Dari Redaksi
Daftar Isi
Salam Demokrasi !
Dari Redaksi :
Sebelumnya kita dari redaksi Gelora minta maaf karena untuk edisi
Fokus : Hal 1 Kenaikan Harga Sembako : Kegagalan SBY-Kalla Mengatasi Krisis Ekonomi Dalam Negeri
Februari tidak terbit, karena berbagai hal. Tetapi bagaimanapun ini adalah otokritik bagi kami untuk lebih disiplin dalam melakukan setiap pekerjaan, termasuk dalam pekerjaan propaganda tulisan. Untuk edisi kali ini kami menghadirkan tulisan tentang kenaikan harga–harga yang sampai saat ini masih terjadi dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak juga menyelesaikan persoalan bahkan banyak rencana dan statement pemerintah justru merisaukan rakyat, seperti kenaikan rencana pencabutan subsidi untuk minyak tanah dan rencana kenikan tarif dasar
Fokus : Imperialisme Pada Hakekatnya Adalah Perang. (5 (lima) Tahun Perang Agresi AS terhadap Irak)
Hal 4
Agenda : Hal 6 Imperialis Amerika Si Macan Kertas yang Tengah Sekarat, Mari Bersatu Dengan Klas Buruh dan Kaum Tani Memperingati May Day dan Hardiknas
listrik.
Gelora Kampus : Tetap Semangat Perjuangan Pemuda Mahasiswa
Selain itu bulan maret ini juga bertepatan dengan peringatan
(Berita Perjuangan dari Yogyakarta, Malang, Jambi dan Bandar Lampung)
5 (lima) tahun perang agresi Imperialis AS terhadap Irak yang membuktikan bahwa segala cara akan di gunakan oleh imperialisme
untuk
mendapatkan
apa
yang
diinginkannya
terutama bahan bakar fosil, FMN juga mendeklarasikan bahwa tanggal 20 Maret adalah hari anti terror, perampokan dan agresi oleh imperialisme (Internasional day’s anti Terror, Plunders and Aggression Imperialism). Selain berita dari berbagai kampus yang terus bergelora memperjuangkan hak –hak demokratis mahasiswa dan berita actual dari nasional dan internasional yang akan melengkapi GELORA edisi kali ini. Selamat membaca.
Hal 9
Gejolak Massa : Hal 10 BANGKITKAN PERJUANGAN MELAWAN IMPERIALISME DAN REZIM ANTI RAKYAT SBY-KALLA BERSAMA BURUH DAN TANI Solidaritas Internasional : Kabar Kemenangan Dari Hongkong
Hal 12
Kamus GELORA : Lima Karakter Imperialisme ke II
Hal13
Budaya : IBU Karya : Abdul Aziz FMN Cabang Purwokerto
Hal 14
Diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional Penanggung Jawab : Ridwan Lukman Pimpinan Redaksi : Oki Firman Febrian Dewan Redaksi : Ridwan Lukman, Oki Firman Febrian, M. Burhanuddin, Nur Shohib Anshary, Ahmad Fredy. Design dan Layout : Aswad Arsyad Koresponden : Wita Andrika (Medan), Umi Syamsiatun (Jambi), Sapta Putra Wahyudi (Palembang), Merwanda Yusandi (Bandar Lampung), Ucok Irfan (Jakarta), Dewi Amelia Eka Putri (Bandung), Natilah Coriah (Garut), Arif Nurrohman (Purwokerto), Lukman Aryo Wibowo (Wonosobo), Yogo Daniyanto (Jogjakarta), Heri Suprianto (Jombang), Triana Kurnia Wardani (Malang), Isnaini (Surabaya), Afandi (Lamongan), Nandang Risadhe Astika (Denpasar), Mario Kulas (Mataram), Zainul Kirom (Lombok Timur), Iwan Lamangga (Palu), Arhat (Makasar), Robby (Kalbar), Muhaimin (Pontianak) Alamat Redaksi : Kp. Jawa Rawasari Gg. J RT 011 RW 09 No 34B Kecamatan Cempaka Putih-Jakarta Pusat Telepon : 0815 5363 3082 Email : gelorafmn@gmail.com Rekening : No. Rek 0005485263 BNI Cab. UI Depok atas nama Seto Prawono Redaksi menerima saran, kritik dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan KONSTITUSI FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, huruf times new roman 12, diutamakan dalam bentuk Microsoft word, dan dikirim via email bulletin GELORA atau alamat redaksi GELORA
FOKUS
Kenaikan Harga Sembako : Kegagalan SBY-Kalla Mengatasi Krisis Ekonomi Dalam Negeri Awal tahun 2008 dilalui rakyat Indonesia dengan naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok (sembako). Kenaikan harga-harga sembako, semakin mencekik leher rakyat Indonesia di tambah berbagai bencana banjir dan tanah longsor yang menimpa negeri ini sejak akhir tahun lalu. Apalagi harga BBM dan listrik juga ngelonjak.
M
edia massa belum lama ini melansir sebuah berita yang menceritakan seorang ibu dan anak mati karena kelaparan. Ada juga berita seorang bapak yang meninggal pasca antri BBM di Surabaya. Tak kalah pedihnya berita tentang anak-anak polos yang menderita gizi buruk dan busung lapar. Kenapa di negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi ini, kelaparan merajalela? Dan kenapa harga-harga sembako harus naik? Koversi Lahan Pertanian untuk Kepentingan Imperialis dan Kaki Tangannya Kenaikan harga sembako seperti beras, kedelai, terigu, gula, dan minyak goreng begitu memukul rakyat Indonesia di tengah himpitan hidup yang sedemikian parah, mulai dari pendapatan yang minim, ketidakpastian kerja dan serba mahalnya segala kebutuhan untuk hidup. Kenaikah harga sembako sesungguhnya mencerminkan kenyataan krisis pasokan konsumsi dalam negeri. Di sisi lain mencerminkan ketimpangan dari sistem pertanian dan industri dalam negeri. Kenaikan harga sembako, tidak terlepas dari kebijakan konversi lahan pertanian dan impor pangan. Ini bukan hal baru, tetapi sudah berlangsung sejak rejim orde baru Soeharto mengeluarkan paket kebijakan ekonomi Oktober (Pakto) 1988 tentang liberalisasi perekonomian. Sejak itu, Indonesia mulai melakukan impor pangan dalam negeri, terutama beras. Ketergantungan akan beras tidak terlepas dari homogenisasi konsumsi pokok rakyat Indonesia akan beras, sehingga memaksa seluruh rakyat Indonesia harus makan beras, walaupun masih banyak bahan pangan lain yang bisa dikembangkan menjadi makanan pokok rakyat Indonesia. Hal ini sekaligus menunjukkan revolusi hijau yang diagung-agunkan “bapak pembangunan� tersebut ternyata tidak menjawab kebutuhan akan pangan dan perbaikan sistem pertanian dalam negeri. Sebaliknya, revolusi hijau justru telah memukul kehidupan kaum tani karena ketergantungan akut akan pupuk dan bibit milik asing yang justru merusak lahan dan tingkat produksi pertanian. Kenapa ketergantungan akan impor semakin kuat? Rejim boneka imperialis dan anti rakyat melakukan monokulturisasi atas lahan pertanian dengan menanamkan tanaman-tanaman komoditi pesanan imperialis seperti tebu, karet, sawit, kakao, teh, tembakau dan berbagi jenis lainnya. Akibatnya, terjadi penyempitan lahan pertanian untuk padi dan palawija. Selama periode 1999-2002, telah terjadi pengurangan lahan sawah seluas 563.159 hektar, atau rata-rata 187.720 hektar per tahun. Sekitar 30 persen sawah yang hilang itu berada di Jawa (167.150 hektar), dan 70 persen lainnya di luar Jawa. Untuk Jawa, konversi yang cukup tinggi terjadi di Jawa Barat (5,1 persen) dan Jawa Timur (6,3 persen). Padahal, kontribusi dua provinsi ini terhadap produksi padi nasional sangat besar sekitar 33 persen dari total produksi. Saat ini, luas areal sawah di Indonesia mencapai sekitar 8,9 juta hektar. Dari luas itu, 45 persen di antaranya di Pulau Jawa dan Bali. Selanjutnya berturut-turut Sumatera 22,4 persen, Sulawesi 11,1 persen, Nusa Tenggara dan Maluku 6,4 persen, Kalimantan 14 persen, dan Irian Jaya 0,32 persen. Terlihat Jawa masih menjadi tumpuan bagi pengadaan pangan nasional. Kehilangan sawah di Jawa sebenarnya bisa berdampak sangat besar, karena kualitas sawah di luar Jawa masih belum mengimbangi kualitas sawah di Jawa. Penyempitan lahan justru berbanding terbalik dengan peningkatan konsumsi pangan. Konsumsi beras perkapita antara tahun 2001 sampai 2006 mengalami peningkatan dari 153,53 kg perkapita pertahun menjadi 154,14 kg perkapita pertahun. Pada
tahun 2021 diprediksikan sampai kepada angka konstan 147 kilogram per kapita/tahun. Dengan asumsi produktivitas sama dengan saat ini, tahun 2020 areal sawah yang diperlukan untuk seluruh wilayah Indonesia sekitar 9,3 juta hektar. Dengan data tersebut, secara logika, Indonesia harus memperluas areal lahan pertanian agar mampu mengimbangi naiknya grafik konsumsi pangan masyarakat. Masalahnya, pada saat ini ternyata sektor pertanian sudah tidak lagi menjanjikan. Konversi atau alih fungsi lahan pertanian menjadi areal industri dan perumahan juga mengakibatkan kerusakan lingkungan. Konversi ini telah mengakibatkan berkurangnya areal resapan air, menutup pori-pori tanah, dan di sisi lain memicu naiknya eksploitasi sumber dengan maraknya penggunaan sumur-sumur artesis oleh industri maupun kompleks-kompleks perumahan. Akibatnya, terjadilah berbagai bencana, seperti kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim hujan. Hal ini secara signifikan menurunkan kemampuan produksi lahan di Indonesia. Pembiaran yang berkepanjangan atas permasalahan ini oleh pemerintah, mengakibatkan luas lahan yang mengalami peralihan fungsi semakin luas. Sisa-Sisa Feodalisme yang Ganas itu Soal lainnya adalah kebusukan penindasan dan penghisapan sisa-sisa feodalisme yang masih meluas. Produksi pertanian dan agraria sampai saat ini masih berperanan sebagai penyerap tenaga kerja terbesar serta menjadi sumber penghidupan seratus juta lebih kaum tani di pedesaan dan memberi hidup klas lainnya yang berhubungan dengan produksi pertanian seperti pedagang kecil, buruh angkut, dan lain sebagainya. Sekitar 83% kabupatenkota di Indonesia sepenuhnya hidup dan berbasis pada pertanian. Akan tetapi, sektor ini justru yang paling tidak dipedulikan perkembangannya oleh pemerintah anti rakyat seperti SBY-Kalla. Kepemilikan tanah di pedesaan sangat timpang, perlahan namun pasti jatuh pada kepemilikan monopoli perseorangan, perkebunan besar, dan peralihan tanah untuk non pertanian. Di Jawa 10% populasi menguasai 51,5% lahan pertanian pada tahun 2000, sementara setiap tahunnya 110 ribu hektar lahan pertanian beralih fungsi. Angka ini terus berkembang yang mengakibatkan bertambahnya jumlah tani miskin dan buruh tani akibat perampasan tanah, yaitu sebesar rata-rata 2,6% per tahunnya. Pada tahun 1995 saja terdapat paling tidak 46,8% kaum tani di Jawa tidak memiliki tanah lagi. Mereka bergantung hidup dengan bekerja pada tuan-tuan tanah perseorangan, perkebunan, kehutanan, serta menjadi buruh musiman di perkotaan dengan upah Rp 8.000-12.000 per hari bahkan banyak dari mereka yang sama sekali tidak bekerja (di musim kering) atau bekerja tanpa dibayar dalam sistem �numpang hidup� pada tuan-tuan tanah Produksi berskala kecil milik petani miskin, petani sedang bahkan petani kaya yang diusahakan dengan alat sederhana dan modal terbatas dirampas paksa menjadi usaha perkebunan besar monokultur yang bergantung pada pasar imperialis. Dalam tingkat pertama proses monopoli ini berlangsung dengan sangat halus dan penuh selubung. Praktik monopoli tanah disokong sepenuhnya pemerintah anti rakyat, melalui cara persuasif penuh muslihat hingga jalan kekerasan bersenjata dan teror, mengulang perampasan dan pengusiran tanah kaum tani di tahu-tahun awal berkuasanya Orde Baru. Saat ini, hampir mustahil bagi tani miskin dan tani sedang lapisan bawah untuk mempertahankan tanah dan melanjutkan produksi, terutama tanaman pangan bahkan untuk kebutuhan keluarganya sendiri (subsisten).
