BULETIN TJSL / CSR SIAK (EDISI 2016)

Page 1


SMPN 6 KANDIS RAIH ADIWIYATA MANDIRI 2016 Prestasi 1. Adiwiyata Provinsi (2013) 2. Adiwiyata Nasional (2014) 3. Sekolah Percontohan Bidang Lingkungan (2015) 4. Adiwiyata Mandiri (2016)

PEDULI LINGKUNGAN, SMPN 6 KANDIS KABUPATEN SIAK RAIH ADIWIYATA MANDIRI 2016 OLEH BAPAK WAKIL PRESIDEN DAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP. bisa

oleh semua pihak demi terwujudnya hal

di Pondok II, Perkebunan Palapa, Desa

dimanfaatkan siswa sebagai pembelajaran

yang lebih besar yaitu terciptanya budaya

Bekalar, yang berjarak sekitar 10 km dari

langsung

cinta lingkungan oleh seluruh warga SMP

pusat Kecamatan Kandis memang telah

memanfaatkan lingkungan secara ramah,

Negeri 6 Kandis.

menyiapkan diri jauh sebelum penilaian

dan berpotensi ekonomi sekaligus memacu

Melalui

Sekolah

Lingkungan

semangat entrepreneur siswa. Pengalaman

Global dengan Penghijauan Sekolah dan

diadakan. Selain kurikulum sekolah yang

yang mereka dapatkan di sekolah bisa

Budaya Cinta Lingkungan Siswa", SMPN

memuat materi berbasis lingkungan, yaitu

mereka terapkan untuk mendayagunakan

6 Kandis berhasil menciptakan suasana

mata pelajaran Pendidikan Lingkungan

lingkungan sekitar rumah mereka masing-

lingkungan

Hidup, SMP Negeri 6 Kandis juga telah

masing. Langkah

ini

kondusif. Penataan lingkungan yang apik,

menunjukkan

diharapkan

merubah

SMP

Negeri 6 Kandis yang berada

Berwawasan

partisipasi

kepedulian

Sarana

yang

dimiliki

untuk

bisa

sekolah

mengenali

ke

dan

depannya pola

pikir

serta

motto “Perangi

yang

kepedulian

dan

Pemanasan

asri budaya

dan ramah

dan

masyarakat, khususnya pelajar, sehingga

lingkungan warga sekolah yang tinggi,

menanam Pohon Trembesi di sekolah-

paradigma sekolah untuk mencari kerja,

berhasil menjadikan SMPN 6 Kandis

sekolah yang ada di Kecamatan Kandis

berubah menjadi sekolah untuk mencipta

sebagai Sekolah

dalam rangka penyelamatan lingkungan

lapangan kerja di era persaingan global

Lingkungan

di

dari ancaman Global Warming. Selain itu,

ini. Menjadi sekolah berpredikat Adiwiyata

Keberhasilan

ini

SMP Negeri 6 Kandis juga memiliki sarana

Mandiri memang tidak mudah. Masih

dan prasarana yang mendukung Sekolah

banyak hal yang harus ditingkatkan oleh

Adiwiyata,

sekaligus

SMP

praktikum

siswa,

lingkungan

dengan

membagikan

sebagai

wahana

seperti: green

house sebagai tempat (TOGA).

Negeri

6

Kandis,

antara

lain

perapihan dokumen serta kerjasama dengan instansi lain dalam program lingkungan hidup. Diharapkan waktu yang tersedia

Pembibitan berbagai jenis tanaman, kebun sayur sekolah sebagai agro edukatif, serta pembudidayaan tanaman obat keluarga (TOGA).

