RUANG+ #1 Beautifikasi

Page 1

DE SEMBER


Ãs¥s«Ħ ¿ s£Ã Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk terus berkarya dan menghadirkan Ruang+ edisi pertama. Ruang+ merupakan wadah kreasi mahasiswa HMT PWK UGM melalui tulisan agar peka terhadap permasalahn yang terjadi di lingkungan sekitar dan dampaknya di masa depan. Ruang+ juga membahas tentang kegiatan dan program kerja HMT PWK UGM. Ruang+ edisi pertama ini berbicara tentang fenomena beautifikasi dilihat dari berbagai aspek dan kabar dari himpunan beberapa bulan ini. Semoga kedepannya, Ruang+ dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pembaca dan bersama mewujudkan ‘ruang’ yang baik untuk kehidupan. Selamat membaca!

15 16 17 18 19 21


130-0(

0MFI "LNBM "NSVMMBI


-0$"- /&84

36"/( M ).5 18, 6(.


36"/( M ).5 18, 6(.


3*4&5

0MFI %VOPWBO 1 'BSIBO " 8JOEB 3 4

Sebenarnya, relatif sulit untuk menemukan penggunaan kata “beautifikasi� dalam artikel-artikel ilmiah. Merujuk kepada Wikipedia, beautifikasi merupakan praktik peningkatan kualitas visual yang dapat diaplikasikan kepada manusia, barang, maupun tempat. Berbekal definisi di atas, praktik beautifikasi setidak-tidaknya dapat dimasukkan ke dalam kategori urban renewal atau peremajaan kota. Peremajaan kota merupakan upaya untuk m eningkatkan kualitas kota yang mengalami penurunan; enin misalnya akibat munculnya aktivitas industri, atau munculnya permukiman kumuh. Kata urban renewal sering kali digunakan secara sinonim dengan urban redevelopment, urban regeneration, dan sebagainya. Beautifikasi kota ini atau yang bisa disebut juga “City Beautiful Movement� memiliki 3 prinsip utama, yaitu municipal art, civic improvement, and outdoor art. Ketiga prinsip ini memiliki sejarahnya masing-masing yang kemudian menyatu menjadi gerakan City Beautiful Movement. Istilah City Beautiful atau Beautiful City sendiri mulai muncul pada akhir 1890an melalui berbagai publikasi yang dilakukan oleh arsitek maupun seniman di New York pada masa itu. Publikasi yang berkaitan dengan istilah ini antara lain “Art and Life, and the Building and Decoration of Cities� oleh T.J. Cobden-Sanderson pada tahun 1898 serta “The City Beautiful� oleh Charles R. Lamb melalui publikasi Be Municipal Affairs pada bulan Desember 1899.

36"/( M ).5 18, 6(.

Pada prinsip pertama yaitu municipal art, awalnya terinspirasi dari keberadaan konsep White City pada Chicago World Fair (1893). Kemudian, konsep ini merambah ke daerah-daerah lain: Boston & New York dan terakhir dijadikan masterplan untuk Washington D.C. (McMillan Plan 1902). Peletakan karya seni di ruang publik (municipal arts) di kota besar di mulai tahun 1890an yang kemudian dianggap sebagai “akar� dari gerakan city beautiful. Hal ini dikarenakan dilakukannya peletakan dekorasi kota baik yang skala besar (bangunan dengan gaya arsitektur tertentu) dan juga dengan peletakan dan pendorongan untuk peletakan dekorasi kota skala kecil (patung / hiasan lainnya). Hiasan ini berbentuk antara lain: Karya seni, patung, mural, kaca patri, yang didesain untuk menghias ruang - ruang publik dan Gedung - gedung penting. Hal ini memerlukan kerjasama yang kuat antara arsitek, pelukis, pematung, dan seniman lainnya. Kolaborasi ini kemudian dikenal sebagai collaboraive / allied art Selain proyek skala besar untuk memperindah kota yang terjadi di kota-kota besar, terjadi juga gerakan untuk memperindah lingkungan pinggiran kota (Suburubs) yang telah terjadi sebelum gerakan dalam skala besar terjadi. Hal ini merupakan penerapan dari prinsip kedua dari City Beautiful Movement yakni Civic Improvement. Dimulai oleh Andrew Jackson Downing pada 1848 yang bertujuan untuk memulai “rural improvement� bagi masyarakat dengan mendorong terjadinya penanaman pohon serta gaya arsitektur yang baik di wilayah pinggiran kota. Selain itu, Downing juga telah membuat berbagai publikasi yang menjadi semacam standar-standar estetika awal untuk terjadinya “rural improvement� tersebut.