Di luar tindakan perampasan tanah secara terselubung dan barbar, seluruh aspek penting dalam produksi berskala kecil terutama tanaman pangan harus berhadapan dengan dominasi imperialis dan kepungan para tuan tanah. Sewa tanah yang mencekik leher, bagi hasil yang sangat timpang 70:30, bibit, pupuk dan pestisida yang sangat mahal, ketersediaan air bagi pertanian yang dimonopoli, alat kerja yang mahal (di tanah irigasi penggunaan hewan dibatasi karena dianggap merusak saluran serta masa tanam berlangsung terus menerus tiga kali dalam setahun), harga hasil produksi yang sangat rendah, kepungan para tengkulak, sistem riba dan lain sebagainya. Juga tidak ketinggalan pemecahan tanah milik tuan tanah kecil berdasarkan hak waris menjadi tanah berskala lebih kecil secara keseluruhan berada dalam proses ini. Bergelimangnya produk pertanian impor murah dari negeri imperialis karena topangan subsidi dan skala lahan yang luas hingga ke pasar tradisional, telah mempercepat kehancuran produksi pertanian pangan kecil yang berakibat hilangnya daya produksi sama sekali. Produk lebih yang dihasilkan buruh tani menjadi topangan hidup para tuan tanah yang kemudian mengisi pasar-pasar tradisional bila itu tanaman pangan, sementara produk lebih dari hasil pertanian besar seluruhnya untuk kepentingan industri imperialis hanya sebagian kecil yang diolah secara langsung oleh industri olahan kecil berteknologi rendah di dalam negeri.
Aksi Front Mahasiswa Nasional Menolak Kenaikan Harga Sembako yang di Represif
Saat ini pemerintah anti rakyat SBY-Kalla secara rutin melakukan impor beras, jagung kedelai dan daging dalam jumlah yang terus mengalami peningkatan. Awalnya, mereka dapat bersembunyi dibalik kedok bencana alam yang mengakibatkan gagal panen terjadi di dalam negeri. Akan tetapi seiring dengan perjalanan waktu mereka mulai menyalahkan rendahnya antusiasme kaum tani dalam mengusahakan makanan pokok seperti padi dan palawija serta peternakan. Mereka tidak mau mengakui bahwa perampasan tanah untuk pertanian perkebunan monokultur, tingginya biaya produksi (karena produksi padi dan palawija karena bergantung aspek sewa tanah yang tinggi), bagi hasil yang culas, harga produksi yang rendah, pupuk dan pestisida milik imperialis yang sangat mahal, serta bergelimangnya produk pertanian impor dari negara-negara pertanian besar, bersubsidi dan berteknologi tinggi sebagai penyebab semua itu. Apa yang dapat dilakukan oleh kaum tani bertanah rata 0,5 hektar tanpa subsidi sama sekali berhadap-hadapan dengan produk impor hasil pertanian besar kapitalis bersubsidi besar?
Pemerintah-pemerintah desa yang notabene berasal dari klas tuan tanah atau dari unsur yang didukung tuan tanah, sama sekali tidak memiliki perhatian dan kehendak dalam memecahkan masalah agraria dan memajukan produksi massa kaum tani. Pekerjaan terpokoknya adalah menerima kucuran proyek pertanian dari atas untuk kepentingan sendiri dan keluarganya. Lebih-lebih, rejim SBY-Kalla dari hari ke hari terus mempertahankan dan meningkatkan praktik curangnya dalam memberikan konsesi dan perlindungan istimewa kepada tuan tanah-tuan tanah besar atas tanah negara bebas maupun atau tanah hasil rampasan dari kaum tani untuk dijadikan perkebunan besar atau hutan tanaman industri atas nama kepentingan nasional dengan memperkerjakan buruh tani berupah murah atau tani miskin dan tani sedang-bawah dengan sewa tanah yang tinggi. Dalam kenyataannya, perkebunan-perkebunan tersebut dikuasai oleh usaha keluarga yang sudah sangat terkenal jahatnya sebagai komprador imperialis seperti keluarga-keluarga besar Suharto, Kalla, Bakrie, ataupun kelompok konglomerasi Salim, Ning, Tanoto, Pangestu, Murdaya, Ibnu Sutowo, dan beberapa tuan tanah besar yang berkedudukan di daerah. Tidak kalah besarnya penguasaan tanah di bawah ampuan jenderal purnawirawan dan aktif berkedok Hak Pakai institusi militer negara. Dalam perkembangannya sekarang tidak sedikit modal asing yang menguasai langsung perkebunan-perkebunan besar semacam itu dengan hak dan perlindungan istimewa, di sekitar pedesaan di mana kaum tani hidup miskin tidak bertanah. Krisis Ekonomi Semakin Menusuk Jantung Hidup Rakyat Akibat pasokan pangan dalam negeri sangat bergantung pada pangan impor, yang diakibatkan dominasi imperialisme berbasiskan sisa-sisa feodalisme, harga produk pun turut ditentukan oleh produsen imperialis. Inilah yang menyebabkan kenapa harga-harga sembako melambung tinggi. Pemerintah seringkali mengungkapkan bahwa kita tidak berdaya karena hargaharga komoditas di pasar dunia melambung tinggi. Di tengah melambungnya harga minyak dunia yang telah menembus level di atas 100 dollar AS per barel, akan sangat berpengaruh pada kenaikan harga-harga komoditas pangan impor tersebut karena terkait dengan besarnya biaya produksi. Pasokan energi Indonesia sendiri sangat tergantung dari impor. Indonesia hanya mampu memproduksi 0,9 juta barel per hari, sementara untuk kebutuhan sehari-hari setidaknya dibutuhkan 1,3 juta barel. Setidaknya Indonesia mengimpor 400 ribu barel per hari. Sebagai negeri anggota OPEC dan penghasil minyak, aneh rasanya Indonesia justru menjadi salah satu negara pengimpor minyak. Naiknya harga minyak dunia berdampak pada defisitnya kas negara, karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan membeli pasokan minyak. Dalam RAPBN Perubahan (RAPBN-P) 2008, belanja subsidi mengalami kenaikan hingga Rp. 110,7 triliun atau 213,4 persen dari semula di APBN 2008 Rp 97,9 triliun menjadi Rp 208,6 triliun. Subsidi energi diberikan sebesar Rp 85 triliun dengan prediksi harga minyak per barel 83-85 dollar AS. Sekali lagi ini bukan subsidi untuk rakyat, tetapi dana untuk membeli pasokan minyak imperialis. Mengatasi itu semua, pemerintah anti rakyat menggenjot pajak bagi rakyatnya dan memangkas subsidi sosial. Anggaran pendidikan terpaksa dipangkas lagi dan digabungkan dengan gaji dosen dan guru, karena menyerap 25 persen dari belanja APBN. Di sisi lain, pemerintah menerapkan kenaikan tarif dasar listrik dan BBM untuk mengganti biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
pasokan minyak. Sebagaimana kebijakan disinsentifikasi dan inpada ongkos produksi untuk peralatan tersebut, apalagi peralatan sentifikasi bagi konsumen listrik saat ini. tersebut merupakan produk impor. Dengan pemangkasan angUntuk BBM, pemerintah telah melakukan konversi minyak garan pendidikan, tidak ada jalan lain selain menaikkan biaya tanah ke gas dan saat ini mengakibatkan mahal dan langkanya pendidikan. Akhirnya, mahasiswa terpaksa merogoh koceknya minyak tanah. Di Jakarta, minyak tanah telah berkisar Rp. 7000lagi untuk membayar biaya fasilitas tersebut. 8000 per liter. Hal ini pun telah banyak memukul kehidupan rakyat Mahasiswa juga harus menerima konsekuensi pengurangan sehari-hari, terutama mereka yang masih menggunakan minyak uang saku dari orang tua, karena keluarga terpaksa menerapkan sebagai bahan bakar. Konversi gas sendiri belum merata di sepolitik ikat pinggang untuk mengurangi besarnya pengeluaran unluruh negeri. Pemerintah juga berencana menaikkan harga BBM tuk kebutuhan pokok. Rata-rata mahasiswa saat ini disangu Rp. pada bulan Mei 2008. Sektor industri telah merasakan akibat dari 500-700 ribu sebulan. Uang saku ini digunakan untuk kebutuhan kenaikan harga BBM. Sebagian besar industri kecil dan manupenunjang kuliah (foto kopi, buku, print, internet, dan sebagainya), faktur kolaps, akibat mahalnya biaya produksi, begitupun yang makan, biaya kost-kostan (untuk yang ngekost), transport dan kedialami kaum tani. butuhan hiburan. Jika ditambah dengan pembiayaan pokok untuk Dengan kenaikan harga minyak dunia dan komoditas dunia, kuliah (SPP, SKS, Praktikum, dan sebagainya), tentu akan semapara produsen pangan dalam negeri akan semakin kesulitan kin memberatkan. Toh, untuk makan saja biayanya sudah cukup berproduksi akibat mahalnya tanggungan biaya produksi. Di tammahal. Belum lagi jika yang ngekost harus menerima konsekuensi bah membanjirnya produk-produk pangan impor, petaka itu akan naiknya biaya kost-kostan akibat naiknya tarif dasar listrik. Jika semakin menjadi-jadi. Kenapa? Karena kaum imperialis memiliki harga BBM turut naik, akan menambah pengeluaran untuk ongkos jasa importir seperti Cargill (jasa importir kedelai milik AS) yang transport atau bensin. Kenaikan harga sembako, harga BBM dan berperan sebagai pemasok dan distributor kedelai impor milik AS tarif dasar listrik, jelas sangat merugikan bukan hanya bagi rakyat, di Indonesia. Merekalah yang kemudian mengendalikan harga tetapi juga bagi pemuda-mahasiswa. dengan tidak ragu menimbun seperti yang terbongkar di Surabaya Januari lalu, sehingga harganya akan lebih mahal di pasaran. Mari Bergerak Maju Tolak Kenaikan Harga Sembako Akibat dari itu semua, harga-harga bahan mahal, produsen Pemerintah bukannya tidak mampu mengatasi kenaikan harbangkrut, PHK terjadi dan kaum tani akan semakin terkungkung. ga-harga sembako. Akan tetapi, rejim SBY-Kalla memilih melayani Kehidupan keluarga akan semakin tidak harmonis akibat keterbatasan daya beli untuk memperoleh kebutuhan bahan pokok, sementara pendapatan dan kepastian kerja semakin tidak jelas. Apalagi pemerintah telah menerapkan kebijakan untuk membebaskan tarif impor untuk produk pangan impor pada akhir Januari 2008. Banjir yang melanda sejak akhir tahun 2007 hingga saat ini, turut menambah ancaman bagi ketersediaan pangan. Ini disebabkan rusaknya sebagian besar lahan pertanian, ternak dan tambak. Belum lama ini, Badan Pangan Dunia (Food and Agricultrue Organization/FAO) melalui Global Information and Early Warning System menyatakan 36 negara di Asia, Afrika dan Amerika Latin mengalami krisis pangan. Di Asia, Indonesia termasuk di dalamnya bersama Irak, Afghanistan, Korea Utara, Bangladesh, Nepal, Pakistan, Sri Lanka dan Timor Leste. Krisis selain diakibatkan kenaikan harga bahan pangan juga timbul karena adanya konflik, banjir, gempa bumi dan perubahan iklim. Kita juga melihat bertambahnya bayi dan anak-anak yang saat ini menderita gizi buruk dan busung lapar akibat ketidaksanggupan orang tua untuk membeli sembako dan susu. Di Tangerang, dinas kesehatan setempat menyatakan terdapat FMN Bersama GSBI (Gabungan Serikat Buruh Independen)Melakukan Aksi bersama Meno3.045 balita menderita gizi buruk. Menurut Prof. lak Kenaikan Harga Sembako Yosef Hartadi dari Fakutas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FKUI), terdapat 5,1 juta kepentingan kaum imperialis dan klik-klik penguasa di dalam negbalita penderita gizi buruk di Indonesia dewasa ini, 54 persen atau eri, daripada rakyatnya sendiri. Andai saja rejim SBY-Kalla mau sekitar 2,6 juta anak terancam meninggal untuk rata-rata di 33 menjalankan reforma agraria sejati, menaikkan upah buruh, mempropinsi. buka lapangan pekerjaan dan kesempatan mengenyam pendidiKrisis ekonomi saat ini sudah semakin tajam dan menusuk kan serta kesehatan bagi rakyat secara luas, tentu dampak kenaijantung kehidupan rakyat Indonesia. Rejim SBY-Kalla juga telah kan harga saat ini bisa tertangani untuk membenahi ketimpangan menunjukkan kegagalannya, karena angka kemiskinan semakin sistem pertanian dan daya beli masyarakat yang merosot. Jika 650 bertambah mencapai 37 juta jiwa saat ini. Sekitar 2,5 juta pentriliun mampu dikucurkan untuk bantuan likuiditas Bank Indonesia gangguran terbuka disertai penggangguran terselubung sekitar 40 (BLBI) yang dikorupsi ataupun 1000 triliun yang dihabiskan untuk juta jiwa dari 106 juta angkatan kerja. Apalagi yang bisa dikatakan pesta elektoral dalam 5 tahun terakhir ini, kenapa untuk menekan rejim ini dengan kenaikan harga sembako, listrik dan BBM, selain laju kenaikan harga-harga sembako tidak bisa? Tanyakan saja kegagalan mengatasi krisis ekonomi dalam negeri. kepada rejim kepala batu SBY-Kalla! Tidak ada pilihan lain bagi kita untuk tidak melakukan tindakan Ancaman Terhadap Pemuda-Mahasiswa menuntut diturunkan harga-harga sembako dan menolak renKenaikan harga sembako, naiknya tarif dasar listrik dan harga cana pemerintah menaikkan harga BBM serta tarif dasar listrik. BBM, juga akan membawa pukulan bagi pemuda-mahasiswa. Pemuda-mahasiswa harus mengangkat soal ini menjadi bagian Kebutuhan seperti peralatan laboratorium di kampus akan memdari perjuangan massanya di kampus dan bersama klas buruh, bengkak, karena harus didapatkan dengan membeli dengan biaya tani dan rakyat tertindas lainnya mendesakkan tuntutan-tuntutan yang tidak kecil. Kenaikan harga minyak dunia akan berpengaruh tersebut. Ayo Maju Bergerak Bersama! #
