANG. JAKARTA (HN) Pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 diwarnai beragam insiden, mulai dari kendala logistik, hingga menyebabkan sejumlah petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), termasuk panitia pengawas pemilu (panwaslu) di berbagai daerah kehilangan nyawa. Tujuan menghemat anggaran, ternyata memiliki konsekuensi yang tidak ringan bagi KPU RI. Sejak 1955, pemilu kali ini jadi babak baru sejarah pesta demokrasi di Tanah Air karena digelar beriringan antara Pemilu Presiden (Pilpres) dan Wakil Presiden (Wapres) dengan Pemilu Legislatif (Pileg). Namun, kontestasi ini tak berjalan mulus karena bermasalah, bahkan merenggut puluhan nyawa petugas akibat kelelahan saat bertugas pada pemungutan suara 17 April 2019. Menurut Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini, korban meninggal dunia akibat mekanisme kerja petugas di lapangan sangat berat. Format lima surat suara pada Pemilu 2019 dinilai melebihi beban kerja normal seseorang. Terlebih, prosesnya cenderung panjang. Semestinya, pemerintah memikirkan segala kemungkinan yang akan dialami petugas di lapangan, tak sekadar asuransi dari KPU. Honor Rp 500 ribu masih jauh dari cukup. Peristiwa ini harus jadi pelajaran dan perlu dipikirkan bagaimana kelanjutan pemilihan umum di masa yang akan datang. Melihat kondisi dan fakta seperti ini, pemerintah harus mengkaji ulang mekanisme pelaksanaan pemilu serentak, berkaca dari praktik pemungutan suara di TPS agar lebih aman
dan tidak merenggut korban jiwa (manusia). “Ini perlu dipikirkan dengan matang, agar ada keseimbangan antara profesionalisme kerja petugas dengan hak-hak yang mereka dapat ketika bekerja. Kalau bisa dirancang semakin simpel karena pemilu serentak (tak efektif) di luar ekspektasi,” katanya kepada HARIAN NASIONAL, Minggu (21/4). Kejadian nahas ini bisa memengaruhi kualitas dan profesionalisme penyelenggara pemilu. Bisa dibayangkan, penyelenggara menggelar lima pemilu sekaligus pada satu waktu dengan konsekuensi surat suara berjumlah hampir satu miliar, dikelola dari Sabang sampai Merauke, dan luar negeri. Belum lagi beban moral (panitia) di tempat pemungutan suara (TPS). Fakta yang terjadi di sejumlah daerah, tak sedikit petugas yang kewalahan saat menjadi panitia, hingga meninggal dunia akibat lelah mengurus hajat pemilu. Bahkan, di beberapa daerah, salah satunya Malang, Jawa Timur, ada beberapa petugas KPPS yang mencoba bunuh diri karena merasa lelah dan stres menghadapi kondisi di TPS, menyusul adanya tekanan yang datang tidak terduga. Tekanan itu saat menghadapi protes sejumlah pihak terkait adanya selisih penghitungan surat suara. Terlebih, energi petugas yang andil di lapangan (TPS) cenderung terkuras habis karena bekerja dengan waktu yang cukup lama, mulai dari persiapan pendirian TPS, mengatur logistik, melaksanakan pemungutan suara, hingga
LION AIR GROUP DUKUNG LAMPUNG FAIR 2019 » Jakarta
24 - 31°C
Bandung
20 - 29°C
Semarang
A5 24 - 33°C
penghitungan suara, termasuk mengamankan sekitar lokasi. Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang merenggut puluhan petugas KPPS dan juga panwaslu, termasuk aparat kepolisian serta anggota linmas yang turut bertugas pada pemungutan suara. KPU belum bisa memfasilitasi asuransi kesehatan terhadap korban. Penyelenggara di seluruh Tanah Air sekadar bisa berikan bantuan dari gotong-royong. “Kami (seluruh jajaran KPU) hanya bisa beri tanda kasih santunan kepada keluarga korban,” ujar Wahyu. Wahyu mengakui, beban kerja petugas KPPS sangat berat, bahkan tak bisa digambarkan. KPU tidak tinggal diam dan akan menjadikan insiden ini sebagai pelajaran (masukan) bagi penyelenggara, dan pembuat undang-undang untuk mengkaji sistem pemilu. Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin menyatakan, lembaganya belum bisa menelaah peristiwa ini karena masih sibuk melakukan rekap. “Kami turut berduka atas banyaknya korban meninggal dunia akibat kelelahan,” kata Afifuddin. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pun tak luput menyampaikan rasa duka cita mendalam dan mengapresiasi tinggi pengawas pemilu yang mengalami sakit, tindak kekerasan, kecelakaan, serta meninggal dunia dalam mengemban tugas pengawasan untuk menyukseskan Pemilu Serentak 2019. Tugas pengawas pemilu diakui Tjahjo sangat berat, berisiko tinggi, dan menguras tenaga. O TEGAR RIZQON ALFIAN | SHERLYA PUSPITA SARI