Daerah pertama yang berhasil menerapkan ini adalah Stockbridge, Massachusetts pada tahun 1853. Daerah ini kemudian menjadi daerah percontohan bagi daerah-daerah lain. Pada penerapannya, warga stockbridge memiliki daerah pedestrian yang sangat baik yang terlindungi dari sinar matahri dengan adanya berbagai penanaman pohon di sekitarnya serta daerah rerumputan yang sangat sang terpelihara. Pada penerapan prinsip ketiga dari City Beautiful Movement, yakni Outdoor art, hal ini dimulai pada tahun 1900-1901 dengan didirikannya American park and Outdoor Art Association. Dimana anggotanya sebagian besar terdiri dari arsitek landskap, pengawas dan komisioner taman, serta akademisi dari masyarakat awam. Asosiasi ini bertujuan untuk menerapkan prinsip pengembangan taman yang layak melalui penerapan landscaping pada ruang-ruang publik serta penolakan terhadap pemasangan billboard di ruang publik. Dari penerapan ketiga prinsip yang ada, prinsip – prinsip tersebut kemudian menyatu secara formal menjadi City Beautiful Movement pada sekitar tahun 1900 hingga 1901. Kelompok-kelompok yang mewakili masing-masing prinsip mulai saling bertukar pikiran dan berbagi ide dalam satu gerakan yang sama. Hingga menerapkan 3 prinsip tersebut sebagai tujuan formal mereka. me Ketiga prinsip tersebut melalui kelompok-kelompok yang mewakili masing-masing prinsip kemudian menyatu dalam satu asosiasi berupa American Civic Association. Asosiasi ini kemudian menjadi pemrakarasa dalam penerapan pertama visi mereka melalui pembangunan pameran “model city” pada St. Louis World Fair pada tahun 1904. Pembangunan pameran ini kemudian menunjuk Charles Mulford Robinson sebagai penanggung jawab perencanaannya . Charles Mulford Robinson sendiri sebelumnya telah membuat berbagai publikasi mengenai peningkatan kualitas perkotaan serta estetika ruang publik. Praktik Beautifikasi: City Canvas New York $JUZ $BOWBT merupakan program yang diinisiasi oleh %FQBSUNFOU PG $VMUVSBM "òBJST %$-" New York dengan memungkinkan adanya pemasangan seni visual pada pagar pelindung bangunan sementara TDBòPMEJOH dan trotoar. Ide ini muncul seiring dengan proyek pembangunan, konstruksi, dan renovasi yang tidak ada habisnya di New York yang memunculkan ‘sampah konstruksi’ yang secara visual tidak menarik dan membosankan. Lebih dari 300 mil total panjang dari pagar pelindung TDBòPMEJOH yang bahkan beberapa sudah berdiri selama puluhan tahun.

Di New York sendiri , praktik dari ‘memperindah kota’ sudah dilakukan sejak tahun 1890-an. Berawal dari gerakan yang disebut City Beautiful Movement yang sebelumnya berkembang di kota-kota di Amerika, beberapa seniman dan arsitek membentuk suatu organisasi yang disebut The Municipal Art Society yang menjadi bagian dari gerakan ini. Organisasi ini bekerja untuk memperkaya desain fisik kota New York. un Program city canvas dilakukan untuk meningkatkan keindahan visual kota, sekaligus memberikan ruang untuk seniman berkreasi di ruang-ruang publik. Program ini tidak terbatas pada seniman tertentu saja, tetapi siapapun dapat mengirimkan karyanya dan jika disetujui karyanya akan digunakan. Selain memperindah kota, program ini juga mendukung seniman lokal untuk u berkarya di ‘rumah sendiri’.

36"/( M ).5 18, 6(.


36"/( M ).5 18, 6(.


01*/*

0MFI "MZB 1VTQJUB

Kota yang indah, nyaman, bersih, dan teratur tentu menjadi dambaan setiap warga kota. Tetapi bukan menjadi hal yang pelik bila kita mengatakan kota-kota kita belum mencapai standar tersebut. Upaya yang bisa dilakukan untuk mencapainya adalah dengan melakukan city beautification atau upaya mempercantik kota.

sumber yang paling akurat adalah diri kita sendiri, sebagai warga kota yang seharusnya menjadi objek pertimbangan utama. Setelah menilik kembali city beautification di kota kita, sudah kah kita merasa upaya tersebut solutif dalam menyelesaikan “polusi visual� di kota kita? Sudah cukup kah upaya tersebut memunculkan rasa memiliki terhadap kota kita?

