BULETIN TJSL / CSR SIAK (EDISI 2013)

Page 1

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


DAFTAR ISI :

BULETIN TJSL KAB. SIAK Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

edisi 1- 2013

Cermati Batasan PKBL dan TJSL istilah Program PKBL (Kemitraan dan Bina Lingkungan), TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), dan CSR memiliki perbedaan mendasar. Penulisan artikel kali ini didorong pengalaman saya ikut berbagai diskusi di negara tercinta ini. Dalam banyak diskusi para pembicara mengartikan istilah CSR, PKBL, TJSL berdasarkan persepsi mereka sendiri dengan referensi sangat minim. Akibatnya, pemahaman istilah tersebut mengarah pada arti yang salah.... (Magister Management-Corporate Social Responsibility (MM-CSR) Universitas Trisakti.)

PENANGGUNG JAWAB Drs. H. Yan Pranajaya, M.Si (Ketua Forum CSR Kab. Siak)

REDAKTUR Ir. H. Wan Muhammad Yunus, MT (Sekretaris Bappeda Kab. Siak) Azmarman Yohanto, M.Si (Kabid Litbang Bappeda Kab. Siak)

PENYUNTING/EDITOR Ade Hendri Alamsyah, SE DESAIN GRAFIS Hendrizal, S.Kom SEKRETARIAT CSR Andi Darmawan, ST Muhamad Rafi, S.Sos

PERDA TJSL SIAK DI SAHKAN Realisasi dan pelaksanaan program bina lingkungan, serta alokasi kewajiban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) di Kabupaten Siak kini memiliki alur yang jelas. Pasalnya, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan untuk wilayah Kabupaten Siak tersebut telah disahkan. Pembahasan Ranperda ini akhirnya mendapat persetujuan penuh dari 25 anggota DPRD Kabupaten Siak melalui Rapat Paripurna yang berlangsung cukup cepat. Usulan yang muncul sejak Rapat Paripurna Dewan pada tanggal 25 Januari 2012 silam...

Etika Dan Bisnis CSR Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajibankewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajibankewajiban di atas. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal...

SEKRETARIAT FORUM CSR KAB. SIAK Gedung Kantor BAPPEDA Lt.II Kompleks Perkantoran Tanjung Agung Sungai Mempura - Siak Sri Indrapura email: csr_siak@yahoo.co.id website : www.bappeda.siakkab.go.id/csr

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


SEKAPUR SIRIH Assalamualiakum wr.wb Puji Syukur terhatur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Atas izin-Nya buletin TJSL Kab. Siak edisi Pertama bisa hadir ditengah-tengah pembaca. Pada kesempatan ini redaksi menyajikan topik utama yang menarik dan penting untuk disimak, yaitu pembentukan forum CSR Kabupaten Siak. Sejalan dengan telah dideklarasikan program CSR Kab. Siak melalui pembentukan Forum CSR pada tanggal 1 Maret 2012, Sebagai sebuah semangat kerjasama Pemerintah dan Dunia Usaha dalam percepatan Pembangunan di Kabupaten Siak, menjadi penting untuk disiapkan berbagai langkah konkrit dalam rangka implementasinya. Sesuai dengan tema CSR “Membangun Sinergisitas Program CSR antara Pemerintah dan Korporasi�, perlu untuk dapat memberikan data dan informasi terkait tema tersebut.

.

Keberhasilan sebuah mekanisme kerja sangat bergantung kepada komitmen seorang pimpinan. Alasan ini yang mendorong keseriusan dan komitmen pimpinan perusahaan untuk lebih peduli Ketua Forum CSR Kab. Siak terhadap lingkungan, tidak hanya peduli pada sisi ekonomi dan sosial saja. Bahkan, saya meminta Drs. H. Yan Pranajaya, M.Si kepada seluruh mitra dunia usaha untuk mengambil langkah nyata dalam membuat perbaikan dan kontribusi positif, khususnya di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Melalui pendekatan pembangunan berkelanjutan ini, seluruh pemangku kepentingan akan terjaga kepentingannya, sehingga akan tetap pada jalurnya, fokus dan dapat secara terus-menerus meningkatkan kualitas lingkungan yang nantinya akan bermuara kepada keberlanjutan sebuah kehidupan. Bukankah di dalam konsep sustainable development, telah ternyatakan sebuah logika yang tak terbantahkan bahwa keberlanjutan sebuah kehidupan tidak hanya bersandar pada kepentingan ekonomi dan sosial saja, namun juga kepentingan lingkungan hidup. Pemerintah Kabupaten Siak dalam hal ini memberikan Apresiasi yang tinggi Kepada Perusahaan yang telah memberikan bantuannya diwilayah kerja kabupaten siak, tentunya dengan bantuan yang telah dikontribusikan kepada masyarakat diharapkan dapat dimanfaatkan serta dipelihara dengan baik oleh masyarakat. Wassalamualaikum wr.wb

PRODUK CSR LAINNYA :

Buku CSR ini terbit pada desember 2013 berisikan program kegiatan perusahaan diwilayah kerja kabupaten siak, dalam buku ini berisi panduan tentang serta cara mengintegrasikan kegiatan CSR dalam strategic management perusahaan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, buku ini membahas pula mengenai maksud dan tujuan pembentukan forum csr kabupaten siak serta langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengimplementasikan CSR di kabupaten Siak , sehingga dampak kegiatannya terencana dan efektivitasnya terukur dari sisi penerima, perusahaan dan pemangku kepentingan lainnya.

Buku ini berisi tentang Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 . Dalam PP ini, perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Turunan dari PP ini adalah Perda No.6 Tahun 2012 Tentang tanggung jawab sosial perusahaan di Provinsi Riau serta PP No.1 Tahun 2013 Tentang tanggung jawab sosial dan Lingkungan di Kabupaten Siak yang terdapat di dalam isi buku tersebut.

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Sekilas Tentang CSR CSR

berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan serta tanggung jawab sosial perusahaan", dimana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang. Kepedulian Kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi didalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengahruskan suatu perusahaan dalalm pengambilan keputusanya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap suatu pemangku kepetingan (stakekholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Bisnis adalah aktivitas mulia, didalamnya terdapat suatu kegiatan, ekonomi penciptaan lapangan kerja dan mendatangkan konstribusi pajak dll. Alangkah indahnya jika bisnis dijalankan tidak hanya sekedar mencari profitabilitas semata, namun juga dengan penuh martabat dan hati nurani karena sesungguhnya "sebaikbaik manusia adalah mereka yang keberadaannya bermanfaat untuk orang banyak". Bappeda berperan Sebagai fasilitator yang akan melakukan sosialisasi dan informasi kepada para perusahaan/dunia usaha yang berada di Kabupaten Siak, sehingga berkomitmen untuk berjalan seiring sejalan dengan pemerintah kabupaten Siak dalam mengurangi permasalahan sosial dan lingkungan. Dengan harapan terlaksannya Forum ini dapat membangun sinergisitas antara program pemerintah untuk masyarakat dan begitu pula program perusahaan untuk masyarakat, guna mencapai profitabilitas dan sustaintabilitas yang maksimal untuk kepentingan masyarakat di wilayah kabupaten siak.

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Wakil Bupati Siak Drs. H. Alfedri, M.Si membuka Seminar dan Pembentukan Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Kabupaten Siak Raja Indra Pahlawan Meeting Room Kantor Bupati Siak, Kamis, 1 maret 2012

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


H

adir pada kesempatan tersebut Unsur Muspida Kabupaten Siak, Anggota DPRD Kabupaten Siak, Sekretaris Daerah Kabupaten Siak Drs.H.Amzar, Bappeda Provinsi Riau, Pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Siak, Pimpinan atau Perwakilan dari pihak Perusahaan, BUMD Siak, Lembaga dan Organisasi terkait. Dalam sambutannya Alfedri mengatakan melaksanakan proses pembangunan dalam upaya mencapai tujuan serta mensejahterakan masyarakat dalam artian luas tentunya tidak bisa hanya dikerjakan oleh pemerintah saja, melainkan ada peran serta dari masyarakat dan dari dunia usaha. Karena pembangunan tidak cukup hanya dilakukan oleh pemerintah namun perlu dukungan dari dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), maka diperlukan suatu wadah atau forum CSR agar lebih terjaganya komitmen perusahaan untuk bersama-sama pemerintah membangun daerah. Upaya pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak dalam semua sektor tanpa kecuali dijabarkan dalam program strategis yang tertuang dalam APBD yang dilaksanakan setiap tahun. Bagaimana kita mengupayakan pembangunan ini secara berkelanjutan, tidak terhenti karena mengandalkan sumber daya alam saja. Untuk itu keterlibatan dunia usaha sangat diharapkan karena tanggungjawab sosial dan lingkungan. Ruang lingkup dari pelaksanaan program CSR oleh perusahaan ini bisa di sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan,

lingkungan dan kegiatan sosial lainnya. CSR ini adalah bagian komitmen perusahaan untuk ikut bersama pemerintah, didalam melaksanaan terhadap tanggungjawab sosial. Melalui forum ini, lanjutnya, antara perusahaan akan dapat berbagi pengalaman dalam pengelolaan CSR, dan meningkatkan kompetisi pengelolaannya yang mampu memberdayaan masyarakat serta mensinergikan dengan program pemerintah. Kontribusi CSR perusahaan di kabupaten Siak, masih sangat rendah. Untuk itu dia berharap melalui seminar dan pembentukan forum CSR ini nantinya, diharapkan fihak-fihak terkait kian tumbuh kesadarannya dengan merujuk kepada undangundang yang mengatur tentang CSR ini, harapnya. Sebelumnya Sekretaris Bappeda Kabupaten Siak Wan Muhammad Yunus, ST,MT dalam laporannya mengatakan Seminar dan Pembentukan Forum CSR bertujuan untuk mendapatkan masukan dan pengertian yang menyeluruh tentang CSR, terjadinya hubungan kerjasama dan harmonisasi program pemerintah kabupaten Siak dengan Perusahaan melalui program CSR perusahaan dan menyusun program CSR yang tepat sasaran. Sebagai Pembicara dari Kapolres Siak, Nara Sumber dari Kemendagri dan dari lembaga The La Tofl School Jakarta. Acara dilanjutkan dengan musyawarah pembentukan Forum CSR kabupaten Siak dan Ekspos program CSR Perusahaan serta diskusi dengan para Camat yang bertempat di Hotel Yasmin pada hari Jumat 2 Maret 2012.(Hms/Ramli.S)