GUGUR MENGAWAL PEMILU JAWA TENGAH: SOPIAH, anggota KPPS 09 Banjarsari Kidul, Sokaraja, Kab Banyumas, meninggal akibat kecelakaan. | PIRNO, anggota Linmas di Kab Pemalang, meninggal karena kelelahan. | SLAMET MULYONO, petugas keamanan TPS 11 Kel Proyonangan Selatan, Kec Batang, Kab Batang, meninggal saat bertugas pada pemungutan suara 17 April 2019. | YULI ANISAH, petugas TPS 10 Wirun Mojolaban, Kab Sukoharjo, meninggal akibat kelelahan setelah dirawat dua hari. | SUGIHARJO, anggota KPPS Desa Pingit Lor Kec Pandanarum, Kab Banjarnegara, meninggal akibat kelelahan. | SUHARTO, petugas ketertiban TPS 17, Kel Tegalgede, Kec Karanganyar, Kab Karanganyar, meninggal karena terjatuh di tempat tugas pada 17 April 2019. | SUBAGYO, anggota KPPS di Kab Demak, meninggal saat bertugas membagikan C6 pada 16 April 2019. | NURUL HIDAYATI, anggota KPPS Desa Landoh, TPS 7, Kab Rembang, meninggal akibat kecelakaan usai penghitungan suara. Diduga karena kelelahan dan tidak konsentrasi saat mengemudi. JAWA BARAT: DEDEN DAMANHURI, anggota KPPS Kab Purwakarta, meninggal akibat kelelahan. | CARMAN, anggota KPPS Kab Purwakarta, meninggal akibat mengalami pecah pembuluh darah dan kondisi badan lemah. | INDRA LESMANA (Alex), anggota KPPS Kab Bandung, meninggal akibat merasa mual (sakit). | AHMAD SALAHUDIN, Ketua KPPS TPS 081 Kel Kranji Bekasi Barat, Kota Bekasi, meninggal akibat tertabrak truk. | H JEJE, anggota KPPS Kab Tasikmalayam, meninggal akibat kelelahan. | SUPRIYANTO, anggota KPPS Kab Tasikmalaya, meninggal akibat kelelahan di TPS dan mempunyai riwayat jantung. | NANA RISMANA, anggota KPPS Kab Kuningan, meninggal karena kelelahan. | JAENAL, anggota KPPS Kab Bogor, meninggal karena kelelahan saat mengambil logistik di gudang penyimpanan. | YAYA SUHAYA, anggota KPPS Kab Karawang,
WASPADA ANCAMAN LAHAR HUJAN GUNUNG AGUNG » Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
Denpasar
A9
26-35°C
meninggal karena kelelahan. | TATANG SOPANDI, anggota KPPS Kota Sukabumi, meninggal akibat demam setelah beberapa hari sebelumnya aktif membantu sorlip di gudang logistik KPU. | IDRIS HADI, anggota KPPS Kab Sukabumi, meninggal akibat kelelahan. | USMAN SUPARMAN, anggota KPPS Kab Sukabumi, meninggal karena kelelahan saat P2S selesai ditambah memiliki riwayat penyakit jantung. LAMPUNG: PAIDI, anggota KPPS Way Kanan yang bertugas di TPS 3 Negara Harja, Kec Pakuan Ratu, meninggal karena kelelahan. | IKHWANUDIN YUDA PUTRA, anggota KPPS Pesawaran yang bertugas di TPS 7 Desa Bagelen, Kec Gedong Tataan, meninggal karena kelelahan. | BAMBANG WIJAYANTO, anggota KPPS Bandarlampung yang bertugas di TPS 27 Kel Sepang Jaya, Labuhan Ratu, meninggal saat selesai melakukan pemungutan dan hitung suara di TPS serta hendak membagikan honor KPPS. SULAWESI SELATAN: RIPTO, anggota KPPS Kab Luwu Timur, meninggal karena mengalami kecelakaan saat bertugas dan sakit. | SYAMSUDDIN, anggota KPPS dari Bantaeng meninggal karena mengalami kecelakaan saat bertugas dan sakit. | MUH IKSAN, anggota KPPS dari Maros, meninggal karena mengalami kecelakaan saat bertugas dan sakit. | Seorang anggota KPPS dari Luwu meninggal karena kecelakaan sehari sebelum pencoblosan. TANGERANG SELATAN: Seorang anggota KPPS Tangerang Selatan meninggal setelah penghitungan surat suara. BERBAGAI LOKASI: 14 orang pengawas pemilu (panwaslu) meninggal saat menjalankan tugas pada pemungutan suara 17 April 2017. Sumber: KPU | BAWASLU | BERBAGAI SUMBER
MINGGU PASKAH KELAM DI SRI LANKA » Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG