Terus Gelorakan Perjuangan Massa di Kampus Salam Demokrasi Kongres II Front Mahasiswa Nasional (FMN) telah sukses diselenggarakan. Kongres sebagai puncak konsolidasi berhasil memberikan penilaian atas perjalanan organisasi selama lebih dari dua tahun. Hasil penilaian bersama inilah yang akan terus dikembangkan ke depan sebagai upaya untuk terus memperbaiki diri dan meneguhkan tekad sebagai organisasi massa pemuda mahasiswa demokratis nasional. Memperjuangkan Sistem Pendidikan Nasional yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Kepada Rakyat adalah program perjuangan yang akan terus digelorakan oleh FMN hingga hal ini terwujud. Inilah jawaban kongkret atas permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia pendidikan kita. Pekerjaan membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hakhak demokratis mahasiswa di kampus adalah tugas mendesak yang harus segera di jalankan. Dalam usaha mewujudkan hal tersebut, menggelorakan perjuangan massa di tingkat kampus secara terus menerus menjadi satu keharusan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap pekerjaan organisasi. Berangkat dari hal tersebut PERLAWANAN edisi ini akan kembali menyajikan problem kronis yang terjadi dalam dunia pendidikan kita beserta peranan organisasi massa pemuda mahasiswa dalam usahanya menjawab persoalan pendidikan ini. Kami juga mempersembahkan liputan khusus tentang penyelenggaraan Kongres II FMN di Bandung yang telah menghasilkan dokumen-dokumen serta ketetapan organisasi yang akan menjadi panduan organisasi selama dua tahun kedepan. Tidak ketinggalan Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional (DPP-FMN) di Jakarta yang telah menyusun program kerja enam bulan organisasi dan membentuk serta mengesahkan badan pelaksana kerja harian untuk tingkat nasional. Berita-berita aktual dari dalam dan luar negeri juga akan menjadi bagian dari edisi ini. Dengan semangat baru pasca puncak konsolidasi (Kongres II FMN) yang telah diselenggarakan, menjadi penting bagi seluruh anggota untuk kembali lebih memperhebat diri dan berperan aktif dalam menjalankan setiap pekerjaan organisasi. Kemauan bekerja serta tekad yang bulat untuk terus mengkonsolidasikan seluruh anggota akan membawa organisasi kita menjadi maju besar dan kuat. Sekali lagi, pekerjaan membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa harus menjadi bagian dari upaya kita membangun ormas pemuda mahasiswa yang tangguh, ormas yang selalu siap dan mampu menggelorakan perjuangan untuk menuntut dipenuhinya hak-hak demokratis pemuda mahasiswa. Tunjukkan jati diri FMN sebagai ormas mahasiswa sejati yang setia pada perjuangan massa, sang patriot muda sejati, siap mengabdi kepada rakyat dan pantang menyerah dalam berjuang! Jayalah FMN, Majulah Perjuangan Massa! Selamat membaca
Diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional Penanggung Jawab: Ridwan Lukman Pimpinan Redaksi: Oki Firman Febrian Dewan Redaksi: Ridwan Lukman, Zainul Wafa, Oki Firman Febrian, Muhammad Burhanuddin Koresponden: Benson A Kaban (Medan), Ummi S (Jambi), Sapta (Palembang), Reza Gunada (Bandar Lampung), Aswad Arsyad (Jakarta), Dewi (Bandung), Dadan Kurnia (Garut), Arie (Purwokerto), Darmawan Wicaksono (Yogyakarta), Ummu (Wonosobo), Wahid Imam Rifa’i (Jombang), M. Yatari (Malang), Afif (Surabaya), Afandi (Lamongan), Reza Safetsila Yusa (Mataram), Enal (Lombok Timur), Tommy (Palu). Alamat Redaksi: Jl. Salemba Bluntas No. 220 C RT 007/RW 08, Kelurahan Paseban-Jakarta Pusat Telpon: 081808261550 E-mail: perlawananfmn@yahoo.com Rekening: No Rek.0005485263 BNI Cab. U.I Depok a.n. Seto Prawono. Redaksi menerima saran, kritik, dan sumbangan tulisan berupa naskah, artikel, berita, serta foto jurnalistik yang tidak bertentangan dengan KONSTITUSI FMN. Tulisan ditulis pada kertas kwarto, spasi satu setengah, huruf times new roman 12, diutamakan dalam bentuk microsoft word, dan dikirim ke alamat e-mail buletin perlawanan.
Perlawanan 1
FOKUS UTAMA Dua Tahun Menebar Mimpi Buruk Bagi Pemuda dan Mahasiswa (Catatan FMN atas berjalannya pemerintahan SBY-JK selama dua tahun)
Oktober 2006, tepat dua tahun pemerintahan SBY-JK berkuasa di Indonesia. Selama itu pula, belum ada upaya-upaya konkret untuk memenuhi hak pemuda dan mahasiswa atas pendidikan dan lapangan pekerjaan.
D
i hadapan MPR RI dan jutaan rakyat Indonesia yang menyaksikan dari layar kaca pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (JK) sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI dua tahun lalu, ke dua sosok ini berjanji di atas kitab suci Al-Qu’an untuk menjalankan pemerintahan sesuai amanat rakyat dan konstitusi RI. Dua tahun kekuasaan pemerintahan SBY-JK dilalui rakyat dengan berbagai penderitaan. Kenaikan harga BBM, busung lapar, gizi buruk, flu burung, upah murah, impor beras, pupuk mahal, perdagangan perempuan dan anak yang meningkat, penggusuran kaki lima hingga penanganan bencana alam yang lambat. Dua tahun juga dilalui pemuda dan mahasiswa dengan biaya pendidikan yang semakin mahal, fasilitas pendidikan yang minim, kebebasan berpendapat dan berorganisasi yang terus dikekang, pungli yang merebak di kampus-kampus hingga banyaknya sarjana yang menjadi pengangguran.
belanja pemerintah pusat sebesar Rp 746,5 triliun atau 21,1% dari PDB. Jumlah itu sangat kecil dibandingkan pengeluaran untuk pinjaman luar negeri (utang) berupa pinjaman program dan pinjaman proyek sebesar Rp 35,9 triliun, dan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebesar Rp 54,1 triliun atau 36,9 persen dari total APBN. Padahal, utang inilah yang membuat anggaran negara defisit. Untuk mengelabui rakyat, pemerintah SBY-JK berjanji akan menaikan
Minimnya Anggaran Pendidikan Ketika kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2004, SBY dan JK selalu berjanji akan memenuhi anggaran pendidikan 20 persen sesuai amanat Konstitusi. Janji tinggal janji, anggaran pendidikan selama dua tahun tidak pernah mencapai angka 20 persen. Dalam RAPBN 2007, sektor pendidikan hanya mendapatkan alokasi 10.3% atau Rp 51,3 trilliun dari total
secara bertahap anggaran pendidikan hingga mencapai 20 persen pada 2009. Asumsinya, dalam periode lima tahun (2004-2009) anggaran pendidikan berturutturut mencapai 6,6 persen (2004), 9,29 persen (2005), 12,01 persen (2006), 14,68 persen (2007), 17,40 persen (2008), dan 20,01 persen (2009) dari APBN di luar gaji pendidik dan pendidikan kedinasan. Pentahapan itu didasarkan pada
asumsi dan basis data APBN tahun 2004, serta kenaikan anggaran pendidikan rata-rata 2,7 persen per tahun. Hal ini dilanggar sendiri oleh pemerintah SBY-JK. Anggaran Pendidikan APBN 2004 hanya sebesar Rp 16,8 trilyun (6,6%), APBN 2005 menjadi Rp 26,5 trilyun (7%) dan APBN 2006 sebesar Rp 36,7 trilyun (9,1%). Presentase ini masih jauh dari target yang dibuat pemerintah. Semakin jelas, pemerintah SBYJK tidak pernah k o n s i s t e n terhadap komitmen yang telah dibuatnya sendiri. Dalam a l o k a s i a n g g a r a n pendidikan dari APBD, seolah-olah pemerintah daerah telah memenuhi anggaran pendidikan 30-40 persen dari APBD atau sudah melebihi persyaratan minimal 20 persen. Sesungguhnya, anggaran pendidikan tidak sebesar yang disebutkan. Bupati/wali kota cenderung mencampuradukkan dana alokasi umum (DAU) dengan pos belanja sektor pendidikan. Perlu diingat, DAU adalah anggaran titipan dari pusat yang dominan berupa gaji PNS, termasuk guru. Berhubung di setiap daerah jumlah guru PNS selalu lebih dari separuh total PNS setempat, otomatis DA U selalu besar. Karena gaji guru dikelola dinas pendidikan, maka diklaim anggaran untuk gaji itu sebagai belanja pendidikan. Padahal, dana yang dibutuhkan untuk sektor Perlawanan 2
pendidikan sekitar Rp 71 Triliun. Jumlah itu masih merupakan ukuran minimalis agar terselenggaranya pendidikan untuk jenjang dasar dan menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan luar sekolah, disertai jaminan bagi semua warga negara (termasuk kalangan miskin) untuk memperoleh pendidikan dasar. Meskipun Mahkamah Konstitusi (MK) pernah menyatakan APBN 2006 menyangkut anggaran pendidikan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak punya kekuatan hukum yang mengikat, hal ini tidak diambil pusing oleh pemerintah SBY-JK. Hak-Hak Pemuda dan Mahasiswa Terus Dirampas Masih banyak persoalan di sektor pemuda dan mahasiswa yang tidak dipenuhi oleh pemerintah SBY-JK. Pemerintah SBY-JK tetap mempertahankan kebijakan Badan Hukum Milik Negara (BHMN) terhadap 8 perguruan tinggi negeri (PTN) terkemuka di Indonesia, Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknik Bandung (ITB), Universita Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Sumatra Utara (USU), yang telah mengakibatkan kenaikan biaya kuliah secara drastis, jutaan hingga ratusan juta rupiah. Saat ini, pemerintah bahkan tengah berupaya mengesahkan Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP) yang akan diberlakukan bagi seluruh perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta. Jika RUU ini gol dalam pembahasan di DPR RI, mahasiswa akan semakin dibebankan dengan kenaikan biaya kuliah dan terancam putus kuliah jika kampus-kampus kecil yang menjadi korban BHP terpaksa gulung tikar. Indeks pembangunan manusia Indonesia (HDI) menempati peringkat 114 dari 174 negara, yang diakibatkan rendahnya kualitas pendidikan