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk

memperbaiki

segala

hal

yang

dianggap masih lemah. Kerja keras Tim Adiwiyata patut diapresiasi dan didukung

Percontohan Kabupaten sekaligus

Bidang Siak.

mengawali

langkah SMPN 6 Kandis menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri yang akan membina minimal sepuluh sekolah untuk menuju Sekolah Adiwiyata di tingkat Kabupaten Siak. Alhamdulillah pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (22/7/2016), satu satunya sekolah di Riau, SMPN 6 Kandis Raih Adiwiyata Mandiri 2016 oleh

Wapres

dan

Menteri

LHK;

Dra. JUFRIYANTI (Kepala Sekolah SMPN 6

Kandis).red


CSR PEDULI LINGKUNGAN

foto bersama kepala sekolah dengan forum CSR

SYAMSUAR: SEMUA SEKOLAH BISA JADI SEKOLAH ADIWIYATA Bupati Syamsuar merasa senang dan bangga atas prestasi SMPN 6 Kandis yang meraih sekolah Adiwiyata Mandiri nasional. Selain syukuran juga piala Adiwiyata Mandiri diarak menggunakan mobil keliling kota Kandis. Dalam syukuran dan arak arakan piala Adwiyata Mandiri dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Kadri Yafis,Camat Kandis Indra Atmaja, Upika, UPTD Pendidikas Kandis, tokoh masyarakat, warga sekolah dan lapisan masyarakat lainnya. Orang nomor satu di Siak ini tak lupa mengucapkan taniah dan selamat kepada keluarga besar SMPN 6 Kandis yang sangat berperan aktif atas keberhasilannya mendapat peraih terbaik satu adiwiyata seIndonesia. “Kita mendapatkan dua piala, pertama piala Adipura Buana kedua Adiwiyata Mandiri,” ujar Syamsuar saat menghadiri syukuran dan arak-arakan di aula SMPN 6 Kandis, Selasa (27/7/2016).

photo: 4 Sekolah di Kab.Siak menerima penghargaan Adiwiyata Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Auditorium Manggala Wanabakti Gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, Senin (22/12/14).

Diakui Syamsuar, ini bukan merupakan soal bangga, tapi ini mendidik anak anak cinta terhadap kebersihan lingkungan. Tentunya kerja keras ini membuahkan hasil seperti saat sekarang ini. “Saya harapkan kepada kepala sekolah yang lain dapat mencontoh SMPN 6 Kandis ini,” Dalam meraih predikat Adiwiyata, sekolah ini terus berusaha. Awalnya mereka berhasil mendapatkan Adiwiyata mulai tingkat kabupaten, provinsi dan nasional tahun kemarin, dan di tingkatkan pada tahun ini menjadi Adiwiyata Mandiri. Dia berpesan agar seluruh pelajar, majelis guru dan komite sekolah untuk sama-sama menjaga kebersihan sekolah. Prestasi yang diraih sekarang ini agar dapat dipertahankan, bila perlu ditingkatkan. Selain itu, dapat juga menularkan ilmunya pada sekolah-sekolah lainnya di Kecamatan Kandis, agar dapat menjadi sekolah Adiwiyata, tambah syamsuar"

Kunjungan Forum CSR siak Ke SMPN 6 Kandis

SMPN 6 Kandis Menuju Sekolah Adiwiyata

Wujud Kepedulian Lingkungan siswa/siswi

Pemkab sendiri senantiasa mendorong sekolah-sekolah di Siak menjadi sekolah Adiwiyata. Bupati juga menyampaikan Kabupaten Siak dalam waktu dekat akan mendapatkan penghargaan lagi pada 29 Juli dari BKKBN pusat yang menjadikan rumah sakit di Kabupaten Siak DPC terbaik nasional. Kasek SMPN 6 Kandis Dra Jufriyanti menceritakan, perjalanan sekolah yang dipimpinnya itu, begitu panjang. Awalnya tidak mengenal apa itu Adiwiyata hingga kini meraih Adiwiyata Mandiri.(adv/a/b) www.riaupos.co