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 2

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


DOKUMENTASI

Registrasi Peserta dari Perusahaan

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 3

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Pemaparan Narasumber CSR - Tim CSR jakarta, The Latofi School of CSR Buletin TJSL Kab. Siak

Page 4

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Bupati Siak Buka Pertemuan Forum CSR Dan Workshop CSR Kamis, 14 NOVEMBER 2012

Forum Corporate Social Responsibily (CSR) Kabupaten Siak mengadakan pertemuan, Rabu (14/11) di GBC PT Chevron Minas. Pertemuan ini dibuka Bupati Siak Drs.H. Syamsuar MSi.

Bupati Siak, Drs. H. Syamsuar, M.Si saat memberikan sambutan pada pertemuan Forum CSR Kab.SIak

dunia usaha akan lebih terarah dan tepat sasaran.

Bupati menyampaikan, dengan telah dibentuknya Forum CSR Kabupaten Siak berdasarkan surat keputusan Bupati Siak nomor 91/HK/KPTS/2012 tanggal 5 Maret 2012, ke depannya program-program CSR yang akan dilaksanakan pelaku

‗‘Kita menyadari bahwa pembangunan Kabupaten Siak bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, namun perlu keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh masyarakat dan dunia usaha,‘‘ ungkap bupati. Hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Siak Zulfi Mursal, dinas/badan di lingkungan Pemkab Siak dan pimpinan/perwakilan perusahaan. Diakuinya, peran dunia usaha di Kabupaten Siak telah memberikan kontribusi pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pengembangan wilayah. Namun demikian, peran serta pelaku usaha dalam pembangunan di Kabupaten Siak masih belum signifikan, masih ada pelaku yang enggan dan merasa tidak punya kepentingan terhadap pembangunan di Siak. Untuk itu, bupati mengimbau dan mengingatkan kepada para pelaku usaha untuk memahami konsep pembangunan berkelanjutan dengan bijak, serta mempolakan kerja sama dan sinergisitas bersama Pemkab Siak melalui pengembangan program CSR. Dengan program CSR yang dialokasi oleh Buletin TJSL Kab. Siak

Page 5

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


dunia usaha untuk masyarakat tempatan dapat lebih tepat sasaran. ‗‘Bila kita telaah lebih dalam, CSR dapat dikatakan sebagai tabungan masa depan bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bukan sekadar bentuk finansial, melainkan rasa kepercayaan dari masyarakat sekitar dan stakeholder lainnnya terhadap perusahaan,‘‘ paparnya. General Manager PGPA PT Chevron Usman Slamet mengatakan sangat menyambut baik terbentuknya Forum CSR di Kabupaten Siak. Program CSR harus didasarkan kepada keperluan masyarakat, bukan sekadar keinginan. ‗‘Diharapkan program CSR dapat menggagas pemetaan sosial di Kabupaten Siak, sehingga menjadi filter agar CSR yang dijalankan merupakan hasil ekstraksi dari potret keperluan masyarakat,‘‘ ungkapnya. -Sementara itu Ketua Forum CSR Kabupaten Siak, Yan Prana mengatakan, Forum CSR sudah disahkan oleh Bupati Siak.‘Dengan terbentuknya forum ini perlu diadakan pertemuan anggota. Dengan tujuan untuk meningkatkan silaturahmi serta membahas program apa yang akan dilakukan oleh masing-masing perusahaan dalam program CSR-nya,‘‘ tukas Yan.(rnl) –

Dok (dari kiri ke kanan) : Ketua Forum CSR Kab.Siak, Pimpinan PT. Chevron, Bupati Siak, dan Ketua DPRD Siak. (Minas, 14 November 2012)

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 6

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


DOKUMENTASI

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 7

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


PERTEMUAN FORUM CSR KAB.SIAK TAHUN 2013 - PT. CHEVRON Minas, 14 November 2012

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 8

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Sekretariat CSR Kabupaten Siak Hadiri Konferensi Nasional CSR 2013 Jakarta. Rabu, 1 Mei 2013 Bertempat di LS Luwansa Hotel, di Jakarta, Rabu 1 mei 2013. Konfrensi ini diadakan dengan tujuan untuk menyamakan persepsi mengenai CSR dan membangun sinergi untuk perbaikan kesejahteran sosial. Konfrensi ini dihadiri sekitar 140 peserta dari kalangan BUMN, Pemda, perguruan tinggi, serta pengiat CSR dan pengurus forum CSR daerah dari berbagai wilayah di tanah Air. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri meminta pertanggungjaw-aban sosial perusahaan (CSR) lebih fokus pada penanganan masalahmasalah sosial khu-susnya yang ada di sekitar pe-rusahaan. ―Kami ingin agar CSR lebih fokus sebab masalah sosial ini sangat banyak. Misalnya den-gan membuat proyek perconto-han supaya tidak parsial dan se-cara profesional,‖ kata Mensos usai membuka Konferensi Nasi-onal CSR bidang kesejahteraansosial di Jakarta, Rabu (1/5). Mensos mengakui selama ini dunia usaha sudah berbuat cu-kup banyak melalui CSR mere-ka namun masih secara parsial. Dia mencontohkan peran du-nia usaha pada penanganan masalah sosial misalnya seper-ti dalam program Bedah Kam-pung dimana sudah banyak pe-rusahaan yang bersedia bekerja sama dengan Kementerian

Sosial maupun pemerintah daerah untuk membantu merehabilitasi sosial rumah tidak layak huni. ―Kalau hanya mengandalkan APBN saja program akan berja-lan lambat semua. Bayangkan saja Kementerian Sosial hanya punya anggaran untuk mere-habilitasi 15.000 rumah tapi target kita ada 100.000 rumah yang direhab, selebihnya itu kita harapkan peran dunia usaha dan masyarakat,‖ ujar Mensos. Untuk itulah pentingnya ke-mitraan dengan berbagai pihak seperti dunia usaha, organisasi non pemerintah nasional mau-pun internasional serta ma-syarakat guna menyelesaikan permasalahan sosial yang ada. Lebih lanjut Salim men-gatakan lebih cenderung untuk membuat pelayanan satu pintu yang melayani berbagai perma-salahan sosial termasuk untuk pelayanan pencari kerja, lansia, anak terlantar dan masalah so-sial lainnya. ―CSR bisa membuat semacam pelayanan satu pintu yang ter-padu untuk berbagai perma-salahan sosial dan nanti pen-anganannya secara profesion-al,‖ tambah Salim. Dia mengatakan Kementerian Sosial siap membantu memep-ersiapkan sumberdaya manu-sia yaitu pekerja sosial masyara-kat maupun pekerja sosial yang profesional.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 9

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Penghargaan pelopor CSR Antara juga memberitakan PT Indocement Tunggal Prakarsa dan PT Aneka Tambang Perse-ro Tbk mendapat penghargaan pelopor ―CSR‖ (tanggung jawab sosial perusahaan) dari ―The La Tofi­School­of­CSR‖ yang diserah-kan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri. ―Kedua

yai-tu Gubernur Jawa Tengah Bib-it Waluyo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bontang Adi Darma. ―Para tokoh penerima penghargaan ini berperan dalam mendirikan Forum CSR,‖ tambah La Tofi.

perusahaan ini mem-pelopori adanya direktur CSR dan menjadi contoh bagi peru-sahaan lain dalam CSR,‖ kata Ketua Nasional Forum CSR La Tofi di Jakarta, Rabu.Tanggung jawab sosial perusahaan atau ―corporate so-cial responsibility‖ (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisa-si atau perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terha-dap konsumen, karyawan, pe-megang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Selain kedua perusahaan tersebut terdapat tiga tokoh yang dinilai berperan besar dalam membentuk ―Forum CSR‖

Forum CSR merupakan ben-tuk kemitraan antara dunia usaha dengan kepala daerah,terutama untuk dorongan pem-berdayaan masyarakat yang tinggal disekitar perusahaan. Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengharapkan, peng-hargaan pelopor CSR menjadicontoh bagi perusahaan yang lain untuk terus mengembang-kan program-program CSR, ter-utama untuk penanganan ma-salahmasalah sosial.―Kita inginkan dunia usaha melalui CSR-nya lebih fokus pada penanganan masalah-ma-salah sosial disekitarnya,‖ katanya.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 10