FOKUS
Imperialisme Pada Hakekatnya Adalah Perang. (5 (lima) Tahun Perang Agresi AS terhadap Irak) Tanggal 20 maret 2003 mungkin adalah awal mimpi buruk bagi seluruh rakyat di Irak, sebuah kejadian yang tidak akan pernah terlupakan sepanjang sejarah negara yang terkenal sebagai penghasil minyak no 2 di dunia, Lima tahun lalu, imperialisme Amerika Serikat (AS) dengan dukungan sekutunya melakukan bombardir terhadap negeri 1001 malam, Irak. Serangan militer AS ini dilakukan dengan dalih kepemilikan pemerintah Irak atas senjata pemusnah massal dan keterkaitannya dengan jaringan teroris Al-Qaeda, Osamah Bin Laden, kala itu Irak masih di bawah kepemimpinan rejim Saddam
Perang Irak Pada sendiri. Pasca kemenanHakekatnya adalah gan kaum borjuis dalam Perampokan, Terror menumbangkan kekuadan Agresi Imperialsaan feudal di revolusi isme AS. Prancis yang kemudian Agresi yang tidak melahirkan negara kunjung berakhir, ini , demokrasi borjuasi perAmerika diperkirakan tama, kemudian revolusi telah menghabiskan industri di Inggris dengan lebih dari USD 3 triliun, penemuan – penemuan jika di rupiahkan lebih besarnnya. Kompetisi dari Rp 27.000 triliun, itu antara kapitalispun kian belum termasuk tunjansengit, dari free margan untuk veteran serta ket monopoly menjadi tentara yang tewas di capitalist monopoly (moirak dan biaya pemulihan nopoli kapitalis) dengan logistic militer yang terkutergerusnya kapitalis ras, angka yang mena– kapitalis kecil oleh kjubkan untuk sebuah kapitalis besar. perang yang gagal. Kapitalisme yang Kemudian secara menggantungkan nyata terbukti bahwa hidupnya dengan cara agresi yang dilakukan menindas dan mencuri oleh Imperialis AS tidak nilai lebih dari buruh, kelebih sebagai upaya mudian produksi yang diimperialis AS untuk menlakukan adalah produksi guasai jalusr perdaganbesar – besaran yang gan minyak serta sumber hanya mengharapkan minyak di Irak yang keuntungan yang sebebegitu melimpah, selain sar –besarnya hingga sebagai upaya menguakhirnya timbul over rangi krisis overproduksi produksi, yaitu produksi persenjataan yang di yang begitu melimpah alami oleh Imperialisme tetapi tidak di imbang AS, tentu sebagai sedengan ketersediaan buah negara Imperialis, pasar (pembeli). Hal yang ada dalam mimpi inilah yang kemudian AS adalah bagaimana mendorong para kapimampu menguasai talis saling memakan sumber bahan mentah, antar sesamanya untuk pasar tenaga kerja, dan memperebutkan pasar, mendapatkan buruh denyang kemudian hanya gan upah rendah agar menyisakan mereka mampu mendapatkan yang mampu mengakeuntungan super (super kumulasi produksi dan profit). modal yang besar, Inilah Solidaritas Internasional menolak Agresi A.S terhadap Irak Perang agresi yang proses kenapa terjadindilakukan Imperialisme AS terhadap Irak sebenarnya sudah sering ya sistem kapitalis monopoli. dilakukan, hal ini memang salah satu jalan imperialisme untuk meMacam-macam pertentangan pun dengan mudah muncul di lepaskan diri dari krisis yang ada di dalam tubuh imperialisme itu kalangan kekuatan kapitalis, karena mereka selalu mencari persendiri. Imperialisme adalah perang, itulah kenyataan yang ada, luasan wilayah ekonomi dengan mengorbankan yang lain. Perang artinya dimanapun Imperialisme ada dan dalam wujud apapun, pun meletus ketika mereka tidak dapat lagi menemukan jalan kelupasti timbul penindasan, penghisapan, terror yang berujung pada ar secara baik dalam perebutan wilayah jajahan dan pasar. Perang agresi. Dunia (PD) I adalah puncak dari krisis Imperialisme pertama yang Kita ingat Perang Dunia I yang merupakan perang yang ditmeruntuhkan negara seperti jerman dan italia serta memunculkan imbulkan akibat krisis akut imperialisme, saat itu negara – negara AS dan sekutunya sebagai negara pemenang. kapitalis yang sudah memiliki pembagian atas wilayah – wilayah Tetapi di sisi lain penindasan dan penghisapan begitu hebat koloni (negara jajahan) dan negara – negara yang setengah jadan kejam yang dilakukan oleh kapitalisme telah menuai berbagai jahan ataupun negeri tergantung diantara negara imperialis itu perlawanan rakyat, mulai dari kaum buruh, tani dan segala sektor
rakyat tertindas lainnya. Puncaknya adalah kemenangan di Rusia dalam Revolusi Oktober 1917 yang pengaruhnya kemudian menjalar begitu luas di dunia dengan menginsipirasikan perjuangan pemb babasan di negeri jajahan dan setengah jajahan lainnya. Pasca kemenangan dalam PD II negara – negara kapitalis mengalami booming ekonomi yang luar biasa, pasar mampu mereka kuasai sebegitu juga sumber bahan mentah yang didapat aam memperebutkan pasar dan tentu saja mengancam keberadaan negara kapitalis besar semacam AS, Inggris dan sekutunya. Ancaman fasis juga dirasakan oleh Uni soviet. Imperialisme AS dan sekutunya terpaksa menggandeng kekuatan Uni Soviet untuk memukul kaum fasis. Tentara Merah Uni Soviet kemudian berhasil menundukkan Berlin. Mussolini tidak bisa berkutik dan Kehebatan rakyat Tiongkok mumukul mundur kaum fasis Jepang hingga Bom Atom di Nagasaki dan Hiroshima yang dijatuhkan AS menandai tamatnya PD II, yang pasti perjuangan rakyat di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan untuk melawan kaum fasis juga tak kalah patriotis dan gagah berani., seperti juga yang terjadi di Indonesia. Krisis imperialisme kali ini telah menandai bangkitnya gerakan pembebasan nasional di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan, berdirinya republic Demokirasi Rakyat di Tiongkok dan sejumlah negara Sosialis di berbagai dunia dan tampilnya Uni Soviet kekuatan utama di dunia. Pasca PD II AS kian kokoh mentasbihkan diri sebagai raja para Imperialis, setelah membentuk PBB yang digunakan untuk mengikat dan mendominasi kebijakan politik dan militer anggotanya, selain itu AS juga mensponsori berdirinya WTO yang mampu menentukan kebijakan ekonomi negara–negara anggotanya. Selain dengan mengikat dengan perjanjian bilateral antar negara dibidang ekonomi dan militer terutama dengan negara yang baru merdeka yang hakekatnya menjamin berlakunya sistem setengah jajahan dengan para rejim boneka yang di kendalikan oleh imperialisme AS dan perjanjian yang mengikat mereka. Tapi pada periode 1970-an Imperialime AS kembali mengalami krisis terutama akibat melambungnya anggaran militer dan tingkat konsumerisme yang begitu tinggi di AS. pada periode ini Imperialisme AS memang sedang getol–getolnya menghambat perkembangan sosialisme yang pada perkembangannya terbukti telah mendorong perjuangan pembebasan dalam negeri melawan penindasan Imperialisme. Banyak perang kemudian di sponsori oleh Imperialisme AS yang tidak jarang justru menyebabkan terpecahnya rakyat dalam suatu negara.perang di semenajung korea misalnya telah menyebabkan korea terpecah menjadi korea selatan dan utara, puncaknya adalah kegagalan imperialisme AS dalam perang Vietnam, perjuangan gigih rakyat Vietnam mengusir penjajah telah mencegah Vietnam terpecah dua, dan yang paling penting adalah kalahnya Imperialisme AS. selain itu imperialisme AS seringkali membangun klik didalam suatu negeri mulai dari klik reaksioner borjuasi komprador sampai klik militer untuk menumbangkan kekuasaan yang dinilai membahayakan AS, seperti yang dialami Indonesia, ketika rejim populis Soekarno harus tergusur oleh rejim fasis soeharto dengan di sponsori imperialisme AS yang mengakibatkan ratusan ribu nyawa rakyat Indonesia yang tidak berdosa melayang. Kebijakan perang agresi telah mendorong melonjaknya anggaran militer AS, sementara di dalam negeri AS sendiri sedang dilanda krisi akibat konsumerisme yang begitu tinggi hal ini mendorong AS kembali menerapkan kebijakan ekonomi pasar bebas atau yang lebih di kenal dengan neoliberalisme pada periode 1970- an. Kuatnya dominasi tunggal imperialisme ini semakin mendapatkan pijakannya tatkalan Uni Soviet dan negeri-negeri sosialis di Eropa TImur menempuh langkah restorasi menuju kapitalisme yang berujung kebangkrutan mereka pada akhir 1980an dan Uni Soviet bubar pada 1991. Hal yang sama juga melanda Tiongkok yang juga menempuh restorasi menuju kapitalisme sejak dikuasai olek klik Deng Xiao Ping. Hal ini mengakibatkan imperialisme AS tidak lagi memiliki pesaing yang signifikan. Rakyat Bangkit Berjuang Melawan Imperalisme Berbagai bentuk penindasan sistematis yang dilakukan Imperialisme AS telah membangkitkan gerakan perlawanan dari belahan
penjuru dunia, Imperialisme AS yang selama ini menggambarkan diri sebagai penjaga perdamaian dunia ternyata tidak lebih dari tukang terror, perampok dan penjajah. Tidak heran berbagai bentuk perlawananpun muncul bahkan di Irak sampai hari ini Imperialisme AS tidak mampu menghentikan perlawanan dari rakyat Irak yang tidak rela tanah airnya di jajah. Perjuangan anti Imperilalisme baik secara langsung maupun dengan melakukan perjuangan terhadap rejim – rejim boneka bentukan Imperialise AS, seperti yang terjadi di beberapa negara di asia antara lain Philipina, India, Turki, Pakistan dan banyak negara lainnya. Di Indonesia Imperialisme AS begitu kuat dominasinya, praktis Indonesia berada dalam kendali sepenuhnya oleh Imperialisme AS dan rejim bonekanya,sampai hari ini rejim boneka SBY – Kalla juga tidak ada bedanya dengan para pendahulunya. Kebijakan dari Rejim boneka Imperialis SBY – kalla tidak pernah mau berpihak pada rakyat. Regulasi /peraturan-peraturan yang jelas anti rakyat dan pro imperialis seperti UU Penanaman Modal No 25 tahun 2007, UU Terorisme, UUK No 13/2003, Keppres Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum, UU Sisdiknas hingga beberapa rancangan seperti RPP Pesangon, RUU Land Caping, dan RUU BHP. Artinya sampai hari ini Indonesia juga tidak terlepas dari praktek penggarongan dan perampasan yang dilakukan oleh Imperialisme di bawah kepemimpinan AS, segala sumber tambang di kuasai dan di gunakan sepenuhnya untuk kepentingan Imperialisme, sebegitu juga dengan ekonomi dan politik yang kebijakannya harus sesuai dengan kepentingan Imperialisme. Segala kekuatan Imperialisme di Indonesia di operasionalkan sepenuhnya oleh rejim boneka yang hari ini di pimpinan oleh SBY–Kalla serta berdiri atas sistem ekonomi semi feudal. Ini menjelaskan secara kongkret saat ini secara politik Indonesia masih dalam cengkeraman Imperialisme dengan sistem ekonomi semi feudal. Indonesia dominasi imperialisme yang dijalankan lewat rejim anti rakyat SBY–kalla dengan berdiri diatas tiang-tiang feodalisme, maka perjuangan kaum tani adalah melakukan perjuangan menuntut land reform/reforma agaria sejati yang pada hakekatnya adalah penguasaan rakyat atas tanah dan segala isinya dan apa yang ada di atasnya demi terbangunnya industri nasional. Kemudian kelas buruh yang dengan konsisten terus berjuang demi menghancurkan kapitalis monopoli yang menghisap dan menghancurkan masa depan tenaga produktif suatu bangsa untuk keuntungan produksinya. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemuda mahasiswa sebagai golongan yang memiliki vitalitas dan energy lebih dan tentu saja harapan masa depan suatu bangsa, melakukan perjuangan bersama kelas buruh dan kaum tani demi terbebasnya suatu bangsa dari cengkeraman bangsa asing utamanya imperialisme AS, pemuda mahasiswa berjuang demi harapan akan masa depan dan pekerjaan yang sesuai harapan, bukan hanya sekedar menjadi buruh kontrak, atau buruh dengan penindasan dan penghisapan yang begitu hebat dengan upah rendah. selain itu mahasiswa yang juga memiliki kemampuan intelektualitas berjuang dengan mengabdikan ilmunya demi rakyat, melayani rakyat dengan kemampuan dengan sepenuh hati, karena harus diakui dalam kungkungan rejim boneka tidak mungkin ke ilmuan akan berkembang karena arahan pendidikan dalam negara jajahan atau setengah jajahan adalah sebagai media propaganda dari budaya- budaya imperialis yang menginginkan tenaga – tenaga produktif mahasiswa tidak pernah berpikir untuk mengembangkan teknologi untuk kemajuan bangsanya sendiri, berpikir pragmatis, dan liberal. karena itulah perjuangan mengusir imperialisme AS dari indonesia serta menghancurkan tiang feudalism yang selama ini menjadi penyangga imperialisme di Indonesia menjadi penting untuk dilakukan, dan persatuan dari segala sektor rakyat tertindas menjadi penting untuk dilakukan, karena sekali lagi penindasan dan penghisapan imperialisme yang dilakukan lewat rejim SBY – kalla bukan hanya dialami oleh kaum tani atau kaum buruh saja tetapi semua golongan dan kelas di Indonesia termasuk di dalamnya pemuda mahasiswa. Pemuda Mahasiswa berjuang bersama rakyat…!
