Indonesia
CONTROLLER IATCA OfďŹ cial Magazine
Edisi 6 / Tahun 2 / AGUSTUS 2019
A NEW
CHAPTER ISSN 2622 8858
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
1
DIRGAHAYU REPUBLIK
I N D O N E S I A
MENUJU INDONESIA UNGGUL
INDONESIA AIR TRAFFIC CONTROLLERS ASSOCIATION 2
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Sambutan
|
Assalamualaikum wr wb Sungguh tiada pujian yang patut disanjungkan melainkan pujian kepada Allah SWT. Alhamdulillah, kita memuji Allah sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya atas segala limpahan nikmat dan rahmat yang telah diberikan kepada kita. Pembaca sekalian yang berbahagia, Bulan Mei 2019 yang lalu telah dilaksanakan Musyawarah Nasional ke-7 IATCA dan telah menghasilkan beberapa rekomendasi yang menjadi kebijakan organisasi untuk 4 tahun ke depan. Munas ke-7 IATCA juga mengamanahkan kepada saya Mohamad Sobri, untuk menerima tongkat estafet menjadi Ketua Umum IATCA periode 2019 – 2023 dari mas Suwandi, Maka dari itu, pada tanggal 19 – 21 Juni 2019, kami melaksanakan pengukuhan Pengurus DPP IATCA Periode 2019 – 2023, sekaligus melakukan pembahasan penyusunan Rencana Kerja Organisasi Tahun Anggaran 2019. Sebagaimana kita ketahui bersama, system pengelolaan organisasi modern yang telah dibangun di tubuh IATCA, telah membuat organisasi ini semakin hari, dari waktu ke waktu, semakin maju, tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan urun rembug dan sumbang saran demi kemajuan IATCA yang tercinta. Dan tentu kami juga mengharap doa restunya, agar ke depan, IATCA menjadi apa yang kita inginkan. Kebahagiaan IATCA semakin bertambah, dengan diangkatnya salah satu anggota keluarga besar kita kader terbaik IATCA, yaitu Bapak Mokhammad Khatim menjadi Direktur Operasi AirNav Indonesia. Dan pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengucapkan selamat bekerja kepada Direktur Operasi AirNav Indonesia yang baru, semoga bisa membawa Perusahaan semakin maju dan bertumbuh-kembang. Dan juga mohon jangan ragu untuk meminta kontribusi IATCA, baik dukungan, masukan serta saran, dalam rangka pembangunan dirgantara kita. Para pembaca sekalian yang saya hormati, Pada tanggal 29 Juli 2019 adalah 20 tahun usia berdirinya IATCA. Dimana pada usia yang ke 20 ini, kami bertekad melakukan reinventing professionalism. Momentum yang sangat baik bagi kami IATCA, ditambah lagi dengan adanya momentum 74 Tahun Proklamasi Negara kita Republik Indonesia. Semangat juang para pendahulu kita, akan kami jadikan sumber inspirasi perjuangan, dalam mewujudkan dunia penerbangan Indonesia, khususnya bidang pelayanan navigasi penerbangan, yang semakin maju. Profesionalisme ATC Indonesia akan terus dijaga dan kita tumbuhkan bersama. Juga pada bulan September 2019, AirNav Indonesia akan memasuki usia ke tujuh. Usia yang relatif masih muda, namun seperti yang kita ketahui menghadapi tantangan yang besar luar biasa. Karena itu, IATCA tidak akan pernah membiarkan AirNav Indonesia berjalan sendiri. IATCA berkomitmen, akan terus mendukung AirNav Indonesia untuk mencapai cita citanya, menjadi ANSP bertaraf Internasional. Dirgahayu IATCA, Dirgahayu AirNav Indonesia, dan Dirgahayu Republik Indonesia Wassalamualaikum Wr Wb Bravo IATCA, Let’s Do it Mohamad Sobri Ketua Umum IATCA
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
3
| Sambutan
Note from Desk Control E
disi ke-6 Majalah Indonesia Controller yang sedang dipegang oleh pembaca saat ini terlambat dari waktu penerbitan. Hal ini dikeranakan adanya pergantian Dewan Pengurus Pusat IATCA setelah melakukan Musyawarah Nasional ke-7 IATCA bulan Mei 2019 di Semarang. Demisionernya pengurus lama dan belum terbentuknya pengurus baru menjadi salah satu sebab terlambatnya Majalah yang kita cintai ini diterima oleh pembacanya.
C
over story pada majalah ini bertemakan New Chapter, bukan tanpa sebab tim redaktur memilih tema tersebut karena setelah bulan April 2019 ada beberapa hal baru yang kita rasakan, mulai dari Pemilihan Umum Presiden dan anggota Dewan sebagai pesta demokrasi rakyat Indonesia yang telah menentukan Presiden RI periode 2019-2024, terpilihnya Ketua Umum IATCA yang baru untuk periode 2019-2023 dan satu hal yang menggembirakan kita adalah dilantiknya kader dan anggota IATCA Mokhammad Khatim sebagai Direktur Operasi AirNav yang baru menggantikan Bp. Wisnu Darjono.
N
ew chapter yang lain adalah IATCA yang kita cintai ini telah memasuki usia 20 tahun, usia yang sudah tidak terbilang muda lagi untuk ukuran suatu organisasi. Usia dimana seharusnya organisasi ini bisa memberikan sesuatu untuk bangsa dan negara dan dunia penerbangan Indonesia pada khususnya. Wajar kalau kemudian pada Hari Ulang Tahun IATCA ini DPP IATCA mengambil tema ITS TIME TO SHINE.
S
ampai dengan terbitnya edisi ke-6 ini, tim redaktur seolah tidak kehabisan materi untuk ditampilkan karena beberapa anggota dari DPC IATCA sudah mulai tergelitik untuk berani menulis. Semoga kedepannya materi yang ditampilkan sedikit demi sedikit membahas masalah teknis seputar dunia penerbangan Indonesia namun demikian informasi apapun dari DPC IATCA patut mendapatkan tempat dalam majalah ini sesuai dengan tujuan diterbitkannya majalah ini sebagai sarana pertukaran informasi diantara anggota IATCA.
H
appy 20th Anniversary IATCA, It’s Time to Shine for you
Bravo IATCA, Lets Do It Team Redaktur
PENANGGUNG JAWAB
Ketua Umum IATCA
PEMIMPIN REDAKSI
Kabid Humas dan Publikasi DPP IATCA
REDAKTUR
Sekretariat DPP IATCA Setio Anggoro, Ulul Azmi, Ahmad Izazi Dheny Purwo, Zainal Arifin Harahap
PHOTOGRAPHER
Ardhi BP, Andi Irdiansyah, Dedy Wiratama, Faisal Riza, Haswan, Hamdan, Rinaldi Agung, Rio, Riza D Januar
EDITOR
Sekretariat DPP IATCA Humas dan Publikasi DPP IATCA
LAYOUT / DESIGN
Ahmad Izazi, Putu Dipa Sanjaya, Lucky Kusuma Putra
KRITIK DAN SARAN
redaksi@iatca.or.id redaksi.iatca@gmail.com
KONTRIBUTOR
AZ Ibnu Susanto, Kristanto, Masrian, Wahyu Tirtaji Gatot Prianggodo, Tavip Wibowo, Uspin AZ, Farid Ma’arif Lili Robianti, Faisal Riza, Moeji Soebagyo, Indra Gunawan Moh. Romy, Moch. Bambang Gilang R, Eugene A, Riza D Januar Indras Irawan, Pristica Verdiana, Ananda Fariez Vigar Nyoman Dicky S,Resta Arga, Aulia Sasilia, Heru Legowo Faisal D Sinaga, DPC IATCA se Indonesia
ALAMAT REDAKSI, SIRKULASI & PEMESANAN
Sekretariat DPP IATCA MER Building Lt. 2 Kantor Pusat AirNav Indonesia Jl. Ir. H. Juanda No. 1 Tangerang Telp. 0813-1888-2907
Redaksi menerima tulisan atau naskah dalam bentuk MS Word atau PDF yang dikirimkan melalui email di atas Redaksi mempunyai hak untuk mengedit tulisan yang diterima tanpa merubah substansi tulisan
4
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Daftar Isi
AGUSTUS 2019 - EDISI 6
SAMBUTAN 3 Sambutan Ketua Umum 4 Note from Desk Control
16
NOTAM 6 Syukur Pasca-Lulus Ujian
ORGANISASI 9 Arti Logo HUT IATCA 58 Muscablub Manado 86 Muscablub Jakarta
back to barrack
12 Untuk Bangsa dan Profesi
cover story 14 Suksesi Ketua Umum 18 Pengukuhan DPP IATCA
initial contact 16 M. Sobri Ketua Umum IATCA 20 M. Khatim Direktur Operasi AirNav Indonesia
visual approach
22 Dua Dasawarsa IATCA 30 Refleksi 20 Tahun IATCA 32 Mengapa ATC Belum Jadi CEO
12
refreshing 34 Establishment Juanda Clearance Delivery Unit 49 ICAO 63 STREAM+
initial fix point 37 40 42 46
Drone VS ATC Drone, Tantangan atau Ancaman Drone dan penggunaannya Kegiatan Drone di Surabaya
vicinity aerodrome 53 54 66 68 70 72 82
Beach Clean-up Ambon IATCA Goes to School Cope West IAF VS US PACAF Perjalanan Bandara Kertajati Ora Ngapak, Ora Kepenak Donasi untuk Palestina WilcoMart
56 41
joy flight 55 Altitude Goes to Bali 62 Paragliding Manado 80 Runway
english corner 59 Which Level is Your Target, 4 or 5 ?
60
holding point 74 Surabaya 76 JABRiC 78 Sumbangan untuk Konawe & Ternate
true history 84 Pertama kali bertemu ATC, ternyataaa...
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
5
| NOTAM (NOTice from AMinarno)
D
ua atau tiga bulan terakhir ini adalah masa-masa di mana kita, bangsa Indonesia pada umumnya dan anggota IATCA pada khususnya, menikmati masa kemenangan, masa gembira dan bahagia setelah lulus dari berbagai ujian (kalau penulis boleh menyebutnya demikian). Ujian-ujian tersebut adalah : (1) mewujudkan kegiatan MUDIK yang selamat dan lancar; (2) proses pergantian kepengurusan organisasi kita tercinta IATCA dan (3) Pemilihan Umum (PEMILU). Misi mewujudkan kegiatan MUDIK yang selamat dan lancar MUDIK lebaran, istilah populer yang hanya ada di Indonesia, sebenarnya adalah tradisi yang penuh dengan perasaan yang bercampur-baur–suka cita, gembira, bangga, sedih dan bahagia–yang sangat sulit dinyatakan atau diungkapkan dengan kata-kata. MUDIK memiliki makna pulang ke kampung halaman untuk merayakan kegembiraan bersama keluarga, sanak saudara, teman-teman dan mantan temanteman bermain di masa kecil dan sebagainya, pada hari kemenangan yaitu IDUL FITRI. Di samping itu, MUDIK juga bisa diasumsikan sebagai ajang untuk saling silaturahmi dan saling berbagi kepada sesama atas pencapaian yang sudah diraihnya di tanah perantauan.
“pemandu/pengendali lalu lintas penerbangan” diuji dan dipertaruhkan. Jika transportasi udara lancar, Alhamdulillah, akan mendapat pujian (meskipun itu bukan tujuan kita). Namun sebaliknya, jika transportasi udara tidak lancar, mungkin kita menjadi salah satu sasaran kritik–tidak bisa mengatur/memandu lalu lintas penerbangan. Ujian tersebut, tahun ini telah berlalu dengan selamat dan lancar. Sekali lagi Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam, ujian telah kita lalui dan boleh dikatakan lulus dengan peringkat memuaskan (kalau tidak boleh dikatakan sumacumlaude). Untuk itulah sudah selayaknya kita–sebagai manusia-bersyukur kepada Allah, Tuhan yang Maha Esa, bahwa atas bimbingan, petunjuk dan perlindunganNYA, teman-teman kita yang berjuang di lapangan telah diberikan nikmat sehat dan kekuatan sehingga dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan selamat dan lancar meskipun harus mengorbankan kepentingan individu yaitu tidak bisa menikmati suasana mudik bersama-sama orang tercinta, tidak bisa menikmati liburan/cuti bersama pada saat “tanggalan merah” dan lain-lain. Mereka–kolega kita di lapangan itu–dengan rasa penuh ikhlas telah mewujudkan transportasi udara menjadi selamat dan lancar. Untuk itulah tidak berlebihan jika kita juga wajib memberikan
BERSYUKUR PASCA LULUS UJIAN Untuk melaksanakan kegiatan MUDIK, tidak sesederhana yang kita inginkan, namun penuh dengan perjuangan dan kegigihan (bahkan kalau boleh penulis ungkapkan, persiapan mudik mengalahkan persiapan mau perang). Jutaan orang berbondong-bondong melakukan perjalanan menuju kampung halaman dengan berbagai sarana dan dengan prasarana yang relatif terbatas, menyebabkan suasana mudik menjadi ajang perjuangan yang tidak ringan. Dengan pergerakan manusia yang begitu besar tentu dapat dibayangkan betapa rumit dan sulitnya memastikan agar arus MUDIK berjalan selamat dan lancar. Dari sekian juta MUDIKER tersebut, mereka pulang kampung menggunakan sarana transportasi udara di mana kita sebagai garda terdepan dalam mewujudkan keselamatan transportasi udara atau penerbangan (yang tercermin dari tujuan pemberian pelayanan ATC yaitu menghindarkan tabrakan antar pesawat udara) dan kelancaran operasi penerbangan (expedite and maintaining an orderly flow of air traffic). Whuadhuh kereeen–pakai bahasa Inggris. Suka tidak suka dan mau tidak mau, di sinilah kemampuan kita sebagai
66
penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada mereka. Semoga Allah, Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan kesehatan dan kekuatan kepada kita untuk perjuangan di masa-masa yang akan datang. Amiin, ya rabbal alamiina. Bravo IATCA, Lets do it. Proses pergantian kepengurusan organisasi kita tercinta IATCA Pada kolom NOTAM majalah Controller edisi sebelumnya yang bertajuk SIKAP WASPADA DAN ARIEF BIJAKSANA, penulis telah menyampaikan bahwa tata kehidupan di dunia ini ditandai oleh banyak proses yang tidak pernah berakhir, tiga diantaranya adalah selalu ada proses (1) pergantian; (2) perubahan dan (3) siklus yang terus menerus bergulir. Proses-proses tersebut senantiasa menghasilkan sesuatu yang bersifat dikotomis yaitu menghasilkan dua kutub atau paham yang saling berlawanan dan sulit untuk disatukan atau dipadukan (diintegrasikan). Menurut hemat penulis, Munas ke-7 IATCA di Semarang pada tanggal 1–3 Mei 2019 yang lalu juga merupakan
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
NOTAM (NOTice from AMinarno)
sesuatu yang sudah diputuskan, mustahil bisa 100 % memuaskan semua pihak ajang ujian yaitu bagaimana kita (IATCA) bisa menjalankan organisasi secara dewasa dan profesional. Meskipun secara pribadi penulis tidak mengikuti Munas (karena alasan kesehatan–yaitu operasi mata–katarak), namun mengacu kepada pantauan penulis, Munas tersebut layak mendapat penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh peserta Munas pada umumnya dan khususnya kepada Tuan Rumah DPC IATCA Semarang beserta segenap Panitia Penyelanggara yang telah dengan penuh semangat mewujudkan proses pergantian kepenguruan organisasi kita dengan lancar dan sukses serta menghasilkan person-person yang Insya Allah dapat mewujudkan keinginan kita bersama yaitu membesarkan organisasi kita IATCA. Di ajang apa saja dan di mana saja, sesuatu yang sudah diputuskan oleh organisasi atau kelompok, mustahil bisa 100 % memuaskan semua pihak. Di dunia ini selalu ada dikotomi salah satunya adalah–suka tidak suka. Oleh karena itu kepengurusan yang dipilih melalui prinsip-prinsip demokrasi, wajiblah kita acungi jempol dan bagi yang kurang setuju hendaknya tulus ikhlas menerima keputusan bersama dan sah menurut Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga/kesepakatan organisasi atau kelompok.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
|
perbedaan adalah rahmat dan bersatu dak berar harus sama atau seragam Munas ke-7 IATCA sudah selesai dan sudah menetapkan sahabat kita M. SOBRI sebagai Ketua Umum (Presiden) IATCA periode tahun 2019–2023. Sebulan kemudian struktur kepengurusan sudah lengkap dan sudah pula dikukuhkan pada tanggal 19 Juni 2019 di Kantor Pusat LPPNPI. Dengan demikian maka roda kepengurusan organisasi IATCA periode 2019–2023 sudah mulai menggelinding. Adalah tidak mungkin hasil kesepakatan memuaskan seluruh anggota meskipun kesepekatan tersebut diperoleh secara demokratis. Ketidakpuasan bisa ditimbulkan oleh pengalaman masa lalu baik di lingkungan sosial masyarakat maupun lingkungan kerja. Itu wajar dan bahkan sangat wajar, oleh karena itu kalau kita mengaku sebagai anggota organisasi yang baik dan taat azas, maka pilihan di atas harus kita terima dengan secara tulus, ikhlas dan penuh rasa syukur. Dengan telah dikukuhkannya kepengurusan organisasi IATCA periode 2019–2023 yang ditandai dengan pengucapan janji dan penandatanganan naskah pakta integritas, maka ujian kedua sudah kita lewati. Dan …… kini tibalah saatnya seluruh anggota IATCA berkomitmen untuk membantu/ mendukung secara penuh kepengurusan yang baru yang dikomandani oleh sahabat kita M. SOBRI di dalam mewujudkan citacita kita bersama. Semoga Allah,
7
| NOTAM (NOTice from AMinarno)
Tuhan yang Maha Esa, senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk dan perlindungan-NYA sehingga organisasi kita berjalan secara damai, tentram dan sejahtera. Amiin, ya rabbal alamiina. Bravo IATCA, Lets do it. Pemilihan Umum (PEMILU) Menurut penilaian beberapa kalangan, PEMILU kita pada tahun ini merupakan PEMILU yang penuh dengan kekerasan verbal dan kehebohan, sebab jauh-jauh bulan (sekitar enam bulan) tata kehidupan rakyat Indonesia dipenuhi dengan berbagai macam sikap tidak terpuji bahkan boleh dikatakan sangat tidak wajar yang berupa narasinarasi yang penuh dengan nada kebencian, fitnah, caci maki, tuding-menuding, provokasi, hoax dan sejenisnya. Masyarakat terbelah menjadi dua kubu yang berseberangan. Suasana tersebut juga merambah ke dalam kalangan anggota IATCA. Hal tersebut tercermin dari postingan baik melalui Facebook, WA dan lain-lain yang penulis pantau dari hari ke hari sehingga mengharuskan penulis untuk menyampaikan pesan-pesan kedamaian dan kesejukan. Oleh alasan tersebut di atas, maka pada kolom NOTAM majalah Controller edisi yang sama, penulis juga menyampaikan pesan bahwa perbedaan adalah rahmat dan bersatu tidak berarti harus sama atau seragam. Kalau semua yang di dunia ini sama atau seragam, dunia akan menjadi hambar dan membosankan. Sebaliknya perbedaan menjadikan romantika kehidupan menjadi lebih variatif, lebih dinamis dan lebih indah. Perbedaan menjadikan setiap gerak langkah akan berjalan dengan selaras, serasi dan seimbang. Janganlah perbedaan menyebabkan terjadinya perpecahan/ perselisihan antar anggota keluarga, antar teman dan antar golongan. PEMILU sudah selesai meskipun harus melewati kerikil-kerikil tajam. Alhamdulillah, dengan diketukkannya palu Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) RI dan ditindaklanjuti oleh Keputusan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka terpilihlah Bp. Ir. Joko Widodo sebagai Presiden dan Bp. K.H Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden masa bakti 2019–2024. Meskipun disadari bahwa benih-benih ketidakpuasan terhadap hasil PEMILU, rekonsiliasi sudah dilakukan antar kedua pemimpin yang berkompetisi pada PEMILU yang lalu. Dengan itu semua, marilah kita anggota IATCA yang sempat berseberangan, melakukan introspeksi, membuka pandangan seluas-luasnya, menyadari bahwa banyak juga orang lain, saudara sebangsa yang berbeda pilihan dengan kita. Ketika pemenang pemilu telah ditetapkan berdasarkan
8
hukum, itu kemenangan seluruh rakyat Indonesia yang juga merupakan kemenangan kita semua. Sikap tersebut di atas menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi, sikap yang layak kita turunkan kepada anak-cucu sebagai pewaris Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mari kita hentikan perangai kasar dan kekerasan verbal di ruang publik yang disengaja maupun tidak disengaja telah kita lakukan sebab kekerasan verbal bukan hal yang bisa diterima akal sehat dan efeknya bisa jauh lebih dahsyat daripada kekerasan fisik. Sebagai makhluk ciptaan Allah, Tuhan yang Maha Esa yang paling sempurna dengan dilengkapinya kita dengan akal, maka sangat tidak pantas jika kita melakukan amal perbuatan yang dilarang dan tidak disukai oleh Allah, Tuhan yang Maha Esa. Kemarin, kita yang terbagi dan terbelah menjadi dua yang berseberangan, kini saatnya bersatu kembali untuk melanjutkan membangun negeri. Mari kita kubur dalam-dalam perselisihan dan pertikaian yang ada dan mengoptimalkan seluruh energi untuk bersama-sama membesarkan organisasi kita. Mari kita mendukung visi Presiden terpilih Bp. Ir. Joko Widodo yang bertema visi “Indonesia maju” yaitu Indonesia yang tidak ada satu pun rakyatnya tertinggal untuk meraih cita-cita, Indonesia yang demokratis, yang hasilnya dinikmati oleh seluruh rakyat, Indonesia yang setiap warga negaranya memiliki hak yang sama di depan hukum, Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelas dunia, Indonesia yang mampu menjaga dan mengamankan bangsa dan negara dalam dunia yang semakin kompetitif. Visi besar tersebut tidak mungkin tercapai jika tidak dikerjakan oleh seluruh rakyat secara bersama-sama. Ungkapan di atas adalah untuk skala besar, sedangkan untuk skala yang lebih kecil yaitu di dalam lingkup organisasi kita IATCA, marilah kita pupuk kembali persaudaraan antar sesama anggota. Marilah kita tingkatkan kualitas diri kita baik kualitas individu maupun kelompok. Kualitas yang penulis maksud adalah hubungan vertikal (habluminallah) yaitu kadar ibadah kepada sang Pencipta dan hubungan horisontal (habluminannas) yaitu kadar hubungan antar sesama anggota dan hubungan antara anggota dan organisasi kita, termasuk manajemen LPPNPI. Bersama kita bisa.mikian semoga Allah, Tuhan yang Maha Esa, senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk serta nikmat sehat dan kekuatan kepada kita semua, sehingga dapat mewujudkan keinginan kita bersama. Amiin, ya rabbal alamiina. Bravo IATCA, Let’s do it.
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Organisasi
|
arti logo hut ke-20
iatca
29 Juli 2019 IATCA memasuki usia 20 tahun, Logo resmi yang digunakan seperti yang terlihat berbentuk Angsa, Angka 2 digambarkan dengan Angsa, Angka 0 adalah Sayap Angsa
MENGAPA ANGSA ? Angsa selalu dalam formasi V ketika terbang bersama, mereka akan mengepakan sayap bersamaan, tidak pernah ada angsa yang memisahkan diri dari formasi, selalu mengeluarkan suara riuh rendah, jika ada angsa yang lelah di depan maka akan memutar kebelakang dan jika ada yang terluka sehingga harus keluar dari formasi maka akan ada angsa lain yag menemani turun untuk membantu dan melindungi.
terjadi karena kita menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain.
IATCA harus seperti kumpulan angsa, kepakan sayap angsa didepan akan memberikan daya dukung bagi angsa dibelakangnya agar tidak susah payah menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang bersama jarak yang ditempuh akan lebih jauh dibandingkan dengan terbang sendiri, karena itu tidak ada angsa yang memisahkan diri karena akan sulit terbang sendirian. Suara riuh rendah yang dikeluarkan adalah tanda untuk memberikan semangat, suara dari belakang sebagai pengingat bahwa
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
kecepatan terbang harus terjaga dan konsisten sementara suara dari depan sebagai penyemangat bagi yang dibelakang untuk terus berada dalam formasi dan mengikuti pemimpin di depannya. Jika Angsa yang di depan lelah maka akan berganti formasi ke belakang dan digantikan angsa berikutnya untuk menjadi pemimpin terbang. Jika ada angsa yang terluka dan harus keluar formasi maka akan ada angsa lain yang menjaganya dan melindunginya sampai turun ke tanah. Begitulah yang diharapkan IATCA dalam usia ke 20, bahwa anggotanya harus bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi agar mencapai tujuan dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini
Setiap anggota IATCA selalu saling bergantung satu dengan lainnya dalam hal kemampuan, kapasitas dan memiliki keunikan dalam karunia, talenta atau sumber daya lainnya untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama.
TEMA HUT TIME TO SHINE
Memasuki usia ke 20 tahun, saatnya Anggota IATCA menunjukan kemampuan dan karya nyata dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam memberikan dan melayani Keselamatan Lalu Lintas Penerbangan
WARNA BIRU LANGIT DAN BIRU DONKER melambangkan loyalitas, kepercayaan, cerdas dan berpendirian.
BRAVO IATCA, LETS DO IT
9
it’s time to shine
10
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
happy 20th anniversary Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
11
| Back to Barrack
untuk BANGSA dan PROFESI
Munas ke 2 IATCA, Cisarua 26-28 Mei 2003 Teks & Foto - Tavip Wibowo Ketua I IATCA periode 1999-2003 • Doc. pribadi Uspin AZ
Perjalanan panjang sejarah organisasi IATCA yang dilakukan oleh para pendiri, pejuang dan anggotanya pada saat itu telah mengantarkan IATCA sampai kepada usianya yang ke 20 pada tanggal 29 Juli 2019. Sebagian pelaku sejarah pada saat itu telah memasuki masa purnabhakti dan sebagian lagi masih aktif berdinas. Sebagian sudah tidak aktif lagi di organisasi namun rasa memiliki, mencintai dan semangat membangun IATCA masih tetap menyala. Sebagian lagi masih aktif bahkan menjadi pengurus baik ditingkat Dewan Pengurus Cabang maupun Dewan Pengurus Pusat. Yang masih berdinas sebagian besar berada di AirNav Indonesia, sebagian lainnya berada di PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Kementrian Perhubungan dan Instansi lainnya. Dimanapun para pejuang dan pelaku sejarah itu berada, apapun institusi yang menaung mereka saat ini, satu yang pasti, rasa cinta terhadap IATCA tidak akan pernah luntur dan hilang karena mereka dan kita semua adalah IATCA, karena kita adalah ATC INDONESIA.
1
12
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Back to Barrack
2
3
4
5
6
7
F
oto-foto yang berada pada halaman ini dari sisi kualitas tentu bukanlah yang terbaik karena saat itu belum ada aplikasi 360 ataupun editing foto langsung dari gadget yang saat ini kita miliki. Foto yang dihasilkan masih menggunakan celluloid roll film yang berisi paling banyak 36 frame dengan extra 2-4 frame pada setiap rollnya dan tidak bisa mengulang pengambilan foto. Namun demikian foto-foto tersebut mempunyai nilai sejarah yang tinggi bagi perjalanan organisasi IATCA. Foto-foto di atas adalah kegiatan Musyawarah Nasional ke-2 IATCA pada tanggal 26-28 Mei 2003. Pembukaan Munas ke-2 dilakukan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Bp. Tjutjuk Suryo Soeprodjo di Graha Angkasa Pura I Kemayoran dengan agenda tunggal laporan Ketua Panitia
|
Munas. Setelah itu masa persidangan Munas ke-2 IATCA dilanjutkan di Hotel Cisarua Indah. Terpilih sebagai Pimpinan sidang adalah IGK Susila dan Sekretaris Ida Bagus Agung Mandala. Pimpinan Sidang saat itu bertugas memimpin jalannya laporan pertanggungjawaban pengurus oleh ketua umum, memimpin pembacaan laporan hasil komisi, pemilihan Ketua umum dan pelantikan Ketua umum terpilih dan menyerahkan hasil sidang komisi kepada Ketua umum terpilih sebagai tugas dan tanggung jawab kepengurusan yang harus dijalankan. Pada Munas ke-2 ini terpilih Adri Gunawan Wibisono sebagai Ketua umum IATCA periode 2003-2006.
1. Az Ibnu Susanto Ketua Umum IATCA Periode 1999-2003 membacakan LPJ Pengurus Kiri ke kanan 2. Uspin Az-Lasma Samosir-Tavip Wibowo-Imam Maski 3. Lasma Samosir-Tavip Wibowo-Imam Maski 4. Pimpinan Sidang Munas, IGK Susila - IB Agung Mandala 5. Unknown - unknown - Uspin AZ - Widodo - Tory TR 6. Uspin Az - Deni Hopearto- Sindu Aquariswa - A. Rifai - Unknown 7. Setio Anggoto - Uspin AZ - Unknown - Antariksa W. Widodo
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
13
| Cover Story
SUKSESI KETUA UMUM PADA MUNAS VII IATCA 14 14
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Cover Story
|
“ Reinventing Professionalism “ Musyawarah Nasional VII IATCA - Semarang 1-3 Mei 2019
Reinventing Professionalism adalah bagian dari perjalanan menuju 20 tahun IATCA dalam menata kembali pondasi organisasi menjadi organisasi profesi yang modern menghadapi era industri 4.0. Reinventing Professionalism juga merefleksikan perubahan paradigma bersikap dan berpikir bagi para anggota IATCA untuk lebih profesional dalam menjalankan tugas sebagai seorang Air Traffic Controller Indonesia.