dan kesehatan di Indonesia. Di ASEAN, kualitas pendidikan Indonesia hanya menempati urutan 12 dari keseluruhan negara di kawasan Asia Tenggara. Bukti, rejim ini belum mampu memajukan kualitas pendidikan Indonesia. Ancaman kebebasan berpendapat dan berorganisasi juga masih terjadi. Belum lama ini, seorang mahasiswa IKIP Mataram, M Ridwan harus tewas terbunuh terkait konflik antara yayasan dan pengelola kampus. Mahasiswa-mahasiswa di USU Medan, terancam di skorsing dan di drop out (DO), jika terus mengusut kasus korupsi di tubuh rektorat. Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) direpresi ketika menolak kenaikan biaya SPP dan dikeluarkannya SK Rektor yang melarang aktifitas selebaran dan sejenisnya. Selanjutnya, pemecatan sepihak terhadap enam anggota FMN STAIBU Jombang yang tidak lagi diberi Pemerintah SBY-JK telah menebar mimpi-mimpi buruk bagi pemuda dan mahasiswa Indonesia kesempatan melanjutkan kuliah, meskipun telah diadukan oleh KOMNASHAM dan diajukan langsung ke Mendiknas, Bambang Sudibyo. Kaum pelajar harus menerima kenyataan tidak lulus Ujian Nasional (UN) dengan standarisasi yang begitu tinggi. Jutaan pemuda mangaismengais harapan untuk bisa mendapatkan lapangan pekerjaan yang tetap. Jutaan perempuan muda Indonesia, terpaksa melacur diri dan menjadi buruh migran di luar negeri, karena tidak bisa lagi melanjutkan sekolah dan harus menanggung beban keluarga. Masihkah Kita Menaruh Harapan? Sistem pendidikan yang bobrok di bawah dominasi imperialisme dan rejim bonekanya di Indonesia, mengakibatkan tunas-tunas bangsa yang seharusnya tumbuh dan
berkembang harus layu terlebih dahulu, karena tidak bisa menikmati bangku sekolah ataupun perguruan tinggi. Pun jika berkuliah atau bersekolah, dijejali dengan pemikiran pro imperialis, diperas habis-habisan uangnya, dipaksa menikmati fasilitas yang minim, dibungkam k ekritisan dan hak-hak demokratisnya hingga akhirnya harus menanggung nasib sebagai pengangguran. Inilah fakta dari sistem pendidikan di Indonesia yang tidak ilmiah, tidak demokratis dan tidak mengabdi kepada rakyat Indonesia. Pemerintah SBY-JK secara nyata menunjukkan dirinya sebagai pelayan setia imperialis dan klas-klas pendukungnya di dalam negeri, yaitu borjuasi besar komprador, tuan tanah dan kapitalis birokrat. Rejim ini adalah musuh sejati seluruh rakyat Indonesia. Musuh bagi pemuda dan mahasiswa Indonesia yang terus dirampas hak-hak atas pendidikan dan lapangan pekerjaan. Pemerintah SBY-JK telah menebar mimpi-mimpi buruk bagi pemuda dan mahasiswa Indonesia. Menaruh harapan kepada mereka untuk menjamin masa depan pemuda dan mahasiswa, bagaikan pungguk merindukan bulan. Satu-satunya jalan adalah menggelorakan kembali perjuangan massa di tingkat kampus, kota hingga nasional untuk memperjuangkan hak-hak pemuda dan mahasiswa. Rejim SBY-JK dengan seluruh aparatus pendukungnya dari pusat hingga kampus, harus menjadi sasaran perjuangan massa pemuda dan mahasiswa. Mari pekikkan dengan lantang, pemuda dan mahasiswa tidak bisa lagi dibohongi dan diposisikan sebagai “abdi dalem� yang terus dibius dengan mulut manisnya SBY-JK dan aparatus pendukungnya yang berbisa. Sebaliknya, pemuda dan mahasiswa akan terus bangkit, berorganisasi dan bergerak memperjuangkan hak-haknya. Pemuda dan mahasiswa siap menjadi api yang akan membakar padang rumput yang tandus. Perlawanan 3
FOKUS UTAMA Bukan RUU BHP, Tapi Anggaran Pendidikan 20 Persen (Sikap FMN Terhadap Rencana Pengesahan RUU BHP)
Saat ini naskah RUU BHP telah berada di Sekretariat Negara dan tinggal menunggu perintah presiden untuk segera diajukan ke DPR RI.
G
uliran tentang Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP) telah berlangsung dalam 2 (dua) tahun belakangan ini. Maraknya penolakan atas RUU BHP yang dinilai sarat dengan motif privatisasi dan komersialisasi pendidikan, membuat pengesahannya menjadi tertunda. Kini, rejim SBYJK kembali menyulut api dalam sekam dengan rencana pengesahan RUU BHP. RUU BHP Inskonstitusional Dalam konstitusi (UUD 1945) ataupun UU Sisdiknas 20 tahun 2003, ditegaskan b a h w a tujuan
negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan b e r t u g a s menyelenggarakan pendidikan dengan membiayai pendidikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD. Artinya, Negara t e t a p bertanggung jawab terhadap
penyelenggaran pendidikan bagi rakyat. Dengan konsep badan hukum pendidikan, negara tidak lagi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan. Hal-hal yang menyangkut pendanaan, kurikulum dan pengelolaan sumber daya, diserahkan sepenuhya kepada badan hukum pendidikan yang ada. Negara hanya berstatus sebagai fasilitator yang sekedar berfungsi menyediakan syarat-syarat bagi pendirian sebuah institusi pendidikan dan mengutip keuntungan dari pengelolaan sebuah institusi pendidikan. Dilihat dari landasan filosofi atau orientasinya, RUU BHP secara konkret m e n g u b a h pendidikan dari p e l a y a n a n terhadap rakyat (public services) menjadi sebuah k o m o d i t i dagang (bisnis). P e n d i d i k a n sebagai “ladang bisnis” tentu saja akan meningkatkan p r a k t e k komersialisasi, karena ditujukan untuk meraih keuntungan. Jika punya uang silahkan sekolah, jika tidak silahkan minggir. J e l a s bertentangan d e n g a n konstitusi RI t e n t a n g t a n g g u n g
jawab Negara terhadap pendidikan. Maka, RUU BHP merupakan produk hukum inskonstitusional. Fakta Badan Hukum Pendidikan Konsep badan hukum pendidikan telah diuji cobakan terhadap 8 (delapan) perguruan tinggi negeri (PTN), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknik Bandung (ITB), Institut Pertanisan Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Sumatra Utara (USU), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), melalui penerapan Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau PTN BHMN. Hasilnya, kenaikan biaya kuliah secara drastis dalam 5 (lima) tahun terakhir di kampus-kampus tersebut. Biaya kuliah reguler di UI per tahun mencapai Rp 5 juta hingga Rp 25 juta. Di UGM, mahasiswa dikenakan sumbangan peningkatan mutu akademik (SPMA), baik jalur SPMB dan non SPMB hingga Rp 20 juta. Apalagi sejak trend “jalur khusus” dibuka tahun akademik 2003/2004. Rata-rata kampus seperti UI, ITB, Undip dan UGM mampu mengutip dana dari jalur khusus antara Rp 15 juta hingga Rp 150 juta per mahasiswa. Bahkan di satu departemen di ITB, ketika itu mereka menyediakan 10 bangku dengan “harga” 25.000 dollar AS per bangku (Kompas, 22 Juli 2006). Di tahun akademik 2006/ 2007, ITB tetap membuka jalur khusus melalui USM-ITB sebesar 30 persen dari total bangku kuliah. Lulusan USM-ITB akan dikenakan Sumbangan Dana Perlawanan 4
Pembangunan Akademik (SDPA) antara Rp 45 juta hingga Rp 60 juta. Sementara bagi mahasiswa reguler dikenakan biaya kuliah Rp 2 juta per semester. Hal di atas belum ditambah dengan komersialisasi aset-aset kampus mulai dari perpustakaan, komputer, laboratoirum, sarana olahraga, ruang pertemuan dan sebagainya yang juga menjadi beban pembiayaan mahasiswa. Belum lagi jika muncul pungutan-pungutan atas nama operasional pendidikan. Mutu yang diharapkan pun tidak pernah terjadi. Meskipun UGM membuka program kelas internasional dan RUU BHP : Tidak menjamin kualitas lulusan melakukan kerjasama Perguruan Tinggi dengan berbagai lembaga pendidikan asing, UGM tetap penganggur atau 26,7 juta jiwa berada di peringkat 77 dari 77 dari total pengangguran. perguruan tinggi di kawasan Badan Hukum Asia-Pasifik (Laporan Asiaweek Ancaman 2003). Mutu pendidikan Pendidikan Konsep badan hukum Indonesia berada di urutan 12 dari seluruh negara di ASEAN. pendidikan juga memberikan Dari Hasil Evaluasi Pelaksanaan kesempatan bagi jasa pendidikan Lima Tahun BHMN yang asing beroperasi di Indonesia. diselenggarakan di Kampus UI, Kampus-kampus swasta kecil ternyata tidak didapatkan harus bersiap-siap gulung tikar adanya peningkatan secara atau diakuisisi ( merger) oleh berarti terhadap kualitas sarana kampus-kampus besar atau pendidikan seperti komputer, kampus-kampus asing, karena internet, laboratorium, dan dipastikan akan sulit bersaing kekurangan peminat. fasilitas lainnya. Mahasiswa alias tetaplah sulit untuk mengakses Bayangkan, berapa banyak mahasiswa nantinya yang harus fasilitas-fasilitas tersebut. Kerjasama riset dalam putus kuliah serta dosen dan kerangka “research university�, karyawan yang menganggur? Jika, juga tidak mempu menyerap kampus-kampus tersebut memilih lulusan perguruan tinggi dalam bertahan, jalan satu-satunya dunia kerja. D ari 100,8 juta adalah menaikan biaya kuliah. angkatan kerja, lulusan diploma Artinya mahasiswa bisa tetap dan perguruan tinggi hanya kuliah, namun harus menanggung sebesar 5,5%, sisanya biaya kuliah yang semakin mahal. Tingkat kesejahteraan berpendidikan SD ke bawah dosen dan karyawan perguruan (58%) dan SMP/SMU (36,5%). Dari total jumlah pengangguran tinggi juga terancam. Karena, yang telah mencapai 40 juta statusnya akan diberlakukan dengan peraturan jiwa, sebagian besar sesuai pengangguran menimpa tenaga ketenagakerjaan yang berlaku. kerja muda dan perempuan. Tiga Dengan kata lain, dosen dan dari sepuluh angkatan kerja 15 karyawan akan dikenakan sistem hingga 24 tahun adalah kerja kontrak yang tidak ada