AGENDA
Imperialis Amerika Si Macan Kertas yang Tengah Sekarat, Mari Bersatu Dengan Klas Buruh dan Kaum Tani Memperingati May Day dan Hardiknas Oleh : Ridwan Lukman1
Lima tahun sudah peristiwa barbar penuh kebiadaban yang dilakukan imperialis Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Irak. Situasi saat ini menunjukkan krisis di tubuh imperialisme utamanya imperialis AS semakin akut. Di sisi lain, klas buruh dan rakyat pekerja akan menyongsong peringatan Hari Buruh Sedunia (May Day) dan tak ketinggalan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Bagaimana sikap pemuda-mahasiswa akan hal ini?
K
redit Macet Perumahan (Subprime Mortgage) di AS, melambungnya harga minyak dunia, kebijakan perang Irak, konflik kawasan di Timurtengah, Amerika Latin dan negaranegara Balkan, memperlihatkan betapa imperialis AS saat ini tengah dirundung sekian persoalan yang semakin membuka tabir kebusukan dari krisis di tubuh imperialisme. Imperialis AS : Teroris No. 1, Sang Agresor dan Perampok Negeri Orang! Tanggal 20 Maret 2003, imperialis AS dengan sekutunya melakukan bombardir terhadap Irak. Peristiwa ini menandai perang agresi imperialis AS terhadap negeri penghasil minyak nomor 2 (dua) terbesaar di dunia tersebut. Serangan militer AS dilakukan dengan dalih kepemilikan pemerintah Irak atas senjata pemusnah massal dan keterkaitannya dengan jaringan teroris Al-Qaeda, Osamah Bin Laden. Sebelumnya, AS melakukan hal serupa terhadap Afghanistan dengan alasan yang tidak juah berbeda. Perang agresi imperialis AS yang menghabiskan 3 triliun dollar AS (sekitar Rp 27.000 triliun) ternyata menunjukkan kegagalan. Rakyat Irak terus melakukan perlawanannya mempertahankan diri dari agresi AS, hingga lebih dari 10.000 tentara AS tewas selama menjalankan misi suci kaum imperialis AS tersebut. Perang agresi imperialis AS dan sekutunya telah menghancurkan penghidupan rakyat Irak. Ribuan orang tewas, jutaan lainnya mengungsi, kehidupan ekonomi hancur hingga kejahatan perang lainnya seperti tragedi penjara Abu Ghalib. Semua mata dunia terbuka, perang agresi imperialis AS serta sekutunya ke Irak dan Afghanistan ternyata untuk menguasai sumber-sumber dan jalur perdagangan minyak sekaligus mengatasi krisis over produksi persenjataan milik imperialis AS. Perang agresi ke Irak membuka topeng kebusukan dominasi imperialis AS yang rakus akan sumber-sumber bahan mentah, pasar dan tenaga kerja murah untuk mendatangkan super profit luar biasa. Nafsu serakah imperialisme mau tidak mau membuat mereka akan dan selalu mempersiapkan perang. Apa yang dilakukan imperialis AS dalam perang agresi ke Irak dan Afghanistan, menunjukkan perkembangan baru dari imperialis AS menjadi kekuatan fasis. Menggunakan serangan 11 September 2001 sebagai preteks, imperialis AS meluncurkan apa yang dinamakan sebagai “perang melawan teror� (war war on terror terror). Mereka mempercepat berbagai tindakan yang terang-terangan berupa agresi serta intervensi militer pada skala dunia. Serbuan dan pendudukan Afganistan dan Irak, pembangunan kembali, peningkatan pengerahan kembali kekuatan bersenjata AS, anggaran belanja pertahanan yang meroket serta pemulihan berbagai program pertahanan berbiaya tinggi seperti program pertahanan anti peluru kendali jarak jauh dan program ruang angkasa, merupakan bagian “Proyek untuk Abad Amerika Baru�, yang ditetaskan oleh kaum neokonservatif untuk menguatkan hegemoni global AS dengan merebut sumbersumber dan wilayah strategis; serta merintangi, mendahului dan membinasakan oposisi dan para pesaing jangka-panjang. Dalam proses ini, AS secara mencolok mata melanggar hukum internasional, menginjak-injak hak-hak kedaulatan bangsa dan rakyat, menimbulkan malapetaka serta menghancurkan pusat hunian penduduk sipil dan lingkungan alam.
Perampokan sistematis dan perang agresi imperialis AS Irak dan Afghanistan serta rencana-rencana agresi sejenis ke negaranegara lain, semakin membuktikan bahwa imperialisme utamanya imperialis AS hanya akan membawa peradaban manusia di dunia dalam kebinasaan dan kemiskinan yang semakin merajalela. Dengan demikian, sangatlah penting bagi seluruh rakyat dan bangsa tertindas di seleruh dunia untuk memperkuat solidaritas internasional melawan dominasi imperialisme pimpinan AS dan rejim-rejim bonekanya di berbagai negeri Krisis Umum Imperialisme Semakin Parah Saat ini, krisis umum imperialisme semakin menjadi-jadi. Belum lama ini, AS kembali diguncang dengan krisis kredit macet perumahan (subprime mortgage) yang telah mengakibatkan daya beli merosot dan ledakan pengangguran akibat PHK. Kepercayaan dunia kepada AS pun perlahan-lahan dipertanyakan? Upaya-upaya pemerintah Bush dengan suntikan dana 150 miliar dollar AS dan menurunkan tingkat suku bunga juga tidak membawa perubahan cukup berarti. Di sisi lain, Bush sendiri mulai kehilangan pamornya akibat kebijakan mempertahan perang di Irak. Di sisi lain imperialis AS juga mendapatkan tentangan dari China dan Rusia yang tengah meroket perekonomiannya. Bukan sekedar persaingan ekonomi, mereka pun mulai terlibat dalam persaingan senjata dan memperebutkan pengaruh di berbagai kawasan. Tetapi mereka masih bisa menempuh jalan kompromi dengan berbagai konsensus yang saling menguntungkan. Satu hal bahwa imperialis AS memiliki dominasi kuat atas kekuatan militer yang belum ada tandingannya oleh negara imperialis lainnya. Di negeri-negeri yang ingin mempertahankan kedaulatannya dari rongrongan imperialis AS seperti Venezuela, Kuba, Korea Utara, Iran dan Palestina, tentangan melawan imperialis AS terus bergema. Provokasi AS dengan mendukung Kolombia yang membunuh Jubir FARC (Front Armed Revolutionary of Colombia) Raul Reyes, telah memancing Venezuela, Ekuador dan beberapa negeri latin lainnya dengan lantang mengutuk AS dan bersiap diri atas perang yang akan terjadi. Di Iran, sanksi PBB yang dijatuhkan terkait program pengembangan Nuklir Iran, tidak menyurutkan langkah pemerintah Ahmadinedjad. Naiknya Raul Castro menggantikan Fidel Castro tetap tidak mempengaruhi politik anti AS dari negeri tersebut. Upaya-upaya diplomasi AS terhadap Korea Utara juga tidak berjalan mulus. Sementara perseteruan Palestina-Israel yang tak kunjung padam, semakin memperlihatkan ketidakmampuan AS menangani konflik di Timurtengah. Kondisi terparah justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan seperti Indonesia. Di negeri-negeri ini imperialisme menjadikannya sebagai cadangan utama untuk sumber bahan mentah, pasar dan mendapatkan tenaga kerja murah. Di negeri-negeri ini, imperialisme monyokong kuat rejimrejim boneka lewat eksport kapital baik investasi atau bentuk kerjasama ekonomi lainnya (utang, hibah, dsb) agar tetap bisa mengeruk sumber-sumber bahan mentah mulai dari perluasan perkebunan komoditi imperialis hingga penguasaan minyak dan bahan mineral lainnya. Dia juga memaksakan pembukaan kran impor untuk produk berlebih imperialis sehingga membuat ketergantungan yangluar biasa atas produk impor untuk kebutuhan dalam negeri hingga liberalisasi perburuhan yang memaksa buruh
diupah murah dan tanpa jaminan kepastian kerja. Akibat dari itu semua, negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan menjadi ladang krisis ekonomi yang semakin akut dan menghancurkan penghidupan rakyat secara luas utamanya bagi klas buruh dan kaum tani. Rakyat Tertindas Sedunia Bangkit Melawan Imperialis AS dan Rejim Bonekanya Saat ini Gerakan Rakyat di dunia semakin berkembang maju melakukan perjuangan melawan dominasi kaum borjuasi monopoli di negeri-negeri imperialis, melawan perang agresi dan pendudukan imperialis AS di berbagai negeri serta mengobarkan perjuangan yang sengit melawan berbagai rejim boneka imperialis yang menjadi penyokong utama kepentingan imperialisme di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Gerakan anti perang di negeri-negeri imperialis yang melaknat perang agresi imperialis AS, tidak hanya mendesak penghentian perang, lebih dari itu mulai memberikan dukungan konkretnya atas perjuangan rakyat di Irak, Afghanistan ataupun Palestina yang terus dibombardir oleh barbarisme raja perang imperialis AS. Kredit macet perumahan (Subprime Mortgage) di AS, yang mengakibatkan daya beli masyarakat merosot, PHK, pencabutan subsidi sosial hingga diskriminasi terhadap kaum migran, telah membangkitkan kesadaran klas buruh dan rakyat pekerja untuk membongkar kebusukan kaum borjuasi monopoli di negeri-negeri imperialis. Tidak ada kunjungan Bush atau utusan AS yang tidak disambut dengan gelombang demonstrasi. Forum-forum imperialis yang melibatkan AS, seperti WTO, WEF. G-8 dan CGI selalu dibanjiri protes buruh, tani, pemuda-mahasiswa, kaum miskin perkotaan ataupun kaum perempuan. Rakyat di berbagai dunia semakin terbuka kesadarannya tentang siapa sesungguhnya AS yang katanya pelindung dunia, negara demokrasi terbaik, penjamin HAM nomor wahid, tapi ternyata semua palsu. Dimana-mana demonstrasi anti bush dan AS selalu menyebutkan bahwa AS adalah teroris No. 1. Kebangkitan gerakan rakyat secara luar biasa justru terjadi di negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan. Itu semua akibat pelipatgandaan penghisapan dan penindasan imperialis, yang tercermin dalam krisis ekonomi yang semakin tajam dan akut, yang membuat penghidupan massa rakyat terus merosot. Klas buruh, kaum tani, dan berbagai kekuatan rakyat lainnya terus melakukan perjuangan dan aksi-aksinya menuntut hak-hak demokratis hingga melakukan perjuangan yang lebih hebat menuntut pembebasan nasional demokratis. Perjuangan rakyat Irak dan Afghanistan terus berkobar, meskipun AS mengekspor terus para yankee-nya ke negeri 1001 malam tersebut. Gerakan melawan rejim boneka imperialis AS dan perjuangan pembebasan nasional terlihat nyata di Filipina, India, Pakistan, Nepal, Turki, Bangladesh, beberapa negeri Amerika Latin, dan sebagainya. Aksi-aksi protes rakyat, demonstrasi anti rejim hingga perlawanan bersenjata terhadap rejim boneka imperialis AS di berbagai negeri terjadi terus menerus. Hal ini pun terjadi di Indonesia. Rejim SBY-Kalla semakin kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia dengan rentetan kebijakan anti rakyatnya dan bangkitnya gerakan protes rakyat tertindas Indonesia secara meluas. Imperialisme (utamanya imperialis AS) akhirnya perlahanlahan menggali liang kuburnya sendiri dan mempertontonkan dirinya macan kertas yang tengah sekarat. Kebangkitan gerakan rakyat di negeri-negeri jajahan dan di negeri-negeri induk imperialis telah membuka gerbang bagi perubahan dunia baru untuk mewujudkan keadilan sosial dan perdamaian abadi. Periodeisasi dari perkembangan krisis umum imperialisme telah melahirkan berbagai perubahan sosial spektakuler ; Revolusi Besar Oktober 1917, Revolusi Demokrasi Rakyat Tiongkok dan Gerakan Pembebasan Nasional di berbagai Negeri. Krisis umum imperialisme telah memuluskan jalan bagi pembebasan nasional demokratis dan pembebasan sosial di dunia. Tugas selanjutnya, bagaimana gerakan massa itu sendiri semakin membajakan dirinya untuk melancarkan perjuangan yang lebih hebat melawan dominasi imperialis AS dan rejim bonekanya di berbagai negeri.
