Songsong dan Sukseskan Kongres II FMN Salam Demokrasi !
R
apat Pleno V DPP FMN di Jakarta, 09-12 Juli 2006, telah menetapkan untuk menyelenggarakan Kongres II FMN pada 14-19 September di Bandung 2006. Tentu saja keputusan yang sangat penting bagi keberlangsungan organisasi FMN ke depannya. Dua tahun sudah organisasi melaksanakan apa yang menjadi mandat dari Kongres I FMN. Praktek kerja dua tahun tersebut, tentu saja perlu dirangkum dan dinilai selanjutnya melakukan kritik otokritik (KOK) hingga kemudian bisa mendapatkan landasan yang tepat untuk merumuskan kembali perjuangan massa ke depan. Menuju Kongres II FMN, tema besar pekerjaan organisasi adalah “Memperkuat Konsolidasi Menuju Kongres II FMN�. Suatu tema yang kiranya tidak sekedar ucap, tetapi memiliki landasan pemikiran yang jelas bahwa Kongres sebagai mekanisme demokratis tertinggi dalam organisasi memang harus menjadi puncak dari konsolidasi organisasi. Sehingga apa yang telah digariskan dalam tahap-tahap kerja konsolidasi menuju Kongres II FMN, bisa dilaksanakan dengan baik di seluruh jajaran badan pimpinan organisasi dari tingkat Cabang hingga tingkat Kampus. Untuk itulah, redaksi PERLAWANAN memilih persiapan menuju Kongres II FMN sebagai tema khusus yang diangkat dalam edisi kali ini. Hal itu disadari karena FMN sebagai organisasi massa (ormas) pemuda-mahasiswa yang menjadi alat perjuangan massa, sudah seharusnya mempropagandakan segala sesuatu terkait dengan langkah-langkah FMN menuju Kongres ke 2 nanti. Tetapi bukan berarti hal-hal aktual yang berkembang ataupun perkembangan perjuangan massa dilupakan oleh redaksi. Untuk itu, redaksi telah mempersipakan kupasan-kupasan yang tajam tentang perkembangan krisis Timur Tengah, bencana gempa bumi dan tsunami, kasus banjir lumpur PT Lapindo Brantas serta berita-berita pergolakan massa di dalam negeri dan luar negeri. Terakhir, redaksi ingin menyampaikan bahwa saatnya mencurahkan pikiran, tenaga dan semangat untuk menyonsong dan mensukseskan Kongres II FMN. Hanya dengan itulah Kongres II FMN bisa terselenggara dengan capaian yang maksimal. segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan menuju Kongres II FMN harus menjadi fokus dari setiap jajaran pimpinan dan seluruh anggota FMN. Mari kita bangun FMN tipe baru yang memegang teguh garis perjuangan Demokrasi Nasional. membangun FMN menjadi sebuah organisasi massa (ormas) pemuda-mahasiswa yang benarbenar patriotik, demokratik dan militan. Selamat menikmati.
Diterbitkan oleh SC Kongres II Front Mahasiswa Nasional Penanggung Jawab: Hersa Krisna Pimpinan Redaksi: Ridwan Lukman Dewan Redaksi: Hersa Krisna, Ridwan Lukman, Seto Prawono Koresponden: Benson A Kaban (Medan), Mukhtar Hadii (Jambi), Retno Palupi (Palembang), Praja Wiguna (Tanggamus), Reza Gunada (Bandar Lampung), Aswad Arsyad (Jakarta), Dewi (Bandung), Dadan Kurnia (Garut), Arie (Purwokerto), Darmawan Wicaksono (Yogyakarta), Sayid (Wonosobo), Imam Rifa’i (Jombang), M. Duhri (Malang), Afif (Surabaya), Afandi (Lamongan), Yulian Nurnaning (Mataram), Enal (Lombok Timur), Tommy (Palu). Alamat Redaksi: Jl. Salemba Bluntas No. 220 C RT 007/RW 08, Kelurahan Paseban-Jakarta Pusat Telpon: 081615051010 E-mail: perlawananfmn@yahoo.com Rekening: No Rek.0005485263 BNI Cab. U.I Depok a.n. Seto Prawono. Redaksi menerima saran, kritik, dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita, serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan AD/ART FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, huruf times new roman 12, diutamakan dalam bentuk microsoft word, dan dikirim ke alamat e-mail buletin perlawanan.
PERLAWANAN
1
fokus UTAMA
Agresi Israel-AS :
“Barbarisme Imperialis dan Perlawanan Rakyat� Agresi Militer Israel ke Palestine dan Lebanon selama sebulan telah mengakibatkan ratusan korban jiwa yang tewas luka-luka dan ratusan jiwa lainnya mengungsi. Sementara Amerika Serikat (AS) tetap tetap ngotot menolak gencatan senjata
K
risis di Timur tengah (Timteng) semakin menajam dan memanas seiring agresi militer Israel ke Palestina dan Lebanon yang didukung imperialis AS dan Inggris. Agresi yang dilakukan atas dalih ditahannya salah satu tentara Israel, yaitu kopral Gilad Shalit, oleh kelompok Hammas Palestina, memulai kembali babad perang di Timteng.
Kebuntuan Diplomasi AS Kemenangan kelompok Hammas pada Pemilu Palestina lalu, telah mengerutkan dahi imperialis AS dan Israel sebagai negara satelit AS di Timteng. Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya (Hammas), secara terang-terangan menerapkan politik garis keras anti AS dan Israel. Sikap ini berseberangan dengan kelompok Fatah yang lebih moderat terhadap AS dan Israel, seperti halnya kebijakan diplomasi yang ditempuh Mahmoud Abbas, pimpinan otoritas Palestina dalam menyelesaikan sengketa Palestina-Israel. Hal yang sangat dikhawatirkan ASIsrael tentu saja sayap bersenjata Hammas yang terkenal loyal dan militan. Di lain sisi, politik melunak yang sempat diterapkan Ariel Sharon (PM Israel sebelumnya) dengan menggusur pemukiman warga Yahudi di kawasan sengketa, telah menuai protes keras dari kelompok garis keras Israel. Kelompok ini mendapatkan angin setelah Ariel Sharon koma, dengan terpilihnya Ehud Olmert sebagai PM Israel. Hal yang ditunjukkan saat ini dengan
2 PERLAWANAN
membombardir PalestinaLebanon. Sejak tragedi bom yang menewaskan PM Rafiq Hariri, situasi di Lebanon kembali memanas. Apalagi sejak AS menuding Suriah dan Hezbulloh terlibat dalam kasus tersebut. Rafiq Hariri sendiri adalah tokoh yang didukung oleh AS, dan sebelum Suriah angkat kaki dari L e b a n o n tahun lalu, d i r i n y a mengungsi ke AS. B a i k H a m m a s ataupun Hezbulloh di mata
imperialis AS a d a l a h kelompok teroris yang perlu dibasmi. U p a y a diplomasi AS d e n g a n memainkan p e r a n Mahmoud Abbas untuk menetralisir Hammas mengalami kebuntuan. am perkembangannya, hegemoni Hammas di Palestina semakin menguat. Di Parlemen Lebanon sendiri kelompok Hezbulloh
cukup dominan, tentu saja AS sangat khawatir jika kebijakan pemerintahan Lebanon turut dipengaruhi Hezbulloh yang terang-terang menentang AS. Kebuntuan diplomasi AS juga terlihat dalam menangani isu nuklir Iran dan mengatasi konflik antara kelompok Syiah dan Sunni di Irak. Sehingga jalan untuk memecahkan kebuntuan tersebut adalah dengan cara kekerasan alias perang. Semua itu dilakukan agar mereka yang berupaya menentang dominasi imperialis AS berpikir dua kali. Untuk itu semua, AS telah memiliki Israel sebagai kaki tangannya di Timteng. Disamping itu, untuk mengurangi cost produksi perang AS yang terlalu tinggi dan serangan dari dunia internasional, seperti halnya dalam perang Irak d a n Afghanistan. Di lain sisi, hal itu dilakukan agar AS tetap bisa berkonsentrasi dalam mengurusi soal Korea Utara dan mengantisipasi manuver Hugo Chaves dan Castro di Amerika Latin ataupun mencegah perkembangan perjuangan rakyat di Asia. Setali tiga uang AS-Israel Agresi militer Israel ternyata bukan semata-mata atas dalih penahanan salah satu prajuritnya. Dalam beberapa kesempatan, Ehud Olmert selalu mengucapkan bahwa agresi yang dilakukan Israel terkait dengan keberadaan dua kelompok bersenjata yaitu Hammas (Palestina) dan Hezbulloh (Lebanon), yang dicap
oleh Israel sebagai kelompok Iran dan Suriah dalam krisis teroris. Agresi Israel sekali lagi Timteng. Duta Besar Israel untuk ditekankan oleh Ehud Olmert PBB, Dan Gillerman dengan tegas sebagai perang melawan menyatakan “Kami tak punya terorisme. batas waktu (untuk menghentikan Ucapan Ehud Olmert ini, serangan)”. Dari Gedung Putih, tidak jauh berbeda dengan kampanye AS baik melalui Presiden Bush menyatakan secara Presiden AS, G.W. Bush ataupun resmi menolak usulan gencatan para pejabat pemerintahan AS. senjata pada 24 Juli lalu. Menteri Negeri (Menlu) AS, Dalam agresi militer Israel ini, AS Luar Rice dalam secara terang-terangan Condoleezza memberikan dukungannya. kunjungan singkat ke Beirut waktu lalu, Beberapa peralatan tempur beberapa canggih yang digunakan oleh menyatakan juga jika gencatan Israel dalam agresinya, adalah senjata hanya untuk beberapa minggu saja dan pecah lagi bantuan langsung dari AS. Sikap AS itu juga secara kekerasan baru, maka untuk apa terang ditunjukkan dengan ada gencatan senjata. menolak draft agar Israel Surat kabar AS, The New menghentikan pelanggaran York Times (NYT) dalam terbitan terhadap Konvensi Geneva yang tanggal 18 Juli 2006, melindungi warga sipil saat mengungkapkan bahwa perang, sebagaimana yang diajukan Qatar (mewakili negara-negara arab) pada Dewan Keamanan PBB, 6 Juli 2006. Sebagai pemegang hak veto, AS menilai draft tersebut tidak seimbang karena tidak menyebutkan serangan roket Palestina ke Israel dan penangkapan Gilad Shalit. Sementara pidato Sekjen PBB, Kofi Annan, di Salah satu serangan Israel ke Lebanon. Imperialis AS hadapan Dewan Keamanan PBB 20 Juli lalu yang pemerintah AS dan Israel telah menyerukan dihentikannya membuat konsensus bersama peperangan di Lebanon juga untuk menghancurkan kelompok ditanggapi dingin oleh AS dan Hezbulloh di Lebanon. Dalam Israel. konsensus tersebut, AS Juru bicara Gedung Putih, memberikan waktu seminggu John Bolton, menyatakan “Kami kepada Israel untuk senang-senang saja dengan melumpuhkan Hezbulloh sebelum (gagasan) gencatan senjata. AS mengupayakan pendirian zona Tetapi, Hezbollah harus menjadi penyangga. Zona tersebut akan bagian dari proses itu. Dalam hal dibangun selebar 19 kilometer ini, tak ada indikasi bahwa untuk mencegah serangan Hezbollah bersedia melucuti Hezbulloh ke wilayah Israel. persenjataannya.” Minyak dan Dominasi Imperialis Pernyataan Snow AS didukung Duta Besar AS untuk Siapkah yang paling PBB, John Bolton. “Sangat tidak berkepentingan di balik krisis ini? pantas membicarakan gencatan Tentu saja, imperialis AS. Motif senjata tanpa solusi yang utama imperialis AS adalah untuk komperhensif ”, katanya menancapkan dominasinya secara (Kompas, 22/07/06). politik, ekonomi, budaya bahkan Sementara Israel bukan militer di kawasan Timteng saja menolak seruan Annan, tapi dengan maksud menguasai juga mengecamnya karena sumber-sumber minyak Timteng dianggap tidak menyebutkan yang berlimpah ruah. Imperialis AS
memiliki mega proyek untuk menguasai jalur minyak di sepanjang Asia Tengah (bekasbekas negara Uni Soviet). Ingat bagaimana AS memberikan dukungan penuh atas “revolusi jingga” di Ukraina dan invasi militer ke Afghanistan. Disamping itu, untuk memperlemah pengaruh Rusia ataupun Cina di kawasan Asia Tengah hingga ke Asia Barat. Perluasan penguasaan sumber-sumber dan jalur minyak tersebut, akan dibentangkan imperialis AS hingga ke kawasan Timteng, terutama di bagian utara yang merupakan kawasan negaranegara pemasok minyak terbesar di dunia. Jika kemudian kawasan-kawasan tersebut mampu dikuasai akan memperkuat monopoli penguasaan minyak AS di dunia. Jika kemudian AS mampu mendirikan pangkalan militernya di sekitar kawasan tersebut, maka akan memudahkan dominasi imperialis AS ke Afrika dan Asia. Karena, kawasan Timteng merupakan pintu strategis yang menghubungkan antara Asia dan Afrika. dibalik Siapapun yang menentang misi suci imperialis AS, maka siap-siap dilibas oleh agresi militer imperialis AS. Dari daftar belanja militer AS. Dari total belanja militer dunia sebesar US$ 1,12 triliun hingga tahun 2005, pemerintah AS membelanjakan 478,8 miliar dollar AS. Bujet militer AS yang diminta G.W. Bush untuk tahun fiskal 2007 sebesar US$ 462,7 miliar (Rp 4.300 triliun)—dana itu termasuk bujet Departemen Pertahanan dan Departemen Energi (senjata nuklir). Tapi anggaran itu di luar dana taktis untuk perang Afgan dan Irak— US$ 50 miliar pada tahun fiskal 2007 dan dana ekstra US$ 70 miliar untuk 2006. Kongres Amerika hanya menyetujui US$ 50 miliar (www.sipri.org). Terlihat jelas bahwa imperialis AS terus memproduksi teknologi persenjataannya.