kepastian jaminan kerja selamanya. Badan hukum pendidikan, ancaman bagi tunas-tunas muda Indonesia untuk mengenyam bangku kuliah. Di tahun 2002, hanya 10% penduduk usia perguruan tinggi di Indonesia yang belajar di perguruan tinggi. Tahun 2003, mayoritas jumlah mahasiswa baru terbanyak (sekitar 77%) adalah mereka yang o r a n g t u a n y a berpenghasilan sekitar Rp 1,5 juta per bulan. Dan, 20%-nya adalah mahasiswa yang orang tuanya berpenghasilan Rp 2 juta ke atas. Di tahun 2004, masyarakat yang bisa mengakses bangku Perguruan Tinggi (PT), hanya 3% berasal dari keluarga miskin. Sementara sisanya berasal dari keluarga kelas menengah-keatas. Saat ini, pendapatan penduduk Indonesia rata-rata 2 dollar AS per hari. Organisasi buruh internasional (ILO) PBB, memprediksikan angka tersebut akan menurun di tahun 2006 menjadi 1 dollar AS per hari, akibat krisis ekonomi yang terus menajam di Indonesia. Lantas, mampukah seorang buruh di Jakarta yang hanya menerima upah Rp 812.000/bulan, bisa menguliahkan anaknya di UI yang menelan biaya puluhan juta? Pemerintah seharusnya memenuhi anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD, guna mengurangi beban pembiayaan rakyat atas pendidikan dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat mengenyam pendidikan dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Bukan RUU BHP jawaban bagi masa depan pendidikan Indonesia. Jangan bicara mutu, jika kesempatan mengenyam pendidikan saja sangat terbatas. Tolak RUU BHP, Realisasikan Segera Anggaran Pendidikan 20 Persen dari APBN dan APBD! Perlawanan 5
AGENDA Gelorakan Perjuangan Massa Di Kampus, Raih Kemenangan-Kemenangan Kecil Oleh : Ridwan Lukman*
Membangkitkan, mengorganisasikan dan mengerakkan massa mahasiswa dalam perjuangan massa merupakan jawaban untuk memperjuangkan hak-hak mahasiswa, terutama di kampus-kampus.
B
ekonomi yang mengancam pemenuhan hak-hak mahasiswa juga terjadi secara konkret. Apalagi jika kampus-kampus telah berubah menjadi badan hukum pendidikan. Kampus akan berubah menjadi “warung dagang” dengan semakin intesifnya komersialisasi pendidikan. Mahasiswa akan selalu menjadi pihak yang paling Potensi Bangkitnya Gerakan dirugikan. Sementara pengelola Massa Di Kampus kampus akan semakin Kampus bagian yang diuntungkan. tidak terpisahkan dari dominasi Kampus menyimpan api imperialisme dan rejim kontradiksi antara mahasiswa vis bonekanya di Indonesia. a vis pengelola kampus. Kepentingan imperialisme dan Pengelola kampus—Rektor, klas-klas pendukungnya di dalam Pimpinan Kampus, Direktur serta negeri sangat nyata di dalam jajaran pendukungnya—tidak kampus. Kenaikan biaya kuliah jauh beda dengan pemerintah dan pemberlakuan pungli-pungli SBY-JK yang pro imperialis, anti di kampus, tidak lain untuk demokrasi dan anti memenuhi pundirakyat. Sejatinya, pundi uang pengelola mereka adalah kampus, yaitu kapitalis penghalang besar birokrat, borjuasi bagi terpenuhinya komprador serta hak-hak mahasiswa korporasi asing yang di kampus. Mereka m e n a n a m k a n inilah musuh paling investasinya di perguruan tinggi nyata bagi melalui kerjasama mahasiswa di kampus. riset dan pendanaan. Represifitas Dengan situasi terhadap mahasiswa seperti itu, potensi bangkitnya gerakan seperti dialami M massa di kampusRidwan, mahasiswa IKIP Mataram yang kampus sangat besar. Tinggal kemampuan tewas terbunuh gerakan massa akibat konflik di tubuh Yayasan dan birokrasi m a h a s i s w a (termasuk FMN) kampus atau memperjuangkan pemecatan sepihak yang pernah dialami persoalan-persoalan konkret tersebut kawan-kawan FMN menjadi sebuah STAIBU, menunjukkan pengelola kampus gelora perjuangan yang terdiri dari klasmassa di kampusklas k omprador, kampus. Gelorakan perjuangan massa di kampus, tugas mendesak kapitalis birokrat dan Front Mahasiswa Nasional eberapa tahun belakangan ini, kampus bisa dikatakan sepi dari pergolakan massa. Padahal, persoalanpersoalan mahasiswa di kampus begitu kompleks dan konkret terjadi. Apakah yang harus dilakukan gerakan mahasiswa di kampus-kampus?
tuan tanah, tidak menghendaki adanya kebebasan berpendapat dan berorganisasi bagi mahasiswa di kampus. Mahasiswa ibarat “sapi perahan” yang terus dikeruk uangnya dengan dalih dana operasional kampus. Ketika mahasiswa menuntut haknya seperti peningkatan fasilitas pendidikan (ruang kelas, lahan parkir, laboratorium, perpustakaan, toilet, dsb), justru represifitas yang didapatkan, ancaman nilai jeblok, skorsing bahkan drop out (DO). Tapi ketika pengelola kampus mengeluarkan kebijakan, mahasiswa jarang bahkan tidak pernah dilibatkan secara demokratis. Berbagai persoalan di kampus, menandakan krisis
Perlawanan 6
Gelorakan Perjuangan Massa Di dengan kekuatan front yang front hingga melancarkan aksiKampus dibangun dan makin mengucilkan aksi kecil menuju aksi puncak, Di tengah situasi krisis aparatus pendukung rejim SBY- harus dipecahkan dengan politik yang belum menajam, JK di kampus-kampus. seksama. kesadaran massa harus B e r g e l o r a n y a Tanpa itu semua, dibangkitkan melalui soal-soal perjuangan massa di kampus perjuangan massa akan mudah konkret yang dihadapi. juga akan memperkuat dipatahkan dan tidak Menuntut biaya kuliah murah, perjuangan pemuda mahasiswa menemukan capaian yang peningkatan fasilitas seperti di tingkat perkotaan dan berarti. Klik yang berkuasa dan ruang kelas, laboratorium, nasional. Bergejolaknya kampus- mesin-mesin represifnya akan perpustakaan dan lain kampus se antero Indonesia, selalu siap memberikan reaksi sebagainya, tidak bisa protes-protes yang terus balik yang keras terhadap dipandang sebelah mata. Dibalik meningkat di perkotaan, diikuti perjuangan massa. Tanpa itu semua, terkandung potensi aksi-aksi tingkat nasional yang menempa diri dan melatih massa gerakan massa yang luar biasa. tak kalah dahsyatnya dengan untuk selalu siap atas segala Perjuangan massa di persatuan luas di kalangan situasi yang terburuk sekalipun, kampus akan menyingkap tabir gerakan massa demokratis hal di atas bukanlah tidak gelap aparatus pendukung rejim pemuda, mahasiswa, buruh, tani, mungkin. SBY-JK di kampus. Mahasiswa perempuan, kaum miskin Enam bulan ke depan, akan menyadari, mengapa hak- perkotaan dan berbagai FMN akan menggelorakan hak mahasiswa tidak dipenuhi? golongan, akan mempersiapkan perjuangan peningkatan fasilitas Siapakah Rektor kampus serta kebebasan sesungguhnya? berpendapat dan Siapakah sosok berorganisasi. Garis umum Pimpinan Kampus ini harus mampu atau Direktur? Hingga diterjemahkan dalam mengapa rejim SBY-JK situasi konkret masingharus dilawan dan masing kampus menjadi dikucilkan. tuntutan konkret Kebuntuan perjuangan massa. Jika atas tidak tidak, perjuangan massa dipenuhinya hak-hak yang akan digelorakan mahasiswa di akan mentah dan tidak kampus, hanya bisa bergairah disambut dicapai melalui massa. Kematian M. Ridwan, mahasiswa IKIP Mataram. Bukti perjuangan massa Langkah awal, represifitas terhadap kebebasan berpendapat di m a h a s i s w a . segera melakukan kampus Pengalaman FMN investigasi berdasarkan bersama massa garis kampanye massa mahasiswa telah membuktikan syarat-syarat bagi krisis politik yang telah ditetapkan. Gunakan buah dari perjuangan massa. Di sebagai jembatan menuju berbagai cara untuk kampus Tunas Patria Jakarta, runtuhnya tembok kekuasaan mendapatkan hasil investigasi mahasiswa berhasil rejim SBY-JK. seperti poling, kuisioner, memperjuangkan penyediaan wawancara dan cara-cara lainnya lahan parkir. Di Universitas Perkaya Taktik Dalam Berjuang untuk menghasilkan respon Satyagama (Unsat) Jakarta, M e n g g e l o r a k a n massa atas invetigasi yang mahasiswa berhasil perjuangan massa bukan diajukan. Data-data hasil memperjuangkan perbaikan perkara mudah, harus secara investigasi segera diolah dan toilet, pembangunan masjid tepat dijalankan sehingga massa ditentukan mana yang menjadi kampus, penyediaan saluran dan akan menyambutnya dengan persoalan pokok bagi mahasiswa k ran air. Sementara di IKIP gegap gempita dan dari hasil investigasi tersebut. Mataram, mahasiswa berhasil memperjuangkannya secara Inilah yang akan menjadi memperjuangkan penolakan gigih atau militan. Segala tuntutan perjuangan dan bahan terhadap pungli berupa sesuatu harus dipersiapkan propaganda kepada massa dan pembelian jurnal. dengan matang sesuai tingkat sasaran front. Perjuangan massa perkembangan massa. Solidnya Penting juga untuk sangat berarti bagi kemajuan badan pimpinan dan barisan menganalisa peta kekuatan gerakan massa. Massa akan massa, ketajaman menganalisa politik di kampus. Hingga mampu semakin yakin bahwa situasi yang terjadi, ketepatan memposisikan mana lawan, perjuangan massa adalah jalan mengusung sebuah tuntutan, mana kawan. Klik siapa yang untuk mendapatkan hak-haknya, ketepatan melancarkan harus diisolir, kekuatan mana meyakini organisasi sebagai alat propaganda di kalangan massa saja yang harus digandeng dan perjuangan massa, memperluas dan sasaran front, membangun dinetr alisir, agar mampu pengaruh gerakan massa perimbangan kekuatan melalui menambah serta menjaga Perlawanan 7
