Warta IATMI IATMIIATMI Pemerintah Genjot Investasi Energi Baru Terbarukan Oleh : Nazrul Rahman TK’16
PP
emerintah diminta tidak tinggal diam terhadap pengembangan Energi Baru Terbarukan
lambat.
yang
(EBT)
Bongkar
dilakukan
selama
yang
pasang ini
berjalan kebijakan
untuk
bisa
mempercepat pengembagan EBT dinilai tidak memiliki dampak maksimal. Bahkan target energi dari EBT sebesar 23 persen pada 2025
Pertamina Geothermal Energi Area Ulebulu
juga diperkirakan tidak akan tercapai. Investasi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia memiliki banyak potensi untuk bisa lebih banyak berkembang. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Selain hal tersebut, dalam meningkatkan investasi pembangunan EBT di dalam negeri, pemerintah juga melakukan beberapa hal lainnya. "Caranya misalnya jadwal lelangnya jelas, ada kemudahan investasi, pajak rendah penugasan off taker yang jelas, dan lainnya," Ignasius Jonan, Menteri ESDM, Jakarta, Senin (20/2/2017). Pemerintah juga mendorong pembangunan EBT di wilayah Timur Indonesia. Selain karena Biaya Pokok Produksi (BPP) setempatnya yang lebih besar dari BPP nasional, penyediaan tenaga listrik dari EBT di wilayah-wilayah ini juga dipercaya bisa meningkatkan pemerataan listrik di Indonesia. Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan tantangan terbesar dalam penggunaan EBT bagi Indonesia adalah kemampuan daya beli masyarakat terhadap energi listrik EBT yang masih kecil. Karena harus diakui harga listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit
berbahan
baku
EBT
masih
sangat
tinggi.