PERLAWANAN
3
Artinya, perang memang telah dipersiapkan imperialis AS, guna mengatasi over produksi persenjataan sekaligus menancapkan dominasinya dengan tameng misi perdamaian PBB atapun perang melawan terorisme. Getolnya AS mengutak-atik isu nuklir Korea Utara dan Iran, tak terlepas dari kepentingan agar negaranegara tersebut tidak menyaingi perindustrian militer AS dan bisnis persenjataan AS bisa laris manis di pasaran. Upaya-upaya imperialis AS untuk memperluas dominasinya bisa dilihat dengan nyata. Dalam agresi militer Israel ke Palestina dan Lebanon, imperialis AS bukan hanya merestui tetapi juga menyuplai persenjataan. Kemudian, membelah persatuan rakyat Palestina dengan mengkambinghitamkan antara kelompok Hammas dan Fatah, hingga melakukan negoisasinegoisasi picisan di kalangan pimpinan negara-negara Arab untuk mendukung misi mereka Inilah fakta bahwa telah terjadi “penjarahan dan perang” oleh imperialisme di bawah pimpinan imperialis AS. Tidak salah jika imperialis AS dikatakan sebagai musuh utama rakyat seluruh dunia saat ini. Krisis akan semakin menajam Kecaman keras atas agresi Israel-AS bukan hanya datang dari rakyat berbagai negeri, tetapi juga dari pimpinan negara-negara di dunia. Beberapa pimpinan negera di dunia menghendaki agar segera diakhirinya peperangan dengan tercapianya gencatan antara pihak-pihak yang bertikai. Tapi, imperialis AS dan Israel tidak menggubris seruan tersebut termasuk dari PBB. Kontradiksi di kalangan kaum imperialis pun kembali menguak, apalagi sejak Israel menggempur pos pengamatan PBB di Lebanon dan menewaskan empat petugas PBB dalam serangan pada 25 Juli lalu. Uni Eropa (terutama Prancis, Jerman dan Spanyol) segera mengambil tindakan.
4 PERLAWANAN
Pada 26 Juli 2006, diadakan pertemuan 15 negara di Roma untuk membahas upaya penghentian konflik, tetapi hasilnya buntu (deadlock), karena AS tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Meskipun Uni Eropa, PBB ataupun negara-negara Arab berupaya agar tercapainya gencatan senjata dan menghadirkan pasukan penjaga perdamaian internasional, hal ini sendiri memiliki maksud terselubung yaitu melucuti persenjataan Hezbulloh. Suatu hal yang juga dikehendaki oleh imperialis AS dan Israel. Dengan demikian, kontradiksi di kalangan imperialis saat ini belum menunjukkan kontradiksi yang lebih menajam. Sebaliknya, kontradiksi sangat menajam akan terjadi antara rakyat Palestina-Lebanon dengan imperialis AS dan Israel. Mengapa? Secara terangterangan, agresi militer Israel-AS telah mengakibatkan ratusan rakyat tak berdosa menjadi korban keganasan bombardir Israel-AS. Kebencian atas nama kemanusiaan, patriotisme hingga sektarianisme akan membakar seluruh rakyat PalestinaLebanon untuk bangkit melawan Israel-AS. Apalagi kedua negara tersebut selama ini tidak mendapatkan tempat di hati rakyat Palestina-Lebanon. Pilihan rakyat PalestinaLebanon tidak bisa tidak akan jatuh ke tangan Hammas dan Hezbulloh. Karena kedua kelompok tersebut yang selama ini secara terbuka dan konsisten melakukan perjuangan melawan agresor Israel-AS. Hal ini diakui sendiri oleh Sekjen PBB Kofi Annan, “Apapun keberhasilan Israel untuk melemahkan kekuatan miiter
Hezbulloh, (agresi militer) itu tak berpengaruh apapun terhadap popularitas Hezbulloh yang semakin meningkat di Lebanon dan kawasan” (Kompas, 22/7/ 06). Pemerintah Palestina sendiri melalu Menteri Dalam Negeri, Said Siyyam (Hammas), telah mengeluarkan seruan kepada seluruh rakyat Palestina untuk angkat senjata melawan Israel sejak 7 Juli 2006. Pemerintah Lebanon juga menunjukkan indikasi yang sama. Perdana Menteri Lebanon Fuad Siniora, secara jelas menyatakan AS telah mendorong Israel menyerang Lebanon, “AS membiarkan Israel meneruskan agresinya ”, papar Siniora (Kompas,22/72006). Pernyataan Siniora diperkuat oleh Menteri Pertahanan Lebanon Elias alMurr, yang mengatakan bahwa tentara Lebanon siap mempertahankan negeranya dari invansi Isarel. Jika Israel-AS terus meningkatkan agresinya ke Lebanon dan Palestina, tidak ada jawaban lain selain meningkatnya perlawanan dari rakyat Palestina dan Lebanon. Kelompok-kelompok perlawanan , baik Hammas, Hezbulloh dan kelompok-kelompok perlawanan yang lainnya, tentu tidak akan tinggal diam. Belum lagi jika Suriah dan Iran turut terlibat dalam konflik ini. Presiden Suriah, Bashar Assad telah menyatakan bahwa Suriah juga tengah mengantisipasi serangan Israel. Iran yang memiliki hubungan historis dengan Hezbulloh tentu tidak berdiam diri. Genderang perang di Timteng telah dimulai. Dunia tengah menghadapi barbarisme perang imperialis AS. (P-13)
Puing-puing reruntuhan bangunan dan seorang korban anak kecil. Bukti nyata kekejaman serta kebiadaban agresi militer yang dilakukan Israel-AS ke Lebanon.
FOKUS UTAMA
Solidaritas Inter nasional Anti Imperialis AS ! Internasional (Dukungan untuk Perjuangan Rakyat Lebanon dan Palestina)
Perang imperialis akan selalu menuai solidaritas internasional yang kuat dari negeri-negeri lain, terutama negeri-negeri jajahan dan negeri-negeri setengah jajahan.
I
mperialisme akan selalu menindas cita-cita kemerdekaan suatu negeri, menghancurkan setiap tatanan kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera, dan akan selalu menciptakan perang. Perang jawaban bagi imperialisme untuk menaklukan dunia. Hal itu terjadi ketika dirinya tidak sanggup lagi menopang rejim boneka imperialis di suatu negeri atau tidak mampu menciptakan “kaum penyusup� dalam gerakan perjuangan rakyat di suatu negeri melawan imperialisme. Imperialis AS selalu menggunakan cara-cara tersebut. Mantan presiden Soekarno yang menerapkan politik anti imperialisme, harus lengser dan digantikan rejim boneka imperialis Soeharto sokongan AS-Inggris. Kekuasaan Taliban di Afghanistan dan Saddam Hussein di Irak, juga diruntuhkan dengan invasi militer karena menentang nafsu imperialis AS menguasai sumbersumber minyak. Mengutuk saja tidak cukup Agresi militer Israel-AS layak untuk dikecam bahkan dikutuk, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan menginjak-injak kedaulatan suatu bangsa. Pemerintah Indonesia memang mengutuk tindakan Israel-AS. Bahkan, berusaha mengutus pasukan perdamaian ke Lebanon. Seharusnya, rejim SBY-JK lebih berani dengan memutuskan hubungan diplomatik IndonesiaAS. Buat apa menjalin hubungan dengan kaum penjajah dan sang barbar yang haus perang dan darah. Belajar dari kasus blok Cepu dan PT Freeport Indonesia, mungkin benar rejim SBY-Kalla adalah boneka-nya Amerika. Sulit berharap jika rejim SBY-Kalla
akan mendukung sepenuhnya perjuangan rakyat Lebanon dan Palestina. Solidaritas Internasional Anti Imperialis AS Gelombang protes menentang agresi militer IsraelAS terus meluas dari berbagai negara. Berbagai kelompok seperti kelompok anti perang, kelompok Islam dan kelompokkelompok demokratis lainnya, turun ke jalan menentang agresi Israel-AS. Sebagai bagian dari rakyat sedunia yang sama-sama berada dalam dominasi imperialisme pimpinan AS, rakyat dan gerakan massa demokratis di Indonesia harus memberikan solidaritas terhadap apa terjadi di Lebanon dan Palestina. Mengapa? Agresi Israel ke Lebanon dan Palestina secara jelas disokong imperialis AS, musuh rakyat sedunia. Perjuangan menuntut kemerdekaan seperti halnya yang dilakukan kaum
STOP AGRESI ISRAEL-AS! aksi solidaritas untuk rakyat
pejuang Lebanon dan Palestina perlu didukung, karena secara konkret berhadapan dan mendapatkan reaksi keras dari imperialis AS dan rejim bonekanya. Solidaritas internasional rakyat sedunia melawan imperialis AS, tidak bersandar pada sovinisme atau chauvinisme berdasarkan sentimen ras, suku atau golongan. Sebab, penindasan dan penghisapan imperialisme tidak memandang SARA. Kaum muslim ataupun golongan rakyat lainnya di Lebanon dan Palestina, jelasjelas berada dalam penindasan imperialis AS. Jika 2000 warga keturunan Arab dan Yahudi mampu bersatu dengan menggelar unjuk rasa menentang agresi Israel-AS, 17 Juli 2006 di Tel Aviv Israel, maka rakyat Indonesia dengan tidak pandang bulu juga bisa melakukan hal yang sama atas dasar solidaritas rakyat sedunia anti imperialis AS. Tidak ada kata lain kecuali menggalang aliansi bersama seluruh kekuatan rakyat di Indonesia yang anti imperialis AS untuk bersamasama melakukan penyikapan atas agresi militer Israel-AS. Itulah dukungan konkret rakyat Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina dan Lebanon melawan agresi Israel-AS. Ada sebuah kalimat yang berbunyi “seekor serigala telah ke luar dari pintu depan rumah kita. Tetapi, seekor macan telah masuk melalui pintu belakang rumah kita dan lebih berbahaya, yaitu imperialis AS�. Tapi, macan tersebut hanyalah macan kertas yang lapuk. Macan yang akan dihancurkan oleh perlawanan seluruh rakyat di dunia melawan imperialis AS. Resist US Imperialist Plunder and War! (P-13)
PERLAWANAN 5
LAPORAN KHUSUS
Ra pa patt Pleno V DPP FMN : apat
“Memperkuat Konsolidasi Menuju Kongres II FMN� Rapat Pleno V DPP FMN yang diselenggarakan di Kantor DPP GASPERMINDO (Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia), Jakarta, 09-12 JUli 2006, berjalan dengan sukses. Bagaimanakah perjalanan FMN dalam kurun waktu terakhir?
K
edudukan Rapat Pleno V DPP FMN memiliki kekhususan tersendiri. Rapat Pleno kali ini tidak saja menilai pengalaman praktek sebelumnya, tetapi juga menetapkan tentang pelaksanan Kongres II FMN serta tahaptahap konsolidasi menuju Kongres II FMN. Rapat kali ini belum mampu dihadiri seluruh anggota DPP FMN. Dari 23 anggota DPP FMN, 7 (tujuh) diantaranya tidak dapat mengikuti rapat. Ketidakhadiran tersebut, tetap menjadi perhatian dan catatan bagi kolektif DPP FMN untuk lebih memperhatikan sesama kolektif agar bisa membantu mengatasi masalahnya. Berkut rangkuman penilaian praktek FMN sejak Desember 2005-Juni 2006. Kampanye Massa Situasi krisis yang dialami rakyat Indonesia dari hari ke hari semakin tajam dengan berbagai persoalan rakyat yang terus mengemuka seperti, kenaikan harga BBM, rencana revisi UUK, upaya mengamandemen UUPA 1960 dan berbagai persoalan lainnya. Sektor pemuda-mahasiswa juga merasakan hal yang sama, seperti belum terealisasinya anggaran pendidikan 20 persen, rencana pengesahan RUU BHP, pelaksanaan PTN BHMN dan berbagai persoalan tingkat kampus. Hal itu disadari tidak terlepas dari peran rejim boneka imperialis AS dan anti rakyat saat ini, yaitu pemerintahan kolaborator borjuasi besar komprasor, tuan tanah dan kapitalisme birokrat, SBY-Kalla. Disinilah FMN dituntut untuk lebih peka dan responsif terhadap situasi objektif yang terus berkembang. Secara
6 PERLAWANAN
nasional, upaya tersebut telah dilakukan dengan terus menggelar berbagai kampanye massa melalui berbagai isu atau tuntutan dalam memblejeti rejim SBY-Kalla. Hampir seluruh aktifitas yang diserukan oleh organ atasan (PP FMN) mampu dijalankan oleh setiap Cabang FMN di Indonesia. Tetapi, mobilisasi massa aksi masih memiliki kelemahan. Karena, belum semua anggota dan massa luas mampu terlibat dalam kampanye massa. Baru sekitar 50 persen anggota yang terlibat dalam aktifitas kampanye massa. Semua tidak terlepas dari pekerjaan konsolidasi yang masih lemah, baik di kalangan pimpinan, anggota dan massa. Kelemahan juga masih terlihat dalam kemampuan organisasi menganalisa situasi objektif yang berkembang. Hal ini mengakibatkan organisasi seringkali lambat merespon situasi massa luas yang berkembang. Kemudian berpengaruh pada perencanaan kampanye massa yang matang. Upaya menggelorakan kampaye massa di tingkatan kampus masih menjadi aktifitas yang minim sekali dilakukan. Hanya beberapa kampus saja yang sanggup melakukan hal tersebut. Padahal kampus merupakan basis utama organisasi. Hal ini juga tidak terlepas dari kelemahan investigasi atas persoalan-persoalan konkret yang dihadapi massa di kampus dan mengusungnya menjadi tuntutan perjuangan massa di kampus. Di lain sisi, upaya-upaya untuk mempropagandakan secara luas perjuangan massa di tingkat kampus belum mendapatkan perhatian serius dari organisasi.