perimbangan kekuatan dengan klik yang berkuasa di kampus. Kekuatan mahasiswa, dosen atau karyawan yang menjadi sandaran utama front dan perlu digandeng lebih luas, harus terang dalam pekerjaan propaganda untuk menarik front. Aktifitas propaganda di kalangan massa harus menjadi poros utama. Sasaran-sasaran propaganda harus terang, kelaskelas, kantin, taman, parkiran hingga ke sasaran front. Mengemas propaganda dengan berbagai bentuk, mulai dari sajian hasil poling, selebaran, brosur, poster-poster, agitasi di tengah massa, stiker, madingmading, grafiti, sebaran sms, dan lain sebagainya. Ketepatan dan intensitas berpropaganda akan membangkitkan kesadaran massa. Kombinasikan aktifitas propaganda dengan kegiatan pelayanan massa di kampus yang menjadi cerminan mahasiswa. Kegiatan-kegiatan ilmiah, seni dan olahraga harus mulai dikembangkan oleh organisasi. Penulisan karya ilmiah, debat kelimuan, seminarseminar akademis, sepakbola, basket, catur, voli, teater, puisi, lagu-lagu dan sebagainya perlu mendapatkan perhatian dari organisasi. Semua itu dilakukan untuk terus mengkonsolidasikan massa dan anggota serta memperluas jangkauan propaganda dan sasaran front. Dalam mempersiapkan perjuangan massa, harus tepat mengetahui tingkat perkembangan massa. Melancarkan aksi-aski kecil berupa petisi, pengumpulan tanda tangan, hearing terbuka hingga puncak aksi dengan mobilisasi besar-besaran di pusat-pusat kekuasaan di kampus, harus direncanakan dan dilaksanakan secara matang dan tepat. Memperkaya taktik dalam berjuang merupakan langkahlangkah untuk lebih memperhebat perjuangan massa. Langkah untuk memperkuat dan memperluas konsolidasi barisan massa, memperbanyak kawan dan mempersempit lawan serta
memperkuat kedudukan gerakan massa di kampus. Konsolidasi Harus Diperkuat Sekian pekerjaan yang dipaparkan di atas tanpa diimbangi dengan konsolidasi yang kuat di internal organisasi, hanya akan menjadi beban pekejaaan yang menumpuk. Dalam enam bulan ke depan telah digariskan, konsolidasi menjadi salah satu pekerjaan pok ok FMN. Tahap-tahap konsolidasi untuk mempersiapkan Rapat Umum Anggota (RUA) Kampus dan Konferensi Cabang (Konfercab), harus secara disiplin dijalankan. Ke dua agenda konsolidasi ini sangat penting, karena terkait dengan program perjuangan yang akan digelorakan di tingkat kampus dan Cabang. Penerapan metode kerja grup-grup di kalangan anggota dan massa mahasiswa, harus menjadi topangan dalam melakukan propaganda dan pengorganisasian solid. Grupgrup inilah yang akan menjadi unit utama dalam kerja-kerja menggelorakan perjuangan massa di kampus. Grup-grup tersebut adalah unit-unit yang akan menjangkau titik-titik berkumpulnya massa di kampus, memperluas jangkauan propaganda dan memobilasasi massa dalam perjuangan massa nantinya. Perjuangan massa harus bersandar pada kekuatan inti dan kekuatan massa yang riil. Badan pimpinan dan barisan massa yang solid, merupakan cerminan bertalian eratnya pimpinan dan massa. Menyatunya pimpinan dan massa adalah kunci keberhasilan perjuangan massa yang akan digelorakan. Raih Kemenangan-Kemenangan Kecil Kemenangan paling utama dari perjuangan massa adalah dipenuhinya tuntutan massa. Namun ketika tembok politik kekuasaan masih berdiri kokoh, hal tersebut belum tentu berhasil begitu saja. Masih harus ditingkatkan lagi dalam perjuangan massa yang lebih
hebat dan militan. Bukan berarti pula perjuangan massa yang akan digelorakan tidak bisa memenuhi tuntutan massa, semua sangat tergantung kepemimpinan dan ketepatan organisasi menjalankan taktik perjuangan. Tetapi, buah perjuangan massa berupa penambahan jumlah anggota yang meningkat pesat, propaganda yang disambut luas di kalangan massa, sekutu front yang semakin luas, massa yang semakin berani dan lantang menentang klik berkuasa di kampus dan semakin solidnya badan pimpinan organisasi, harus dimaknai sebagai kemenangankemenangan kecil yang diraih. Kemenangan-kemenangan kecil ini, modal untuk menghadapi tingkat perjuangan massa yang lebih hebat dengan tantangan yang lebih berat. Massa adalah pelaku utama perubahan, perjuangan massa adalah jalannya. Jadilah murid bagi massa sebelum kita menyulutkan api perjuangan bersama massa. Perkuat konsolidasi, songsong medan juang yang tengah menanti. Hindarkan segala subjektifisme, pegang teguh prinsip-prinsip organisasi. Arouse, Organize and Mobilize The Students!
*Sekretaris Jenderal (Sekjend) Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional (PP FMN) Perlawanan 8
LAPORAN KHUSUS Kongres II Front Mahasiswa Nasional (FMN) : Meneguhkan Diri Sebagai Organisasi Massa Mahasiswa Demokratis Nasional
P
Kongres II FMN, Bandung 14-20 September 2006, berlangsung dengan sukses. Program Perjuangan, Konstitusi dan Resolusi Kongres II FMN, berhasil dilahirkan, termasuk anggota DPP FMN terbaru
u n c a k Indonesia (GMKI), Liga konsolidasi Mahasiswa Nasional F r o n t untuk Demokrasi M a h a s i s w a (LMND), Aliansi Nasional (FMN) Mahasiswa Papua dalam dua tahun (AMP), Serikat terakhir, mampu Perempuan Indonesia d i i w u j u d k a n (Seruni), Arus Pelangi melalui Kongres II dan Gerakan Rakyat FMN. Dengan tema Indonesia (GRI). Dari “meneguhkan diri luar negeri, Rey Asis sebagai organisasi dari General massa mahasiswa Secretariat ASA, d e m o k r a t i s Wilfredo “Willy” A. nasional, Kongres Marbella dari Kilusang II FMN yang diikuti Magbubukid Ng 93 peserta penuh Pilipinas (KMP) Filipina dan 10 peserta serta dua pesan peninjau, telah solidaritas dari Ketua m e n g h a d i r k a n Pembacaan LPJ DPP FMN 2004-2006, salah satu agenda dalam International League b e b e r a p a KONGRES II FMN of People Struggle perubahan penting (ILPS), Prof. DR. Jose atas dokumenMaria Sisson dan dokumen organisasi sebelumnya Dilanjutkan kemudian Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia dan memilih anggota DPP FMN dengan opening ceremony Hong Kong (ATKI-HK) yang terbaru sebagai badan pimpinan Kongres II FMN, di Balai Pelatihan dibacakan oleh Ade Ahmad kolektif nasional tertinggi untuk Koperasi, Lembang. Acara dibuka (anggota DPP FMN 2004-2006). dua tahun ke depannya. Acara pembukaan dengan tari tradisional Jawa Barat, Jaipong. Kemudian diikuti Kongres II FMN, juga diisi dengan Pembukaan Kongres II FMN dengan menyanyikan lagu Kuliah Umum (stadium generale) Kongres II FMN diawali Indonesia Raya oleh seluruh oleh Hary Prabowo dari The dengan diskusi publik “Potret peserta Kongres dan tamu Institue for National and Pendidikan Indonesia : Menilik 67 undangan. Selanjutnya, Democratic Studies (INDIES). tahun Pemenuhan Hak Warga menyanyikan lagu mars FMN oleh Kuliah umum yang berjudul Negara atas Pendidikan yang tim paduan suara FMN Bandung “Membangun Organisasi Massa Layak”. Diskusi publik dan hiburan musik oleh kelompok Mahasiswa yang maju, besar, diselenggarakan di Balai musik Punklung. dan kuat bersama Perjuangan Pertemuan, Universitas Selanjutnya, sambutan Massa!”, mengupas beberapa hal Pendidikan Indonesia (UPI), 14 dan pesan solidaritas. Sambutan penting tentang situasi umum September 2006. Hadir sebagai pertama dari Ketua Panitia internasional dan rakyat pembicara, Arif Awang dari FITRA, Kongres II FMN, Dikdik Rahmat Indonesia, situasi nasional Adiv Zain (Wakil Ketua Komisi A Mulayana. Kemudian, pidato dewasa ini, dan pentingnya DPRD Jabar Fraksi PAN) dan Rey sambutan dari Koordinator DPP membangun organisasi massa Asis, General Secretariat Asian FMN 2004-2006, Hersa Krisna. mahasiswa yang maju, besar, Student Association (ASA). Pesan solidaritas antara lain, dan kuat bersama perjuangan Bertindak sebagai moderator, Komite Kerja untuk Perjuangan massa. Acara ditutup dengan Suhaimi SH (anggota DPP FMN Buruh (KKPB), Aliansi Gerakan hiburan seni oleh ASAS dan 2004-2006) dengan penerjemah Reforma Agraria (AGRA), Serikat Teater Lakon UPI serta tim Ahmad SH (anggota FMN Mahasiswa Indonesia (SMI), paduan suara FMN Bandung Mataram). Gerakan Mahasiswa Kristen dengan menyanyikan Mars Perlawanan 9