M
usyawarah Nasional ke-7 Indonesia Air Traffic Controller Association (IATCA) yang dilaksanakan di Semarang telah selesai dilaksanakan. Perhelatan yang dimulai pada tanggal 1 Mei dan berakhir tanggal 3 Mei 2019, dihadiri lebih dari 150 peserta perwakilan dari 39 Dewan Pengurus Cabang IATCA di Indonesia yang membahas berbagai macam permasalahan organisasi serta menetapkan berbagai keputusan yang harus dijalankan oleh Ketua Umum periode 2019-2023 beserta jajaran pengurus barunya. Acara Pembukaan yang dihadiri oleh jajaran Direksi AirNav Indonesia, Pejabat Kementrian Perhubungan, Pejabat Pemerintah Daerah Semarang, Komandan Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat (Danlanumad) Semarang, para General Manager AirNav Indonesia serta Pimpinan organisasi profesi IACA, APG, IPI, PPPI, INAIMA dan Ketua Serikat Karyawan Airnav Indonesia (SkyNav) berjalan dengan sukses. Secara resmi Musyawarah Nasional ke-7 IATCA dibuka oleh Direktur Navigasi Penerbangan mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang berhalangan untuk hadir. Pada pembukaan Musyawarah Nasional ke-7 ini secara khusus Indonesia Air Traffic Controllers Association memberikan “Lifetime Achievment Award” kepada almarhum Bapak Yaddy Supriyadi yang diwakili oleh Ibu Titiek Rusmawati serta Rin Rini Riawaty, istri dan putri almarhum. Ini adalah kali kedua IATCA memberikan penghargaan tersebut setelah pada tahun 2013 IATCA memberikannya kepada Bapak Aminarno Budi Pradana. Penghargaan ini diberikan kepada Almarhum Bapak Yaddy Supriyadi yang dinilai telah memberikan sumbangsih yang besar terhadap dunia Air Traffic Controller Indonesia dan dalam membangun Organisasi IATCA sejak awal perintisan sampai berdirinya IATCA. Bahkan disaat meninggal dunia beliau masih menjadi anggota Dewan Kehormatan Profesi IATCA. 20 Working Paper dan enam Information Paper dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh seluruh peserta Musyawarah Nasional yang dibagi ke dalam dua komisi. Permasalahan yang dibahas beragam mulai dari sisi
IndonesiaController Controller|| Agustus Indonesia Agustus 2019 2019 || Edisi Edisi 6
teknis tentang peningkatan kinerja profesi Air Traffic Controller di Indonesia sampai dengan permasalahan organisasi lainnya. Beberapa hal signifikan yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Munas adalah ditetapkannya masa bakti kepengurusan menjadi empat tahun dari sebelumnya tiga tahun. Hal ini diambil dengan alasan bahwa masa empat tahun dipandang cukup untuk menjalankan roda organisasi untuk menyelesaikan amanah Munas yang ditetapkan sebagai program kerja utama kepengurusan periode 2019-2023. Dewan Pimpinan Munas juga memutuskan Hari Bakti ATC Indonesia yang jatuh pada tanggal 29 September setiap tahunnya. Tanggal ini ditetapkan dengan alasan bahwa pada tanggal tersebut telah gugur rekan Anthonius Gunawan Agung anggota DPC IATCA Palu pada saat bencana gempa bumi yang dibarengi dengan tsunami dan likuifaksi di Palu dan sekitarnya. Hari Bakti ini juga ditetapkan untuk menghargai para anggota IATCA dari seluruh Indonesia yang dengan sukarela ditugaskan ke Palu pada saat kondisi tanggap bencana untuk membantu, memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan dan memastikan keselamatan penerbangan saat itu. Acara puncak Musyawarah Nasional VII IATCA adalah pemilihan Ketua Umum untuk peride 2019-2023. Saat penjaringan bakal calon hanya ada dua kandidat yang bersedia menjadi calon Ketua Umum IATCA, Suwandi yang menjabat Ketua Umum IATCA peiode 2016-2019 dan Mohamad Sobri yang saat itu menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta. Disaksikan oleh Direksi AirNav Indonesia, Rahadi Sulistio Direktur Personalia dan Umum serta Yurlis HasibuanDirektur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi, perhitungan suara berjalan begitu menegangkan karena saling susul menyusul hingga akhirnya Mohamad Sobri meraih suara terbanyak dengan selisih lima suara. Suksesi kepemimpinan IATCA berjalan tanpa ada yang merasa menang dan kalah. Jabat erat dan senyum sumringah ditunjukan oleh keduanya seolah ingin menunjukan kepada angota IATCA bahwa tidak ada persaingan diantara keduanya. Semoga IATCA semakin maju di bawah Ketua Umum yang baru. (jg)
15 15
| Initial Contact
mohamad sobri ketua umum iatca 2019-2023
16
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Contact
|
Peran DPC Jakarta yang kurang aktif dalam periode sebelumnya, serasa menjadi hutang dan itu harus dibayar lunas salah satunya dengan mengabdi secara nyata di kepengurusan periode yang baru
Perjalanan hidupnya dalam mengikuti organisasi IATCA sampai menjadi Ketua Umum terpilih di Munas ke 7 IATCA yang diadakan di Semarang pada bulan Mei 2019 bukan dilalui tanpa banyak pengalaman. Sejak IATCA berdiri pada tahun 1999 bertepatan dengan kedatangannya dari bandara Polonia Medan untuk pertama kalinya bertugas sebagai Radar Controller di Bandara Soekarno-Hatta langsung menjadi anggota IATCA. Empat tahun setelah menjadi anggota biasa pria ini terpilih menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta periode 2003-2006 menerima tongkat estafet dari Adri Gunawan Wibisono dan meneruskan kepemimpinan organisasi tingkat cabang. Adri Gunawan Wibisono sendiri akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum IATCA periode 2003-2006 pada Musyawarah Nasional Ke-2 IATCA yang diadakan di Cisarua Puncak, Bogor-Jawa Barat menggantikan AZ Ibnu Susanto.
Kata itulah yang terlintas di hati, yang mendorong pria kelahiran Tangerang, 07 Februari 1969 ini untuk maju menjadi calon Ketua Umum IATCA periode 2019-2023. Ayah dari 2 putra dan 2 putri ini yang salah satu putranya mengikuti jejaknya untuk menjadi Air Traffic Controller akhirnya didaulat oleh rekan-rekannya dari DPC Jakarta pada saat penyusunan Rencana Kerja Organisasi DPC Jakata untuk maju mencalonkan diri menjadi IATCA-1 setelah pada bulan Desember 2018 dirinya terpilih menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta. Perjalanan kariernya sebagai seorang Air Traffic Controller dilalui dengan lulus sebagai JATC angkatan 29 pada tahun 1990 untuk kemudian berdinas pertamakalinya di Bandara Sentani Papua sampai dengan tahun 1997. Pada saat di Sentani menempuh pendidikan SATC angkatan 32 dan lulus pada tahun 1994. Tour of Duty dijalaninya untuk mutasi ke bandara Polonia Medan pada tahun 1997 sampai dengan tahun 1999. Saat masih di Polonia mengikuti pendidikan RATC angkatan 41 dan lulus tahun 1998. Tahun 1999 dimutasikan ke Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Pada tahun 2006, di Musyawarah Cabang DPC IATCA Jakarta, pria yang akrab dipanggil dengan nama M. Sobri ini menyerahkan tongkat estafet suksesi kepemimpinannya kepada M. Imam Maski. Sejak tidak lagi menjadi pengurus organisasi pada tingkat cabang maupun tingkat pusat bukan berarti loyalitas dan perhatiannya terhadap IATCA berkurang ataupun hilang. Setelah melihat dari belakang layar perjalanan organisasi IATCA khususnya di tingkat Cabang Jakarta dengan segala macam permasalahan yang ada, perkembangan yang terjadi, nuansa yang berbeda dan anggota yang heterogen. M. Sobri dianggap cakap dan mampu untuk sekali lagi memimpin DPC IATCA Jakarta periode 2018-2021 hingga pada akhirnya di Musyawarah Cabang ke 7 yang dilaksanakan pada bulan Desember
Sejak tahun 1999-2008 menjadi Radar Controller di Soekarno-Hatta dan pada tahun 2008-2013 menjadi Supervisor Radar Controller. Kariernya di Manajerial dimulai pada tahun 2013 menjadi Junior Manajer APP Jakarta Air Traffic Service Center sampai dengan tahun 2014 untuk kemudian dimutasi ke Kantor Pusat AirNav Indonesia sebagai Senior Specialist APP Direktorat Operasi. Sejak tahun 2016 pria ini kembali ke dunia operasi sebagai Radar Controller di jakarta Air Traffic Service Centre.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
2018 secara aklamasi ditetapkan sebagai Ketua DPC IATCA Jakarta. Empat bulan setelah menjadi Ketua DPC terpilih, melihat, mendengar, menilai dan merasakan kondisi yang terjadi di DPC Jakarta terbesitlah dalam hati bahwa peran DPC Jakarta yang kurang aktif dalam periode sebelumnya serasa menjadi hutang dan itu harus dibayar lunas, salah satunya dengan mengabdi secara nyata di kepengurusan periode yang baru untuk menjadi IATCA-1. Dukungan dari anggota DPC IATCA Jakarta pun didapatkan. Tidak hanya bermodalkan semangat untuk meraih apa yang diinginkan namun Visi dan Misi pun disiapkan hingga akhirnya terpilih menjadi IATCA-1 pada Munas ke 7 IATCA.(jg)
Visi
Menyatukan Seluruh ATC Indonesia
Misi
1. Menggalang kekuatan ATC Indonesia untuk bersatu, bersama sama dalam mengembangkan profesionalisme, kemandirian dan kesejahteraan. 2. Membangun citra positif IATCA sehingga mampu menjadi organisasi yang mapan dan kuat secara legal dan keorganisasian serta akuntabel dalam pengelolaannya. 3. Menjadikan IATCA sebagai rekan rujukan manajemen perusahaan dalam rangka mengambil keputusan penting terkait personel ATC. 4. Membawa IATCA menjadi yang terdepan dalam hal hubungan positif dengan internal dan eksternal terkait organisasi atas azas kemajuan pelayanan lalu lintas penerbangan secara umum.
17
| Cover Story
PENGUKUHAN DPP IATCA DAN RKO 2019 Setelah terpilih menjadi Ketua Umum Indonesia Air Traffic Controllers’ Association (IATCA) periode 2019-2023, Mohamad Sobri, memiliki kewenangan sebagai formatur tunggal untuk memilih jajaran Dewan Pengurus Pusat (DPP) dalam menjalankan roda organisasi selama periode kepemimpinannya untuk melanjutkan benang merah tujuan organisasi, meningkatkan profesionalisme ATC Indonesia dan memberikan kontribusi positif bagi dunia penerbangan Memilih anggota IATCA yang akan menjadi pengurus DPP periode 2019-2023 bukanlah pekerjaan mudah. Mempertahankan hal-hal yang telah dilakukan oleh pengurus sebelumnya merupakan hal yang lebih sulit daripada membuat sesuatu yang baru. Hal ini disadari betul oleh Ketua Umum terpilih, bahkan dalam kesempatan welcome speech setelah terpilih menjadi Ketua Umum, Mohamad Sobri menginginkan agar pengurus periode beikutnya adalah orang-orang yg mampu, berpengalaman dan berberdedikasi tinggi yang bersedia ikut bergabung bersamanya untuk membangun IATCA yang lebih baik. Mohamad Sobri memutuskan untuk menjadikan Setio Anggoro sebagai Sekretaris Jenderal, Maria Trivina sebagai Bendahara Umum, Zainal Arifin Harahap sebagai Ketua Bidang Profesional, Iqbal Kamaluddin sebagai Ketua Bidang Prosedural, Ahmad Izazi sebagai Ketua Bidang Humas dan Publikasi serta M. Fahrizal sebagai Ketua Bidang Sosial. Dalam tiga tahun terakhir IATCA berhasil membuat citra diri menjadi lebih dikenal, maka pada periode ini fokus utama DPP IATCA atau Executive Board of IATCA lebih mengedepankan peningkatan kualitas anggota IATCA dari sisi profesionalisme. Oleh karena itu Bidang Profesional dan Prosedural akan menjadi ujung tombak organisasi dalam kepengurusan ini. Pada tanggal 19 Juni 2019 susunan pengurus baru dikukuhkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Profesi, Aminarno Budi Pradana . Bertempat di Kantor Pusat AirNav Indonesia, Auditorium Gedung Support. Pengukuhan DPP IATCA periode 2019-2023 ini dihadiri oleh, anggota Dewan Kehormatan Profesi lainnya, anggota Dewan Penasehat Organisasi, Ketua DPC IATCA di seluruh Indonesia, jajaran Direksi AirNav Indonesia, seniorsenior ATC Indonesia, serta para tamu undangan. Kehadiran Ketua DPC IATCA dari seluruh Indonesia ini sekaligus dijadikan momen untuk ikut terlibat dalam penyusunan Rencana Kerja Organisasi (RKO) tahun 2019 yang tinggal tersisa enam bulan lagi sampai dengan Desember 2019. Setiap bidang di DPP IATCA menyampaikan presentasi didepan peserta RKO. Masukan, saran dan ide dalam membuat rencana kerja menjadi lebih lengkap karena langsung mendapatkan aspirasi dari DPC.
18
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Cover Story
|
Akan ada pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada anggota IATCA, hal ini menjadi primadona dalam penyusunan Rencana Kerja Organisasi tahun ini. Memang tidak semuanya akan dilakukan pada tahun 2019 ini namun secara berkesinambungan akan dilaksanakan pada masa periode empat tahun kepengurusan DPP. IATCA Leadership Training (ILT) akan menjadi langkah pertama yang akan dilakukan oleh DPP dan DPC karena IATCA menyadari bahwa organisasi tidak akan pernah berjalan dengan baik jika kader-kadernya tidak diberikan pengetahuan tentang bagaimana memimpin dan menjalankan organisasi, tidak hanya memimpin dari sisi teknis organisasi namun juga dari sisi administrasi dan keuangan. Bidang profesional dan bidang prosedural yang menjadi ujung tombak organisasi telah membuat beberapa program untuk meningkatkan kemampuan anggota dalam hal Human Factor, Investigasi, menyiapkan anggota untuk menjadi spesialis dan expert dalam hal Performance Base Navigation yang nantinya bisa memberikan sumbangan kepada perusahaan. Sementara itu bidang sosial diharapkan bisa melaksanakan fungsi Corporate Social Responsibility (CSR) seolah tidak ingin hanya menjadi bidang pendamping saja, walaupun tidak berkaitan langsung dengan pembangunan profesionalisme namun sesuai dengan tujuan didirikannya organisasi IATCA, bidang sosial akan tetap bekerja untuk lebih memperkenalkan organisasi dari sisi kemanusiaan sekaligus turut serta berperan dalam pembangunan nasional. Satu inovasi yang menjadi program kerjanya adalah Gerakan Satu Kilogram Beras, gerakan ini akan dilakukan serentak di seluruh DPC IATCA, dimana setiap anggota akan menyumbangkan satu kilogram beras yang nantinya dikumpulkan dan disalurkan pada orang-orang disekitarnya yang membutuhkan. Bidang Humas masih mempunyai pekerjaan rumah untuk lebih memberdayakan aplikasi IATCA yang telah ada sejak tahun 2018, akan fokus untuk melakukan explorasi terhadap perbaikan dan pengembangan aplikasi sehingga nantinya dapat memberikan kemudahan pada anggota.
Satu tugas yang menjadi amanah Munas 7 adalah menyiapkan konten English Proficiency pada apikasi IATCA. Sistem administrasi dan keanggotaan yang sudah mulai teratur serta iuran anggota yang dilakukan melalui payroll tidak membuat Sekretariat dan bidang keuangan berpangku tangan,. Setio Anggoro sebagai Sekretaris Jenderal akan melakukan konsolidasi kepada seluruh DPC dan Bendahara Umum akan melakukan penyeragaman administrasi keuangan di seluruh Cabang IATCA. Soliditas anggota yang selama ini telah ditunjukan dan dibuktikan serta semangat anggota yang ingin terus membesarkan organisasi menjadi dorongan bagi DPP untuk selalu memberikan yang terbaik. Semoga kepengurusan periode 2019-2023 ini dapat memberikan sesuatu sesuai dengan harapan anggotanya.(jg)
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
19
| Initial Contact
Mokhammad Khatim Direktur Operasi AirNav Indonesia 20
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Contact
P
erusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau lebih dikenal dengan nama AirNav Indonesia telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2012 tanggal 13 September 2012. Tanggal inilah yang akhirnya menjadi hari lahir AirNav Indonesia yang selalu diperingati setiap tahunnya dan tahun 2019 ini AirNav Indonesia memasuki usianya yang ke-7. Untuk menggerakan roda organisasi yang telah terbentuk maka pada tanggal 16 Januari 2013 ditetapkan untuk pertama kalinya Direksi AirNav Indonesia dilanjutkan pada tanggal 1 April 2013 dibentuk organ-organ dibawah Direksi untuk membantu menggerakan roda organisasi. Pada tanggal 16 Januari 2018 Direktur Operasi AirNav Indonesia yang dijabat oleh Bapak Wisnu Darjono Tulodo Utomo (Wisnu Darjono TU) berakhir masa bhaktinya. Sejak saat itu Kementrian BUMN dan Kementrian Perhubungan selaku kementrian teknis melakukan uji kelayakan dan kepatutan kepada calon-calon dari internal dan eksternal AirNav Indonesia. Setelah mengalami kekosongan Direktur Operasi selama kurang lebih satu tahun lima bulan akhirnya pada tanggal 13 Juni 2019, melalui Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-136/MBU/06/2019 tentang Pengangkatan Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) ditetapkan Mokhammad Khatim sebagai Direktur Operasi AirNav Indonesia. Mokhammad Khatim adalah kader terbaik dan anggota IATCA yang menduduki jabatan ini melalui perjalanan karier yang panjang. Tim redaktur bersyukur bisa mengajukan beberapa pertanyaan di sela-sela kesibukan beliau dan diakhir wawancara jarak jauh beliau mengatakan “ Semoga amanah sebagai Direktur Operasi AirNav Indonesia, kelak akan dicatat Allah SWT sebagai bagian dari amal ibadah saya”. berikut ini adalah penjelasan beliau atas pertanyaan yang diajukan
Agustus2019 2019||Edisi Edisi6 6 Indonesia Controller | | Agustus
apa yang menjadi target atau focus Direktur Operasi AirNav Indonesia ? Tentunya sejak ditetapkan sebagai Direktur Operasi AirNav Indonesia, yang pertama saya lakukan adalah melakukan konsolidasi kedalam Direktorat Operasi, kemudian melihat AirNav Indonesia secara korporasi dan tantangan kedepannya, selanjutnya melakukan identifikasi tentang permasalahan, tantangan, kekuatan yang kita miliki serta opportunitiy yang dapat kita lakukan untuk mencapai visi dan misi AirNav Indonesia. Kami tentunya terus melanjutkan program Direktur Operasi sebelumnya yang sudah baik untuk menjadi lebih baik lagi, untuk meningkatkan peran serta AirNav Indonesia dalam mewarnai dunia aviasi. Dari hasil konsolidasi dan identifikasi kami melihat secara umum AirNav Indonesia dalam usia enam tahun menuju usia tujuh tahun sudah baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai yang diamanatkan oleh PP No. 77 tahun 2012. Tingkat keselamatan dan pelayanan sudah jauh lebih baik daripada waktu Air Traffic Service pengelolaannya masih bergabung dengan airport. Namun demikian dari kondisi tersebut, kami akan lebih menajamkan lagi dalam menentukan tahapantahapan untuk mencapai visi AirNav Indonesia menjadi Penyedia Layanan Navigasi Penerbangan bertaraf Internasional (seamless) melalui penetapan konsep operasi dengan tahapan-tahapan yang lebih terencana dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk hal itu pada saat ini AirNav Indonesia sedang menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang (RJPP) periode 2020-2024 dengan menitik beratkan pada Konsep Operasi sebagai landasan utama dari penyusunan RJPP tersebut. Direktorat Operasi sebagai garda terdepan dari pelayanan navigasi penerbangan harus menjadi penentu utama dalam menyusun RJPP tersebut, melalui konsep
|
penataan airspace, konsep operasi (pelayanan), arsitektur big data, jaringan komunikasi (Jarkompenas), pengelolaan UAS/drone dengan UTM nya, serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Tentunya konsep yang dibuat tetap mengacu pada rencana strategis yang telah ditetapkan oleh Regulator melalui PM 55 tahun 2016 tentang Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional dan Aviation System Block Upgrade (ASBU) yg merupakan pedoman secara nasional, regional dan internasional. Pada sisi lain sebagaimana mata uang koin kedua sisinya sama–sama penting, direktorat operasi harus mampu menyajikan data produksi yang valid kepada direktorat keuangan untuk dapat disampaikan kepada pelanggan atau pengguna jasa penerbangan yang diberikan oleh AirNav Indonesia. Keberhasilan dalam menyajikan data produksi yang valid akan menghilangkan potensi kehilangan pendapatan yang ujungnya akan mempengaruhi biaya operasional, karena sesuai amanat PP No.77 Tahun 2012 Tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI), termaktub bahwa AirNav Indonesia secara mandiri harus mampu mengelola layanan Navigasi penerbangan. Untuk itu kantor Cabang, Cabang pembantu serta Kantor Unit harus dapat mencatat dan melakukan verifikasi data produksi dengan baik dan benar dari hulu hingga hilir. Untuk Sumber Daya Manusia / Air Traffic Controller dari sisi kompetensi telah terpenuhi, sehingga pada saat ini kita lebih fokus untuk mulai meningkatkan performasi melalui programprogram pengembangan yang telah dan sedang dilaksanakan, sehingga pada akhirnya AirNav Indonesia mempunyai SDM yang handal dan profesional dalam mengawal layanan operasi navigasi penerbangan. Dan saat ini AirNav Indonesia telah dan sedang membangun talent pool untuk menjadi leader AirNav Indonesia kedepan.
21 21
| Initial Contact
IMANS sebagai umbrella program
AirNav Indonesia
■ IMANS memiliki kerangka waktu 2018 - 2028 ■ Konsep operasi awal (initial concept of operation) IMANS disusun oleh AirNav bersama MITRE Corp.
■ Indonesia Modernisation of Air Navigation System (IMANS) adalah inisiatif
AirNav Indonesia memutakhirkan sistem navigasi penerbangan nasional untuk mencapai tingkat keselamatan, pelayanan & efisiensi yang tinggi yang sejalan dengan ICAO ASBU (Aviation System Block Upgrade)
■ iCONOPS IMANS terkait ASBU diturunkan menjadi kebijakan teknologi & program tahunan
■ IMANS sebagai acuan (umbrella program) bagi program strategis perusahaan
Tentang IMANS bagaimana konsep operasionalnya ? Dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan lalu lintas penerbangan meningkat 5 sd 7 % pertahun dan diperkirakan akan terus tumbuh di masa mendatang. AirNav Indonesia sebagai penyedia layanan navigasi penerbangan (ANSP) yang baru 6 tahun terbentuk, bertanggungjawab untuk menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan yang selamat, teratur dan efisien. Untuk mencapai tujuan ini, AirNav Indonesia membuat program modernisasi sistem navigasi penerbangan Indonesia (Indonesia Modernisation of Air Navigation System/ IMANS). IMANS memberikan visi dan kerangka kerja bagi AirNav Indonesia untuk secara komprehensif menjawab tantangan yang ada di bidang penerbangan, hingga akhirnya mentransformasikan AirNav Indonesia menjadi ANSP bertaraf internasional (seamless). IMANS bagi AirNav Indonesia diharapkan menjadi seperti NextGen bagi Amerika Serikat, SESAR bagi Eropa atau CARATS bagi Jepang.
dunia navigasi penerbangan Indonesia kedepan, menyusun solusi–solusi yang selaras dengan perencanaan global sebagaimana disusun oleh ICAO dalam Global Air Navigation Plan (GANP, DOC 9750).
saat ini Apa yg dibutuhkan oleh AirNav Indonesia dari IATCA ? IATCA sebagai organisasi profesi yang menaungi Profesi Air Traffic Controller merupakan lini terdepan dalam pelayanan yang diberikan AirNav Indonesia tentu memiliki peran penting dan sekaligus sebagai mitra strategis AirNav Indonesia dalam menjalankan roda organisasi dan kualitas dari pelayanan itu sendiri. Profesionalisme IATCA dalam mengelola organisasi dan anggotanya akan berpengaruh langsung kepada kualitas Air Traffic Controller Indonesia. Kualitas dari pelayanan
Air Traffic Controller Indonesia akan menjadi cita rasa dari pelayanan AirNav Indonesia kepada pelanggan dan stakeholder. Dalam usia yang ke-20, IATCA telah menunjukkan kedewasaannya dalam mengelola organisasi dan ikut berperan serta secara aktif untuk mendorong kemajuan AirNav Indonesia. Selaras dengan dengan tagline hari ulang tahun ke 20, It’s Time to Shine, itu menandakan bahwa sudah tiba saatnya IATCA mewarnai AirNav Indonesia dengan gagasan–gagasannya, dengan olah pikirnya, dengan sumber daya Air Traffic Controller-nya akan menjadi bagian dalam membawa AirNav Indonesia sebagai ANSP yang handal dan teruji kualitas keselamatan dan pelayanannya.
It’s Time to Shine .....! Bravo IATCA......! Let’s Do It ....!
STRUKTUR PERENCANAAN & PELAPORAN ICAO AirNav Indonesia
Pada tahun 2017 AirNav Indonesia bekerjasama dengan MITRE menyusun konsep operasi awal IMANS (initial concept of operations/ conops). Initial Conops IMANS menggambarkan situasi dan kondisi navigasi penerbangan Indonesia saat ini, tantangan yang akan dihadapi oleh
22
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Visual Approach
|
DUA DASAWARSA IATCA
PANDANGAN, TANTANGAN DAN HARAPAN
Setelah 20 tahun berdiri sebagai organisasi profesi sejak didirikan pada tanggal 29 Juli 2019 di Hotel Patra Jasa Cempaka Putih Jakarta, banyak asa yang dititipkan pada organisasi ini, mulai dari hal klasik terkait kesejahteraan anggotanya, pembenahan pelayanan lalu lintas penerbangan, old fashion equipment yang digunakan, cetak biru perjalanan organisasi yang belum sempurna, pembinaan kepada anggota, masalah administrasi dan setumpuk tugas yang harus dikerjakan oleh pengurusnya pada setiap periode kepemimpinan. Dalam dua puluh tahun perjalanannya IATCA telah berganti tujuh kali kepengurusan yang tentunya berbeda permasalahan yang dihadapi, perbedaan jaman, capaian yang telah diraih bahkan tugas yang mungkin belum selesai pada setiap periode. Pada artikel ini tim redaktur mencoba menghubungi semua tokoh atau figur yang pernah dan masih menjadi pengurus DPP IATCA untuk memberikan pandangannya terhadap IATCA saat periode kepengurusannya sampai dengan saat ini. Tidak semua yang dihubungi bisa memberikan apa yang diinginakan oleh tim redaktur karena satu dan lain hal. Namun demikian tim redaktur merasa bersyukur karena hampir setiap periode telah diwakili oleh Ketua dan atau Sekretaris Jenderalnya. Apa yang disampaikan tentunya adalah opini pribadi, tidak untuk dibandingkan mana yang bagus dan benar namun yang diharapkan dari apa yang disampaikan adalah kita dapat mengambil suatu kesimpulan terhadap tantangan yang dihadapi dan apa yang diharapkan dari IATCA. Semua yang telah dilakukan oleh pengurus pada setiap periodenya terlepas dari kekurangan yang ada semuanya adalah untuk kebesaran dan kejayaan IATCA. Semoga apa yang disampaikan dapat menjadi sumber inspirasi, menambah motivisai, menjaga semangat soliditas anggota dan membuat kita semakin kritis dalam berpikir untuk memajukan dunia penerbangan Indonesias melalui organisasi tercinta IATCA.(jg)
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi 6
23
| Visual Approach Terakhir pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa ketika anggota menjadi pengurus maka sejatinya pengurus itu adalah pelayan untuk anggota bukan untuk dilayani seperti raja, pengurus harus siap dengan waktu, tenaga dan pikiran untuk membesarkan organisasi ini. Selamat ulang tahun ke-20 untuk IATCA, Bravo IATCA, Lets Do It.
GATOT PRIANGGODO SEKJEN IATCA 2009-2013 Sejak menjadi Air Traffic Controller yang lulus dari curug pada tahun 1981 telah ada obsesi tentang organisasi yang menaungi profesi Air Traffic Controller karena saya berpikir siapa lagi yang bisa membanggakan profesi ATC kecuali kita sendiri dan siapa yang akan membela serta melindungi kita jika terjadi sesuatu hal saat kita melaksanakan pekerjaan ? Pada tahun-tahun sebelum berdirinya HATCI dan IATCA telah ada kumpulan ATC yang dinamakan forum ATC, Paguyuban ATC dan nama-nama sejenisnya yang perjuangannya masih sebatas tingkat lokal atau pada satu daerah saja. Saya bersyukur dengan berdirinya IATCA di tahun 1999, obsesi pribadi saya akhirnya terwujud. Ketika dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal periode 2009-2013 oleh IGK Susila Ketua Umum IATCA yang terpilih pada Munas ke-4 tahun 2009 di Bali, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah tentang pembentukan Perum LPPNPI, Pola Karier dan memperbaiki kesejahteraan ATC. Pada periode 20092013 bersama dengan seluruh anggota telah berhasil mengawal terbentuknya Perum LPPNPI pada tanggal 13 September 2012. Pekerjaan rumah yang belum selesai pada periode tersebut adalah tentang Pola karier, hal ini terhambat karena periode kepengurusan IATCA yang hanya tiga tahun tidaklah cukup menyelesaikan semua amanah munas. Secara global tantangan yang dihadapi IATCA adalah belum begitu dikenalnya IATCA dalam arti belum bisa memberikan sesuatu kepada stakeholder secara nyata, masalah internal organisasi masih menjadi kendala yang harus terus diperbaiki dan dicari solusinya. Harapan kedepan, untuk menjadi organisasi yang modern setidaknya periode kepengurusan diperpanjang dari tiga tahun, dibentuk kordinator wilayah untuk menampung aspirasi anggota di cabang sehingga dalam musyawarah nasioal yang diadakan semua permasalahan sudah tersaring di tingkat kordinator wilayah, untuk ATC yang fresh graduate jangan langsung ditempatkan pada bandara-bandara besar, lebih baik ditempatkan pada bandara kecil terlebih dahulu untuk belajar dan mencari pengalaman sehingga nantinya pada bandara besar ATC yang ada adalah yang telah mempunyai pengalaman dan matang. IATCA harus terus mengembangkan diri, anggota-anggota yang mempunyai disiplin ilmu lain selain kemampuan mengatur pelayanan lalu lintas penerbangan harus diberikan kesempatan untuk berkarier diluar dunia ATC sehingga keinginan kita agar Lembaga yang sudah terbentuk menjadi rumah kita sendiri dan kita adalah tuan rumahnya benar-benar tercapai.
24
WAHYU TIRTAJI SEKJEN IATCA 2016-2019 IATCA yang telah menjadi organisasi kebanggan profesi ATC di Indonesia telah mencapai usia yang ke–20. Usia yang sudah terbilang tidak muda lagi, bahkan sudah bisa dikatakan dewasa. Dimana saatnya usia untuk memberikan peran yang lebih besar lagi dalam kemajuan penerbangan di Indonesia pada khususnya. Peran serta organisasi bersama dengan stakeholder penerbangan di Indonesia sampai dengan saat ini sudah sangat baik dan perlu terus ditingkatkan sehingga rekomendasi, saran dan masukan dari IATCA selalu diperhitungkan dalam kemajuan penerbangan di Indonesia. Usaha ini hanya bisa dicapai apabila pola pandang seluruh pengurus dan anggota IATCA selalu terbuka secara luas dengan melihat segala tantangan yang ada di depan. IATCA juga haruslah menjadi organisasi yang modern, yaitu menjadikan organisasi dengan tata kelola yang baik dari semua sisi baik mulai dari tingkat DPP sampai dengan tingkat DPC. Kesamaan pandangan dan pemahaman dalam pengelolaan organisasi harus selalu tumbuh pada seluruh anggota IATCA sehingga seluruh anggota IATCA akan selalu siap menjadi pengurus. Sehingga setiap terjadi pergantian kepengurusan akan menjadikan IATCA menjadi semakin besar dan kuat. Saya sangat senang telah mendapatkan kepercayaan untuk masuk dalam jajaran kepengurusan di tingkat DPC dan DPP. Mulai dari Sekretaris DPC, menjadi Executive Secretary DPP dan menjadi Sekretaris Jenderal IATCA. Selama menjadi pengurus dinamika organisasi menjadi kawah candra dimuka saya sehingga dapat mengekspresikan dan mempraktekkan teori–teori yang pernah saya dapatkan baik terkait manajemen, sekretariat, keuangan, sosial budaya, bahkan ilmu sosial politik. Saya sangat berterimakasih kepada IATCA yang telah bisa memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan segala hal guna kemajuan IATCA. Saya berharap kepada seluruh anggota IATCA janganlah selalu berpikir menjadi pengurus itu adalah sesuatu yang akan membuat repot, sesuatu yang hanya menghabiskan waktu, sesuatu yang tidak mengenakkan.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
|
Visual Approach
Jangan pernah berpikiran juga menjadi pengurus untuk menjadi batu loncatan kemudahan mencapai “sesuatu” yang diinginkan. Jadikanlah kita anggota IATCA yang siap menjadi pengurus yang professional tanpa ada pamrih apapun dan selalu menjaga kebesaran nama IATCA yang bermartabat. Membagi waktu dan tenaga untuk keluarga, pekerjaan dan organisasi akan menjadi seni tersendiri pada saat kita menjadi pengurus. Keberhasilan kita dalam menjalankan hal tersebut akan menambah keyakinan untuk keberhasilan masa depan kita. Akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada IATCA dan semoga diusianya yang ke–20 akan menambah kedewasaan organisasi IATCA dalam mewujudkan penerbangan di Indonesia yang bertaraf internasional. Bravo IATCA…. Lets Do It….
dan keadilan ternyata tidaklah semudah kata-kata. Latar belakang dari 4 provider yang sebelumnya menaungi profesi ATC, ternyata membentuk karakter dan kebiasaankebiasaan yang berbeda-beda pula. Dari mulai perbedaan dalam penerapan pola karier, pola pendidikan dan pola remunerasi yang telah diterapkan sebelumnya oleh 4 provider yang ada pada saat itu. Salah satu perbedaan-perbedaan ini dapat dirasakan khususnya pada saat pengajuan terkait besaran tunjangan licence rating, ditambah lagi dengan rencana penerapan leveling/kelas jabatan oleh manajemen yang semua itu memerlukan kehati-hatian dan kearifan dalam menyikapi guna mencari dalam memutuskan solusi atau jalan keluarnya yang terbaik. Walau semua proses yang dilaksanakan banyak menyita waktu, menguras tenaga dan pikiran namun Alhamdulillah seluruh permasalahan yang ada dapat diselesaikan walaupun tentunya masih belum dapat mengakomodir serta memuaskan semua pihak.