Halaman Sekolah SMPN 6 Kandis

http://smpn6kandis.blogspot.co.id/


REDD+ : Siak resmi menjadi kabupaten hijau termuda di Indonesia. Mengambil momentum pada perayaan puncak Hari Lingkungan Hidup Dunia di Kabupaten Siak, Provinsi Riau Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meresmikan Siak sebagai kabupaten hijau. Langkah ini menyusul dikabulkannya permohonan perubahan status Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar dan Hutan Produksi Tasik Serkap menjadi Taman Nasional Zamrud. Kabupaten Siak, Provinsi Riau menjadi puncak dari rangkaian perayaan Hari Lingkungan Hidup Dunia 2016 yang bertema Go Wild For Life atau Selamatkan Satwa Liar untuk Kehidupan. Acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja lainnya juga menjadi acara selebrasi bagi inovator dan penggerak lingkungan tingkat daerah. Menjadi tamu pada acara ini adalah para penerima penghargaan lingkungan seperti Kalpataru untuk 10 penerima, Nirwasita Tantra (Birokrasi) untuk 11 penerima, Adipura untuk 120 penerima dan Adiwiyata Mandiri (134 sekolah). Acara ini juga dihadiri oleh para Bupati dan Wali Kota penerima penghargaan lingkungan tersebut. Kawasan Istana Siak Sri Indrapura dijadikan pusat kegiatan dari perayaan yang juga dirancang sebagai perayaan untuk masyarakat Siak. Kawasan ini merupakan pusat kebudayaan Melayu Lama yang telah tersohor sejak lama. Akulturasi budaya dan kerukunan antar masyarakat melahirkan keunikan kawasan di sisi Sungai Siak yang diperlihatkan dengan perpaduan budaya Melayu-Islam dengan budaya Tiongkok. Masjid dan mushola berdiri berdampingan di tengah kawasan Pecinan. Warna kuning gading khas Melayu menjadi pemanis pada kumpulan bangunan-bangunan lama Tiongkok yang berwana merah khas. Selain acara utama peresmian kabupaten Siak sebagai kabupaten hijau dan Taman Nasional Zamrud, perayaan ini juga dimeriahkan dengan pameran lingkungan hidup dan pesta hiburan rakyat. Hadiah bagi Kabupaten Siak Kabupaten Siak bukan kabupaten pendatang baru dalam upaya pelestarian lingkungan. Pada tahun 2015, Kabupaten Siak telah menjadi salah satu penerima penghargaan Adipura untuk kategori Pasar Terbaik. Pada tahun 2016 ini, Siak menjadi satu-satunya Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau yang menerima anugerah penghargaan Adipura. Provinsi Riau sendiri merupakan salah satu provinsi berdampak paling parah dalam kejadian kebakaran hutan dan bencana asap 2015.

Penghargaan Adipura 2015 menjadi cambuk bagi pemerintah daerah Kabupaten Siak untuk menjadikan Kabupaten Siak menjadi terdepan dalam bidang lingkungan hidup. Pada kesempatan ini bupati Syamsuar melaporkan telah dimasukkannya rencana pembangunan yang mengutamakan keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi pada rencana pembangunan periode ke-2. Ini adalah bukti keseriusan kabupaten Siak dalam mewujudkan visi barunya sebagai Kabupaten Hijau. Wakil Presiden Yusuf Kalla dalam pidato sambutannya memberikan pesan pada jajaran pemerintah daerah yang hadir untuk memberikan perhatian pada kelestarian lingkungan ketika berkonsentrasi menumbuhkan perekonomian daerahnya. “Lingkungan yang baik merupakan rahmat, tetapi lingkungan yang buruk bisa jadi musibah seperti di daerah ini (Provinsi Riau). Mari kita hindari kutukan sumber daya alam,� kata Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sementara itu peresmian Taman Nasional Zamrud menghadirkan nuansa keharuan bagi masyarakat Siak. Perubahan status kawasan konservasi yang dahulunya bernama Suaka Margasatwa Danau Besar/Danau Bawah dan Hutan Produksi Tasik Serkap ini merupakan buah perjuangan tak henti dari masyarakat Siak didampingi para aktivis lingkungan baik lokal maupun nasional sejak tahun 2001.