Seperti yang dilansir dalam en.zibasazi.ir, menurut Dr. Ghabiti, sosiologis sekaligus inisiator di organisasi penggelut city beautification,adanya pengorganisasian dan upaya mempercantik visual kota merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mental warga kota. Keberhasilan city beautification dapat meningkatkan identitas kota, rasa aman, tingkat kebahagiaan, kecintaan terhadap kota, dan berujung pada mendorong terciptanya rasa memiliki terhadap kota yang ditinggali.

Dalam penentuan jawaban “sudah� maupun “belum� tersebut kita juga harus berhati-hati, meskipun city beautification berdalih untuk “kita�, sebagai warga kota, tetapi bisa jadi salah-salah implementasinya justru sekadar untuk “kata�. Meskipun pada awalnya esensi upaya tersebut untuk mendorong rasa memiliki justru pada kenyataanya bisa jadi ada pihak-pihak berkepentingan yang menjadikan tujuan utamanya be jauh melampaui rasa memiliki bahkan hingga level rasa membanggakan yang berlebihan kepada pihak luar, dengan kata lain city branding yang dipaksakan. Sehingga pada akhirnya city beautification hanya dilakukan demi “kata� atau sanjungan dari pihak luar. Mungkin sebagian besar dari kita lebih mengenal fenomena tersebut sebagai “pencitraan�, terutama apabila terdapat agenda-agenda tertentu yang membuat kota kita menjadi sorotan banyak pihak.

Saya sepakat dengan pendapat tersebut. City beautification tidak sekadar pembangunan fisik semata, di balik nilai estetika yang ingin dibangun ada poin lain yang bernilai lebih untuk digali, yakni kondisi warga kota. Sebelum dilakukan upaya mempercantik kota, perencana maupun desainer harus memahami betul kebutuhan warga kota, karakter warga kota, bahkan hingga selera terhadap komponen-koponen desain perkotaan, sebab kembali lagi, semua yang dilakukan memiliki esensi untuk memunculkan rasa memiliki warga kota terhadap kotanya. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan, apakah sejauh ini city beautification yang dilakukan sudah memihak kepada warga kota? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita tidak perlu merujuk ke berbagai sumber, sebab dalam hal ini

Meskipun begitu, sebagai warga kota yang bijak, kita tetap harus menilai dari sisi positif. Apabila “kita� masih bisa bersanding dengan “kata� maka boleh jadi kita menerimanya. Tetapi, apabila yang terjadi sudah jauh dari kepentingan warga kota, maka hanya satu prinsip yang bisa kita pegang, bahwa perubahan tak semata-mata dari atas, semua bisa dirintis dari bawah. Minimal, kita bisa mempercantik lingkungan terdekat kita dengan cara yang sederhana.

36"/( M ).5 18, 6(.


1 3 0 ' * - , 0 . 6 / * 5" 4

36"/( M ).5 18, 6(.


1 3 0 + & $ 5 $ " . 1" * ( /

0MFI :IPOB %FCPSB

36"/( M ).5 18, 6(.


,"#"3 1&3&/$"/"

0MFI /BVGBM )BCJC

36"/( M ).5 18, 6(.


s¿ Ħ¼s¥ÎĦ £ «~s¥ Ħ £ Ħ¼s¥Î Raditya Krisna Putra atau yg akrab dipanggil Radit, seorang mahasiswa aktif pwk angkatan 2016 yang berasal dari Sulawesi menjalani hari-hari mendekati uts dengan was-was. Cemas dengan kondisi keluarga yang belum juga dapat dihubungi sejak bencana menimpa kota asalnya, Kota Palu. Selama menunggu informasi dari keluarga di Palu, Radit turut serta menjadi relawan di posko relawan bencana di gelanggang mahasiswa UGM. Sedikitnya dengan menjadi relawan, Radit mendapatkan perkembangan berita terbaru perihal kondisi terkini dari dari Palu dan sekitarnya. Sebulan pasca bencana, relawan bencana UGM bersama Kagama Care memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjadi relawan lapangan untuk bertugas langsung di Palu. Tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertatap muka dengan keluarga di kampung, Radit dan 14 orang lainnya yang terpilih menjadi relawan UGM tahap 2 yang dikirim ke Palu. Akhirnya tim relawan tahap 2 UGM sampai Palu. Tim UGM kemudian melanjutkan perjalanan ke posko Kagama yang terletak di Desa Lolu, Biromaru, Kabupaten Sigi. Kabupaten Sigi ini sendiri terletak di perbatasan Kota Palu. Setibanya di lokasi, terlihat beberapa aktifitas sudah mulai berjalan, beberapa warga yang rumahnya rusak sedang dan ringan sudah meninggalkan pos-pos darurat daru