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD

I

ntervensi pemerintah daerah (Pemda) terhadap pelaksanaan CSR apakah membantu atau mempersulit? Teorinya seharusnya membantu, karena Pemda tentu mempunyai perencanaan pengembangan daerah yang tak semuanya dapat terlaksana akibat keterbatasan dana. Hal ini yang memberi peluang besar kepada sektor swasta dan BUMN yang bersedia membantu. Selain itu, secara teoritis, Pemda seharusnya mampu meletakkan prioritas untuk mensinergitaskan program pengembangan dan program-program CSR perusahaan. Tapi, mengapa masih banyak kemiskinan di daerah sehingga mencari sesuap nasi saja sulit? Mengapa masih banyak infrastruktur yang kurang memadai, sekolah negeri

yang reyot, dan lahanlahan tandus yang terbengkalai? Padahal bila "teori-teori" di atas dipenuhi, seharusnya masalah di atas dapat dikurangi. Di lain pihak mengapa banyak BUMN lebih menyukai melakukan kegiatan PKBL secara langsung kepada komunitas? Berdasarkan berbagai publikasi, banyak Pemda menghimbau perusahaan untuk menyerahkan dana CSR-nya untuk diimasukkan dalam APBD. Hal ini sangat bertentangan dengan hakekat CSR. Sebab, CSR adalah kebijakan strategis perusahaan untuk meningkatkan reputasi perusahaan dan memberiikan kembali (giveback) kepada masyarakat dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Caranya dengan membangun infrastruktur (sekolah, jalan dan lainnya), menyalurkan dana kemitraan dengan bunga rendah, maupun memberi pendampingan untuk give-back tersebut. Prioritas dan sasaran utama CSR adalah untuk pemangku kepentingan yang paling legitimate (legitimate stakeholders). Para legitimatestakeholders

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 11

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


yang mengetahui dan berinteraksi langsung dengan perusahaan melalui kegiatan CSR akan merasa lebih dekat dengan perusahaan dan berterima kasih. Bentuk rasa terima kasih bisa dalam bentuk tidak menggangggu jalannya operasi perusahaan, menceritakan kepada teman-temannya atas pengalaman menyenangkan yang mereka alami, bahkan menjadi pelanggan setia. Dengan demikian CSR harus ada pengembalian (return) bagi perusahaan. Jika dana CSR disalurkan Pemda, maka tidak tercapai sasaran CSR dan identitas perusahaan tidak dikenali oleh masyarakat. Problema lain jika dana CSR diberikan untuk APBD: Siapa yang bisa menjamin good governance dari penggunaan dana tersebu? Apa yang akan diperoleh perusahaan sebagai return dari CSR mereka? Para pegawai dalam perusahaan yang berusaha sepanjang tahun untuk menghasilkan keuntungan, pada akhirnya harus menyerahkannya untuk tujuan yang tidak jelas. Di sini ada ketidakadilan, jadi bertentangan dengan sila kelima dari Pancasila. Jangan pula terjadi Pemda menggunakan alasan meminta dana CSR dengan

―senjata‖ pemberian izin. Jika perusahaan tak memberikan dana CSR, maka proses perizinan dipersulit bahkan izinnya tak dikeluarkan. Misalkan IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang merupakan kartu truf mematikan bagi perusahaan tambang. Hal ini menempatkan perusahaan pada posisi "makan buah simalakama". Jika tak diberi, tak dapat izin. Jika dana diberikan, program CSR tak jalan dan melangggar kode etik good corporate governance, sehingga menjadi socially irresponsible. Di ranah pengembangan perekonomian masyarakat lokal, Pemda hendaknya tidak mempersulit pelaksanaan CSR. Miisalnya dengari memperpanjang birokrasi dan pada akhirnya meningkatkan biaya. Contohnya dengan memaksa pembentukan tim pelaksana kegiatan CSR yang konsekuensinya adalah honor anggota tim. Sebenarnya Pemda tidak perlu mengeluarkan ―truftruf‖ untuk perusahaan. Sebab, perusahaan pada umumnya sangat paham tujuan strategis kegiatan CSR mereka. Justru sebaiknya Pemda harus menciptakan suasana kondusif untuk memotivasi perusahaan-perusahaan

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 12

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


ber-CSR. Dengan memberikan dukungan penuh, maka dijamin reputasi dari Pemda dan dukungan bagi Pemda tersebut akan meningkat. Jadi, pada akhirnya ada return yang diperoleh Pemda. Kerja sama perusahaan dan Pemda boleh dalam bentuk apa saja, selain penyaluran dana CSR kepada Pemda. Misallkan dengan memberikan data asosiasi UKM, mempercepat urusan perizinan usaha bagi UKM binaan perusahaan dan sebagainya, sehingga dapat dicari titik temu antara program CSR dan program

Pemda. Bentuk dukungan Pemda kepada perusahaanperusahaan hakikatnya merupakan social responsibility dari pemerintah daerah. Di lain pihak, perusahaan sebaiknya lebih membuka diri dan memberi peluang kepada Pemda untuk membantu mereka secara positif melalui dialog. *Direktur CECT/

Direktur Program MM CSR Universitas Trisakti. Artikel ini telah dimuat dalam Majalah Mitra, Media PKBL BUMN.

Judul Buku : Corporate Social Responsibility (CSR) Penulis

: Dr. Hendrik Budi Untung, SH, CN, MM

Penerbit

: Sinar Grafika

Edisi

: Soft Cover

Bahasa

: Indonesia

Sinopsis Buku: Buku ini menganalisis dengan cerdas tentang CSR (Corporate Social Responsibility) meliputi arti, manfaat, kategori perusahaan menurut CSR; beberapa produk hukum yang mengatur tentang pelaksanaan dan kisah sukses dunia usaha bidang CSR; dilampiri UU No. 40 Tahun 2007 dan UU No. 25 Tahun 2007 tentang penanaman modal.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 13

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


merumuskan dan mempromosikan tanggung jawab sosial sektor usaha dalam hubungannya dengan masyarakat dan lingkungan.

P

embangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dunia usaha berperan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangan pula faktor lingkungan hidup. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, aspek sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut triple bottom line. Sinergi dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Seiring dengan pesatnya perkembangan sektor dunia usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi, berbagai kalangan swasta, organisasi masyarakat, dan dunia pendidikan berupaya

Namun saat ini – saat perubahan sedang melanda dunia – kalangan usaha juga tengah dihimpit oleh berbagai tekanan, mulai dari kepentingan untuk meningkatkan daya saing, tuntutan untuk menerapkan corporate governance, hingga masalah kepentinganstakeholder yang makin meningkat. Oleh karena itu, dunia usaha perlu mencari polapola kemitraan (partnership) dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerjanya agar tetap dapat bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusa haan yang mampu bersaing. Upaya tersebut secara umum dapat disebut sebagai corporate social responsibilityatau corporate citizenship dan dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berpengaruh atau berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 14

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya merupakan kegiatan karikatif perusahaan dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata. Implementasi konsep sustainable development dalam Program CSR Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan programprogram CSR karena melihat hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (cost center). CSR memang tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan melakukan program-program CSRdiharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu, program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan.

Dengan masuknya program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk mengimplementasi kan rencana kegiatan dari program CSR yang dirancangnya. Dilihat dari sisi pertanggung jawaban keuangan atas setiap investasi yang dikeluarkan dari programCSR menjadi lebih jelas dan tegas, sehingga pada akhirnya keberlanjutan yang diharapkan akan dapat terimplementasi berdasarkan harapan semua stakeholder. Mengapa Program Sustainable.

CSR

harus

Pada saat ini telah banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar yang telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, apakah itu dalam bentuk community development, charity, atau kegiatan-kegiatan philanthropy. Timbul pertanyaan apakah yang menjadi perbandingan/perbedaan antara program community development, philanthropy, dan CSR dan mana yang dapat menunjang berkelanjutan (sustainable)? Tidak mudah memang untuk memberikan jawaban yang tegas terhadap pertanyaan diatas, namun penulis beranggapan bahwa ―CSR is the ultimate level towards sustainability of development‖. Umumnya kegiatankegiatan community development, charity maupunphilanthropy yang

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 15

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


saat ini mulai berkembang di bumi. Indonesia masih merupakan kegiatan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya. Dan sering kali kegiatannya belum dikaitkan dengan tiga elemen yang menjadi kunci dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Namun hal ini adalah langkah awal positif yang perlu dikembangkan dan diperluas hingga benar-benar dapat dijadikan kegiatan Corporate Social Responsibility yang benarbenar sustainable. Selain itu program CSR baru dapat menjadi berkelanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan. Melakukan program CSR yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar baik kepada perusahaan itu sendiri maupun para stakeholderyang terkait. Sebagai contoh nyata dari program

CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan semangat keberlanjutan antara lain, yaitu: pengembangan bioenergi, melalui kegiatan penciptaan Desa Mandiri Energi yang merupakan cikal bakal dari pembentukan ecovillage di masa mendatang bagi Indonesia. Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut. Program CSR tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung, bila ada iklan atau kegiatan PR mengenai program CSR yang dilakukan satu perusahaan, itu merupakan himbauan kepada dunia usaha secara umum bahwa kegiatan tersebut merupakan keharusan/tanggung jawab bagi setiap pengusaha. Sehingga dapat memberikan pancingan kepada pengusaha lain untuk dapat berbuat hal yang sama bagi kepentingan masyarakat luas, agar pembangunan berkelanjutan dapat terealisasi dengan baik. Karena untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri semua dunia usaha harus secara bersama mendukung kegiatan yang terkait hal tersebut. Dimana pada