HARAPAN
MOHAMMAD IRSAN KETUA UMUM IATCA 2013-2016 Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua. Dua dasawarsa dapat dikatakan bukanlah waktu yang panjang untuk dapat melakukan berbagai hal, namun bukan pula waktu yang singkat untuk dapat terus menerus melakukan berbagai hal. IATCA, organisasi profesi yang secara resmi berdiri sejak tanggal 29 Juli 1999, merupakan wadah dari profesi ATC di seluruh Indonesia, yang mana pada waktu itu profesi ATC tersebar di 4 provider perusahaan sebagai penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang tentunya memiliki perbedaan-perbedaan dalam aturan-aturan terkait kebijakan dari masing masing perusahaan yang ada. Hal ini tentunya menjadi kendala untuk mewujudkan sebuah citacita guna tercapai sebuah kebersamaan, kesetaraan dan keadilan dalam kiprah sebagai profesi ATC Indonesia, baik kiprahnya guna peningkatan profesionalisme pekerjaan maupun dalam bentuk peningkatan kesejahteraan ATC itu sendiri. Hal ini merupakan salah satu yang men-stimulus IATCA mewacanakan sebuah bentuk “rumah baru” yang nantinya akan dapat menaungi seluruh profesi ATC di Indonesia. Alhamdulillah, perjuangan panjang dan berliku yang ditempuh oleh IATCA guna mewujudkan “rumah baru” nya dapat terwujud pada tanggal 13 September 2012 dengan sebuah bentuk perusahaan yang diberi nama Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia.
TANTANGAN KEPENGURUSAN PERIODE 2013-2016
Diawal awal berdirinya Perum LPPNPI, keinginan IATCA untuk mewujudkan sebuah kebersamaan, kesetaraan,
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Dengan memasuki usia dua dasawarsa ini, yang mana telah terjadi pergantian dari beberapa kepengurusan DPP IATCA sebelumnya dengan problem dan permasalahan nya masing-masing, tentunya kita selalu berharap agar organisasi IATCA dapat secara terus menerus membangun sinergitas dengan entitas lainnya baik di internal maupun di eksternal guna meningkatkan profesioanalisme ATC dan mengakomodir seluruh kebutuhan-kebutuhan ATC Indonesia dalam berbagai hal. Selamat Ulang Tahun IATCA yang ke 20, insha Allah seluruh tujuan dan cita-cita IATCA dapat terwujud serta mendapat ridho dari Allah SWT. Bravo IATCA…..Lets Do It. Wassalam
MASRIAN ICHSAN, SE, SSIT SEKJEN IATCA 2013 – 2016 Merupakan suatu kehormatan yang besar bagi saya ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal IATCA periode 2013–2016. Pengalaman sebagai Sekjen IATCA merupakan pengalaman yang tidak dapat saya lupakan dan ini akan menjadi sejarah buat diri saya pribadi karena kecintaan saya terhadap ATC dan organisasi kita ini dimana saat itu melalui Keppres 77 tahun 2012 penggabungan beberapa ATS Provider menjadi Single ATS Provider dan hal ini menjadi tugas berat bagi DPP IATCA sebagai mediator bagi fungsi internal maupun eksternal organisasi. Sebagai organisasi nirlaba wadah bagi para Pemandu Lalu Lintas Penerbangan atau Air Traffic Controllers yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia maka hal ini menjadi
25
| Visual Approach tantangan tersendiri bagi para pengurus Dewan Pengurus Pusat IATCA untuk memadupadankan visi dan misi organisasi dengan Badan Usaha dimana para ATC bersatu dalam naungan “rumah besar” yang baru yaitu Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia dan hal ini menjadi kewajiban moral bagi IATCA untuk mengawal perusahaan yang kita cintai dimana kita semua bernaung untuk menjaga bentuk dan keberlangsungannya Permasalahan internal dan eksternal organisasi ini akan semakin berat dan kompleks seiring dengan perkembangan dunia penerbangan yang sangat pesat, permasalahan internal yang selalu kita dihadapi adalah masalah-masalah administrasi dan organisasi dan hal ini menjadi kewajiban para pengurus Dewan Pengurus Pusat untuk tetap menjaga kekompakan dan soliditas para anggota untuk mensukseskan visi dan misi organisasi dan berperan lebih aktif lagi dalam menjaga profesionalitas. Dalam menjaga dan meningkatkan sinergitas dengan pihak eksternal maka peran aktif IATCA untuk meningkatkan kinerja sangat diperlukan untuk meningkatkan target Level of Safety bekerja sama dengan para organisasi profesi misal dengan asosiasi pilot maupun organisasi profesi lainnya. Selain dari pada itu sesuai dengan program pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dalam pengambil alihan wilayah udara di sector A, B dan C (re-alignment airspace) dari Singapura dan Malaysia maka peran serta IATCA juga tidak kalah penting dalam menuntaskan kedaulatan wilayah udara Indonesia secara utuh. Sebagai anggota IATCA saya sangat berharap dan menaruh asa yang tinggi terhadap amanah Munas ke-7 IATCA Semarang yang harus dijalankan oleh pengurus DPP IATCA periode 2019-2023 ini bisa terealisasi dengan baik. Selain dari pada itu ada satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya terkait dengan gagasan atau ide kepengurusan sebelumnya yaitu pembentukan Majelis Profesi Penerbangan (MPP) dimana sesuai dengan Undang-undang No 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Majelis Profesi Penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 364 mempunyai tugas: a. menegakkan etika profesi dan kompetensi personel di bidang penerbangan; b. melaksanakan mediasi antara penyedia jasa penerbangan, personel dan pengguna jasa penerbangan; dan c. menafsirkan penerapan regulasi di bidang penerbangan. Dalam kesempatan yang baik ini saya ucapkan selamat Ulang Tahun yang ke 20 semoga IATCA semakin jaya dan kepada para anggota selamat menjalankan tugas dalam menjaga keselamatan penerbangan di langit Indonesia dan khusus kepada para pengurus DPP IATCA periode 2019– 2023 Selamat Berjuang Meningkatkan Profesionalisme Para Anggota Semoga Selalu Dalam LindunganNya…. Aamiin. Bravo IATCA…. Let’s Do It. Membagi waktu dan tenaga untuk keluarga, pekerjaan dan organisasi akan menjadi seni tersendiri pada saat kita menjadi pengurus. Keberhasilan kita dalam menjalankan hal tersebut akan menambah keyakinan untuk keberhasilan masa depan kita.
- wahyu tirtaji -
26
KRISTANTO ANDREAS SEKJEN IATCA 2006-2009 Mulai aktif dalam kepengurusan DPP IATCA pada periode 2003-2006, pada periode ini saya dimintakan bantuan di sekretariat untuk membantu Bp. M. Nasir Usman SekJen IATCA periode 2003-2006. Empat tahun setelah IATCA berdiri adalah masa-masa dimana kami harus menyatukan persepsi dan semangat juang, semangat kebersamaan diantara anggota yang pada saat itu masih berada pada Institusi berbeda, ada yang di AP1, AP2, Kementrian Perhubungan dan sebagainya. Bagaimana supaya kita sama dan satu walaupun berada pada rumah yang berbeda. Kondisi keuangan yang tidak stabil, fasilitas pendukung organisasi yang minim jika tidak ingin dikatakan tidak memiliki sama sekali, saluran komunikasi yang tidak seperti saat ini, begitu banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan agar IATCA bisa dikenal di luar dan solid di dalam. Fokus dan harapan pengurus pada periode tersebut adalah menyatukan persepsi anggota, menjaga soliditas anggota dan mengarahkan anggota untuk paham akan tujuan organisasi yang sebenarnya yaitu berdirinya Single ATS Provider serta menyelesaikan permasalahan internal yang masih terkait dengan kesejahteraan anggotanya. Untuk mewujudkan itu semua beberapa hal telah dilakukan oleh pengurus agar anggota mempunyai loyalitas dan ketertarikan terhadap organisasi salah satunya adalah kerjasama dengan airlines. Syukur pada Tuhan di periode ini pengurus DPP berhasil melakukan itu, kerjasama dengan airlines dapat ditangani oleh DPP IATCA sehingga anggota yang belum berhasil melakukan kerjasama dapat merasakan manfaat keberadaan organisasi. Pada periode ini Anggota IATCA yang berada di bawah institusi AP2 mendapatkan tunjanga Licence dan Rating namun ini belum tercapai pada institusi AP1 dan kementrian perhubungan. Periode 2006-2009, IATCA yang saat itu sudah mulai bisa menyatukan anggotanya dan mulai dikenal di luar namun belum banyak berkiprah mempunyai focus untuk lebih memperkenalkan IATCA di tingkat internasional dengan mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh IFATCA untuk meyakinkan bahwa walaupun ATC Indonesia berada pada rumah yang berbeda namun kami adalah ATC Indonesia. Kegiatan di dalam negeri dilakukan dengan mengikuti Forum Group Discussion dan Round Table Meeting yang dilakukan oleh Kementrian Perhubungan. Pada setiap kesempatan selalu menyuarakan bahwa pentingnya ATC berada dalam satu rumah akan memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan yang lebih baik. Pada periode ini rekan-rekan ATC di AP1 berhasil dibayarkan TLR nya namun belum berhasil untuk rekan-rekan ATC yang berada pada Kementrian Perhubungan terkait aturan yang berbeda.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
|
Visual Approach
utama masih tetap sama yaitu persatuan dan kekompakan, rasa mencintai profesi ATC, tentu diharapkan cinta juga pada organisasinya.
Permasalahan internal organisasi lainnya juga terselesaikan sangat bagus. ATC yang berasal dari Comm. Officer dan AIS Officer yang dididik menjadi ATC dapat dirangkul dan akhirnya menambah People Power dan nilai tawar IATCA. Pada periode ini kepengurusan berhasil mengawal UU No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan bahwa ATS harus berdiri sendiri terpisah dari Airport Services, inilah cikal bakal dan embrio terbentuknya Perum LPPNPI atau AirNav Indonesia yang justifikasinya telah jelas dan dituangkan ke dalam UU.
Tantangan kedepan untuk IATCA.
Pada masa setelah 2009 perkembangan IATCA naik turun dengan segala permasalahan yang berbeda. Memasuki era tahun 2016 pasca-Munas ke-6, sisi Publikasi, Keuangan dan Sekretariat yang telah melakukan kerapihan data anggota mulai terlihat lebih baik dari periode-periode sebelumnya, sayangnya hal ini tidak diikuti oleh bidang-bidang lainnya dari sisi teknis profesi.
Harapan untuk IATCA.
IATCA saat ini juga kurang melakukan mix and match, kurang merangkul para seniornya yang notabene mempunyai kompetensi dan waktu luang yang banyak agar bisa membantu kepengurusan DPP untuk lebih membesarkan IATCA. Harapan ke depan terhadap IATCA adalah bagaimana mengisi perjuangan yang telah berhasil dilakukan oleh pejuang-pejuang sebelumnya. IATCA yang telah diakui oleh dunia Internasional, IATCA yang telah berhasil mengawal UU No.1/2009, IATCA yang disegani dengan soliditas anggotanya untuk terus menjaga AirNav Indonesia sebagai satu-satunya Lembaga Penyelenggara Penerbangan di Indonesia. Jika dimungkinkan IATCA dapat menjadi labour organization agar segala permasalahan terhadap ATC Indonesia dapat diwakilkan langsung oleh organisasi ini.
Tantangan bagi kita IATCA, yang paling penting bisa mewadahi aspirasi seluruh anggota serta dapat menciptakan sinergi yang harmonis dengan subholder dan stake holder. Jangan lupa IATCA adalah organisasi besar, dengan hampir 2000 anggota, maka kita punya sumber daya yang melimpah, mari sumbangkan tenaga dan pikiran kita untuk bersama-sama melewati tantangan yang ada. Sekali lagi harapan saya sebagai Ketua umum adalah Persatuan yang erat dari seluruh anggota, ketika kita bersatu, seperti mengutip pesan moral dari Jendral kita Sudirman, "Janganlah berbuat seperti sapu yang meninggalkan ikatannya, sebatang lidi tidak berarti apa-apa, tetapi dalam satu ikatan sapu akan mampu menyapu segala-galanya". Jadi kita harus optimis, menatap masa depan dengan kepala tegak, berharap Tuhan bersama kita. Semoga IATCA semakin jaya, kuat dan semakin bersinar seperti tema ulang tahun ke 20 IATCA. • Its Time to Shine. Bravo IATCA, Lets Do It...
Right or Wrong, Wherever I’am, Whatever my task, This is My IATCA. Happy 20th Anniversary IATCA, Its Time to Shine Bravo IATCA, Lets Do It. AZ IBNU SUSANTO KETUA UMUM IATCA 1999-2003
M. SOBRI KETUA UMUM IATCA 2019-2023
20 tahun usia IATCA.
Ya..layaknya seorang manusia remaja beranjak dewasa, otot mulai kuat, otak mulai matang, proses pendewasaan seseorang. Begitulah fase kita saat ini, organisasi IATCA mulai menunjukkan eksistensi dan tanda-tanda untuk menjadi sebuah organisasi besar dan disegani. Its time to shine, sangat mewakili deskripsi sisi manis dari organisasi IATCA.
Kendala selama 20 tahun IATCA berdiri.
Kalau berbicara kendala, tentu variatif. Kita bicara proses adaptif dari suatu organisasi, karena setiap periode mempunyai kendala dan masalahnya sendiri. Kendala
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Air Traffic Controller atau biasa di Indonesiakan sebagai Pengawas/Pemandu Lalu Lintas Penerbangan merupakan “pekerjaan internasional (ada dan dilakukan sama diseluruh dunia)”. Services yang diberikan dalam area of jurisdicitionnya adalah mengacu pada International Standards yang ditentukan oleh ICAO Documents terutama Annex 11 Air Traffic Services.
RIWAYAT ORGANISASI
Organisasi selain merupakan wadah (organization) berkumpulnya dua orang atau lebih yang punya tujuan sama melakukan komunikasi dan kerjsama sebagai elemen dasar juga adalah proses (to organize) kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang dibuat dan menghasilkan kompromi mayoritas suara atas musyawarah menuju mufakat dalam bahasa membumi yang menghormati perbedaan pendapat serta mengutamakan utilitarianism bukan fait accompli. Organisasi ATC diperlukan guna mengantisipasi corps resistance atas perbedan dari das sein & das sollen selama mengabdi. Dalam organisasi anggota dapat perduli (care), bebagi (share) demi hasil yang baik (fair) untuk kepentingan bersama.
27
| Visual Approach Konon keberadaan dan terbentuknya organisasi ATC Indonesia mempunyai sejarah kelam yang panjang.
KATSI
Syahdan riwayat organisasi ATC Indonesia berawal pada dekade tahun 1960-an dengan dimotori Alumni Akademi Penerbangan Indonesia Curug Angkatan VI pernah dibentuk KATSI (Korps ATC Seluruh Indonesia ?) namun amblas tanpa bekas digerus situasi dan kondisi yang tidak berbalas.
HATCI
pada dekade tahun 1980-an dengan insiatif beberapa ATC Alumni Curug yang berdinas di Bali didirikanlah HATCI (Himpunan ATC Indonesia) tapi aroma bunga rampai dari Bali sirna sebelum senja menjelang, ATC Jakarta belum memahami apa yang terjadi disana bungapun layu sebelum berkembang. Ida Idewa Gede Ngurah Swastha sebagai Ketua HATCI bersama beberapa pengurus elitnya dimutasikan ke beberapa tempat dan Ketua HATCI memilih keluar dari ATC. Saat ini beliau menjadi pengusaha, Pemimpin Puri Den Bencingah,Klungkung-Bali yang lebih dikenal dengan nama Ida Pangelingsir Agung Putera Sukahet sekaligus sebagai Ketua Asosasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia. Mungkin pemerintah tahu ATC punya bargaining power & esprit de corps global serta potential risk apabila digalang, tapi masalah ATC semakin menantang.
IATCA
Torehan sejarah Organisasi ATC Indonesia terjadi pada tanggal 29 bulan Juli tahun 1999 dan Patra Jasa Hotel yang berada di kawasan Cempaka Putih Jakarta menjadi saksi bisu. Bersamaan dengan penutupan suatu trainning di Curug, dari mulut ke mulut disampaikan dan terdengar kabar bahwa ada keinginan mayoritas peserta Training untuk membentuk organisasi ATC, sejumlah perwakilan ATC dari beberapa daerah datang dengan semangat yang membara. Maka pada tanggal itu dideklarasikan organisasi ATC Indonesia dengan nama IATCA (Indonesia ATC Association) dan proses pemilihan ketua umum selaku formatur tunggal berlangsung normal, malam itu juga dibentuk DPP IATCA. Falsafah jawa undak-unduk menjadi dasar aktifitas organisasi saat itu karena IATCA ingin menarik simpati dan empati para petinggi pemerintahan yang selama ini antipati, dengan segala kemauan dan kemampuan IATCA berhasil digerakan.
IATCA GOES INTERNATIONAL
Alhamdulillah di tahun pertama IATCA dengan dukungan pemerintah cq DirJen Perhubungan Udara, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II difasilitasi untuk berpartisipasi dalam 17th IFATCA Asia Pacific Regional Meeting di Hongkong dan dikirimkan 2 orang Pengurus yang pada kesempatan tersebut juga melakukan registrasi kepada IFATCA agar IATCA sebagai organisasi ATC Indonesia menjadi anggota IFATCA. Pada tahun 2001 Ketua Umum IATCA diundang untuk hadir pada 40th IFATCA Annual Conference 19-23 Maret 2001 di Geneva Suisse, dengan dukungan pemerintah kembali difasilitasi untuk berartisipasi dan berangkatlah dua orang pengurus. Pada hari terakhirsebelum penutupan diumumkan oleh IFATCA bahwa indonesia diterima sebagai Member of IFATCA bersama dengan negara Rumania,
28
care, share & fair. Dalam organisasi anggota dapat perduli (care), bebagi (share) demi hasil yang baik (fair) untuk kepentingan bersama. - az ibnu susanto Jordania, Botswana dan Sierra Lion. United Nation Building Geneva Suisse sebuah tempat kelas dunia dengan monumentnya “Kursi makan patah satu kakinya” menjadi sakti “torehan tinta emas”. Kamis 22 Maret 2001 dalam 40th IFATCA Annual Conference, IATCA dikukuhkan sebagai anggota ke 105 IFATCA, anggota asosiasi ATC dunia. We are the Member of IFATCA men...!!! Sebagai respect, Pemerintah yang diwakili Bp. M. Ichsan Tatang meresmikan DPC yang pertama kali berdiri secara resmi setelah terbentuknya IATCA yaitu DPC IATCA Batam yang saat itu dipimpin oleh Elfi Amir (biasa dipanggil Mas Tevi, saat tulisan ini dibuat beliau menjabat sebagai Ka Otban IV Bali, masih menjadi anggota IATCA dan baru saja menyelesiakan tugas mulianya di Munas ke 7 IATCA sebagai anggota Dewan Kehormatan Profesi-red). Dan pada bulan November tahun 2009 IATCA didukung penuh oleh Pemerintah untuk menjadi tuan rumah pertemuan ke-26 IFATCA Asia Pacific Regional Meeting di Bali.
AIRAV INDONESIA RUMAH KITA
ya...siapapun Board of Director-nya adalah wewenang pemerintah untuk memilih. Pada hakekatnya yang dipertaruhkan dan credit point Airnav Indonesia adalah terjaminnya level of safety, itu yang dipertaruhkan sebagai kredibilitas. Perdebatan tentang nomenklatur dan direktur hanyalah wasting time lebih baik mencari formula dan diusulkan secara hirarki pemutakhiran ATC Indonesia. Profesional ATC (kompetensi setara dengan wold class ATC) merupakan aset berharga bagi AirNav, dalam IATCA semua idea didiskusikan, dirancang dan disampaikan secara hirarki agar dianggap mampu menjadi think tank bagi AirNav dan pemerintah serta selalu bersinergi. Dengan terbentuknya Airnav Indonesia tidak ada lagi dikotomi. Pengelolaan ATC Indonesia yang semakin baik dari hari ke hari menimbulkan positif impact.
The last but not least, setahun setelah Ainav Indonesia berdiri, IATCA didukung sepenuh hati atas terselenggaranya hajat ATC dunia, IATCA menjadi tuan rumah untuk 52nd IFATCA Annual Conferene 24-28 April 2013 di Bali. Luar biasa ternyata IATCA tidak lagi dicurigai sebagai pressure grup. Reinventing Professionalism, jargon IATCA pada Munas ke-7 di Semarang merupakan hal yang tepat di era milenal ini. IATCA harus tetap going concern atas perkembangan ATC dunia dan teknologinya. IATCA telah menjadi anggota IFATCA, IATCA telah menjadi tuan rumah APRM, IATCA telah sukses menyelenggarakan IFATCA Annual Conference so...We Are The Real World Class ATC.
eling lan waspada
Kenali diri kita, hanya dari sanalah semua masalah diawali dan segala ikhtiar diakhiri, Happy 20th Anniverasary IATCA, Its Time To Shine. Bravo IATCA, Lets Do It
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
REFLEKSI 20 TAHUN IATCA
ORGANISASI PROFESI DAN/ATAU SERIKAT pekerja Disclaimer : artikel ini pandangan pribadi penulis, bukan pandangan organisasi
T
erbentuknya Airnav Indonesia pada awal Januari 2013, yang menyatukan ATC Indonesia dalam satu rumah merupakan “game changer” hubungan IATCA dengan pemberi kerja (employer). Dari sebelumnya, IATCA harus “berurusan” dengan 3 employer berbeda (Angkasa Pura 1, Angkasa Pura 2 dan Kementerian Perhubungan), sejak AirNav berdiri IATCA hanya berurusan dengan AirNav saja. Kebijakan working place bagi ATC Indonesia hanya satu dan itu seharusnya membuat mengubah cara IATCA berorganisasi. IATCA dapat mewakili seluruh ATC Indonesia dalam bernegosiasi hingga urusan kesejahteraan. Suatu hal yang (sangat) sering dilakukan IATCA namun tidak disebutkan karena adanya organisasi buruh (serikat pekerja) yang dianggap “lebih berhak”.
IATCA dapat mencontoh APG (Asosiasi Pilot Garuda) atau APCA (Kanada), CAOOAA (Australia) atau NATCA (US) yang merupakan organisasi profesi ATC dan juga serikat buruh (trade union). Mereka langsung merepresentasikan anggotanya dalam bernegosiasi dalam hal kesejahteraan. Bagaimana pandangan IFATCA dalam hal ini? Bolehkah organisasi profesi juga bertindak sebagai serikat buruh? Well, IFATCA ternyata memiliki sejarah panjang penuh kontroversi mengenai hal ini. setio anggoro
Pada masa awal pembentukan IFATCA, Leo Tekstra, pendiri dan Presiden Pertama IFATCA, menggarisbawahi kedudukan IFATCA sebagai federasi organisasi profesi ATC dunia untuk tidak turut campur pada permasalahan yang terjadi antara perusahaan dan pegawai pada negara anggotanya. Meski IFATCA menyadari bahwa beberapa permasalahan profesi (ATC) tumpang tindih dengan permasalahan serikat buruh. Hal ini berlangsung hampir selama dekade pertama IFATCA (1961-1970). Pada dekade kedua (tahun 70an dan awal 80an), sering terjadi perselisihan antara controllers (yang diwakili oleh asosiasi ATCnya) dengan ATS Provider-nya, seperti di Perancis, Amerika Serikat, Jerman Barat, Australia, Meksiko, Canada, Spanyol, dan Italia. Beberapa perselisihan diikuti dengan aksi mogok dan pemecatan
30
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Visual Approach
|
Dengan adanya AirNav sebagai satu-satunya perusahaan yang memperkerjakan ATC, amat sangat logis bila IATCA berdiri sendiri, secara murni memperjuangkan profesionalitas anggotanya dan menghindari perselisihan konflik dengan serikat pekerja yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda.
controllers. Perselisihan ini sering kali dipicu oleh perbedaan pandangan manajemen terhadap ATC terutama hal-hal seperti gaji, hari libur (cuti), jam kerja, kekurangan controller serta perbaikan tempat kerja dan fasilitas (hal-hal yang sampai pun sekarang masih kita permasalahkan).
and since ATC efficiency itself directly related to the conditions and circumstances of employment of ATC personnel, any delay in working towards a solution of outstanding problem in this area can only be to the detriment of flight safety. And here is where the Federation comes in.”
Pada masa itu (awal 70an), IFATCA, yang dipimpin oleh JeanDaniel Monin, mengidentifikasi bahwa permasalahan di atas, yang menyentuh langsung masalah manusia merupakan salah satu faktor permasalahan profesionalitas controller. Akhirnya IFATCA terjun langsung pada perselisihan yang terjadi antara MA (Member Association – asosiasi ATC anggota IFATCA) dengan ATS Provider negaranya. IFATCA tidak hanya bernegosiasi dengan Pimpinan Perusahaan ATS Provider tetapi juga Menteri Perhubungan, Menteri Tenaga Kerja bahkan Kepala Negara atau Presiden negara tersebut.
Gayung bersambut, permasalahan yang terjadi pada dunia ATC mendapat perhatian serius dari ILO. Sehingga pada tahun 1979 di Geneva, pada rapat experts ILO, yang dihadiri oleh perwakilan IFALPA, PSI, IATWF, TUITW, IFATSEA dan tentu IFATCA, membahas 1 agenda “Problems Concerning Air Traffic Controllers – Identification and Possible Sollution” menghasilkan 52 konklusi yang mencakup hampir seluruh permasalahan ATC seperti hubungan industrial, jam kerja, aspek sosial & pekerjaan dalam ATC System, penggajian (remuneration), usia pensiun, aspek keselamatan, kesehatan & kesejahteraan, pekerjaan & karir, training dan employment security.
Pada kebanyakan kasus, seperti di Perancis, Jerman, Kanada dan Italia, IFATCA sukses menjembatani penyelesaian perselisihan tersebut. Termasuk memperkerjakan kembali pengurus asosiasi yang dipecat. Pergeseran paradigma kedudukan IFATCA ini secara tersurat ditulis pada kolom editorial The Controllers (edisi Agustus 1975) oleh pemimpin redaksi saat itu, Ge de Boer, “That the Federation has moved away from its former direction. The Executive Board under leadership of J.D. Monin believes that the Federation must stand up for what it believes in. If we believes that we are not getting recognition as controllers that we deserve, ot that the safety of air traffic is impaired somewhere in the world, then we must make the world aware of this need and the reason behind it. This does not mean that IFATCA has abandoned its faith in the professional organisation approach.
The safety of air traffic transport in all its forms is directly dependent on the efficiency of the air traffic control service
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Lalu bagaimana dengan IATCA? Sejak awal berdiri, meski tidak secara terbuka memproklamirkan diri sebagai serikat buruh, sebenarnya IATCA cukup sering berjuang soal kesejahteraan ATC. Salah satu hambatan bernegosiasi saat itu (sebelum ada AirNav) karena adanya perbedaan status kepegawaian anggotanya, sikap terhadap satu masalah di satu perusahaan bisa berbeda dengan employer yang lain. Dengan adanya AirNav sebagai satu-satunya perusahaan yang memperkerjakan ATC, amat sangat logis bila IATCA berdiri sendiri, secara murni memperjuangkan profesionalitas anggotanya dan menghindari perselisihan konflik dengan serikat pekerja yang memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Apakah kita akan mengambil jalan ini ke depan? Setidaknya mari mendiskusikan hal ini dalam forum-forum IATCA.
Bravo IATCA, let’s do it
31
| Visual Approach Diskusi di WAG ATS Indonesia sering memunculkan wacana yang sudah lama ada, tetapi tidak pernah muncul dengan jelas ke permukaan. Hanya terbatas dalam diskusi dan rerasanan saja diantara para senior ATC.
Mengapa ATC tidak mendapat kesempatan menjadi CEO? Dalam perusahaan LPPPNI atau Airnav sebenarnya atau seharusnya ATC-lah yang memegang peran sentral dan menempati beberapa posisi strategis. Tetapi justru yang muncul ke permukaan adalah mereka yang bukan berlatar belakang ATC. Kok bisa begitu? Padahal para senior ATC dikenal sangat menguasai dan mumpuni serta mahir pada bidang tugasnya. Seyogianya merekalah yang menjadi pemimpin dan mengelola perusahaan yang berbasis navigasi udara ini.
Mengapa bukan mereka? Sebagai seorang ATC yang tidak lagi melakukan pengontrolan, saya ingin berbagi masukan dan pandangan dalam hal ini. Mengingat saya pernah berada di dalam lingkungan ATC dan pernah berada dalam jajaran manajerial, saya fikir saya dapat memberi pandangan yang lebih nyata dan konkrit.
MENGAPA ATC BELUM MENJADI Yang pertama,
dalam hal teknis para senior ATC itu memang diakui mahir dan sangat kompeten dan menguasai teknik per-ATC-an. Tidak ada personil lain seperti mereka, yang mampu dan semahir mereka. Fully competencyproof! Hanya saja dalam mengendalikan satu institusi dan organisasi, dibutuhkan kemampuan tambahan lain selain dari hal-hal yang bersifat teknis belaka.
Yang kedua,
kemampuan manajemen dan komunikasi yang baik. Disinilah biasanya para senior ATC itu mengalami kendala. Sifat pekerjaan ATC yang cenderung sendiri, mandiri, dan memiliki wewenang penuh dalam mengendalikan lalu lintas penerbangan, telah mempengaruhi perilaku para ATC. Oleh karena itu wajarlah jika mereka kemudian cenderung selfish, single fighter, otoriter, lebih percaya pikiran sendiri dan kurang dapat menerima pendapat orang lain.
yang Ketiga
kemampuan manajerial dan leadership. Pada peringkat supervisor dan manager menengah, kemampuan ini belum begitu tampak dibutuhkan dan juga belum menjadi pertimbangan yang signifikan. Tetapi begitu berada pada level Direksi apalagi CEO, hal itu kemudian menjadi pertimbangan yang sangat penting. Kemampuan dalam beradaptasi, menerima dan mengelola perbedaan, berkomunikasi dengan pimpinan yang berbeda pandangan. Apalagi jika diminta menjalankan perintah yang tidak sesuai dengan pola pikir dan pandangannya, membuat ATC menunjukkan sifat aslinya. Dia cenderung bersikukuh
32
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Visual Approach
|
dengan pola pikirnya sendiri. Pada titik inilah para senior ATC yang sangat kompeten itu, tidak mampu melalui saringan akseptabilitas dan akhirnya berguguran. Para boss yang di atas sudah tentu membaca hasil competency test dan psikotest para senior ATC. Mereka membaca hasil test sekaligus juga mengamati dan menilai management skill para senior ATC ini. Jika para senior ATC tidak mau mengubah behavior-nya, dan bersikukuh dengan perilaku ATC seperti ketika mereka masih memegang mic, maka akan sulit bagi mereka mendapat approval dari para penentu kebijakan. Mereka yang diatas akan lebih memilih mereka yang mau dan mampu bekerja sama dan menjalankan strategi yang telah diputuskan. Jadi wajarlah jika para boss yang diatas, tidak mau memberikan wewenang kepada siapa saja yang tidak sejalan dengan strategi mereka. Akhirnya, tidak diragukan lagi para ATC yang memiliki competency dan kemampuan teknis yang hebat, tetapi mereka rata-rata kalah dalam hal acceptability. Seperti kata Charles Darwin Survival of the fittest. Bukan yang hebat dan kuat, tetapi mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, merekalah yang akan bertahan.
