Tabloid Indiependen

Page 1

edisi 01 | JUNI 2012

MAIA Estianti ternyata bukan arti sembarangan. Setidaknya, mantan istri musisi Achmad Dhani ini, memiliki “trah” yang tidak biasa. Maia ternyata cicit dari seorang to koh pergerakan HOS Tjokro aminoto, yang hari-hari ini banyak dibicarakan se hubungan dengan wa cana nasionalisme. Ayahanda Maia, Ir Harjono Sigit BS yang mantan Rektor ITS itu adalah cucu dari tokoh legenda ries tersebut. “Biasa saja, tapi mau nggak mau saya harus ikut menjaga nama harum Tjokro aminoto. Tapi itu beban bagi sa ya, tapi malah membanggakan,” jelas Maia ten tang keberadaannya sebagai cicit Tjo kroaminoto. Maka tidak heran jika kini Maia tergo long pelopor di blantika musik Indonesia. Darah pejuang Mbah Yut Maia, Tjo kroaminoto, agak nya merembes pada diri janda mu da itu. Lihat saja, meski ia dalam “lepas” dari Dhani karir mu siknya te tap muncar. Sebelum membentuk Duo Maia, ia sempat membentuk grup musik Ratu bersama Pinkan Mambo, yang juga samasama menjadi backing vocal Dewa 19. Sayang baru sebuah album mereka rilis yakni “Bersama” (2003), Pinkan mundur di tahun 2005. tapi melalui proses audisi, posisi Pinkan bisa digantikan oleh Mulan Kwok yang berubah nama menjadi Mulan Jami lah di tahun 2008. Bersama Mulan, Maia merilis al bum kompilasi

DI tengah wacana nasionalisme hari-hari ini, rasanya “mencubit” nama seorang patriot dari dunia musik Leo Imam Soekarno ko mandan Konser Rakyat Leo Kristi. Dimana dia sekarang? Masih bermusik? Leo masih ada, di Surabaya, dan masih bermu sik meski di luar mainstream in dustri musik Indonesia. Terma suk tidak pernah muncul di layar televise Indonesia. “Seniman musik seperti saya memang sulit mendapat tempat di televise, anda juga pasti tahu bagaimana selera musik penge lolah stasiun televise sekarang. Bagi saya muncul di teve atau ti dak sama saja. Dari dulu saya tidak boros muncul di teve. Da lam bermusik saya bisa bereks presi dimana dan kapan saja, le wat ngamen misalnya,” kata Leo seperti berorasi dengan gagah. Leo memang masih menunjukkan eksisten sinya. Itu dibuk tikan dengan menghadirkan karya terbarunya yang dirilis pada 2010. Anehnya, tanpa menyebutkan judul, album ke-12 ini lebih diminati oleh pasar luar negeri. “Ini memang menarik, album saya malah diminati orang-orang di Australia, Jepang, Amerika Se rikat, Swiss dan Yunani. Di Indonesia sendiri saya punya peng gemar khusus yang meminati CD-CD saya, yaitu komunitas LKers (sebutan komunitas pe nggemar Leo Kristi, red) yang juga sering mengundang saya tampil,” jelas Leo. Selain Gombloh dan Franky Sahelatua yang sudah almar hum, Surabaya beruntung punya Leo Kristi. Seniman musik deng an karakter kerakyatan dan patriotism sangat kental. Boleh di kata, Leo merupakan salah satu dari sedikit pemusik Indonesia yang konsisten mengangkat lirik, melodi, harmoni, dan karakter musiknya dalam nuansa kerak yatan yang riang. Karena itu, tak berlebihan jika Leo menyebut

grupnya sebagai Konser Rakyat Leo Kristi. Nama Leo Kristi dipetik dari tiga kata: Leo Keris dan Sakti dan nama itu menjadi nama gitarnya yang kemudian diangkat menjadi na ma kelompok musiknya Leo Kris ti. Adapun nama asli yang dibe rikan oleh orang tuanya, Imam Soebiantoro dan Roekmini Idayati, adalah Leo Imam Soekarno. Ayah Leo bekerja sebagai pengawas pajak di kantor inspeksi keuangan. Walaupun kehidupan ekonomi orang tua nya serba cukup, sifat kerakyatan sudah kelihatan dalam pribadi nya. Leo kecil suka mencuri wak tu tidur siang dan pergi bermain bersama teman-temannya, jajan di pinggir jalan, bergaul dengan anak kampung, bermain lumpur, menyanyi di belakang gubuk gelandangan. Sejak kecil Leo sudah menunjukkan bakat di bidang musik. Melihat bakap tersbut, sang ayah memberi hadiah sebuah gitar. Semasa SMA, dia sudah memimpin sebuah grup band. Sempat kuliah di ITS jurusan arsitektur sampai tingkat dua, Leo memilih keluar karena jiwa seninya jauh lebih menonjol katimbang menekuni rumus-ru mus arsitektur. zcs

24

pertama bertema “Ratu & Friends” (2005) dengan single “Teman Tapi Mesra” dan “Di Dadaku Ada Kamu”. Setahun kemu dian, Ratu kembali merilis album “Nomer Satu” , dengan lagu andal an “Lelaki Buaya Darat” dan “Dear Deary”. Tetapi Mulan kemudian hengkang dari Ratu di awal 2007. Setelah vakum selama satu tahun Maia kembali dengan formasi baru Duo Maia bersama Mey Chan. Me reka kemudian merilis album per dana bertajuk “Maia & Friends” (2008) dengan lagu andalan “Ingat Kamu dan EGP” Selain menyanyi Maia juga ter jun ke dunia acting. Maia sempat menjadi salah satu pemeran ko medi Extravaganza di Trans TV (2006) tetapi kemudian berhenti di tahun 2007. Maia pun sempat ber main di beberapa episode di situasi komedi OB di RCTI. Maia kemudi an menjadi bintang tamu di film ho ror “Lantai 13” (2007). Dalam perkembangan karirnya sebagai musisi, Maia menjadi pro duser grup vocal Pasto. Dalam Duo Maia ia menggaet artis Cinta Laura untuk duet di lagu “Pengkhianat Cin ta”. Lagu ini ada di album terbaru Dua Maia “Sang Juara”. Satu lagi prestasi yang ditoreh kan Maia pada Mei 2009, lagu cip taannya TTM dibeli oleh salah satu grup di Swedia, menggunakan irama yang sama hanya berganti lirik dan judul menjadi “Dreaming of Time”. Lagu ini sempat populer karena sering diputar pada salah satu radio di Amerika Serikat. Maia ternyata juga berhasil menorehkan karir di luar dunia musik, pada akhir Nopember 2010 ia dinobatkan sebagai Duta Anti Kekerasan Terhadap Perempuan oleh Kementrian Negara Pemberda yaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Di sini Maia akan terlibat da lam upaya pencegahan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Maia juga akan mengkampanye kan bagaimana caranya mencegah terjadinya kekerasan karena KDRT diawali adanya persoalan dalam ke luarga. KDRT yang dialaminya ke tika menjadi istri Achmad Dhani menjadi pengalaman yang ber harga, juga sikapnya yang gigih menjadi contoh perempuan yang lain yang menghadapi kasus se macam. zcs