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 16

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


akhirnya dunia usaha pun akan menikmati keberlanjutan dan kelangsungan usahanya dengan baik. Manfaat dari program CSR bagi perusahaan di Indonesia Memang pada saat ini di Indonesia, praktek CSR belum menjadi suatu keharusan yang umum, namun dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR akan semakin besar. Tidak menutup kemungkinan bahwa CSR menjadi kewajiban baru standar bisnis yang harus dipenuhi seperti layaknya standar ISO. Dan diperkirakan pada akhir tahun 2008 mendatang akan diluncurkan ISO 26000 on Social Responsibility, sehingga tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program CSR dijalankan oleh perusahaan apabila menginginkan keberlanjutan dari perusahaan tersebut. CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan

kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) – konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung. Sekali lagi untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR, diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa datang. Perusahaaan perlu bertanggung jawab bahwa di masa mendatang tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus menjadi manusiawi, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari esok. (copyright@timotheus_lesmana)

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 17

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Kunjungan Menhut ke BPPM Sinar Mas Forestry

Dunia Usaha Harus Jawab Kebutuhan Rakyat Fenty/Terbit — HARIAN TERBIT

RIAU — Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengunjungi Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) Sinarmas Forestry di Desa Pinang Sebatang Barat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau pada Senin (26/8).

D

alam kunjungannya, Menhut mengapresiasi upaya Sinar Mas Grup itu dalam memaksimalkan corporate social responsibility (tanggungjawab sosial perusahaan) menjadi creating share value (CSV) atau menciptakan nilai sharing kepada masyarakat. Menurutnya, membangun CSV harus diupayakan sehingga operasional perusahaan yang bisa menjadi bisnis yang berkelanjutan dengan dukungan masyarakat setempat serta keterlibatan pekerjanya menjadi model yang mendunia.

―Kita pahami bahwa entitas bisnis adalah menumpuk keuntungan. Tetapi dalam rangka keberlanjutan, tidak cukup hanya keuntungan semata, tetapi juga bagaimana menjawab kebutuhankebutuhan masyarakat, pelanggan, pekerja dan generasi mendatang yang terus berkembang kebutuhannya,‖ jelas menhut. Saat ini di Sinar Mas Group juga sedang menjalani transformasi dari CSR ke CSV. Secara prinsip ada perbedaan antara CSR dengan CSV. CSR menekankan tujuan, sedangkan CSV fokus keuntungan ekonomi dan masyarakat terhadap bagaimana biaya dilakukan berdasarkan penciptaan nilai bersama antara perusahaan dan masyarakat setempat. Selain itu dalam CSR landasannya adalah response perusahaan terhadap tekanantekanan masyarakat/LSM, sedangkan pada CSV adalah keterpaduan antara perusahaan, masyarakat dan pekerja untuk meningkatkan kunggulan yang terpadu antara profit, planet dan people.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 18

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


―Oleh karena itu saya merasa senang dan bangga terhadap PT Arara Abadi Sinarmas Forestry yang telah sukses dalam CSR termasuk melalui Balai Pelatihan dan Pengembangan Masyarakat (BPPM) sebagai balai pelatihan bagi masyarakat sekitar terkait program community development. Saya berharap bahwa akan terjadi transformasi CSR ke CSV di Sinar Mas Group dan ini penting. Untuk menuju pengelolaan hutan lestari berkaitan dengan fungsi produksi, fungsi ekologis dan fungsi sosial,‖ papar menhut. Menhut juga menegaskan pengelolaan hutan lestari berkaitan dengan fungsi produksi, fungsi ekologis dan fungsi sosial. ―Harus ada keterpaduan antara perusahaan, masyarakat dan pekerja untuk meningkatkan keunggulan yang terpadu antara profit, planet dan people.‖

Menteri Kehutanan berkesempatan bersilaturahmi dengan karyawan Sinarmas Forestry dan petani buah di Riau, serta menyempatkan diri berkeliling area BPPM yang merupakan area percontohan dan pembibitan buah terbesar di Indonesia. BPPM merupakan pusat pelatihan masyarakat program Riau berbuah bagi lebih dari 800 petani buah di Provinsi Riau. Dengan kawasan pertanian seluas 16,8 hektar, BPPM memiliki kawasan induk buah unggul yang berjumlah 42 varietas, plasma nutfah nusantara sebanyak 91 jenis tanaman, plasma nutfah Riau sebanyak 26 jenis tanaman dan tanaman obat sebanyak 102 jenis tanaman yang akan berkontribusi terhadap kesejahteraan rakyat. Editor — Fenty Wardhany

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 19

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Buletin TJSL Kab. Siak

Page 20

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Program CSR Perusahaan Tanggulangi Kemiskinan

Dapat

"Sambutan Wakil Bupati Siak Pada Pertemuan Forum CSR Kab.Siak Tahun 2013"

P

ERAWANG - Forum Corporate kemiskinan masih menjadi perhatian yang serius dari Pemerintah Siak Social Responsibility (CRS) Kabupaten Siak mengadakan pertemuan yang dilaksanakan di Meeting Room Eucalyptus PT Indah Kiat Pulp and paper Perawang (IKPP), Kamis (13/6). Tujuannya untuk mensinergikan program CSR yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan perusahaan agar lebih terarah dan tepat sasaran kepada masyarakat. Pertemuan Forum CSR ini dibuka langsung oleh Wakil Bupati Siak Drs. H. Alfedri, M.Si. Hadir pada acara tersebut, Ketua DPRD Siak Zulfi Mursal, Pimpinan PT IKPP Hasanuddi The, Dinas/badan, Camat di lingkungan Pemerintah kabupaten Siak, Pimpinan / perwakilan perusahaan yang ada di Kabupaten Siak.

sehingga diperlukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat untuk Wakil Bupati Bupati Siak, Drs. H. keluar dari garis kemiskinan dengan Alfedri, M.Si menyampaikan CSR mengharapkan komitmen dari menjadi proporsi semua pihak kerja perusahaan Diakui peran dunia usaha di termasuk terhadap Kabupaten Siak telah dunia swasta. pencapaian pembangunan memberikan kontribusi pada Pemerintah yang sektor ekonomi,pendidikan, daerah telah berkelanjutan. kesehatan dan pengembangan melakukan Oleh karena itu, langkahparadigma bisnis wilayah. langkah lama tersebut harus diubah dengan paragima baru strategis melalui program dan kegiatan dalam menanggulangani yakni usaha bisnis adalah untuk masalahan kemiskinan. Melalui Tim meningkatkan kesejahteran yang Koordinasi penanggulangan berkesinambungan dan kemiskinan, Pemerintah Kabupaten berperikemanusiaan. Siak telah menyusun langkah startegis meliputi mengurangi beban Dikatakan Alfedri, permasalahan Buletin TJSL Kab. Siak

Page 21

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


pengeluaran warga, meningkatkan kemampuan dan pendapatan warga miskin serta mengembangkan dan menjamin usaha mikro serta menengah

demikian, peran serta pelaku usaha dalam pembangunan di Kabupaten Siak masih belum signifikan karena masih ada pelaku yang enggan dan merasa tidak punya kepentingan terhadap pembangunan di Diakui peran dunia usaha di Kabupaten Siak. Kabupaten Siak telah memberikan kontribusi pada sektor "Saya mengimbau dan mengingatkan ekonomi,pendidikan,kesehatan dan kepada pelaku usaha sesuai dengan pengembangan wilayah. Namun tema hari ini melalui Forum CSR

Ket Foto : Wakil Bupati Siak, Drs H Alfedri MSi membuka Forum CSR se-Kabupaten Siak di IKPP Kecamatan Tualang.

kita ciptakan program yang efektif dan efisien dalam mengentasan kemiskinan di Kabupaten Siak,"ungkapnya.

Pranajaya, M.Si mengatakan forum ini sudah berapa kali dilaksanakan untuk membahas program apa yang akan dilakukan oleh masing-masing perusahaan dalam CSR nya.

Pimpinan PT IKPP Hasanuddin sangat menyambut baik terlaksanaan pertemuan forum CSR se Kabupaten Siak. Dengan adanya forum ini bisa bersinergi, membahas dan bisa terpadu pemerintah dan dunia usaha.