Front
Penggalangan front dalam negeri (terutama di tingkat nasional), mengalami tingkat kemajuan. Upaya menggalang front dan ditindaklanjuti melalui aksi-aski bersama mendapatkan sambutan positif di kalangan sekutu front, terutama di sektor pemuda-mahasiswa. Namun, konsolidasi sekutu-sekutu melalui front yang ada belum sepenuhnya solid. Tentang mempererat kerjasama dengan kekuatan klas buruh dan kaum tani, masih terbatas dalam kerjasama untuk menyikapi aksi-aksi bersama. Tapi ada hasil positif bahwa front yang digalang mulai melibatkan unsur klas buruh dan kaum tani, serta keterlibatan secara bersama ormas-ormas multisekor dalam aksi-aksi massa. Penggalangan front tingkat internasional juga mengalami kemajuan. Dari sekutu yang ada, yaitu Liga Perjuangan Rakyat Sedunia (ILPS) dan Asosiasi Mahasiswa Asia (ASA), semuanya menyambut positif kehadiran FMN di tingkat internasional. Di ILPS, FMN dipercaya sebagai International Coordinating Comitte (ICC ILPS) sejak Sidang Umum ILPS ke 2 tahun 2004. Organisasi juga terlibat dalam Komisi Pemuda ILPS, dimana salah keberhasilannya adalah menyelenggarakan Konferensi Pemuda Internasional tentang isu-isu pendidikan dan lapangan pekerjaan, Desember 2005 dan kemudian ditutup dengan aksi menentang KTM WTO ke 6 di Hong Kong. Selanjutnya, FMN dipercaya sebagai salah satu panitia dalam mempersiapkan Konferensi Pemuda Internasional tahun 2006 di Eropa. Sementara di ASA, FMN secara resmi telah menjadi anggota ASA, Desember 2005. Terkait dengan rencana
transformasi ASA menjadi organisasi pemuda dan mahasiswa se Asia-Pasifik, FMN dipercaya sebagai tim persiapan transformasi ASA, salah satunya menjadi tim perumus konstitusi transformasi ASA. Dalam perkembangan, FMN mendapatkan sekutu baru, yaitu Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI), salah satu organisasi buruh migran Indonesia yang berpusat di Hong Kong. Dari beberapa kali pertemuan dan kerjasama yang dilakukan, FMN dan ATKI mampu membuktikan diri sebagai sekutu positif. Salah satunya, dengan terlibatnya ATKI dan FMN dalam aksi kemanusian korban Gempa DIYJateng melalui Posko Jogja Bangkit. Pendidikan dan Propaganda Pekerjaan pendidikan menunjukkan adanya kemajuan dengan terlaksananya pendidikan kepemimpinan organisasi (PKO) secara nasional (Desember 2005Februari 2006), mulai dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Cabang, Pimpinan Kampus hingga Pimpinan Rayon. Sekitar 200 peserta terlibat dalam kegiatan ini. Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan dalam aspek bahan-bahan referensi bacaan, instruktur, dan tata cara penyelenggaraan edukasi. Untuk pendidikan dasar organisasi (PDO) bagi anggota, juga minim diselenggarakan. Hal ini kemudian berpengaruh terhadap aktiftas kerja massa anggota di kampus-kampus. Akibatnya, proses pendidikan penerimaan anggota (PPA) tidak terencana dengan baik, terutama terkait propaganda ke kalangan massa di kampus. Jikapun PPA terselenggara, lebih didasarkan atas inisiatif petugas yang bersangkutan. Kelemahan lainnya adalah menyangkut pemenuhan bahanbahan bacaan bagi anggota. Kemudian, membekali anggota dan pimpinan dengan edukasi yang lebih intensif baik tentang prinsip-prinsip ormas demokratis nasional, kerja massa komperhensif, dan ketrampilan akan jurnalistik, dokumentasi, mengelola data, menyelenggarakan rapat, membuat rencana kerja ataupun mengelola keuangan. Dalam propaganda massa, kemampuan analisa situasi obejektif
yang berkembang kurang begitu mendalam. Dalam pengertian, bagaimana memadukan antara keumuman dan kekhususan persoalan hingga propaganda organisasi bisa dijangkau dan dipahami oleh massa. Selain itu, skill propaganda (terutama menulis) masih terbatas pada orang-orang tertentu saja. Hal ini harus segera diperbaiki dengan menggiatkan anggota atau pimpinan untuk lebih aktif dalam menulis melalui media-media propaganda organisasi. Media propaganda nasional Buletin PERLAWANAN, ternyata belum mampu terbit reguler sebulan sekali, karena
KEBOBROKAN SBY-JK, propaganda utama Front Mahasiswa Nasional (FMN) dalam setiap aksi-aksinya
lambatnya penyelesaian tulisan. Padahal, media ini adalah senjata propaganda organisasi untuk massa. Sementara tentang website, pengerjaannya cukup lambat dan masih hadir dalam tampilan yang sederhana serta kapasitas yang terbatas. Website FMN bisa dikunjungi melalui www.freewebs.com/ fmn_indonesia. Mengatasi situasi kolektif dan kontradiksi-kontradiksi indvidu di dalam kolektif, ternyata belum mampu dipecahkan secara mendalam di kalangan pimpinan. Ditambah lagi dengan lemahnya peranan dari unsur termaju di kolektif untuk terus meningkatkan
kemampuan teori dan praktek kawan sekolektif. Hal tersebut berpengaruh terhadap menurunnya keteguhan sikap, keuletan, kesabaran dan militansi pimpinan-pimpinan Dampaknya, beberapa pimpinan, terutama yang terbentur dengan penyelesaian studi akademik dan tuntutan pasca sarjana, mengalami kebimbangan dalam menjalankan kewajibannya di organisasi. Kemudian disadari bahwa propaganda untuk tetap melakukan kerja massa dan membangun gerakan massa demokratis meskipun tidak di FMN lagi, ternyata belum intensif dilakukan. Dalam pekerjaan membangun organisasi, masih ditemukan banyak anggota yang belum memahami bagaimana melakukan pengorganisasian massa dan cara kerja group pengorganisasian. Ini tercermin melalui proses rekruitmen yang berjalan begitu lambat karena banyak anggota kurang memahami tahap-tahap kerja pengorganisasian massa. Penerapan sentralisme demokratis (Sendem) mulai terlihat kemajuan dengan lebih baiknya penyampaian laporan di Rapat Pleno V DPP FMN, dibandingkan laporan di rapat pleno sebelumnya. Tetapi, masih banyak juga Cabang yang jarang memberi laporan atau terkadang tidak sesuai dengan format laporan yang dianjurkan. Di sisi lain, organ atasan (PP FMN) masih kurang cepat dan tanggap dalam mempelajari laporan yang masuk. Akibatnya, terjadi kelambanan-kelambanan dari organ atasan dalam merespon atau memberi arahan atas situasi cabang yang berkembang, seperti dalam penyelesaian masalah di Cabang Palembang dan Cabang Jogjakarta. Dalam melaksanakan resolusi tentang pelaksanaan Konferensi Sementara Cabang bagi Cabang-Cabang yang belum melaksanakan Konferensi, ternyata belum mampu dilakukan seluruh Cabang. Meskipun demikian, pembentukan Kepengurusan menuju Konferensi Cabang, mampu diterapkan di seluruh Cabang.
PERLAWANAN 7
Dalam pelaksanaan Konferensi Kampus, diakui belum menjadi fokus perhatian PP FMN. Hingga, PP FMN kurang mengontrol dan mengarahkan penyelengaraan Konferensi Kampus. Bisa disimpulkan bahwa masih longgarnya konsolidasi di kalangan pimpinan dan anggota. Ekspansi Pekerjaan ekspansi menunjukkan beberapa hasil nyata. Di Medan, saat ini telah berdiri Persiapan Cabang FMN Medan. Di Palu, telah berdiri organisasi tingkat kampus di Universitas Tadulako (Untad). Namun, target pengembangan ke Makassar, Kendari, Toli-Toli, Semarang, Jember dan Bima belum membuahkan hasil. Kendala utamanya menyangkut soal logistik yang belum mampu dipecahkan. Upaya membangun organisasi di kampus-kampus besar di Indonesia belum terlihat nyata. Perencanaan kerja yang telah dirumuskan ternyata kurang intensif dijalankan oleh petugas. Ditambah dengan pemahaman yang masih mengkontradiksikan antara pekerjaan konsolidasi dan pekerjaan ekspansi. Petugas ekspansi (staf DPPO) memang tidak terkonsolidasi dengan baik dalam melaksanakan pekerjaan ekspansi. Petugaspetugas ekspansi masih berkutat dalam mengatasi permasalahan
individu ataupun kebingungan dalam menjalankan tugas. Inipun, kurang terkomunikasikan dengan organ atasan, hingga berjalan berlarutlarut tanpa ada penyelesaian. Keuangan Ada dua hal pokok yang mendapatkan penilaian serius, yaitu tentang kemandirian organisasi dan lemahnya propaganda tentang pentingnya iuran anggota. Dalam memenuhi kebutuhan organisasi sejauh ini, masih lebih banyak bergantung pada faktor ekstern. Karakter militan bahwa organisasi bergantung pada kekuatan internalnya sendiri, belum tercermin secara utuh dalam persoalan keuangan yaitu anggota menghidupi organisasi melalui iuran. Kedua, tentang kelemahan berpropaganda tentang arti penting iuran anggota bagi kehidupan organisasi. Pimpinan-pimpinan organisasi belum berperan maksimal untuk terus mempropagandakan hal ini, termasuk bagaimana menjadi teladan dalam membayar iuran. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan rangkuman penilaian praktek, bisa terlihat ada beberapa kemajuan terutama dalam wilayah pekerjaan politik. Keaktifan menggelar Kampanye Massa sebagai upaya menelanjangi kebobrokan rejim SBYKalla serta penggalangan front yang dilakukan di dalam negeri dan di tingkat internasional, menunjukkan
Perjuangan menuntut hak-hak demokratis mahasiswa harus terus digelorakan
8 PERLAWANAN
hasil-hasil yang cukup positif dengan diterimanya propaganda organisasi serta penambahan sekutu-sekutu front. Serta pelaksanaan edukasi di kalangan pimpinan, meskipun masih menyisakan beberapa hal yang harus terus diperbaiki. Di lapangan organisasi, kelemahan mendasar terlihat dalam aspek konsolidasi, baik di kalangan pimpinan ataupun anggota. Kelemahan konsolidasi ini juga membawa dampak dalam aspek-aspek kelemahan di pekerjaan politik, ekspansi dan keuangan organisasi. Pekerjaan konsolidasi harus menjadi fokus utama organisasi ke depannya, terutama dalam menuju Kongres II FMN. Tentang Kongres II FMN Kongres II FMN mempunyai arti penting. Selain menilai rangkuman pekerjaan politik dan organisasi dalam kurun waktu 2 tahun sejak Kongres pertama, juga menjadi media demokratis untuk membentuk badan pimpinan nasional yang baru dan menguatkan lagi Gerakan Pembetulan ke depan. Tanpa konsolidasi dari seluruh pimpinan dan anggota, maka jalan menuju Kongres II FMN tidak bisa terlaksana dengan baik. Tetapi, jika dipersiapkan dengan baik, maka acara 2 tahun sekali tersebut akan benar-benar menjadi puncak konsolidasi organisasi. Rapat Pleno V DPP FMN telah mengeluarkan resolusi khusus tentang Kongres II FMN yang disebut sebagai “tahaptahap konsolidasi menuju Kongres II FMN”. Telah ditetapkan juga bahwa Kongres II FMN adalah “Puncak Konsolidasi Organisasi”. Untuk itu, tema besar pekerjaan FMN hingga Kongres II nanti adalah “Memperkuat Konsolidasi Menuju Kongres II FMN”. Semua jajaran pimpinan organisasi mulai dari tingkat nasional hingga tingkat Kampus harus mencengkram erat-erat dan melaksanakan dengan sungguhsunguh, setiap pekerjaan menuju dan mensukseskan Kongres II FMN. Rapatkan Barisan, Maju Terus Perjuangan. (P-13)
Laporan
Khusus
KO N S O L I DA S I :
Kunci Kesusksesan Kongr es II FMN Kongres II FMN akan diselenggarakan 14-19 September di Bandung. Peristiwa penting bagi masa depan perjuangan massa pemuda-mahasiswa dan organisasi. Apakah yang harus dilakukan?
