a lapsed icarus
objectofcontemplation
Prolog
Menyaksikan kejatuhan Harvey Dent yang sebelumnya digadang-gadang Akan menjadi “pahlawan putih” kota Gotham, yang menghadapi dan menyelesaikan permasalahan gangster lewat cara yang legal/beradab, kemungkinan membuka pemaknaan yang berbeda-beda. Bisa saja kita mengapresiasinya sebagai bentuk penulisan naskah film yang apik. Meski tidak menutupi kemungkinan melihatnya sebagai refleksi kehidupan manusia yang umumnya dianggap berakhir tragis.
“The world is cruel. And the only morality in a cruel world... is chance. Unbiased. Unprejudiced. Fair.”
Harvey Dent turned Two-face, to Batman (The Dark Knight, 2008)
Berbanding terbalik dengan para narapidana lainnya, yang berharap besar untuk dapat menghirup udara bebas di luar jeruji, Brooks yang sepuh justru merindukan hari-harinya saat masih berada dalam penjara. Di penjara ia merasa berarti, menjadi pustakawan yang dihargai. Sedang di luar ia hanyalah mantan kriminal tua yang bahkan tidak cukup cakap untuk melakukan pekerjaan yang remeh.
Manusia bisa berupaya sekeras mungkin untuk meraih sesuatu yang dicita-citakan, dan hidup/takdir selalu punya cara untuk “mengoreksi” asumsi kesuksesan itu.
“ I don't like it here.
I'm tired of being afraid all the time. I've decided not to stay. I doubt they'll kick up any fuss.
Not for an old crook like me..”
Brooks Hatlen
(The Shawshank Redemption, 1994)
The Concept of Tragedy
agaknya menjadi menarik bila kita menelaah tragedi. Yang ternyata memiliki sejarah cukup panjang. Dan sedikit banyak mempengaruhi sudut pandang kita dalam melihat realitas.
Tragedi berasal dari salah satu genre Drama Yunani. Tragoidia yang secara harfiah berarti nyanyian kambing. Merujuk pada kambing yang biasa dijadikan persembahan untuk para dewa. Satu jenis drama yang menampilkan penafsiran atas berbagai mitologi Yunani. Dengan tema yang umumnya berkaitan dengan peristiwa yang tersimpan dalam memori kolektif masyarakat seperti perang, pengkhianatan, pencarian pengetahuan dan bencana alam.
Salah satu drama tragedi Yunani yang bahkan masih populer hingga saat ini adalah kisah Oedipus. Yang pergi dari rumahnya demi menghindari ramalan takdirnya yang suram. Yang Meski sekeras apapun ia berusaha, tetap tidak dapat menghindari takdirnya yang sudah ditetapkan.
Perspektif terhadap kehidupan sebagai sesuatu yang tragis, nyatanya memiliki pengaruh yang sangat besar pada khazanah perabaan Barat. Utamanya pada zaman renaisans, dimana banyak tokoh pemikiran yang merujuk kembali pada budaya Yunani dan Romawi dalam memahami realitas.
Tidak terkecuali dalam merumuskan konsep Teologis. Seperti Konsepsi dosa awal “original sin” Kristen abad pertengahan. suatu pandangan yang disinyalir bernuansa romantis tragis atas pengusiran Adam dan Eve dari surga yang menjadi dosa asal bagi tiap manusia.
one must imagine that sisyphus is happy
Hal ini turut berlanjut hingga zaman selanjutnya. Menginspirasi
Nietzche untuk membuat konsepsi Nihilisme yang memandang keberadaan manusia di dunia ini tidak memiliki tujuan (nihil). Untuk melampaui dan menolak segala konsepsi kebenaran dan dualitas mental (baik-buruk, benar-salah) yang ada di barat. Maupun Camus dengan Absurdisme-nya yang meyakini bahwa usaha manusia untuk mencari arti dari kehidupan akan berakhir dengan kegagalan.
Satu metafora yang digunakan Camus untuk menggambarkan kehidupan sebagai sesuatu yang absurd adalah dengan meminjam kisah Yunani tentang Sisyphus. Yang dikutuk dewa untuk mengangkat batu ke atas gunung untuk dijatuhkan kembali dan diulang kembali secara terus-menerus. Camus mengajak kita untuk meyakini bahwa Sisyphus bahagia dalam menjalani hal itu. Sesuatu yang tentunya, Absurd.
Konsep tragedi pada kenyataannya memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk kebudayaan masyarakat. Karena pengertian “culture” (kebudayaan) berkaitan erat dengan usaha pencarian jiwa manusia/roh. sehingga tidak mengherankan bila banyak karya sastra paling terkenal, banyak berkisar tentang cerita-cerita yang tragis.
Romeo and Juliet, Waiting for the Godot sebagai sedikit contoh kisah tragis. Yang sudah banyak diadaptasi ke berbagai format lain (drama, film, buku).
sejatinya kisah yang menyedihkan sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Namun baru pada
konsep tragedi
kita mengenali satu keadaan duka yang langsung
mengentak kesadaran eksistensial manusia.
Syed Muhammad Naquib al-Attas Malaysian Moslem Philosopher
The Concept of Diin
Syed Muhammad Naquib al-attas menjelaskan konsepsi Islam sebagai Diin. yang berkorelasi dengan konsep keberhutangan (indebtedness), keberserahan diri (submissiveness), kekuatan hukum (judicial power) dan kecenderungan alami (natural inclination).
Membawa kita pada penekanan penting tentang konsep keberserahan diri dalam Islam untuk menyikapi berbagai kondisi kehidupan.
Penekanan pada hikmah dari proses penciptaan dunia yang membantah secara tegas pandangan Nihilisme dan Absurdisme. Serta
ketiadaan kontradiksi potensi intelektual dan emosional manusia. Keduanya ada sebagai daya yang mampu kita upayakan untuk sampai pada kebenaran yang hakiki. Yang sumbernya dapat digali melalui Al-Quran dan Sunnah Nabi.
Icarus adalah salah satu kisah Yunani yang bercerita tentang seseorang yang membuat sayap artifisial untuk membantunya terbang ke matahari. Yang pada akhirnya jatuh akibat lilin pada sayapnya yang terbakar akibat panas matahari.
Layaknya Camus, saya tertarik untuk mengkooptasi kisah ini untuk membuat metafora lebih lanjut.
agaknya matahari dapat kita padankan sebagai suatu kebenaran hakiki, yang meskipun dengan susah payah kita usahakan untuk kita dekati, selalu berada di luar jangkauan kita.
Alih-alih menihilkan keberadaan matahari karena ketidakmampuan kita untuk mendekatinya, kita dapat menyusuri jejaknya dengan berusaha menggapai bulan. Yang bersinar dengan memantulkan cahaya dari matahari. Para Nabi yang menjadi utusan Tuhan yang membawa Kalam-Nya.
Mungkin itu bisa jadi strategi yang tepat untuk tidak terbakar saat berusaha menggapai kebenaran.
harapannya, dengan perspektif ini, kita dapat menahan asumsi tentang hakikat hidup sebagai sesuatu yang tragis. dengan bersabar dan berasumsi baik kepada pemilik skenario kehidupan, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Yusuf.
@object_contemplate