Hidup Sedunia 2016 yang jatuh pada 5 Juni dan puncaknya akan dilakukan di Riau adalah momentum tepat untuk melangkah maju," kata Peneliti CIFOR, Dr Herry Purnomo di Pekanbaru, Selasa, 19 Juli 2016. REDD+ di Kabupaten Siak Di Riau sendiri, Program REDD+ Partnership Indonesia bergerak dalam pemberian dukungan pada upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta peningkatan kapasitas dan institusi untuk pengelolaan hutan dan lahan melalui mekanisme positif REDD+. Upaya pencegahan dilakukan antara lain melalui pembangunan infrastruktur untuk pembasahan kembali lahan gambut seperti sumur bor maupun embung serta peningkatan kapasitas seperti Pelatihan Manajemen Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan berbasis Komunitas (CommunityBased Forest Fire Management (CBFFM)) dan pemanfaatan lahan bekas kebakaran hutan sehingga mendatangkan manfaat ekonomi sekaligus merehabilitasi lahan. Khusus di Kabupaten Siak sendiri telah dilakukan Pelatihan Manajemen Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan berbasis Komunitas (Community-Based Forest Fire Management (CBFFM)) dengan Pusdiklathut SDM-KLHK di kabupaten Siak, Provinsi Riau untuk memberikan bekal kepada masyarakat untuk mencegah dan memadamkan api.

Taman Nasional Zamrud ditetapkan berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 350/2016 dengan luas keseluruhan 31 hektar. Taman Nasional ini merupakan habitat dari satwa khas daratan Sumatra seperti Beruang madu, Harimau Sumatra, Biawak, Buaya Air Tawar dan primata Siamang. Penetapan status taman national ini dinilai sebagai langkah strategis dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) mengharapkan Taman Nasional Zamrud dapat menjadi model pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Walaupun di Indonesia, konversi lahan dan pembakaran tidak dibatasi oleh administrasi. "Taman Nasional Zamrud harus menjadi model dalam mencegah Karhutla. Hari Lingkungan

Program REDD+ Partnership merupakan bagian dari upaya kolektif penanganan perubahan iklim dibawah koordinasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia yang didukung ole Pemerintah Norwegia yang difasilitasi oleh UNDP Indonesia. http://www.reddplusid.org/


UPAYA PEMKAB SIAK DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN:

Komitmen

dan Semangat Pemerintah kabupaten Siak untuk

menuju Kabupaten Hijau tidak lepas dari peran serta dan kepedulian seluruh Masyarakat, Dunia usaha, Akademisi, LSM Pecinta Lingkungan, Siswa/Siswi Green Generation Siak dan stakeholder lainnya.

Pembangunan perkotaan yang berkelanjutan Kabupaten Siak, 2016 - 2021

Atribut kota berkelanjutan (sustainable city) : 1. 2.

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Perencanaan dan perancangan pembangunan kota berwawasan lingkungan melalui program-program kota hijau, kota pusaka dan water front city (Green design and planning) Peningkatan Jumlah open space di Kabupaten Siak, telah terdapat 10 Taman kota (Green open space) dengan luas 109.014 M2 Pengelolaan dan pengurangan sampah dan limbah; (Green waste) Penerapan bangunan gedung yang ramah lingkungan (Green Building) Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan (Green Transportation) Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta (Green Community) Pemanfaatan sumberdaya energi terbarukan (Green energy). Penerapan dan pengelolaan air secara efisien dan efektif (Green water).