edisi 01 | JUNI 2012

Memaknai Kehadiran Tabloid Indiependen MEDIA massa di Indonesia pernah mengalami kondisi represif selama 32 tahun berkuasanya rezim Orde Baru, di mana saat itu praktis tidak ada kebebasan pers. Ancaman pembreidelan atau pencabutan izin penerbitan selalu menghantui pengelola media cetak. Namun pasca Orde Baru media massa menikmati kebebasan yang luar biasa. Sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaimana media dapat memanfaatkan anugerah kebebasan yang sudah ada untuk mendukung upaya pembentukan karakter bangsa. Hal ini menjadi salah satu misi dari penerbitan tabloid Indiependen yang mengusung jargon Media Berpikir Merdeka. Sesuai dengan fungsinya, media ini menyajikan informasi yang mendidik, menghibur, untuk mewarnai perkembangan demokrasi serta melakukan kontrol sosial. Dalam mewujudkan peran tersebut tabloid Indiependen memilih dan menetapkan isu-isu berita yang dianggap penting, yang harus diperhatikan oleh publik, dan perlu segera ditangani oleh pemerintah. Hal itu bisa disimak pada sajian Edisi Perdana yang kini hadir di hadapan pembaca. Di tengah kondisi bangsa Indonesia yang carut-marut saat ini, rakyat Indonesia sepertinya disadarkan kembali oleh alam semesta untuk menoleh ajaran-ajaran Bung Karno. Rakyat sudah jenuh dengan beragam masalah politik, ekonomi neolib, sosial, budaya, konflik horizontal, dan kekerasan di semua lini kehidupan, sekarang bangsa Indonesia merindukan sosok Soekarno. Bapak Bangsa yang banyak dibicarakan dunia, dikagumi dan dipuja negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin ini dipandang sebagai inspirator nasionalisme. Berdasar pertimbangan tersebut Bung Karno sebagai Arek Suroboyo disuguhkan sebagai Laporan Utama. Disamping menggali opini dari sumber-sumber pilihan, penyajian topik Soekarno diselaraskan dengan ‘keistimewaan’ bulan Juni, dimana segenap warga bangsa memperingati Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni. Tanggal 6 Juni dikenal Hari Lahir Bung Karno dan tanggal 21 Juni merupakan Hari Wafat Bung Karno. Berdasar keistimewaan tersebut tabloid Indiependen kemudian memilih tanggal 22 Juni sebagai penanda kehadirannya di tengah publik untuk pertama kali. Berbagai kasus besar yang tengah ramai dibicarakan seperti adanya korupsi pembangunan Sport Centre di Hambalang, Bogor kami sajikan sebagai materi pendukung yang patut diapreasiasi agar kasus tersebut segera terbongkar. Ramainya penyelundupan narkoba oleh jaringan internasional akhir-akhir ini pun perlu dicermati secara seksama karena Indonesia dijadikan surga oleh para bandar dalam mengeruk keuntungan. Info lain yang mengusik perhatian publik adalah adanya rencana penutupan lokalisasi di Jawa Timur yang penyelesaiannya ditarget pada tahun 2014. Di tengah keberadaan media baru yang begitu marak menyajikan tema-tema kriminal, seks dan gaya hidup, tabloid Indiependen – yang dimenej secara indie – dengan sadar memilih ‘jalan sunyi’ untuk mengusung isu-isu kebangsaan dan nasionalisme yang sekarang mulai gencar dibicarakan. Segenap pengawal manajemen dan redaksi memahami bahwa pilihan ini tidak gampang tetapi harus dilakukan sebagai spirit perjuangan. Kita memang sedang membutuhkan asupan nasionalisme untuk menggugah kesadaran warga bangsa yang perjalanan negaranya semakin jauh dari cita-cita luhur para pendiri republik ini. Selamat membaca.

2

FORUM PUBLIK BRI-Mandiri Transaksi Tunai Antar Bank Mengecewakan SAYA adalah nasabah Bank BRI. Pada tanggal 8 April 2012, saya melakukan transaksi penarikan uang sebesar Rp 1.000.000,- di ATM Bank Mandiri RSI Wonokromo, Surabaya dengan menggunakan kartu ATM Bank BRI. Uang ini akan saya pergunakan untuk membayar biaya rumah sakit Ayah saya yang sedang dirawat disana. Setelah menunggu lebih dari 10 menit, uang tidak juga keluar dan muncul tulisan di layar mesin ATM bahwa transaksi gagal. Saya tunggu sampai 15 menit di luar mesin ATM namun uang memang tidak keluar sampai ada nasabah lain yang melakukan transaksi berikutnya. Pada hari itu juga saya melakukan pengecekan melalui internet banking BRI, terlihat ada transaksi mutasi debet sebesar Rp 1.000.000,- dan biaya transaksi sebesar Rp 3.900,namun di bawahnya ada mutasi kredit dengan jumlah yang sama (mutasi tersebut sudah saya foto). Disini saya merasa lega karena itu berarti saldo rekening saya tidak terpotong. Dua hari kemudian, saya kembali mengecek mutasi rekening saya, (lagi-lagi) melalui internet banking. Ternyata transaksi mutasi kredit di atas menghilang. Jadi saldo saya berkurang padahal transaksi penarikan tersebut jelas gagal. Saya melaporkan permasalahan ini ke Call BRI 14017. Nomor pengaduan saya 2749195. Petugas Call BRI meminta saya menunggu maksimal 17 hari untuk penyelesaian keluhan saya tersebut. Pada tanggal 3 Mei 2012, saya mendapatkan sms dari Bank BRI yang menginformasikan bahwa terkait pengaduan saya tersebut, berdasarkan penelitian pihak BRI, transaksi tersebut normal/sukses. Merasa tidak puas dengan jawaban dari sms (yang benar-benar singkat) tersebut, saya melapor ke Kantor Kas Bank BRI di stasiun Gambir (karena dekat dengan kantor) dengan membawa print mutasi rekening terbaru dari internet banking dan print foto mutasi rekening ketika transaksi pendebetan dan penkreditan tersebut terjadi, namun sampai sekarang belum ada tanggapan lebih lanjut. Saya sebagai nasabah merasa dirugikan karena rekening saya benar-benar terdebet dengan jumlah yang tidak kecil sementara uang tidak keluar. Saya memohon tanggapan dari Bank BRI maupun Bank Mandiri atas permasalahan saya ini. Terima kasih.

Dhewi Pertiwi Bungurasih Tengah RT 3 RW 3 Waru - Sidoarjo

Koper Hilang di Lion Air PADA 14 April 2012 pukul 17:45 saya melakukan penerbangan dari Surabaya menuju Jakarta dengan pesawat Lion Air, nomor penerbangan JT 0579. Sesampai di Jakarta, saya menunggu bagasi saya yaitu sebuah koper beserta isinya. Hingga bagasi terakhir ternyata koper saya tidak juga ada. Lalu saya melaporkan kehilangan koper saya, dan saya didata untuk diberi bukti laporan kehilangan barang (Property Irregularity Report). Hari berlalu hari, hingga satu minggu sudah, saya juga belum dikabari dari pihak Lion Air tentang bagaimana nasib koper saya yang hilang. Pada 20 April, saya datang ke kantor Lion Air di Jalan Gajah Mada Jakarta Barat, disana saya diterima oleh salah satu staff Customer Services bagian kehilangan barang. Staff tersebut mengatakan kalau saya harus menunggu selama satu bulan, karena koper saya sedang dicari, dan setelah satu bulan nanti saya akan dikabari. Hampir dua bulan sudah berlalu, sampai saya tulis surat pembaca ini, tidak juga ada kabar dari pihak Lion Air. Dimana tanggung jawab pihak Lion Air yang terkesan lari dari tanggung jawab? Janji untuk menelpon pun tidak pernah dilakukan sama sekali. Kalau memang koper saya hilang pihak Lion Air harusnya memberitahu saya, dan mengganti kehilangan koper saya seperti yang dijanjikan pihak Lion Air. Harusnya pihak Lion Air lebih memperhatikan pelayanannya untuk kenyamanan konsumen. Bukan terkesan lari dari tanggung jawab.

Apollonius Soehermanto JL. Jambangan No.36 RT02/RW04 - Surabaya

edisi 01 | JUNI 2012

Tradisi Soyo Luntur Konflik Sosial Muncul SOYO, merupakah sebuah tradisi yang pernah hidup mengakar di masyarakat pedesaan Jawa. Tradisi tersebut menyiratkan keguyuban dan solidaritas yang begitu kental namun sekarang memudar seiring dengan tumbuhnya desa-desa transisi. Di saat yang sama, konflik-konflik sosial kerap merebak. Adakah korelasi antara lunturnya tradisi soyo dengan merebaknya konflik sosial di desa-desa transisi? SEORANG pengamat sosiologi pedesa an, Zulkarnaen Nasution berpendapat, salah satu potensi konflik yang terjadi pada masyarakat desa secara langsung dan terbuka adalah antara warga dusun (ma syarakat kampung) dengan warga pe rumahan (masyarakat pendatang) sebagai masyarakat desa transisi. Masyarakat desa transisi adalah masyarakat tinggal di pe rumahan dan pemukiman baru di daerah pinggiran kota atau pinggiran pedesaan. Pada masyarakat desa transisi, me miliki peluang konflik yakni antara warga perumahan dengan warga dusun. Ini karena konsep pembangunan developer kurang memberikan peluang inte grasi sosial antara warga perumahan de ngan warga dusun. Di masa lalu masyarakat desa dike nal memiliki sifat gotong royong yang kuat. Gotong royong merupakan suatu bentuk saling tolong menolong tanpa pamrih.