Persatuan Rakyat (Mars Unidad D Populare). Tiga Dokumen Kongres II FMN Agenda-agenda utama dalam Kongres II FMN adalah Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) DPP FMN 2004-2006, sekaligus penilaian atas rangkuman praktek FMN sejak Kongres I. Dilanjutkan dengan pembahasan program perjuangan, konstitusi, resolusi Kongres dan pemilihan anggota DPP FMN. Setelah melalui berbagai pendiskusian baik dalam Sidang Pleno ataupun Sidang Komisi, Kongres II FMN berhasil melahirkan tiga dokumen penting sebagai panduan dasar organisasi ke depan, yaitu Program Perjuangan, Konstitusi dan Resolusi Kongres II FMN. Program Perjuangan FMN Sebagai organisasi massa pemuda mahasiswa, FMN menyadari betul pentingnya memperjuangkan hak-hak pemuda dan mahasiswa Indonesia. Setelah menganalisa berbagai situasi konkret pemuda dan mahasiswa yang saling berhubungan dengan situasi krisis imperialisme secara internasional, kedudukan rejim boneka imperialis di Indonesia, dan arah perkembangan gerakan massa demokratis ke depannya, Kongres II FMN telah berhasil melahirkan Program Perjuangan FMN , yaitu “ Memperjuangkan Sistem Pendidikan Nasional yang Ilmiah, Demokratis dan Mengabdi Kepada Rakyat�. Dalam Program Perjuangan FMN juga dicantumkan Tugas-Tugas Pemuda dan Mahasiswa di Indonesia yaitu : Membangkitkan, mengorganisasikan dan menggerakkan massa mahasiswa untuk menuntut hak-hak demokratis-nya, Membangun front bersama kekuatan pemuda dan mahasiswa di Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa, Mengabdi kepada rakyat dengan mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk meningkatkan taraf kebudayaan
rakyat Indonesia, Terlibat aktif massa demokratis nasional bersama seluruh rakyat Indonesia dalam konstitusi. Artinya dalam front multisektor untuk dokumen ini berusaha hadir memperjuangkan hak-hak sesuai dengan tingkat demokratis seluruh rakyat perkembangan organisasi, Indonesia, dan Membangun front merubah lambang dan bendera internasional dengan gerakan adalah salah satunya. Konstitusi pemuda dan mahasiswa serta FMN, terdiri dari Pembukaan yang rakyat di dunia atas dasar menjelaskan situasi masyarakat solidaritas internasional anti Indonesia dan tugas yang harus imperialisme diemban oleh pemuda Dalam upaya mahasiswa, Batang Tubuh yang mewujudkan program memuat 6 (enam) Bab dan 43 perjuangan, juga telah Pasal tentang bentuk, prinsip, ditetapkan usaha-usaha susunan dan mekanisme perjuangan massa bersifat organisasi dan diakhiri dengan jangka pendek yang bertujuan bagian Penutup. untuk menuntut pemenuhan hakKonstitusi pun lebih hak demokratis pemuda dan sederhana namun luwes untuk mahasiswa. Usaha-Usaha dijadikan pedoman. Sangat Perjuangan itu adalah : berbeda dengan sebelumnya Menuntut biaya kuliah murah, Peningkatan f a s i l i t a s pendidikan di k a m p u s , K e b e b a s a n Berpendapat dan berorganisasi bagi mahasiswa di kampus, Hentikan represifitas t e r h a d a p Panitia KONGRES II FMN ; Tetap bergembira m a h a s i s w a , walaupun harus melayani ratusan peserta Kongres Berantas segala bentuk pungli di kampus, Libatkan yang berbentuk AD/ART. Tiga mahasiswa secara menyeluruh belas bab dan 29 pasal dalam dalam menentukan kebijakan anggaran dasar ditambah 10 kampus, Transparansi pengelolaan (sepuluh) bab dan 91 Pasal dana operasional kampus, untuk anggaran rumah tangga Tingkatkan kesejahteraan dosen, menjadi terlalu rigid (kaku) dalam karyawan dan guru, Pendidikan mengatur semua hal yang gratis bagi seluruh rakyat berkenaan dengan organisasi. Indonesia, dengan Tidak jarang pekerjaanmengalokasikan 20 persen pekerjaan organisasi yang anggaran pendidikan, Lapangan sebenarnya positif dalam rangka pekerjaan bagi sarjana dan mengembangkan organisasi pemuda, Pemberantasan korupsi terhambat karena bertentangan di dalam dunia pendidikan dan dengan AD/ART yang ada Pemberantasan Buta Huruf . sebelumnya. Usaha-usaha perjuangan inilah Harapannya, Konstitusi yang akan diperjuangkan FMN baru FMN tidak hanya menjadi melalui gelora perjuangan massa sebuah aturan baku organisasi. dalam dua tahun ke depan dari Lebih dari itu, Konstitusi FMN kampus-kampus hingga tingkat akan mampu menopang setiap nasional. pekerjaan yang bertujuan untuk membesarkan dan memajukan Konstitusi FMN perjuangan massa serta Perubahan mendasar kapasitas organisasi. dalam menyusun konstitusi adalah dengan diletakkannya Resolusi Kongres II FMN pengalaman praktek organisasi Kongres II FMN juga dan prinsip-prinsip organisasi telah menetapkan Resolusi Perlawanan 10
Kongres II FMN. Resolusi Kongres II FMN berangkat dari LPJ DPP FMN periode sebelumnya yang berjudul “Pertahankan dan Kembangkan Keberhasilan Yang Diraih, Perbaiki Kesalahan serta Kekurangan untuk memajukan Perjuangan Massa”. Inti Resolusi Kongres II FMN, mempertahankan dan mengembangkan keberhasilan yang telah diraih serta memperbaiki kesalahan dan kekurangan untuk memajukan perjuangan massa. Keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih jangan sampai membuat FMN berpuas diri, sebaliknya terus berupaya meningkatkan kualitas serta menjawab kekurangankekurangan yang belum dicapai. Resolusi Kongres II FMN meletakkan beberapa catatan penting yang terkait Garis Politik Demokrasi Nasional, Investigasi Sosial dan Analisa Klas (ISAK), Kampanye Massa, Front, Pendidikan dan Propaganda serta Pelayanan Terhadap Rakyat dalam aspek pekerjaan politik. Pun halnya dengan Konsolidasi, Ekspansi dan Keuangan dalam aspek pekerjaan organisasi. Secara lebih khusus, resolusi Kongres II FMN juga memandatkan organisasi untuk terus menggencarkan “Gerakan Pembetulan ” sebagai dasar meraih cita-cita perjuangan massa. Gerakan pembetulan harus dipahami dan terinternalisasi di seluruh anggota sehingga menjadi roh bagi setiap pekerjaan politik dan pekerjaan organisasi yang dilakukan. Pemilihan Anggota DPP FMN Memilih dan menetapkan badan pimpinan kolektif tertinggi nasional, menjadi salah satu agenda penting Kongres II FMN. Melalui proses ini, akan ditentukan siapa yang akan
memimpin pekerjaan-pekerjaan organisasi hingga Kongres berikutnya. Pimpinan adalah serapan dari massa, menjadi satu keharusan untuk melahirkan badan pimpinan melalui mekanisme yang demokratis. Proses pemilihan badan pimpinan kolektif tertinggi nasional yang disebut Anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP), bisa dikatakan lebih maju dibandingkan pemilihan di Kongres sebelumnya. Penentuan jumlah anggota DPP FMN, didasarkan atas kebutuhan dan tingkat perkembangan organisasi bukan berdasarkan kuota peserta cabang. Seluruh peserta penuh Kongres mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menjadi Anggota DPP FMN. Setelah seluruh peserta Kongres mencalonkan namanama dan diadakan proses penghitungan suara, terpilih 21 anggota DPP FMN periode 2006-2008 yaitu Benson. A Kaban, Ummi Samsiatun, Sapta Putra Wahyudi, Rian Hidayat, Miko Feryando, Aswad Arsyad, Dewi Amelia Eka Putri, Ummu Shonifah, Catur Widi Asmoro, Darmawan Wicaksono, M. Hasanaen Hidayatullah, Oki Firman Febrian, Ridwan Lukman, Muhammad Burhanuddin, Wahid Imam Rifai, M. Yatari, Aulia Agastani, Nursohib Anshori, Zainul Wafa, Subadio dan Reza Safetsila Yusa. Di samping itu, juga diadakan pemilihan Calon Anggota DPP FMN, sebagaimana yang telah diatur dalam Konstitusi FMN hasil Kongres II FMN. Calon Anggota DPP FMN periode 2006-2008, yaitu R. Darda Syahrizal, Jeffry, Fredi, Ahmad SH, Astinudin Purba dan M. Duhri. Ke enam orang ini akan mengisi kedudukan anggota DPP FMN, jika kemudian ada anggota DPP FMN yang di non-aktifkan
karena dinilai telah melakukan pelanggaran berat yang bertentangan dengan Konstitusi dan Program Perjuangan FMN. Majukan Perjuangan, Besarkan Organisasi Kongres II FMN telah berhasil meletakkan dasar bagi FMN untuk meneguhkan diri sebagai organisasi massa mahasiswa demokratis nasional. Semangat baru Kongres II FMN untuk terus menggelorakan perjuangan massa dari tingkat kampus hingga tingkat nasional, membesarkan organisasi yang mampu menjangkau luas massa mahasiswa, dan memperkuat kedudukan gerakan massa demokratis melalui perluasan front di sektoral pemuda dan mahasiswa, kekuatan multisektoral seluruh rakyat dan front internasional anti imperalisme, harus dikerjakan satu per satu, penuh disiplin dan keseriuasan. Hasil-hasil Kongres II FMN adalah hasil-hasil yang akan diabdikan untuk memperjuangkan hak-hak demokratis pemuda dan mahasiswa, memperkuat persatuan di kalangan gerakan pemuda dan mahasiswa serta seluruh gerakan rakyat Indonesia, mengucilkan terus rejim boneka imperialis SBY-JK beserta aparatus pendukungnya dan memperkuat solidaritas internasional anti imperialis AS. Semua itu hanya bisa dicapai dengan terus meningkatkan gelora perjuangan massa. Demi Indonesia yang Demokratis dan Merdeka Sepenuhnya, Demi Keadilan Sosial dan Perdamaian Abadi, serukan dengan lantang ; Hancurkan Imperialisme, Feodalisme dan Kapitalisme Birokrat! Majukan Perjuangan, Besarkan Organisasi!