KABUPATEN SIAK MENUJU KABUPATEN HIJAU

a.Membentuk Tim Perlindungan/pengawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. b.Fasillitasi dan pelestarian hutan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar Danau Bawah. c.Menerbitkan Peraturan Bupati tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. d.Membentuk tim satuan tugas KARHUTLA di Kabupaten Siak. e.Memfasilitasi dan menyelesaikan konflik pertanahan antara masyarakat dan perusahaan. f.membentuk Masyarakat Peduli Api (MP-API) dan penguatan kelembagaan Kampung Tangguh Bencana yang juga berfungsi untuk pencegahan dan penanggulangan KARHUTLA. g.Menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2015 tentang Penetapan kampung adat di Kabupaten Siak, dimana juga berfungsi untuk pelestarian hutan atau tanah adat. h.Mencanangkan Penanaman Serentak Gerakan Menanam Pohon. i.Melaksanakan penghijauan di daerah pemukiman. j.Mensyaratkan dokumen AMDAL untuk setiap kegiatan pembangunan. k.Menerbitkan Perda Kab Siak No. 1 Tahun 2014 tentang bangunan gedung yang mempersyaratkan minimal 30 % (tiga puluh persen) daerah hijau. l.Ikut serta dalam Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) untuk perwujudan ruang terbuka hijau sesuai Undang-undang Penataan Ruang No. 26 thn 2007. m.Menjadikan Kota Siak Sri Indrapura sebagai Sustainable Urban (Heritage) Development / Kota Pusaka. n.Turut serta dalam Program Rencana Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan. o.Melaksanakan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman di Kabupaten Siak. p.Bergabung dengan Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKOPSI). q. Bantuan Dunia Usaha dalam Penyediaan Tong Sampah, WC Portable, dan Tanaman Hijau. r. Adanya Kerja Sama Dunia Usaha-Masyarakat Pemerintah Kecamatan dalam Rangka Pencegahan dan Penan ggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan


Suryono, Petani Asal Kabupaten Siak Riau yang Berbagi Kisah di COP-22 Maroko suryono

Lelaki berusia 40 tahun dengan tampilan bersahaja itu mengawali kisahnya sebagai seorang petani yang berada di persimpangan. Ungkapan bernada cibiran di awal pembuka cerita ini dilontarkan oleh orangorang yang melihat lelaki itu memutuskan pindah jalur, dari petani sawit menjadi petani hortikultura.

BUPATI SIAK, SYAMSUAR TERIMA KUNJUNGAN SURYONO

Lelaki yang bernama Suryono itu menyebut, masyarakat sudah terlanjur menganggap sawit sebagai jalan keluar paling lumrah dan mudah untuk menyambung hidup. Mereka menganggap bercocok tanam sayur hanya buang-buang waktu, tak ada untungnya. Sawit memang telah menjadi sumber penghasilan mayoritas warga di Dusun Sukajaya, Kampung Pinang Sebatang Barat, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Namun dengan kerja keras dan ketekunan, Suryono mampu membalikkan persepsi umum masyarakat kampungnya.

Bupati Siak Syamsuar, Jum’at (18/11) menerima kunjungan Suryono petani sukses asal Tualang yang diundang ke Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di Marrakesh, Maroko. Saat itu Suryono tidak sendirian ia ditemani Aep Mahmudin Humas Distrik Minas Raso Kuning PT Arara Abadi bersama empat orang stafnya

Sekelumit cerita inilah yang disampaikan Suryono, petani asal Riau yang didaulat untuk berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB di Marrakesh, Maroko yang dihelat 7-18 November 2016. Mengapa KTT Perubahan Iklim 2016 yang kerap disebut dengan COP-22 itu perlu mengundang Suryono? Jawabnya ada di kisah inspiratif Suryono dalam berpindah jalur tadi. Transformasi dari petani sawit menjadi petani hortikultura merupakan lompatan yang tidak hanya membuat Suryono menjadi lebih sejahtera, tetapi juga selaras dengan upaya pengurangan dampak perubahan iklim. Praktik menanam sawit telah terbukti lebih banyak mendatangkan mudarat bagi lingkungan. Mulai dari proses di hulu yaitu pembukaan lahan yang lazim menggunakan teknik bakar, hingga rusaknya kualitas tanah dan pemborosan sumber daya air Dengan beralih menjadi petani hortikultura, Suryono telah meninggalkan praktik bertani yang mendegradasi lingkungan menuju praktik bertani ramah lingkungan