Solidaritas Sosial Dalam masyarakat primer – di pedesa an – dicirikan sebagai masyarakat yang guyub, tepa selira, dan jalinan kerjasa manya erat. Tetapi dalam masya rakat tipe

sekunder - perkotaan - justru seba liknya. Dahulu masya rakat desa dalam khazanah sosiologi dikenal dengan sebutan masya rakat primer. Namun kini proses sosildaritas sosial dan tingkat partisipasi tidak berjalan se bagaimana mestinya. Proses memudar nya ikatan kerjasama itu disebabkan ber bagai faktor, seperti masuknya nilai-nilai kapitalisme, perubahan sosial bu daya, migrasi, urbanisasi, dan lainnya. Selain itu pada era globalisasi dan in formasi telah terjadi perubahan pada ber bagai aspek yang mendorong keterbukaan pada hampir di semua aspek dan sistem kehidupan manusia termasuk pada ma syarakat desa. Karakteristik masya rakat desa transisi ini meliputi terjadinya tum pang tindih nilai-nilai tradisional dengan pro ses modern. Di satu sisi nilai-nilai mo dern yang mempengaruhi perilaku ma syarakat desa untuk meninggalkan ni lai-nilai tradisional, di sisi lain nilai-nilai tradisional yang positif harus bisa diper tahankan dan tidak harus dihilangkan. Diantaranya tradisi soyo yakni mem bantu membangun atau merenovasi ru mah tetang ga tanpa upah). Tradisi melayat

Tradisi ‘soyo’ sebagai warisan budaya yang bersifat gotong royong dalam meringankan beban antara-sesama kini semakin memudar di tengah kehidupan modern yang idividualistik.

mendatangi keluarga tetangga yang di timpa musibah meninggal. Tradisi ‘rewang’ membantu tenaga pada tetangga yang punya hajat. Tradisi ‘kelonthang’ yakni mem beri sumbangan tetangga yang tertimpa musibah kematian dimasukkan ke dalam kota kardus atau kaleng. Tra disi ‘bowo’ ada lah memberi sumbangan uang pada tetangga yang menyeleng garakan ha jatan, dan tradisi lainnya. Kini masyarakat berubah heterogin, se perti tingkat pendidikan, pekerjaan, dan kepercayaan. Akibatnya terjadinya perten tangan nilai-nilai yang dibangun masya rakat pendatang de ngan masyarakat asli dan menimbulkan ke cemburan so sial. Faktor lainnya, masyarakat desa me ngalami peralihan dari mata pencahari an di bidang agraris berubah ke mata pen caharian non agraris. Fenomena ini sangat tampak pada masyarakat desa transisi oleh adanya pergeseran solida ritas.

Guna memelihara nilai-nilai solidari tas sosial dan partisipasi masyarakat secara suka rela dalam pembangunan era se karang perlu ditumbuhkan inte raksi sosial. Sosildaritas sosial adalah perasaan yang secara kelompok memiliki nilai-nilai yang sama atau kewajiban moral untuk meme nuhi harapan-harapan peran. Tradisi solidaritas sosial yang ada pada masyarakat kita secara terus menerus harus tetap dilestarikan dari generasi ke generasi. Tetapi unsur kekuatan yang mengubah adalah modernisasi yang telah mempe ngaruhi tradisi solidaritas sosial. Seperti adanya perubahan tingkat sosial dan corak gaya hidup kadang-kadang menciptakan kerenggangan diantara sesama anggota keluarga atau adanya egoistik yang terlalu memen tingkan diri sendiri dan keluarga la lu mengorbankan kepentingan masya rakat. zcs

Dr. Dede Oetomo

Eddy Rusiyanto. SH

Eka Kusuma Sundari, Dra:.Ec. MA. MDE

Kandidat Komnas HAM

Anggota DPRD Kota Surabaya

Anggota Komisi III DPR RI

Ir. Supartono

Maria Lucia Lindhajany. SH

Ariyani, SH

Anggota DPD RI

Notaris & PPAT Kota Surabaya Jl. Untung Suropati 80 Surabaya

Notaris & PPAT Kota Surabaya Jl. Ngagel Timur 11

J. Andy Hartanto, SH MH Ir MMT

Sumarso & Partner

Notaris & PPAT Kota Surabaya Darmo Park II Blok II No 9 & 11

Advokat Jl. Joyoboyo 27C

SURABAYA CHILDREN CRISIS CENTRE

rep: matanews.com

EDISI 1 JUNI 2012

Dewan Pakar : PIETER A. ROHI – TRIMOELJA D. SOERJADI – Prof. Dr. EMAN RAMELAN, SH, MS – Prof. Dr. FRANS LIMAHELU, SH, LLm – YOYON NOROYONO – PIPIT ROCHIJAT KARTAWIJAJA – NIRWAN DEWANTO – DANU RUDIONO z Pemimpin Umum : CHRISMAN HADI z Pemimpin Perusahaan : M. TAUFIK SIDIKI z Pemimpin Redaksi: ROKIMDAKAS z Redaksi : CAHYO SUDARSO – ANTOK WARDIANTO – JAKA MUJIANA z BIRO: THERESIA EVA (BLITAR) - HADI CIPTONO (JAKARTA) - ARIEF W. DJATI (BANDUNG) - MIMI SAVITRI, MA, Phd (LONDON) z Sekretaris Redaksi: MAWAN MARDIJANTO,SH z Grafis: DANY SETIAWAN z Sirkulasi : BRAM TJONDRO OETOMO, ST z Marketing : TOGA SIDAURUK z Penasihat Hukum : HADI PRANOTO, SH, MH z Alamat Redaksi : Kampung Malang Kulon 2/1 Surabaya 60263 Telp.031.5452330 Fax.031.5344252 HP. 081.21606972, 0857.33084848 z E-mail : tabloid_indiependen@yahoo.com z Bank BCA No.0885005247 a/n Chrisman Hadi z Penerbit : CV MUSTIKA ABADI