Pesan May Day dan Hardiknas : Bersatu dan Berjuang Bersama Klas Buruh dan Kaum Tani Tidak lama lagi, klas buruh akan memperingati peristiwa penting dalam tonggak perjuangan buruh sedunia, yaitu Hari Buruh Sedunia (May Day) setiap 1 Mei. Hampir seluruh dunia merayakan peristiwa ini, tak terkecuali di Indonesia. Sehari setelah itu, seluruh rakyat juga akan memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sudah menjadi tradisi dalam pergerakkan di Indonesia, May Day dan Hardiknas selalu diperingati dengan gelombang aksi-aksi massa guna menyuarakan aspirasi dan tuntutan rakyat atas persoalan klas buruh, pendidikan dan rakyat secara umum. Dengan demikian, kedua peristiwa ini patut menjadi perhatian kita (pemuda-mahasiswa). May Day adalah momentum penting dalam sejarah perjuangan Klas Buruh. Di mana perjuangan heroik klas buruh di Amerika Serikat (AS) ketika itu walaupun dihabisi dengan segala kekerasan dari aparatus bersenjata klas borjuasi telah menjadi inspirasi tersendiri bagi perjuangan klas buruh di dunia. Dengan perjuangan di May Day lah klas buruh berhasil memperjuangkan 8 jam kerja per hari. Untuk itulah, Kongres Buruh Internasional tahun 1889 menjadikan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia yang diperingati sejak 1890. Kekuatan klas buruh sebagai kekuatan yang memimpin telah terbukti dengan lahirnya Revolusi Besar Oktober 1917 di Rusia dan Revolusi Demokrasi Rakyat 1949 di Tiongkok. Di sinilah kita sepenuhnya menyadari peranan besar klas buruh dalam sejarah masyarakat. Klas buruh telah memberi sumbangsih besar bagi perkembangan masyarakat. Klas Buruh lah yang paling berjasa atas produksi barang dagangan dan jasa yang saat ini banyak dinikmati oleh masyarakat, meskipun mereka harus dieksploitasi tenaga kerjanya dan di satu sisi hanya menguntungkan para kaum kapitalis. Klas buruh adalah klas dengan disiplin tinggi yang bekerja secara modern melalui sistem kerja yang saling terkait satu dengan lainnya. Sehingga itulah dia dikatakan sebagai klas yang paling maju. Pengalaman-pengalaman klas buruh dalam perjuangan merubah keadaan masyarakat juga membuktikan bahwa klas buruh adalah kekuatan pemimpin perubahan. Klas buruh juga memiliki peran besar dalam perubahan di Indonesia. Klas buruh lah yang pertama kali mendirikan organisasi modern di tahun 1905 yaitu organisasi buruh kereta api Staats Spoorwegen (SS) Bond dan dilanjutkan dengan pendirian VSTP (Vereniging van Spoor–en Tram Personeel) pada tahun 1908. Bahkan pada tahun 1919, klas buruh Indonesia telah mampu mendirikan vaksentral buruh bernama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (PPKB). Di mana kaum pemuda baru mampu melakukan itu semua pada tahun 1928 melalui peristiwa Sumpah Pemuda. Kebangkitan Klas Buruh di Indonesia di masa kolonialisme juga telah mendorong kalangan intelektual mendirikan organisasi modern seperti Boedi Oetomo, PNI, PI dan sebagainya. Klas buruh Indonesia yang disokong kaum tani juga menjadi kekuatan rakyat Indonesia yang pertama kali melakukan pemberontakan bersenjata melawan kaum Kolonial Belanda menuntut kemerdekaan Indonesia dari kolonialisme pada tahun 1926-1927. Di masa Revolusi Agustus ’45, klas buruh dan kaum tani memiliki peran besar dalam merebut sekaligus mempertahankan kemerdekaan. Klas buruh dan kaum tani berada di barisan paling depan untuk proses nasionalisasi aset-aset asing dan pendudukan perkebunan-perkebunan besar milik kaum kolonial. Bersama gerakan pemuda, klas buruh dan kaum tani bersatu padu mengangkat bedil dan bambu runcing berperang melawan kaum sekutu Belanda dan Inggris. Sayangnya, pengorbanan mulia tanpa pamrih tersebut harus berujung dengan pengkhiatan klas borjuasi komprador Hatta-Sjahrir dengan lahirnya Konfrensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949. Setelah Soekarno dijatuhkan Soeharto melalui peristiwa G 30 S, klas buruh, kaum tani dan seluruh kekuatan rakyat progresif di Indonesia dihabisi kekejaman fasis rejim boneka imperialis Soeharto. Di masa orde baru, Soeharto menerapkan kebijakan ekonomi pro imperialis yang hanya bersandar pada pembukaan eksport kapital asing ke dalam negeri untuk menguasai bahan baku dan pasar, tidak membangun sebuah industri nasional yang kuat. Klas buruh, kaum tani dan rakyat Indonesia secara umum
sesungguhnya hidup dalam penderitaan di bawah tindasan fasis rejim Soharto. Serikat buruh yang menjadi alat perjuangan klas buruh dipelintir menjadi penghamba penguasa dan pengusaha bernama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Di masa pemberangusan aktifitas politik oleh rejim Seoharto, klas buruh tetap menunjukkan perlawanannya. Di awal tahun 90an gerakan buruh PT. Gadjah Tunggal di Tangerang memulai perjuangan dan kemudian perjuangan klas buruh terus membesar seiring dengan makin masifnya forum-forum buruh yang menjadi sekolah gerakan bagi perjuangan klas buruh di masa orde baru. Kematian Marsinah 1995 ternyata tidak menyurutkan perjuangan klas buruh di Indonesia hingga akhirnya badai krisis ekonomi di tahun 1997 berujung dengan krisis politik yang menghantarkan Soeharto lengser dari tahtanya. Seiring dengan itu, kaum tani di awal reformasi juga tampil menunjukkan taring perlawanannya terhadap pemerintah dan tuantuan tanah. Aksi-aksi pendudukan lahan (reclaiming) meluas di berbagai pelosok desa. Klas buruh mendapatkan kembali sekutu utama perjuangannya yang dihabisi sepanjang kekuasaan orde baru. Kebangkitan klas buruh di masa orde baru juga turut menginspirasi kaum pemuda dan mahasiswa semakin berani melawan kekuasaan tirani orde baru yang kemudian bermuara pada lahirnya reformasi 1998. Klas buruh telah menunjukkan peran mereka sebagai klas paling maju dan memimpin dalam melakukan perubahan. Klas buruh dan kaum tani saat ini menjadi kekuatan paling konsisten berjuang melawan dominasi imperialisme dan kekuasaan rejim boneka di dalam negeri. Disinilah dukungan sepenuhnya harus diberikan pemuda mahasiswa bagi bersatunya kekuatan pokok perubahan klas buruh dan kaum tani. Gerakan pemuda dan mahasiswa harus menjalin sebuah pertalian erat dengan gerakan klas buruh dan kaum tani. Mulai mendatangi kantong-kantong buruh dan pemukiman kumuh di sekitarnya, menyelami kehidupan mereka dan berupaya sekuat tenaga bersama mereka mengorganisasikan diri membangun serikat buruh sejati dan melahirkan aktifis-aktifis massa maju dari kalangan klas buruh, di sela-sela menjalankan tugas pokoknya seharihari bekerja di kampus dan massa mahasiswa. Hal yang sama juga kita lakukan ke kalangan kaum tani di pedesaan. Gerakan pemuda mahasiswa harus mengikis habis sosok menara gading yang selama ini melekat di pundaknya, sebagaimana stempel itu melekat pada kampus-kampus congkak yang anti rakyat. Sehingga gerakan mahasiswa ke depannya mampu melahirkan aktifis-aktifis massa yang benar-benar menceburkan dirinya bekerja di kalangan rakyat klas buruh dan kaum tani. Beberapa pelajaran di masa lalu menunjukkan bahwa itu mampu dilakukan. Kenapa? Karena gerakan pemuda dan mahasiswa adalah pendukung utama bagi perjuangan klas buruh dan kaum tani. Hal lain yang harus diakukan adalah mendobrak gerbonggerbong kepalsuan akademik di kampus yang menjunjung tinggi dalil-dalil ilmiah penopang kepentingan kaum imperialis dan klas
penguasa dalam negeri. Di mana banyak kalangan intelektual atau akademisi di kampus yang dimotori sebagian besar guru besar dan dosen-dosen kolot yang mengabdikan diri, ilmu dan pengetahuannya bagi menyokong kuatnya dominasi imperialisme dan klas-klas penguasa di dalam negeri. Mereka berupaya sekuat tenaga menutup diri dari aspirasi perjuangan rakyat Indonesia. Mereka dengan gagah bersanding dibalik otak piciknya mendesak pengesahan revisi UUK pada tahun 2006, berkedok lembagalembaga kajian dan penelitian di kampus, dan kencang berbicara di depan kelas sembari menatap mahasiswa yang dianggapnya goblok dan mulutnya berceloteh ngawur penuh racun “bahwa kita butuh investasi untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri”, “ayo kamu mahasiswa bangunlah perumahanperumahan elit” dan “belailah klienmu walaupun dia pejabat korup, karena itu etika profesi”. Orang-orang seperti mereka telah mencoreng ilmu pengetahuan yang seharusnya ditujukan untuk kamajuan rakyat (science for the people). Di balik jubah kebesaran dan gelargelar akademik yang disanjungnya, mereka menjadi corong propagandis kaum imperialis dan rejim boneka yang menyesatkan otak mahasiswa dan rakyat. Mimbar-mimbar akademik mereka harus kita rebut kembali menjadikan mimbar akademik yang berbicara tentang pentingnya kenaikan upah buruh, hak kaum tani atas tanah, hak pendidikan kita yang semakin dirampas dan segala persoalan akibat dari krisis ekonomi yang semakin tajam ini. Kampus harus kita jadikan kembali sebagai “Benteng Pertahanan Rakyat.” May Day dan Hardiknas 2008 harus menjadi perhatian penting bagi pemuda-mahasiswa, yaitu merapatkan diri kita dengan klas buruh dan kaum tani. Hanya persatuan klas buruh dan kaum tani, akan mampu memperhebat perjuangan massa di Indonesia secara luas melawan kekuasaan rejim boneka imperialis AS SBY-Kalla sebagai biang pokok dari krisis ekonomi dalam negeri yang telah banyak menghancurkan penghidupan massa rakyat Indonesia secara menyeluruh, termasuk yang dialami kaum pemuda-mahasiswa. Tanpa klas buruh dan kaum tani, pemuda-mahasiswa akan sulit mewujudkan perjuangannya untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat. Dengan demkikian, pemuda-mahasiswa harus mengupayakan adanya persatuan klas buruh dan kaum tani dalam perayaan May Day 2008 serta menarik dukungan mereka dalam peringatan Hardiknas 2008. Caranya dengan menjadikan kampus sebagai panggung rakyat yang diwarnai pendiskusian dan rangkaian kegiatan propaganda tentang persoalan buruh dan kaum tani termasuk soal-soal pendidikan dan mahasiswa. Selanjutnya, berintegrasi dalam kerja-kerja propaganda dan mobilisasi di kantong-kantong buruh dan pedesaan. Intinya, Momentum ini harus menjadi ajang persekutuan klas buruh dan kaum tani dengan dukungan luas dari berbagai klas dan sektor untuk terus memperhebat perjuangan rakyat Indonesia melawan rejim anti rakyat SBY-Kalla! Mari Bersatu dan Berjuang Bersama Klas Buruh dan Kaum Tani. Songsong dan Sukseskan Peringatan May Day dan Hardiknas 2008! #