Perlawanan 11
LAPORAN KHUSUS Rapat Pleno I-II DPP FMN 2006-2008 : “Perkuat Konsolidasi, Gelorakan Perjuangan Massa di Kampus” Rapat Pleno I-II DPP FMN Periode 2006-2008, telah merumuskan program kerja nasional selama 6 (enam) bulan ke depan dan membentuk badan pelaksana harian atau Pimpinan Pusat.
S
etelah Kongres II FMN mengesahkan Anggota DPP FMN periode 20062008, segera diadakan Rapat Pleno I DPP FMN, 20 September 2006, membahas agendaagenda mendesak pasca Kongres II FMN, yaitu merapikan dokumen Kongres II FMN (Program Perjuangan, Konstitusi dan Resolusi Kongres), pembentukan Pimpinan Pusat, rencana Rapat Pleno II DPP FMN untuk merumuskan program kerja nasional enam bulan dan penyikapan aksi global ILPS stop pembunuhan di Filipina, 21 September 2006. Setelah menetapkan waktu penyelenggaraan Rapat Pleno II DPP FMN, akhirnya Rapat Pleno II DPP FMN bisa dilaksanakan, 25-28 September 2006 di Jakarta. Rapat Pleno DPP II FMN dihadiri 20 orang anggota DPP FMN. Salah satu anggota DPP FMN harus segera pulang, karena ada keluarga yang sakit keras. Berikut ini ringaksan Rapat Pleno II FMN. Pembahasan Dokumen Hasil Kongres II FMN Agenda ini bertujuan merapihkan kembali dokumen hasil Kongres berdasarkan catatan dan rekomendasi Kongres II FMN yang diamanatkan kepada Rapat Pleno DPP FMN. Perapihan Dokumen Kongres II FMN meliputi pembuatan Pembukaan Konstitusi, menyusun materi Konstitusi dalam bab yang telah ada serta membuat pengantar untuk Program Perjuangan FMN. Perumusan Program Kerja 6 Bulan
Anggota DPP FMN Periode 2006-2008
Dari kiri atas : Muhammad Burhanuddin, Ridwan Lukman, Zainul Wafa, Aulia Agastani, Benson A. Kaban, Reza Safetsila Yusa, Nursohib Anshori, Ummi Samsiatun, Ummu S, Mico Feryando, Rian Hidayat, Sapta Putra Wahyudi, Darmawan Wicaksono, Catur Widi Asmoro, Dewi Amelia Eka Putri, Subadio, M. Yatari, Oki Firman Febrian, M. Hasanaen Hidayatullah, Wahid Imam Rifai, Aswad Arsyad
Perumusan program kerja 6 bulan meliputi program kerja di wilayah politik dan organisasi. Sebelum merumuskan program kerja, rapat pleno DPP II FMN mendiskusikan beberapa hal untuk menyamakan pemahaman terkait pentingnya Investigasi Sosial dan Analisa Kelas (ISAK) serta tata cara pelaksanaannya, tentang arti sesungguhnnya dan peranan penting kampanye massa, pentingnya intensitas propaganda dan pendidikan serta arti penting propaganda solid, arti penting pelayanan terhadap rakyat ( serve the people), tahap-tahap konsolidasi pasca Kongres II berdasarkan prinsip-prinsip ormas demokratis nasional, tahap-tahap pembangunan organisasi dan pentingnya iuran anggota. Berdasarkan hal tersebut, Rapat Pleno II DPP FMN telah menetapkan program kerja 6 bulan (September 2006-Maret 2007) Kampanye Massa Dalam enam bulan ke depan FMN akan menfokuskan pekerjaan kampanye massa dengan tuntutan pokok, “Kebebasan Berpendapat dan Berorganisasi di Kampus dan Peningkatan fasilitas kampus”. Ke dua tuntutan ini, akan digelorakan secara gencar di kampus-kampus. Perjuangan ini adalah bagian dari Usaha-Usaha Perjuangan FMN yang telah ditetapkan Kongres II FMN. Organisasi tingkat kampus harus menjadikan tuntutan ini sebagai bagian dari program perjuangan massa atau kampanye massa berdasarkan situasi konkrit masing-masing kampus, seperti Perlawanan 12
menuntut penyediaan kran air dan sejenisnya yang menjadi persoalan bagi massa. Untuk kampanye massa di tingkat pusat dan daerah, fokuskan kampanye massa adalah “Mendesak pemerintahan SBY-JK segera merealisasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN/APBD dan menjamin kebebasan berpendapat dan berorganisasi bagi mahasiswa di kampus”. Sasaran dari kampanye massa adalah institusi-institusi pemerintahan terkait antara lain pemerintahan pusat (Presiden dan Mendiknas), pemerintahan daerah (Gubernur, Bupati, Walikota, DPRD atau Dinas Pendidikan). Ukuran konkritnya, terlibatnya 50% anggota FMN dalam puncak kampanye massa yang telah direncanakan. Capaian lainya, massa memiliki tingkat kesadaran lebih maju setelah terlibat dalam kampanye massa, dengan ukuran konkrit massa secara sukarela bersedia menjadi anggota FMN. Front
Di dalam negri, “Membangun front programatik sektoral dan multisektoral dengan garis anti imperialisme dan anti rejim boneka imperialis SBY-JK”. Diupayakan membangun “tulang punggung” front dari sekutu-sekutu yang digalang. Adanya tulang punggung front akan memudahkan dalam pekerjaan-pekerjaan front yang dilakukan. Dalam front multi sektoral, melibatkan lebih jauh kekuatan klas buruh dan kaum tani dalam pembangunan front multi sektoral. Penggalangan front multisektoral juga mampu membangun kerjasama konkrit antara FMN dengan organisasiorganisasi buruh, tani dan perempuan melalui pelaksanaan program pelayanan terhadap rakyat seperti penyediaan tenaga pengajar, pelayanan kesehatan cuma-cuma dan sejenisnya di basis-basis pedesaan ataupun perkotaan. Untuk Front luar negeri, fokus pekerjaan adalah mengkampanyekan atau m e m p r o p a g a n d a k a n
perjuangan-perjuangan massa yang digelorakan FMN ke tingkat internasional. Terkait kedudukan FMN sebagai International Coordinating Committe (ICC) International League of People Struggle (ILPS), yang bertugas memyebarluaskan garis perjuangan ILPS dan memperluas keanggotaan ILPS di Indonesia, FMN akan memperluas keanggotaan ILPS di Indonesia enam bulan ke depan. Pendidikan dan Propaganda Dalam enam bulan ke depan, pekerjaan-pekerjaan pendidikan dan propaganda tidak kalah penting kedudukannya. Menggencarkan pelayanan pendidikan terhadap anggota dengan bertumpu kepada propaganda solid melalui grup-grup anggota di organisasi harus menjadi sandaran pokok. Untuk menunjang kelancaran pelayanan pendidikan terhadap anggota, maka harus segera melengkapi bahan-bahan pendidikan dan propaganda. Menerbitkan buletin PERLAWANAN Sebagai corong propaganda nasional sebulan sekali secara reguler. Buletin PERLAWANAN harus lebih banyak mengangkat persoalanpersoalan konkret massa dan perjuangan massa pemuda mahasiswa di kampus-kampus dan tingkat nasional. Kemudian menerbitkan jurnal teori secara berkala 6 (enam) bulan sekali. Jurnal teori edisi pertama akan bertemakan tentang “gerakan pembetulan”. Guna menggencarkan dan memperluas jangkauan propaganda di kalangan anggota dan massa, harus diterbitkan media-media propaganda yang lebih variatif seperti website, film, poster, brosur, komik dan sejenisnya. Pelayanan Terhadap Rakyat Pelayanan terhadap rakyat adalah salah satu manifestasi dari tugas-tugas pemuda mahasiswa sebagaimana yang tertuang dalam program perjuangan FMN. Hal yang mendesak, membuat panduan tentang program
pelayanan terhadap rakyat atau sama kerja, sama tinggal dan sama makan (3 sama), hingga bisa memandu organisasi dalam melakukan aktifititas pelayanan terhadap rakyat. Dalam enam bulan, program-progam pelayanan terhadap rakyat harus mulai diterapkan. Konsolidasi Pekerjaan konsolidasi adalah salah satu pekerjaan paling pokok untuk segera disesuaikan dengan hasil-hasil Kongres II FMN. Pembentukan badan-badan pimpinan organisasi tingkat Kampus dan Cabang, menjadi pekerjaan mendesak dalam enam bulan. Maka membuat panduan konsolidasi atau tahap-tahap konsolidasi menuju Rapat Umum Anggota (RUA) Kampus, sebagai upaya memulai pembangunan organisasi dari tingkat organisasi terendah yang diawali dengan sosialisasi dokumen-dokumen hasil Kongres II FMN dan Rapat Pleno DPP FMN harus dilakukan secara serentak di seluruh basisbasis organisasi. Juga membuat panduan tentang tahap-tahap pembangunan organisasi sebagai upaya untuk merapikan cara kerja organisasi dan sekaligus sebagai panduan pembangunan organisasi di kampus-kampus dan kota yang menjadi sasaran ekspansi atau perluasan organisasi. Ukuran keberhasilan konsolidasi dalam enam bulan ke depan adalah terlaksananya Rapat Umum Anggota Kampus dan Konferensi Cabang. Untuk itu, akan dibentuk panitia kerja atau komite kerja di bawah kepemimpinan Pimpinan Pusat FMN untuk memimpin langsung pelaksanaan tahap-tahap konsolidasi. Diperlukan segera pendataan ulang keanggotaan melalui penyebaran Kartu Tanda Anggota (KTA), sehingga bisa diketahui secara pasti jumlah keanggotaan FMN. Ekspansi Keberhasilan dari perjuangan massa dan konsolidasi organisasi juga akan terlihat nyata ketika terjadi Perlawanan 13