23


edisi 01 | JUNI 2012

22

edisi 01 | JUNI 2012

3

Para anggota BNN sedang menunjukkan sabu hasil sitaan

Anom Surono

Perajin Wayang Gaya Jawatimuran Anom Surono sedang menunjukkan wayang garapannya

CUKUP banyak dalang wayang kulit yang memiliki beragam profesi, satu diantaranya adalah Anom Surono. Alumni SMKN 9 tahun ini di sela kegiatannya mendalang, dia menyungging wayang kulit gaya Jawa Timuran. Hampir seluruh dalang Jawa Timuran menjadi pelanggan setianya. Sebagai tambahan income dia juga menjadi pengrawit untuk menghibur beragam hajatan. Bagi Anom Surono, Kesenian tradisio nal telah dilibati semenjak dia masih kanakkanak karena bapaknya, Rasnawi selain menjadi nelayan juga mendalang dan me nyungging wayang. “Saat masih Sekolah Dasar saya gemar melihat pertunjukan wayang kulit, terutama jika bapak sedang pentas saya selalu ikut. Kemudian di rumah saya coba menirukan dan lama kelamaan bisa mendalang gaya Surakarta,” tutur alumni SMK Negeri 9 Surabaya jurusan pedalangan tersebut. Bapak dua putra asal Desa Pandang an, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rem bang yang sekarang bersama keluarganya berdomisili di Rusun Tambak Sawah Blok D/1 Waru Sidoarjo ini menghabiskan waktunya dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kesenian tradisional. Salah satu kegiatan rutinnnya adalah menyungging wayang gaya Jawa Timur. Alasan Anom terhadap materi pilihan nya tersebut karena jenis wayang pesisiran ini sepi kompetitor. “Umumnya penatah wa yang menggarap gaya Solo atau Jogja sehingga kalau saya menggarap Jawa Timuran tidak akan menghadapi banyak pesaing. Diantara sekian penatah yang ada di Jawa Timur, boleh dikata hanya saya yang spesialis wayang Jawa Timuran,” tutur alumni SD di Pandangan dan SMP di Tu ban sebelum melanjutkan ke SMKN 9 Surabaya. Ketrampilan warisan dari bapaknya ini akan terus dikembangkan sebagai profesi pelengkap di tengah kegiatannya menda lang yang tanggapannya kurang ajeg se hingga hasil dari menatah wayang bisa melengkapi kebutuhan rumah tangganya yang dibangun bersama istrinya, Titis. Kelebihan Anom dalam menatah wayang karena dia juga sebagai dalang sehingga mampu menampilkan ‘wanda’ atau ciri, bentuk dan ekspresi wayang yang jarang dikuasai oleh penatah wayang lain. Tentang hubungan dalang dengan wayang, Anom masih ingat penuturan Bambang Suwarno SKar Mhum, dosen pedalangan STSI Surakarta pada saat workshop di Taman Budaya. Dia katakan,

sebenarnya seorang dalang tidak bisa berdiri sendiri. Hidupnya dalang itu ter gantung pada wayang begitu juga sebaliknya. Namun yang mengherankan tidak semua dalang paham tentang wayang terutama ‘wanda’ yaitu ciri, bentuk dan ekspresi wayang. Untuk itu kiprah penatah yang fasih tentang pen ciptaan wayang sangat diperlukan. Perbedaan yang paling mencolok antara wayang Jawa Timuran dengan Solo atau Jogja adalah pada pewarnaan yang saling bertolak belakang. Jika Solo dan Jogja dominan menggunakan warna merah kekuningan dan menghindari hijau kebiruan namun justru wayang Jawa Timuran justru menggunakan warna yang ‘dibenci’ dengan mengunggulkan warna biru, biru dengan aksen putih. “Perbedaan tersebut banyak tidak dipahami oleh penatah wayang Jawa Timuran maupun komunitas pedalangan. Padahal wayang pesisiran seperti yang pernah berkembang di Gresik, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo dan sekitarnya umumnya berwarna hijau kebiruan,” tutur

Tingginya prekuensi pementasan wayang Jawatimuran dampaknya amat dirasakan oleh Anom Surono selaku perajin wayang kulit. Hasil karyanya tidak sempat tersimpan lama karena keburu dibeli oleh para dalang untuk menam bah koleksinya. Di Surabaya hanya dia satu-satunya perajian wayang yang bertahan di tengah marak produk pabrikan

“Hanya saja kadang untuk menggarap wayang saya membutuhnya adanya ‘mood’, jika suasana batin sedang kurang bagus biasanya saya tidak menggarap karena bisa berpengaruh secara langsung pada hasil garapan. Begitu juga sebaliknya, jika sedang ‘mood’ meski menggarap se harian seakan tidak terasa,” terang Anom. Anehnya, meski dia menggarap wa yang namun ketika mendapat tanggapan malah menyewa pada orang lain. Dia mengaku, baru bisa menyimpan beberapa tokoh wayang seperti Seno, Gatutkoco, Ontorejo, Semar dan Bagong sementara sebagian besar hasil karyanya terjual. “Sekarang saya mulai menyadari betapa perlunya mempunyai wayang sendiri. Untuk itu saya akan menyisahkan karya untuk melengkapi koleksi pribadi,” tutur Anom.

Anak-anak sedang mengamati Anom Surono menggarap karyanya

Anom seraya menjelaskan pola pewarna an yang selalu diawali dari bawah ke atas. Bagian wajah paling akhir karena kalau dari wajah dulu jika hasilnya kurang bagus maka akan menghilangkan semangat pe nggarapnya untuk melanjutkan. Semen tara waktu pengerjaan yang bagus adalah pukul 7.00 hingga 11.00 karena kalau sudah menginjak pukul 12.00 efek sinar matahari kurang bagus bagi mata penggarapnya.

Selain segi pewarnaan terdapat perbedaan pada wayang Solo, Jogja atau Jawa Tengahan yang dilengkapi peran punakawan atas Semar, Petruk, Gareng dan Bagong maka pada wayang Jawa Timuran formasinya terdiri atas Semar, Bagong dan Besut. Tokoh Semar dalam wayang kulit gaya Jawa Timuran memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dan agak berbeda di bandingkan perannya dalam dunia perge

laran wayang Jawa Tengahan dan Yogya karta. Melalui tokoh Semar, akan dapat di pahami bagaimana konstruksi sebuah la kon disajikan dan bagaimana lakon diberi makna atau dikomunikasikan kepada pu blik. Sebaliknya, publik menghayati dan me nangkap pesan lakon melalui tokoh Semar. Sepengetahuan Anom, bahan yang digunakan untuk pembuatan wayang berasal dari kulit kerbau atau sapi. Ada dua jenis bahan yang digunakan yaitu mentahan dan siang garap. Untuk kulit mentahan harganya Rp 500 ribu per lem bar sedangkan kulit siap pakai mencapai Rp 800 ribu. Setiap lembar menghasilkan 10 sampai 12 buah wayang. Ditanya tentang harga wayang di pasaran, menurut Anom tergantung dari klasifikasi cat. Untuk wayang kelas satu yang menggunakan prada emas dengan gapit tanduk kerbau bule berkisar antara Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Agar selaras dengan kualitas wayangnya maka perlu menggunakan gapit dari tanduk kerbau bule yang warna tulangnya keputihan sehingga kesannya elegan. Untuk wayang kelas dua mengguna kan prada ‘grenjeng’ juga menggunakan gapit tanduk kerbau bule berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta sedangkan yang kelas tiga menggunakan cat bron emas dengan gapit kayu harganya antara Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu. Saat ditanya harga jual karyanya, Anom mengaku selama ini tidak pernah membandrol. Meski begitu pembelinya yang rata-rata dalang sudah bisa memberi ancar-ancar harganya yang berkisar antara Rp 300 sampai Rp 500 ribu per wayang, tergantung model. Padahal untuk satu wayang kadang selesai dalam tempo sebulan. Di tengah maraknya apresian wayang kulit Jawa Timuran tampaknya kurang berimbang dengan keberadaan penatah yang kian surut. Kini hanya beberapa wila yah di Jawa Timur yang bisa didapati pena tah wayang karena lemahnya kaderisasi serta menurunnya minat masyarakat untuk melibati tatah sungging wayang kulit. Kenyataan itulah yang menggugah Anom Surono semakin bersemangat untuk menatah wayang Jawa Timuran. zrd

Di tengah kontroversi grasi presiden memberi potongan hukuman 5 tahun bagi ratu mariyuana asal Australia, Schapelle Leigh Corby, muncul warta mengejutkan. Pil ekstasi sejumlah 1,4 juta butir lebih, senilai 400 milyar rupiah dalam kontainer yang dikirim dari China berhasil diringkus Badan Narkotika Nasional (BNN) di Tanjung Priok Jakarta. KEKAGETAN publik belum redah. Di Bali, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Internasional Ngurah Rai, menangkap Lind say June Sandiford, penyelundup kokain seberat 4,791 kilogram yang disimpan dalam kopernya. Ibu rumah tangga asal Inggris ini ditangkap beberapa saat setelah turun dari pesawat Thai Airways pener bangan dari Bangkok. “ Jenis kokain yang dibawa pelaku sa ngat langka. Di pasar gelap harganya bisa mencapai Rp 5 juta per gram. Jadi keselu ruhan kokain itu harganya mendekati Rp 24 milyar rupiah,” jelas I Made Wijaya, Kepala Kantor Pelayanan Beya Cukai Bandara Ngurah Rai. Dalam kasus ini Lindsay menyeret na ma warga Inggris lainnya yakni Rachel Dou gall, Julian Ponder dan Paul Beales serta seorang lagi warga India. Nama-nama ini sudah lama tinggal di Bali. Tidak berselang lama publik kembali di kejutkan dengan penggrebekan di sebuah apartemen di Jakarta. Di apartemen me wah ini polisi berhasil mengamankan 25 kilogram sabu-sabu dan membekuk dua tersangka, yakni seorang warga Malaysia dan seorang lagi diketahui warga India. Nama yang terakhir ini terpaksa di-dor polisi karena melawan. Berdasarkan pengem bangan dari pelaku Edison Wijaya dan Wangranyo Kasar, polisi kembali menda patkan Gudang Sabu di Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat dengan menemukan tempat penyimpanan sabu sebanyak 150 kilogram (6/6/2012).