Dikatakannya, saat ini ada sekitar 54 perusahaan yang tergabung dalam Forum CSR Kabupaten Siak."Dengan bergabungnya perusahaan, maka bisa membantu program pemerintah Siak terutama masyarakat yanhg berada disekitar Sementara itu Ketua Forum CSR wilayah operasional. (rep.csr-ikpp) Kabupaten Siak, Drs. H. Yan Buletin TJSL Kab. Siak

Page 22

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


DOKUMENTASI PERTEMUAN FORUM CSR KAB.SIAK TAHUN 2013

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 23

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


DOKUMENTASI

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 24

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Puluhan Petani Kabupaten Siak Ikuti Pelatihan Pertanian Terpadu

P

ERAWANG, Puluhan petani dan peternak dari berbagai kecamatan di Kabupaten Siak mengikuti pelatihan sistem pertanian terpadu angkatan keVIII dari tanggal 7-8 November 2013 di PPKM CD PT Indah Kiat Pulp and Paper. Pimpinan CSR CD IKPP Ir. Ketut Piter mengatakan pelatihan kepada petani dan peternak kabupaten Siak sudah rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini merupakan angkatan ke- VIII. Menurutnya, banyak petani dan peternak di daerah ini ingin mengikuti pelatihan. Namun karena keterbatasan tidak bisa diakomodir semua. Pesertanya harus melalui seleksi yang dilakukan PPL, BPK dan alumni pelatihan. ‖ Jadi peserta untuk tahun 2013 dan mewakili petani yang ada di Kab.Siak,‖katanya. Petani dan peternak berasal dari

berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Siak, seperti Tualang, Sungai Mandau, Dayun, Lubuk Dalam dan Bunga raya. Jumlah peserta sebanyak 30 orang. ―Diharapkan peserta yang mengikuti pelatihan nantinya bertambah ilmu dalam mengembangkan pertanian dan pertenakan yang sedang di geluti saat ini‖ kata Ir.Ketut Piter. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikutura Kabupaten Siak yang di wakili oleh Kepala Bidang Pengembangan Hortikultura Suwandi, berharap pelatihan dilaksanakan setiap tahun, sehingga petani bisa meningkatkan ilmu pertanian dan pertenakannya. ―Untuk itu kami mengajak peserta mengikuti dengan baik, sehingga nanti bisa meningkatkan pengetahuan tentang usaha pertanian terpadu, dan menerapkan dilapangan‖ pungkasnya.(ram)

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 25

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Sinar Mas Forestry Terima 3 Penghargaan Internasional Communitas Award dari Amerika

S

inar Mas Forestry melalui salah satu unit pengelolaan hutan tanaman industrinya di Riau, PT Arara Abadi, menerima 3 penghargaan internasional Communitas Awards dalam kategori Corporate Social Responsibility dari Association of Marketing and Communication Professional (AMCP), Texas, Amerika. Setiap nominator Communitas Awards dinilai efektifitasnya dalam menjalankan pengelolaan organisasi sekaligus usahanya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitarnya. CEO Sinar Mas Forestry, Robin Mailoa, Rabu (28/8/`3) mengungkapkan bahwa setiap unit pengelolaan hutan tanaman

industri Sinar Mas Forestry telah merancang berbagai program CSR yang disesuaikan dengan kebutuhan setempat. ―Sinar Mas Forestry meyakini bahwa pengelolaan hutan tanaman industri yang lestari tidak hanya sebatas menjamin keberlangsungan fungsi produksi dan ekologi saja, namun juga fungsi sosialnya. Oleh sebab itu, kami bertujuan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar area konsesi perusahaan,‖ terangnya. 3 penghargaan tersebut diberikan pada program CSR adalah menanam benih kemakmuran di pedesaan Riau, Program

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 26

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


pemberdayaan masyarakat untuk masyarakat adat di Indonesia, dan pembangunan infrastruktur di Pulau Muda. ―Sejak didirikan pada tahun 2005, Balai Pelatihan & Pengembangan Masyarakat (BPPM) telah melatih dan mendampingi ratusan petani buah di Provinsi Riau agar lebih produktif dan mampu bersaing dipasar modern. Setelah mengikuti pelatihan selama 3 hari, para petani akan kembali ke desa asalnya masing-masing sambil dibekali dengan bibit buah unggulan sebagai modal bercocok tanam dan dipantau selama 1 tahun pertama sampai tanaman tersebut tumbuh dan hidup. Berlokasi di Desa Pinang Sebatang Barat, Kabupaten Siak, Provinsi Riau,‖ kata Robin. BPPM sendiri, tambahnya, menempati area seluas lebih dari 20 Ha yang menjadikan BPPM kebun percontohan dan pembibitan buah terbesar di Indonesia dengan lebih dari 5.000 pohon buah yang terdiri dari spesies buah langka, spesies buah lokal, spesies buah bernilai ekonomi tinggi dan spesies tanaman obat.

kelak menjadi salah satu ikon Provinsi Riau. Sejak tahun 2007, PT Arara Abadi juga memberikan beasiswa pendidikan S1 dan S2 kepada putra putri masyarakat Sakai,‖ katanya lagi. Disinggung program Sinarmas Forestry di Pulau Muda dimana lokasi itu tidak jauh dari wilayah operasionalnya, Robin mengatakan bahwa di Pulau Muda, sebuah desa di pedalaman provinsi Riau yang memiliki keterbatasan akses transportasi, listrik dan pendidikan, PT Arara Abadi membuka akses transportasi, membangun sekolah dan instalasi listrik untuk kesejahteraan penduduk Pulau Muda. Sinar Mas Forestry merupakan pemasok bahan baku untuk Asia Pulp & Paper (APP) yang mengikuti Kebijakan Konservasi Hutan yang diterapkan APP sejak 1 Februari 2013. Dengan diimplementasikannya kebijakan tersebut, Sinar Mas Forestry turut menerapkan praktek terbaik dalam Manajemen Pengelolaan Hutan Lestari dan Nihil Deforestasi.

Bukan hanya itu, Sinarmas Forstry juga melakukan program berkelanjutan yang dirancang untuk membantu salah satu masyarakat adat asli Riau, masyarakat Sakai, beradaptasi dengan kemajuan zaman, namun tetap melestarikan budaya setempat. PT Arara Abadi telah merekonstruksi Rumah Adat Sakai yang berlokasi di Desa Kesumbo Ampai, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. ―Diharapkan rumah adat tersebut Buletin TJSL Kab. Siak

Page 27

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Corporate Social Responsibility jajaran manajemen dari EMP MSSA. Yakni Landmatters & CSR Dept. Manager Dahrul Hidayat, Comrel & CSR Supt. Manshur Dwibekti, CSR Officer Ade Abdurachman, dan Comrel Officer Arip Hidayatuloh.

T

ahun 2015 Pokja Karmelasi Jadi Sentra Pembibitan Karet di Siak Setelah berhasil menggerakkan masyarakat untuk mengembangkan program pertanian karet secara modern, Kelompok Kerja Kolaboratif (pokja) Karet Melayu Siak (Karmelasi) berinisiatif menjadikan Kecamatan Sungai Apit sebagai sentra pembibitan karet di Siak pada tahun 2015 mendatang. Inisiatif tersebut mencuat dalam rapat koordinasi (rakor) pokja binaan Tim CSR EMP Malacca Strait SA (EMP MSSA) di Selat Panjang, Sabtu hingga Minggu 30 Juni 2013. Rapat tersebut membahas bagaimana upaya dan tahapan dalam mencapai tujuan pembentukan sentra bibit. Semua proses membangun kesepakatan dilakukan secara partisipatif melibatkan seluruh partisipan yang mewakili para stakeholder kunci di wilayah dampingan. Selain pengurus dan anggota Pokja Karmelasi, hadir dalam rakor Pokja Karmelasi sejumlah

Dahrul Hidayat, mengatakan inisiatif ini merupakan sinyal positif dari gerakan pengembangan pertanian karet modern yang selama ini dilakukan oleh Pokja Karmelasi. Setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pelatihan okulasi karet, program magang dan studi banding karet, Pokja Karmelasi kini semakin meneguhkan posisinya di masyarakat sebagai agen perubahan. "Inisiatif ini perlu kita apresiasi bersama. Pertanian karet di Siak membutuhkan target dan keberlanjutan agar program tersebut memberi dampak positif bagi masyarakat yang lebih luas, khususnya di Kabupaten Siak," tutur Dahrul. Pokja Karmelasi yang telah terbentuk sejak tahun 2007 merupakan inisiator pelaksanaan ekonomi lokal. Pokja binaan CSR EMP MSSA ini perlu diperkuat agar lebih tangguh dalam menjalankan fungsi kelembagaan, fungsi fasilitasi bisnis dan fungsi pengembangan jaringan ke pemerintah dan pelaku penting lain. Peran besar pokja lembaga kolaboratif

Buletin TJSL Kab. Siak

sebagai yang Page 28

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


melibatkan masyarakat, perusahaan dan pemerintah daerah adalah peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat pembangunan daerah, khususnya di Kecamatan Sungai Apit. Oleh karena itu perlu dilakukan penguatan pokja dalam perencanaan dan implementasi program guna mendorong peran pokja sebagai fasilitator kegiatan usaha berbasis masyarakat. Selain pengembangan pertanian karet, telah banyak program kerja Pokja Karmelasi dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat. Di antaranya

program penguatan usaha melalui lembaga keuangan mikro, program pembuatan demplot dan pendampingan. "Melalui rapat ini, semua program tersebut perlu dievaluasi bersama guna perbaikan dan lebih mempercepat program ke depan, serta melihat potensi lain yang memungkinkan bisa dikembangkan di Sungai Apit secara bertahap," pungkasnya. (ITA/ADE/SI) Catatan: Newsletter Untuk Negeri adalah medium internal Kelompok Bakrie yang diterbitkan oleh Badan Pengelola Gerakan Bakrie Untuk Negeri.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 29