K
ongres II Front Mahasiswa Nasional (FMN) telah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP FMN) untuk diselenggarakan pada tanggal 14-19 September 2006 di Bandung. Kongres II FMN juga telah ditetapkan sebagai puncak konsolidasi organisasi. Tentu saja, hal ini perlu mendapatkan perhatian serius, baik dari seluruh jajaran pimpinan organisasi ataupun anggota FMN. Tentang Arti Penting Konsolidasi Konsolidasi adalah serangkaian pekerjaan yang ditujukan untuk lebih memperkuat barisan organisasi guna mempersiapkan diri dalam menghadapi sekaligus menggelorakan perjuangan massa yang lebih hebat ke depannya. Dalam melaksanakan konsolidasi, sangat bertopang pada pekerjaan edukasi/ propaganda dan pengorganisasian secara solid. Dalam melakukan pekerjaan konsolidasi, sangat penting untuk terus memeriksa setiap pekerjaan Untuk itu, dalam konsolidasi dikenal 3 aspek yang harus selalu diperiksa, yaitu periksa barisan, periksa badan pimpinan dan periksa diri. Periksa barisan, artinya memeriksa tentang barisan organisasi (dalam hal ini yaitu anggota dan massa). Pemeriksaan terkait dengan situasi massa yang berkembang, situasi anggota-anggota organisasi, bagaimana sambutan massa atas propaganda dan perjuangan massa yang digencarkan hingga pemeriksaan atas penambahan jumlah anggota. Periksa badan pimpinan, artinya pemeriksaan atas pekerjaan-pekerjaan organisasi yang dilakukan terkait
dengan hal-hal yang disebutkan di atas. Programnya sudah tepat atau tidak memililki program? Bagaimana pelaksanaannya, tepatkah metode yang digunakan dalam pekerjaan tersebut? Hingga petugaspetugas yang melaksanakan pekerjaan, sudah sesuai arahan dan atau tidak? Periksa diri, artinya memeriksa peranan pimpinan atas pekerjaan yang dilakukan Dengan kata lain, periksa diri adalah kritik otokritik (KOK) yang dikembangkan pimpinan organisasi berdasarkan pemeriksaan atas pekerjaan. Dengan mengetahui hakekat dari Konsolidasi di atas dan berdasarkan rangkuman dan penilaian praktek berdasarkan Rapat Pleno V DPP FMN, pekerjaan konsolidasi masih menyisakan serangkaian “PR� yang harus terus diperbaiki demi kelancaran Gerakan Pembetulan di organisasi. Laksanakan Tahap-Tahap Konsolidasi Sebagai upaya menyukseskan Kongres II FMN, Rapat Pleno V DPP FMN juga secara khusus telah mengeluarkan resolusi tentang Kongres II FMN yang kemudian disebut tahap-tahap konsolidasi menuju Kongres II FMN. Tahaptahap konsolidasi menuju Kongres ini bertujuan agar Kongres II FMN nanti benarbenar menjadi puncak dari konsolidasi organisasi. Untuk itu, DPP FMN juga telah membentuk Steerring Comitte (SC) Kongres II FMN yang berkedudukan sebagai badan pimpinan harian nasional hingga Kongres II FMN. Selanjutnya, diikuti arahan untuk segera membentuk
Badan Persiapan Konferensi Sementara Cabang (BPKSC) untuk tingkat Cabang dan Badan Pimpinan Konferensi Sementara Kampus (BPKSK) untuk tingkat Kampus. Baik SC Kongres II FMN, BPKSC dan BPKSK memiliki tugas utama untuk menyukseskan Kongres II FMN dengan melaksanakan berbagai program sesuai hasil Rapat Pleno V DPP FMN. Program-program yang harus dijalankan oleh ke tiga badan pimpinan organisasi tersebut meliputi rangkuman dan penilaian praktek selama 2 tahun, pendiskusikan dokumen-dokumen organisasi (Konstitusi dan program) hasil Kongres I FMN, upaya gerakan pembetulan yang dilakukan selama ini, pendataan anggota, perencanaan kerja menuju Puncak Kampanye Massa 7 September 2006, penggalangan dana untuk Kongres II FMN dan Konferensi Kampus untuk memilih utusan Kongres II FMN. Semua pekerjaan tahaptahap konsolidasi menuju Kongres tersebut diupayakan untuk dilaksanakan tepat waktu. Mengingat, peserta-peserta Kongres II FMN harus segera mendiskusikan draft-draft materi yang akan menjadi pembahasan di Kongres nanti, hingga Kongres II FMN memang akan menjadi ajang untuk pikiran dan tindakan organisasi. Tentang Konferensi Kampus Sebelum Kongres II FMN terselenggara, akan diadakan Konferensi sementara tingkat Kampus. Konferensi tersebut akan melibatkan seluruh pimpinan dan anggota dari kampus yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan Konferensi ini, sangat diharapkan partisipasi seluruh anggota dan pimpinan.
PERLAWANAN 9
Dalam konferensi ini akan membahas dan memutuskan tentang, Rangkuman penilaian praktek selama 2 tahun, upaya gerakan pembetulan dan capaian yang telah diraih, Kritik Otokrtik (KOK), rekomendasi untuk Kongres II FMN dan memilih utusan untuk Kongres II FMN. Batas maksimal untuk terlaksananya Konferensi Kampus adalah 2 minggu sebelum pelaksanaan Kongres II FMN. Untuk itu, BPKSC dan BPKSK dituntut untuk lebih berperan aktif dalam mensukseskan terlaksananya Konferensi Kampus. Karena aspirasi demokratis yang dicapai melalui Konferensi Kampus akan menjadi sandaran dalam melakukan penilaian perjalanan organisasi selama dua tahun. Termasuk, untuk memilih utusan Kongres II FMN. Tentang Utusan Kongres II FMN Utusan Kongres II FMN nanti dipilih melalui Konferensi Sementara tingkat Kampus. Sangat diharapkan jika utusan Kongres II FMN nanti, adalah unsur-unsur terbaik dan termaju dari anggota yang dipliih secara demokratis. Artinya, utusan Kongres nanti memang terdiri dari anggota-anggota organisasi yang lahir dari keterlibatannya secara aktif dalam perjuangan
10 PERLAWANAN
massa dan kerja-kerja massa serta tentu saja terpilih secara demokratis. Komposisi utusan Kongres II FMN sendiri, terdiri dari anggota DPP FMN (20042006), utusan Cabang yang dipilih melalui Konferensi Kampus dan Utusan Peninjau yang akan ditentukan oleh DPP FMN. Utusan Kongres akan dibekali dengan draft-draft materi yang akan menjadi pembahasan di Kongres, dengan terlebih dahulu mendiskusikan draft-draft tersebut sebelum Kongres II FMN. Utusan Kongres juga harus mempersiapkan tanggungan biaya akomodasi, terutama untuk ongkos transportasi pulang-pergi. Jika utusan Kongres mengalami kesulitan dalam mempersiapkan biaya akomodasi, maka organisasi tingkat Cabang dan Kampus berkewajiban membantu proses penyelesaiannya. Sekali Lagi, Perkuat Konsolidasi Organisasi Waktu Kongres II FMN tinggal sebulan lagi. Segala daya dan pikiran harus benar-benar dimaksimalkan untuk memperkuat konsoliasi menuju Kongres II FMN. Segala pelaporan terkait dengan pekerjaan memperkuat konsolidasi harus secara rutin
dilaporkan kepada organ atasan, yaitu SC Kongres II FMN. Sebaliknya SC Kongres II FMN juga harus lebih tanggap dalam merespon dan memberikan arahan atas perkembangan konsolidasi di setiap Cabang. Begitu pun yang harus dilakukan BPKSC dan BPKSK. Setiap pimpinan harus menjadi teladan dalam memimpin setiap pekerjaan. Jadikan disiplin ala baja sebagai disiplin dalam bekerja yang tidak mudah kendor, tetapi selalu tercengkram erat dalam genggaman setiap pimpinan. Keteladanan pimpinan adalah hal yang sengat menentukan kesuksesan Kongres II FMN. Hanya dengan memperkuat betul konsolidasi organisasi, dimana pimpinan mampu bertalian erat dengan anggota, Kongres II FMN akan terselenggara dengan sukses dan gegap gempita. Itulah beberapa intisari dari pekerjaan konsolidasi menuju Kongres II FMN. Keberlangsungan Kongres II FMN berada di pundak pimpinanpimpinan dan seluruh anggota FMN. Sekali lagi, “Perkuat Konsolidasi Menuju Kongres II FMN�. (P-13)
Laporan
KHusus
Pentingnya Iuran Kongres dan Gerakan Menabung Salah satu ukuran dalam menilai keberhasilan pekerjaan menuju Kongres II FMN adalah terkonsolidasinya juga pekerjaan di bidang keuangan. Pekerjaan ini tetap tidak boleh dianggap sepele.
S
ebulan lagi Kongres II FMN akan segera diselenggarakan. Dalam waktu yang relatif singkat ini, organisasi dituntut untuk lebih meningkatkan disiplin dalam mempersiapkan segala sesuatu menuju Kongres II FMN. Iuran Kongres dan gerakan menabung mau tidak mau harus diterapkan secara sungguh-sungguh. Para pimpinan organisasi harus memulai mempeloporinya. Galakkan Iuran, Perbesar Kreatifitas Harus diakui masalah keuangan organisasi adalah satu hal yang begitu vital dalam sebuah organisasi. Sebagai ormas yang berwatak militan sudah seharusnya setiap program dan kegiatan-kegiatan organisasi dibiayai dari hasil swadaya anggota (iuran). Untuk itu, kemandirian atau percaya dengan kekuatan sendiri harus selalu dan terus ditanamkan dalam praktek keseharian. Pimpinan mempunyai andil besar untuk mewujudkan kemandirian ini, mulai dari berpropaganda tanpa kenal menyerah akan pentingnya iuran hingga memberikan teladan dalam keaktifan membayar iuran. Demikian juga dengan pelaksanaan Kongres II FMN nanti. Kongres harus mendapat perhatian yang besar dari seluruh anggota organisasi. Selain propaganda tentang pentingnya iuran, menjadi wajib bagi organisasi untuk mengerahkan segenap kreatifitas dan potensi yang dimiliki untuk memperoleh dana di samping iuran anggota. Salah satu contohnya dengan memproduksi berbagai macam barang atau kerajinan (merchandise) yang unik dan menarik. Berangkat dari
pengalaman praktek, organisasi memiliki kemampuan untuk memproduksi sendiri kaos, pin atau tas dengan biaya yang tidak begitu memberatkan. Ataupun dengan mengumpulkan barangbarang bekas layak jual yang sudah tidak terpakai baik yang ada di sekretariat/kantor, kost anggota atau juga dari organisasi non pemerintah yang selama ini mendukung perjuangan FMN. Metode lain dengan menggelar seminar atau diskusi terbuka sesuai dengan garis perjuangan organisasi, mengadakan bazar buku hingga mengadakan training atau pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan keahlian. Tentunya, semua ini harus terencana dengan sistematis dan rapi termasuk menghitung secara cermat segala kemungkinan terbaik dan terburuk yang akan dihadapi. Sehingga semua kerja keras dan kreatifitas yang dilakukan mendapatkan hasil yang setimpal. Tingkatkan Disiplin dengan “Gerakan Menabung” Menabung mungkin akan terdengar aneh bagi sebagian orang, terutama bagi mahasiswa. Sejak kecil, orang tua dan guru mengajarkan tentang pentingnya menabung. Satu hal yang terlihat begitu sepele, enteng dan bisa dilakukan oleh semua orang. Tetapi apakah telah mampu diterapkan dengan baik di organisasi? Atau, berapa banyak anggota yang telah sadar akan pentingnya gerakan menabung dan menjalankannya? P e n g a l a m a n menunjukkan bahwa kesadaran untuk menabung belum terpatri begitu mendalam di kalangan
anggota, tak terkecuali di kalangan pimpinan organisasi. Padahal, semua menyadari bahwa menabung memiliki pengaruh positif dalam menata keuangan, baik dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam mengelola keuangan di organisasi. Gerakan menabung identik dengan sikap hidup aktivis massa yaitu “hidup sederhana” dan “rela berkorban”. Menabung juga berfungsi untuk mengantisipasi kekurangan kebutuhan keuangan organisasi. Terkadang (disadari atau tidak), kebingungan membayar kontrakan sekretariat/kantor, tertundanya pekerjaanpekerjaan ekspansi, hingga kesulitan untuk membiayai terbitan organisasi, tidak terlepas juga dari persoalan ini. Artinya, dengan adanya dana tabungan yang bisa digunakan sewaktuwaktu, akan sangat membantu kelancaran pekerjaan-pekerjaan organisasi. Menjelang Kongres II FMN, “Gerakan Menabung” sangat penting untuk terus dipropagandakan dan digiatkan. Sebulan bukan waktu yang panjang untuk memenuhi semua pendanaan Kongres di tengah kewajiban untuk tetap menjalankan pekerjaan politik dan organisasi. Mari galang Iuran Kongres dan gencarkan Gerakan Menabung! (P-13)
PERLAWANAN 11
pelayanan
massa
Menyelami Kehidupan Klas Buruh
(Pengalaman Program 3 Sama FMN Medan) Mahasiswa seringkali berteriak tentang tuntutan-tuntutan rakyat. Tetapi, teriak saja tidak cukup, mahasiswa juga perlu menyelami sendiri kehidupan rakyat tersebut. Sehingga, dirinya akan semakin yakin untuk tetap berjuang
F
ront Mahasiswa Nasional (FMN) memiliki cara tersendiri untuk menyelami kehidupan rakyat, yaitu program 3 S (sama kerja, sama tinggal dan sama makan) atau dikenal juga dengan program melayani rakyat sepenuh hati (serve the people). Program ini bertujuan untuk lebih mengenalkan mahasiswa kepada kenyataan obyektif masyarakat, yaitu keterpurukan dan kemiskinan rakyat. Program 3 S dilakukan dengan memanfaatkan waktu liburan semester. Biasanya dilakukan dengan rentang waktu dua minggu hingga sebulan di pedesaan atapun perkotaan. Kegiatannya antara lain, melakukan investigasi sosial dan analisa Klas (ISAK), memberikan edukasi di kalangan massa dan memberikan pelayanan sosial kebudayaan, seperti mengajar anak-anak usia sekolah, kegiatan seni dan olah raga hingga pelayanan kesehatan gratis. Menyelami Kehidupan klas buruh Selama seminggu, 29 Juni-7 Juni 2006, anggota FMN Medan melakukan program 3 S bersama klas buruh disela-sela waktu liburan semester bekerja sama dengan SBMI (Serikat Buruh Medan Independen) dan sebuah LSM yang membidangi perburuhan, KPS (Kelompok Pelita Sejahtera). Program 3 S dilakukan di basis-basis pengorganisasian ke dua lembaga tersebut. Kali ini, FMN Medan menerjunkan 3 orang anggota. Basis-basis buruh yang ditempati, wilayah Tanjung Morawa, wilayah Mabar/ Kawasan Industri Medan (KIM) I & II dan wilayah Namorambe– Delitua. Anggota-anggota FMN sendiri bekerja sebagai buruh harian lepas. Berikut ini hasil
12 PERLAWANAN
program 3 S di Kawasan Industri Tanjung Morawa. Situasi di Tanjung Morawa Program 3 S ditujukan di pabrik gas oksigen Medan Raya Gas Abadi (MRGA). Pabrik ini berada di pinggiran Sungai Belumai yang melalui Tanjung Morawa. Tanjung Morawa berkembang menjadi kawasan industri sejak tahun 8090an. Sementara MRGA, berdiri sejak tahun 1989. Selain MRGA, pabrik y a n g memproduksi gas oksigen di Tanjung M o r a w a a d a l a h Aneka Gas, Andalas Daya Perkasa, T a m o r a M a k m u r Sentosa, Mega Sri Bhakti Gas dan Sumarmatara Gas. Juga terdapat banyak pabrik yang memproduksi bermacammacam jenis barang. Sebagian besar pabrik yang ada memiliki jumlah pekerja di bawah 1000 orang. Polusi udara yang cukup tinggi (terutama di malam hari dan kurangnya pepohonan besar), begitupun dengan keadaan air. Air yang diperoleh dari sumur berwarna kuning dan bau. Sungai Belumai sering menguap dan mengeluarkan bau tak sedap karena pembuangan limbah pabrik ke sungai. Tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi. Rumahrumah penduduk rata-rata berukuran kecil, terkecuali rumah Kepala Desa. Sebagian besar rumah penduduk berada di
pinggiran jalan raya. Mayoritas yang menempati kawasan tersebut adalah buruh yang bekerja di kawasan industri Tanjung Morawa. Mereka tinggal dengan menyewa rumah atau ngekost. Tingkat kerusakan jalan raya terbilang cukup parah. Jalannya belobang-lobang, berdebu dan becek tatkala hujan, khususnya s e t e l a h persimpangan jalan Sei Belumai dan I b n u Chatib. Jalanan tersebut sering dilalui o l e h t r u k / container (kendaraan berat). Transprtasi umum adalah angkutan Kota Rajawali yang beroperasi dari pukul 05.00-18.00 WIB. Transportasi pendukung yaitu becak motor dan Ojek. Kondisi Lingkungan Kerja Pabrik ini mempekerjakan sekitar 40 orang. Bagian-bagian kerja dalam pabrik terdiri dari, Bagian Pengisian, Bagian Mesin, Bagian Transportasi, Bagian Administrasi dan bagian keamanan. Bagian Pengisian terdiri dari 6 orang yang dibagai dalam 3 shift. Setiap shift diisi oleh 2 orang. Bagian ini bekerja mengisi tabung dari keran pipa gas dan mengangkut ke tempat pengumpulan sementara (sejenis dermaga) kemudian diangkut ke Truk.