Jenis sabu-sabu ini tergolong istimewa, pemakai biasa menyebut sebagai jenis ma du. Harganya pun lebih mahal dibanding sabu jenis biasa. Di pasar gelap jenis sabu madu ini per gramnya bisa mencapai Rp 2 juta, jelas seorang polisi yang menangani kasus ini. Edan !! Ganja kering siap pakai dari Aceh seberat 1,8 ton nyaris lolos diselundupkan keluar dari pelabuhan Bakahueni, Lam pung. Untung jajaran kepolisian sektor pe labuhan (KSPK) Bakahueni sigap me nangkap colt diesel pengangkut barang haram itu. “Ganja ini akan dikirim ke Bogor,” jelas seorang polisi. Ia merinci, ganja-ganja itu dikemas dalam 43 karung dan 1936 paket kecil dan disamarkan di bawah tumpukan sabut kelapa. “Tapi anjing pelacak yang diturunkan polisi tidak bisa dibohongi. Lalu dilakukan penggeledahan, dan benar, di bawah sabut kelapa dalam bak truk itu ternyata ganja,” jelas AKBP Sulistyoningsih, Kabid Humas Polda Lampung.

Kotor Kini sederet kasus-kasus narkoba itu tengah diproses dalam penyidikan. Akankah transparan sampai di meja hijau? Itulah yang selalu menjadi pertanyaan publik terhadap kasus-kasus narkoba kelas kakap. Misalnya bagaimana mengaman kan barang bukti, “bermain” bersihkah an tara terdakwa, polisi, jaksa dan hakim? “Kotor,” ujar sumber indiependen,

singkat. Apa yang kotor? “Ah, apa sampean ini pura-pura?” katanya lagi. “Benar saya tidak mengerti.” Sejak penangkapan, pe meriksaan, penyidikan, sampai di persi dangan nanti, kotor! Semua ujung-ujung nya duit. Supaya tidak dipermak polisi, duit. Mengubah pasal atau mengurangi barang bukti juga duit, jelas sumber itu. Menurut sosok yang sudah malang melintang di dunia narkoba sejak 1994 ini, tertangkap dalam kasus narkoba ibarat dirampok. Saat penggeledahan, misalnya, apa saja diangkut. “Untuk diamankan seba gai barang bukti,” katanya, “ nanti sampai selesai sidang dikembalikan, tetapi sampai selesai menjalani hukuman juga tidak pernah kunjung kembali.” kisah sumber yang sudah empat kali masuk bui dalam kasus narkoba ini. Sebagai bandar (pengedar besar) dia mengaku tidak percaya pada ekspose pe musnahan barang bukti. “Untuk miras, pil koplo dan ganja, mungkin benar dimusnah kan tapi eksktasi dan sabu-sabu saya tidak yakin,” kata sumber yang pernah sukses mengelolah percetakan ini. Ia tidak percaya barang bukti ekstasi dan sabu-sabu dimusnahkan karena pengalaman pribadi. Pernah suatu ketika ia memborong barang bukti berupa ekstasi dan sabu-sabu dalam jumlah besar. “Polisi punya orang untuk melego barang-barang bukti itu. Orang ini pastinya punya akses khusus dengan kepolisian,” jelasnya. Tapi sekarang sumber ini tidak perlu lagi peran tara untuk bisa mengakses barang bukti di kepolisian karena ia sudah bisa melaku kannya sendiri. “Sepertinya polisi juga berhubungan dengan kejaksanaan,” ujar nya meraba.

Paling Mahal

Berbagai jenis ekstasi yang beredar di Indonesia

Keberhasilan BNN mematahkan pe nyelundupan 1,4 butir lebih pil ekstasi alias inek alias ik “cepat” diapresiasi bandarbandar besar di Surabaya. Yang terjadi, kepanikan bakal terjadi adanya kekosong an “barang”, kualitas (KW) istimewa produk China itu. “ Produk China memang favorit, selain banyak macamnya juga enak,” ujar

sumber indiependen yang lain. Sumber ini pemasok ineks dan sabu di sejumlah diskotik dan karaoke Surabaya. Jika saja ekstasi dari China itu lolos ia mengaku akan ikut menikmati. Bos di Ja karta katanya, sudah berjanji akan mema sok dirinya dalam jumlah cukup besar. “Paling tidak 50 sampai 100 ribu butir saya terima seperti dua bulan lalu,” jelas mania clubbing ini. Pernyataan sumber ini bisa jadi benar. Sebab juru bicara BNN, Sumirat Dwiyanto, mengatakan ekstasi dari China itu ren cananya akan didistribusikan ke sejumlah Bandar di tempat-tempat hiburan di Ja karta, Surabaya, Bandung, Semarang , Bali, Medan dan Makassar. “Sementara seperti itu pengakuan mereka. Tapi kami akan terus melakukan pengembangan untuk menyelidiki penang kapan ke bawah dan ke atas agar kasus ini benar-benar tuntas,” jelas Sumirat. Perihal Indonesia, acapkali dibanjiri narkoba dari luar, menurut sumber tadi karena harga narkoba di Indonesia tergolong paling mahal dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. “Di Malaysia, Filipina, Thailand atau China sen diri harga sabu-sabu Cuma Rp 400 sampai Rp 600 ribu per gram. Sedang ekstasi hanya Rp 60 sampai Rp 80 dribu per butir. Tapi di sini, sabu di pasar gelap bisa sampai Rp 2 juta per gram. Sedangkan ekstasi Rp 300 sampai Rp 500 ribu per butir. Apa kenyataan itu tidak merangsang orang berdagang narkoba di sini?” jelas bandar besar yang mengaku berhenti meng konsumsi narkoba ini. Tapi kenapa harga narkoba sampai sebegitu mahal? Menurut dia, karena ada nya “kompromi-kompromi” di lapangan yang menguras biaya tidak kecil. Keli hatannya hebat, sering terjadi penang kapan. Tapi sebenarnya yang lolos jauh le bih banyak karena adanya kompromikompromi di lapangan tadi,” je lasnya. “Kompromi dimaksudkan adalah se macam pungli (pungutan liar), pajak di bawah tangan atau sekadar mel-melan. Ini terjadi bisa di sepanjang perjalanan peredaran narkoba itu sendiri. “Kompro mi itu terjadi sejak di kepolisian, kejaksa an, ke hakiman bahkan juga di penjara, ada kompromi-kompromi yang membu tuhkan biaya yang akhirnya dibeban kan pada konsumen dengan menjual mahal narkoba,” tuturnya sambil ter senyum penuh arti. zcs


edisi 01 | JUNI 2012

4

edisi 01 | JUNI 2012

Bung Karno Arek Suroboyo Inspirator Nasionalisme Bagi bangsa Indonesia tidak ada sosok yang begitu inspiratif selain Soekarno. Meski sejarahnya pernah diputar balikkan Soeharto saat mengendalikan rezim Orde Baru selama lebih dari 30 tahun akan tetapi rakyat Indonesia tetap mengenang Sang Proklamator dengan penuh kerinduan. Apapun kisah tentang Bung Karno sepertinya sosok Arek Suroboyo ini terlahir kembali. Terlebih ketika pemikirannya amat relevan dijadikan pijakan untuk menghadapi kapitalis liberal yang sekarang menguasai hampir seluruh kekayaan Indonesia. SAMPAI hari ini belum ada yang bisa menandingi sosok Soekarno yang begitu banyak dibicarakan dunia. Ia dikagumi dan dipuja negara-negara di tiga benua, Asia, Afrika, dan Amerika Latin sebagai inspirator nasionalisme. Bahkan di Eropa Timur pun nama Soekarno sangat popu ler dan harum. Kebangkitan negara-negara Amerika Latin pada awal milenium ini menurut pengakuan para pemim pin mereka juga karena diilhami keberanian Soekarno menolak kapitalisme yang menghisap habis darah ne gara-negara kaya sumber daya alam tapi lemah dalam dana dan tekhnologi. Diawali Chaves dan