CEO ? Inilah saatnya bagi para generasi penerus untuk melakukan introspeksi, apa memang benar demikian? Kemudian berusaha dengan aktif. Membenahi dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam layar radar, kebutuhan pucuk pimpinan di masa mendatang. Rasanya bukan waktunya lagi menganggap diri sendiri mampu dan mumpuni, padahal para penentu kebijakan yang di atas sana justru menilai sebaliknya. Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi, dan evaluasi sekaligus juga bahan pemikiran. Maaf jika salah. • Heru Legowo JATC Co. VIII- Curug 1975
Bukan yang hebat dan kuat, tetapi mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, merekalah yang akan bertahan.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
33
| Refreshing
Establishment
Juanda Clearance Delivery Unit Alhamdulillah pada tanggal 25 April 2019, Juanda Clearance Delivery Unit (CDU) telah resmi dioperasikan di Bandara International Juanda Surabaya. Beroperasinya Juanda Clearance delivery berdasarkan AIRAC AIP SUPPLEMENT No: 07/19 tanggal 14 Maret 2019 tentang THE ESTABLISHMENT OF CLEARANCE DELIVERY UNIT (CDU) AT JUANDA INTERNATIONAL AIRPORT SURABAYA. Dengan terbentuknya Juanda CDU maka makin lengkaplah fasilitas yang dimiliki Bandara International Juanda Surabaya, sehingga diharapkan semakin meningkat pula kualitas pelayanan navigasi udara di Bandara Juanda. Juanda Clearance Delivery tidaklah terbentuk secara instan tetapi melalui proses yang cukup panjang dan penuh perjuangan. Tentunya Juanda CDU ini terbentuk karena hasil kolaborasi semua pihak yang berkepentingan, ATC selaku petugas operasional yang langsung dapat mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dalam lingkungan kerjanya, manajemen yang mendukung segala kebutuhan untuk pembentukannya serta pihak Direktorat Navigasi Penerbangan selaku regulator yang memiliki kewenangan untuk melakukan safety assessment dan kelayakan lainnya dan terakhir memberikan ijin pengoperasiannya.
Latar belakang Pembentukan Juanda Clearance Delivery Unit Pada akhir tahun 2014, ATC selaku petugas operasional yang memberikan pelayanan di Bandara Juanda Surabaya mengidentifikasi adanya peningkatan jumlah traffic di Bandara Juanda seiring mulai beroperasinya Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya pada tanggal 13 Pebruari 2014. Pengoperasian Terminal 2 bandara Juanda ini juga berimplikasi pada penambahan wilayah pengawasan Juanda Ground Control yang tadinya hanya memberikan pelayanan pada area Terminal 1 yang memiliki 31 parking stand saat itu dan pergerakan di taxiway sebelah utara bertambah workload-nya dengan memberikan pelayanan pergerakan pesawat di Apron Terminal 2 yang memiliki 14 parking stand untuk civil aircraft dan military apron yang terdiri dari apron A, B, C dan D serta taxiway di selatan. Lokasi Terminal T2 yang berada di seberang gedung tower cukup menyulitkan untuk dilakukan pengawasan secara visual terutama pada malam hari dan saat visibility below minima. Selain faktor kepadatan traffic dan luas wilayah pengawasan yang bertambah, faktor keberadaan taxiway N3 dengan konfigurasinya cukup pendek ( taxiway N3N dimensi 235M x 30 M dan taxiway N3S dimensi 154,5 M x 30 m) dimana taxiway N3 ini merupakan taxiway lurus yang langsung menuju ke runway, membuat taxiway N3N menjadi potential hazard timbulnya runway incursion (sejak dioperasikannya Terminal 1 pada tahun 2007, tercatat 4 kali serious incident berupa runway incursion di lokasi ini dan telah melalui proses investigasi baik internal investigasi maupun KNKT). Disamping faktor safety di atas, upaya untuk memberikan pelayan yang lebih efisien juga melatarbelakangi pembuatan proposal pembentukan Juanda CDU ini. Pada saat tercetusnya ide pembentukan Juanda CDU ini, dalam kondisi yang sangat padat, pilot saling berebut contact ke Juanda Ground Control sehingga sering terjadi jamming di Juanda ground frekuensi. Dalam kondisi tersebut seringkali ground controller tidak dapat mengatur ground traffic movement dengan baik, sehingga semua pesawat yang start dan push back diberikan ijin sehingga berakhir menumpuk di on short runway dan harus mengantri lama menunggu giliran take off. Termasuk didalamnya kemampuan melakukan control terhadap masa berlaku dan kesesuaian data FPL menjadi tambahan work load bagi petugas ground control (Pengaturan SLOT mulai tertata rapi di tahun 2016 diawali dengan diterbitkannya PM 57 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Alokasi Ketersediaan Waktu Terbang/Slot time Bandar Udara) CWP Juanda CDU saat ini
34 34
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Refreshing
|
Computer Based Tranning
Bandara Juanda sudah saatnya untuk memiliki Clearance Delivery Unit. Hasil survey tersebut makin meningkatkan semangat team untuk mewujudkan CDU di Bandara Juanda Surabaya. Dan gayungpun bersambut pihak manajemen AirNav Surabaya memberi lampu hijau dan mendukung pembuatan proposal pembentukan Juanda CDU. Manajemen menunjuk manager operasi untuk menjadi ketua team dan mengawal proses pembentukan Juanda CDU. Dengan latar belakang tersebut, akhirnya kami membentuk team kecil untuk membuat proposal pembentukan Juanda CDU. Dimana diharapkan dengan terbentuknya Juanda CDU ini work load dari Juanda Ground Control dapat dikurangi, Juanda ground control dapat fokus memberikan start dan pushback clearance serta mengatur pergerakan traffic di manouevering area kecuali runway, sementara tugas memastikan validitas FPL, kesesuain Slot time, mencetak departure flight progress strip, pemberian ATC clearance, input data intended flight level dari pilot ke FDD (Flight Data Display) system dan menginformasikan masa berlaku SLOT time kepada pilot dialihkan tanggungjawabnya kepada Juanda CDU. Sebelum mengajukan proposal pembentukan Juanda CDU kami memulai dengan kegiatan survey pada 28 November 2014, dimana kami menyebarkan kuisioner kepada pilot yang beroperasi rutin di Bandara Juanda Surabaya. Melalui survey tersebut diperoleh hasil bahwa 63 % respondent (pilot) menyatakan bahwa
Proses Pembentukan Juanda Clearance Delivery Sebagai informasi bahwa sebelum Juanda Clearance Delevery Unit terbentuk, satu-satunya Bandara di Indonesia yang memiliki Clearance Delivery Unit adalah Bandara Soekarno Hatta. Untuk itulah sebagai langkah awal untuk pembentukan Juanda CDU beberapa perwakilan team Juanda CDU melakukan kegiatan study banding ke Bandara Soetta. Tercatat dua gelombang kegiatan study banding yang dilakukan yaitu pada bulan Mei 2017 mengirimkan 3 orang perwakilan team pembentukan CDU dan pada bulan April 2018 kembali mengirimkan 3 orang perwakilan untuk proses penguatan kembali terhadap hasil study banding sebelumnya. Tujuan study banding ini adalah untuk mengetahui alur pelayanan Clearance Delivery di Bandara Soetta, termasuk mempelajari tentang SOP, dan alur koordinasinya.
Working Method, Konsep operasi, Letter of Coordination Agrement (LOCA) serta Contingency Procedur Juanda Clearance Delivery. Termasuk didalamnya proses penghitungan ketersediaan SDM dan proses inventarisasi kebutuhan fasilitas penunjang (CWP, ATS system/FDD, alokasi frekuensi dll) Pada bulan Maret 2018 dilakukan sosialisasi internal tentang TSOP (Temporary SOP) CDU, working Method, LOCA, Konsep operasi, Contingency Procedure kepada seluruh ATC Juanda. Selanjutnya setelah melalui proses sosialisasi ini dilakukan kegiatan CBT (Computer Based Trainning) simulasi pelayanan Juanda CDU. Selanjutnya dilakukan pula proses sosialisasi eksternal kepada para stake holder (pihak otoritas Bandara, pengelola Bandara dan seluruh airline yang beroperasi di Bandara Juanda) untuk menyampaikan tentang pembentukan Juanda CDU ini. Pada bulan Juni 2018 dilakukan proses safety assessment oleh Direktorat Navigasi Penerbangan (DNP). Dalam safety assesment terdapat beberapa
Berbekal dari hasil study banding tersebut team pembentukan Juanda Clearance Delivery mulai menyusun Temporary Standard Operating Procedure (TSOP),
Computer Based Tranning
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
35 35
| Refreshing
Tim Studi Banding tahap 1 temuan dari DNP yang harus dilakukan perbaikan dalam tenggat waktu yang sudah disepakati bersama antara Pihak AirNav Surabaya dan DNP sesuai dengan berita acara yang sepakati dan ditandantangani bersama baik oleh Divisi Operasi dan Perencanaan Kantor Pusat AirNav, AirNav Cabang Surabaya dan pihak DNP. Namun berkat kerja keras seluruh pihak terkait dan keinginan kuat untuk meningkatan pelayanan demi mewujudkan keselamatan, keteraturan dan efisiensi pelayanan lalu lintas penerbangan di Bandara Juanda seluruh temuan tersebut berhasil diselesaikan sesuai tenggat waktu (walaupun ada pengulangan satu circle Airac). Kemudian pada akhir Juni diterbitkan publikasi untuk pelaksanaan trial operation. Kegiatan trial operasi Juanda CDU mulai dilaksanakan minggu kedua bulan Juli 2018 mengambil waktu pukul 23.00 s.d. 02.00 UTC dan dilanjutkan periode trial berikutnya dimulai bulan Januari 2019 mengambil alokasi waktu 23.00 sd 02.00 UTC dan 09.00 sd 11.00 UTC. Proses trial berjalan lancar tanpa masalah yang berarti, bila pada awal trial kami harus menggunakn secondary frequency ground control 119,15 MHZ, namun pada bulan Desember 2018 alokasi frequensi Juanda CDU telah tersedia di 121, 65 MHz. Akhir manis dari proses tersebut adalah beroperasinya Clearance Delivery Unit secara penuh mulai tanggal 25 April 2019 dengan alokasi pelayanan pukul 22.00 sd 11.00 UTC setiap harinya.
Dengan terbentuknya Juanda CDU makin menambah kelengkapan pelayanan Lalu Lintas Udara di Bandara Juanda khususnya pada unit Tower. Setelah pada tahun 2017 Juanda tower juga dilengkapi dengan fasilitas ASMGCS (Advance Surface Movement Guidance and Control System) untuk membantu mempermudah pelayanan Juanda Tower dalam pengaturan traffic termasuk kendaraan yang beroperasi di movement area pada segala kondisi cuaca. Juanda Airport deserves it !! Mengingat kondisi traffic yang sangat padat rata-rata 385 pergerakan perhari dan type pesawat yang beroperasi beragam (heterogen) baik jet, propeller, fix wing, maupun rotary wing, serta pelayan penerbangan civil dan juga penerbangan militer yang melakukan kegiatan military exercise rutin dan kegiatan-kegiatan khusus, seperti peringatan hari-hari penting militer di Bandara Juanda maka kelengkapan pelayanan dan fasilitas adalah hal yang wajar bahkan menjadi sebuah keharusan untuk menjamin keselamatan, keteraturan, kelancaran dan efisiensi penerbangan. Namun demikian sebuah upaya tentunya tidak langsung memberikan hasil yang sempurna pun demikian dengan terbentuknya Juanda Clearance Delivery Unit ini, karena
dengan beroperasinya Juanda Clearance Delivery saat ini memberikan dampak kekurangan SDM ATC, akan tetapi pengajuan penambahan SDM sudah dilakukan oleh pihak manajemen AirNav Surabaya ke Kantor pusat. Insyallah kami yakin dalam waktu dekat masalah ini akan segera tersolusikan. Saya pribadi merasa bangga karena telah menjadi bagian dari pelayanan di Bandara Juanda dan saya yakin seluruh rekan-rekan ATC Juanda memiliki perasaan yang sama. Namun kebanggaan ini bukan berarti membuat para ATC Juanda cepat berpuas diri dan berhenti mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan mencari solusi, berhenti berkarya dan berinovasi akan tetapi justru makin memicu semangat kami untuk terus memberikan ide-ide segar dalam peningkatan kualitas pelayanan di Bandara Juanda, karena tantangan ke depan pasti makin besar untuk itu harus selalu disiapkan strategi untuk menghadapinya. Selamat dan Sukses atas terbentuknya Juanda Clearance Delivery Unit. Semoga pelayanan lalu lintas udara di Bandara Juanda semakin baik dan baik lagi kedepannya. Aamiin. • LILI ROBIANTI - ATC Juanda
Kegiatan sosialisasi kepada eksternal
36 36
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Fix Point
|
Dron e vs ATC THE BIG CHALLENGE IS COMING
D
Jika diterjemahkan bebas, RPAS adalah sebuah system pesawat tak berawak yang dikendalikan secara remote oleh pilot yang berada di sebuah tempat. Kemudian, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 180 Tahun 2015 menyatakan UAS Unmanned Aircraft System adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh oleh penerbang (pilot) atau mampu mengendalikan dirinya sendiri dengan menggunakan hukum aerodinamika. Sedangkan Rahmat Hidayat (2016) menyatakan bahwa UAV adalah salah satu wahana tanpa awak di udara yang mana dapat terbang tanpa
rone adalah istilah umum yang dikenal sebagai UAV (Unmanned Aerial Vehicle) / UAS (Unmanned Aircraft System) / PTTA (Pesawat Terbang tanpa Awak) / RPAS (Remotely Piloted Aircraft System) sudah jamak kita temui di sekitar. Bahkan, mungkin salah satu dari kita sudah ahli dalam menerbangkan dan mengoperasikan drone. Drone saat ini menjadi gadget darling bagi masyarakat luas terutama pada penghobi fotografi dan video, karena harganya yang makin terjangkau, fitur yang makin bervariasi dan tentu saja hasil foto maupun video yang semakin indah. Hal ini memungkinkan karena sifat drone yang dapat diterbangkan dan dikendalikan di ketinggian.
Bahkan, di Surabaya sudah beberapa kali event Photo and Video Aerial Contest Competition diadakan. Spot–spot unik dan menarik disediakan panitia untuk melakukan take and shoot sesuai dari selera pengendali/pilot drone nya. Durasi waktu, keindahan maupun kreatifitas dari para pilot drone sangat dituntut pada kontes tersebut untuk menjadi juara. Peserta yang hadir dari kalangan komunitas dan profesional baik dari Surabaya maupun kota-kota lain.
pilot, menggunakan gaya aerodinamik untuk menghasilkan gaya angkat (lift), dapat terbang secara autonomous atau dioperasikan dengan radio control.
Hmm.., Jadi apa hubungannya dengan Profesi kita sebagai Air Traffic Controller yak..? Mari kita kupas sama-sama..
Saat ini, Drone terdiri dari dua jenis utama berdasarkan bentuknya, yaitu Fix Wing Drone dan Rotary Wing Drone (sumber : id.wikipedia.org). berdasarkan fungsinya pun makin bervariasi, baik untuk Komersial (pemetaan, geo survey, pertanian), Humanitarian (SAR, medical), Military, Hobi dan Rekreasi (Photo and Video profile) bahkan saat ini sudah berkembang menjadi sebuah bidang Olahraga / Sport
WHAT IS THE DRONE ? International Civil Aviation Organization (ICAO) Doc 10019 AN/507 Manual on Remotely Piloted Aircraft System 1st edition 2015 Chapter 2 bahwa “A Remotely Piloted Aircraft, its associated remote pilot station. The required command and control links and any other component as specified in tht type design”.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
(Drone Race Competition). Di Indonesia, Pengoperasian Drone diatur pada Peraturan Menteri Perhubungan : 1. PM 163 Tahun 2015 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 107 (CASR Part 107) Tentang Sistem Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak ( Small Unmanned Aircraft System ).
2.PM 180 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pengoperasian Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang udara yang Dilayani Indonesia. 3. PM 47 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 180 Tahun 2015 Tentang Pengendalian Pengoperasian Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang dilayani Indonesia.
WHERE IS THE CHALLENGE ? Nah, setelah kita mengupas sedikit tentang Drone dan perkembangan pengoperasiannya saat ini. Maka, coba kita bahas apa yang menjadi Challenge atau Tantangan bagi seorang Air Traffic Controller : a. Kemajuan teknologi Drone yang semakin canggih Beberapa merk Drone yang terkenal sudah dibekali kemampuan baterai dan rotor yang semakin besar, memungkinkan sebuah drone dapat terbang ke area wilayah KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) bahkan hingga ke jalur-jalur pendekatan penerbangan di bandara (Final Approach Area). Beberapa peristiwa yang terjadi di daerah bandara dapat membuat gangguan terhadap keselamatan penerbangan, salah satu kejadian yang cukup viral adalah sebuah drone yang membuat puluhan ribu penumpang batal terbang di Negara Inggris. Bandara Gatwick yang berada di
37
| Initial Fix Point
D
ari sisi teknologi maupun fitur yang disematkan pada drone juga semakin canggih, bahkan beberapa tipe drone penulis temukan memiliki tingkat kemampuan terbangnya sudah mendekati sebuah pesawat terbang. Kemampuan ini sudah banyak dimanfaatkan di berbagai aktivitas di masyarakat, sebagai contoh :
London Inggris mengalami kelumpuhan selama hampir 2 hari akibat adanya drone yang terbang secara illegal pada bulan Desember 2018. Penerbangan yang berangkat dari Gatwick dihentikan sejak pukul 21.00 waktu London pada hari Rabu tanggal 19 Desember 2018 hingga pukul 03.00 hari Kamis 20 Desember 2018 waktu London. Namun bandara tersebut ditutup kembali pada pukul 03.45 setelah pengamatan adanya drone lain. Akhirnya, pihak militer mengerahkan teknologi militer untuk memulihkan keadaan. (sumber : republika.co.id, 23/12/2018). b. Drone yang dijual bebas tanpa syarat. Sebuah drone dapat rekan – rekan miliki hanya datang ke tempat jual mainan
Pada Bulan April 2019, telah terjadi kebakaran hebat yang melanda Katedral Notre Dame di Prancis yang amat bersejarah. Namun dengan kehadiran Drone type Dji Mavic Pro dapat membantu memetakan dan mendeteksi titik – titik api yang akan dituju oleh petugas pemadam. Dengan kemampuan terbang dan kameranya, sebuah drone memungkinkan menyajikan gambar secara real time tanpa menyertakan resiko jiwa manusia secara langsung karena menggunakan remote pilot yang berada di luar lokasi kebakaran. Tim Peneliti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan wahana UAV berjenis fixed wing yang bertujuan untuk melakukan monitoring dan memetakan kondisi gunung berapi aktif di Indonesia (sumber : antaranews.com, 16 Juli 2019)
Untuk kegiatan Sport, fitur Drone yang cukup menarik perhatian adalah FPV (First Person View) yaitu kemampuan ultra kamera yang ditempatkan pada body drone kemudian dihubungkan pada Layar, monitor atau kacamata google sehingga seolah olah kita duduk di pesawat drone tersebut atau mungkin membuat teman kita menjadi penumpang pada drone tersebut (kereen kan guys..). Dengan menggunakan kacamata google ini, memungkinkan sebuah arena drone race dapat didesain dengan sangat ekstrem tentu saja karena tidak membawa resiko keselamatan pilotnya sama sekali
30 38 38
terdekat, bayar dan langsung terbang. Yup, betul sekali..sangat simple, tak perlu persyaratan khusus untuk memiliki sebuah drone. Apalagi didukung harga dari pesawat drone yang semakin terjangkau. Seperti yang dilansir di situs id.priceprice.com, satu drone untuk pemula merk Dji Tello hanya seharga Rp.1.330.000,- dengan kemampuan terbangnya selama 13 menit dan jarak control 100 meter (murah bukan..). Sedangkan untuk unit Drone merk Dji Phantom 3 Standard yang memiliki jarak konrol 1 kilometer dan durasi terbang 25 menit, hanya dijual seharga Rp. 6.500.000,- tanpa ada persyaratan khusus yang diminta dari penjual. Kalau ga percaya, buktikan sendiri aja di toko-toko mainan terdekat (KTP aja ga diminta lho guys…). Maka tak heran, penulis banyak menemukan anak- anak SMP yang sudah jago menerbangkan drone. c. Regulasi dan wawasan penerbangan sipil yang belum ter informasikan secara luas Dengan mudahnya seseorang membeli sebuah pesawat drone, maka image dari unit drone masih terbatas sebuah mainan atau sebuah jenis hobi fotografi. Padahal jika kita kupas dari kemampuan dan teknologi yang disematkan pada unit drone sudah cukup disebut salah satu jenis pesawat terbang. Baik drone yang dijual di pasaran, maupun drone yang customize dari penelitian sudah ada yang
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Fix Point
mulai bersiap diri dan bersiap materi dari sekarang untuk menghadapi “The Big Challenge” itu.
mampu terbang jauh diatas ketinggian setara pesawat terbang. Dan secara otomatis, seorang yang menerbangkan drone itu kita sebut Pilot, ya..pilot layaknya pesawat sipil yang kita berikan layanan navigasi. Hanya yang membedakan antara pilot drone dan pilot pesawat sipil adalah dari pengetahuan dan wawasan penerbangannya. Tentu saja perbedaan ini disebabkan karena untuk menjadi seorang pilot pesawat terbang sipil, seseorang harus diberikan Pendidikan khusus penerbangan sipil dengan standard sangat ketat. Jika ada materi terbang yang tidak dikuasai oleh seorang calon pilot penerbangan sipil, maka lisensi atau sertifikat pilot tidak akan diberikan dan tentu saja dia tidak akan dapat diberikan ijin
Langkah pertama : Rangkul Komunitas Drone di sekitar anda Karena menerbangkan drone menjadi sebuah hoby, maka secara sosial para pilotnya akan berkumpul dan membentuk sebuah komunitas. Komunitas inilah yang mewadahi dan memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul para pilot drone untuk sekedar kopi darat atau sharing pengalaman. Satu komunitas pilot drone bisa mewadahi hingga 100 anggota lho..luar biasa bukan. Dengan merangkul komunitas, kita dapat dengan mudah saling berbagi informasi-informasi seputar penerbangan. Ajak para pengurus untuk merangkul masyarakat yang baru memiliki drone untuk bergabung ke dalam komunitas, sehingga para pemilik drone dapat terdata dengan baik.
menerbangkan s e b u a h pesawat terbang di udara.
Langkah kedua : Edukasi yang terukur dan berkelanjutan
Berbeda dengan seorang pilot drone, anda cukup datang ke toko mainan, pilih unit, bayar dan langsung terbang. Baik dari penjual maupun pembeli pun tidak dibekali pengetahuan atau wawasan regulasi penerbangan yang berlaku di Indonesia.
Memberikan edukasi kepada para pilot drone di komunitas sangat penting. Kenapa penting?, karena kita tahu bahwa tidak ada persyaratan sama sekali seseorang menjadi pilot drone. Maka, tugas kita sebagai insan penerbangan untuk melakukan inisiatif sebagai promoter edukasi penerbangan kepada para pilot drone tersebut. Tindakan ini bisa disebut sebagai pencegahan, agar para pilot drone memiliki pemahaman bagaimana mengoperasikan drone di ruang udara dengan aman dan bijak. Karena jika mereka tidak paham dan menerbangkan drone ke daerah lokasi pendekatan (Approach Area) misalnya, maka tidakan kita akan lebih berat dengan mengalihkan pesawat – pesawat sipil untuk menghindarkan kecelakaan. Dan edukasi ini harus berjalan berkelanjutan dan selalu dilakukan evaluasi efektivitasnya. Akan selalu ada pilot-pilot baru dan akan selalu ada perubahan jalur-jalur penerbangan, maka edukasi yang berkelanjutan akan memudahkan kita meminimalisir potensi hazard yang ditimbulkan oleh aktivitas drone di sekitar kita.
HOW TO HANDLE IT ? Jadi, tantangan itu semakin nyata yak rekan..? Setelah kita dihadapkan permasalahan layang-layang, birdstrike, laser dan balon udara, maka tantangan seorang Air Traffic Controller berikutnya adalah sebuah pesawat terbang kecil yang bernama Drone. Dimana drone dapat dioperasikan secara remote oleh pilot yang mungkin belum mengenal apa itu ruang udara dan regulasi yang mengikutinya. Tugas seorang ATC menjadi lebih kompleks ketika dihadapkan seperti situasi di Gatwick Airport London, dimana ditemukan aktivitas drone yang tidak jelas manuvernya, tidak dapat berkomunikasi dengan pilotnya. Bagaimana akhirnya pesawat sipil lainnya yang terkena dampak, holding di udara atau bahkan divert sudah tentu terjadi jika aktivitas drone yang tidak segera diketahui siapa pilotnya. Tentu kejadian tersebut cukuplah hanya menjadi lesson learn bagi kita saja yak, tapi apa langkah-langkah preventif kita didalam menyongsong potensi tersebut itu yang paling penting kita bahas disini. Sehingga semua rekan ATC di Indonesia sudah
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
Salah satu bentuk kegiatan edukasi dapat dengan melakukan sharing session atau workshop yang dilaksanakan suatu event drone. Sebuah event drone pasti akan melibatkan puluhan bahkan ratusan pilot-pilot drone. Ada bermacam event dan kompetisi drone yang sedang naik
6
|
daun saat ini, yaitu Photo and Vidoe Aerial Contest dan Drone Race Competition. Mintakan kepada panitia untuk diberikan sesi “safety campaign” yang berisi review terhadap regulasi dan informasi penerbangan yang sedang terjadi. Jalur jalur penerbangan VFR (Visual Flight Rules) Corridor mana yang berdekatan dengan kegiatan event, atau mungkin area – area training yang harus dihindari oleh para pilot drone. Langkah ketiga : Gandeng regulator dan stakeholder terkait Keselamatan Ruang Udara merupakan tanggung jawab Bersama, tidak mungkin kita seorang Air Traffic Controller mampu mengendalikan semuanya. Kita harus bergandengan tangan dengan regulator maupun stakeholder terkait, sehingga tugas promoter menjadi semakin efektif tepat sasaran dan tepat manfaat. Kantor Otoritas Bandara yang merupakan kepanjangan tangan dari Direktorat Perhubungan Udara adalah salah satu regulator yang memiliki kewenangan didala pengawasan pelaksanaan kegiatan angkutan lalu lintas udara di wilayah. Ajak rekan regulator untuk bersinergi didalam melakukan sosialisasi terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia. Dinas Perhubungan setempat juga dapat kita berikan ruang untuk bekerja sama didalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penerbangan drone. Sehingga komunitas drone semakin mudah memiliki akses informasi maupun regulasi yang terkini terhadap kegiatannya.
Faisal Riza Pemerhati Drone Surabaya ID No. 198010132114 faisalriza_ssos_mm joniducati@gmail.com
39
| Initial Fix Point MOEJI SOEBAGYO DPC IATCA JAKARTA
DRONE Drone adalah salah satu jenis pesawat udara yang sudah tidak asing lagi di dunia penerbangan Indonesia, namun booming setelah teknologi drone atau pesawat udara tanpa awak ini dapat terintegrasi dengan mobile phone sehingga drone beralih fungsi yang tadinya terbatas dari fungsi pemetaan atau survey area / foto flight menjadi alat membuat ďŹ lm dokumenter hingga fotography karena lebih mudah diakses oleh masyarakat umum yang menggunakan mobile phone.
TANTANGAN ATAU ANCAMAN BAGI AIR TRAFFIC CONTROLLER ? Bahkan saat ini drone sudah diujicoba serta digunakan utk delivery services / mengangkut barang maupun mengangkut penumpang sebagai air taxi selain untuk kepentingan militer. Penamaan drone sesuai spesifikasinya sangat bervariasi juga sebagai berikut : UAV (unmanned Aerial Vehicle), UAS (Unmanned Aircraft System), SUAS (Small Unmanned Aircraft System), RPAS (Remote Pilot Aircraft System), MALE (Medium Altitude Long Endurance) dan HALE ( High Altitude Long Endurance). Maskapai Garuda Indonesia pun sudah berencana akan mengoperasikan armada drone cargo sekelas MALE yang akan diujicoba pada September 2019.
40
Bicara drone maka patut dicermati bahwa perkembangan pesat dan dinamis teknologi drone harus diikuti regulasi yang mengaturnya dan ini sudah menjadi isu global yang sedang dirumuskan oleh ICAO dan negara-negara anggotanya bekerjasama dengan organisasi penerbangan internasional lainnya termasuk produsen manufaktur drone. Nah bagi ATC apakah drone ini sebagai ancaman atau sebagai tantangan? Dipandang dari segi keselamatan dan keteraturan operasional pelayanan lalu lintas penerbangan, drone dapat menjadi ancaman sekaligus tantangan. Menjadi ancaman keselamatan penerbangan ketika pilot melaporkan kepada
ATC tentang adanya drone yang terbang di rute atau area manuver pesawat udara berawak yang dapat mengakibatkan drone tertabrak pesawat udara atau bahkan masuk ke mesin pesawat udara yang dapat mengakibatkan engine failure. Tercatat tahun 2017 dan 2018 gangguan drone yang dilaporkan oleh pilot kepada ATC masing-masing 4 kejadian/tahun sedangkan s.d. Juni 2019 sdh 4 gangguan drone dilaporkan oleh pilot berdasarkan laporan EFFORT Direktorat Safety Perum LPPNPI. Ancaman drone ini mengharuskan ATC menginformasikan kepada seluruh penerbangan di area ancaman sebagai awareness sekaligus menyiapkan alternate rute / manuver penerbangan oleh
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Fix Point
|
dengan penerapan reserved area yang diaktifkan melalui NOTAM atau pemilihan jadwal serta ketinggian drone yang dipisahkan dengan jadwal dan ketinggian penerbangan berawak oleh ATS Unit, namun pengendalian non segregated juga telah dilakukan di Indonesia terhadap drone yang dilengkapi transponder atau ADSB sehingga terpantau oleh fasilitas surveillance ATC seperti yang sudah berjalan di ATS Unit Supadio Pontianak dengan skuadron drone TNI AU Supadio.