GELORA KAMPUS
Tetap Semangat Perjuangan Pemuda Mahasiswa (Berita Perjuangan dari Yogyakarta, Malang, Jambi dan Bandar Lampung) Yogyakarta - Lebih dari 300 mahasiswa dari berbagai elemen dan Universitas di Yogyakarta serta daerah lain melakukan aksi bersama di bundaran Universitas Gadjah Mada. Sebelumnya, unjuk rasa yang dilakukan belasan mahasiswa dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) di depan GOR Universitas negeri Yogyakarta (UNY) sempat dibubarkan aparat. Mereka ditarik paksa ke perempatan Sagan yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi. Aksi yang dilakukan mahasiswa ini berkenaan dengan kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke kampus Universitas Negeri Yogyakarta yang disambut oleh unjuk rasa mahasiswa. Kedatangan Presiden kali ini dalam rangka meresmikan Gelora Olahraga (GOR) yang ada di Universitas tersebut. Ada tiga (3) tuntutan yang dikeluarkan para massa aksi, berupa hentikan komersialisasi pendidikan, turunkan harga bahan sembako, hingga pengusutan tuntas terhadap Soeharto. Aksi sendiri mendapat penjagaan ketat aparat. Mereka sempat terlibat saling dorong dengan mahasiswa yang mencoba hendak mendekat ke UNY, dalam pengawalan yang ketat massa aksi terus saja bersemangat meneriakan yel–yel untuk memblejeti rejim anti rakyat SBY–Kalla. M a l a n g Komersialisasi pendidikan semakin jelas terlihat dan terasa seperti yang terjadi di Universitas Brawijaya. Mahasiswa angkatan 2007 diharuskan membayar uang SPP yang dua kali lipat besarnya karena kebijakan Rektor Unbraw yang menetapkan SPP Proposional yang pada kenyataannya banyak memberatkan mahasiswa karena jumlah yang harus dibayar jauh dari kemampuan mahasiswa apalagi beberapa ketentuan dalam SPP Proposional tersebut tidak melibatkan orang tua dalam menggolongkan kategori-kategori keharusan mahasiswa dalam pembayaran SPP. Kemudian pihak rektor UB juga mengeluarkan kebijakan program D3 se-Unibraw akan ditutup tanpa memberikan alasan yang jelas, sementara pada satu sisi lain orang tua mahasiswa masih juga di bebani dengan kewajiban membayar uang Ikatan Orang tua Mahasiswa (IOM) yang besarnya berbeda-beda tiap fakultas. Kebijakan yang memperjelas tujuan rektor hanyalah untuk mencari keuntungan semata dari mahasiswanya hal ini kemudian mendorong FMN universitas Brawijaya untuk mulai bergerak dimulai dari penyebaran pamflet di kampus, diskusi terbuka antar mahasiswa, menyebarkan polling berisi pertanyaan tentang kebijakan penutupan program D3 se-Unibraw dan menggalang kekuatan mahasiswa untuk menolak kebijakan rektor yang tidak berpihak pada mahasiswa. Propaganda luas dan diskusi yang diadakan untuk membahas
situasi di Unibraw mendatangkan gejolak di kampus Unibraw dan tanggal 11 Maret 2008 sebanyak 32 orang massa mahasiswa Unibraw mengadakan aksi dikampusnya menuntut penutupan D3 Unibraw, penolakan SPP Proposional, dan Parkir berlangganan tiap semester Rp. 50.000. Isu utama yang dibawa yaitu “Tolak Status Enterpreneurship Brawijaya�. Selain melakukan aksi long march massa juga melakukan aksi penggalangan tanda tangan di kain putih sebagai bentuk dukungan perjuangan menuntut di penuhinya tuntutan mahasiswa. Orasi pun disampaikan massa diiringi yel-yel yang menyemangati aksi dan massa aksi walau hujan deras mengguyur. Aksi ini berakhir di depan kantor rektor dan mendapat respon positif oleh mahasiswa dan menyatakan tidak sepakat dengan penutupan D3 dan diberlakukannya SPP proporsional. Jambi- Mahasiswa IAIN Jambi mengadakan demonstrasi dikampusnya menuntut perbaikan fasilitas kampus yang semakin buruk, pengaturan akademisi terutama dosen yang sering tidak masuk, dosen yang tidak ahli dibidangnya, praktikum yang jarang diadakan, dan beberapa kebijakan rektor yang tidak melibatkan mahasiswa dan tidak berpihak pada mahasiswa. Massa yang terdiri dari berbagai elemen organisasi kampus dan Front Mahasiswa Nasional (FMN) yang tergabung dalam aliansi Gerakan Mahasiswa Menggugat (GMM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mengadakan aksi dengan berkampanye luas di kampus dan berakhir di depan kantor rektor sambil menyerukan tuntutan-tuntutan mahasiswa dan isu yang diangkat. Rektor kemudian berjanji akan berkoordinasi dengan pihak dekanat untuk menyelesaikan persoalan tersebut sampai batas waktu yang telah di sepakati antara massa aksi dengan rektor. Bandar Lampung- Mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Lampung yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa baik organisasi intra dan ekstra seperti Front Mahasiswa Nasional (FMN) menuntut kepada rector FKIP untuk menyelesaikan persoalan praktikum yang menjadi hak-hak mahasiswa belum dipenuhi. Untuk memperjuangkan hak-haknya mahasiswa mengumpulkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan menempelkan selebaran-selebaran di kampus yang berisi pemenuhan akan hak-hak mahasiswa dan gambaran buruk BHP yang akan diterapkan di kampus Unila tidak hanya sampai disitu hasil penggalangan tanda tangan yang kemudian diserahkan ke pihak rektor.
GEJOLAK MASSA
BANGKITKAN PERJUANGAN MELAWAN IMPERIALISME DAN REZIM ANTI RAKYAT SBY-KALLA BERSAMA BURUH DAN TANI
P
erjuangan kaum tani dalam usahanya mendapatkan hak– haknya atas tanah selalu berhadapan dengan kekerasan, terror, ancaman dari berbagai pihak yang tidak menginginkan petani berdaulat atas tanah yang sebenarnyaadalah hak bagi rakyat. Mulai dari tuan tanah dengan preman – preman bayarannya, Pengusaha, bahkan Negara dengan aparat keamanannya, seperti yang dialami petani di Desa Duren Tunggal, Deli serdang dan kaum tani di Desa Sekaroh, Lombok Timur, tidak surut juga adalah perjuangan massa dalam menuntut keadilan bagi rakyat dan menggedor Rejim anti Rakyat SBY - Kalla bahwa perjuangan rakyat saat ini sedang bangkit akibat ketidakadilan yang di timbulkan kebijakan rejim anti rakyat Perjuangan Petani Duren Tunggal menghadapi Preman Bayaran Tanggal 16 Maret 2008 pukul 16.00 WIB sekelompok preman membawa senjata tajam dan senapan angin datang menyerang petani di dusun Kota Lepar, Desa Duren Tonggal, Kecamatan Pancur Batu-Kabupaten Deli Serdang—Sumatra Utara. Sekitar 100 orang preman menyerang petani yang sedang bekerja ,penyerangan dilakukan dengan menggunakan senjata tajam dan senapan angin. Akibat kekerasan yang dilakukan preman suruhan pengusaha terhadap petani telah menimbulkan banyak korban luka –luka akibat senjata tajam dan terkena tembakan, tercatat sebanyak 5 orang petani harus dibawa untuk mendapatkan perawatan serius di rumah sakit. Bahkan salah satu anggota Fronta Mahasiswa Nasional yaitu Jeremia Ginting juga terkena tembakan pada bagian dada saat berusaha membantu kaum tani yang sedang berjuang mempertahankan diri, hal yang sama juga di alami oleh anggota dari aliansi gerakan reforma agraria (AGRA) Hendro Sihaloho juga tidak luput menjadi korban. Tidak hanya sampai disitu, terror dan intimidasi pun masih terus digencarkan ke pemukiman petani. Ironisnya pihak kepolisian melakukan tindak perlindungan terhadap petani yang sedang di serang tetapi justru menahan 2 orang petani. Polisi juga sempat menahan anggota Front Mahasiswa Nasional bernama Fransiskus Marbun serta membiarkan petani dikejar-kejar dan diteror oleh preman-preman suruhan ke pemukiman petani dan keluarganya. Sampai hari ini Petani Desa Duren Tonggal masih harus berhadapan dengan berbagai tindakan intimidatif yang dilakukan preman bayaran bahkan dari pihak aparat ke polisian. Petani Sekaroh Berjuang Menghadapi Kekerasan yang di Perankan Dinas Kehutanan dan Kepolisian Lombok Timur. Kondisi yang sama juga dialami oleh petani Dusun Sekaroh Desa Pemongkong Kabupaten Lombok Timur - Bagian Selatan. Dan sebanyak 10 orang petani ditangkap oleh kepolisian hanya atas tuduhan bahwa petani Sekaroh telah melanggar pasal 170 Jo 406 KUHP jo pasal 50 UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, yakni pengrusakan secara bersama-sama di depan umum.. Dengan tuduhan yaitu mencabut tanaman kayu yang di peruntukkan sebagai penghijauan di atas lahan hak mereka. Padahal sejumlah 500 Kepala Keluarga sejak tahun 1997 telah bermukim di sekitar pinggir Hutan Sekaroh serta menggarap lahan pinggir hutan dengan legitimasi pemerintah yang dibuktikan dengan
dokumen STPT dan Hak Garap Sementara atas lahan tersebut agar lahan hutani tandus dan terlantar di upayakan untuk menjadi lahan penghijauan sekaligus untuk menanam tanaman pangan guna menopang kehidupan dirinya dan keluarganya. Namun dipertengahan jalan kemudian Dinas Kehutanan malah melakukan penghijauan dengan menempatkan ladang warga yang sudah ada sebagai lokasi penghijauannya serta melarang petani untuk menanami kembali lahannya. Kebijakan dari Dinas Kehutanan tersebut mendapat perlawanan dari petani, namun diantisipasi Dinas Kehutanan dengan menurunkan 100 orang untuk menanam pohon proyek Dinas Kehutanan agar warga surut niat dan menjebak petani yang pada akhirnya hal ini menjadi kekuatan pihak Dinas Kehutanan menuntut petani yang melakukan pencabutan tanaman kayu penghijauan yang sebelumnya telah ditanami Dinas Kehutanan diatas lahan petani. Atas situasi tersebut beberapa petani yang merusak tanaman penghijauan yang di tanam Dinas Kehutanan ditangkap polisi membuat kawan-kawan dari berbagai organisasi di Lombok Timur baik ormas mahasiswa, mahasiswa dan ormas tani lainnya mengadakan aksi tanggal 24 Januari 2008 atas sikap Dinas Kehutanan dan Kepolisian Lombok Timur yang telah bersikap sewenang-wenang terhadap petani namun lagilagi solidiritas yang dilakukan kawan-kawan yang peduli terhadap nasib tani malah di represifitas oleh polisi saat aksi dan akhirnya sebanyak 14 orang diantaranya 2 orang dari mahasiswa. Harga Sembako Naik, Rakyat Aksi Jakarta- Penderitaan yang dialami oleh rakyat sepertinya tiada