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


B

eberapa tahun belakangan, di negara kita ini seperti sedang keranjingan CSR, yaitu singkatan dari Corporate Social Responsibility. CSR awalnya berangkat dari konsep usaha pengelolaan stakeholder oleh si perusahaan yang menjadi bagian pula dalam GCG (Good Corporate Governance) mereka. Awalnya pula bahwa CSR dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan sekitar agar kembali berdampak positif terhadap sustainability perusahaan. Namun kesini-kesini bisa jadi yang namanya CSR dilatarbelakangi oleh berbagai tujuan yang berbeda. Apabila kita perhatikan berbagai kegiatan CSR perusahaan-perusahaan sekarang ini dibedakan menjadi 3 tujuan yang berbeda, seperti dijelaskan secara singkat berikut : CSR untuk Murni Sosial Ada perusahaan yang memprogramkan kegiatan CSR mereka dengan tujuan murni sosial, dalam hal ini ―menyumbang‖ mereka yang kekurangan. Kegiatan CSR dengan tujuan ini biasanya cukup tersembunyi, karena pada dasarnya tujuannya saja sudah sosial buat apa digembargemborkan. Proyek atau kelompok yang dibantu pun cenderung tidak selalu ada hubungannya dengan perusahaan, seperti ke pantipanti atau daerah-daerah bencana. CSR dalam koridor tujuan ini murni sebagai kegiatan sosial perusahaan untuk membantu sesama. CSR untuk Internal Ada juga kegiatan CSR yang ditujukan untuk membangun rasa solidaritas di dalam internal perusahaan. Suatu organisasi memang membutuhkan media/kegiatan bersama agar rasa kebersamaan dan rasa saling

memiliki tumbuh lebih dalam. Berbagai perusahaan ada yang menggunakan aktivitas sosial sebagai kegiatan bersama yang dilakukan oleh para anggota organisasi. Dalam hal ini seperti kunjungan bersama ke panti atau daerah bencana. CSR dalam koridor tujuan ini mementingkan dampak yang dirasakan oleh pelaku, dalam hal ini para karyawan yang ikut terjun langsung membantu sesama atas nama perusahaan. Melalui kegiatan ini para karyawanpun dapat melihat niat baik dan solidaritas perusahaan kepada sesama, dan tentu meningkatkan cinta akan perusahaan tempat mereka bekerja. CSR untuk Building A Good Brand Image Yang tidak kalah banyaknya adalah CSR dengan tujuan untuk meningkatkan citra positif merk di mata masyarakat. Contohnya saja apabila kita melihat berbagai liputan bencana alam, tiba-tiba di tendanya ada nama brand tertentu terpampang besar, karena tendanya sumbangan dari

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 30

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


mereka. Bahkan gw pernah lihat yang lebih heboh, yaitu truk penggali tanahnya dipasangkan spanduk besar terpampang logo merk tertentu, karena truk tersebut sumbangan dari mereka. Hal ini memang sah-sah saja, dan tetap memberi dampak positif terhadap orang-orang yang dibantu. Pada koridor tujuan ini, perusahaan mengorientasikan pada publisitas yang mereka dapatkan pada saat melakukan kegiatan CSR. Dalam hal ini tidak selalu berupa bantuan bencana, yang sering kita lihat misalnya adalah bantuan dana pendidikan atau kesehatan untuk kelompok masyarakat tertentu. Pada umumnya CSR dengan tujuan pembangunan citra merk ini mengandalkan publisitas media yang besar, sehingga berita kegiatan ini diharapkan menyebar semakin luas di masyarakat. CSR untuk Promosi Nah kalo yang ini juga ga jarang terjadi lho! Bahkan akhir-akhir ini pun kian menjamur. Tentu sering Anda mengamati, apabila Anda membeli produk kami, itu berarti Anda telah menyumbang sekian rupiah untuk anak jalanan atau fakir miskin. Nah itu dia CSR untuk promosi. Pada dasarnya sih menurut gw ini udah agak diluar batas.. dalam hal ini seperti mengkomersilkan niat orang untuk membantu. Ya tapi sekali lagi ini sah-sah saja. Pada intinya kemurnian unsur sosial dari suatu kegiatan CSR didasari pada niatannya. Kalau memang niat awalnya untuk mendongkrak penjualan maka itu bukan CSR, bisa jadi CSeMR corporate social.. eh! Marketing Responsibility! Dan sosialnya dijadikan ―alat‖ atau hanya sebagai atribut konsep

promosi semata. Yah selama konsumen juga masih mau berperan serta dan kegiatan sosial yang dijanjikan disalurkan dengan benar, why not? Karena tetap bisa membantu orang yang membutuhkan. CSR untuk Sustainability Perusahaan Jangka Panjang Nah menurut gw, yang paling ideal adalah tujuan yang ini.. yaitu untuk sustainability perusahaan jangka panjang. Apa maksudnya? Konsep bisnis sekarang itu sudah berubah, jadi pastikan mindset Anda juga sudah berubah. Kalau dulu orientasi bisnis pada profit jangka pendek, selama dapet chuan gede sekarang, lakukan! Tapi besokbesok masyarakatnya jatuh miskin ga bisa beli produk kita lagi. Nah konsep bisnis sekarang yang sudah dijalankan para pebisnis global seperti Unilever dan HP bahwa perusahaan harus memandang bisnis dengan jangka panjang. Bahwa kewajiban perusahaan untuk memastikan masyarakat terutama konsumen mereka juga berkembang bersama. Mengapa? Karena apabila mereka musnah maka perusahaanpun akan musnah. Kegiatan CSR menjadi salah satu media untuk menjaga sustainability masyarakat itu sendiri. Seperti pada case study yang saya presentasikan dalam sebuah theatrical di Case Study Competition MM Unpar beberapa bulan lalu mengenai CSR Indosat dengan basis tujuan utama sustainability society tersebut. Dalam strategi CSR-nya Indosat memiliki berbagai rangkaian garapan isu, antara lain IndonesiaBelajar, IndonesiaSehat, IndonesiaHijau, IndosatPeduli dan

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 31

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Berbagi bersama Indosat. Berbagai kegiatan riil yang Indosat lakukan melalui berbagai program tersebut dengan tujuan untuk menjaga agar masyarakat Indonesia selalu bertumbuh, karena apabila masyarakat Indonesia terutama pada area garapan produk mereka sustain, memiliki kemampuan ekonomi yang signifikan maka sustainability produk dan company Indosatpun akan terjamin. Setiap tahunnya Indosat mengangkat tema sebagai tema tahunan kegiatan CSR mereka, seperti tema ‗Indosat Cinta Indonesia‘ di tahun 2008 dan ‗Satukan Cinta Negeri‘ di tahun 2010 ini. Ada baiknya strategi CSR yang Anda lakukan terintegrasi dengan Business Plan perusahaan secara jangka panjang. Hal ini memberi manfaat agar dana yang Anda keluarkan pun memiliki manfaat yang selaras dengan strategi bisnis

secara keseluruhan. Banyak praktisi maupun akademisi yang kian berargumen mengenai tujuan dan penerapan CSR yang kian dinilai melenceng. Tapi apapun bentuk kegiatannya, apapun caranya, CSR hanya bisa dinilai sebagai tujuan sosial dilihat dari niat awalnya. Apabila niat awalnya sosial, tetapi diliput berbagai media ya tidak masalah. Dan selama perusahaan memiliki kepedulian untuk berbagi, alangkah perlunya kita bersyukur, dan jangan lupa suatu peribahasa, bahwa semakin banyak kita memberi semakin banyak kita menerima! Jadi jangan pernah takut untuk bermanfaat dan memberi Anda inspirasi dalam mengembangkan kegiatan CSR menjadi bagian dari strategi bisnis jangka panjang Anda!

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 32

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Cermati Batasan PKBL dan TJSL Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD

I

stilah Program PKBL (Kemitraan dan Bina Lingkungan), TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan), dan CSR memiliki perbedaan mendasar. Penulisan artikel kali ini didorong pengalaman saya ikut berbagai diskusi di negara tercinta ini. Dalam banyak diskusi para pembicara mengartikan istilah CSR, PKBL, TJSL berdasarkan persepsi mereka sendiri dengan referensi sangat minim. Akibatnya, pemahaman istilah tersebut mengarah pada arti yang salah. Banyak artikel jurnal penelitian membahas alasan perusahaan perlu ber-CSR, salah satunya stewardship principle. Prinsip ini mengatakan bahwa bisnis yang benar bila perusahaan mendapat izin dan kepercayaan dari pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat mengelola dan menambah nilai pada sumber daya hingga dapat menjadi produk/jasa yang dapat dijual. Pemberian perusahaan

izin

berarti mendapat

kepercayaan pemerintah maupun masyarakat/komunitas untuk menggunakan sumber daya alam, yang notabene tidak dibuat perusahaan, misalnya air, tanah, dan udara. Semua itu diciptakan Tuhan, dan sebelum perusahaan berada di situ, semua sumber daya ini dimiliki leluhur komunitas setempat. Prinsip ―Stewardship‖ Dalam banyak kasus, sebelum perusahaan beroperasi di tempat ini, komunitas setempat tinggal ―mengambil‖ makanan dan minuman mereka di hutan. Setelah perusahaan hadir, komunitas biasanya jadi kehilangan sumber makanan dan minuman tersebut. Nah, dengan adanya kepercayaan yang diberikan masyarakat dalam bentuk social license to operate atau izin-izin lainnya untuk ―memiliki‖ sumber daya setempat, berarti perusahaan punya kewajiban menjaga (steward) kelestarian sumber daya yang telah dipercayakan tersebut. Jadi, stewardship menurut saya secara paling mudah dan