ATC bahkan sampai dengan merekomendasikan menutup operasi penerbangan di sebuah bandara apabila dipandang membahayakan bagi penerbangan seperti yang terjadi di bandara Changi Singapura, bandara Gatwick UK dan bandara Trancedos di Brasil yang mengakibatkan penerbangan delay akibat serangan beberapa drone di bandara tersebut. Drone juga dapat dianggap sebagai tantangan, hal ini dikarenakan teknologi pesawat udara tanpa awak yg berkembang pesat dan dinamis serta kebutuhan transportasi udara yg lebih aman dan efisien terus meningkat tidak dapat dihindari dan harus diatur sedemikian rupa sehingga kedepan memang penerbangan komersil yang saat ini mayoritas menggunakan penerbangan berawak akan digantikan oleh penerbangan tidak berawak dengan transisi pemisahan airspace diantara keduanya sampai dengan integrasi airspace antara penerbangan berawak dengan tanpa awak. Kebijakan ICAO saat ini adalah non-segregated operations antara manned dan unmanned operations untuk men trigger intregasi airspace antara penerbangan unmanned dan manned kedepan. Tantangan non-segregated operations inilah yang akan mengubah regulasi dan kebiasaan (habit) ATC dalam mengendalikan dan menjamin penerbangan nasional. Drone sebagai tantangan bagi ATC ketika ATC dituntut untuk mampu menjamin keselamatan dan kelancaran penerbangan berawak bersama drone pada waktu yang bersamaan dan pada area/rute yang sama, inilah yang diinginkan ICAO dengan sebutan non-segregated operation yang tentunya perlu kesiapan dan dukungan dari regulasi, teknologi drone, infrastruktur pendukung dan system managemen ruang udara selain kesiapan kompetensi ATC maupun pilot drone itu sendiri. Saat ini pengendalian penerbangan drone dengan penerbangan berawak oleh ATS Unit masih bersifat segregated
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Melihat uraian di atas, pengendalian dan managemen terhadap drone sebenarnya mudah dan sudah diatur oleh peraturan Kementerian Perhubungan (PM 180/2015, PM163/2015, PM47/2016) maupun peraturan pemerintah (PP04/2018 Pamwiludnas) dimana ketika instansi/perseorangan akan menerbangkan drone harus mengajukan surat rekomendasi ke Perum LPPNPI dengan output hasil safety assessment terhadap area, jadwal dan ketinggian yang diajukan operator/pilot drone dan selanjutnya digunakan oleh Kementerian Perhubungan untuk menerbitkan ijin (approval) pengoperasian drone tersebut untuk menjadi acuan NOTAM oleh Unit ATS setempat. Ketika drone berijin dan sudah dipublikasi melalui NOTAM, maka tanggung jawab ATS Unit hanya melakukan komunikasi darat dan koordinasi dengan pilot drone serta monitoring progress pengoperasian melalui komunikasi darat dengan pilot drone karena sudah dipisahkan area, ketinggian dan jadwal dengan penerbangan berawak. Begitupun apabila terdapat laporan pilot perihal gangguan drone yang tidak berijin terhadap penerbangan komersil, maka ATS unit terkait wajib menginfokan area gangguan drone terhadap semua penerbangan sebagai awareness dan jika perlu mengalihkan atau menutup rute / manuver pesawat udara berawak untuk menjauhi gangguan drone jika membahayakan keselamatan penerbangan. Selain melakukan pengalihan dan menyampaikan informasi, ATS Unit wajib menyampaikan gangguan drone kepada Otoritas Bandar Udara setempat atau otoritas militer setempat untuk keperluan penindakan gangguan sesuai PM 47 tahun 2016. Kesimpulannya bahwa fenomena pesatnya teknologi drone ini jangan hanya dilihat sebagai ancaman saja namun sebagai momen untuk bersiap dan melakukan sesuatu untuk mengelolanya lebih baik dan teratur kedepannya bagi keselamatan dan efisiensi penerbangan. Untuk itu diperlukan kolaborasi semua pihak untuk mengelola pesatnya teknologi drone ini melalui edukasi manned dan unmanned operations serta pemahaman pentingnya mengutamakan keselamatan penerbangan pada seluruh proses penerbangan berawak maupun tidak berawak. BRAVO ATC Indonesia BRAVO Penerbangan Indonesia
41
| Initial Fix Point
Drone dan Penggunaannya di Beberapa Negara W
ikipedia mencatat bahwa penggunaan drone sebenarnya telah lama diterapkan mulai pada perang dunia pertama. Austria menjadi negara pertama yang diketahui menggunakan drone saat menyerang Italia pada 22 Agustus 1849. Saat itu, drone masih berbentuk balon udara dengan perlengkapan bahan peledak di dalamnya. Barulah pada 2010, Parrot memperkenalkan AR Drone yang bisa dikendalikan melalui perangkat smartphone. Drone ini mengusung model quadcopter yakni berbaling-baling empat. Saat itu, Parrot pertama kali memperkenalkan AR Drone di ajang Consumer Electronics Show di Las Vegas. Setelah Parrot, Bos Amazon, Jeff Bezos, memperkenalkan sebuah drone yang dikatakan mampu digunakan untuk mengantar makanan. Citra drone yang dahulu sempat lekat dengan peralatan militer, kini mulai banyak dimiliki oleh warga sipil. Sejak 5-10 tahun terakhir Drone telah beralih fungsi ke berbagai bidang mulai dari hobby, photography, pembuatan film, penelitian dan masih banyak untuk kepentingan lainnya bahkan saat ini digunakan melakukan pengangkutan kargo ke berbagai daerah yang sulit dijangkau. Amerika Serikat, China, Jepang, negara-negara Eropa bahkan Afrika (Kenya dan Zimbabwe) telah menggunakan teknologi ini. Saat wabah Ebola menjangkiti Afrika, drone dengan bentuk fix wing digunakan untuk mengirimkan bantuan medis yang diperlukan. Negara Eropa dan Amerika yang telah memanfaatkan teknologi ini diantaranya adalah Swiss dan Canada.(af)
■ The Matternet One, drone berbentuk quadcopter, membawa barang milik Swiss Post parcel.(Photo: Swiss Post)
K
antor Pos Swizerland, Swiss Post, perusahaan pengangkutan cargo Swiss World Cargo dan produsen drone Mattternet yang berbasis di Menlo Park, California pada tanggal 7 Juli 2015 mulai menguji drone berbentuk quadcopter kecil yang dibuat untuk membawa cargo untuk tujuan komersial. Tes yang dilakukan ini akan fokus pada penggunaan drone untuk “kasus yang luar biasa” atau untuk pengangkutan barang-barang khusus,” kata perusahaan. Dalam pengumuman yang dilakukan bersama, mereka mengatakan tujuan mereka adalah ingin mengembangkan dan mengidentifikasi kemungkinan teknis dan efektivitas biaya menggunakan pesawat tanpa awak untuk tujuan mereka sendiri pada tahap awal. Mereka belum berencana untuk menggunakan drone secara luas dalam lima tahun ke depan (sampai dengan tahun 2020). Swiss Post adalah Kantor Pos milik pemerintah yang mengirimkan surat, surat kabar, dan materi lainnya dan juga berpartisipasi
42
dalam pasar logistik dengan pengiriman paket dan layanan ekspres. Sementara itu Swiss WorldCargo adalah divisi angkutan udara dari Swiss International Airlines dan Matternet adalah perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California yang membuat quadcopter Matternet One, yang mampu mengangkut barang dengan berat hingga 1 kg pada jarak 10 km (6,2 mil) dengan satu kali pengisian daya baterai. Matternet One terbang secara mandiri, mengikuti jalur penerbangan yang dirancang menggunakan perangkat lunak Cloud Matternet. “Area aplikasi yang mungkin ditawarkan oleh teknologi drone sangat beragam, mulai dari pengiriman ke area periferal hingga pengiriman barang secara ekspres,” kata perusahaan. “Sampai saat untuk penggunaan komersial yang realistis dalam waktu lima tahun kedepan harus memenuhi berbagai persyaratan yang perlu diklarifikasi termasuk kerangka peraturan. Selain itu, ada batasan teknis dengan drone saat ini, seperti usia baterai yang terbatas. “
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Fix Point
|
X1000 SPARROî?
CONDOR Drone Delivery Canada (DDC) sebuah perusahaan angkutan yang menggunakan drone di negara Kanada memperkenalkan pesawat tak berawak barunya yang diberi nama CONDOR yang mampu membawa beban hingga 180 Kg dan menempuh jarak hingga 150 Km dengan muatan penuh. CONDOR dipamerkan pada sebuah acara di pusat kota Toronto pada 19 Februari 2019 lalu. Drone lain milik perusahaan juga dipajang yang memiliki sistem FLYTE dalam pengontrolannya. Showstopper adalah drone CONDOR bertenaga gas sepanjang enam meter (22 kaki) yang seukuran helikopter mini. Drone ini memiliki kompartemen penyimpanan besar yang terletak pada tempat duduk pilot di helikopter. DDC juga sedang mengerjakan CONDOR dengan versi yang lebih besar dan harus siap di sekitar kuartal ke-3 pada musim gugur ini. Drone Delivery Canada (DDC) telah mengerjakan CONDOR selama sekitar satu tahun, dan perusahaan berharap drone ini akan mendapat sertifikasi dan siap digunakan pada akhir kuartak ke-2 di musim panas. CONDOR adalah drone DDC terbesar, itulah sebabnya drone ini beralih dari tenaga listrik ke tenaga gas yang beratnya jauh lebih ringan daripada jika menggunakan baterai. Sebagai perbandingan, drone Falcon yang lebih kecil memiliki baterai dengan berat sekitar 45 kg dan hanya dapat mengangkut lima kubik kargo. Karena Condor bertenaga gas maka dapat membawa lebih banyak bahan bakar jika tidak dimuat dengan kargo untuk meningkatkan jangkauannya. Dengan sistem kontrol yang dinamakan FLYTE memungkinkan pilot mengoperasikan drone. Sistem ini memungkinkan operator DDC untuk melihat di mana drone berada di langit, apakah menghadapi cuaca buruk, terbang menuju objek lain di udara serta dapat melihat rute drone. DDC bekerja sama dengan unit Litbang Departemen Pertahanan Kanada Kanada dan para peneliti di Universitas Toronto untuk pengoperasian drone secara otonom. CONDOR bukanlah satu-satunya proyek baru untuk DDC. Perusahaan ini juga membangun pusat pelatihan seluas 16.000 kaki persegi di Vaughn untuk mendidik 25 pilot pesawat tanpa awak dan mulai meningkatkan operasi komersial perusahaan. Perusahaan ini berharap semua yang dilakukan dapat selesai pada akhir kuartal kedua dan akan sepenuhnya dikelola pada akhir kuartal ketiga. Secara keseluruhan, DDC berharap akan lebih banyak lagi drone yang mendapatkan sertifikasi sesuai aturan yang ada agar bisa mengoperasikannya untuk masyarakat Kanada. DDC juga berharap dapat mengoperasikan drone ini di wilayah yang luas seperti Barrie di Ontario dalam waktu sekitar tiga tahun.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Produk DDC lainnya yaitu X1000 Sparrow telah mendapatkan Sertifikat Kelaikan dari Kementrian Perhubungan Kanada yang telah menetapkan standarisasi terhadap pesawat tanpa awak (drone) Sertifikat ini adalah aturan pertama dari tiga komponen aturan yang harus dipatuhi oleh semua operator drone yang telah ditetakan oleh kementrian perhubungan Kanada dan salah satunya adalah sertifikat khusus (Special Flight Operations Certificate-SFOC) yang wajib dimiliki oleh semua operator drone. Sertifikat yang diterima ini membuat DDC terus memacu diri untuk menjadi operator pesawat tanpa awak (drone) yang memenuhi syarat dan standar dari Kementerian Perhubungan Kanada. DDC telah menyerahkan dua persyaratan lainnya pada kwartal pertama di tahun 2018 dan yakin dokumen yang diserahkan akan mendapatkan persetujuan untuk meneruskan langkah selanjutnya. DDC sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kanada dan Kementrian Perhubungan Kanada atas upayanya untuk terus mendukung, menciptakan dan menumbuhkan teknologi inovatif yang dapat membawa Kanada sebagai pemimpin dalam teknologi drone untuk tujuan komersial dalam skala global. Pada riset dan pengembangan yang dilakukan barubaru ini terhadap X1000 Sparrow, bahwa drone ini telah membuktikan aman untuk digunakan dan dapat diandalkan pada kondisi lingkungan yang sulit di daerah utara Kanada.
43 43
Soekarno-Hatta Tower-Jakarta @annaba_mulyana photo by @ardhikasep
44
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Controer on Night Dues even sleepy can’t beat him, for one unbeatable word....
SAFETY !
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
45
| Initial Fix Point
Minggu, 21 April 2019 di Gedung Grahadi Walikota Surabaya
RALLY AERIAL DRONE COMPETITION 2019
Kegiatan Drone
Di Surabaya Faisal Riza - Pemerhati Drone Surabaya
Sesuai PM 47 Tahun 2016, Airnav Surabaya juga mengambil tempat untuk melakukan pelayanan navigasi penerbangan terhadap kegiatan drone yang melakukan aktivitas di wilayah penerbangan yang dilayani. Kurang lebih 10 aktivitas drone yang telah dilayani oleh Air Traffic Controller Surabaya, beberapa bersifat Komersial (Pemetaan dan Geosurvey) dan sisanya bersifat Hobi dan Rekreasi (Photo and Video Aerial Contest). Sebelum pelaksanaan kegiatan, para pilot drone akan kita ajak untuk melakukan pembahasan terhadap maneuver maupun persiapan teknis yang harus disediakan. Di saat itulah, kita berikan edukasi yang tepat terhadap ruang udara yang kita layani, spot mana yang bersinggungan dengan kegiatan drone nya. Dan prosedur kegagalan seperti apa yang harus dilaksanakan ketika pelaksanaan di lapangan.
46
Dalam rangka memperingati hari Jadi Kota Surabaya ke – 726, Pemerintah Kota Surabaya mengadakan Lomba Photo Contest dengan tajuk Rally Aerial Drone Competition. Sebagai penyelenggara, pihak pemkot menggandeng Mata Langit Drone Community. Peserta yang berjumlah 28 Drone diberikan durasi waktu tertentu untuk menyelesaikan 6 titik spot photo secara rally selama 6 jam (07.00-14.00 WIB), sehingga penilaian ketepatan waktu dan keindahan hasil shoot menjadi faktor utama untuk menjadi seorang juara. Proses pengajuan rencana kegiatan tersebut melalui Airnav Surabaya untuk dilakukan Asessment terhadap 6 titik spot photo yang diajukan oleh panitia. Apakah titik titik spot yang disediakan oleh panitia berdampak terhadap keselamatan penerbangan sipil lainnya atau tidak. Jika memang berdekatan dan memiliki potensi hazard, maka koreksi akan diberikan opsi oleh Airnav Surabaya. Kemudian, secara parallel panitia melakukan registrasi data-data peserta maupun serial number dari drone yang akan diikutkan lomba tersebut. Setelah proses itu semua dijalani, maka terbitlah sebuah NOTAM No : A1639/19 dengan lokasi 6 titik koordinat tertentu dan ketinggian drone maksimal 300ft. Pada acara akan dimulai, kita diberikan sesi untuk edukasi dan tanya jawab seputar regulasi maupun wawasan ruang udara yang harus diperhatikan kepada pilot drone sebagai peserta lomba. Acara berlangsung lancar dan tidak ada dampak operasional yang dilaporkan dari penerbangan sipil. Dan karena acara yang pertama kali dihelat dari pemkot Surabaya ini berlangsung sukses. Maka, kegiatan ini akan diadakan rutin setiap tahun dan Airnav Surabaya akan diberikan kesempatan kembali untuk memberikan edukasi kepada pilot-pilot drone yang akan berlaga.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Initial Fix Point
|
Sabtu, 29 Juni 2019 di Kampus UNIPA (Universitas PGRI Adi Buana) Surabaya
SHARING SESSION DAN HALAL BI HALAL BERSAMA AIRNAV DAN SELURUH KOMUNITAS DRONE SE JAWA TIMUR Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) Regional Jawa Timur merupakan salah satu komunitas Drone yang cukup besar di Indonesia. Pengurus APDI Jawa Timur berinisiatif melaksanakan kegiatan sharing sesion terkait pengoperasian Drone dan sekaligus silaturahmi antar anggota komunitas drone di Jawa Timur. Acara ini diikuti oleh hampir seluruh komunitas drone yang ada di Jawa Timur, tercatat terdiri dari APDI Malang, APDI Surabaya, SDC (Surabaya Drone Community) dan beberapa komunitas lainnya yang berada di Surabaya sebanyak 30 peserta. Kegiatan ini diawalli dengan review terhadap pengoperasian drone yang berlangsung di lapangan Kampus Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Acara dilanjutkan dengan sharing session dengan beberapa pembicara antara lain : 1. 2. 3. 4. 5.
Bp. Agung Surya D. selaku seksi Bidang Sertifikasi di APDI Pusat dan Pengurus Besar Prodirga Aeromodelling Pusat sebagai Ketua Bidang Turnamen. Bp. Pram selaku Ketua APDI Regional Jawa Timur Dosen Kepala Program Studi Perencanaan Wilayah Kota Universitas PGRI Adi Buana Surabaya (UNIPA) Penulis sendiri, selaku perwakilan manajemen dari Airnav Surabaya Sdr. Dany Kristanto, sebagai seorang Air Traffic Controller di Airnav Surabaya
Saat Sesi Sharing dari Airnav diberikan, kita perkenalkan bahwa Perum LPPNPI atau Airnav Indonesia sebagai single ATS Provider sangat concern terhadap keselamatan dan kelancaran penerbangan di Indonesia. Bagaimana proses bisnis suatu penerbangan berjalan dan seperti apa peran kita sebagai ATC yang melakukan active control terhadap setiap pergerakan pesawat terbang demi menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang didalamnya. Sedikit wawasan ruang udara juga penulis jelaskan agar para pilot drone se Jawa Timur lebih memahami batas-batas mana yang termasuk controlled atau uncontrolled airspace. Sehingga ketika akan menerbangkan sebuah drone di wilayah udara Jawa Timur, pilot drone menjadi lebih bijak didalam menerbangkannya. Penulis juga menjelaskan perihal pengoperasian Drone dari perspektif Airnav dan perkembangan teknologi maupun isu-isu yang menjadi perhatian terhadap Drone di Indonesia dan di dunia. Kemudian secara teknis, sdr. Dany Kristanto sebagai ATC menjelaskan secara rinci kepada para pilot drone yang hadir, tugas – tugas utama seorang ATC seperti apa. Hal-hal apa yang dihadapi seorang ATC ketika mengalami suatu abnormal situation, prosedur apa yang akan dilakukan ketika situasi menjadi potensi hazard kecelakaan pesawat terbang. Manfaat dari kegiatan ini : ■ Para peserta yang notabene adalah pilot-pilot drone di Jawa Timur semakin memahami Batasan-batasan apa yang harus diperhatikan ketika menerbangkannya di Langit Jawa Timur. ■ Munculnya self awareness dari pilot drone setelah mendengarkan paparan dari Airnav Surabaya, bahkan APDI Cabang Malang menginginkan kunjungan edukasi secara khusus karena di Kota Malang cukup banyak komunitas Drone yang belum mengenal wawasan ruang udara di Jawa Timur. ■ Air Traffic Controller semakin dihargai profesionalitasnya sebagai “Sky Guardian”, karena begitu concern terhadap keselamatan dan kelancaran lalu lintas udara di Jawa Timur.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
47
| Initial Fix Point Minggu, 14 Juli 2019 di Geld Bang Café dan Wisata Kenjeran Park, Surabaya
Workshop & Competition Drone Video Aerial Contest “Beyond Fly & Shoot” Kegiatan ini diselenggarakan oleh SDC (Surabaya Drone Community) yang disupport penuh oleh Lensa Academy grup PT Djarum sejak pagi hingga sore hari (09.00-17.00 WIB). Lomba ini menjadi ajang pencari bakat dari pihak Lensa Academy untuk mencari seorang video talent yang handal sehingga karyanya dapat dinikmati lebih luas ke skala nasional maupun internasional. Acara dibagi menjadi 2 sesi yaitu :
Workshop di Geld Bang Café Surabaya Workshop dengan tagline “Beyond Fly & Shoot” ini diikuti kurang lebih 100 pilot drone yang tersebar dari 5 komunitas drone maupun perorangan dengan asal kota yang sangat beragam. Acara yang dipandu oleh MC dari Lensa Academy berjalan sangat menarik dan atraktif. Disini kembali Airnav Surabaya diberikan kesempatan khusus untuk melakukan edukasi perihal pengoperasian drone dan wawasan ruang udara navigasi penerbangan yang harus diperhatikan. Penulis memberikan lesson learn terhadap video simulasi dimana sebuah airport dibuat lumpuh hanya gara-gara 1 buah drone terbang di area pendekatan pesawat (Approach Area). Puluhan pesawat melakukan holding di udara dan divert ke bandara lain sehingga banyak penumpang terlantar di bandara. Penulis menekankan kepada para pilot agar bijak dalam mengoperasikan drone di langit Jawa Timur seperti statement dari NATS UK (National Air Traffic Services) bahwa “if you’re operating a Drone, You Are a Pilot and it’s your responsibility to fly safely”.
Video Contest di Lokasi Pagoda Tian Ti Kenjeran Park Spot lokasi yaitu Pagoda Tian Ti di Kenjeran Park harus melalui assessment yang dilakukan sdr. Yanuar Christianto, seorang Designer Prosedur yang juga ATC di Airnav Surabaya. Setelah dilakukan Analisa, maka terbitlah NOTAM no: A2663/19 NOTAMN dengan koreksi ketinggian menjadi 300 ft/90 M dari permohonan awal dari pihak panitia.
Demikianlah rekan rekan ATC di Seluruh Indonesia, semoga tulisan sederhana ini dapat saling memicu kita untuk saling Memberikan nilai positif dari profesi kita tercinta kepada masyarakat luas. Jangan pernah bosan untuk selalu menjadi promoter keselamatan penerbangan dimana pun kalian berada.
“
if you’re operating a Drone, You Are a Pilot and it’s your responsibility to fly safely
“
Penulis dan beberapa ATC juga turut hadir di venue lomba (Mas Rahmat Yanuar dan Mba Lili Robianti). Sambil mengamati jalannya lomba, kita juga memberikan gambaran bahwa di atas sana terdapat jalur VFR (Visual Flight Rules) Corridor yang merupakan jalur pesawat dan helikopter dari arah Utara Surabaya yang dapat terbang di ketinggian cukup dekat dengan area lomba berlangsung.
“Sky is vast but No Room For Error” Salam Profesionalitas !..Bravo IATCA, Let’s Do It
48
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Refreshing
|
ICAO
INTERNATIONAL CIVIL AVIATION ORGANIZATION (bagian 1)
TENTANG ICAO
International Civil Aviation Organization (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) atau dikenal dengan singkatan ICAO adalah badan khusus PBB, yang didirikan oleh negara–negara anggota PBB pada tahun 1944 melalui Chicago Convention untuk mengelola administrasi dan tata kelola penerbangan sipil. ICAO saat ini beranggotakan 193 Negara dan kelompok industri untuk mencapai consensus/kesepakatan yang tertuang dalam Standards and Recommended Practices/ SaRPs (standard dan rekomendasi praktikal) untuk kegiatan operasional penerbangan sipil Internasional serta kebijakan dalam mendukung penerbangan sipil yang selamat, efisien, aman, berkelanjutan secara ekonomi dan ikut melakukan perlindungan terhadap alam dan lingkungan hidup. Lembaga ini mengembangkan teknik dan prinsip-prinsip navigasi udara internasional serta membantu perkembangan perencanaan dan pengembangan penerbangan internasional untuk memastikan pertumbuhannya terencana dan aman. SaRPs dan kebijakan yang ditetapkan ICAO ini digunakan oleh negara-negara Anggota ICAO untuk memastikan bahwa operasi dan peraturan penerbangan sipil mereka sesuai dengan norma-norma global, yang pada gilirannya memungkinkan lebih dari 100.000 penerbangan setiap harinya dalam jaringan penerbangan global yang beroperasi dengan aman dan andal di setiap wilayah di dunia. Selain tugas utama mengarahkan terbentuknya konsensus Internasional terhadap SaRPs dan kebijakan diantara negara–negara anggota dan industri serta program -program lainnya yang menjadi prioritas, ICAO juga mengkoordinasikan bantuan dan pengembangan kapasitas untuk negara-negara anggota dalam mendukung berbagai tujuan pengembangan penerbangan; menghasilkan rencana global untuk mengoordinasikan kemajuan strategis multilateral untuk keselamatan navigasi penerbangan; memonitor dan melaporkan berbagai metrik kinerja sektor transportasi udara; dan mengaudit kemampuan pengawasan penerbangan sipil di bidang keselamatan dan keamanan penerbangan.
VISI DAN MISI ICAO
Visi ICAO yaitu Mencapai pembangunan berkelanjutan dari sistem penerbangan sipil global, sedangkan Misi ICAO yaitu Berfungsi sebagai forum global untuk penerbangan sipil internasional. ICAO mengembangkan kebijakan dan Standar, melakukan audit kepatuhan, melakukan studi dan analisis, memberikan bantuan dan membangun kapasitas penerbangan melalui banyak kegiatan dan kerja sama dengan negara-negara anggota dan stakeholder.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
49
| Refreshing PERTEMUAN PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL Pertemuan Penerbangan Sipil Internasional (juga dikenal sebagai Pertemuan Chicago), ditandatangani pada tanggal 7 Desember 1944 oleh 52 Negara. Provisional International Civil Aviation Organization (PICAO) didirikan dengan menunggu pengesahan pertemuan oleh 26 Negara. Pengesahan ini dilaksanakan pada 6 Juni 1945 s.d 4 April 1947. Pada 5 Maret 1947 (pada pengesahan ke-26) pengesahan ini diterima. Maka pada 4 April 1947, ICAO terbentuk. Pada bulan Oktober tahun yang sama, ICAO menjadi badan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) atau United Nations (UN) yang berhubungan dengan Economi dan Sosial Council (ECOSOC). Pertemuan Penerbangan Sipil Internasional menetapkan menetapkan tujuan ICAO yaitu: Menciptakan dan menjaga keharmonisan dan saling pengertian di antara bangsa-bangsa dan masyarakat di dunia,
•
ICAO HEADQUARTER OFFICE - MONTREAL, CANADA
BAGAIMANA ICAO MENGEMBANGKAN STANDAR ? Pembentukan dan pemeliharaan Standards and Recommended Practices (SARP), serta Procedures for Air Navigation (PANS) adalah prinsip-prinsip mendasar dari Konvensi Penerbangan Sipil Internasional (Chicago Convention) dan merupakan aspek inti dari misi dan peran ICAO. SARP dan PANS sangat penting bagi Negaranegara Anggota ICAO dan stakeholders lainnya, mengingat bahwa SARPs dan PANs memberikan dasar fundamental untuk keselamatan dan efisiensi penerbangan global yang harmonis di udara dan di darat, memberikan standardisasi kebutuhan fungsional dan kinerja fasilitas navigasi udara di seluruh dunia serta memberikan pengembangan ketertiban pada transportasi udara. Saat ini, ICAO mengelola lebih dari 12.000 SARP di 19 Annex dan lima PANS dalam Konvensi, banyak di antaranya yang terus berkembang seiring dengan perkembangan dan inovasi terbaru. Pengembangan SARP dan PANS mengikuti proses yang terstruktur, transparan, dan bertingkat - sering dikenal sebagai "proses amandemen" ICAO atau "proses pembuatan standar" yang melibatkan sejumlah badan teknis dan non-teknis yang berada di dalam Organisasi atau berkaitan dengan ICAO. Biasanya, dibutuhkan sekitar dua tahun untuk proposal awal untuk Standard, Recommended Practice or Procedure yang baru atau pembaruannya untuk diadopsi atau disetujui secara formal untuk dimasukkan dalam Annex atau PANS. Adakalanya, skala waktu ini dapat diperpanjang atau dipersingkat tergantung pada sifat dan prioritas proposal yang sedang diusulkan.
50
Menjaga perdamaian dunia dengan menghindari perselisihan dengan cara mendukung kerja sama antara negaranegara, mengingat perkembangan penerbangan sipil internasional di masa depan dapat sangat membantu untuk, namun ketika disalahgunakan dapat menjadi ancaman bagi keamanan masyarakat, oleh karena itu, pemerintah. yang telah menandatangani dan menyetujui prinsip dan pengaturan agar penerbangan sipil internasional dapat, Mengembangkan dan membangun secara aman dan tertib pelayanan transportasi udara internasional berdasarkan kesempatan dan dioperasikan dengan baik dan ekonomis.
DASAR PEMBENTUKAN ICAO Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan hasil konsultasi lanjut dengan negara sekutu utama Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan hasil konsultasi lanjut dengan negara sekutu utama maka Pemerintahan Amerika Serikat mengundang 55 negara atau pihak berwenang di suatau negara, di bulan November tahun 1944, pada Konferensi Penerbangan Sipil Internasional di Chicago. Terdapat 54 Negara yang hadir dalam akhir konferensi ini, dimana pada akhirnya ditandatangani oleh 52 negara yang membentuk Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sebagai sarana untuk menjamin kerja sama internasional dengan tingkat keseragaman setinggi mungkin dalam menerapkan peraturan, standar, prosedur dan pengorganisasian terkait masalah penerbangan sipil. Pada saat yang bersamaan, Persetujuan Pelayanan Transit Internasional dan Persetujuan Transportasi Udara Internasional juga ditandatangani. Pekerjaan paling penting yang diselesaikan pada Konferensi Chicago adalah di bidang teknis karena konferensi tersebut meletakkan dasar bagi seperangkat peraturan dan regulasi mengenai navigasi penerbangan secara keseluruhan yang membawa keselamatan penerbangan selangkah lebih maju dan membuka jalan untuk penerapan sistem navigasi penerbangan di seluruh dunia. Karena penundaan yang tak dapat dihindari terhadap rapat ratifikasi, maka Konferensi telah menandatangani
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Refreshing
perjanjian sementara, dan membentuk Organisasi Internasional pendahuluan yang bersifat teknis dengan tujuan kolaborasi di bidang penerbangan sipil internasional (PICAO). Organisasi ini beroperasi dari Agustus 1945 s.d April 1947 ketika ICAO ditetapkan berkedudukan di Montreal, Kanada dan pada tahun 1947 perubahan dari PICAO ke ICAO dinyatakan secara resmi. Sebelum adanya ICAO juga telah dibentuk The International Commission for Air Navigation (ICAN) dan dengan terbentuknya ICAO, maka Negara-Negara anggota ICAN setuju untuk membubarkan ICAN dengan menyebut ICAO secara khusus sebagai organisasi penggantinya. Kegiatan Sekretariat ICAO, terutama di bidang teknis mencakup kegiatan utama yaitu menetapkan Peraturan dan regulasi yang berlaku umum tentang pelatihan dan pemberian
lisensi personel penerbangan baik di udara maupun di darat, sistem komunikasi dan prosedur komunikasi, peraturan penerbangan, sistem dan penerapan Pemandu lalu lintas udara, dan persyaratan kelaik udaraan pesawat; serta Pendaftaran dan identifikasi pesawat, meteorologi penerbangan dan peta serta grafiknya. Dan aspek-aspek ini memerlukan keseragaman pada skala besar dan memungkinan navigasi penerbangan internasional menjadi suatu kesatuan. Oleh karena itu, kegiatan di bidang ini ditangani oleh lembaga pusat, yaitu kantor Pusat ICAO, guna menghindari perbedaan atau adanya perkembangan yang harus dihindari. Untuk memenuhi tujuan tersebut disepakati untuk membagi permukaan bumi menjadi sejumlah “wilayah” dimana terdapat masalah navigasi penerbangan yang berbeda atau secara spesifik yang sifatnya serupa.
|
Contoh dari proses ini diilustrasikan dengan antara wilayah “Notrh Atlantic Region (NAT)”, dimana masalah utama mengenai tata cara navigasi jarak dengan wilayah “European-Mediterranean Region (EUR)” dimana masalah utamanya adalah kooordinasi operasional domestik trans-eropa dan masalah lalu lintas internasional jarak pendek. Setelah sejumlah wilayah berdasarkan kesamaan beberapa aspek di Kawasan tersebut, maka dipandang perlu untuk menyediakan badan yang dapat membantu negara-negara dalam penyelesaian masalah “regional” dan disepakati bahwa dapat dicapai dengan pembentukan sejumlah kantor regional yang akan berlokasi di wilayah dimaksud atau jika lebih dari satu wilayah akan dilayani oleh kantor regional terdekat dengan wilayah yang bersangkutan tersebut.
KANTOR REGIONAL ICAO ICAO memiliki Kantor Regional untuk memberikan dukungan dan koordinasi bagi Negara Anggota, sebagai berikut: 1. Bangkok: Asia and Pacific (APAC) 2. Cairo: Middle East (MID) 3. Dakar: Western and Central African (WACAF) 4. Lima: South American (SAM)
5. Mexico: North American, Central American and Caribbean (NACC) 6. Nairobi: Eastern and Southern African (ESAF) 7. Paris: European and North Atlantic (EUR/NAT) 8. Contact the Regional Offices Setiap kantor regional bertanggung jawab untuk melayani negara-Negara yang diakreditasi dan memelihara hubungan dengan negara yang tidak terikat dan wilayah lain di bidang tanggung jawab umum, untuk pelaksanaan sebagai berikut : 1. Fungsi Navigasi Udara, termasuk, membantu, mempercepat dan menindaklanjuti a. Tindakan oleh Negara untuk mengimplementasikan rencana regional, prosedur tambahan regional; dan b. Penerapan Standar ICAO, Praktik dan prosedur yang disarankan 2. Fungsi Angkutan Udara, termasuk Negara-negara dan organisasi internasional dari kebijakan dan kegiatan transportasi udara ICAO, dan mendorong Negara-negara untuk mengajukan statistik, untuk menerapkan Lampiran 9 tentang fasilitasi, untuk mengirimkan balasan ke kuesioner studi ekonomi dan untuk menyerahkan data untuk revisi Manual of Airport dan Tarif Fasilitas Navigasi Udara (Doc 7100). 3. Badan-Badan Regional, di mana didirikan, menutup kerjasama dengan badan-badan regional: Komisi Penerbangan Sipil Afrika (AFCAC), Konferensi Penerbangan Sipil Eropa (ECAC), Komisi Penerbangan Sipil Amerika Latin (LACAC), dan koordinasi program kerja yang saling terkait untuk menghindari duplikasi upaya dan untuk memastikan keharmonisan dalam pengembangan sistem transportasi udara internasional secara keseluruhan. 4. Fungsi Kerja Sama Teknis, termasuk Program Beasiswa Regional dan bantuan dalam memeriksa permohonan beasiswa; penyediaan saran tentang pemrograman, termasuk koordinasi dalam wilayah permintaan untuk proyek-proyek
Agustus2019 2019 ||Edisi Edisi66 Indonesia Controller || Agustus
regional; briefing para pakar Kerjasama Teknik yang baru direkrut. 5. Legal, memperoleh salinan undang-undang dan peraturan udara saat ini, serta informasi tentang undang-undang dan peraturan udara yang direncanakan, dari Negara pihak pada Persetujuan; memperoleh, berdasarkan permintaan, informasi yudisial yang berkaitan dengan masalah penerbangan. Penerbangan, mendorong, membantu, 6. Keamanan mempercepat, memantau dan menindaklanjuti semua aspek keamanan penerbangan sesuai dengan kebijakan, Standar, Praktik dan prosedur ICAO yang direkomendasikan. melaporkan implementasi oleh Negara 7. Umum, Anggota Majelis dan Resolusi Dewan tentang keamanan penerbangan; melaporkan kecelakaan dan insiden penerbangan untuk memungkinkan tindakan tindak lanjut oleh ICAO sebagaimana diperlukan; distribusi publikasi dan dokumen ICAO sesuai dengan kebijakan Kantor Pusat; penyelenggaraan pertemuan di lokasi kantor regional, atau lokasi lain yang sesuai dalam bidang tanggung jawab umum, partisipasi dalam pers, wawancara televisi dan radio dan penyediaan kuliah tentang kegiatan ICAO; tindak lanjut dengan Negara Peserta, sebagaimana diperlukan, pada pengumpulan kontribusi dan kehadiran pada pertemuan organisasi internasional lainnya.