Bagian Mesin juga terdiri dari 6 orang yang dibagi dalam 3 shift dan setiap shift diisi oleh 2 orang. Bagian ini bekerja mengoperasionalkan mesin, melihat tekanan udara, kondisi mesin, perawatan dan lain-lain. Bagian mesin dan bagian pengisian, biasanya bekerja sama (kolektif ) dengan cara setiap shift kerja yaitu operasional pabrik dan pengisian dilakukan oleh 4 orang. Bagian Transportasi terdiri dari 19 orang yang mengoperasionalkan 10 kendaraan, antara lain, 4 unit truk Bison, 3 unit pick up Mitsubhisi L300, 2 unit truk Mitsubhisi Colt Diesel 120 PS dan 1 unit truk Mitsubhisi Colt Diesel 190 PS. Masing-masing kendaraan dioperasionalkan oleh 2 orang buruh, kecuali truk Mitsubhisi Colt Diesel 190 PS. Bagian Transportasi bekerja mendistribusikan tabung gas oksigen ke dealer-dealer di wilayah Tanjung Morawa, Medan dan Parapat (ternak ikan mas/ keramba). Bagian Administrasi (perkantoran) terdiri dari 6 orang. Tiga orang bekerja di kantor pabrik (Tanjung Morawa) dan 3 lagi di kantor pemasaran, Medan. Sementara Bagian Keamanan, terdiri dari 3 orang satpam. Satu orang bekerja dalam satu shift kerja. Tugasnya menjaga keamanan pabrik. Kehidupan Klas Buruh Mayoritas buruh adalah laki-laki, kecuali yang bekerja di kantor pemasaran, Medan. sebagian besar berasal dari suku Jawa dan Batak serta menganut agama Islam. Umumnya mereka berasal dari luar kota (urban). Sumber pendapatan utama dari upah kerja di pabrik. Sebagian, menjual gas ke konsumen secara langsung, tapi dengan syarat harus memiliki tabung gas. Harga sebuah tabung gas sebesar Rp. 800.000. Namun, jumlah tabung gas yang dimiliki hanya satu hingga dua tabung saja. Penghasilan bekerja di pabrik digunakan untuk menghidupi keluarga. Hubungan sesama buruh terbilang cukup erat. Apalagi, tidak ada strata
(golongan) dalam bekerja. Artinya tidak ada mandor atau pengawas dan jenjang kerja. Dalam 1 Shift, buruh mampu menghasilkan 130 tabung gas oksigen. Hasil ini merupakan hasil maksimal dari kerja mesin. Buruh bekerja tidak berdasarkan target kerja, tapi berdasarkan jumlah pesanan atau kebutuhan distributor dan konsumen. Jika pesanan banyak perusahan memasok gas oksigen dari PT. Aneka Gas dengan menggunakan tanki. Di pabrik juga tersedia alat bantu pengisian gas oksigen. Harga jual 1 tabung gas untuk dealer (harga Net Asosiasi) yang umumnya berisi 7 Kubik seharga Rp. 33.000. Untuk konsumen, seharga Rp. 50.000/ tabungnya. Resiko kecelakaan kerja juga cukup tinggi, khususnya ketika tabung gas meledak atau pecah. Pernah terjadi adalah kebocoran tabung gas yang mengakibatkan salah seorang buruh terbakar. Persoalan utama yang dirasakan tentang kebutuhan upah layak dan masalah peraturan perburuhan (UUK NO. 13 tahun 2003 dan Pengadilan Hubungan Industrial–PHI). Geopolitik di Kawasan Industri Pemilik seorang keturuan Cina dan cukup dekat dengan buruh. Kepala desa lebih sering mengurusi soal-soal adminstrasi. Pemantauan keliling juga sering dilakukan Koramil setempat di sekitar wilayah pabrik. Polisi sering keluar masuk perusahaan dengan alasan melakukan pengontrolan dan pemantauan keamanan. Ada juga organisasi paramiliter (milisi) yang cukup kuat di lingkungan Sei Belumai. Sebagian besar anggotanya adalah pemuda pengangguran dan buruh yang bekerja di kawasan industri. Serikat Buruh Medan Independen (SBMI) sangat berpengaruh di pabrik tersebut. Misalnya dalam aksi 1 Mei (Mayday) lalu, buruh dibebaskan turun ke jalan dan pengusaha menyumbangkan 1 unit truk sebagai transportasi buruh dari Tanjung Morawa ke Medan.
Perjuangan buruh dan peranan serikat buruh Buruh di PT. MGRA pernah mogok kerja selama seminggu terkait pemecatan terhadap 8 orang buruh oleh pengusaha. Ketika itu, mereka tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Ketidakmampuan SBSI memimpin perjuangan dan adanya “politik main mata” pimpinan pabrik SBSI dengan menerima sogokan dari pimpinan perusahaan, membuat mereka keluar dari SBSI dan bergabung ke SBMI. Apalagi, 8 orang buruh yang dipecat hanya memperoleh jumlah pesangon yang minim. Seluruh buruh di pabrik saat ini adalah anggota SBMI, kecuali Satpam. Satpam memiliki sedikit perbedaan dengan pekerja lannya, karena jalur masuknya dari biro tenaga kerja SRI KANDI. Artinya sudah ada perantara antara pengusaha dan pekerja yaitu biro tenaga kerja. SRI KANDI tidak sekedar manjadi penghubung tenaga kerja dan lapangan kerja, tapi juga menentukan upah dan aturan (mekanisme) kerja. Perjuangan lain yang ditempuh adalah memperlambat waktu kerja (slowdown). Sering juga menjual gas Oksigen dengan harga konsumen, tetapi yang dilaporkan kepada pengusaha adalah harga distibutor. Sesekali juga “menghilangkan tabung” atau menjual tabung dan dilaporkan tabung tersebut hilang. Hasil dari penjualan gas atau tabung gas kemudian dibagi rata di kalangan anggota. Pengalaman 3 S FMN Medan merupakan suatu pengalaman yang penting bagi anggota FMN termasuk bagi mahasiswa. Mahasiswa memang harus mengenali lebih jauh realitas sosial masyarakat Indonesia. Dengan itu, akan mempertebal keyakinan dirinya untuk terus berjuang bersama rakyat dan perlahan-lahan mengikis watak borjuasi kecil mahasiswa. (P-13)
PERLAWANAN 13
Gelora
Kampus
Mahasiswa Bergerak, IKIP Mataram Bergejolak Kampus IKIP Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), heboh dengan gejolak yang terjadi di Kampus. Ada apa sesungguhnya?
P
erjuangan mahasiswa menuntut hak-hak demokratis-nya tidak akan pernah surut selama musuhmusuh mahasiswa di kampus yaitu Rektor atau Yayasan tidak memenuhi kewajiban untuk memenuhi hak-hak demokratis mahasiswa. Mahasiswa IKIP Mataram, juga menyadari arti penting hal ini. Biaya SPP terus naik Di tahun ajaran 2005/ 2006, pihak IKIP Mataram telah menaikan biaya pendidikan sebesar Rp. 300 ribu atau sekitar 17% (dari 1.750.000,- pada tahun 2004 menjadi 2.050.000,pada tahun 2005; dengan rincian 860.000 untuk SPP, 900.000 untuk biaya pembangunan, 165.000 untuk biaya OPSPEK, dan 50.000 untuk biaya praktek), juga fakultas FPMIPA dan FPOK (yang sebelumnya 1.750.000,pada tahun 2004 menjadi 2.100.000,- pada tahun 2005). Hal yang sama juga dialami mahasiswa lanjutan pindahan dari luar (2.200.000,-) dan juga mahasiswa lanjutan dari IKIP (1.750.000,-). Sementara untuk mahasiswa IKIP yang berkuliah di kampus P raya, Selong, dan Tanjung dituntut membayar dana tambahan sebesar Rp 60.000,-. Tahun Ajaran 2006/2007, birokrat kembali menaikan biaya pendidikan sebesar Rp. 2.300.000,- untuk FIP dan FPBS dan Rp. 2.400.000,- untuk FPMIPA dan FPOK. Sementara itu, pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh pihak birokrat kampus tidak pernah secara transparan dan tidak pernah diketahui mahasiswa. Mahasiswa juga dibebankan dengan sejumlah pungli. Mahasiswa FPMIPA misalnya, diwajibkan membeli jurnal tanpa
14 PERLAWANAN
ada alasan kegunaannya.
untuk
apa
Fasilitas perndidikan tetap minim Kenaikan biaya pendidikan ternyata tidak diikuti dengan pengadaan fasilitas yang layak dalam menunjang kelancaran perkuliahan dan jaminan mutu pendidikan bagi mahasiswa. Mahasiswa FPMIPA harus praktek di laboratorium FKIP UNRAM karena keterbatasan peralatan praktek. Kurangnya fasilitas laboratorium (lab. Bahasa) juga dirasakan mahasiswa FPBS. Aula kampus terpaksa dijadikan ruangan kelas karena terbatasnya ruangan kelas, sementara jumlah mahasiswa terus bertambah. Sementara, hanya 2 WC yang layak pakai. Kenaikan biaya pendidikan sejak tahun Ajaran 2005/2006, tidak ditujukan untuk kepentingan mahasiswa. Pasalnya, kenaikan biaya pendidikan disebabkan adanya pembangunan gedung yang akan diperuntukkan bagi pembukaan jurusan baru, yaitu Jurusan Fisika, Pendidikan Bahasa Jerman, Seni Rupa, dan Pendidikan Guru TK (D2). Artinya, kenaikan biaya pendidikan bukan untuk dinikmati mahasiswa dari fakultas– fakultas yang sudah ada. Padahal kondisi gedung fakultas lama tak kalah memprihatinkan. Minimnya fasilitas, akan sangat berpengaruh buruk bagi kelancaran perkuliahan dan mutu pendidikan. Ada sebuah kasus yang pernah dialami oleh mahasiswa FPMIPA jurusan Kimia yang terancam tidak dapat melaksanakan KKN, hanya karena syarat yang ditetapkan tidak sesuai 108 sks/5 smester. Padahal, jumlah mahasiswanya tidak sebanding dengan ketersediaan ruangan kelas.