Buletin TJSL Kab. Siak

principle filosofis rasional Page 33

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


digunakan sebagai alasan perusahaan harus melakukan CSR. Sementara itu, alasan duniawinya adalah ISO26000, yakni pedoman tanggung jawab sosial untuk seluruh jenis organisasi, baik swasta, pemerintah, maupun organisasi sektor tiga (OST), misalnya yayasan, koperasi, perkumpulan, serikat pekerja, dan universitas. ISO 26000 disusun lebih dari 90 negara, termasuk Indonesia. Artinya, negara-negara tersebut termasuk kita, menyepakati beberapa hal penting berkaitan dengan tanggung jawab sosial. Perusahaan atau organisasi merupakan bagian dunia bisnis dan aktivitas global sehingga kita adalah warga negara dunia (global citizen). Sebagai warga dunia, kita diharapkan menggunakan ISO26000 sebagai pedoman bertanggung jawab sosial. Kewajiban Fundamental Pedoman setebal 120 halaman ini merumuskan tujuh isu utama tanggung jawab sosial. Namun, yang terpenting adalah penjelasannya (hal 11), yang mencakup ruang lingkup tanggung jawab sosial. Di situ dijelaskan bahwa tujuan pembuatannya adalah membantu organisasi berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan mendorong mereka bertindak melampaui kepatuhan hukum. ISO26000 mengakui kepatuhan pada hukum adalah kewajiban fundamental semua organisasi dan merupakan bagian utama tanggung jawab sosial. Maka, kepatuhan pada hukum merupakan bagian mendasar

tanggung jawab sosial dan merupakan bagian dari praktik CSR. Dengan kata lain, CSR lebih luas artinya dari sekadar kepatuhan pada hukum. CSR bukan ―bagi-bagi uang‖; CSR bukan hanya bersumber dari laba; CSR bisa menggunakan

dana operasional; CSR bukan sekadar donasi; CSR tidak lebih sempit dari PKBL ataupun TJSL, sebaliknya PKBL dan TJSL adalah bagian dari CSR. PKBL diatur dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No 5/2007, sedangkan TJSL bersumber dari Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No 40/2007 Pasal 74 dan PP No 47/2012 tentang TJSL bagi PT. Pasal 74 menjelaskan bahwa seluruh perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan TJSL. Jadi, kalau BUMN melaksanakan PKBL, berarti sudah menjalankan sebagian CSRnya, demikian juga jika perusahaan swasta sudah melakukan TJSL, berarti sudah ber-CSR. CSR Lebih Luas Akan tetapi, sangat penting diingat bahwa CSR lebih luas dari PKBL dan TJSL. Contohnya, program PKBL fokus untuk pemangku kepentingan di luar perusahaan, sementara CSR harus dilaksanakan untuk pemangku kepentingan internal maupun eksternal perusahaan. Berdasarkan

Buletin TJSL Kab. Siak

kompleksitasnya Page 34

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


saya merumuskan CSR di Indonesia terdiri dari empat tingkatan, yakni level-1 (kepatuhan pada hukum), level-2 (filantrofi ); level-3 (community development); level-4 (internalising externalities); dan level-5 (CSR holistik). Penelitian kami dari Center for Entrepreneurship, Change, and Third Sector (CECT) mendapati bahwa perusahaanperusahaan di Indonesia umumnya sudah mematuhi hukum dan peraturan yang ada, jadi telah melaksanakan level-1. Bila perusahaan menyumbangkan sebagian kecil keuntungannya kepada masyarakat dalam bentuk donasi, modal usaha, beasiswa, pembangunan tempat ibadah, fasilitas sosial, dan fasilitas umum, serta bentuk filantrofi lainnya, berarti telah masuk level2. Sementara itu, level-3 adalah praktik CSR yang lebih sulit, yakni pengembangan masyarakat, di mana perusahaan memberikan binaan dan pendampingan agar masyarakat mampu menciptakan

lapangan pekerjaan sendiri. Level-4 membutuhkan dana lebih besar dan komitmen lebih tinggi, yakni menginternalisasi dampak negatif yang dihasilkan dari keputusan maupun operasi perusahaan. Misalnya, perusahaan rokok membangun rumah sakit kanker paru-paru dan menyediakannya gratis untuk masyarakat. Perusahaan mengolah kembali sampah produknya, misal bungkus/kemasan dan menjadikannya bahan baku, jadi bukan hanya mengubah bentuk sampah bungkus menjadi tas. Perusahaan menjalankan level-5 bila menjadikan CSR sebagai citizen social responsibility. Artinya, CSR menjadi budaya (tata nilai dan norma) perusahaan, yang dipraktikkan seluruh insan perusahaan. Penjelasan tentang ini akan diulas dalam artikel mendatang. *Penulis adalah Direktur Program Magister Management-Corporate Social Responsibility (MMCSR) Universitas Trisakti.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 35

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Antara PKBL dan CSR Oleh: Maria R. Nindita Radyati, PhD

A

pakah PKBL sama dengan CSR? Jawabannya adalah PKBL merupakan bagian dari CSR, tetapi CSR bukan hanya terhenti sampai pelaksanaan PKBL. Salah satu karakteristik utama CSR adalah melampaui kepatuhan terhadap hukum (beyond compliance). Ada beberapa tingkatan CSR yang saya rumuskan berdasarkan ruang lingkup dan kompleksitasnya. CSR yang mendasar, yakni level paling rendah (level 1) adalah kepatuhan kepada semua aturan yang ada (compliance to laws and regulation), baik UU, peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan sebagainya yang berkaitan dengan sektor usaha perusahaan tersebut Level 2 adalah CSR dalam bentuk filantrofi. Filantrofi adalah keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sesama,terutama melalui pemberian sumbangan dalam bentuk uang untuk mencapai tujuan-tujuan yang baik (Soanes, 2009). Contoh filantrofi adalah pemberian donasi, beasiswa, pembangunan sekolah, tempat ibadah, pemberian bantuan setelah adanya bencana alam, dan lainnya. Level 3 adalah kegiatan community development (pengembangan komunitas). Banyak sekali definisi comdev, di antaranya adalah proses mengajak masyarakat aktif bersama menemukan solusi

unruk meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya (Frank dan Smith 1999). Bentuk kegiatannya, antara lain pembinaan pada masyarakat di suatu daerah tertentu. Level 4, perusahaan menanggung biaya atas dampak negatif yang timbul dari bisnisnya pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkunngan. Contoh dalam aspek lingkungan dengan melakukan pengolahan limbah melalui manajemen limbah. Level 5 adalah suatu sistem yang terintegrasi dalam perencanaan bisnis perusahaan. Ruang lingkup CSR mulai dari penggunaan bahan baku sampai mendaur ulang limbah. Di level ini, perusahaan harus memilih bahan baku yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan manusia. Para pemasok juga di harus diajarkan cara menjalankan bisnis yang bertanggung jawab sosial. Proses produksi juga dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab sosial, misalnya pabrik yang bersih dengan pencahayaan yang baik dan hemat energi. Kemasan produk juga harus menggunakan bahan yang dapar didaur ulang. Program pemasaran perusahaan juga yang bertanggung jawab sosial, misalkan tidak mendiskriminasi etnis maupun jender tertentu dan tidak mengeksploitasi anak-anak. Jadi program PKBL mempunyai fokus pada community

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 36

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


development, sedang CSR lebih luas cakupannya. Artinya, PKBL merupakan bagian dari CSR. PKBL adalah bagian dari compliance to laws and regulations, sedang CSR adalah beyond compliance. Dalam konteks Indonesia, dalam upaya mengintegrasikan PKBL dalam CSR yang level 5, PKBL dapat diarahkan untuk membantu masyarakat mempersiapkan dampak dari perubahan iklim dan meningkatkan kepemilikan lokal (local community ownership). Misalnya menjalin kerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk membina masyarakat agar tak tergantung produk impor ataupun sumber daya alam tertentu. Juga bisa dilakukan peningkatan kepemilikan lokal dengan cara mengembangkan wirausaha sosial. Contohnya seperti apa yang dilakukan oleh Silverius Oscar Unggul dengan mengajarkan para petani di Konawe Selatan umuk melakukan sustainable community logging sehingga mendapat sertifikasi FSC dan dapat diekspor melalui kopetasi. Dengan memperoleh Forest Stewardship Council (FSC)

harga kayu meningkat sepuluh kali lipat dan daerah tersebut menjadi bersih dari pembalak liar dan masyarakat sejahtera. Selain itu, Sillverius juga mengembangkan tanaman kumis kucing dengan

cara sustainable dengan mengajak komunitas, sehingga tanaman tersebut memperoleh sertifikasi dan hasilnya diekspor ke Perancis. Dengan demikian, CSR membutuhkan inovasi, ketekunan dan kerja keras. CSR merupakan investasi jangka panjang yang pada akhirnya pasti memberikan keuntungan bagi perusahaan. CSR tidak dapat dilakukan oleh pihak lain, selain perusahaan yang bersangkutan. Agar CSR dapat memberikan dampak berkelanjutan, maka cara efektif adalah melalui penciptaan wirausaha sosial, sehingga masyarakat yang akan melanjutkan program CSR perusahaan . *Direktur CECT/ Direktur Program MM CSR Universitas Trisakti

Artikel ini telah dimuat dalam Majalah Mitra, Media PKBL BUMN. No. 35 Tahun IV Juni 2010

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 37

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


PERDA TJSL SIAK DI SAHKAN

S

IAK-Realisasi dan pelaksanaan program bina lingkungan, serta alokasi kewajiban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) di Kabupaten Siak kini memiliki alur yang jelas. Pasalnya, Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan untuk wilayah Kabupaten Siak tersebut telah disahkan. Pembahasan Ranperda ini akhirnya mendapat persetujuan penuh dari 25 anggota DPRD Kabupaten Siak melalui Rapat Paripurna yang berlangsung cukup cepat. Usulan yang muncul sejak Rapat Paripurna Dewan pada tanggal 25 Januari 2012 silam ini pun mendapat tanggapan positif oleh Bupati Siak, Syamsuar.

