THE LOST: Enigma Perjalanan Iman
Perjalanan iman seseorang seringkali tergulung dalam peris�wa yang enigma�s. Tidak mudah memahami apalagi ‘memerankan’ drama kehidupan yang menghampiri kita: Lelah, putus asa bahkan �dak sedikit ‘menggugat’ Tuhan atas semua apa yang terjadi. Lukas menuliskan kisah drama�k tentang ‘Perumpamaan tentang Anak yang Terhilang’ (lih. 15:11-32). Alkitab terjemahan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) menempatkan sosok ‘anak’ sebagai yang terhilang dan tanpa komando kita berbondong-bondong menganggap ‘anak bungsu’ sebagai pemeran antagonis. Namun jika kita renungkan secara mendalam, ke�ga aktor (Bapa, Anak Sulung dan Anak Bungsu) di Lukas 15:11-32 sama-sama terhilang. Bagaimana memahami makna konota�f dari is�lah ‘terhilang’ ini, sehingga makna tersembunyi dalam term tersebut menjadi terang benderang? Konsep ‘terhilang‘ untuk menggambarkan ‘anak bungsu’ adalah karena ‘ulah’ nya yang menuntut hak waris atas kekayaan yang dimiliki Bapa nya. Anak bungsu bukan hanya ber�ndak durhaka melainkan juga menggugat perspek�f sosiologis tentang kapan dan berapa bilangan hak waris yang seharusnya diterima anak bungsu? Sementara itu konsep ‘terhilang’ berdasarakan sudut pandang sang Bapa karena ia rela ‘menukarkan’ prinsip sosiologis dalam hal pemberian hak waris pada anaknya dengan kasih sebagai nilai ter�nggi dalam kehidupan (prima facie). Kasih mengatasi prinsip apapun termasuk norma dalam masyarakat: Penundaan sosiologis demi memenuhi panggilan ter�nggi yaitu kasih. Bagaimana dengan ‘anak sulung’? Peran ‘anak sulung’ baru terlihat di ayat 25, ia memprotes keputusan Bapa nya yang menerima kehadiran adiknya yang lama hilang bahkan telah berbuat dosa. Rasa cemburu dan merasa diperlakukan �dak adil yang ditampilkan ‘anak sulung’ adalah bentuk ke�dakmenger�an dirinya bahwa selama ini ia dikelilingi dengan segala yang dipunyai Bapa nya. Milik Bapa nya adalah miliknya juga. Ke�dakmenger�annya adalah buk� bahwa dirinya juga terhilang: terhilang dari perspek�f teologis.
@HegelPustaka
Yusak Setianto
Hegel Pustaka
Yusak Setianto