Sehingga mahasiswa sering dipersulit dengan jadwal yang padat tapi harus berbagi dengan jurusan lain dan atau angkatan lain. Akibatnya, jumlah sks (24 sks/smester) tidak dapat diambil maksimal. Padahal durasi KKN di IKIP Mataram hanya sekali dalam setahun. Mutu pendidikan dipertanyakan Mutu pendidikan IKIP Mataram adalah salah satu persoalan yang belum mampu dipecahkan, meskipun telah beridiri selama 39 tahun. Dari seluruh program studi yang ada, dua program studi (Administrasi Pendidikan dan Pendidikan Luar Sekolah) masih berstatus diakui, sedangkan program studi Kimia masih berstatus terdaftar. Untuk kompetensi jenjang pendidikan dosen, sebanyak 253 (S1), 93 (S2), dan 5 orang (S3). Lantas, mengapa pihak birokrat begitu ngotot membuka jurusan baru, sedangkan jurusan yang masih ada berada dalam kondisi yang sangat menyedihkan? Jaminan mutu pendidikan juga berbicara tentang profesionalisme dosen. Dari total 351 jumlah dosen, sebanyak 305 dosen berstatus sebagai dosen tidak tetap/dosen luar biasa yang juga bekerja di tempat lain. Akhirnya konsentrasi dosen terbagi antara mengajar di IKIP Mataram dengan profesi sampingan yang dilakoninya. Wajar saja ada mahasiswa yang tengah menempuh skripsi, kesulitan mencari dosen pembimbing. Mana demokratisasi kampus? Sebagai unsur mayoritas di kampus, seharusnya mahasiswa lebih diperhatikan kesejahteraannya di kampus dan didengar aspirasinya sesuai dengan prinsip berdemokrasi. Untuk itu, mahasiswa perlu dilibatkan dalam setiap
pengambilan kebijakan. setiap pengambilan kebijakan dengan menghadirkan kedua Rasionalisasi lainnya bahwa kampus. belah pihak, yaitu Yayasan IKIP Aksi massa mahasiswa Mataram dan Pimpinan IKIP mahasiswa yang lebih memahami kondisinya dan sangat diawali dengan adanya diskusi Mataram agar menjelaskan merasakan dampak dari tentang intimidasi terhadap duduk persoalan sesungguhnya kebijakan yang diperuntukkan salah satu dosen IKIP Mataram kepada mahasiswa. Dialog yang bagi mahasiswa. Tetapi, dalam oleh pihak Yayasan IKIP Mataram direncanakan 25 Juli setiap pengambilan 2006, urung kebijakan kampus di Mutu pendidikan IKIP Mataram adalah terlaksana karena IKIP Mataram, tidak ternyata diantara satupun mahasiswa salah satu persoalan yang belum mampu pihak Pimpinan dilibatkan oleh dipecahkan, meskipun telah berdiri Kampus dan Yayasan birokrasi. selama 39 tahun Kebebasan IKIP Mataram telah berorganisasi dan terjadi konflik dan mengeluarkan pendapat di muka dan rencana pertemuan segitiga memuncak pada rencana umum merupakan salah satu hak antara Kopertis, Yayasan dan pertemuan yang diagendakan asasi manusia yang dijamin oleh Birokrasi IKIP Mataram tersebut. Rencananya, dialog konstitusi (Pasal 28E ayat 3 membahas tentang keuangan akan diadakan di aula namun UUD’45 Amandemen IV). Namun, (penyelewengan) IKIP Mataram Pimpinan Kampus IKIP Mataram persoalan dikotomi organisasi di kantor Walikota Mataram, 21 jusstru mengajak mahasiswa (intra dan ekstra), ancaman nilai, Juli 2006. Diskusi yang diikuti berdialog di ruang utama skorsing, DO, bahkan ancaman hampir seluruh perwakilan rektorat dengan tujuan fisik menjadi cara–cara yang organisasi (ekstra dan intra) menyatakan diri tetap Pimpinan digunakan oleh birokrat dalam tersebut, kemudian juga Kampus yang sembari mencari mengekang daya kritis menyepakati untuk menggelar dukungan dari massa mahasiswanya. Anggota FMN aksi dan membentuk Persatuan mahasiswa. BEM Institut IKIP Mataram pernah dikecam Mahasiswa IKIP Mataram yang menyatakan diri mendukung hanya karena mengkritisi terdiri dari DPM Institut, BEM rektor beserta jajarannya. Sedangkan Yayasan kebijakan jurnal. FPMIPA, DPM FPMIPA, BEM FPOK, Organisasi intra seperti HMJ Kimia, GEMPUR, PALIMBIO, mengirimkan utusan badan BEM dan HMJ tidak dapat menjadi MAPALA, PRAMUKA, LMND, SMI, pengawas IKIP Mataram dan pengacara yang membawa Surat payung bersama dalam FMN Kampus IKIP Mataram. memperjuangkan hak–hak sosial Sabtu, 22 Juli 2006, Keputusan (SK) pemecatan ekonomi mahasiswa, karena mahasiswa menggelar aksinya di Rektor, PR I, PR II, PR III, dan tidak masuk dalam struktur tempat pertemuan segitiga seluruh Dekan. Situasi berubah pengambilan kebijakan di dengan mengusung tuntutan menegangkan dan dialog pun kampus (PP No.60 Tahun 99 hak-hak demokratis mahasiswa tidak berjalan. Melihat situasi Tentang Perguruan Tinggi, Bab yang diikuti oleh 50 orang. yang berkembang, massa aliansi VIII tentang susunan perguruan Dalam aksinya, mahasiswa Persatuan Mahasiswa IKIP tinggi, bagian kedua tentang menuntut diturunkannya biaya Mataram bersepakat untuk universitas dan institut). SPP, perbaikan fasilitas kampus, menggelar mimbar bebas di Akibatnya BEM dan HMJ tranaparansi pengelolaan depan Gedung Pratama IKIP terkekang geraknya, ketika ingin keuangan isu tetap operasional dengan menyikapi persoalan yang pendidikan, hak-hak kebebasan memperjuangkan berhubungan dengan kebijakan berpendapat, berekspresi dan demokratis mahasiswa dan karena berada dalam sub-ordinat berorganisasi serta libatkan dilanjutkan dengan aksi tutup birokrat kampus. mahasiswa dalam pengambilan mulut hingga pukul 15.00. Konflik terkait dengan kebijakan opersional kampus. Seminggu penuh gejolak Pada 24 Juli 2006, aksi masalah pemilihan Rektor dan Huru-hara kecil (bukan kembali digelar di kampus audit keuangan Rektor. Rektor dalam pengertian dengan sasaran pihak pimpinan pilihan Yayasan, Yusuf Akhyar, sesungguhnya) mengguncang kampus IKIP Mataram dan tetap ternyata kalah dalam pemilihan kampus IKIP Mataram, 22-28 Juli mengusung tuntutan yang sama. suara oleh Faturahim yang 2006. Selama seminggu, Aksi berhasil berdialog dengan didukung senat institut. mahasiswa IKIP menggelar aksi pihak pimpinan kampus dan Sementara audit kuangan rektor massa menuntut dipenuhinya meminta keterangan tentang terkait dengan pengajuan dana hak-hak demokratis mahasiswa di kenaikan biaya SPP serta pendidikan IKIP Mataram (APB) kampus tersebut. Mahasiswa transparansi dana operasional 80% oleh Pimpinan IKIP Mataram IKIP Mataram jengah dan tidak kampus. Namun, karena pihak dan 20% oleh Yayasan. Yayasan tahan lagi dengan kondisi kampus pengajuan hal tidak mampu menolak kampus mulai dari biaya SPP memberikan tetapi birokrat penjelasan, tersebut, yang terus naik hingga tidak mahasiswa bersepakat untuk mengancam akan menggerakan dilibatkannya mahasiswa dalam segera diadakannya dialog lagi massa mahasiswa. Untuk itu,
PERLAWANAN 15
pihak Yayasan menunggu adanya gejolak gerakan massa yang besar untuk medelegitimasi dan menyorot bobroknya kinerja Pimpinan IKIP Mataram. Konflik antara Yayasan dan Pimpinan IKIP Mataram, coba diperluas dengan adanya upaya Pimpinan Kampus IKIP Mataram yang dipecat untuk menggerakan mahasiswa menyikapi keputusan yang dibuat Yayasan IKIP Mataram. Mereka bahkan menerapkan “money politic� di kalangan kelompok mahasiswa untuk membelokkan perjuangan mahasiswa sebelumnya, tak terkecuali di Persatuan Mahasiswa IKIP Mataram. Menyadari hal tersebut, FMN Kampus IKIP Mataram menyatakan keluar dari aliansi karena telah melenceng dari tujuan awal perjuangannya. Menindaklanjuti hal tersebut, FMN kemudian menggelar aksi mimbar bebas pada 28 Juli 2006, untuk menegaskan bahwa FMN tetap konsisten untuk memperjuangkan hakhak demokratis mahasiswa IKIP Mataram seperti halnya tuntutan awal dan menegaskan juga bahwa FMN tidak terlibat sedikitpun dalam konflik antara Yayasan dan Pimpinan IKIP Mataram. Pengalaman perjuangan mahasiswa di IKIP Mataram menunjukkan bahwa hak-hak demokratis mahasiswa di kampus belum sepeuhnya dipenuhi. Kemudian, pentingnya untuk menggelorakan perjuangan massa di kampus dengan mengusung persoalanpersoalan konkret yang terjadi karena terbukti mampu menggalang persatuan di kalangan organisasi-organisasi di kampus dan memobilisasi massa mahasiswa. Terakhir, bagaimana dalam menjalankan perjuangan sangat penting memegang teguh prinsip-prinsip front sehingga kelompokkelompok yang tergabung dalam aliansi tidak mudah goyah oleh iming-iming yang menggoyahkan perjuangan massa. Bangkit, Berorganisasi dan Bergerak! (P-13)
16 PERLAWANAN
Gelora
Kampus
SPP Naik, Unsri Bergolak Aksi mahasiwa menolak kenaikan biaya SPP juga terjadi di Universitas Sriwijaya (Unsri), Indralaya, Sumatra Selatan.
K
eputusan pihak Kampus Unsri untuk menaikan biaya SPP dari Rp 240.000,- menjadi Rp 740.000,atau sebesar 308%, bagi seluruh fakultas, Januari 2006, telah menuai protes dari mahasiswa Unsri. Dilain sisi, keputusan tersebut diambil tanpa melibatkan unsur mahasiswa, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri ataupun menyaring respon dari mahasiswa. Menyikapai hal tersebut, FMN Kampus Unsri bersama KAMMI Komisariat Al- Quds dan Al- Aqsho UNSRI, GMKI, BEM UNSRI dan BEM fakultas dan massa mahasiswa yang terhimpun dalam Keluarga Mahasiswa (KM) melakukan aksi massa sehari semalam, 22-23 Mei 2006, menolak kenaikan SPP serta tindakan-tindakan intimidasi terhadap mahasiswa yang menolak kanaikan SPP. Aksi diawali dengan mengelilingi kampus untuk memobilisasi mahasiswa, tapi pintu gerbang fakultas-fakultas digembok. Dosen dan pihak fakultas melarang mahasiswa bergabung dengan massa aksi. Aksi tetap dilanjutkan hingga ke gedung rektorat. Di rektorat massa aksi berjumlah sekitar 500 orang. Di gedung rektorat, massa aksi dihadang oleh satpam untuk tidak memasuki gedung. Massa aksi tetap bertahan, sementara pihak
satpam mencoba memprovokasi. Sempat terjadi insiden dimana 3 orang mahasiswa terluka tangannya oleh pecahan pintu kaca, karena provokasi satpam. Setelah sekian lama bertahan, sekitar pukul 15.30 WIB, massa aksi berhasil memasuki pelataran gedung rektorat. Mahasiswa meminta pihak rektorat menemui mereka untuk mendengar tuntutan mahasiswa. Tapi, PR II, jajaran birokrasi dan satpam hanya menatap dari lantai 2 gedung rektorat. Provokasi satpam untuk membubarkan massa aksi dengan ucapan-ucapan kasar dan makian tidak mengurangi militansi massa aksi. Hingga menjelang magrhib, massa aksi tetap bertahan. Setelah magrhib, massa aksi perempuan diizinkan pulang dan yang lelaki tetap bertahan. Kemudian digelar konferensi pers pukul 21.30 WIB. Setelah mengadakan evaluasi, pukul 06.30 WIB, massa aksi menyegel gedung rektorat sebagai yang dinilai tidak aspiratif terhadap mahasiswa sekaligus menutup aksi dengan membacakan pernyataan sikap. Pengalaman Berharga Pengalaman KM Unsri membuktikan bahwa tidak adala plihan lain bagi pemudamahasiswa untuk memenuhi hakhak demokratisnya selain dengan perjuangan massa. Perjuangan massa dengan mengusung persoalan konkret yang dihadapi massa, terbukti mampu memoblisasi massa secara luas. Kemampuan membaca kontradiksi pokok di kampus serta meneguhkan sikap dan militansi perjuangan menjadi kunci dalam menggelorakan perjuangan massa. (P13)
Gejolak
Massa
MAJU TERUS PERJUANGAN ! Situasi krisis yang terus menajam tidak pernah menyurutkan gejolak perjuangan massa. Hanya perjuangan massa yang bisa melakukan perubahan. Anggota FMN divonis 2 bulan Jambi, (2/8). Pengadilan Negeri Jambi menjatuhkan vonis 2 bulan hukuman penjara kepada Arif Ilhamsah (anggota FMN Jambi) dan Zalman mahasiswa IAIN Jambi. Putusan dijatuhkan dengan tuduhan tindakan pengrusakan kaca gedung DPRD Jambi ketika mahasiswa menggelar aksi menolak RAPBD 2006 propinsi Jambi. Dalam pembelaannya, tindakan yang dilakukan Arif dan Zalman sesunguhnya hanya didasari faktor naluriah, karena merasa kawan-kawannya ketika itu dihajar dan dikeroyok habishabisan oleh aparat keamanan. Meskipun demikian, vonis tetap dijatuhkan. Satu lagi “martir� hadir dari perjuangan massa, tapi perjuangan massa tetap akan bergelora selama penindasan masih terjadi. Karyawan PPD tuntut kenaikan gaji Jakarta, Ratusan karyawan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) berdemonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (31/7). Mereka meminta pemerintah memperhatikan nasib karyawan yang selama delapan bulan terakhir belum menerima gaji. Para karyawan mengaku sudah mengadu kepada Pemerintah Provinsi DKI dan Departemen Perhubungan, tapi tidak ada tindak lanjutnya. Selain gaji, karyawan bus PPD juga belum menerima uang Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Seorang sopir yang sudah 30 tahun mengabdi mengaku menerima gaji terakhir saat Idul Fitri 2005 sebesar Rp 800.000. Sejak saat itu, ia hanya membawa pulang uang sisa