Sementara itu, Ketua Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kabupaten Siak Suhartono menjelaskan, Perda tentang TJSL secara umum memuat aturanaturan yang telah disesuaikan dengan berbagai ketentuan perundang-undangan, terutama Peraturan Pemerinta Nomot 7 Tahun 2012 yang mengatur permasalahan yang sama. Dengan disahkannya Ranperda tersebut, diharapkan perusahaanperusahaan berstatus PT (Perseroan Terbatas) yang ada di Kabupaten Siak mampu menerapkan program-program sosial sesuai acuan tersebut. ―Selain menciptakan kepastian dan perlindungan hukum bagi perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya, peraturan ini juga diharapkan dapat melindungi perusahaan dari berbagai bentuk pungutan liar yang dilakukan pihak-pihak

―TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) merupakan ketentuan yang secara langsung mempunyai akibat terhadap kesehatan dan keselamatan,‖ ungkap Syamsuar. Menurut Bupati, kepatuhan moral dan semangat untuk bekerjasama antara perusahaan, daerah dan masyarakat akan menghasilkan banyak keuntungan. ―Semakin besar ketentuan hukum mengandung isi moralitas, maka semakin besar tanggung jawab sosial untuk bekerjasama mewujudkannya,‖ lanjut Syamsuar mendukung rancangan aturan ini. Buletin TJSL Kab. Siak

Page 38

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


tak berwenang,‖ imbuhnya. Setelah mengesahkan Perda TJSL, dalam sidang ini Pemkab Siak juga mengajukan enam rancangan peraturan lainnnya yang akan dibahas Pansus

beberapa waktu mendatang, sekaligus Ranperda Inisiatif menyangkut Badan Amil Zakat dan Pendidikan Diniyah Takmaliyah Awaliyah yang sebelumnya banyak diperbincangkan.(dea/rrc)

Etika Dan Bisnis CSR

P

erusahaan tidak hanya mempunyai kewajibankewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajibankewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahanmasyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy). Ada berbagai penafsiran tentang

CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relations. Survei : 60% Opini Masyarakat terhadap Perusahaan Dipengaruhi CSR Hasil Survey ―The Millenium Poll on CSR‖ (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktorfaktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 39

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin ―menghukum‖ (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.

Stakeholder Concept Dalam kaitan ini, sejak didirikan hampir 34 tahun yang lalu PPM telah secara sadar menganut stakeholder concept dan bertekad untuk selalu berperilaku etis. Sampai sekarang PPM mempertahankan keyakinannya akan konsep tersebut dalam perilakunya. Misalnya, bagi PPM praktik KKN selalu merupakan hal yang diharamkan, apapun konsekwensinya. Etika Bisnis sudah sejak 1967 merupakan mata ajaran wajib bagi peserta program bergelar jangka panjang, walaupun sempat dianggap tidak realistis oleh masyarakat bisnis. Nilai-nilai luhur yang ditanamkan tersebut diduga menyebabkan bahwa `tingkat ngemplang` atau `default rate` pelunasan besasiswa pinjaman diantara peserta program `Wijawiyata Manajemen` tidak sampai 1%. Etika Bisnis sudah sejak 1967 merupakan mata ajaran wajib

bagi peserta program bergelar jangka panjang di PPM, walaupun sempat dianggap tidak realistis oleh masyarakat bisnis.

Beberapa contoh tanggung jawab sosial PPM adalah berbagai proyek pembinaan pengusaha kecil, yang telah dilakukan sejak tahun 1982 (jauh sebelum ada `demam membina pengusaha kecil` karena kebijakan Pemerintah), baik secara langsung, maupun dengan melatih konsultan-konsultan bagi pengusaha kecil agar dapat mendorong percepatan (multiplier effect) dalam pembinaan pengusaha kecil tersebut. Bekerjasama dengan Bank Indonesia, PPM juga menyebarluaskan kiat-kiat bagi mereka melalui Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan Indosiar. Dan saat ini, bekerjasama dengan Unilever Indonesia, PPM juga sedang terlibat dalam ―Program Penciptaan Wirausaha Kecil dan Menengah Baru‖ bagi pengusaha kecil. Akhir-akhir ini PPM juga terlibat dalam berbagai proyek yang berkaitan dengan corporate

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 40

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


governance); salah satu staf PPM duduk dalam Executive Board IICG (Indonesian Institute for Corporate Governance) yang didirikan para pelaku bisnis dan MTI (Masyarakat Transaparansi Indonesia). Juga PPM merupakan salah satu lembaga yang mendirikan IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship), dan perwakilan PPM duduk dalam Badan Pengawas maupun Executive Board . PPM juga telah mengambil prakarsa mendirikan `Dewan Bisnis bagi Martabat Manusia` /Business Council for Human Dignity yang pernah diliput dalam Jejaring yang lalu. Khusus tentang CSR, PPM terlibat dalam suatu proyek dari ADSGM (Association of Deans of Southeast Asian Graduate Schools of Management) dimana STM-PPM adalah salah satu pendiri. Proyek CSR ini didasari suatu observasi bahwa peusahaan-perusahaan di Asia tampaknya kurang peduli terhadap CSR (dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di Barat) sehingga diputuskan untuk menaikkan `awareness` dan kepedulian perusahaanperusahaan di Asia tersebut

dengan menulis kasus-kasus tentang CSR di Asia. Proyek ini diikuti wakil-wakil dari sekolah2 bisnis terkemuka di Filipina, Thailand, Malaysia, Singapore, RRC, Vietnam, India dan Indonesia, dan didukung pendanaan dari Aspen Institute, CIDA dan Japan Foundation. Diharapkan dapat dihasilkan sekitar duapuluh kasus tentang CSR yang akan dibukukan tahun ini untuk disebar luaskan dan dipakai sebagai bahan pelajaran di sekolah-sekolah bisnis di Asia, Amerika dan Canada. Dalam proyek ini PPM sangat terlibat dan peserta dari PPM telah menulis dua kasus tentang Inti Indorayon Utama dan satu kasus tentang Aqua. PPM meyakini, bahwa walaupun temuan survai yang disebut didepan mencerminkan pendapat konsumen di negara maju, tampaknya kecenderungan kedepan bagi konsumen Indonesia juga akan searah. Hal ini kiranya perlu dicatat para pelaku bisnis; bahwa di Indonesia CSR juga akan makin berperan, dan berbisnis dengan melakukan CSR akan menjadi suatu investasi bagi masa depan perusahaan.

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 41

www.bappeda.siakkab.go.id/csr


BOB Pertamina Hulu Dan PT BSP Gelar Pelatihan Guru Dan Serahkan Beasiswa diterapkan si seluruh sekolah, khusunya sekolah yang berada di wilayah operasional BSP.

S

ebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat, melalui program comporate social responsibility (CSR) Pertamina tahun 1013, BOB PT Bumi Siak Pusako (BSP)-Pertamina Hulu berikan pelatihan sosialisasi dan inplementasi kurikulum 2013 kepada guru yang ada diwilayah operasi perusahaan. Yakni guru di Kabupaten Siak, Pelalawan, Bengkalis dan Kabupaten Kampar. "Kenapa kita mengambil sosiali dan inplementasi kurikulun 2013? Karena kita melihat kurikulum ini masih baru dan baru diambil delapan sekolah sebagai percobaan. Padahal jumlah sekolah ada ribuan," jelas Manajer Eksternal Affair BOP PT BSP Nazaruddin, Selasa (29/10/13) di Hotel Grand Zuri usai penutupan acara. Ia menambahkan, acara yang diadakan selama dua hari tanggal 28-29 Oktober ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih kepada guru tentang kurikulum baru. Bagaimana supaya kurikulum yang dicanangkan pemerintah dapat

Nazaruddin juga menjelaskan bahwa acara tersebut akan berkelanjutan. Sedangkan acara kali ini, menurutnya, baru langkah awal kerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau. "Kalau di daerah operasi kita sudah sering. Ini untuk program yang lebih besar," tambahnya. Dengan program pelatihan seperti itu, pihaknya berharap perusahaan melalui programnya dapat lebih membumi dan langsung mengena kepada masyarakat. Ia tidak ingin program CSR hanya sebagai program seremonial tanpa sampai ke pokok tujuan. Sebelum acara ditutup, PT BSP menyerahkan bantuan beasiswa kepada 51 siswa tingkat SMP dan SMA sederajat. Dimana siswa yang mendapatkan beasiswa juga berasal dari sekolah yang berada di wilayah operasional BSP. Acara pelatihan sosislisasi dan inplementasi kurikulum 2013 kepada guru dan beawsiswa kepada siswa di wilayah operasional BOB PT BSPPertamina Hulu ditutup oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi yang diwakili Pengawas Sekolah SMA Joyo Usman.***(tam)

Buletin TJSL Kab. Siak

Page 42

www.bappeda.siakkab.go.id/csr



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.