Oemar Said Tjokroaminoto di rumahnya, Kampung Pe neleh gang 7 Surabaya. Di rumah guru sejati kaum per gerakan Indonesia itu memang difungsikan untuk kos-kosan bagi para pelajar. Selain Soekarno di sana juga ada Musso, Alimin, Semaun dan Karto Soewirjo. Tjokro merupakan pemimpin orga nisasi Sarekat Islam (SI) sejak dia berga bung pada bulan Mei 1912. Ia banyak berjasa dalam meningkatkan kesadaran dan nasionalisme bangsanya. Disebut guru sejati karena dari seorang Tjokro kelak lahir tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno ber haluan nasio nalis, Musso dan Alimin (ko munis), Karto Soewirjo berha luan Islam.

Polemik Kelahiran Sejarah ten tang Bung Kar no telah diteng gelamkan Soe harto yang mem proklamirkan diri sebagai pe nguasa Orde Baru dari tahun Rumah kelahiran Bung Karno di Kampung Pandean Gang IV/40 Surabaya 1968 hingga 1998. Sistem Moralles kemudian diikuti Presiden Paraguay pemerintahan Orde Baru berlangsung Lugo mengaku sebagai penganut ajaran secara otoriter dengan melakukan pem belengguan di segala sektor, seperti un Soekarno. Pada masa mengendalikan tampuk dang-undang, perekonomian, kebebasan pimpinan, Soekar no merupakan tokoh yang Informasi dan dan lain sebagainya. Bahkan menggetarkan dunia. Di saat banyak negara pada tahun 1970 pemerintahan Soeharto imperialis pemenang Perang Dunia II yang melarang mahasiswa berdemontrasi. Sete menjadi sponsor pendirian Perserikatan lah Soekarno meninggal dalam ‘tahanan’ Bang Bangsa masih bermimpi tentang Orde Baru segala ajarannya dilarang. “Sejak itulah sejarah Bapak Bangsa ini kesepakatan Perjanjian Postdam untuk memperoleh kembali haknya atas tanah dibelokkan, dipelintir demi kepentingan jajahan, dengan lantang Soekarno menolak. politik Orde Baru,” tutur Peter A. Rohi, Pidato Soekarno di PBB pada tanggal Direktur Soekarno Institute, sampai-sampai 30 September 1960 bertajuk ‘To Build the tempat kelahirannya diubah. Pihak militer World Anew‘ menjadi pembe ritaan berperan dalam pengubahan materi pen internasional. “Kami yang tidak bersuara didikan sejarah dengan menyatakan pada masa yang lampau tidaklah tanpa suara Soekarno lahir di Blitar pada 6 Juni 1901. sekarang. Kami yang berdiam diri pada masa Padahal sebe narnya Proklamator Indoimperialisme, tidaklah berdiam diri sekarang. nesia itu dilahirkan di Kampung Pandean Kami yang berdiam diri akibat kesengsa raan gang IV/40 yang berjarak 200 meter karena imperialisme, tidaklah berdiam diri sebelah utara rumah HOS Tjokroaminoto lagi. Per juangan kami untuk hidup yang di Peneleh gang 7. Sementara Blitar, yang selama ini sering ditututpi jubah kolonialis me, sekarang tidak tempat kelahiran bersembunyi lagi.” Dunia sesudah ta hun disebut-sebut 1945 adalah dunia menuju arah perbaikan. Proklamator RI ini adalah tempat Sifat dan watak seseorang sangat di penugasan terakhir Soekemi Sosrodiharjo pengaruhi oleh lingkungan masa kecil ketika dipindahkan dari dari Mojokerto dan selain pendidikan orang tua dan sekolah. dipromosikan menjadi penilik pada tahun Ketiga faktor tersebut kiranya memben 1917. Ketika itu Soekarno sudah indekost tuk kepribadian Bung Karno hingga di rumah HOS Tjokroaminoto. Tahun 1920 menjadi revolusioner. Dan lingkungan rumah di Blitar itu dibeli sebagai rumah yang sangat berperan dalam mem orangtua Bung Karno. Sejak kecil, memori Soekarno telah bentuk dirinya adalah Kota Surabaya, tanah kelahirannya dan tempat dia merekam kehidupan keluarga yang miskin. digembleng masalah politik oleh Haji Ayahnya bernama Raden Soekemi

Sosrodihardjo beragama Islam dan ibunya Ida Ayu Njoman Rai Srimben beragama Hindu. Mereka bertemu ketika Soekemi yang berprofesi sebagai guru ditugaskan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali sementara Ida Ayu merupakan keturunan bangsawan Bali. Karena perbedaan keyakinan dan suku, perkawinan mereka didenda 25 ringgit yang sekarang nilainya setara dengan 25 dolar. Ida Ayu kemudian menjual perhiasannya untuk membayar denda tersebut. Karena merasa tidak disukai di Bali, Raden Soekemi mengajukan pindah tugas ke Surabaya. Tak ada yang bisa di banggakan dari seorang anak Koesno Sosrodihardjo – nama kecil Bung Karno. Karena sejak lahir sering sakit, sementara kepercayaan orang Jawa menganggap anaknya kaboten jeneng atau namanya terlampau berat maka ketika berumur lima tahun, oleh ayahnya namanya diubah menjadi Soe karno. Karna dikutip dari nama pahlawan dalam kisah Mahabharata lalu diberi imbuhan “soe” yang berarti baik. Soekarno memiliki seorang kakak yang bernama Sukarmini. Semasa kecil Soekarno tinggal ber sama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Ia pertama kali ber sekolah di Tulung Agung sampai ke mudian pindah ke Mojokerto meng ikuti orangtuanya yang ditugas kan di kota tersebut. Di Mojo kerto, ayahnya mema sukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Ayah nya seorang guru yang berwatak keras. Ia selalu menyuruh Soe karno belajar menghafal ab jad, bahkan hingga berlang sung berjam-jam.

Sifat-sifat Arek Ketika tumbuh sebagai re maja, dan sudah mempunyai kesadaran berpenampilan, ke miskinan itu tampaknya tak mempengaruhi Bung Karno dalam bergaya. Bung Karno tidak menutup-nutupi masa lalunya yang melarat, dimana waktu kanak-kanak tidak pernah mengenal sendok dan garpu. Namun itu tak berarti dirinya tidak bisa tampil keren. Tampak dari fo to-fotonya, sejak mu

da Bung Karno selalu berbusana apik dan menawan. Di dalam buku “Sukarno Penjambung Lidah Rakjat”, Bung Karno bercerita tentang perselisihannya dengan penghulu. Ketika akan dilangsungkan pernikahannya dengan Siti Oetari, putri HOS Tjokro aminoto. Itu adalah pernikahan pertama bagi Bung Karno. Penghulu memintanya untuk melepaskan dasinya karena diang gap simbol budaya Kristen. Karena Bung Karno tetap ngotot mengenakan dasi, penghulu mulai menggertak dan menolak menikahkan. Bukannya ciut oleh gertakan itu tapi Bung Karno justru marah besar, “Persetan tuan-tuan semua!. Saya pemberontak, saya akan selalu memberontak, saya tidak mau didikte di hari pernikahan saya!”. Dalam memoarnya ditulis, “Biar Nabi sekalipun takkan sanggup menyuruhku untuk menanggalkan dasi.” Sikap berani dan blak-blakan dalam berbicara sebagai ciri Bung Karno selain meniru Tjokro juga terbentuk oleh ling kungan budaya arek yang berkembang di Surabaya. Sebagai kota yang terbuka bagi pendatang membuat kebudayaan yang me warnai masyarakat Surabaya mengalami pemaduan. Inilah yang kemudian juga membentuk kepribadian Soekarno sebagai Arek Suroboyo. Sikap keras dan kelugasan sang guru nampak merasuki jiwa. Dari meja makan, Tjokroaminoto menularkan ilmu pergerak annya pada Sukarno, Musso, Alimin, Semaun dan Karto Soewirjo. Meski saat itu tidak ada yang menyang ka jika suatu ketika kelak antara guru dan murid -muridnya akan bersebe rangan jalan. Tetapi harus dia kui bahwa budaya Arek lah yang andil besar memben tuk Soekarno menjadi revolu sioner. zrd