setoran antara Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari. Masalah di tubuh Perum PPD bukan hanya terkait keterlambatan pembayaran gaji, rencana pemangkasan karyawan juga banyak dikeluhkan. Pemprov DKI berubah sikap karena menilai aset Perum PPD hanya akan menjadi beban, menilik dari jumlah armada, karyawan, dan utang yang membelit. Jumlah karyawan hingga Juli ini sebanyak 4.484 orang dianggap tidak sepadan dengan armada yang dikelola yaitu sekitar 20 persen 350 unit. Pendapatan per bulan perusahaan pengelola transportasi massal itu hanya Rp 1,5 miliar. Sedangkan nilai utang untuk tahun ini mencapai Rp 104 miliar Presiden Mahasiswa USU diskorsing 2 semester Medan, (1/8). Presiden mahasiswa Universitas Sumatra Utara (USU), Aulia Rahman diskorsing 2 semester oleh Rektor USU Prof Chairuddin P Lubis, dengan tuduhan pencemaran nama baik Rektor terkait pengaduaan dugaan kasus korupsi di USU yang ditengarai dilakukan oleh Rektor USU. Skorsing tersebut akan berlaku sejak surat diterima oleh Dekan Fakultas Teknik USU, fakultas asal Aulia Rahman. Selain Aulia Rahman, pihak yang terlibat dalam kasus ini adalah
DR. Zulkarnaen Lubis (anggota Senat USU), tetapi belum ada sanksi bagi yang bersangkutan dari Senat Universitas. DR. Zulkarnaen Lubis mengaku telah mendapatkan sms yang mengancam akan membunuhnya, jika tetap mengajukan dugaan kasus korupsi di USU. Lagi-lagi mahasiswa yang jadi korban. FMN peringati tragedi Kudatuli Jombang, (27/7). Bertepatan dengan peringatan 10 tahun tragedi 27 Juli 1996 atau lazim disebut Kudatuli, sekitar 50 mahasiswa dari Front Mahasiswa Nasional Cabang Jombang (FMN Jombang) melakukan aksi demonstrasi menyuarakan tuntutan-tuntutan rakyat yang belum dipenuhi rejim SBY-Kalla. Aksi massa ini dibuka dari depan kampus Universitas Darul Ulum (Undar) dan dilanjutkan dengan long march menuju kantor DPRD Jombang dan Pemkab Jombang. Dalam aksi tersebut FMN Jombang mengajukan tuntutan antara lain; kebebasan berekspresi dan berorganisasi, cabut SK DO tiga mahasiswa STAIBU Jombang, tolak revisi UUK No.13/2005, laksanakan reforma agraria, realisasikan 20% anggaran pendidikan, adili suharto dan sita hartanya untuk rakyat, hentikan represifitas aparat keamanan dalam menangani kasus-kasus rakyat, stop hutang dan hapus hutang lama. FMN Peduli Korban GempaTsunami Bandung, Menyikapi terjadinya gempa dan tsunami di pantai selatan Jawa, FMN Bandung segera melakukan aksi kemanusiaan peduli korban gempa-tsunami. Dalam aksi ini, FMN mendirikan Posko
PERLAWANAN 17
Kemanusiaan Rakyat Jawa Barat (PKRJB) bersama KPP, AGRA, GRI, LPPMD Unpad, GMP, GALUH dan KMD. Posko ini berfungsi untuk memobilisasi bantuan dan relawan bagi korban gempatsunami. Posko-posko berada di kampus-kampus, Unpad, UPI, Unjani, Unisba, UNIKOM, STHB, UIN, STBA dengan posko utama di Unpad, Dipati Ukur. Posko juga didirikan di desa Pangalengan. Sementara di lokasi bencana, posko PKJRB dipusatkan di Kecamatan Cimerak, Ciamis dengan fokus Desa Mesawah, Desa Legok Jawa, Desa Batu Malang dan Dusun Cidadap. Posko PKJRB juga didirikan di Kecamatan Cimanuk, Tasikmalaya. Sejauh ini, PKJRB telah mengirimkan 16 relawan ke lokasi bencana. Posko pusat di Unpad masih berdiri dan focus PKJRB saat ini berada di dusun Cidadap. Korban gempa Jogja menagih janji pemerintah Jogja, (19/7). Ribuan massa aksi korban gempa bumi melakukan aksi unjuk rasa menuntut realisasi bantuan pemerintah terhadap korbasn gempa bumi Jogjakarta. Unjuk rasa dilakukan bertepatan dengan kedatangan Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla ke Yogjakarta. Massa aksi yang sebagian besar adalah korban gempa dari Kabupaten bantul dan Kabupaten sleman, menuntut agar pemerintah segera merealisasikan pemenuhan biaya hidup, pengganti pakaian, perabotan rumah tangga, santunan korban meninngal dunia dan biaya rekontruksi rumah rusak (ringan, sedang, berat). Meskipun sempat dihalangi oleh aparat kepolisian, massa aksi tetap bisa menembus Gedung Agung, tempat dimana diadakannya pertemuan antara Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dengan Wapres Jusuf Kalla. Front Mahasiswa Nasional Cabang Jogja (FMN Jogja) yang tergabung dalam Posko Kemanusiaan Jogja Bangkit bersama Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA),
18 PERLAWANAN
Gabungan Serikat Buruh Independen (GSBI), Asosiasi Tenaga Kerja Indinesia(ATKI), Serikat Pekerja Hukum Progressif (SPHP), LBH Jogjakarta dan didukung oleh ILPS, ASA, MA Foundation, termasuk pihak yang terlibat aktif dalam aksi ini mulai dari proses pengorganisasian massa hingga mobilisasi massa untuk aksi. Posko Jogja Bangkit sendiri masih melakukan aktifitas kemanusiaan dengan fokus pada upaya pemulihan (recovery) di pedesaan dan perkotaan. Diskusi imperialisme di tanah Papua Jakarta, (13/7). Front Mahasiswa Nasional (FMN) bekerjasama dengan lembaga Praxis, melakukan diskusi terbuka tentang “imperialisme di tanah Papua dan hak menentukan nasib sendiri” di gedung Praxis, Jalan Salemba Tengah No. 39. Dalam diskusi ini hadir sebagai pembicara Viktor Kogoya dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Ridwan Lukman dari FMN. Viktor Kogoya dalam penuturannya lebih banyak memaparkan historis tentang Papua (termasuk proses integrasi Indonesia) dan perkembangan terkini di Papua seperti ketimpangan sosial yang kasat mata, kasus-kasus pelanggaran HAM, busung lapar dan kupasan mendalam atas operasi PT. Freeport di Papua. Sementara Ridwan Lukman lebih menyoroti tentang gerakan massa di papua. Dalam pandangannya, persoalan di tanah Papua tidak jauh berbeda dengan yang dialami rakyat Indonesia secara keseluruhan dan kontradiksi pokok yang
dihadapi juga sama, yaitu dengan rejim SBY-Kalla. “Jika hari ini rakyat Papua menghendaki kemerdekaan adalah hal yang wajar, karena penindasan sekian tahun dan sangat diskriminatif oleh rejim boneka AS di Indonesia telah mengakibatkan keterbelakangan bagi rakyat Papua dan tindasan-tindasan yang sangat vulgar di mata rakyat Papua,” paparnya. Gerakan massa di Papua dan gerakan massa demokratis di Indonesia haruslah saling mendukung karena rakyat Papua dan seluruh rakyat Indonesia berhadapan dengan musuh yang sama yaitu imperialisme, feodalisme dan Kapitalisme birokrat. Demikian kesimpulan diskusi Medan, (11/7). Sekitar 150 massa aksi dari Komite Buruh Bersatu Sumatera Utara (KBBSU) menggelar aksi massa menentang tingginya biaya persidangan di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dan solidaritas terhadao anggota SBMI dan SBSI yang sedang bersidang. Aksi dilakukan di Gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, tempat pengadilan hubungan industrial dilangsungkan. Situasi persidangan sempat memanas, karena pengacara pengusaha sempat dipukuli oleh buruh. Hal itu dilakukan karena pengacara dianggap sengaja mengulur persidangan, sementara sidang sudah tertunda 4 kali. Diluar gedung, massa aksi buruh terus memberikan semangat kepada kawannya yang bersidang sembari menyayikan lagu-lagu, yel-yel dan orasi-orasi politik. Sebelum aksi, anggota-anggota FMN melakukan program 3 S (sama kerja, sama tinggal, sama makan) di beberapa kawasan industri untuk mengkonsolidasikan massa buruh dengan serangkaian kegiatan mulai dari ISAK, sharing, diskusi, pendidikan manajemen aksi hingga mobilisasi massa aksi. (P-13)
solidaritas
internasional
DUNIA TERUS BERGERAK..! Peringatan tragedi bom atom Hiroshima Pada 6 Agustus 2006, Antiinvasion Asian Students Joint Action (AASJA-Japan) akan mengadakan rally di Peace Park, Hiroshima, Jepang, memperingati tragedi pembunuhan massal terbesar dalam abad 20 oleh imperialis Amerika Serikat (AS). Aksi ini akan melibatkan masyarakat luas, anakanak, mahasiswa, buruh dan kalangan progresif anti perang. Aksi ini sekaligus menentang perang imperialisme di berbagai negeri yang mengatas namakan terorisme dan nukir di bawah komando AS, seperti halnya yang terjadi di Afganistan, Irak, Palestina dan Lebanon barubaru ini. Petisi dunia “Stop Killing Activist” di Philipina Aksi petisi mengutuk berbagai peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para petani, aktifis, buruh dan para pembela HAM di Philipina, dilakukan di Hong Kong, 11 Juli 2006. Aksi petisi ini didukung berbagai organisasi dari berbagai negara, yaitu Task Force Detainees of the Philippines, Amnesty International, Federasi Pemuda Demokratik Dunia, Persekutuan Regional Thai di Hong Kong, Rights & Democracy Canada, Asosiasi Buruh Migran DAMAYAN New York, National Campaign on Dalit Human Rights India, Rumah sakit Birmingham Heartlands Inggris, Liquor, Persatuan Pekerja Rumah Sakit Brisbane, Australia dan anggota Gereja Katolik dan kelompok religius lain di seluruh dunia. Sekitar 30 negara turut menandatangani petisi ini, yaitu India, Pakistan, Nepal, Sri Lanka, Banglades, Indonesia, Malaysia, Saudi Arabia, UAE, Hong Kong, Jepang, Taiwan, Korea, Italia, Spanyol, Jerman, Belgia, Hungary, warga negara Norwegia, Austria, Serbia Montenegro, Republik Slovakia, Switzerland, Inggris, Amerika Serikat, Canada, Brazil, Argentina, Mexico, Australia Austria dan Selandia Baru. Protes Mahasiswa El-Savador ditembaki Protes damai mahasiswa Universitas Nasional El-Savador di depan kampus Universitas Nasional El-Savador, memprotes kenaikan
tarif dasar listrik dan angkutan umum, berakhir ricuh dan mengakibatkan 3 (tiga) mahasiswa terbunuh dan seorang dosen lukaluka, 05 Juli 2006. Awalnya aksi hanya diikuti beberapa puluh orang, kemudian bertambah menjadi ratusan. Aparat polisi yang sejak awal mengawal aksi, lantas menjadi garang dan menembakkan gas air mata ke dalam kerumunan massa aksi. Situasi pun memanas setelah polisi berusaha membubarkan aksi dengan pemukulan, pengeroyokan dan tembakan ke kerumunan massa. Penembakan juga dilakukan helikopter polisi menggunakan senjata peluru tajam, mengakibatkan 2 orang tewas. Represifitas di kampus UPM, Malaysia Represi dihadapi mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Maju Universitas Putra Malaysia (GMM UPM), 11 Juli 2006, ketika membuka stand untuk pelayanan terhadap mahasiswa baru di kantin Kolej 12, UPM. Kegiatan tersebut dibubarkan secara paksa oleh kelompok MTM Kolej 12 bersama pegawai keselamatan dan HEP, UPM. Perlakuam tidak senonoh juga dihadapi 2 anggota putri GMM UPM. Sementara dua orang mahasiswa dari Persatuan Bahasa Tionghua UPM (PBT-UPM) di Kolej Tun Perak (KTP), juga mendapatkan perlakuan yang sama, 16 Juli 2006. Mereka dipaksa menghentikan pembagian selebaran tentang kegiatan budaya Tionghoa oleh satpam kampus. Selebaran akhirnya dirampas oleh satpam
tersebut dan mereka dilarang melakukan aktifitas itu lagi. Dua Mahasiswa UP tewas terbunuh militer Arroyo Philipina kembali heboh dengan tewasnya 2 mahasiswa Universitas Philipina (UP), Sherlyn Cadapan dan Karen Empeno, 26 Juni 2006. Insiden tewasnya 2 mahasiswa ini, bermula dari penangkapan secara paksa oleh aparat militer Arroyo. Mereka ditangkap saat melakukan investigasi kondisi para petani miskin di desa San Miguel. Seorang petani bernama Manuel Meriono juga ditangkap saat berusaha melindungi dua perempuan ini. ke dua orang tua korban, Asher dan Erlinda Cadapan serta Concepcion Empeno, telah mengajukan petisi tuntutan ke mahkamah agung Philipina meminta para oknum militer yang melakukan penculikan terhadap putri mereka segera diseret ke pengadilan dan diberi hukuman setimpal. sampai sejauh ini, belum ada tindak lanjut dari pihak mahkamah agung Philipina.