51
| Refreshing PERTEMUAN – PERTEMUAN PADA ICAO APAC OFFICE UNITING AVIATION
APANPIRG Secretariat, APAC Office ATM/SG
AOP/SG
CNS/SG
MET/SG
RASMAG
APACDM/TF
AAITF
ATFM/SG
PBNICG
ACSICG
MET/IE/WG
WASWG
APSAR/WG
APUAS/TF
APA/TF
CRV/OG
MET/R/WG
SAIOACG
SWIM/TF
SURICG
MET/S/WG
SEACG
SR/WG
AOPCSWG
SEA/BOB ADS-B/WG
FIT-Asia
VOLCEX/SG
DAPS/WG AOP/SG - Aerodrome Operations and Planning Sub Group APA-CDM/TF - APAC Airport Collaborative Decision Making Task Force WASWG - Water Aerodrome Small Working Group AOPCSWG - Aerodrome Operations Personnel Competency Small Working Group
- CNS Sub Group MET/SG - Aeronautical Communication Services Implementation MET/IE/WG Coordination Group CRV/OG - Common Regional Virtual Private Network (VPN) MET/R/WG Operation Group SURICG - Surveillance Implementation Coordination Group MET/S/WG SEA/BOB ADS-B WG - South East Asia & Bay of Bengal ADS-B Working Group ATM/SG - ATM Sub Group DAPS/WG - Mode S Downlinked Aircraft Parameters Working Group VOLCEX/SG AAITF - AIS-AIM Implementation Task Force PBNICG - PBN Implementation Coordination Group APSAR/WG - APAC Search and Rescue Working Group APA/TF - ATS Interfacility Data Communication Implementation ATFM/SG - ATFM Steering Group Task Force RASMAG APUAS/TF - APAC Unmanned Aircraft System Task Force SWIM/TF - System Wide Information Management Task Force SAIOACG - South Asia Indian Ocean ATM Coordination Group SR/WG - Spectrum Review Working Group FIT-ASIA SEACG - South East Asia ATC Coordination Group
APANPIRG
Pejabat yang hadir diharapkan setingkat DIREKTUR & KASUBDIT
SUB GROUP
Pejabat yang hadir diharapkan setingkat KASUBDIT & KASIE
TASK FORCE
Kantor Regional ICAO Asia dan Pasifik didirikan di Melbourne, Australia pada tahun 1948 sebagai Far East and Pacific Office. Kantor dipindahkan ke Bangkok, di Thailand pada tahun 1955 dan berganti nama menjadi Asia and Pacific Office (APAC) pada tahun 1980. SubKantor regional (RSO) diresmikan pada 27 Juni 2013 dan diselenggarakan di Beijing oleh Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC). Kantor APAC terdiri dari 39 Negara anggota, dan menjaga hubungan baik dengan dua daerah khusus administratif di China dan 13 wilayah lainnya. Region Asia/Pasifik mencakup wilayah udara yang luas dengan 49 FIR.
- Meteorology Sub Group - Meteorology Information Exchange Working Group - Meteorology Requirement Working Group - Meteorology Services Working Group - (APAC) Volcanic Ash Exercise Steering Group - Regional Airspace Safery Monitoring Advisory Group - FANS Interoperabillity Team - Asia
APANPI RG AT M / S G
SPNP, ONP, TNP & AIRNAV
ONP, TNP & AIRNAV
AAITF (AIS-AIM Implementation Tasc Force)
ATFM/SG (ATFM-Steering Group)
SPNP, ATM ONP & AIRNAV
ONP, PDKNP, AIRNAV & BASARNAS
APSAR/WG (APAC Search & Rescue Working Group)
APUAS/TF (APAC Unmanned Aircaft System Task Force)
SPNP, ONP & AIRNAV
SAIOACG (South Asia Indian Ocean ATM Coordination Group)
ONP & AIRNAV
Pejabat yang hadir diharapkan setingkat KASIE & DEDICATED STAFF
ICAO ASIA AND PACIFIC (APAC) OFFICE
52
CNS/SG ACSICG
SEACG (South East Asia ATS Coordination Group)
Peran utama kantor APAC adalah untuk membantu perkembangan perencanaan dan implementasi oleh negara-negara dari ketentuan ICAO: International Standards and Recommended Practices (SARPs), Procedures for Air Navigation Services (PANS), dan Perencanaan Wilayah Navigasi Udara untuk keselamatan, keamanan dan efisiensi transportasi udara.
ONP & AIRNAV
transportasi udara yang aman, terjamin dan ramah lingkungan di seluruh wilayah akan membutuhkan komitmen kuat dan kerja sama yang erat antar negara, Industri Penerbangan dan mitra keselamatan/keamanan untuk memastikan integritas, pengembangan kapasitas dan langkah langkah untuk mendukung ICAO.
Keragaman wilayah APAC sebagaimana tercermin dalam berbagai tingkat pengembangan sistem navigasi udara dan implementasi ketentuan keamanan penerbangan, ditambah dengan pertumbuhan lalu lintas udara yang terus berlanjut merupakan tantangan besar. Pencapaian
INDRA GUNAWAN
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Vicinity Aerodrome
|
beach clean up
for a better future Foto : Haswan & Hamdan - Teks : Farid Ma’arif
Sabtu, 27 April 2019 | 08.00 WIT Sampah terserak dikawasan pesisir pantai Batu Merah Ambon, Maluku, Indonesia. Beberapa masyarakat umum telah sadar akan yang terjadi, tergerak oleh hati yang setuju mengatakan itu “miris”, dengan sebuah gerakan nyata bahu – membahu membersihkan tumpukan sampah yang berasal dari orang – orang tidak bertanggung jawab. Gerakan ini diberi nama Trash Challenge dipelopori oleh Organisasi Moluccas Coastal Care. Kegiatan sosial ini begitu antusias diikuti kelompok masyarakat, lembaga negara, dan tidak ketinggalan DPC IATCA Ambon menunjukan eksistensinya. Anggota DPC IATCA Ambon yang hadir dengan semangat menggaruk setiap sampah menumpuk yang didominasi oleh sampah rumah tangga dan beberapa sampah laut kiriman seperti botol minuman dan kemasan makanan ringan. Kepedulian akan menyelamatkan lingkungan hidup merupakan alasan untuk terus bergerak. Organisasi Indonesian Air Traffic Controller Asosiation Dewan Perwakilan Cabang Ambon hadir bukan hanya untuk sebuah pencitraan bahkan mencari eksistensi semata, kami ingin mengecam keras setiap orang ataupun kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan alam. dan Kegiatan ini akan terus berlanjut karena menyelamatkan bumi ini adalah menyelamatkan anak cucu kita dikehidupan mendatang.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
53
| Vicinity Aerodrome
IATCA GOES TO SCHOOL • NYOMAN DICKY S •
3 Agustus 2019 DPC IATCA Yogyakarta mengadakan Goes to School ke SMA Pangudi Luhur Van Lith Yogyakarta. Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta mengenalkan apa itu Air Traffic Control dan apa saja tugasnya. Sehingga profesi yang kita cintai yaitu ATC dapat lebih dikenal luas oleh masyarakat terutama generasi penerus. Seperti yang kita sudah prediksi, semua siswa sangat tertarik mendengarkan paparan yang kami bawakan. Acara disana pun berlangsung seru dengan aktifnya siswa-siswa bertanya dan tentu kita menjawab sesuai dengan fakta dan pengalaman kita sebagai ATC. Dalam rangka HUT ke 20 IATCA, DPC IATCA Yogyakarta melakukan kegiatan yang sedikit berbeda seperti tahun sebelumnya, jika tahun sebelumnya dengan acara bertema pesta hingga mengadakan acara bersepeda bersama dengan para stake holder untuk lebih mengenalkan organisasi IATCA di sekitar bandara maka untuk tahun ini, DPC IATCA Yogyakarta memilih kegiatan Goes to School untuk lebih mengenalkan IATCA kepada para adik-adik penerus kita yang akan meneruskan pendidikan
54
ke perguruan tinggi agar mengetahui bahwa profesi ATC tidak kalah kerennya dengan profesi pilot, dokter, teknisi ataupun profesi lainnya. Gagasan untuk Acara Goes to School ini muncul karena kita semua menyadari bahwa profesi ATC masih minim diketahui oleh masyarakat luar. Masyarakat atau siswa yang mengetahui dan tertarik dengan profesi ATC pun kadang belum mengetahui bagaimana jalur seleksi dan pendidikannya. Banyak dari mereka lebih mengetahui profesi pilot atau teknisi pesawat. Padahal profesi ATC juga sangat penting dalam dunia penerbangan dan juga sangat bagus dalam hal karir kedepannya. Sehingga kami mengadakan acara Goes to school untuk mensosialisasikan mengenai profesi ATC. Saat kami memaparkan mengenai profesi ATC, banyak sekali siswa dai SMA Pangudi Luhur Van Lith Yogyakarta tertarik dan semngat mendengarkan paparan kami. Mereka juga sangat aktif bertanya mengenai apa yang mereka belum tahu dan mengerti mengenai ATC. Mereka seperti memiliki pencerahan dan
pandangan baru mengenai langkah mereka kedepannya, kemana mereka harus melangkah. Bahkan para staf dan guru disana meminta kami untuk lebih sering memberikan paparan seperti ini. Karena waktu yang singkat kami hanya bisa menjelaskan pada 3 kelas saja dan paparan yang diberikan pun belum lengkap. Namun melihat antusias dan sangat tertariknya para siswa dengan profess ATC, kami termotivasi untuk mengadakan acara ini lebih rutin lagi. Acara Goes to school ini sangat baik dan bermanfaat bagi besarnya profesi ATC agar lebih dikenal oleh masyarakat luar. Sehingga mereka lebih mengetahui beban kita dan mengurangi kesalahpahaman dan pemikiran negative mengenai ATC karena berita yang kurang benar. Untuk itu kami DPC IATCA Yogyakarta mengajak seluruh DPC agar bisa juga lebih mensosialisasikan profesi kita. Karena profesi yang besar, organisasi yang besar adalah yang banyak diketahui oleh masyarakat luar. Agar profesi kita tidak kalah terkenalnya dengan profesi lainnya. Bravo IATCA Lets Do It‌.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Joy Flight
|
ALTITUDE GOES TO BALI RIDE HARD, OR STAY HOME
Jika di ajang sepakbola ada ‘Laga Away’, maka sama halnya dengan apa yang dilakukan komunitas sepeda ALTITUDE yang bermarkas di kantor AirNav Indonesia Cabang Makassar Air Traffic Center (MATSC). Untuk yang kesekian kalinya, ALTITUDE menggelar kegiatan Fun Bike di luar daerah kekuasaannya untuk menambah digit kilometer mereka. Kali ini, Pulau Dewata Bali menjadi tempat ‘Laga Away’ tersebut berlangsung. Teks-Moch. Bambang Gilang Ramadhan • Foto & Nara sumber-Deddy Wiratama
S
elain memiliki rahasia umum sebagai salah satu pulau terindah di dunia, Bali juga dipilih atas kesepakatan para Goweser ALTITUDE dimana ide tersebut dicetuskan oleh General Manager MATSC, Bapak Novy Pantaryanto yang disetujui oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Karyawan AirNav Indonesia (DPC SkyNav) Bapak Sumaryadi, untuk berani melibas trek diluar Sulawesi yang selama ini sudah sering dilewati Goweser ALTITUDE. Sebulan sebelum keberangkatan, berawal dari sepeda santai yang rutin dilakukan setiap akhir pekan, pembicaraan tersebut dimulai di titik finish saat sedang menikmati sarapan di salah satu warung dalam kompleks TNIAU LANUD Sultan Hasanuddin Makassar. Di sana, muncullah ide untuk membuat sebuah kegiatan olahraga bersama untuk mempererat tali silaturrahim dengan komunitas Gowes yang ada di kantor Airnav Indonesia Cabang Denpasar, yaitu GoAround. Karena adanya keperluan untuk mengkoordinir akomodasi dan lain sebagainya, maka dirasa perlu adanya suatu kepanitiaan. Ditunjuklah Junior Manager Pengadaan Cabang MATSC, Rustandi Surapraja, sebagai Ketua. Di bawah bendera ALTITUDE, para pecinta olahraga sepeda dari kedua cabang AirNav Indonesia ini sepakat untuk memilih titik start di dataran tinggi pegunungan Kintamani. Kegiatan yang awalnya direncanakan menggunakan pendanaan pribadi, mulai dari tiket
Deddy Wiratama-Sumaryadi
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
pesawat dan akomodasi Peserta, ternyata mendapatkan tambahan dukungan dari masing-masing cabang. Hal ini terbukti dengan adanya bantuan transportasi dan akomodasi untuk seluruh Peserta, terutama mereka yang berasal dari Cabang MATSC. Dan tidak main-main, General Manager dari kedua cabang pun terjun langsung ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Novy Pantaryanto, GM Cabang MATSC yang merupakan anggota aktif ALTITUDE sekaligus sebagai pencetus ide kegiatan ini, pun merasa harus ikut serta melibas trek dataran tinggi pegunungan Kintamani yang terkenal asri tersebut. Tidak hanya terbatas di kalangan Karyawan AirNav Indonesia, juga untuk menambah jaringan pertemanan dan persahabatan, event ini juga melibatkan Pimpinan komunitas sepeda asal Bali untuk wisatawan yang hobi bersepeda, Marshall, yang dipercaya menguasai trek di Bali. Di sini, Marshall bertugas memandu dan menentukan rute yang cocok untuk para Goweser. Dengan total peserta kurang lebih 20 orang, antara lain 11 orang dari Makassar, 6 orang dari Bali, selebihnya dari komunitas sepeda asal Bali, event yang terpusat di daerah Kintamani dan Ubud ini memakan waktu selama 4 jam dari start hingga finish. Dengan semangat yang membara, ada beberapa Goweser ALTITUDE yang membawa sepeda kesayangan mereka jauh-jauh dari Makassar. Dan gilanya, mereka menyimpan dan merakit ulang
55
| Joy Flight
ALTITUDE & GOAROUND
GM AirNav MATSC - Novi Pantaryanto
sepeda-sepeda mereka di dalam kamar hotel sehari sebelum kegiatan Fun Bike diselenggarakan. Alhasil Kamar mereka yang harusnya menjadi tempat beristirahat dan bersantai disulap menjadi bengkel sepeda. Pelakunya adalah Andy Indrakusuma dan Deddy Wiratama. Mereka membawa sepeda sendiri karena merasa kurang nyaman jika harus menikmati Fun Bike di Bali memakai sepeda yang tidak biasa mereka pakai. Sementara itu di waktu yang sama, GoAround juga tengah sibuk mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan di Kantor Airnav Indonesia Cabang Denpasar untuk berangkat ke titik start. Persiapan Goweser dimulai di hotel mengisi tenaga dengan sarapan pagi sebelum berangkat ke titik start di daerah Kintamani. Hal ini juga dilakukan
56
GM AirNav Denpasar - Rosedi
oleh para komunitas sepeda asal Bali yang akan menemani dan menuntun anggota ALTITUDE dan GoAround dalam melewati rute yang telah dipilih. Anggota ALTITUDE bertolak dari salah satu hotel di jalan Raya Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Persiapan demi persiapan mereka lakukan, mulai dari pengecekan sepeda, termasuk kesiapan fisik, dan yang merupakan hal yang tidak kalah penting adalah kesiapan peralatan bersepeda untuk masing-masing Goweser. Hari yang dinantikan pun tiba. Sabtu tanggal 20 April 2019, Goweser ALTITUDE dan GoAround sudah tidak sabar untuk mengayuh tunggangan mereka. Komunitas sepeda dari Bali pun mulai berdatangan. Pagi itu, semua wajah memancarkan semangat yang benarbenar segar. Bayangan akan kesegaran udara alam Bali yang siap menyertai
Always smile
petualangan mereka tercermin dalam sorot mata semua Peserta. Setelah mengecek ulang semua kelengkapan dan kesiapan, para anggota ALTITUDE pun berkumpul di lobi hotel untuk berdoa demi kelancaran dan keselamatan perjalanan mereka. Cuaca hari itu sangat bersahabat. Tidak mendung, tetapi juga tidak terlalu terik. Tepat pukul 8.30 pagi waktu setempat, mereka sampai di titik start di daerah Kintamani. Udara segar dan suhu yang terbilang cukup dingin di jam 8 pagi menyapa mereka. Sesuai dengan rencana, mereka menjelajah rute sepanjang 35 KM melewati perkampungan Kintamani sampai Ubud dengan medan yang beragam. Bermula dari titik start menerobos hutan dan semak belukar, medan-medan semi ekstrim memompa adrenalin para Goweser untuk memacu
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Joy Flight
Kamar hotel menjadi bengkel kecepatan sepeda hingga titik tercepat. Rute yang dipilih Marshall ini merupakan rute juga yang ramai disinggahi wisatawan dari mancanegara. Dengan kecepatan yang cukup kencang, mengingat mereka memulai start dari dataran tinggi yang memang bertujuan agar bisa menikmati suasana pedesaan Bali tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, perjalanan yang penuh dengan keseruan tersebut berlangsung sangat menyenangkan. Ada beberapa hal mengerikan yang dialami oleh para Goweser ALTITUDE dan GoAround yang ikut. Mulai dari yang jatuh di sawah, terjungkal di turunan dalam hutan, sampai yang jungkir balik di jalan setapak Ubud. Namun, dengan persiapan fisik yang prima, para Goweser yang mengalami kejadian tersebut tidak mengalami cidera yang serius. Sampai akhirnya muncullah quote di antara mereka, “Jatuh dari sepeda tidak seindah jatuh cinta”. Beberapa kali, mereka juga mendapati view yang bagus untuk mengabadikan momen kebersamaan yang cukup langka
|
Menuju puncak tersebut. Para peserta seperti tak kenal lelah sama sekali dalam menempuh rute yang cukup panjang tersebut. Raut muka Lelah sama sekali tidak terpancar bahkan sampai tiba saat makan siang, ketika mereka semua singgah di restoran yang menjadi titik finish fun bike ALTITUDE dan GoAround. Selain untuk mengisi kembali tenaga yang habis terpakai, juga untuk melakukan ibadah Sholat Dhuhur bagi yang beragama Islam. Sambil menunggu pesanan makan datang, masing-masing Goweser dengan semangat menceritakan antusiasme mereka selama melewati trek Kintamani sampai ke Ubud. Setelah mereka menikmati santap siang, petualangan mereka berakhir. Semua sepeda kembali dikemas dan diangkut ke mobil untuk kembali ke hotel atau rumah masing-masing. Dan tetap saja, tidak ada raut lelah pada wajah semua peserta. Yang ada adalah raut wajah penuh dengan kebahagiaan dan kepuasan bahwa sekali lagi, mereka telah berhasil menaklukkan trek di Bali dengan segala ceritanya yang mengesankan. Hal yang merupakan bukti bahwa hobi sederhana seperti bersepeda
bisa menjadi awal dari suatu landasan untuk berani terbang dari satu pulau ke pulau lainnya hanya untuk mencoba petualangan baru di medan yang baru. Namun lebih dari itu semua, hobi yang sederhana ini bisa menjadi sebuah sarana untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan antar sesama, yang bahkan dapat menyamarkan garis batas antar atasan dan bawahan dalam satu lingkup perusahaan. Jadi, sekali lagi ALTIDUDE mau bilang kepada para Pembaca, “RIDE HARD OR STAY HOME! SALAM DUA PEDAL!”.
RIDE HARD OR STAY HOME !!
“RIDE HARD OR STAY HOME! SALAM DUA PEDAL !!!”.
| Agustus Agustus2019 2019||Edisi Edisi6 6 Indonesia Controller |
57 57
| Organisasi
MUSCABLUB DPC IATCA MANADO Langkah baru dalam sebuah perubahan teks - foto : Eugene A - Rinaldi Agung
15 Juni 2019 melalui MUSCABLUB ke-2 DPC IATCA Manado, Suyoto Simanjuntak atau yang biasa di sebut Lae Juntak resmi terpilih menjadi Ketua DPC IATCA Manado periode 2019-2023. Menggantikan Frizintia K. Indarto yang harus melanjutkan tugasnya di tempat yang baru. Memperkenalkan ATC kepada khalayak umum adalah cita-cita pria kelahiran asal Medan tersebut. Tujuannya agar orang awam tidak merasa asing dengan pekerjaan tersebut dan dengan diperkenalkannya ATC ke mata umum diharapkan masyarakat semakin banyak tahu bahwa pentingnya keamanan dan keselamatan penerbangan sehingga dapat membantu mewujudkan excellent service. Banyak program kerja yang sudah mulai dirancang untuk merealisasikan citacitanya, beliau berharap semua anggota DPC IATCA Manado mau bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk menggapai mimpi yang dicita-citakan. Pada pidatonya saat memberikan Welcome Speech beliau menutupnya dengan semangat kepemimpinan yang baru, “Mengemban tanggung jawab sebagai ketua bukanlah perkara mudah. Namun saya akan melakukan sebaik mungkin” pungkasnya.
• Foto bersama dengan GM Airnav Manado - • Suyoto Simanjuntak - Frizintia K Indarto - • Danan Suseno GM AirNav Manado bersama Ketua lama dan baru
58
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
English Corner
|
WHICH LEVEL IS YOUR TARGET, 4 OR 5 ? Hallo teman-teman, apa kabar?. Semoga semua kabar baik ya. Dan apa kabar yang memiliki agenda untuk ujian IELP tahun ini, semoga dengan membaca artikel edisi buan April yang lalu tentang IELP test, Is it A nightmare, teman-teman menjadi lebih rileks dan tidak lagi menganggap IELP test sebagai mimpi buruk. Lebih bersyukur lagi apabila ada yang sudah upgrade diri dengan mengambil kursus bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuannya. Pepatah Jawa bilang “Jer basuki mowo beyo”. Peribahasa Indonesia mengatakan berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakitsakit dahulu bersenang-senag kemudian, wise man say RATING
“Dreaming is the first step that you have to make. While, the act is the next step that you have to do.” Ketiga kalimat bijak tersebut memiliki arti yang hampir sama yaitu apabila kita menginginkan atau mengharapkan sesuatu maka kita harus berusaha. Yukk mari kita ulas bersama disini ya…. Perhatikan tabel explanation of rating scale descriptors berdasar Doc. 9835 – Manual of The Implementation of ICAO Language Proficiency Requirements di bawah ini baik-baik. Kita bandingkan antara level 3, 4 dan 5.
PRE-OPERATION LEVEL 3
OPERATIONAL LEVEL 4
EXTENDED LEVEL 5
PRONUNCIATION
Pronunciation, stress, rhythm and intonation are influenced by the first language or regional variation,but only sometimes interfere with ease of understanding.
Pronunciation, stress, rhythm and intonation, though influenced by the first language or regional variation, rarely interfere with ease of understanding.
Pronunciation,stress, rhythm and intonation, though possibly influenced by the first language or regional variation, almost never interfere with ease of understanding.
STRUCTURE
Basic grammatical structures and sentence patterns associated with predictable situations are not always well controlled. Errors frequently interfere with meaning.
Basic grammatical structures and sentence patterns are used creatively and are usually well controlled. Errors may occur, particularly in unusual or unexpected circumstances, but rarely interfere with meaning.
Basic grammatical structures and sentence patterns are consistently well controlled. Complex structures are attempted but with errors which sometimes interferes with meaning
Vocabulary range and accuracy are often sufficient to communicate on common, concrete or work-related topics, but range is limited and the word choice often inappropriate. Is often unable to paraphrase successfully when lacking vocabulary
Vocabulary range and accuracy are usually sufficient to communicate effectively on common, concrete and workrelated topics. Can often paraphrase successfully when lacking vocabulary in unusual or unexpected circumstances.
Vocabulary range and accuracy are sufficient to communicate effectively on common, concrete and work-related topics. Paraphrases consistently and successfully. Vocabulary is sometimes Idiomatic.
Produces stretches of language, but phrasing and pausing are often inappropriate. Hesitations or slowness in language processing may prevent effective communication. Fillers are sometimes distracting.
Produces stretches of language at anappropriate tempo. There may be occasional loss of fluency on transition from rehearsed or formulaic speech to spontaneous interaction, but this does not prevent effective communication. Can make limited use of discourse markers or connectors. Fillers are not distracting.
Able to speak at length with relative ease on familiar topics but may not vary speech flow as a stylistic device. Can make use of appropriate discourse markers or connectors
Comprehension is often accurate on common, concrete and work-related topics when the accent or variety used is sufficiently intelligible for an international community of users. May fail to understand a linguistic or situational complication or an unexpected turn of events.
Comprehension is mostly accurate on common, concrete and work-related topics when the accent or variety used is sufficiently intelligible for an international community of users. When the speaker is confronted with a linguistic or situational complication or an unexpected turn of events, comprehension may be slower or require clarification strategies.
Comprehension is accurate on common, concrete and work-related topics and mostly accurate when the speaker is confronted with a linguistic or situational complication or an unexpected turn of events. Is able to comprehend a range of speech varieties (dialect and/or accent) or registers.
Responses are sometimes immediate, appropriate and informative. Can initiate and maintain exchanges with reasonable ease on familiar topics and in predictable situations. Generally inadequate when dealing with an unexpected turn of events
Responses are usually immediate, appropriate and informative. Initiates and maintains exchanges even when dealing with an unexpected turn of events. Deals adequately with apparent misunderstandings by checking, confirming or clarifying.
Responses are immediate, appropriate and informative. Manages the speaker/listener relationship effectively.
RATING SCALE DESCRIPTORS
VOCABULARY
FLUENCY
COMPREHENSION
INTERACTION
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
59
STRUCTURE
DISCUSSION SESSION. After conducting IELP Test, raters discuss and assess the test taker's proficiency before giving final result to them ( is it level 3,4,5 or 6?)
So….sambil teman-teman berusaha untuk meningkatkan English skills dan mempersiapkan diri untuk menghadapi IELP test, saya akan kembali berbagi tips/pengetahuan seputar kegiatan IELP test. Pastinya semua ingin lulus kan dalam setiap IELP test ?, minimal mendapat level 4. Tapi pasti banyak juga yang sekarang sudah ada di level 4 ingin ujian berikutnya bisa naik menjadi level 5. Asikk lho kalau bisa dapat level 5, intensitas deg-degannya bisa berkurang jadi 6 tahun berikutnya hehe. Tapi itu hanya manfaat penyerta, manfaat utama apabila kita dapat meraih level 5 tentunya akan meningkatkan kepercayaan diri kita dalam pemberikan pelayanan lalu lintas penerbangan, kita makin bisa berkomunikasi dan bekerja lebih profesional dan pada akhirnya kita dapat memberikan pelayanan optimal demi tercapainya keselamatan, kelancaran dan keteraturan lalu lintas penerbangan yang kita layani. Penasaran kan bagaimana caranya untuk bisa mendapat level 5 ?, dan pastinya teman-teman tidak mau kan mendapat level 3 ?. So.. untuk menghindarinya teman-teman perlu tahu kondisi apa yang bisa membawa teman-teman jatuh ke level 3. Untuk pembahasan kali ini agar beban target teman-teman tidak terlalu berat kita batasi sampai dengan level 5 saja ya, level 6 bisa kita ulas tersendiri di edisi yang lain.
PRONUNCIATION Dalam penilaian pada segi pelafalan sangat dipengaruhi oleh dialek/aksen atau variasi regional dari peserta test. Hal ini tidak hanya berlaku bagi peserta test yang bahasa Inggris bukan bahasa utama atau bahasa “ibu”nya, bahkan seorang native speaker pun bisa mendapat level 2 apabila dialek/ aksen dalam pengucapan kata-kata terlalu kental sehingga menyulitkan lawan bicara untuk menangkap maksud kalimat yang diucapkannya. Dari tabel di atas dapat dibedakan apabila pengucapan, stres, ritme, dan intonasi dipengaruhi oleh bahasa pertama atau variasi regional dan sering mengganggu kemudahan pemahaman maka peserta akan dikategorikan dalam level 3. Sedangkan apabila pengucapan, stres, ritme, dan intonasi dipengaruhi oleh bahasa pertama atau variasi regional hanya kadang-kadang mengganggu kemudahan pemahaman maka peserta akan dikategorikan dalam level 4. Sedangkan apabila pengucapan, stres, ritme, dan intonasi dipengaruhi oleh bahasa pertama atau variasi regional tetapi jarang mengganggu kemudahan pemahaman, selalu dapat menyampaikan informasi dengan jelas dan mudah dipahami maka peserta akan dikategorikan dalam level 5 untuk aspek skill pronunciation-nya.
60
Struktur tata bahasa dan pola kalimat yang relevan ditentukan oleh fungsi bahasa yang sesuai. Salah memilih structure/ pattern/pola kalimat tentu akan merubah makna kalimat. Spesialis/ahli pendidikan bahasa umumnya mengkategorikan kesalahan tata bahasa ke dalam dua golongan yaitu global error (kesalahan yang dapat menimbulkan berubahnya makna/arti) dan local error (kesalahan yang tidak menimbulkan berubahnya makna/arti). Dari table di atas, apabila peserta test tidak dapat mengontrol dengan baik basic structure (kalimat yang terdiri hanya satu independent clause, Subject + Verb + Object, for example interlocutor : “why do you want to be a pilot ?” ; test taker: “because I love aircraft”.) dan pola kalimat dasar yang terkait dengan situasi yang dapat diprediksi (normal situation) dan sering membuat kesalahan dalam menyusun kalimat dasar dan kesalahan tersebut mengganggu/merubah arti/makna maka akan dikatagorikan level 3. Sedangkan peserta test yang mampu menyusun basic structure dan menggunakan pola kalimat dasar secara kreatif dan mampu mengontrolnya dengan baik, walaupun terkadang terdapat kesalahan khususnya dalam menyusun kalimat yang berkaitan dengan kondisi abnormal situation atau unexpected turn namun kesalahan tersebut jarang mengganggu/merubah arti/makna, maka yang bersangkutan akan dikatagorikan dalam level 4. Untuk peserta yang mampu menyusun basic structure dan pola kalimat dasar secara tepat dan konsisten dan mampu mengontrol dengan baik, juga mampu menyusun complex structure (kalimat yang terdiri dari minimal satu independent clause dan minimal satu dependent clause, for example : interlocutor: “why do you want to be a pilot”, test taker : because I love aircraft very much, so I have decided to be a pilot since I was in elementary school) walaupun saat mencoba menyusun complex structure terdapat kesalahan yang terkadang mengganggu makna, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 5 untuk aspek skill structure-nya.