kesanggupan dan mempertimbangkan k o n t r a d i k s i individu yang dihadapi anggota kolektif. Dari pembahasan situasi kolektif, persoalan individu yang banyak dihadapi anggota DPP FMN,adalah d e n g a n penyelesaian studi akademik. Namun, kawankawan tetap berkomitmen menunaikan pengabdiannya Rapat Pleno I DPP FMN Periode 2006-2008, membahas agenda-agenda mendesak pasca sebagai anggota Kongres DPP FMN hingga K o n g r e s berikutnya. penambahan jumlah anggota Terkait kewajiban iuran Sebuah keteguhan sikap yang FMN. Enam bulan ke depan, FMN Kongres II FMN yang lalu, masih untuk tetap harus melakukan penambahan akan tetap diberlakukan. patut jumlah anggota (rekruitmen) Kongres II FMN adalah forum dipertahankan. sekurang-kurangnya 25% dari demokratis tertinggi dari seluruh jumlah total anggota saat ini. anggota FMN. Sudah Pembentukan Pimpinan Pusat Membangun FMN di seharusnya, pembiayaan FMN Rapat Pleno II DPP kampus-kampus besar seperti Kongres melalui iuran Kongres II FMN juga membentuk kembali UI, ITB, UNAIR dan kota-kota FMN, menjadi ukuran partisipasi seperti Semarang dan Makassar, anggota untuk Kongres II FMN. Pimpinan Pusat yang terdiri dari tetap menjadi prioritas dalam Penarikan kekurangan iuran Sektretaris Jenderal : pekerjaan ekspansi. Mengingat Kongres II FMN aadalah salah Ridwan Lukman enam bulan ke depan, pekerjaan satu program enam bulan ke Wakil Sekretaris Bidang Pendidikan dan Propaganda : konsolidasi masih menjadi depan. pekerjaan paling pokok, maka Untuk menjaga Oki Firman Febrian untuk pekerjaan ekpansi adalah kestabilan keuangan organisasi, Wakil Sekretaris Bidang membangun grup kontak hingga organisasi harus mulai Organisasi : grup pengorganisasian di membangun usaha ekonomi Muhammad Burhanuddin Universitas Indonesia (UI) dan di produksi. Dalam enam bulan ke Wakil Sekretaris Bidang Semarang. depan, organisasi secara Keuangan : nasional akan membentuk usaha Zainul Wafa Keuangan ekonomi produksi organisasi Rapat Pleno III DPP FMN Untuk memastikan besar yang terpimpin oleh organisasi akan diselenggarakan di Malang, biaya operasional organisasi, tingkat pusat. minggu ke-3 Maret 2007. Itulah setiap tingkatan organisasi dari program kerja nasional FMN pusat hingga Kampus harus Situasi Kolektif menyusun anggaran kebutuhan Pembahasan situasi dalam enam bulan ke depan organisasi berdasarkan program kolektif menjadi salah satu sejak September 2006-Maret kerja yang direncanakan dan agenda dalam Rapat Pleno DPP 2007. Untuk menjalankan semua dijalankan. Iuran bulan anggota II FMN. Setiap individu memiliki itu, dibutuhkan peran aktif dari adalah perwujudan militansi kontradiksi yang berbeda satu seluruh badan pimpinan dan organisasi. atau kepercayaan terhadap sama lain. Pemeriksaan ini anggota kekuatan internal. Menyadari dilakukan sebagai langkah awal Keberhasilan atau tidak program kesadaran anggota tentang untuk membantu penyelesaian di atas, sangat bergantung dari pentingnya iuran bulanan lebih dini persoalan yang tegaknya kepemimpinan dan anggota belum terinternalisasi dihadapi oleh anggota kolektif solidnya organisasi. Tetap secara menyeluruh, maka enam dan memberikan solusi konkret berpegang pada prinsip giat bulan ke depan, iuran bulanan atas kontradiksi yang dihadapi bekerja, militan dalam berjuang dengan target minimal 50% dari tersebut. Atas dasar itu, setiap dan pantang menyerah. Maju jumlah anggota harus bisa pekerjaan yang dibagi akan Terus Perjuangan! dipenuhui disesuaikan dengan tingkat Perlawanan 14
GEJOLAK MASSA PERJUANGAN TERUS BERLANJUT Di tengah situasi krisis ekonomi yang terus menajam, perjuangan massa terus bermunculan untuk menjawab persoalan-persoalan yang terus mengemuka. warganegara atas pendidikan yang layak.
Dialog publik dari kiri : Penerjemah, Ahmad SH-FMN, Rey Asis-General Secretariat Asian Student Association (ASA), Arif Awang-Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA), Fadli Zain-Wakil Komisi A DPRD tingkat I Jawa Barat, dan Moderator Suhaimi SH-FMN.
Diskusi Publik : Menilik 61 tahun Potret Pendidikan di Indonesia Bandung, (14/9). Front Mahasiswa Nasional (FMN) bekerja sama dengan UKSK UPI dan ICW menyelenggarakan dialog public dengan tema “Menilik 61 Tahun Potret Pendidikan di Indonesia : Menagih pemenuhan terhadap hak warganegara atas pendidikan yang layak�. Kegiatan yang merupakan rangkaian acara Kongres II FMN ini dilaksanakan di aula balai pertemuan kampus UPI Bandung. Hadir sebagai pembicara dalam dialog public ini; Rey Asis dari Asian Student Association, Arif Awang dari Forum Indonesia untuk Transparansi (FITRA) dan Fadli Zain dari Wakil Komisi A DPRD tingkat I Jawa Barat. Selain ketiga pembicara, acara ini juga dihadiri oleh utusan Kongres II FMN dari cabang-cabang, undangan dari organisasi-
organisasi massa, LSM dan akademisi. Masalah yang mengemuka dalam dialog ini adalah tentang anggaran pendidikan yang belum pernah mencapai angka 20 persen dari APBN dan APBD. Minimnya anggaran di sektor pendidikan inilah yang kemudian berdampak pada kebijakan komersialisasi dan privatisasi pendidikan oleh pemerintah. Hingga akhirnya rakyat kembali menjadi korban kebijakan ini dan tidak sanggup lagi mengakses pendidikan yang seharusnya menjadi haknya. Realitasseperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, hamper di seluruh kawasan Asia Pasifik juga mengalami problem yang sama akibat diterapkannya kebijakan komersialisasi dan privatisasi dalam dunia pendidikan. Sehingga penting kemudian untuk terus mengkampanyekan menagih janji kepada pemerintah agar segera memenuhi hak
Menuntut Pendidikan untuk Semua Rakyat Bandung, (19/9). FMN bersama dengan Gerakan Mahasiswa Progresif (GMP), Serikat Buruh PT Dirgantara Indonesia, Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) dan Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) kembali melakukan aksi demonstrasi untuk memperjuangkan pendidikan untuk semua rakyat dengan menuntut segera direalisasikannya anggaran 20 persen dari APBN dan APBD. Aksi ini sekaligus sebagai launching program perjuangan FMN yang dihasilkan oleh Kongres II FMN yaitu Memperjuangkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi kepada rakyat. Aksi dibuka di halaman kampus Institut tekhnologi Bandung (ITB) dengan orasi, menyanyikan lagu-lagu aksi dan meneriakkan yel-yel tuntutan. Aksi dilanjutkan dengan rally menuju kampus Universitas Padjajaran (Unpad) dan diakhiri dengan happening art serta pembacaan statemen tuntutan didepan Gedung Sate, pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat. Mahasiswa Tuntut Penuntasan Kasus Lumpur Sidoarjo Jakarta, (12/10). Sejumlah organisasi mahasiswa yang terdiri dari FMN, SMI, LMND, GMNI, HAMAS, GMNK, SURAT dan salah satu serikat buruh, Persatuan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) yang tergabung dalam Komite Aksi untuk Korban Lumpur Lapindo, melakukan aksi menuntut Perlawanan 15
penuntasan kasus lumpur PT. Lapindo Brantas. Inc. Aksi yang dibuka dari sekitar bioskop Megaria dan diikuti puluhan massa aksi ini, berencana akan mendatangi rumah Aburizal Bakrie di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, niat tersebut dihadang oleh ratusan aparat kepolisian Jakarta Pusat yang melakukan pengawalan ekstra ketat. Tiidak bisa mendekati rumah Aburizal Bakrie, massa aksi menutup aksi dengan mengguyur simbol kejahatan korporasi-pemerintah dengan lumpur yang didatangkan langsung dari Porong, Sidoarjo. Tanak Awu Kembali Bergolak Lombok Tengah, NTB. Kekerasan kembali terjadi di Tanak A wu, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), 7 Oktober 2006. Kejadian terkait upaya penggusuran lahan petani yang akan digunakan sebagai bandara internasional. Penggusuran kali ini dilakukan massa bayaran yang mengaku pro pembangunan bandara internasional dari berbagai desa. Massa ini dikomando oleh “Tim 11” bentukan Pemda Lombok Tengah yang memang bertugas melakukan pengamanan pembangunan infrastruktur, termasuk lahan yang akan digusur. Massa Tim 11 bukan saja menyerang petani yang bertahan di atas lahan yang digusur, tetapi telah menyerang hingga ke dalam perkampungan warga desa petani Tanak Awu. Tidak ada upaya-upaya pencegahan lebih awal dari pihak kepolisian setempat, bahkan terkesan sengaja dibiarkan. Selain itu, bukan hanya petani Tanak Awu yang direpresi, tetapi juga para wartawan yang sedang meliput berita di sekitar lokasi kejadian. Jelas sudah bahwa kerusuhan di Tanak Awu ini merupakan sebuah kolaborasi jahat antara pihak PT Angkasa Pura, Pemda NTB, Pemda Lombok Tengah dan Kepolisian setempat untuk menghancurkan perjuangan dan gerakan massa kaum tani di Tanak Awu.
