Prinsip iman Kristen menegaskan bahwa semua manusia harus bekerja. Bahkan di dalam 2 Tesalonika 3:10, “…jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Sekali lagi, itu berarti manusia harus bekerja. Tetapi yang jauh lebih penting adalah fakta Alkitab yang memberikan keterangan bahwa Allah Sang Pencipta aktif bekerja. Didasari dengan fakta tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu hakikat manusia adalah bekerja, meneladani Allah yang bekerja. Dengan demikian, apabila manusia tidak bekerja, itu sama artinya suatu bentuk pengkhianatan terhadap hakikat dirinya. Nah, harus dipahami juga bahwa dalam bingkai pemahaman teologi Kristen, bekerja dapat dimaknai sebagai suatu kesempatan bagi manusia mensyukuri potensi diri (bakat, talenta) yang Allah telah ciptakan dalam dirinya. Dan pada saat yang sama, sekaligus pula sebagai peluang bagi manusia untuk mengabdikan seluruh potensi dirinya bagi kepentingan pembangunan Kerajaan Allah di atas muka bumi.
MENJADI PEMIMPIN & PENGIKUT YANG EFEKTIF
Dr, Frans Pantan
Saya sungguh-sungguh meyakini bahwa masa depan yang lebih baik dari suatu keluarga, gereja, masyarakat, bangsa, dan dunia ini khususnya di era postmodern sangat ditentukan bagaimana pemimpin dan pengikut efektif dalam mengelola setiap tugas dan tanggung jawabnya secara bersama-sama. Walaupun benar memang bahwa dalam menjalani tugas kehidupan di era postmodern seperti sekarang ini, tentu saja semakin complicated. Tetapi justru dalam konteks seperti itulah diperlukan seorang pemimpin dan pengikut yang efektif.
Menjadi Pemimpin & Pengikut yang Efektif
Allah memberi otoritas khusus kepada manusia untuk bertanggung jawab mengelola seluruh ciptaan lainnya. Dengan demikian jelas bahwa salah satu tugas penting manusia adalah hidup berkarya sesuai dengan standar nilai yang Allah telah tetapkan.
Hegel Pustaka @HegelPustaka
Dr. Frans Pantan