VOCABULARY Penguasaan kosa kata sangat penting untuk mempermudah pemahaman kalimat, penyusunan kalimat dan memperlancar komunikasi. Semakin luas jangkauan yang dimiliki seorang peserta test maka akan semakin efektif proses komunikasi yang dapat dijalin. Dari tabel di atas apabila peserta test hanya memiliki jangkauan kosa kata yang terbatas dan pilihan kata sering tidak tepat sehingga seringkali peserta test tidak dapat memparaphrasekan (menyusun kalimat dalam bentuk lain, misal dengan mencari kata yang memiliki arti sama/ sinonim tanpa merubah makna kalimat) dengan baik. Hal ini dapat mengakibatkan terhambatnya kelancaran proses komunikasi dan bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Apabila didapati kondisi demikian maka yang bersangkutan akan dikatagorikan dalam level 3. Sedangkan apabila peserta test memiliki jangkauan kosakata dan keakuratan yang cukup untuk berkomunikasi secara efektif seputar topik yang umum atau topik terkait pekerjaan serta berhasil dalam memparaphrasekan sebuah kalimat apabila dihadapkan dengan komunikasi terkait kondisi abnormal situation atau unexpected turn, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 4. Untuk peserta test yang memiliki jangkauan kosakata dan akurasi yang baik untuk berkomunikasi efektif, konkret baik pada topik yang berkaitan dengan
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
English Corner
pekerjaan maupun abnormal situation atau unexpected turn. Serta berhasil memparaphrasekan kalimat secara konsisten dan kata kata yang dimiliki terkadang berupa idiom (menggunakan ungkapan), maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 5 untuk aspek skill vocabulary-nya.
FLUENCY
Fluency seorang peserta test ditandai dengan kemampuan menyampaikan informasi/berkomunikasi dengan natural, lancar/mengalir dan nyaman, tidak terdapat keragu-raguan dan filler (emm….eee….aaa) yang berlebihan. Dari tabel di atas apabila kemampuan menyusun kalimat peserta test tidak memadai, sering berhenti/macet, raguragu dan lambat sehingga, serta terdapat filler (emm….eee… aaa) yang dapat mengganggu proses komunikasi yang efektif, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 3. Sedangkan untuk peserta test yang mampu berkomunikasi dengan lancar, tempo yang tepat walaupun mungkin sesekali kehilangan kelancaran saat transisi kalimat tetapi tidak berpengaruh pada terciptanya komunikasi yang efektif. Dapat menggunakan discourse marker atau connector (kata penghubung for example : so, however, because, that’s why and etc) walau terbatas, terdapat filler tapi tidak menggagu komunikasi, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 4. Sedangkan untuk peserta test yang mampu berkomunikasi dengan lancar dan menyusun kalimat yang panjang dengan relative mudah, tenang dan natural, juga mampu menggunakan discourse marker atau connector secara tepat, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 5 untuk aspek skill fluency-nya.
COMPREHENSION Kemampuan untuk memahami kalimat yang berdasarkan pada kemampuan untuk mendengarkan dan memahami maksud dari sebuah kalimat yang disampaikan lawan bicara sangat penting dalam proses berkomunikasi yang efektif. Dalam komunikasi pelayanan ATC, pilot sangat mengandalkan informasi yang jelas dan akurat dari controller untuk keselamatan penerbangan mereka. Dari tabel di atas apabila pemahanan peserta test terkait kegiatan rutin dan berkaitan dengan pekerjaan sering akurat, akan tetapi gagal memahami komunikasi yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat non rutin, abnormal situation atau unexpected turn, walaupun sudah dilakukan proses kalrifikasi atau dengan menggunakan kalimat lain oleh lawan bicara/penguji akan tetapi peserta test tetap tidak dapat memahami maksud pertanyaan maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 3. Sedangkan untuk peserta test yang sering dapat memahami hal-hal yang bersifat rutin atau terkait pekerjaan, walaupun pemahaman kadang menjadi lambat apabila dihadapkan dengan kondisi non rutin atau abnormal situation, akan tetapi dapat memahami maksud dari pembicaraan tersebut setelah melalui tahapan kalrifikasi atau konfirmasi oleh lawan bicara/ penguji dan mampu memberikan penjelasan/jawaban maka
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
|
yang bersangkutan dapat dikategorikan dalam level 4. Sedangkan peserta test yang hampir selalu dapat memahami dengan baik komunikasi terkait topic pekerjaan baik yang bersifat rutin, non rutin, dalam kondisi abnormal situation maupun unexpected turn, walaupun penguji/lawan bicara menggunakan aksen/dialek atau tata bahasa yang kompleks, maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 5 untuk aspek skill comprehension-nya.
INTERACTION Sebagaimana kita ketahui bersama komunikasi penerbangan butuh ketepatan dan kecepatan sesuai standar yang ditentukan. Kemampuan berinteraksi dengan lawan bicara secara spontan, cepat, tepat, informatif dan akurat sangatlah penting. Termasuk didalamnya kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengklarifikasi agar tidak terjadi kealahpahaman dalam komunikasi. Dari tabel di atas bagi peserta test yang kadang-kadang mampu merespon dengan cepat, tepat, dan informatif untuk hal -hal yang bersifat rutin atau topik terkait pekerjaan, akan tetapi secara umum kurang memadai ketika berhadapan dengan hal yang bersifat non rutin atau abnormal situation/unexpected turn. Sehingga menyebabkan komunikasi menjadi tidak efisien atau bahkan dapat menimbulkan kesalahpahaman tanpa diikuti usaha untuk konfirmasi atau klarifikasi maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 3. Sedangkan peserta test yang mampu merespon dengan cepat, tepat, dan informatif. Mampu memulai dan mempertahankan percakapan/berinteraksi dengan baik bahkan ketika berhadapan dengan hal yang bersifat non rutin atau abnormal situation/unexpected turn. Berusaha untuk menghindari kesalahpahaman dengan mengkonfirmasi atau mengklarifikasi ke lawan bicara/penguji maka yang bersangkutan akan dikategorikan dalam level 4. Bagi peserta test yang mampu merespon dengan segera, tepat, dan informatif dalam semua topik yang diberikan. Mampu mengelola hubungan pembicara/ pendengar secara efektif dan efisien, memiliki tingkat pemahaman dan kelancaran komunikasi yang tinggi, aktif, mampu memberi umpan balik bahkan mampu mengambil kendali percakapan, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan dalam level 5 untuk aspeknya. Nah….. teman-teman itu tadi penjelasan tentang bagaimana perbedaan antara level 3, 4 dan 5 di setiap aspek skill yang akan dinilai dalam IELP test. Semoga dapat dipahami perbedaannya sehingga mempermudah teman-teman dalam menentukan target yang ingin dicapai. Perlu diingat bahwa penilaian akhir menggunakan nilai terendah dari nilai yang diperoleh dari setiap skill yang tersebut di atas. Bila target teman-teman level 5 maka pastikan teman-teman mendapat level 5 di seluruh aspek skill baik pronunciation, structure, vocabulary, fluency, comprehension dan intraction. Selamat belajar dan selamat berjuang. If there is a will there is a way….good luck all !! • LILI ROBIANTI - ATC Juanda
61
| Joy Flight
PARAGLIDING bersama personil ATC
Teks & Foto : Eugene A. & Rinaldi Agung
Berawal dari kegiatan paragliding di Gunung Tumpa yang bersinggungan dengan ruang udara Manado tanpa sepengetahuan petugas lalu lintas udara, terlebih unit-unit terkait, membuat ATS Unit Manado memutuskan untuk membuat LOCA antara ATS Unit (Tower dan Approach) dengan Tumpa Paragliding. Kegiatan paragliding sendiri bukanlah hal baru bagi masyarakat Manado. Atlet paragliding di Manado hampir semua memiliki license resmi dari FASI (Federasi Aero Sport Indonesia). Kegiatan seperti ini dilaksanakan sejak tahun 2015 dan sejak di buka untuk umum sebagai bagian pariwisata, kegiatan ini kini menjadi daya tarik tersendiri bagi turis baik domestik maupun internasional yang berkunjung ke Manado. Sayangnya, area baru yang digunakan untuk melakukan olahraga ini bersinggungan dengan SID dan STAR dalam ruang udara tersebut. Oleh karenanya, di tahun ini pihak AirNav Indonesia khususnya Kantor Cabang Manado berperan dalam membuatkan perjanjian kerjasama dalam bentuk LOCA dengan pengurus Paragliding di Gunung Tumpa agar bisa memberikan pelayanan terbaik yang bertujuan terciptanya keselamatan bagi pengguna ruang udara.
62
Prosedur dan tahapan-tahapan tersebutlah yang kemudian menjadi tonggak awal bagi FASI Indonesia dalam mengkoordinasikan pengaturan penggunaan ruang udara untuk kegiatan olahraga kedirgantaraan, sesuai dengan yang diutarakan pada Munas FASI di Jakarta, 22 Juni 2019. Dengan adanya kerjasama tersebut, membuka kesempatan kepada pesonil ATC Manado sehingga mendapat undangan khusus dari pihak FASI Manado untuk ikut serta merasakan sensasi “fly� dengan paragliding didampingi oleh instruktur di area gunung Tumpa.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Refreshing
|
Simultaneous Traffic Reports and Evaluation of Aircraft Movements • Mohamad Romy S.Sos - Junior Manager ATFM MATSC
Hallo Controllers, kali ini saya akan membahas sebuah aplikasi yang bernama STREAM, mungkin diantara kalian sudah ada yang tahu bahkan sudah menggunakannya dalam dua tahun belakangan ini, let’s check it out.
Kesempatan dalam kesempitan
Mulai digunakan
Pada awal bulan Desember 2017 dimana semua cabang AirNav sedang mempersiapkan peak season Nataru 2017 biasanya kami di Unit ATFM dan ATS System MATSC yang juga membawahi TAPOR (Data dan Laporan) sering diminta dari berbagai Divisi/ Unit lain terkait rekap data peak season, monthly peak atau data traffic beberapa bulan atau tahun sebelumnya. Seringnya data yang diminta mempunyai format yang berbeda-beda sesuai Divisi/Unit yang meminta, namun pada dasarnya mempunyai sumber yang sama yaitu Paper Strip.
Saat memasuki Nataru (Desember 2017) aplikasi ini mulai digunakan dan ternyata membawa dampak yang sangat baik dalam pelaporan data operasi saat itu dan data daily peak, juga dapat memenuhi permintaan Divisi ATFM Kantor Pusat terkait kebutuhan Delay Rate AirNav. Dengan melihat hasil dari aplikasi ini yang sangat membantu MATSC, akhirnya kami instal juga di KCP Palu dan KCP Luwuk, serta dibuatkan juga versi khusus untuk 13 UPNP dibawah MATSC. Tak lama berselang itu, saat Slot Confrence Winter 2018 di Semarang saya memperkenalkan kepada beberapa rekan-rekan cabang AirNav yang juga hadir pada saat itu, sehingga selang beberapa waktu kemudian GM Jogja dan GM Kupang menyurat ke GM MATSC agar tim kami dapat memasang aplikasi ini pada cabang-cabang tersebut. Di medio 2018, untuk memudahkan penyebutan aplikasi ini, GM MATSC memberi nama STREAM (Simultaneous Traffic Reports and Evaluation of Aircraft Movements) dan berlanjut untuk memasang aplikasi ini di cabang-cabang yang telah bersurat ke GM MATSC, yaitu Sorong, Kendari, Pontianak, Palangkaraya, dan Balikpapan. Pada tanggal 14 Juni 2019 kami mengundang cabang-cabang tersebut untuk melakukan sosialisasi terkait update yang kami lakukan berdasarkan masukan dari cabangcabang tersebut dan memberi nama untuk update ini dengan nama STREAM+.
Melihat kebutuhan tersebut akhirnya Unit kami dibawa arahan Mas Syahrial sebagai Manager ATFM dan ATS System MATSC, mencoba membuat sebuah aplikasi yang berdasarkan data dari Paper Strip. Mas Herdianto (ATS System Specialist) dan Mas Adhy Permady Senaen (Sta Administrasi) berkolaborasi membuat aplikasi ini dengan kurun waktu hampir 1 bulan.
Versi awal Pada pertengahan Desember 2017 aplikasi ini selesai dibuat (versi 1) dengan sebutan aplikasi Delay Rate, namun pada dashboard tertulis Traffic Movement Aplication. Aplikasi ini berdasarkan input-an data dari Strip Paper dengan output yang berupa Data Operasi, Data Daily Peak, Daily Movement, Monthly Peak dan Delay Rate. Pada versi awal ini, output dari aplikasi ini hanya untuk kepentingan pelaporan data operasi.
Mengapa ada tambahan + (plus) nya?, karena output dari aplikasi ini tidak hanya dapat digunakan untuk kepentingan Direktorat Operasi, namun juga Direktorat Keuangan dan untuk kepentingan pelaporan data ke DAU melalui Otoritas Bandar Udara. Pada tanggal 25 Juni 2019 kami mempresentasikan STREAM+ dihadapan Bapak Direktur Operasi, Direktur SDM dan Umum serta Direktur Keuangan, dengan hasil agar STREAM+ dapat digunakan secara korporat di 35 cabang AirNav dengan inisiasi awal di 10 cabang dibawah FIR Ujung Pandang dahulu dengan arahan dari Kepala Divisi Data Dan Evaluasi Pelayanan Navigasi Penerbangan, Bapak Wahyu Tirtaji, serta berkolaborasi dengan tim IT Kantor Pusat AirNav. Pada Slot Confrence Winter 2019 di Malang, kami diminta DAU untuk mempresentasikan STREAM+ karena melihat laporan yang dihasilkan STREAM+ terkait Realisasi Penerbangan, Optimalisasi Slot dan On Time Performance tiap-tiap flight, yang sangat diperlukan untuk monitoring penggunaan Slot Time.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
63
| Refreshing Apa saja yang ada dalam STREAM+ STREAM+ menggunakan sumber data dari Ijin Rute dan berita AFTN (FPL dan semua berita assosiasinya) dibandingkan dengan data realisasi dari Strip paper yang di input di dashboard. Hasil dari meng-input dan perbandingan sumber data ini berupa:
• Data BDS
• Data Optimalisasi Slot
• Data Operasi
• Data OTP
• Daily Peak
• Data Terminal Charge
• Monthly Peak
• Data Enroute Charge
• Delay Rate DEP
• Other Charge Data
• Delay ARR
• Departure Punctual
• Data Realisasi
• Arrival Punctual
Tampian sumber data yang digunakan oleh STREAM+
All Unsched Flight Untuk unscheduled flight akan masuk dalam table di atas, dan telah tersedia juga tab untuk membuat invoice, baik invoice untuk terminal charge, enroute charge dan kwitansi yang siap di cetak seperti di tunjukan pada gambar di kiri
64
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Refreshing
|
Fitur lainnya: Calculator: untuk bantuan menghitung Faktor Jarak antara suatu point berdasarkan type Pesawat dengan menghasilkan nilai enroute charge dan terminal charge baik domestik maupun internasional.
laporan data produksi per-periode yang siap di unduh
AFTN Capture Selain berita AFTN yang digunakan untuk mempermudah pengisian dan untuk kelengkapan data, dalam tab AFTN Capture ini kita bisa melihat Valid Revenue dan Potensial Revenue masing-masing cabang AirNav yang telah menggunakan aplikasi ini.
Selain fitur-fitur diatas, STREAM+ ini mampu dikembangkan lebih lanjut sesuai kebutuhan AirNav dimasa depan, mengingat aplikasi ini adalah buatan Karyawan AirNav sendiri sehingga tidak memerlukan biaya apapun dalam pembuatan dan pengembangannya. Kami sendiri berharap, hadirnya STREAM+ ini akan membantu kerja rekan-rekan AirNav di seluruh Indonesia dengan pelaporan data yang lebih akurat, tepat waktu, kapan saja dan dimana saja. • Posisi STREAM pada Flow chart data operasi dan data produksi domestik dan internasional
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
65
| Vicinity Aerodrome
COPE WEST 2019 IAF VS US PACAF
66
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
|
Vicinity Aerodrome
3 anggota IATCA Manado, Aca, Agung, Rido dalam balutan overall Penerbang Tempur bersama Pilot F16 Indonesia Anggota IATCA Manado foto bersama di depan F16 GM AirNav Cabang Manado, Danan Suseno (duduk kiri) dan Octavianus Junior Manager Operasi Manado berfoto bersama Liaison Officer serta ATC Manado
Teks & Foto : Eugene A. & Rinaldi Agung
Selama kurang lebih 2 pekan, sejak tanggal 17-28 Juni 2019 langit Manado diramaikan oleh suara supersonic pesawat F16. Kegiatan ini adalah bagian dari Latihan Gabungan antara TNI AU dan US Air Force yang melibatkan 8 pesawat F16 dari Skadron 3 dan Skadron 16 gabungan dari Iswahyudi Air Force Base dan Rusmin Air Force Base serta 6 pesawat F16 dari Skadron Samurai 14 berpangkalan di Misawa Air Force Base, Jepang. latihan gabungan ini sebagai pertanda 70 tahun kerja sama bilateral yang dilakukan Indonesia dalam tajuk Cope West edisi ke-3 tahun 2019 yang diselenggarakan di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Dan kegiatan ini adalah kali ketiga yang diadakan secara beturut-turut di udara Manado. Latihan ini membutuhkan area serta ketinggian yang tidak rendah. Mulai dari ketinggian 5.000 feet sampai dengan FL350 sehingga kegiatan tersebut berdampak pada traffic komersial. Oleh sebab itu dibutuhkan teknik kontrol yang baik agar dapat menyelesaikan konflik. Salah satu taktik yang digunakan adalah mencegat (intercept) pesawat komersial pada radial tertentu diluar area training, serta menurunkan ketinggian F16 sebelum meninggalkan area ke bawah level dari traffic komersial.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
Sebagai timbal balik atas kecakapan ATC dalam mengatur traffic, ATC secara khusus diundang ke apron sebagai “visitor� sehingga bisa mengenal lebih dekat dengan pesawat F16. Anggota DPC IATCA Manado bahkan diperkenankan untuk mencoba overall penerbang ! Bahkan ATC juga sempat diundang terbang dengan helicopter untuk survei area sebelum kegiatan latihan gabungan dimulai. Sebuah kesempatan yang tidak akan terulang dan pengalaman yang luar biasa menarik. Latihan ini berlangsung setiap hari mulai pukul 09.00 - 16.00 WITA. Setiap flight memuat 2-4 pesawat yang terdiri dari pesawat TNI AU dan pesawat dari US PACAF. Sebelum memulai training, akan ada 1 personil perwakilan pilot TNI AU dan pilot US PACAF yang standby di tower sebagai Liaison Officer. Tujuannya agar mempermudah ATC dalam melakukan koordinasi. Salah satu pengalaman yang juga tak kalah menarik adalah demo flight yang dilakukan oleh salah seorang penerbang asal Amerika, Capt. Primo. Manuver yang dibuatnya sangatlah luar biasa. Melintasi tepat di depan tower, melambung tinggi secara vertikal, serta banyak manuver lainnya yang dibuat oleh pilot tersebut. Keren !
67
| Vicinity Aerodrome
PERJALANAN Bandara Kertajati yang “Hidup lagi” setelah cukup lama “Mati Suri”
B
andara Kertajati tengah menjadi buah bibir. Penyebabnya karena kejatuhan durian runtuh akibat pemindahan 12 rute penerbangan dari Bandung. Dampaknya, Bandara yang sempat “mati suri” karena sepinya penerbangan ini mulai terlihat “hidup lagi”. Sebelum membahas tentang perubahan kondisi Bandara Kertajati, ada baiknya kita menengok spion dulu. Melihat sejarah awal mula Bandara yang sempat jadi tempat piknik, ngabuburit, hingga pra wedding masyarakat lokal ini. Meski beberapa orang berpendapat bahwa Pembangunan Bandara Kertajati kurang penelitian atau kajian, kita harus ingat bahwa pembangunan infrastruktur bukanlah suatu hal yang muncul dari sebuah keisengan. Kan gak mungkin, Pak Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar yang menjabat saat Bandara Internasional Kertajati diresmikan) sore-sore lagi ngopi, muter lagu Fiersa Besari sambil menikmati senja tiba-tiba kepikiran “Gabut banget jadi Gubernur, bikin Bandara ah di Kertajati.” Atau, saat beliau lagi mancing ikan, lalu tercetus ide “Bosen nih mancing. Bikin bandara di Kertajati kayaknya skuy, nih. Y X G KUY”. Mekanismenya tentu tidak sesederhana itu. Kita mundur ke tahun 2003, saat ide dibangunnya Bandara Kertajati. Pemikiran ini muncul dari Gubernur Jawa Barat kala itu, Danny Setiawan dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jabar. Dikutip dari merdeka.com, Latar belakang munculnya ide pembangunan bandara dikarenakan jumlah penduduk
68
Jawa Barat yang sudah menyentuh 37 juta di awal 2000-an. Sementara itu Bandara Hussein Sastranegara Bandung dinilai sudah sangat padat. Adapun Bandara Soekarno-Hatta yang semula masuk administrasi Jawa Barat beralih karena masuk dalam wilayah pemekaran Provinsi Banten. Menindaklanjuti hal tersebut, Kadin Jabar dibawah kepemimpinan Iwan D. Hanafi bersama-sama Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) Jabar didukung penuh Bupati Majalengka saat itu, Ibu Tutty Hayati Anwar melakukan feasibility study (FS), antara lain memilih lokasi untuk dijadikan bandara. Saat itu ada tiga pilihan lokasi yakni Kabupaten
Bandung, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Subang. Studi kelayakan menilai Kabupaten Majalengka paling layak dan tepat. Seiring berjalannya waktu, sempat ada penerbangan dengan rute lain seperti Halim, Yogyakarta, Balikpapan, Semarang, Lampung, dan Medan. Dari enam rute tersebut, Garuda rute Balikpapan yang paling miris. Baru satu kali penerbangan menggunakan pesawat bombardier, kedepannya langsung cancel dan tidak terbang lagi. Meski tidak semiris Garuda rute Balikpapan, rute Lampung, Halim, Semarang, dan Yogyakarta juga tidak bisa bertahan lama. Sedangkan Citilink rute Medan
a
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Vicinity Aerodrome
a : Bandara Kertajati b : Apron Bandara Kertajati c : foto penulis (kanan) Text & Photo : Riza Dwi Y
agak lumayan, mampu bertahan lebih dari tiga bulan, meskipun dengan terpincangpincang. Kadang operate, kadang cancel. Meningkatnya pergerakan pesawat ini berdampak pada berbagai hal. Mulai dai yang kecil hingga yang besar, mulai dari yang penting hingga tak penting. Salah satu dampak yang dirasakan adalah meningkatnya jumlah penumpang. Dalam sehari Bandara Kertajati mengakomodir kurang lebih 3500 penumpang. Meski masih jauh dari target, 7398 perhari untuk mencapai 2.7 juta penumpang per tahun, jumlah tersebut sudah lumayan. Apalagi jika dibandingkan dulu, yang hanya 80 per hari. Naik sekitar 400%! Huwadidaaaaw. Selain itu, kantin UMKM yang berada di terminal kedatangan pun merasakan perubahan yang signifikan. Ratarata penghasilan perhari mereka meningkat mencapai 200%! Wadaaw. Pergerakan di dalam Bandara pun mulai terlihat ada perubahan. Saat ini orang yang lalu Lalang di daerah Bandara didominasi oleh mereka yang hendak naik atau baru turun dari pesawat, bukan lagi anak sekolah atau petani lokal yang lewat jalan bandara. Kendaraan yang parkir di depan terminal Bandara tidak lagi didominasi odong-odong yang membawa rombongan warga sekitar untuk tamasya di Bandara. Melainkan bus damri, mobil travel, dan kendaraan pribadi penumpang.
b
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
|
Jika tiga hal tadi merupakan dampak yang membuat kita tepuk tangan, namun yang satu ini malah membuat kita tepuk jidat. Tak bisa dipungkiri, mayoritas penumpang yang naik pesawat ke Kertajati adalah orang yang ingin pergi ke Bandung. Mereka mengeluh dengan jarak dan waktu yang harus ditempuh jika hendak ke Bandung dari Kertajati. Salah satunya diungkapkan Matthew. Bule asal Amerika yang sudah delapan tahun tinggal di Bandung. Menurutnya, dari segi fasilitas, Bandara Kertajati lebih unggul ketimbang Bandung. Masalahnya ada di jarak, biasanya dia dari Bandara ke rumah hanya sepuluh menit. Setelah pindah ke Kertajati bisa sampai tiga jam! Wadaw juga. Saat ini, kondisi Bandara Kertajati memang tengah hidup. Pergerakan pesawat mencapai puluhan, penumpang mencapai ribuan. Namun, hal yang perlu digaris bawahi adalah penumpang belum merasa nyaman. Matthew hanyalah salah satu dari sekian banyak penumpang yang mengeluhkan masalah itu. Solusinya adalah mempercepat pembangunan proyek tol Cisumdawu. Sehingga keluhan mengenai waktu bisa diselesaika, karena waktu yang ditempuh Kertajati Bandung hanya satu jam. Jika tidak, bukan tidak mungkin penumpang akan mencari alternatif dan Bandara Kertajati, bisa “mati suri� lagi.
c
69
| Vicinity Aerodrome
Ora Ngapak, Ora Kepenak Jadi ATC Ngapak, Pancen Wenak
I Kadek DW-Nina Rahmah-Puspa Dewi R-Fitria Anjani-M. Hasbi Bharoka Indrawan-Suwarso-Indras R. Irawan
C
ilacap merupakan kabupaten paling ujung di selatan Jawa Tengah. Kabupaten dengan wilayah terluas se-Jawa Tengah ini terkenal dengan pulau Nusakambangan yang bahkan lebih terkenal dibandingkan nama Kota Cilacap-nya. Berbagai industri maupun objek vital juga terdapat di kabupaten ini, seperti kilang pengolahan minyak Pertamina, PT. Semen Holcim, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pelabuhan Tanjung Intan, dan Bandar Udara Tunggul Wulung juga merupakan salah satu objek vital di Kabupaten Cilacap. Bandara Tunggul Wulung Cilacap merupakan bandar udara kelas III yang dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Satuan Kerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang dibangun oleh Pertamina pada tahun 1974 dan selesai pada tahun 1977. Diresmikan penggunaannya pada tanggal 19
70
September 1977. Bandara yang dibangun dalam rangka mendukung mobilitas peralatan maupun personil pembangunan kilang minyak di Cilacap ini terletak di Jalan Tritih-Jeruk Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruklegi. Nama Tunggul Wulung diambil dari Senopati Tunggul Wulung yang biasa disebut Panembahan Tunggul Wulung. Kyai Ageng Tunggul Wulung adalah seorang Pangeran dari Keraton Yogyakarta yang meninggalkan keraton untuk menyempurnakan batinnya. Sebelum wafat, beliau minta dimakamkan di tempat beliau bertapa. Kyai Ageng Tunggul Wulung pernah bertapa di Cilacap sehingga beliau dimakamkan di sekitar komplek Bandara Tunggul Wulung Cilacap yakni di sebelah barat laut runway 13 yang berjarak Âą 1500 meter sesuai dengan wasiatnya, Warga menyebutnya Mbah Tunggul Wulung yang juga dianggap
sebagai leluhur oleh masyarakat sekitar. Tetapi tidak semua orang tahu tentang silsilah atau asal usul yang jelas tentang Mbah Tunggul Wulung. Bandar Udara Tunggul Wulung mulai melayani penerbangan rutin domestik di tahun 2002 oleh Susi Air dan masih bertahan sampai sekarang. Di tahun 2012 Bandara Tunggul Wulung mulai diterbangi pesawat latih oleh Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia sebagai pembuka awal latihan terbang di Cilacap. Sampai saat ini terdapat enam sekolah penerbangan yang beroperasi yaitu Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Genesa Flight Academy, Perkasa Flight school, Deraya Flying School, Alfa Flying School, dan Global Aviation Flying School. Jenis pesawat yang beroperasi diantaranya C172, C152, PA34, PA28, PA44, dan TB10. Tahun 2016 traffic yang dilayani adalah 200 movement, tahun 2017 turun
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Vicinity Aerodrome
menjadi 100-150 movement dan hingga sekarang masih melayani traffic 80-100 movement. Banyak cerita di Bandara ini, terutama maskapai yang pernah terbang di Cilacap, Pelita Air dengan jenis pesawat ATR72 yang beroperasi sampai saat ini, 1 minggu 2 kali penerbangan pada hari Rabu dan Minggu dengan rute penerbangan Halim Perdanakusuma Jakarta – Tunggul Wulung Cilacap PP, Wings Air dengan jenis pesawat DHC-7, Merpati Nusantara Airlines dengan jenis pesawat CN235, TransNusa dengan jenis pesawat ATR72 dan Helikopter Militer dan Polisi. Cilacap juga tak pernah sepi dengan kegiatan kunjungan Presiden, Menteri, dan Pejabat tinggi lainnya.
Gunung Slamet sahabat Tunggul Wulung Tower
Peningkatan pelayanan kebandarudaraan terus diupayakan, Khususnya peningkatan pelayanan lalu lintas penerbangan. Bandar Udara Tunggul Wulung pada awalnya merupakan bandara passive control yang berstatus Aerodrome Flight Information Services (AFIS) dengan personil pengatur lalu lintas penerbangan berjumlah 6 orang yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu Suwarso (ATC Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap), Yudi Aprianto (pindah ke Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo Solo), Rakhmat Subakdo (ACO Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap), Heri Suherman (tetap menjadi Pegawai UPBU Bandara Tunggul Wulung), Sanis Pramitawati (pindah ke Bandar Udara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta), dan Endah Sutjiningbudi (pindah ke Kantor Pusat AirNav Indonesia). Gerbang Selamat Datang
|
Di bulan September 2015 pelayanan Bandara Tunggul Wulung Cilacap berstatus menjadi Aerodrome Control Tower (ADC) dan sudah diambil alih oleh AirNav Indonesia dengan nama Kantor Pelayanan Navigasi Penerbangan Cilacap, saat itu hal hanya ada 2 orang ATC dan salah satunya menjadi PIC KPNP Cilacap. Kemudian AirNav Indonesia memutuskan untuk mendetasier temanteman ATC dari Bandara lain untuk membantu selama masa peralihan dan menunggu ATC yang akan di pindahkan ke Cilacap. Di Bulan November 2015 4 orang ATC ditugaskan di AirNav Cilacap yaitu Indras Rendy Irawan, Bharoka Indrawan (pindah ke JATSC), Nina Rahmah, dan Hasby Assyauqi (pindah ke JATSC). Pada tahun 2017 ditugaskan lagi 3 orang ATC yaitu Puspa Dewi R, I Kadek Duta Waringin, dan Fitria Anjani (sedang pengambilan rating di Bandar Udara Husein Sastranegara Bandung), dan Prastica Verdiana pada bulan November 2018, Sehingga sampai saat ini terdapat 6 orang ATC yang aktif bertugas. Selama bertugas di Cilacap banyak pengalaman dan kejadian yang dialami, seperti ban pecah, pesawat keluar landasan, pesawat terkena benang layangan, ban pesawat lepas saat landing, pesawat jatuh setelah take off dan yang masih belum terlupakan adalah kejadian Alm. Kolonel (PNB) M.J Hanafie yang akan melakukan kegiatan terbang aerobatik dalam rangka persiapan acara Wisuda siswa Genesa Flight Academy mengalami insiden yang mengakibatkan beliau meninggal dunia. Bertugas di Bandara Tunggul Wulung Cilacap memiliki tantangan tersendiri karena yang diatur adalah siswa-siswa pilot yang masih perlu pengawasan dan harus bener-benar mendengar readback dan hearback siswa dengan jelas. ATC Cilacap juga memiliki kegiatan bulanan yaitu memberi pengetahuan tentang lokal prosedur kepada sekolah-sekolah Pilot yang beroperasi di Cilacap. Kami menjalani dengan semangat menjadi ATC yang selalu menjaga langit Kota NGAPAK tetap terjaga keselamatannya.