SOLIDARITAS INTERNATIONAL ILPS Global Day Action : STOP KILLING in The PHILIPPINES
S
ejak berkuasa tahun 2001, Gloria Macapagal Arroyo (GMA) telah menculik dan menghilangkan 185 orang serta membunuh setidaknya 800 aktifis dari kalangan buruh, tani, pemuda-mahasiswa, pejuang HAM dan wartawan. Setiap harinya puluhan aktivis dibunuh secara keji oleh aparat militer Filiphina. Pada tahun 2006 ini, tercatat tiga orang aktivis telah dibunuh dan empat orang diculik. Pembunuhan terakhir yang dilakukan adalah terhadap Rei Mon Guran (21 tahun), seorang aktifis dari Liga Mahasiswa Filipina (LFS) yang juga tercatat sebagai anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Filiphina (SCMP). Berangkat dari kenyataan ini, International League of People Struggle (ILPS) m e n y e r u k a n kepada seluruh anggotanya di seluruh penjuru negeri untuk melakukan aksi global menolak pembunuhan keji terhadap para aktivis prodemokrasi dan jurnalis di Filipina yang dilakukan oleh aparat militer di bawah rejim Arroyo, 21 September 2006. Aksi ini disebut “Global Day Action : Stop Killing in The Philippines”. Di Indonesia, aksi dilakukan di depan Kedutaan Besar Filipina, Jalan Imam Bonjol No. 06 di Jakarta. Selain FMN dan GRI yang merupakan anggota ILPS di Indonesia, aksi juga didukung oleh Aliansi Mahasiswa Papua (AMP). Tuntutan yang di usung dalam aksi ini antara lain; Hentikan Pembunuhan di Filipina, tegakkan keadilan bagi para korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), hentikan dominasi AS terhadap negara-negara dunia ke-
tiga , menolak segala bentuk peperangan, hentikan penggunaan aparat militer dalam penyelesaian kasus-kasus rakyat dan berikan kebebasan Pers. Juga diserukan kepada seluruh element demokratik untuk menggalang kekuatan menentang Rezim Anti Rakyat Boneka Imperialis di segala belahan dunia dan solidaritas internasional untuk menentang dominasi Imperialisme AS. Ucapan terima kasih, disampaikan langsung Dr. Carol P Araullo dan Renato R Reyes, Jr yang menjabat sebagai Ketua dan Sekjend Bagong Alyansang Makabayan (BAYAN) atau New Patriotic Alliance Filipina, atas aksi global ILPS di seluruh negeri. Dalam release resmi yang diterbitkan, aksi global ILPS di ikuti ratusan orang yang tersebar di Asia, Amerika Utara dan Eropa, di 15 negara serta 27 kota dengan berbagai atraksi dan bentuk yang menarik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada beberapa anggota parlemen dan pengacara di Belgia yang juga melakukan aksi protes ketika Arroyo berkunjung ke negara tersebut pada 12 September 2006. “Aksi global sebagai bentuk solidaritas yang dilakukan ini adalah sumber inspirasi yang besar dan menguatkan kami yang ada di Filipina untuk terus mengkampanyekan pelengseran pemerintahan palsu, korup, boneka dan anti rakyat, Presiden Gloria Macapagal Arroy o ”, demikian realese resmi BAYAN dalam ucapan terima kasih yang disampaikan. Mabuhay kayong lahat! ( Long Live! ). Perlawanan 16
BUDAYA TAK PERNAH PADAM... (Terima kasih buat inspirasiku; Nurmaliki, Imam Tauhid, Taufik Hidayat, Imro’atusshalikah, Nurcholillah dan Nurclholilullah, karena kesungguhan hati dan perjuangan kalian tulisan ini hadir) Siang itu, massa bergelombang menyeruak maju Berpekik suara hati, berkata atas perasaan massa Langkahmu membuat penjual dogma berkeringat Geloramu buat mulut Pimpinan STAIBU kelu Lantang suaramu mengecilkan nyali pengecut itu Meski terasa mahal harga harus kita bayar Pengorbananmu adalah kunci pembuka kejumudan Ketabahanmu adalah pelajaran berlawan terjitu Hai kau! kawanku Tak perlu ada kata sesal di dada Kawanku.. Tak perlu larut dalam sedih dan lara Tak perlu merasa bersalah dalam berjuang Karena sedih, sesal, dan bersalah adalah biji pengecut di dada kita Sekali lagi, kawan-kawan telah membuktikan Menyibak tabir penindas di balik budaya feodal kuno Mereka penghisap darah tani seperti orang tua kita Merekalah pengkhianat rakyat yang tega menjual pendidikan untuk perutnya Mereka tak ber-hati bagi orang miskin seperti kita Mereka tak punya perasaan bagi kaum yang terdera kesusahan Pun otak mereka hanya untuk mengagungkan derajat dan kasta Mereka..Mereka semua! Tak segan berlagak seperti dewa Pun berpetuah layaknya raja Tak bisa tersentuh oleh tata cara hukum manusia Karena dia hanya tahu hukum rimba ala Imperialisme warisan Belanda Merekalah penjajah dan penghisap bermuka dua Yakni muka para tuan feodal dan muka komprador cecunguk penjajah negri ini Merekalah pewaris darah tuan tanah Merekalah pewaris para pembunuh yang tangannya berlumur darah Mereka terlalu biasa menghukum orang semau jidatnya Ketika hukum tak lagi sanggup melindungi anak buruh tani seperti kita Ketika hukum hanya menjadi tumpukan kertas tiada guna! Maka Tak ada pilihan lain bagi kita Bertindak lebih maju Menambah barisan kita Mengangkat panji-panji kita Membangkitkan Mengorganisasikan Menggerakan mereka yang masih terlelap Majulah kedepan Tuding dan telanjangi para pembual itu!
Kumpulkan semua teman kerabat Telan bersama kenyataan getir yang melanda kita Kebebasan tak datang cuma-cuma di negri merdeka Kebebasan berkumpul... Berpendapat... Telah menjadi barang langka kita benar tak perlu gusar menuntut hak kita Walau tangan besi birokrasi siap memukul Kita menuntut SPP murah... Mereka bilang kita tak berakhlaq Kita paparkan hukum kemanusiaan... Mereka bilang kita tak berakidah Kita berorganisasi... Mereka bilang kita tak punya nurani Kita berpendapat... Mereka bilang kita mengkoyak kitab sucinya Kita di percaya mahasiswa... Mereka bilang kita tak beragama Itulah cerminan ketakutan otak udang birokrasi Mereka khawatir tak lagi bisa korupsi Mereka takut, tak lagi mampu mengepulkan dapur dari uang SPP kita Kawanku... Mereka sejatinya telah mengubur dirinya sendiri Di tengah bangkitnya kaum muda Di tengah bangkitnya massa di seluruh negeri Mereka anggap kita bisa di binasakan begitu saja Mereka tak pernah sadar akan perilakunya Mereka tak sadar lonceng kematian telah membayangi dominasinya Ah...mereka sudah terendahkan derajatnya di mata kaum muda Ah... mereka tak akan kuasa menanggung malu di depan cermin kedunguan kleniknya Kawanku... Janganlah kita berkecil dada Janganlah kita bersempit otak Mari jadikan rasa susah menjadi gelimang juang Jadikan bara derita menjadi godam para kaum tertindas Mari berjuang!!! Rakyat Pasti menang!!! Jakarta Oktober 2006 Teman Berjuang
Perlawanan 17
BUDAYA Look At This Day
Dan Sang Anak Mulai Bertanya
I thou know and look at this day “She” screamed through the wind If thou know and look at this day “She” growled with the tears fill in If thou know and look at this day “She” in sorrowness, lost all of smile If thou know and look at this day “She” wanna you disappear her pain “She” wanna you guard and befriend Don’t let it gone Rise up all your free hands Bounches your voice without abstain Wake up with your spirit all my friends And light up your spirit then your stand Unite your soul in one line Unite your thought and fight for the glory sands Till the rightness live in our lands Till the glamourus come to all the man Till dream the wind of change stay in this world and we live with the azure “Fight Together for all our rights”
Ibu, katakan kepadaku Kenapa mereka yang seumurku ada disana? Memenuhi tiap sudut lampu merah Apakah mereka tidak sekolah?
By Retno Suryani (FMN STKIP PGRI Jombang)
Ibu, katakan kepadaku Kenapa banyak orang dijalanan? Membawa bendera, spanduk, poster dan pengeras suara Berteriak-teriak dengan semangat dan gegap gempita Apakah benar negara kita telah tergadai Ibu? Ibu, katakan kepadaku Kapan aku bisa makan enak? Apakah kita sudah tidak mampu lagi untuk membeli daging? Kenapa Ibu? Ibu, katakan kepadaku Kenapa di bajumu tertulis kata anti imperialis? Sedangkan tangan kirimu mengepal? Sang Ibu menjawab dengan perlahan Anak ku, itulah jawaban dari semua pertanyaanmu Untuk kemerdekaan, untuk kedaulatan, untuk kehidupan yang layak Untuk itulah kita harus melawan imperialisme! Oleh : I.S Perlawanan 18
GALERI KONGRES
P A T R I O T I K
D E M O K R A T I K
M I L I T A N
Band Punklung dengan alat musik calung, hiburan favorit pada pembukaan Kongres II FMN
Warung panitia selalu “diserbu� peserta ketika masa break sidang pleno atau rapat komisi
Aksi Perdana dengan La m b a n g Ba r u F M N
Perlawanan 19