yang berkelanjutan. Tanaman hortikultura jauh lebih sustainable dibanding sawit, karena para petani bisa menggarap lahan yang sama hingga berkali-kali panen tanpa perlu membuka lahan baru. Suryono berujar bahwa ia beruntung karena mendapat binaan berupa pelatihan dan pinjaman modal lunak tanpa bunga, sehingga proses transisinya menjadi relatif lebih cepat. Dari sebelumnya menjadi petani sawit sejak tahun 2000, hingga pada tahun 2013 ia telah fokus total kepada tanaman hortikultura saja. Beberapa jenis sayuran dan buah yang ditanam antara lain kangkung, bayam, cabai, melon, semangka, kacang panjang, timun, jambu, pepaya, dan jagung. Suryono mengatakan ia sengaja untuk tidak fokus kepada satu tanaman saja, karena sifat tanaman hortikultura yang musiman. Dengan begitu, sepanjang tahun ia dapat terus menanam. Produk sayur unggulannya adalah bayam, sedangkan buah berupa pepaya dan jambu. Sayur bayam menjadi andalan Suryono. Dengan lahan ½ hektar, sayur ini menghasilkan Rp 15 juta per bulan. Bandingkan dengan 1 hektar lahan sawit yang menghasilkan Rp 2-3 juta per bulan saja. Suryono juga telah berhasil menjadi pelopor pemasok sayuran ke pasar tradisional setempat. Ini bukan perkara mudah, karena sebelumnya pasar dikuasai para

tengkulak yang telah lama beroperasi memasok sayuran dari Pekanbaru. Setelah sekitar satu tahun berdagang sayuran, satu per satu petani lain mengikuti jejaknya. Kini, pasar tradisional tersebut telah ramai oleh pasokan sayuran lokal, tidak lagi bergantung dari luar daerah. Sukses dengan menanam sayuran, impian Suryono selanjutnya adalah mendirikan taman wisata buah-buahan untuk menarik minat masyarakat terhadap buah, sehingga para petani juga menjadi tertarik untuk menanam buah-buahan. Suryono juga turut aktif dalam program DMPA yang memang sejalan dengan alur kisahnya. Program ini bertujuan untuk menempatkan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sebagai subyek aktif untuk mandiri secara ekonomi melalui program agroforestri atau wanatani. Muara program ini adalah pencegahan kebakaran, serta penyelesaian konflik lahan. Pesan terakhir Suryono ketika berada di Maroko ditujukan kepada para petani Indonesia, khususnya yang bercocok tanam hortikultura. "Semoga nasib petani hortikultura dapat meningkat lagi, karena dengan ragam tanamannya, praktik bercocok tanam hortiklutura dapat dilakukan sepanjang musim. Dan yang lebih penting, ini juga berkaitan dengan ketersediaan pangan bagi masyarakat," ucap Suryono.

