SENIN, 25 NOVEMBER 2019 | Nomor 1901 Tahun VII
Hari ini 24 halaman | Rp 3.000,-
TRAVEL & LIFESTYLE
SPORTS
RUKO PERKAKAS PENJAJA BUKU
TREN LI-VAR-POOL
» A11
» B17
A
DINAMIS DAN MENCERAHKAN
Evaluasi UN Disuarakan Lagi FSGI menilai pendidikan di Indonesia masih berorientasi pada ujian dan mengedepankan nilai.
Sejumlah dari 374 pedagang pasar terapung membagikan sayur dan buah di Sungai Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (24/11). Event ini tercatat dalam Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sebagai rekor pembagian sayur dan buah dari jukung terbanyak.
ANTARA | BAYU PRATAMA
JAKARTA (HN) Seruan untuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghilangkan ujian nasional (UN) dalam sistem penilaian kembali disuarakan. Ikatan Guru Indonesia (IGI) menilai, UN yang sudah berlangsung delapan tahun tak efektif. Ketua Umum Pengurus Pusat IGI Muhammad Ramli Rahim mengatakan, Kurikulum 2013 (K-13) mampu mengakomodasi dan memaksimalkan kompetensi peserta didik tak hanya dari aspek kognitif, turut melibatkan keterampilan, sosial, dan spiritual. Sebaliknya, menurut Ramli, penempatan UN untuk menilai kemampuan peserta didik justru tak bergerak efektif. “Yang berat itu mengidentifikasi dan memaksimalkan kemampuan atau potensi siswa secara menyeluruh, bukan sekadar memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda,” kata Ramli kepada HARIAN NASIONAL di Jakarta, Minggu (24/11). Kendati demikian, Ramli menyatakan, K-13 memerlukan kemampuan tenaga pengajar untuk menerjemahkannya dalam perencanaan pembelajaran, proses belajar-mengajar, juga evaluasi penilaian. “Ini yang menjadi tantangan terkait kompetensi guru,” ujarnya. Di sisi lain, Ramli mengapresiasi arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang ingin memberikan kebebasan kepada guru selama mengajar. Dalam naskah pidato Nadiem jelang peringatan Hari Guru Nasional, hari ini, Mendikbud memberikan lima arahan kepada tenaga pengajar untuk melaku-
REKOR DI SUNGAI MARTAPURA
UJIAN NASIONAL
24 - 31°C
Bandung
1972–1979
Ujian Negara
Ujian Sekolah
ARAHAN MENDIKBUD UNTUK GURU
20 - 29°C
A2
Semarang
1980–2002 Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional
2003-2007
2011-sekarang
2014-sekarang (Khusus SD/MI)
Ujian Akhir Sekolah
Ujian Nasional
Ujian Sekolah/Madrasah
kritik untuk pemerintah, terutama terkait penilaian kemampuan siswa. “Pendidikan kita masih berorientasi pada ujian dan angkaangka, seperti nilai. Semua sekolah berorientasi pada nilai, karena menunjukkan kebanggaan sekolah, kemudian diperingkatkan pemerintah daerah hingga nasional,” kata Satriwan. Kondisi tersebut akhirnya menjadi mata rantai yang saling terkait. Imbasnya, menurut Satriwan, BERITA TERKAIT DI
» A3
LION PARCEL DONGKRAK PELUANG USAHA » 24 - 33°C
Sumber: Wikipedia
Mengajak kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar | Memberikan kesempatan kepada siswa untuk praktik mengajar di kelas | Mencetuskan proyek bakti sosial melibatkan seluruh kelas | Menemukan bakat dalam diri siswa yang kurang percaya diri | Menawarkan bantuan kepada guru yang sedang kesulitan dalam kegiatan belajar-mengajar Sumber: Naskah Pidato Nadiem Makarim
kan perubahan kecil di kelas. Guru, misalnya, diharapkan Nadiem bisa melibatkan siswa untuk berdiskusi dan mengajar, tak sekadar mendengar. Nadiem juga mengakui jika sejumlah aturan justru menyulitkan guru untuk berinovasi. “Iklim merdeka dalam proses belajar-mengajar tidak akan berjalan jika regulasi tidak mendukung,” kata Ramli. Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan, pernyataan Mendikbud yang terangkum dalam naskah pidato merupakan
DERADIKALISASI BUTUH PENGUATAN » Jakarta
1965–1971
Yogyakarta
23-32°C
Surabaya
26-35°C
guru dan sekolah memacu siswa mendapatkan nilai terbaik. Hakikat pendidikan, sambungnya, yakni memunculkan potensi siswa justru terpinggirkan. Birokrasi pendidikan juga dinilai FSGI turut menjadi persoalan. Daerah, ungkap Satriwan, memiliki kewenangan terkait birokrasi pendidikan. “Jangan sampai Mendikbud yang sudah begitu progresif, tapi birokrasi daerahnya masih tertinggal jauh,” imbaunya. Penggunaan UN sebagai penilaian akhir, menurut Satriwan, juga perlu dievaluasi. FSGI menilai
A5
Denpasar
UN perlu disederhanakan. “Misalnya tidak harus setahun sekali, atau sekadar sampling,” katanya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Supriyanto menyatakan, hierarki berupa pemeringkatan dalam evaluasi pendidikan tidak bisa dihilangkan. Kendati demikian, sambungnya, penyederhanaan bisa mengarah pada sistem. “UN itu diperlukan untuk mengecek prestasi siswa, kemudian dibandingkan dengan standar yang dicapai,” ujarnya. Selama ini, kata Totok, evaluasi pendidikan mengacu pada Programme for International Students Assessment (PISA). Menurut Totok, PISA turut mengukur kemampuan berpikir siswa secara kritis, memecahkan masalah, serta kreatif. “Kalau masalah UN akan dihapus, lihat nanti saja,” katanya. O RAMADANI WAHYU
PARTISIPASI PEMILIH HONG KONG UKIR REKOR » 26-35°C
Hujan Lebat
Hujan Sedang
Hujan Ringan
Berawan
A10
Cerah Berawan
Cerah sumber: BMKG