Rakyat Guatemala Tentang CAFTA Sekitar 300 keluarga melakukan aksi pendudukan perusahaanperusahaan milik pemerintah, 26 Juni 2006. Aksi ditujukan untuk memprotes implementasi Central American Free Trade Agreement (CAF TA) di Guatemala. Mereka menolak hadirnya CAFTA, karena akan menambah kemiskinan dan kesenjangan ekonomi yang hebat di Guatemala. “CAFTA hanyalah alat Amerika Serikat untuk dapat m e n g e n d a l i k a n Guetamala”, teriak massa aksi. Aksi ini juga sebagai refleksi atas pelanggaran HAM yang dilakukan militer sepanjang konflik bersenjata 1960 hingga 1996. Demonstrasi kembali dilakukan, 01 Juli 2006, dengan meletakkan rangkaian bunga di depan Monumen Kongres Rakyat Guetamala sebagai kesedihan atas Arroyo is a VAMPIRE !! tergadainya kedaulatan Protes rakyat Philipina atas maraknya rakyat Guetamala. (P-13) pembunuhan aktivis oleh rejim Arroyo
PERLAWANAN 19
nasional
Gempa dan Tsunami : Buah kelalaian pemerintah Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala dan tsunami mengguncang pantai selatan dan meluluhlantakkan sebagian besar daerah seperti Pangandaran (Ciamis), Tasikmalaya, Kebumen, Cilacap dan Yogyakarta, 17 Juli 2006
K
orban gempa dan tsunami diperkirakan mencapa 400 jiwa lebih yang meninggal dunia. Sementara ratusan jiwa lainnya menderita luka-luka dan puluhan jiwa diperkirakan hilang akibat gempa dan tsunami. Indonesia Memang Rawan Gempa dan Tsunami Indonesia adalah negeri gempa dan tsunami. Sejak tahun 1992, gempa dan tsunami mendera Nusantara, “diawali� di Flores-NTT, gempa 7,5 skala Ritcher (SR) menewaskan 2.080 Jiwa. Tahun 1994, gempa 6,8 SR di Banyuwangi, Jawa Timur, menewaskan 377 orang. Tahun 1996, gempa terjadi di dua tempat, di Toli-Toli, Sulawesi Tengah, dengan kekuatan 7,7 SR menewaskan 9 orang dan di Biak, Irian Jaya, gempa 8,2 SR menewaskan 166 orang. Tahun 1998, gempa 7,7 SR menghantam Maluku Utara merenggut 30 jiwa. Tahun 2000 Di Banggai, 50 orang tewas akibat gempa 7,3 SR (Litbang Suara Pembaruan, 18/7/2006). Gempa dan tsunami paling hebat terjadi di Aceh dan Nias tahun 2004, menewaskan 250.000 jiwa. Sementara gempa 5,9 SR yang mengguncang Jateng-DIY, 27 Mei 2006, menewaskan 200.000 jiwa dan puluhan ribu rumah warga rata dengan tanah. Di pantai selatan Jawa sendiri, gempa pernah terjadi pada Februari 1975 berkekuatan 6,3 SR menewaskan 9 orang dan 2.111 bangunan hancur. Selanjutnya, gempa 6,4 SR pada 2 November 1975, menewaskan 26 orang dan 40 lainnya luka berat dan luka ringan. Gempa kembali terjadi pada 9 Oktober 1985 berkekuatan 5,7 SR. Pada 17 Juli 1993, terjadi gempa 5,0 SR,
20 PERLAWANAN
diikuti gempa pada 7 November 1996 dan 16 Maret 2006, yang berkekuatan 5,4 SR. Diperkirakan gempa yang diikuti g e l o m b a n g tsunami terjadi rata-rata 2 tahun sekali, terhampar dari Sabang (Aceh) hingga Merauke (Papua). Menurut BMG, gempa dan tsunami yang terjadi di Indonesia terletak di atas pertemuan lempeng IndoAustralia dan Eurasia. Pertemuan dua lempeng tersebut adalah paling aktif di dunia dan menjadikan daerah itu menjadi paling labil. Kelabilan diperparah dengan eksploitasi sumbersumber minyak dan mineral secara berlebihan oleh perusahaan minyak dan gas (migas) milik asing. Tepatlah disebutkan bahwa Indonesia memang negeri yang rawan gempa dan tsunami. Pemerintah Teledor dan Lalai Dalam mengantisipasi gempa menangani gempa, pemerintah selalu teledor dan lambat. Menteri Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengaku menerima peringatan bahaya tsunami 45 menit sebelum bencana menghantam pesisir selatan pada 17 Juli lalu. Tapi diputuskan untuk tidak menyebarluaskan peringatan tersebut dengan alasan “kalau memiliki sistem peringatan dini canggih dan akurat, yaitu Pacific Tsunami Warning Center Hawaii dan Japan Meteorologcal Agency. Kelalaian yang sama juga terjadi dalam gempa yang mengguncang Jateng-DIY. Sebulan sebelum gempa Jateng-
DIY, sejumlah pakar ahli telah meminta pemerintah untuk memberikan perhatian khusus ke Pulau Jawa. Namun, informasi itu tidak segera ditanggapi serius oleh pemerintah, akhirnya Jateng-DIY luluh lantak digoyang lindu. Menurut Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Danny Hilman, Indonesia belum memiliki sistem koordinasi informasi bencana yang digunakan untuk mengantisipasi jatuhnya banyak korban. Bahkan, usia peralatan pemantau gempa di perairan indonesia sudah tua dan hanya berupa jaringan seismograf. Sementara itu, alat seperti global positioning system (GPS) dengan penghitungan pergerakan hingga 0,3 milimeter belum dimiliki Indonesia. Penanganan pasca bencana oleh pemerintah juga sangat lambat seperti yang dialami korban gempa JatengDIY. Mulai dari proses emergency yang lambat, tidak meratanya biaya jatah hidup (jadup) per bulan hingga janji Rp 35 juta sebagai pengganti rumah rusak yang tidak terealisasi hingga kini. Keluhan-keluhan yang sama juga dirasakan para pengungsi korban gempatsunami di pantai selatan. Masihkah kita menyalahkan alam? (P-13)
sumbang
pikiran
Semburan Lumpur Panas :
Kejahatan Publik Pemerintah dan PT Lapindo Br antas Oleh: Fery Juliantono*
Semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas Inc. yang meluap sejak Mei lalu, saat ini membentang sepanjang Porong hingga Purwodadi. Belum ada tanda-tanda semburan akan berakhir.
K
asus lumpur panas telah banyak mendapatkan sorotan publik. Ta k tanggung-tanggung, DPR RI yang biasanya manyun, sampai berkoar-koar akan hal ini. Sementara upaya untuk mencegah agar semburan tidak segera meluas dan proses hukum terhadap para pelaku yang terlibat terkesan begitu lambat. S e m u a n y a k e m u d i a n menimbulkan tanda tanya besar di balik kasus ini.
retakan di zona lemah di atas kubah dan menimbulkan blow out jebakan lumpur dan gas di dalam kubah. Dengan tekanan tinggi, lumpur dan gas akan mencari lokasi yang paling lemah. Juga, tidak memasang casing dari kedalaman 3.580 kaki sampai
lumpur panas PT Lapindo Brantas Inc. adalah kejahatan publik. Beberapa jenis kejahatan yang dimaksud adalah, perusakan lingkungan, terlibat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), pembohongan publik, tindak
Terjadinya semburan lumpur panas P T Lapindo Brantas Inc. tidak mengantisipasi adanya zona patahan yang ada dalam k a w a s a n eksplorasinya, s e h i n g g a mengakibatkan Semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas yang terus meluas semburan lumpur. Zona lemah patahan itu, berupa garis 9.297 kaki yang mengakibatkan kesengajaan dan pelanggaran membentang sepanjang Porong merekahnya dinding formasi dan ijin Amdal. (Sidoarjo) hingga Purwodadi menimbulkan perekahan formasi Perusakan lingkungan (Pasuruan). Posisi patahan miring serta menyemburkan lumpur akibat lumpur panas telah terhadap utara mata angin panas di sekitar lokasi mengakibatkan sawah petani dengan sudut N30E (30 derajat pengeboran sumur Banjar Panji. desa siring dan Rono kenongo dari utara ke timur). Lumpur tidak bisa ditanami lagi, karena berasal dari deposit minyak Kejahatan publik di balik lumpur tersebut mematikan dalam bentuk kubah dengan lumpur panas unsur hara tanah. Sementara air ujung kubah paling dekat dengan Luapan lumpur panas sumur warga ditemukan permukaan atau disebut Diapir. jelas merupakan tindakan konsentrasi TDS, Fe, Mn dan Cl, Pengeboran yang kesengajaan dan berdampak melebihi baku mutu air (Peraturan dilakukan oleh PT. Lapindo bagi masyarakat luas. Sehingga Menteri Kesehatan No 416/ kemungkinan telah memicu bisa disebutkan bahwa luapan 1990). Sedangkan pada sungai
PERLAWANAN 21
dan air yang mengalir, konsentrasi TSS, TDS, BOD, COD dan fenol juga telah melebihi ambang batas (Peraturan Pemerintah No 82/2001). Konsentrasi NH3 dan SO2 juga melebihi baku mutu udara ambien (Keputusan Gubernur No 129/ 1996). Lambannya proses penanggulangan lumpur panas tidak terlepas dari pengaruh siapa orang dibalik kepemilikan P T. Lapindo Brantas Inc. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT. Energi Mega Persada Tbk. milik keluarga Bakrie. Kini, Aburizal Bakrie (Ical) menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Kemungkinan besar terjadinya conflic of interst. Tidak aneh bila upaya pengungkapan dan penanggulangan kasus lumpur panas tersendat Bila menyimak pernyataan dari PT. Lapindo Brantas yang mengaitkan blowout dengan bencana (gempa
9 5/8 inchi membutuhkan biaya yang cukup besar. Diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Satu sumur eksplorasi memerlukan sedikitnya biaya Rp 200 juta. Dalam perencanaan P T.Lapindo Brantas akan menggali 17 sumur eksplorasi, ternyata yang telah dieksplorasi 21 sumur. Bila tanpa memasang casing bisa beropasi, maka biaya pembuatan dan pemasangan casing bisa diklaim dan hasilnya yang dibagi-bagi mencapai milyaran rupiah. Tentu saja semua ini sepengetahuan BP Migas sebagai pemegang kuasa pertambangan. Patut diduga, teknisi lapangan, pengawas BP Migas, dari Manajer PT Lapindo Brantas melakukan pencurian secara bersama. Berdasarkan dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal), ekplorasi PT. Lapindo Brantas dimulai sejak tahun 2005 dan direncanakan menggali 17 sumur. Ternyata, digunakan dokumen AMDAL 1997
Aksi memprotes semburan lumpur panas
bumi) dan ternyata soalnya adalah kelalaian memasang casing, kuat dugaan bahwa PT Lapindo Brantas Inc. telah melakukan kebohongan publik. Pihak Lapindo juga menyatakan bahwa kandungan zat pada lumpur panas tidak menimbulkan penyakit. Tetapi sejak terjadi luapan lumpur panas, Puskesmas dan tempat-tempat pelayanan kesehatan di Sidoarjo dibanjiri pasien yang rata-rata mengidap gangguan pada iritasi saluran pernapasan akut atau ISPA (Baca: Akibat Lumpur Panas). Pembuatan dan pemasangan casing berdiameter
22 PERLAWANAN
yang telah digunakan menggali 21 sumur yang kini sudah dalam tahap eksploitasi. Ijin yang tertera dalam dokumen itu, hanya akan melakukan penggalian sedalam 3000–4000 kaki (setara dengan 900 – 1200 meter). Kenyataannya, pengeboran mencapai 9.207 kaki. Jaringan Aktivis Pro Demokrasi Menggugat Atas data dan uraian di atas Jaringan Aktivis Pro Demokrasi Berpandangan adanya kejahatan publik yang dilakukan antara pemerintah dan
PT Lapindo Brantas Inc. Untuk itu, Jaringan Aktivis Pro Demokrasi menuntut beberapa hal yang terkait dengan hal tersebut untuk segera direalisasikan, demi tegaknya keadilan bagi masyarakat. Hal-hal yang perlu disegerakan adalah menonaktifkan Aburizal Bakrie dari kabinet Indonesia bersatu untuk mengatasi dugaan adanya conflic of interest (konflik kepentingan), Polri segera membongkar dugaan KKN yang melibatkan para petinggi negara, terkait perijinan dan perpanjangan kontrak PT Lapindo Brantas Inc, menetapkan jajaran Direksi PT. Lapindo Brantas Inc sebagai tersangka atas kejahatan lingkungan, menyita segera dokumen dan aset yang dimiliki oleh PT. Energi Mega Persada Tbk. untuk menjamin dana rehabilitasi-kompensasi dan mencegah penghilangan barang bukti, seluruh biaya recovery ditanggung PT. Lapindo Brantas Inc. dan pemilik sahamya, mencabut seluruh kontrak PT. Lapindo Brantas Inc. dan melakukan audit lingkungan, menuntut pertanggungjawaban Pangdam V Brawijaya yang mengeluarkan statement bahwa kejadian blow out lumpur panas dan gas bukan kesalahan PT. Lapindo Brantas Inc. serta pemerintah harus menjamin setiap jengkal tanah warga yang tercemar dan setiap rumah yang rusak harus diganti dan melindungi warga masyarakat dari setiap rencana clearing area. Itulah beberapa pandangan dan tuntutan Jaringan Aktifis Pro Demokrasi terkait kasus luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas. Sekali lagi, kejahatan korporasi yang mengakibatkan rakyat harus menderita karena kesalahan pemerintah dan pengusaha harus disikapi secara serius. Jika kasus ini tidak diselesaikan dengan tuntas akan menjadi preseden buruk bagi penegakkan hukum di Indonesia. Wassalam. *Penulis adalah Sekjend Jaringan Aktivis Pro-Demokrasi dan Ketum Dewan Tani Indonesia.
BUDAYA Duka Di atas Gempa Berteriak... Menjerit... Berlari... Takut dan Panik Trauma.. Sendiri dan Sepi Kepada siapa berteriak Kota kami...hancur Rumah kami...entah dimana Kepada siapa berteriak.. Ketika kami berlibur Menikmati indahnya deburan ombak Bersama kumpulan pasir kami bermain Dalam sekejap... Sepanjang pesisir pantai selatan itu hancur Ketika kami mencari ilmu Mengenyam pendidikan untuk masa depan Disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab Dalam sekejap kota itu... Jogjaku hanya tinggal kenangan Berapa banyak lagi... Berapa banyak lagi harus kehilangan Tsunami yang meratakan Aceh dan Nias Gempa yang meratakan Pangandaran dan Sulawesi Berapa banyak lagi... Salah siapa... Ketika negara lain lebih mampu mendeteksi gempa Tapi pemimpin bangsa ini Hanya sibuk mengurusi kesenangannya Lamban, acuh dan hanya duduk tenang Salah siapa... Ketika pemimpin–pemimpin bangsa ini
Bodoh dan menujukkan ketidak mampuannya Mendeteksi dan memprediksi gempa Hanya penyesalan dan tawa sinis Rumah kami..negara kami Kenyaman tinggallah mimpi Hanya duka yang berkepanjangan Duka siapakah ini...
Majulah Kawan Satu persatu... tumbuh Satu persatu... bersatu Satu persatu... bertahan Bangkit...bersatu...berjuang Berteriak... keadilan Berteriak tentang mahasiswa Berteriak tentang perempuan Berteriak tentang pendidikan Berteriak tentang buruh Berteriak tentang kaum miskin kota Berjuang..berjuang..dan terus berjuang Menahan...menerjang dan terus maju Satu persatu... Yang tumbuh...berganti Dalam satu Kongres Nasional Satu persatu... Yang berganti tetap bersatu Berorganisasi dan berjuang! Untuk perjuangan massa Untuk Indonesia yang merdeka dan demokratis Untuk dunia tanpa eksploitasi dan perdamaian abadi Maju terus perjuangan ! Sukseskan Kongres II FMN ! #Hasil Karya : INB#