Selama 2 hari tim relawan UGM tahap 2 dibimbing dan diberi pengarahan oleh tim tahap 1 yang bersiap untuk kembali ke Yogyakarta. Selanjutnya, selama 2 pekan tim UGM menyusun agenda dan melaksanakan program. Secara umum, posko bantuan kagama bertanggung jawab penuh terhadap posko 5 dan sebagian posko 6 desa Lolu dan beberapa posko lainnya. Kerusakan jalan yang sangat parah masih lain menjadi penghalang dalam beraktifitas selama berkegiatan di lokasi. Jalan-jalan di Kabupaten Sigi rusak berat. Aktivitas relawan UGM secara umum dibagi 3, yaitu : tim infrastruktur, tim logistik dan tim sosial. Radit yang tergabung dengan tim logistik bertugas untuk memaksimalkan perbantuan logistik yang dibawa dari Yogyakarta dan pendistribusian logistik yang dibeli dari Palu untuk kemudian dibagikan di posko kagama. Selain itu, tim infrastruktur membuat MCK darurat dan mengoperasikan alat penjernih air yang merupakan mengope hibah dari donatur. Selain pemberdayaan warga, tim sosial juga menginisiasi sekolah darurat yang diberi nama “sekolah bahagia”. Rumah radit yang berjarak kurang lebih 7 km dari pantai menderita rusak ringan dan semua keluarga selamat. Selama melakukan kegiatan relawan, Radit menjadi pemandu tim sebagai warga daerah yang mengenali jalanan Kota Palu dan sekitarnya. Kegiatan relawan berakhir setelah 2 minggu, transisi tim tahap 2 kepada tim tahap 3 dilakukan oleh 2 orang tim tahap 2 yang extend sebagai relawan.

36"/( M ).5 18, 6(.


5 & 3 1" $ 6 . & - " + 6

U LI Z 0MFI 4BMNB ,BNJMB

36"/( M ).5 18, 6(.


8 2 /Z

36"/( M ).5 18, 6(.


36"/( M ).5 18, 6(.


:" / ( # " 3 6

0MFI 4BMNB ,BNJMB

I Ħj 9

LZĦ L& LZ Ħj 0P Ä‹

36"/( M ).5 18, 6(.


&4"* '050

Di rumah-rumah pinggir sungai itu Mereka memoles Mereka lukiskan corak indah Corak mimpi mereka

0MFI :VEJ 1SJZBUOP

Rupa warna yang mulai pudar Memucat, apakah mereka sakit? Meluntur, akankah mereka berubah? Menjadi fakir, tanpa angan impian

Kecantikan hanya suatu fana Pun jua corak-corak rumah mereka Namun, apakah semua orang salah? Tuk menanti rumah-rumah itu dipercantik kembali

36"/( M ).5 18, 6(.


."/ 0' 5)& .0/5)

0MFI %FCZ 3PTJBOBOEB

A

djisetya Agung Priambudi, siapa yang tidak mengenal sosok ini. Track record-nya dibidang akademisi membuatnya kini dikenal oleh banyak mahasiswa di PWK UGM. Pria kelahiran Temanggung ini mengaku selama masa perkuliahan dia pernah menjadi asisten mata kuliah sebanyak 5 kali. Selain itu selama masa perkuliahan dia juga pernah 3 kali mengikuti organisasi dengan level yang berbeda-beda. men Organisasi yang diikutinya adalah Cendekia Teknik, KASTRAD BEM KM UGM, serta HMT PWK UGM. Ada hal yang menarik dari alasannya mengikuti organisasi, bukan untuk mencari relasi, organisasi yang dia ikuti dimanfaatkannya untuk memperlebar sudut pandangnya serta kemampuan bekerjasama dalam lingkup yang lebih luas. lin Saat ini kesibukan yang dilakukan oleh mahasiswa lulusan dengan IPK tertinggi ini adalah menjadi Asisten Prodi. Asisten Prodi ini bertugas untuk membantu menjalankan aktivitas akademis yang dilakukan oleh prodi, seperti penelitian, belajar mengajar, dan lain-lain. Asisten Prodi ini merupakan hal yang baru di Prodi PWK UGM, karena itu sistem dan tugas yang diberikan masih belum memiliki tupoksi yang jelas. Selain itu karena Asisten Prodi ini termasuk baru, sistem perekrutannya masih berdasarkan pada track record selama masa perkuliahan, maka dari itu ia ditunjuk langsung oleh Kepala Prodi PWK UGM yaitu Bapak Sani Roychansyah untuk menjadi asisten prodi di PWK.