Cilacap, 15 Juli 2019 Indras R. Irawan & Prastica Verdiana
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
71
| Vicinity Aerodrome Berawal dari pembicaraan ringan dan niat untuk membuat suatu kegiatan sosial di bulan Ramadhan, terbersit keinginan untuk membantu meringankan beban penderitaan saudara muslim di Palestina. Tanpa pikir panjang dibentuklah tim kecil untuk mewujudkannya. Tim kecil ini begitu optimis dan berkomitmen agar program ini tetap dijalankan dengan ikhtiar, namun hasilnya nanti kita serahkan pada Allah Yang Maha Besar. Bermodalkan sebuah kotak infaq yang diletakkan di ruang kerja, kami memberikan informasi kepada rekan seprofesi supaya ikut membantu mendonasikan sebagian rezekinya untuk saudara muslim kita yang kurang beruntung. Dalam beberapa
hari, kotak infaq mulai terisi tapi belum sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Berbekal kepercayaan, kami pun mengajak sedikit demi sedikit rekan-rekan karyawan di unit lain yang ada di kantor untuk ikut berpartisipasi dalam penggalangan dana tersebut, dan ternyata Alhamdulillah mendapatkan apresiasi dari temanteman yang lain, mereka juga tak segan untuk mendonasikan sebagian rezekinya. Taslim, General Manager Airnav Cabang Banda Aceh menyambut positif perkembangan yang terjadi, atas izinnya Tim kecil ini dapat melakukan penggalangan dana di dalam lingkup kantor Airnav Cabang Banda Aceh. Tak berhenti sampai disitu, Tim kecil ini juga memanfaatkan media sosial
Whatsapp, yang dikirimkan terutama ke teman-teman dekat. Tanpa diduga akhirnya pesan tersebut menyebar ke seluruh Indonesia. Seperti ingin berlomba-lomba untuk mendapatkan kebaikan di bulan Ramadhan, satu persatu kami terima bukti transfer dari para donatur. Hal yang sangat mengharukan yang membuat Tim kecil ini terenyuh adalah tanggapan dan semangat dari rekanrekan IATCA Jakarta yang memberikan kontribusi terbesar dalam penggalangan dana ini. Tidak hanya itu saja, mereka juga ikut mengajak profesi lain untuk ikut berpartisipasi. Didalamnya ada berbagai organisasi profesi yang ikut membantu, Anggota IATCA dari seluruh Indonesia, Anggota PPPI (Perhimpunan
DONASI UNT UK PALEST INA DARI KARYAWAN AIRNAV INDONESIA
72
Edisi 7 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Vicinity Aerodrome
Profesi Pilot Indonesia) dan terutama karyawan Airnav seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dalam waktu 20 hari, dimulai dari tanggal 10 Mei sampai dengan 29 Mei penggalangan dana yang dimulai dari kotak infaq kecil sampai akhirnya disebarkan melalui media sosial whatsapp telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 31.100.000. Jumlah ini telah melampaui ekspektasi kami di awal. Jumlah ini sungguh luar biasa bagi Tim kecil yang dibentuk.
|
Taslim GM AirNav Indonesia Banda Aceh menerima piagam penghargaan dari Head Office ACT Aceh Husaini Ismail Achyar Simamora (kedua dari kiri) Koordinator Tim Kecil bersama jajaran Manajerial AirNav Indonesia Banda Aceh Tim Kecil yang telah menghasilkan donasi yang besar
Pada tanggal 29 Mei 2019, bertempat di Kantor Cabang AirNav Indonesia Banda Aceh, Blang Bintang, Aceh Besar, Tim kecil ini bersama General Manager AirNav Indonesia Banda Aceh menyerahkan donasi tersebut ke organisasi Aksi Cepat Tanggap (ACT). Donasi ini diberikan sebagai bentuk kepedulian Karyawan-karyawan AirNav Indonesia atas penderitaan rakyat Palestina. Donasi tersebut diserahkan langsung oleh Taslim General Manager AirNav Indonesia Kantor Cabang Banda Aceh yang diterima langsung oleh Head Office ACT Aceh, Husaini Ismail. Dalam kata sambutannya, Achyar Simamora selaku koordinator penggalangan donasi yang menggerakan Tim kecil tersebut mengatakan, “Kami ingin berbuat sesuatu untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina, yang bertujuan untuk meringankan beban penderitaan saudara muslim di sana,”. Achyar Simamora yang dibantu oleh Ananda Fariez Viegar meletakkan kotak infak di ruang kerja serta mengajak teman-teman seprofesi maupun karyawan di unit lain agar turut berpartisipasi mendonasikan sebagian rezekinya. Sementara itu, Taslim mengapresiasi karyawankaryawan AirNav Indonesia yang sudah berinisiatif melakukan penggalangan donasi ini. Ia berharap, donasi dari para karyawan bisa meringankan penderitaan rakyat Palestina. “Rakyat Palestina, seperti kita tahu, mereka mendapatkan cobaan sejak awal Ramadhan ini,” katanya. Husaini Ismail menjelaskan bahwa donasi yang disalurkan melalui ACT telah diimplementasikan ke dalam beragam program kemanusiaan. Di Palestina program ACT berupa pendistribusian air bersih, menggaji para penjaga Masjidil Aqsha, mendistribusikan 1.000 paket buka puasa setiap hari, dan lainnya. “Menyelamatkan satu jiwa sama dengan menyelamatkan umat sedunia. Begitu juga membunuh satu jiwa, sama dengan membunuh umat sedunia,” ujarnya. Ia berharap silaturahmi antara AirNav Indonesia dengan ACT Aceh terus berlanjut.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi 6
Tim kecil akan terus melakukan program serupa walaupun tidak di bulan Ramadhan. Mereka berharap semoga donasi tahap pertama yang telah terkumpulkan dapat bermanfaat bagi saudara kita yang berada di Palestina yang kita salurkan melalui lembaga Aksi Cepat Tanggap yang nantinya donasi tersebut akan disalurkan kepada mereka, dan juga semoga apa yang telah terkumpul ini menjadi satu pijakan bagi kita semua untuk terus bergerak membantu saudara kita
yang lain yang tertimpa musibah baik yang didalam negeri maupun diluar negeri. Ucapan terimakasih mereka sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut membantu dalam segala proses penggalan dana ini. Semoga apa yang telah mereka lakukan dapat menjadi contoh yang baik bagi kita semua.
Ananda Fariez Vigar
73
| Holding Point
74
Edisi 6 | Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Holding Point
|
DPC IATCA Sebagai bentuk rasa syukur atas pencapaian usia KE-20 IATCA, pada hari Minggu 21 Juli 2019 DPC IATCA Surabaya menggelar kepedulian terhadap masyarakat yaitu kegiatan Bakti Sosial di Panti Asuhan Darul Qur’an dan Panti Asuhan Al-Ikhlas. Bentuk kepedulian ini agar mengingatkan kita akan indahnya berbagi, karena dengan berbagi kita bisa menjadi pribadi yang lebih sabar, rendah hati, dan menghargai setiap rezeki yang kita dapatkan setiap harinya. DPC IATCA Surabaya berharap kegiatan ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Untuk IATCA terus sukses dan menjadi yang terbaik di bidang udara serta tetap menjadi saluran berkat & kasih buat saudara-saudara kita di seluruh Indonesia. Bravo IATCA Let’s do it !!!
SURABAYA Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
75
| Holding Point
JABRIC
JABRIC
Juanda ATS Bikers Community
Juanda ATS Bikers Commu
76
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Holding Point
|
JABRiC (Juanda ATS Bikers Community) merupakan komunitas pecinta jalanan aspal yang anggotanya merupakan anggota DPC IATCA Surabaya. Setahun lebih komunitas ini dibentuk, sudah beberapa manfaat yang diberikan kepada sesama. IATCA melalui JABRiC memberikan sedikit berkah buat teman teman kita yang kurang beruntung di panti asuhan. Semoga apa yang telah dimulai dapat dipertahankan dan semakin ditingkatkan untuk selalu berbuat baik. Senantiasa berbuat baik cepat atau lambat akan ada hasilnya. Kompak di ruang udara, kompak di jalan aspal. Bravo IATCA !!! Lets do it.
nity Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
77
| Holding Point Penyaluran bantuan tahap 2 pada tanggal 4 Juli 2019 sebesar Rp. 55.000.000, dana bantuan disalurkan langsung ke daerah yang terisolir yaitu daerah Wonua Manapa Ayang. Penyaluran dana bantuan tidak semudah yang dibayangkan karena banyak kendala yang dihadapi dari akses jalan yang sangat rusak dan ban mobil yang bocor, tapi alhamdulilah bantuan tetap bisa disalurkan.
KONAWE IATCA bergerak tanggap dalam upaya penyaluran bantuan kepada korban yang tertimpa bencana banjir bandang di Konawe Utara. Dana yang terkumpul dari seluruh DPC IATCA di Indonesia sebesar 75.000.000 Rupiah, Penyaluran dana bantuan tahap 1 pada tanggal 21 Juni 2019 sebesar 20.000.000 Rupiah, dana tersebut disalurkan ke desa Laikandonga (desa dekat bandara).
Dalam kegiatan ini DPC IATCA Kendari tidak sendiri banyak pihak-pihak terkait yang ikut membantu, terima kasih kami ucapkan kepada : 1. DPP IATCA dan seluruh DPC IATCA di Indonesia 2. Airnav Indonesia 3. Airnav Cabang Kendari 4. Skynav DPC Kendari 5. Crisis AID Indonesia 6. Aksi Cepat Tanggap (ACT) 7. Seluruh teman-teman yang telah berperan aktif dan memberi dukungan dan tenaga.
78
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Holding Point
|
TERNATE Bantuan tersebut disalurkan oleh DPC IATCA Ternate melalui BNPB Provinsi Maluku Utara berupa beras, mie instan, air mineral, susu bayi, popok bayi, alat mandi dan tikar.
IATCA PEDULI HALMAHERA SELATAN DPC IATCA Ternate memberikan bantuan kepada para korban gempa di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Gempa yang mengguncang beberapa kali ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan dan turut menimbulkan korban jiwa akibat tertimpa runtuhan bangunan.
Bentuk kepedulian DPC IATCA Ternate ini diharapkan dapat sedikit meringankan derita yang dialami para korban gempa dan juga untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bravo IATCA, Let’s Do It!
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
79
| Joy Flight
80
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Joy Flight
a
|
b
Berawal dari beberapa Air Traffic Controller Cabang MATSC yang memiliki hobi berlari di sekitar wilayah kantor AirNav Indonesia Cabang MATSC untuk mengisi waktu luang ataupun waktu istirahat, yang akhirnya menjadi daya tarik karyawan – karyawan lain untuk bergabung. Semakin banyak yang bergabung, lalu pada bulan Maret 2019 terbentuk lah suatu komunitas lari di Airnav Indonesia Cabang MATSC yang dinamakan RUNWAY, AirNav Indonesia MATSC Runner Community yang beranggotakan 50 orang dan berasal dari berbagai macam unit di Kantor Cabang MATSC. Kegiatan lari biasanya dilakukan dalam seminggu 2 sampai 3 kali, yang dilaksanakan di sekitar wilayah Bandara Sultan Hasanudin Makassar, dimana dilakukan saat sore hari setelah aktivitas kantor selesai, sehingga rekan – rekan yang telah melakukan pekerjaan di kantor ataupun karyawan operasional yang sedang istirahat bisa bergabung. Sehingga setelah berlari badan biasanya capek, tapi capek yang didapat secara natural, sehingga kualitas tidur nantinya juga lebih nyaman, badan segar dan pikiran fresh kembali.
RUNWAY ikut serta dalam event lari yang bertajuk “Maros Half Marathon 2019”
RUNWAY juga ikut serta dalam event – event lari berskala nasional yang diadakan di kota Makassar dan sekitarnya yang diadakan hampir setiap satu bulan sekali. Salah satunya pada 14 Juli 2019 RUNWAY ikut serta dalam event lari yang bertajuk “Maros Half Marathon 2019” dalam rangka memperingati hari jadi kota Maros ke 60 tahun. Dimana pada event tersebut perwakilan dari RUNWAY sebanyak 3 orang berhasil finish pada kategori lomba 21k (Half Marathon) dan 10 orang berhasil finish pada kategori lomba 6km. Saat ini RUNWAY juga mulai terbentuk di Perum LPPNPI Kantor Cabang Bali dengan tujuan yang sama semoga bisa menjadi daya tarik karyawan – karyawan di kantor cabang Bali untuk menjadikan lari sebagai gaya hidup sehat dan sebagai sarana untuk memperkenalkan komunitas dan AirNav Indonesia di masyarakat Bali. Runway atau landasan pacu merupakan hal yang melekat dalam dunia penerbangan khususnya bagi seorang Air Traffic Controller. Indonesia memiliki berbagai macam landasan pacu dengan karakteristik sendiri di setiap Bandara yang tersebar di pulau - pulau serta kota dari Sabang hingga Merauke. Sama seperti harapan komunitas ini semoga dapat menjadi pemicu terbentuknya RUNWAY yang lain di seluruh kantor cabang Airnav Indonesia sehingga bisa menyebarkan virus lari dan menjadi pionir dalam menyebarkan gaya hidup sehat masyarakat Indonesia. a : Anggota RUNWAY b : Pelari yang berhasil pada kategori 21K Text & Photo : Resta Arga S - Andi Irdiansyah & Dayat
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
81
| Vicinity Aerodrome
K
operasi, adalah sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan, yang memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa (Wikipedia) Paragraf diatas merupakan penjelasan singkat tentang apa itu koperasi dan salah satu dari berbagai macam fungsi serta manfaat koperasi itu sendiri. Sehingga muncul lah suatu organisasi Koperasi ATC MATSC yang sudah terbentuk dan beroperasi pada 07 Mei tahun 2011 sesuai akta pendirian dan yang sekarang dalam pimpinan bapak Abidin Haju, Wahyu Heri sebagai Sekretaris, Yune Masitha sebagai Bendahara dan Eko Arifianto sebagai Manager Umum dan Manager Simpan Pinjam. Seiring berjalannya waktu Koperasi ATC MATSC yang juga aktif dalam organisasi koperasi tingkat nasional selalu berinovasi dan mengembangkan organisasinya sehingga dapat memberi manfaat bagi anggota nya, meningkatkan kesolidan antar ATC dan anggota, dan dapat memberikan lapangan kerja baru untuk kegiatan operasional Koperasi ATC MATSC. Berkat kerja keras tersebut Koperasi ATC MATSC dinobatkan sebagai Koperasi Berprestasi tingkat provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018 pada saat peringatan Hari Koperasi Nasional yang saat itu di adakan di Tana Toraja.
a
W I L C O M A R T Teks-Resta Arga • Foto-Andi Irdiansyah
Selama 8 tahun berjalan, Koperasi ATC MATSC memiliki anggota sebanyak kurang lebih 200 anggota yang didominasi oleh Karyawan ATC MATSC dari berbagai macam latar belakang, General Manager ada, Manager ada juga, Junior Manager juga ada, maupun anggota yang non-ATC. Dan sudah bekerjasama dengan banyak perusahaan – perusahaan ataupun Bank di sekitar Makassar dan Maros untuk memperluas dan meningkatkan roda organisasi Koperasi ATC MATSC. Bank mitra seperti Bank BRI Syariah, Bank Mandiri, Hasamitra, dan Bank Sulsel. Koperasi ATC MATSC juga bekerjasama dengan developer untuk menjadi agen property yang beberapa diantaranya adalah developer terkemuka seperti Tallasa City dari Citra Land maupun Mutiara Summarecon..
82
Warung serba ada (Waserda)di Perum LPPNPI Kantor Cabang MATSC merupakan bukti nyata atas eksistensi dan kemandirian berwirausaha Koperasi ATC MATSC . Di waserda segala kebutuhan dan berbagai macam makanan ringan dan berat ada di situ untuk bisa mendukung kegiatan operasional di Perum LPPNPI Cabang MATSC. Karyawan pun juga dapat ikut andil dalam berwirausaha, yang ingin menjual barang atau makanan dapat juga melalui Koperasi ATC MATSC yang tentunya juga dengan pembagian hasil yang sudah disepakati sebelumnya. Disinilah salah satu jenis Koperasi Konsumsi yang dimiliki oleh Koperasi ATC MATSC. Koperasi ATC MATSC juga telah menggunakan system aplikasi FINA pada unit penjualan serta untuk sistem pembukuan.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
Vicinity Aerodrome
|
“
Koperasi ATC MATSC dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
Koperasi Simpan Pinjam juga dimiliki oleh Koperasi ATC MATSC,hal ini dibentuk untuk mengakomodasi kegiatan simpan pinjam bagi para anggota dalam jangka ataupun besaran yang dapat di tentukan sendiri, yang tentunya dengan bunga yang lebih rendah dan proses administrasi yang lebih fleksibel . Sehingga hal ini diharapkan dapat membantu para anggota – anggota dalam membangun dan meningkatkan potensi ekonomi para anggotanya, sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud. Pada unit simpan pinjam Koperasi ATC MATSC telah mengembangkan usahanya sehingga tidak hanya anggota biasa saja atau dari ATC MATSC yang dapat dimanfaatkan, tetapi bahkan seluruh karyawan AirNav Indonesia di seluruh wilayah Indonesia, baik ATC maupun non-ATC dapat turut memanfaatkan layanan Simpan Pinjam dari Koperasi ATC MATSC tersebut.
“
Rapat Anggota Tahunan (RAT) merupakan saat yang dinanti oleh para anggota, selain pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi ATC MATSC selama satu tahun terakhir kepada anggota – anggota nya. Pada momen ini juga hampir seluruh ATC MATSC berkumpul, bersilaturahmi, bertukar pikiran dan lain sebagainya, hal tersebut secara tidak langsung meningkatkan kesolidan kita antar sesama ATC, antar sesama anggota. Pada RAT juga dibagikan berbagai macam doorprize, yang bersifat barang maupun voucher belanja di waserda ataupun voucher dengan perusahaan – perusahaan yang bekerjasama dengan Koperasi ATC MATSC. Tidak tanggung – tanggung Rp. 32.000.000 yang dikeluarkan untuk berbagai macam Doorprize pada RAT tahun 2018.
b
c
a. Pengurus Koperasi menerima penghargaan b. Anggota koperasi MATSC c. WILCOMART
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
6
WILCO MART minimarket yang berlokasi di Jl. Goa Ria Makassar ini juga salah satu terobosan terbaru dari Koperasi ATC MATSC. Resmi beroperasi pada bulan Februari 2019 Wilco Mart hadir di tengah – tengah masyarakat untuk memberikan kebutuhan serta keperluan rumah tangga. Serta menunjukkan bahwa Koperasi ATC MATSC tidak hanya memberikan manfaat bagi kalangan – kalangan tertentu. Tetapi juga memberi manfaat kepada masyarakat, terbukti sejak didirikannya Koperasi ATC MATSC, sudah ada 11 karyawan dari masyarakat sekitar yang tergabung di Koperasi ATC MATSC untuk ikut andil menjalankan roda organisasi tersebut. Sebagian ada di tempatkan di administrasi, ada di bagian Waserda, dan ada di Wilco Mart. Hal ini membuktikan bahwa hadirnya Koperasi ATC MATSC dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Evaluasi dan inovasi terus dilakukan untuk agar dapat berkembang dan bermanfaat bagi anggota koperasi dan masyarakat sekitar, diantaranya adalah bekerjasama dengan beberapa Saat ini Koperasi ATC MATSC sedang menjalani proses untuk menjadi Koperasi Syariah. Semoga Koperasi ATC MATSC menjadi salah satu Koperasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial. Serta ucapan terima kasih tak terhingga kepada pelopor maupun pengurus Koperasi ATC MATSC sebelumnya yaitu Bapak Sumaryadi, Bapak Hermana Soegiyantoro, Bapak Tri Ardhi Yuliantoro, Bapak Herdianto, Bapak Robby Karu, Bapak Dedi Kurniawan dan Bapak Ibnu Taimiyah yang telah merintis dari awal Koperasi ATC MATSC hingga bisa seperti saat ini.
83
| True History
Pertama kali bertemu ATC ternyataaa......
• Aulia Sasilia •
Aku biasanya gak tertarik dengan iklan, apalagi iklan obat sakit kepala. Tapi kali ini aku bener bener tertarik dengan salah satu iklan obat sakit kepala di TV, bukan karena obatnya yaaa.. tapi setting lokasinya jelas sangat aku kenali. Tower bandara. Hayooooo siapakah mereka yang ada di dalam iklan tersebut? apa pekerjaan mereka yang berada di tower bandara ini? Mungkin sebagian dari kalian sudah gak asing dengan istilah Air Traffic Controller (ATC). Sebagian lain mungkin bertanya-tanya, apa ATC itu?! Well, sebelumnya aku bukan ATC. Aku hanya seorang istri ATC dan akan berbagi cerita tentang perkenalanku dengan lingkungan ATC.
•
84
pattimura tower
Pertama kali aku bertemu ATC secara langsung adalah pada pertengahan 2010, seorang kerabat kami berprofesi sebagai seorang ATC mengunjungiku. Aku sebelumnya tau ATC itu yaaa sebatas apa yang aku lihat di film-film science fiction di bioskop. Tapi gak punya bayangan kayak gimana ATC di Indonesia. Jadi aku sedikit terkejut ketika melihat ATC secara langsung pada waktu itu. Aku pikir, ATC itu nerd, berkacamata, berusia sekitar 30 an atau lebih, berpakaian super rapi, dan introvert. Hehe.. setidaknya itulah yang bisa aku tangkap dari film-film. Tapi berbeda sekali dengan ini, dia bukan seorang nerd, cukup supel dan easy going.
Pada Desember 2013 aku berkenalan lagi dengan ATC lainnya. Dan aku semakin terkejut. Wowww, ATC yang satu ini seumuran denganku. Aku kaget sekali, mungkin karena di pikiranku seorang ATC itu harus berusia lebih dewasa dari ini. Dan jauhhhhhhh dari gambaran di film, mayoritas ATC yang pernah aku temui tidak berpakaian serapi itu di keseharian mereka. Di luar kantor, mereka sangat casual, gak kaku sama sekali. Yaaaa hidup emang selalu ngasih kejutan kan?! Sejak itu aku lebih berhati-hati menilai sesuatu berdasarkan apa yang aku lihat di film. Pertama kali aku naik ke tower, aku sangat.. sangat.. sangat... bahagia. Gak semua orang punya pengalaman naik ke tower. Aku diijinkan berkunjung ke tower Bandara Pattimura di waktu pesawat tidak begitu ramai. Tentu saja aku sangat berhati-hati dan berusaha naik sepelan mungkin agar tidak mengganggu ATC yang sedang bekerja. Didampingi oleh seorang ATC junior, akhirnya aku memasuki tower. Aku melihat tangga dicat biru. Apa aku harus naik tangga sampe di lantai paling atas???? “kita naik tangga?” aku yakin wajahku menunjukkan kebingungan yang cukup jelas. “yuppp.. ayokkk jalannya cuman lewat tangga.” Aku diam lama sekali. Really ???? “jadi kalian setiap hari naik turun tangga sebanyak ini ???” aku masih tidak percaya. Aku berjalan menuju ke arah tangga tersebut, tapi dia justru berjalan ke arah berlawanan. Aku bisa mendengar suara pintu terbuka tepat di belakangku.
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
|
True History
“ Sebagai orang awam, aku beropini kalo ATC bakal jago banget diajak berburu harta karun. Mereka terlihat jago soal peta dan kompas “
Kemudian aku alihkan perhatianku kepada ATC yang ada di ruangan ini. Usia mereka beragam. Sebagian dari mereka sepertinya berusia awal 30-an. Sebagian lain sepertinya masih seusia denganku. Pakaian mereka rapi, khas orang kantoran. Aku sangat gugup menghadapi para ATC ini.
‘LIFT !!!’ jeritku dalam hati. jadi di sini ada LIFFTTTTTT!!! Dan aku hampir saja naik tangga seperti orang bodoh. Dia hanya tertawa melihat reaksiku. “ Assalamu’alaikum, mas mba ijin semuanya maaf saya ngajak tamu satu orang,” jelas Sidik (ATC junior tersebut) dengan suara agak dikeraskan.
Wajah mereka begitu serius, terlihat tidak ada senyum yang mengembang, hanya diam. Aku duduk di dekat TV berusaha tidak mengganggu mereka yang sedang bekerja. Pandanganku tidak bisa berhenti dari mereka semua. Mereka terlihat sibuk mencatat sesuatu di kertas kuning dan hijau. Entah apa yang mereka tulis. Ini kesempatan langka. aku memandang takjub pada seorang ATC yang sedang berbicara di radio dengan pilot. WOW..KEREN..., teriakku dalam hati. Entah mereka ngomong apa, cepet banget dan apapun itu terdengar keren di telingaku. Kalau melihat ATC lagi ngomong pas ngontrol, aku langsung berkesimpulan ATC pasti pada jago banget bahasa inggrisnya. Yang pasti itu bahasa inggris, hanya saja lebih kaku. Aku penasaran banget dan pulang dari tower aku langsung browsing tentang Annex yang isinya ada belasan chapter. Aku akhirnya ngerti phraseology yang mereka gunakan saat ngontrol itu emang ada standar bakunya di seluruh dunia.
Spontan semua orang melihat ke arahku, sebagian dari mereka berbisik dan sebagiannya entah mengapa tertawa ke arahku. Wow, cukup mengintimidasi. Tapi aku tidak begitu perduli. Semua hal seperti ini lazim terjadi ketika berada di tempat baru. Aku rasa aku bisa mengatasi hari ini dengan baik. Bismillah, batinku. Ruangan controller berada di lantai 4. Suhunya dingin sekali. Ruangan ini terlihat sudah agak tua. Sekelilingnya adalah kaca. Karpet menutupi seluruh lantai di ruang tersebut. Ada sofa besar berwarna merah, sebuah komputer, dan berbagai macam layar yang tidak familiar buatku (beberapa waktu kemudian aku baru tau kalo layar-layar itu disebut dengan radar). Para ATC menggunakan headset untuk berkomunikasi di radio, ada mic di atas meja, ada banyak telpon yang terus menerus berbunyi, ada dispenser, rice cooker (but really?? Apa mereka masak nasi di tower?), mading yang cukup besar, ada sekitar 6 (enam) kursi kerja yang bisa berputar, ada beberapa kasur lipat yang sepertinya sengaja disembunyikan di belakang desk control, ada TV dekat sofa merah, banyak piring dan gelas di dekat jendela yang sepertinya baru saja digunakan, ada lemari buku yang berisi file-file yang disusun dengan rapi. Suasananya hening, sesekali aku mendengar suara dari radio, sesekali mereka berbincang di saat traffic sedang sepi.
Indonesia Controller | Agustus 2019 | Edisi
Hal lain yang menarik perhatianku adalah gimana mereka ngambil keputusan kapan pesawat harus belok dan berapa derajat harus beloknya. Sebagai orang awam, aku beropini kalo ATC bakal jago banget diajak berburu harta karun. Mereka terlihat jago soal peta dan kompas. Hehe.. intinya banyak kualifikasi di dalam diri mereka yang gak bisa dianggap enteng. Sesekali mereka ngeliatin radar yang gak aku pahami. Aku sampai browsing apa aja informasi di balik angka angka di radar. Ternyata... tulisan di radar itu memuat keterangan ketinggian pesawat, dan kecepatan (kalo aku gak salah). Sebanyak itu yang harus diliatin apa mereka gak pening yaaaa?!
6
Gak berasa udah hampir enam tahun sejak pertama kali ngeliat tower. Dan sekarang aku malah jadi istri seorang ATC. Waktu itu aku benarbenar gak kebayang bakal mengenal dunia aviasi sampai sejauh ini. Punya suami ATC bener-bener mengubah sudut pandang terhadap dunia aviasi. sometimes ngalamin hal lucu ketika bertemu orang awam yang nanyain suami kerja dimana. Harus muter otak gimana ngejelasin yang bisa langsung mereka pahami. Banyak lho orang yang langsung ngerti apa itu ATC, tapi juga gak sedikit orang yang bener bener blank soal istilah ATC. Deifinis ATC versi orang awam yang sering aku temui: ‘Oo jadi ATC itu tukang parkir pesawat ya?’ ‘Oo ATC itu polisi lalu lintas tapi untuk pesawat?’ hadehhhhh emang ATC nilang nilangin pesawat gitu???????? ‘Oo ATC kerjaannya kayak main game doang dong ya, liatin radar terus ngatur-ngatur. Wuihhh asyik dong’ Aku bangga jadi istri ATC. Buat aku ini salah satu kerjaan yang brainy banget. Mereka harus selalu maksimal karena menjaga keselamatan nyawa orang banyak. Gak ada tempat buat error sedikitpun. Harus sangat sangat teliti. Keselamatan Penerbangan dan nyawa orang banyak aja kamu jaga, apalagi nyawa dan keselamatan aku..hmmm gombal mukiyo, alay banget dah hehe. Di mata aku mereka punya tanggung jawab yang besar, jadi wajar aja kalo di awal aku bertemu mereka ekspresinya rada serius dan kaku. Hehe.. aku respect banget dengan ATC, berkat mereka kita bisa terbang dengan tenang. Mereka emang gak terlihat tapi mereka selalu ngawasin kita, tiap detik dari darat. Hmmmmmm, meskipun banyak hal yang berbeda dari citra ATC di film dan ATC di dunia nyata, tapi buatku mereka tetap keren. Selalu keren!!! Selamat Ulang Tahun yang ke-20 untuk IATCA. Bravo IATCA, Lets Do It..
85
| Organisasi
musyawarah Cabang Luar biasa DPC IATCA JAKARTA “Menjadi orang penting itu baik, tapi jauh lebih penting menjadi orang baik”
• Doddy Gunawan (kiri) secara simbolis menerima
bendara IATCA dari Agung Putra sebagai pimpinan sidang
Teks : Edy Cahyono
Kalimat di atas menjadi penutup visi dan misi Doddy Gunawan yang akhirnya terpilih secara aklamasi menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta pada perhelatan Musyawarah Cabang Luar Biasa. Tepat empat hari sebelum ulang tahun ke-20 IATCA yang jatuh pada tanggal 29 Juli, DPC IATCA Jakarta melakukan pemilihan Ketua DPC yang baru. Tercatat dalam perjalanan organisasi khususnya DPC IATCA Jakarta bahwa pada tanggal 25 Juli 2019 merupakan tanggal dimana untuk pertama kalinya dilaksanakan Musyawarah Cabang Luar Biasa. Setelah mengalami kekosongan pada kursi Ketua DPC selama tiga bulan sejak terpilihnya M. Sobri pada bulan Mei 2019 menjadi Ketua DPP IATCA, praktis kepemimpinan roda organisasi DPC IATCA Jakarta dijalankan oleh Haditya Yasin sebagai Sekretaris Cabang dibantu dengan pengurus yang lainnya.
86
Walaupun di dalam anggaran rumah tangga IATCA dikatakan bahwa Sekretaris dapat memimpin organisasi paling lama satu tahun apabila kursi Ketua kosong namun menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada rasanya DPC IATCA Jakarta memerlukan sosok pimpinan baru agar roda organisasi berjalan sebagaimana mestinya. DPC IATCA Jakarta yang beranggotakan kurang lebih 400 anggota merupakan DPC dengan jumlah anggota terbesar dari 40 DPC IATCA yang ada. Proses demokrasi yang berjalan sangatlah unik, karena sebagian besar anggotanya sebagai contoller aktif tidak memungkinkan berkumpul bersama dalam satu waktu maka penjaringan bakal calon ketua selalu dilaksanakan jauh hari sebelumnya. Pada Musyawarah Cabang Luar Biasa yang diadakan untuk pertama kalinya ini partisipasi anggota mencapai 62%. Pada saat pembacaan penjaringan bakal calon ketua sebenarnya banyak nama yang masuk dengan jumlah yang suara yang bervariasi. Tiga besar bakal calon ketua adalah Doddy Gunawan, Sintya Bagas Pamudji dan Haditya Yasin. Dari ketiga nama ini
hanya Doddy Gunawan yang bersedia menjadi calon ketua, dua nama dibawahnya tidak bersedia dicalonkan begitu juga dengan nama-nama bakal calon ketua lainnya. Sesuai dengan tata tertib musyawarah cabang luar biasa yang telah disepakati maka secara aklamasi Doddy Gunawan ditetapkan menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta periode 2019-2023. Pria lulusan STPI Curug jurusan PLLU 43 yang lulus tahun 1999 ini bukanlah anggota baru dalam organisasi IATCA. Mulai mengenal IATCA sejak penempatannya pertama kali di Bandara Mopah Merauke pada tahun 2000 untuk kemudian di tahun 2004 melaksanakan tour of duty ke Bandara Pattimura Ambon dan semakin matang dalam berorganisasi ketika dipindahkan lagi ke Bandara Hasanuddin Makassar pada tahun 2007. Sejak 2013 ketika dipindahkan ke Bandara Soekarno-Hatta keinginannya untuk membesarkan IATCA mengantarkan dirinya menjadi Ketua DPC IATCA Jakarta dengan filisofi hidup yang dipegangnya “Menjadi orang penting itu baik, tapi lebih penting menjadi orang baik”. Selamat menjalankan tugas, semoga sukses.
Bravo IATCA, Lets Do It !!!
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller
| Initial Contact
88
Edisi 6
|
Agustus 2019 |
Indonesia Controller