KELUARGA BESAR MARHAENIS DEWAN PIMPINAN PROV. JATIM Jl. Karangmenjangan III/23C Surabaya

Jl. Dukuh Kupang X/02 SURABAYA P. (031)5622176 / 03170099944,085230799901 F. (031)5622176 E-mail : pt.wiraabaclikarva@ymail.com

Hadi Pranoto, SH., MH. KETUA

KETUA KNPI SURABAYA

PT. YEKAPE Yusuf Husni, Drs, Apt

Blegur Priyanggono

Mentik Budiwijono

KETUA DPD AMPG JATIM

KETUA KNPI JATIM

DEWAN PEMBINA

Trimoelja D. Soerjadi, SH

Krisna Budi Tjahjono, SH

yayasan

A D V O K AT

A D V O K AT

Jl Embong Sawo 16 Surabaya 60271 P. 031 5344842 F.5317240 E. tridsoer@sby.dnet.id

Intiland Tower Lt.3 VO Suite 27-28 Jl. Panglima Sudirman 101-103 Surabaya P. 031 5451700, 5451732 ext.705 F. 031 5451731

DPD IKATAN PENASEHAT HUKUM INDONESIA (IPHI) JAWA TIMUR

SURABAYA CORRUPTION WATCH INDONESIA (SCWI)

Henry Rusdijanto, SH

Hari Cipto Wiyono

KETUA

DPC PDI PERJUANGAN KOTA SURABAYA Soekarno selalu menjaga penampilan supaya tampak menawan

Kemas Eka Saktiawan, S.Sos

Komplek Balai Pemuda Jl. Gubernur Suryo 15 Surabaya

arek Ir. Widi Hariyanto KETUA

LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SURABAYA ( LPKS) Jl. Kupang Jaya Indah Kav.48

Paidi Pawiro Redjo KETUA

Jl. Krukah Utara No.88 Surabaya P. +6231 5029002 Fax. +6231 5028947 E. ngagelrejo@asiawisata.com

WISNU SAKTI BUANA

M.HAMDOEN SIDIKI

KETUA

DIREKTUR

21


Ngakak Bareng BK ....

edisi 01 | JUNI 2012

20

Perhatian Sang Presiden

Pohon Sawo Berbuah Polisi

PERNAH juga Bung Karno membatalkan keberangkatan rombongan sewaktu akan meninggalkan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Karena BK mengetahui, semua pengawal belum mendapat sarapan pagi. Padahal rombongan sudah siap berangkat. Bung Karno memerintahkan ajudan supaya keberangkatannya ditunda sampai para pengawal selesai makan pagi. Selanjutnya, BK memerintahkan ajudannya supaya selalu memperhatikan semua sopir dan pengawal yang sedang bertugas mengawalnya, jangan sampai mereka telantar makan dan minumnya.

DI halaman Istana Yogyakarta yang luas, tumbuh beberapa pohon buah-buahan, antara lain mangga, jambu, kedondong, dan sawo. Kalau sedang panen buahbuahan, Ibu Fatmawati sering membagi-bagi buah-buahan itu. Pada suatu hari, Bung Karno memergoki seorang anggota Polisi Pengawal Pribadi sedang berada di atas pohon sawo. Anggota polisi itu tahu kalau BK mendekati pohon sawo dan mengira tidak melihatnya. Saking ketakutannya, dia diam di atas pohon tanpa bergerak dengan harapan tak diketahui BK. Bung Karno sengaja tak mau melihat ke atas pohon sawo itu. Kepada polisi yang ada di dekatnya, ia berkata, “Itu buah sawonya kok tambah?” Anggota pengawal yang diajak bicara kontan tertawa, pengawal yang ada di atas pohon pun ikut tertawa, tapi dengan nada ketakutan. Lalu Bung Karno berkata lagi, “Bapak ‘kan sudah bilang, biar buahnya tua dan matang dulu. Nanti kamu orang juga dibagi. Kalau kamu tidak sabar, pindahkan saja pohon sawo ini ke dekat asramamu itu ….” Bung Karno kemudian meninggalkan pohon sawo itu. Setelah BK tidak kelihatan lagi, polisi yang ada di atas pohon baru berani turun. Kawan-kawannya pun mengejek, “Rasain lu.” Mulai saat itu, tidak ada lagi yang berani memanjat pohon buah-buahan. z

Perut Pengawal Mules SUATU saat Bung Karno menunggu seorang pengawalnya. Peristiwa itu berlangsung ketika BK pergi ke rumah dokter gigi di Kota Baru, Yogyakarta, dengan sopir Pak Arif, beserta ajudan Pramurahardjo dikawal Sudiyo. Belum lama BK tiba di rumah dokter itu, Sudiyo lapor kepada ajudan presiden, perutnya sakit. Atas keputusan ajudan, Pak Arif diperintahkan mengantar Sudiyo pulang ke istana, dan membawa seorang pengawal pribadi yang sedang bertugas, sebagai pengganti. Sebelum mobil tadi kembali ke rumah dokter, BK sudah pamit kepada tuan rumah, untuk segera kembali ke istana. Setelah BK sampai di serambi depan, ajudannya gelisah. Ajudan pun melaporkan, mobil belum datang karena dipakai mengantar Sudiyo yang sedang sakit perut untuk pulang ke istana. Mendengar laporan itu, BK tidak marah, “Baik, tidak apa--apa. Saya tunggu dulu di sini.” Setelah mobil dan pengawalnya datang, Bung Karno pamit lagi kepada tuan rumah. Sampai di halaman istana, beliau melihat Sudiyo yang tadi sakit perut telah berdiri tegap di serambi istana, siap membuka pintu mobil BK. Bung Karno langsung bertanya kepada Sudiyo, “Kamu tadi sakit perut?” Sudiyo menjawab, “Ya, Pak.” Bung Karno selanjutnya menganjurkan kepada Sudiyo, agar lain kali kalau hendak tugas supaya makan pagi dulu, jadi tidak masuk angin. Sambil malu-malu Sudiyo kembali menjawab, “Ya, Pak.”

TARIF IKLAN

&

1 z 1 z 1/2 z 1/3 z 1/4 z 1/6

Halaman Halaman Halaman Halaman Halaman Halaman

dalam (Isi) Belakang Dalam Belakang Dalam Dalam (Isi) Dalam (Isi) Dalam (Isi)

DALAM suatu resepsi di Istana Merdeka, seorang pejabat tinggi membisiki Bung Karno, bahwa saputangan kecil warna putih yang menghiasi saku jas Jusuf Muda Dalam agar diambil BK. Itu bukan saputangan asli, tetapi palsu. Tentu saja BK ingin tahu dan terus berusaha mendekati Jusuf Muda Dalam. Pak Jusuf sendiri tidak menaruh curiga ketika BK mendakat sembari tersenyum. Setelah dekat sekali, BK tiba-tiba mengambil hiasan putih di atas saku jas Jusuf. Pak Jusuf terperanjat dan berusaha mempertahankannya. Tetapi sudah terlambat karena benda itu sudah di tangan BK. Ketika BK membuka kain putih itu, orangorang tertawa terbahak-bahak. Mereka melihat sebuah pakaian dalam perempuan, bersih, putih, dan masih baru. Tetapi itu celana dalam untuk boneka kecil.