Dari hasil wawancara yang dilakukan menurut lelaki yang sering disapa Adji ini mengaku mahasiswa PWK saat ini sudah mampu menangkap isu-isu terkait PWK yang sedang beredar saat ini. Namun tetap harus diketahui bahwa data yang banyak beredar belum tentu benar, maka dari itu ia berharap mahasiswa PWK lebih jeli dalam memilih informasi dan melakukan cross check terhadap informasi yang didapatkan. Selain itu ch mahasiswa PWK yang masih aktif saat ini diharapkan untuk tidak melupakan prinsip-prinsip dasar dan tidak terpaku kepada perkembangan aplikasi. “Aplikasi boleh dikuasai dengan baik, tetapi tetap tidak boleh melupakan prinsip dasar yang berlaku. Agar apabila teknologi yang ada mati, kita sebagai perencana masih dapat merencanakan dengan baik�, ujarnya. Selain dap logika berpikir mahasiswa PWK juga harus ditingkatkan agar pekerjaan yang dibuat dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Ia juga menuturkan pesan untuk mahasiswa PWK yang masih aktif saat ini adalah mahasiswa memerlukan pengembangan diri yang lebih. Jangan hanya berhenti pada apa yang telah diberikan, mahasiswa saat ini dituntut untuk meng-explore lebih jauh dan lebih dalam. Hal itu diperlukan untuk pemaksimalan potensi yang ada pada diri masing-masing mahasiswanya. Selain itu masing-masing individu memiliki otoritas atas dirinya, hal ini harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin agar tujuan terdekat yang ingin diraih dapat tercapai. “Gimana mau ngerencaian ruang buat orang lain dan dalam jangka waktu yang panjang kalau ngerencanain diri sendiri buat jangka waktu yang pendek aja gabisa?�, tutupnya. tutup

36"/( M ).5 18, 6(.


18, #"/(("

1. Abimanyu A. Ramadhan ( PWK 2017) - Juara 2 Lomba Cerdas Cermat Koperasi - Juara 3 Lomba Debat Koperasi - Juara Umum 3 Kopma Fair National Competition Dalam Kopma Fair National Competition UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2018 - Juara Harapan 1 Lomba Cerdas Cermat National Cooperative Concourse Universitas Negeri Yogyakarta 2018 - Juara 2 Lomba Cerdas Cermat - Juara Umum 2 Pekan Koperasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 Dalam Pekan Koperasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2018 - Juara 1 Lomba Menulis Essay Pekan Karya Mahasiswa IAIN Surakarta 2018 2. Andre A. L. Tuela ( Penyanyi Tenor) PWK 15 Immanuel D.P (Penyanyi Bass) PWK 17 Kevin Gamaliel Manik (Official) PWK 13 -

Gold Trophy for Folklore Category Gold Trophy for Mix Youth Category Malaysian Choral Eisteddfod Intetnational Choir Festival 2018 bertempat di The Kuala Lumpur Performing Arts Centre (7-12 November 2018

3. Irsyad Abdul Aziz (PWK 2016) - Juara 1 di kelas Pair Poomsae - Juara 2 di kelas Poomsae Tim Putra Dalam PORDA Jawa Barat Ke XIII 4. Varrel Vendira Rizlah Putra (PWK 2016) - Runner Up Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KMDI) 2018 - Juara 1 Lomba Debat Isu Ekonomi Nasional (DIEN) 2018 5. Fany Arienjy - Juara 3 Indonesia Drum Corps Championship (IDCC) 2018

36"/( M ).5 18, 6(.


3&4&/4*

0MFI *OUBO %XJ /VSBJOJ

36"/( M ).5 18, 6(.





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.