Syamsuar yang saat itu didampingi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Robiati mengaku bangga atas keberhasilan dan kegigihan dari petani tersebut. “Saya merasa bangga atas keberhasilan Pak Suryono. Inikan aneh ya, disaat orang-orang menanam sawit ia malah beralih menanam sayuran,� canda Syam. Bupati dengan senyum khasnya meminta agar Suryono bisa membagi ilmu dan pengalamannya kepada petani lain. Mudah-mudahan banyak petani sawit kita yang berangsur-angsur menanam sayuran, harapnya. Sementara itu Aep Mahmudin Humas PT Arara Abadi mengatakan, program yang kami jalankan adalah Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang kita gulirkan di Desa Pinang Sebatang Barat kecamatan Tualang. Bantuannya berupa budidaya Sapi, Kambing, Perikanan dan budidaya tanaman holtikultura. Dana yang kami gulirkan sebesar 229 juta rupiah untuk desa-desa binaan kami, yang selanjutnya akan di berikan kepada petani-petani dan peternak lainnya. Sehingga dana yang kami kucurkan tersebut dapat berkembang lagi. Dan Hasil tanaman holtikultura dari para petani tersebut kita bantu untuk memasarkannya,jelasnya. Harapan terbesar Suryono dengan tampilnya ia di COP-22 ini adalah memberikan motivasi kepada para petani terutama golongan ekonomi ke bawah untuk membangkitkan pertanian. Kuncinya adalah bagaimana petani dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas produksinya agar siap dalam menghadapi persaingan dan tantangan.


Perhatian dan kecintaan akan lingkungan membuat Toni, siswa kelas XII MAN Siak ini jadi peserta terbaik satu, dalam ajang jambore generasi hijau, kategori Green Generation Award 2015 di Balikpapan,Provinsi Kaltim. Toni, dinilai lebih unggul dari 58 peserta lainnya yang berasal dari 17 provinsi di tanah air. Di Riau hanya dua yang diutus, satu dari Siak dan satu dari Pelalawan. Pada kesempatan Tersebut Toni meraih juara terbaik I. Sungguh sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Ide Toni dalam penataan lingkungan tergolong simple. Ia melihat botol-botol minuman berserakan di tempat sampah. Botol tersebut rata-rata habis diminum. Padahal botol itu dapat dimanfaatkan kembali, dengan mengisi ulang. Bayangkan saja, dengan penghematan ini, berapa banyak dapat atasi pencemaran lingkungan. Botol plastik bagi anak kedua dari tiga bersaudara ini tak larut dalam tanah. Karena terbuat dari bahan kimia. Sekiranya masing-masing kita mau dan peduli memanfaatkan hal ini, tentu bisa mengurangi pencemaran.

Bupati dan Wakil Bupati Siak Memberikan Motivasi Kepada Generasi Hijau

Pada Tahun 2016 Kembali diutus delegasi Riau dan khususya Siak mendapatkan juara umum Pandawa Kencana pada Pandawa Environmental Award Tingkat Nasional Tahun 2016 di Mamuju, Sulawesi Barat 21 oktober 2016 saat penutupan Jambore Generasi Hijau 2016 dengan kategori : The best Young leader 2016, mister green generation 2016, the best mentor and development 2016, the best green generation action 2016, the best local campaign 2106, the best school (MAN Siak). Setelah pulang dari Mamuju, ketiga siswa tersebut yang merupakan delegasi siak, Riau berkunjung ke Kantor Bupati Siak untuk bertemu dengan Bapak Bupati dan Wakil Bupati sambil membawa piala yang mereka raih pada jamboree generasi hijau tersebut.

Aksi Green Generation Siak

setelah beraudiensi bersama Bupati Siak Bapak Drs.H.Syamsuar,M.Si dan Wakil Bupati Siak Bapak Drs.H.Alfedri,M.Si, Beberapa project akan dilakukan satu tahun ke depan guna mewujudkan generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan dalam nuansa program Siak sebagai Kabupaten Hijau dan Kota yang Bersih,indah,dan nyaman. Sesuai dengan rencana Kota Bontang, Kalimantan Timur diusulkan sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan jambore generasi hijau pada 2017, sedangkan Kabupaten Siak, bersiap-siap sebagai tuan rumah pada tahun 2018. Pada Tahun 2017 Ini Toni Kurniawan diberikan amanat sebagai Pengembangan Organisasi Green Generation Daerah Sumatera. Selamat Bertugas!!

Penerimaan Anugerah Juara Umum Terbaik Tahun 2016

TONI KURNIAWAN







Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.