habisnya, gejolak masyarakatpun hampir meningkat di setiap daerah menuntut penurunan kenaikan harga kebutuhan pokok. Sejak kenaikan harga kedelai berturut-turut harga bahan pokok lainnya juga ikut naik seperti harga daging dan telur, jika sebelum mengalami kenaikan harga daging sapi berkisar Rp. 28.000-Rp. 30.000 per kg maka sekarang Rp. 50.000-Rp. 60.000 per kg di pasar tradisional dan harga telur sekarang bertahan antara Rp. 11.000-Rp.13.000 per kg dan untuk harga tepung terigu saja jika sebelum kenaikan sebesar Rp. 6.000 per kg maka sekarang Rp. 8.000 per kg, harga beras dari Rp. 4.000-Rp. 6.000 sekarang menjadi Rp. 4.300-Rp. 6.500 per kg, dan untuk minyak goreng curah sebelumnya Rp.9.000 per kg sekarang bertahan Rp. 13.000 per kg. Kenaikan harga ini hampir tidak bisa dikendalikan dan akan terus menaik jika harga minyak sawit mentah (CPO) di dunia juga terus menaik. Kenaikan harga bahan pokok memicu amarah rakyat dan hampir semua kota mengadakan aksi tak terkecuali Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat pembangunan juga tidak ketinggalan mengadakan aksi seperti kota-kota lainnya dan pada tanggal 25 Februari 2008 sejumlah massa dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) dan Liga Pemuda Bekasi (LPB) turun kejalan menuntut penolakan kenaikan harga bahan pokok dan ketika massa aksi sampai di Kedubes AS massa aksi di hadang dan di represif oleh polisi seperti ditendang, ditarik dan diinjak, tidak ketinggalan juga tindakan provokatif aparat kepolisian dengan menghina massa aksi. ketika massa aksi hendak melanjutkan aksi ke Istana Negara massa aksi dilarang karena Sang presiden lagi menerima tamu dari luar negeri. Walau demiki-
an massa aksi tidak kecewa karena massa aksi dapat mempropagandakan secara luas kepada masyarakat tentang kenaikan harga bahan pokok yang menyengsarakan dan menambah beban rakyat. Perempuan Memperingati Hari Perempuan International dan Bangkit Melawan Budaya Patriakal Feodal dan Rezim Anti Rakyat SBY-Kalla JakartaTepat pada tanggal 8 Maret 2008 sejumlah massa dari Front Mahasiswa Nasiolnal (FMN) dan Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) sebanyak 100 orang mengadakan aksi dalam Peringatan Hari Perempuan International. Tema yang diangkat bertepatan dengan Hari Perempuan International yaitu Perempuan Indonesia Bersama Buruh dan Tani Bangkit Melawan Budaya Patriakal Feodal dan Rezim Anti Rakyat SBY-Kalla, isu yang di usung pun tidak lepas dari hal-hal objektif yang dialami oleh kaum buruh dan tani seperti Kebebasan Berserikat, Turunkan Harga Kebutuhan Bahan Pokok, Tolak Sistem Kerja Outsourcing dan Sistem Kerja Kontrak, Naikkan Upah Buruh, Bebaskan Tanah Milik Rakyat dan Legalisasi Tanah Petani yang Telah Diduduki, dsb. Dan lagi-lagi massa aksi yang hendak menyampaikan suaranya ke Istana Negara di hadang oleh Aparat Kepolisian dengan alasan bahwa massa aksi dilarang mendekati Istana dan boleh aksi dengan tempat yang telah ditentukan tetapi massa akski menolak dan sampai akhir aksi tetap bertahan dengan tidak ikut arahan yang diminta polisi. Peringatan HPI ini juga di ikuti oleh kawan-kawan FMN lainnya seperti Medan, Bandung, Jogja, Denpasar, dan beberapa kota lainnya. Peringatan 5 Tahun Hari Invasi Amerika Serikat ke Irak Jakarta- Peringatan 5 tahun Hari Invasi Amerika ke Irak kali ini tetap menjadi perhatian dengan landasan rasa solidaritas bangsa terhadap Irak yang sejak di Invasi oleh Amerika Serikat sampai detik ini terus mengalami keterpurukan dan terror yang terus mengancam nyawa rakyat Irak. Provokasi yang disampaikan Amerika bahwa Irak memiliki senjata biologi dan pemusnah missal tidak terbukti adanya dan hanya taktik Amerika untuk merampok, menguasai, dan mengeksploitasi ladang minyak Irak. Oleh karena itu pada tanggal 19 Maret 2008 ormas mahasiswa dari Front Mahasiswa Nasional (FMN) mengadakan aksi yang mengusung tema Deklarasi International Hari Anti Agresi, Perang, dan Perampokan Imperialis Amerika Serikat dan massa aksi menyatakan protesnya di Depan Kedubes Amerika Serikat dan menyatakan beberapa tuntutan seperti Hentikan Seluruh Hubungan Kerjasama secara Ekonomi, Politik, Militer, dan Budaya dengan Amerika, Berikan Hak-
hak Dasar Rakyat, Turunkan Harga Bahan Pokok,dsb. Aksi ini juga diadakan oleh kawankawan FMN di berbagai kota seperti Palu, Jogja dan Surabaya ke Konjen AS . Banjir Melanda Jakarta Jakarta- Di awal Februari 2008 banjir menghantam kota Jakarta hampir 3 minggu. Sekitar 27.000 ribu orang harus mengungsi meninggalkan rumah ke tempat pengungsian karena rumah mereka telah terendam banjir. Guyuran hujan yang terus menerus tetapi tidak memiliki sarana penghisapan air serta banyaknya bangunan besar yang memakan lahan yang seharusnya sebagai kawasan atau area penghisapan air hujan maka mengakibatkan air hujan yang meluap menyebar keberbagai tempat. Tidak heran jika pada waktu itu daerah yang biasanya tidak pernah tergenang air menerima luapan air hujan. Kawasan tol yang menuju bandara udara International Soekarno-Hatta pun ikut tergenang air sehingga aktivitas keluar-masuk bandara ikut terkendala. Banjir yang dialami Jakarta hampir setiap tahun harus dirasakan warga Jakarta namun tidak pernah ada cara yang tepat dan benar-benar serius dilakukan pemerintah agar dapat menghentikan banjir dan tidak pernah terulang kembali. Banyak alasan yang diberikan padahal jika diamati banyak bangunan Industri, Mall, dan Perumahan yang berdiri tanpa memiliki saluran pembuangan yang tepat dan akhirnya berakibat pada rumah-rumah penduduk yang terendam air jika hujan deras tiba. Posko Jakarta Maju Jakarta- Air meluap yang mengenangi kota Jakarta sejak awal Februari sampai memasuki hari kelima belum menunjukkan perubahan bahkan penanganannya masih lambat dan sering terlupakan. Posko Jakarta Maju yang didirikan oleh beberapa organisasi yakni Front Mahasiswa Nasional (FMN), ATKI-HK (Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia di Hongkong) dan Forum Buruh dan Pemuda Cengkareng merupakan wujud kepedulian dan pelayanan terhadap massa dengan memberikan bantuan seperti kebutuhan pokok, susu, obat-obatan, pakaian, dan sebagainya diberikan langsung kepada pengungsi selain itu petugas Posko Jakarta Maju juga melakukan kegiatan seperti menjalankan proses evakuasi, menyiapkan tempat pengungsian, mengkosolidasikan para pemuda untuk mengambil peran dalam pekerjaan-pekerjaan posko dan membuka dapur umum sampai kepada memperluas pengintergrasian buruh dan para pemuda setempat untuk mengabil peran sehebat-hebatnya dalam memajukan posko dan dengan tulus melayani rakyat.
SOLIDARITAS INTERNASIONAL
BERITA KEMENANGAN DARI HONGKONG “Selama rejim yang berkuasa adalah Borjuasi Komprador, pengabdi setia Imperialis AS, Pemegang teguh tiang Feodalisme maka penindasan dan penghisapan terhadap rakyat akan tetap ada, tidak terkecuali terhadap rakyat Indonesia yang bekerja luar negeri”. Hongkong Bergelora Seperti yang dialami oleh Buruh migrant Indonesia (BMI) di Hongkong, dengan di keluarkannya SE (Surat Edaran) 2258/IA/XII/2007 oleh KJRI Indonesia di Hongkong surat edaran tersebut pada prakteknya sama sekali bukan untuk melindungi BMI, tetapi justru esensi dari Surat Edaran tidak lain adalah sebagai alat legitimasi untuk melakukan pemerasan terhadap BMI yang ada di hongkong lewat agen dengan melakukan potongan 7 bulan gaji BMI tersebut, demikian pula para BMI tidak boleh untuk pindah agen sebelum 2 tahun (1 kali kontrak) dan jika halnya terjadi perpindahan agen maka akan kembali dikenakan pemotong gaji seperti semulanya dia mekukan pekerjaan. SE baru yang dikeluarkan oleh KJRI-HK ini bertentangan dengan HK Employment Ordinance yang hanya mengijinkan agen menarik biaya sebesar 10 persen dari satu bulan gaji. Sementara setiap BMI yang bekerja di Hong Kong harus dipaksa membayar HKD 21.000 melalui potongan gaji 7 bulan. Praktek ini dapat diketahui selain telah mengekang kebebasan memilih pekerjaan dan agency dan begitu pula hasil kerja yang mereka dapat harus diperas pula oleh agency atas terbitnya SE ini. Dengan jelasnya Surat Edaran 2258 adalah alat yang menjadikan BMI sebagai budak atau mesin penghasil uang bagi agency. Kebebasan mereka dalam bekerja sama sekali dilanggar karena memilih agen mana yang akan dipakai adalah haknya sebagai BMI. Semakin tidak terjaminnya keberadaan BMI Hongkong dengan terbitnya SE No. 2258 membuat gencarnya aksi
dan dukungan di dalam dan di luar hongkong termasuk di Indonesia yang melakukan aksi dukungan BMI Hongkong ke BNP2 TKI. Sedangkan di Hongkong pada tanggal 10 Pebruari 2008 PILAR dan GAMMI menyerbu KJRI dengan menggelar rapat akbar dan aksi akbar menolak Surat Edaran No. 2258/ IA/ XII/ 2007 yang di ikuti ribuan BMI Hongkong. Inilah pertama kalinya ribuan BMI di Hong Kong bergabung dalam aksi, dan ini membuktikan bahwa, BMI semakin sadar dan gerakan BMI semakin kuat. Kabar kemenangan Pencabutan SE 2258, adalah kemenangan, namun Bukan Akhir dari Perjuangan BMI “Kita menyambut keputusan KJRI Hong Kong yang akhirnya mencabut SE 2258, tapi perjuangan BMI akan terus berlanjut karena BMI di Hong Kong masih mengalami Overcharging, potongan illegal 7 bulan gaji, dan pelayanan yang buruk dari servis KJRI Hong Kong” teriak Eni Lestari (Pengurus ATKI Hongkong) didepan Massa BMi yang berkumpul di depan KJRI, Minggu 17/02/2008. Dengan perjuangan BMI Hongkong yang berderapderap mengundang simpatik dan solidaritas baik secara Nasional dan Internasional hingga pada akhirnya pada hari Kamis, tanggal 14 Pebruari 2008, Perwakilan KJRI mendatangi kantor PILAR, dan memberikan kabar bahwa, tuntutan BMI dipenuhi, untuk itu pihak KJRI akan mengumumkan keputusan tersebut pada hari minggu 17 Pebruari 2008. Suatu hal penting yang perlu diketahui keteguhan pendirian dengan Perjuangan massa dan untuk kepentingan massa itu mampu setahap demi setahap persoalan massa itu bisa keluar dari ketertindasannya sehingga semakin teguh keyakinan dalam perjuangan massa maka semakin banyak pula akan memetik hasil panen perjuangan massa itu sendiri.
KAMUS
Lima Karakter Imperialisme (Bagian II)
C. Perubahan yang Terjadi di Negara Imperialis selama Kapitalisme Monopoli Imperialisme tidak hanya busuk di lapngan ekonomi, tetapi juga di lapangan politik. Konsentrasi imperialisme pada kedua lapangan tersebut akan berjalan berbarengan, karena mereka juga “memerintah” negara lain. Kapitalis monopoli mempunyai kekuasaan terhadap pemerintah negera imperialis, mereka merubah karaktek pemerintah dari “perwakilan dari seluruh kapitalis” menjadi “wakil dari satu kekuatan kapitalis monopoli”. Mereka memegang kendali yang penuh atas segala segi suprastruktur di dalam masyarakat (politik, budaya dan alat-alat pelaksananya: pemerintahan dan media massa). Bantuan keuangan dari kapitalis monopoli adalah bantuan terpenting dan menentukan dalam kegiatan politik borjuis, misalnya: dana kampanye pemilihan. Bekas-bekas aparat militer dan birokrasi neegara borjuis yang melayani kapitalis monopoli ketika pensiun akan menjadi pejabat di lingkungan bisnis mereka. Bahkan sebelum menjabat mereka juga orang penting di dalam bisnis kapitalis monopoli (ingat all the president’s men di sekitar George W. Bush Jr. Presiden Amerika Serikat saat ini adalah pemegang posisi penting di industri minyak dan senjata). Sehingga status istimewa akan didapat dalam bisnis. Kapitalis monopoli mempunyai asosiasi dalam berbgai industri yang memonitor kebijakan pemerintah sehingga dapat menguntungkan mereka. Kebijakan yang penting akan dibuat dan dilaksanakan oleh perwakilan mereka di pemerintahan (baik eksekutif ataupun legislatif). Kondisi ini yang akan merubah kapitalis monopoli menjadi kapitalis monopoli negara. Perang Dunia I mengintensifkan transformasi kapitalis monopoli menjadi kapitalis monopoli negara. Contoh: Dominasi fascis di negara Italia, Jerman, dan Jepang. Di lain pihak, Amerika serikat dan Inggris mempunyai “new deal” atau perjanjian baru bagi kegiatan ekonomi di antara mereka karena tajamnya persaingan dan kontradiksi di antara mereka dalam industri militer. Sampai sekarang kontrak terhadap bisnis militer menjadi sumber laba super bagi kapitalis monopoli. Anggaran militer Amerika serikat setelah runtuhnya rezim revisionis modern di Uni Soviet adalah sebesar 250 Milyar Dollar AS (bandingkan dengan anggaran mereka pada saat perang dunia I yang sebesar 10 Milyar Dollar AS). Kompleks industri militer mereka akan selalu menginginkan perang, agar mereka selalu mendapat permintaan pembelian senjata. Selama era imperialisme, negara memiliki peran penting dalam menarik laba super bagi kapitalis monopoli melalui kebijakan yang memudahkan mereka dalam bisnis di sistem kapitalis. Contoh: Bank Dunia mendikte kebijakan sebuah negara yang akan “dibantunya” sebagai “konsekuensi” dari “bantuan”. Cara yang dilakukan sekarang adalah melalui program “globalisasi”, mereka memindahkan krisis di negara imperialis kepada negara-negara terjajah atau setengah terjajah untuk menyelamatkan kapitalis monopoli. Penindasan terhadap rakyat di negeri jajahan atau setengah jajahan membuat banyak aksi-aksi perlawanan yang dilakukan oleh kelas proletar maupun Rakyat. Setelah Perang Dunia Kedua, perekonomian di negara imperialis mengalami pertumbuhan yang cepat. Karena negara saingan mereka (kekuatan imperialis fascis pimpinan Jerman) mengalami kekalahan perang yang hebat dan menghancurkan sarana produksi mereka. Bahkan Amerika Serikat mempelopori kegiatan ekport
surplus kapital ke negara-negara tersebut melalui Marshall Plan. Ini yang mendorong perkembangan besar dalam produksi kapitalis dari negara-negara imperialis pimpinan Amerika Serikat. Namun sebelum tahun 1970 pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berhenti, karena anarkisme produksi yang mereka lakukan dan menajamnya kontradiksi antara kelas proletar dan borjuis di seluruh dunia. Jutaan buruh dipecat oleh para kapitalis untuk mengurangi biaya produksi dan tentu saja meningkatkan profit. Dari tahun 1990 sampai 1994 Dalam situasi tersebut, pajak yang dibayar rakyat juga bertambah karena negara harus menjaga keseimbangan ekonomi agar sumber kekuatan ekonomi mereka dari kapitalis monopoli dan imperialisme tid a k h a n c u r. S a n g a t l a h b e r t e n t a n g a n k e t i k a R a k y a t harus membayar pajak yang tinggi namun di saat bersamaan juga harus dibebani dengan naiknya biaya pelayanan publik dan sosial karena negara harus mengurangi subsidinya untuk sektor itu dan dialihkan pada bantuan penyehatan industri kapitalis monopoli. Penggunaan media massa, periklanan, dan budaya borjuis sebagai senjata ideologi kapitalis monopoli dimaksimalkan untuk menjinakkan buruh dan Rakyat. Isu yang lain seperti rasisme atau praktek neo-fascisme dari pendukung mereka meningkat untuk mengalihkan isu perjuangan kelas melawan imperialisme. (Bersambung)
BUDAYA
IBU I. “Cukup pak, cukup!” “Ada apa nak?” “Aku bosan pak, aku ngantuk dengan cerita bapak?” “Ini cerita yang bagus nak, cerita dimana kamu dapat mengambil hikmah didalamnya.” “Tapi pak, aku tidak pernah selesai mendengarnya. Aku selalu tertidur sebelum cerita berakhir.” “lalu, kau ingin bapak bercerita apa nak?” “Bercerita tentang Ibu.” “Kenapa dengan Ibu?” “Pak, kenapa ibu harus berdiri berlama-lama, berbaris panjang-panjang untuk membeli minyak di warung Pak Udin.” “Karena Ibu menggunakan minyak untuk memasak?” “Tapi, kenapa ibu dan orang-orang harus berdiri dan berbaris. Kenapa ibu tidak membeli minyak di warung lain saja?” “Mungkin minyak di warung lain habis nak?” “kenapa bisa habis pak?” “bapak kurang tahu nak Bukankah bapak setiap pagi sampai menjelang sore harus berangkat ke pabrik untuk bekerja” “Pak, beberapa hari ini sebelum pak Udin membagikan minyaknya ke ibu dan orang-orang, selalu aku lihat truk besar datang. Truk itu mengisi semua tong milik pak Udin.” “Berarti truk itu hebat sekali nak, bisa mengisi penuh seluruh tong milik Pak Udin.” “Tapi aku takut saat truk itu datang.” “Kenapa nak? Bukankah kau selalu senang saat berjalan-jalan di kota dan melihat truk.” “aku takut saat truk itu datang pak. Orang-orang selalu berkerumun, berhimpit-himpitan mendekati pak Udin. Aku takut pak, takut!” “Kalu kamu takut, maka berdiamlah di rumah saja saat truk itu datang.” “aku gak mau pak.” “kenapa?” “Aku pernah melihat ibu dihimpit orang-orang itu, aku takut ibu terjatuh. Aku takut ibu luka.” Bapak terdiam. Membelai rambut sang anak. “Pak, apakah truk itu tidak mengisi warung-warung yang lain. Sehingga orang-orang di desa lain juga beramai-ramai beli minyak di Pak Udin? “Bapak kurang tahu nak.” “kenapa?” “Karena bapak bekerja. Bukankah kamu tahu sejak pagi sampai menjelang sore bapak harus di Pabrik.Mungkin besok atau lusa truk besar itu akan mengisi di warung lain?” “Tapi, beberapa hari ini orang-orang selalu berbaris, berdiri berlamalama membeli minyak di Pak Udin. Dan truk itu selalu datang di saat siang.” “Berarti, minyak di truk itu telah habis mengisi semua tong milik pak udin. Kan tong milik pak udin banyak sekali” “Kenapa semua tong diisi ke pak Udin pak?” “Karena pak udin membeli semua minyak di truk itu nak.” “Apakah warung yang lain tidak bisa membelinya pak?” “mungkin nak, karena minyak setruk besar itu, tentu mahal harganya.” “Pak, kenapa ibu hanya membeli minyak di jurigen yang kecil? Kenapa tidak membeli minyak seperti ibu somat, atau ibu Rudi? Mereka selalu membeli minyak dengan jurigen besar. Sehingga mereka tidak perlu berdiri lagi, berbaris lagi untuk beli minyak setiap hari.” “Bapak tidak punya cukup uang untuk membeli minyak di jurigen besar?” “Bapak kan bekerja, bukankah berarti bapak punya uang.” “Tapi uang bapak tidak cukup untuk membeli minyak jurigen besar. Bukankah ibu juga harus membeli lauk, dan nasi selain minyak.” “Kenapa uang bapak tidak cukup. Bukankah ayah somat, dan bapak rudi juga bekerja di pabrik seperti bapak?” “ya, kamu benar nak. Tapi, bapak hanya buruh. Hanya pekerja kasar di pabrik, mengangkat tembakau untuk ditimbangkan. Sedangkan bapak rudi dan bapak somat bekerja di dalam kantor pabrik.”
“apa yang mereka kerjakan di dalam kantor pabrik pak?” “Menulis dan menghitung jumlah tembakau yang datang?” “Kenapa uang bapak rudi dan somat lebih cukup untuk membeli minyak di jurigen besar pak. Padahal mengangkat tembakau lebih berat daripada menghitung dan menulis.” “Ya, memang berat nak.” “Pak, kenapa bapak tidak pindah saja dalam kantor pabrik.” “karena bapak tidak pandai menghitung dan menulis.’ “Apakah bapak dulu tidak sekolah?” “Tidak nak. Bapak tidak sekolah. Makanya bapak ingin terus menyekolahkan kamu. Karena bapak ingin, saat kau dewasa nanti kau dapat pandai untuk menghitung dan menulis, tidak seperti bapak. “Pak, Kalu begitu aku harus pandai menghitung dan menulis, agar ibu tidak lagi membeli minyak di jurigen kecil, aku ingin ibu membeli minyak di jurigen besar, aku ingin ibu tidak harus antri si setiap hari di saat siang,” “ya nak. Kau tidurlah, bukankah kamu besok harus sekolah.” “Aku belum bisa tidur pak?’ “Tutup saja matamu dan berdoa, nanti kamu kan tetidur.” “Aku takut pak?” “Takut apa?” “Aku takut saat ibu selalu berdiri di siang hari.. orang-orang menghimpit Ibu. Aku takut ibu sakit” Bapak terdiam “Pak, bisakah besok bapak bicara pada sopir truk itu, untuk tidak hanya mengisi tong-tong milik pak Udin. Aku takut melihat orang yang berkerumun pak. Aku takut saat melihat ibu terhimpit di kerumunan itu.” “Besok, bapak harus bekerja nak. Kalau bapak tidak bekerja nanti kamu, ibu, dan bapak tidak bisa makan. Dan bapak juga tidak bisa membayar sekolahmu. Bukankah kamu ingin pintar menulis dan menghitung.” “Tapi bapak akan tetap berkata ke pak sopir itu kan bila bapak bertemu.” “Ya nak. Bapak akan berbicara pada sopir truk itu. Sekarang tidurlah.” II. “Pak, tadi siang aku melihat Ibu Rudi dan Ibu Somat hanya membeli minyak di jurigen kecil. Apa uang bapak rudi dan ibu somat sudah tidak cukup lagi untuk membeli minyak di jurigen besar.” “Mungkin nak.” “Tapi, kenapa pak? Bukankah bapak rudi dan bapak somat masih kerja di kantor pabrik. Bukankah mereka masih pandai berhitung dan membaca.” “Ya nak. Kamu benar. Tapi dua hari yang lalu harga minyak telah naik dua kali lipat.” “kok, bapak tahu. Bukankah bapak setiap pagi sampai menjelang sore selalu bekerja di pabrik?” “Ibumu yang bercerita nak. Ibumu yang berkata pada bapak.” “Kenapa ibu bercerita?” “Sudahlah, malam sudah terlalu larut untukmu. Bukankah kamu harus sekolah besok pagi. Bukankah kamu ingin pintar menulis dan berhitung.” “Tapi pak. Kenapa walau bapak rudi pintar menulis dan berhitung uangnya tak cukup lagi untuk membeli minyak di jurigen besar? Dan mengapa pak Udin yang tidak bekerja di pabrik bisa membeli minyak bertong-tong banyaknya? Kenapa pak?” “Karena ada yang lebih tinggi dari sekedar pintar menulis dan berhitung?” “apa itu pak?” “Nanti nak, saat kau dewasa, kau pasti akan tahu tanpa bapakmu ini bercerita padamu.” “Hari ini aku bahagia pak. Aku bahagia, ibu tidak lagi berdiri, berbaris bersama orang-orang itu.” “iya nak. Bapak juga bahagia. Kalau begitu sekarang kamu tidur.” “Pak, bisakah saat aku terbangun di esok pagi, aku menjadi dewasa?” Karya : Abdul Aziz FMN Cabang Purwokerto