3.000.000,3.500.000,1.750.000,1.000.000,750.000,750.000,-

Rp Rp Rp

60.000,30.000,15.000,-

TARIF BERLANGGANAN 1 Tahun (12 Edisi) z 1/2 Tahun (6 Edisi) z3 Bulan (3 edisi) z

Sapu Tangan Palsu

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

HUBUNGI : Telp-Fax : 031. 5452330 CONTACT PERSON : Chrisman Hadi - 081.21606972 Rokim Dakas - 0857.33084848 Toga Sidauruk - 083.830606877 e-mail : media_independen@yahoo.com - rokimdakas@gmail.com

5

HOS Tjokroaminoto

Guru Sejati Kaum Pergerakan Setiap kali orang mewacanakan nasionalisme, selalu saja “melibatkan” Soekarno. Seakan hanya Soekarno pemilik syah paham kebangsaan itu. Tapi darimana Soekarno ‘ngangsu kaweruh’ pusaka yang kini tak tajam lagi tersemat di dalam dada bangsa Indonesia?

BERLANGGANAN

HITAM PUTIH z

edisi 01 | JUNI 2012

MESKI usianya tak panjang, 52 tahun, Haji Oemar Said Tjokroaminoto harus diakui sebagai guru Soekarno dalam merecap paham nasionalisme. Bersama Musso, Alimin, Semaun, dan Karto Soewirjo, pemuda Soekarno ditempa di rumah Tjokroaminoto di Peneleh Gang 7 Surabaya. Di rumah sederhana bercat hijau ini pemuda-pemuda tadi ditempa dalam persoalan-persoalan politik, hokum, hingga perdebatan panjang antara paham sosialisme dan Islam. Tetapi agaknya hanya pemuda Soekarno yang menonjol visi nasionalismenya. Bahkan dia juga mewarisi gaya orasi Tjokroaminoto yang lempeng dan tegas. Alangka indah, Tjokroaminoto, menularkan ilmu pergerakan modern di meja makan rumahnya di gang kecil yang kini padat penduduk. Karena itu tidak ada yang menyangka, jika suatu ketika kelak “mentor” dan murid-muridnya bahkan berseberangan jalan. Tetapi harus diakui Tjokro lah yang mempunya andil besar menggembleng para tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, yang kelak berjuluk Bapak Bangsa. Perihal rumah Tjokro, sekarang sedang direnovasi oleh Dinas Pariwisata Kota Surabaya sebagai cagar budaya. Sejumlah orang sibuk bekerja di sana, membongkar lantai semen dan menggantinya dengan tegel warna kekuningan sementara plafon rumah beratap joglo itu dibiarkan sesuai aslinya, terbuat anyaman bambu atau gedeg sesek. Memang tak banyak yang berubah, termasuk isi rumah. Meja kursi tamu, meja makan, bufet bahkan meja rias nampak antik dan utuh. Barang-barang perabot tadi terbuat dari kayu jadi kualitas super. Di dinding terdapat foto Tjokroaminoto bersama kolega. Sementara rumah Soekarno yang berada di Kampung Pandean Gang 4 lokasinya tidak jauh dari rumah Tjokro. Pantas, hubungan Tjokro – Soekarno terjaga sangat intens. Sampaisampai hubungan guru – murid ini menjadi hubungan mertua – menantu karena Soekarno pernah menikahi putri Tjokro bernama Siti Oetari. Tjokroaminoto sendiri akhirnya mendapatkan pengakuan sebagai salah satu Pahlawan Pergerakan. Ia adalah pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) yang pada awalnya bernama

HOS Tjokroaminoto berjas hitam duduk bersama anggota Sarekat Islam

Sarekat Dagang Islam (SDI). Berga bung dengan SI pada bulan Mei 1912, ia banyak berjasa dalam meningkatkan kesadaran dan nasionalisme bangsa Indonesia. Kiprahnya di SI juga banyak mengilhami generasi sesudahnya. Selain mengobarkan semangat ke bangsaan ia juga berjuang meningkat kan harkat dan martabat kaum pribumi di bidang pereknomian yang menyebut nya sebagai ratu adil. Tjokroaminoto banyak melakukan pengkaderan terhadap generasi muda sehingga muncullah nama-nama seperti Soekarno (berhaluan nasionalis), Musso dan Alimin serta Semaun (berhaluan komunis), Karto Soewirjo (berhaluan Islam). Pada perkembangannya Musso menjadi otak pemberontakan PKI di Madiun dan Karto Soewirjo menjadi pelopor Darul Islam / Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang ingin membentuk negara Islam Indonesia. Tjokroaminoto mempunyai keyakinan yang teguh, bahwa negara dan bangsa tak akan mencapai kehidupan yang adil dan makmur, pergaulan hidup yang aman dan teteram, selama keadilan sosial sepanjang ajaran-ajaran Islam belum dapat dilakukan menjadi hukum dalam negara sekalipun sudah merdeka. Terbukti sekarang, sekalipun negara dan bangsa sudah merdeka dan berdaulat bernaung di bawah panji merah putih, namun rakyat jelata belum merawakan kenikmatan dan kelezatan hidup seharihari. “Rakyat masih tetap menderita berbagai kesulitan dan kemelaratan. Kekacauan timbul dimana-ma na. Perampokan, penculikan dan pembunuh an seolah-olah tak dapat diatas pemerintah,” kata Tjokro suatu ketika. Di kota-kota besar nampak pula kerusakan moral atau budi pekerti bangsa kita. Bukan saja pelacuran yang merajalela di kota-kota sampai desa-desa tetapi kaum terpelajar pun, pemuda dan pemudinya, bergaul

tanpa batas lagi.” Pergaulan yang mempengaruhi alam pikiran kerasukan setan. Sumber-sumber pelacuran telah menjadi pergaulan hidup yang modern. Kemajuan yang mencontoh dunia Barat yang memang sudah rusak. Rusak pekerti dan ruhaninya. Tak ada kendali di dalam jiwa yang dapat menahan hawa naf sunya. Semua ini disebut Tjokroaminoto se bagai jahiliyah modern. “Kalau alat pemerintah (sekarang disebut aparatur, red) yang memegang tampuk kekuasaan baik atasan maupun bawahan sudah tidak lagi hukuman Allah, yakinlah negara akan rusak dan hancur akan dengan sendirinya. Sebab segala perbuatan jahat, korupsi, penipuan, penyuapan dan sebagainya yang jelasjelas merugikan negara pada hakekatnya rakyat yang akan menjadi korban,” Tjokro memberi penilaian. Sang Raya Tanpa Mahkota, begitu lah kaum Belanda menyebut Tjokro yang begitu lihai, cerdas dan berse mangat. Ditakuti sekaligus disegani lawan mau pun kawan politiknya. Perjuangannya dalam membela hak kaum pribumi saat itu benar-benar menempatkan diri Tjokro menjadi seo rang tokoh yang sangat dihormati. Tjo kroaminoto lahir di Desa Bakur, Madiun, Jawa Timur pada 16 Agustus 1882. Ia

anak kedua dari 12 bersaudara putra dari Raden Mas Tjokro Amiseno, seo rang wedana, Kleco dan cucu RT Adipati Negara Bupati Ponorogo. Terlahir dari keluarga bangsawan tak membuatnya bersikap angkuh, justru karena itulah ia akhirnya men jadi sebuah motor penggerak kemerdekaan bagi Indonesia di saat semua manusia ter tidur dalam belaian kolonia lisme Belanda. Dialah tokoh politik yang berhasil meng gabungkan retorika politik melawan Belanda dengan ideology Islam, sehingga men jadi kekuatan mengenyahkan penjajah dari bumi Nusantara. Setelah menamatkan studi di Opalyding School Foor Inlandische Ambeg tenaren (OSVIA) sekolah pegawai pemerintahan pri bumi Magelang. Setelah itu ia mengikuti jejak kepri yayian ayahnya sebagai pegawai “pangreh praja” walaupun akhirnya ia ting galkan karena ia merasa “muak” dengan kehidupan sembah jongkok yang baginya sangat melecehkan. Memasuki tahun 1905, Tjokro pindah ke Surabaya dan bekerja pada perusahaan dagang di samping belajar di sekolah malam Hogore Burger School. Bersama istrinya, Suharsikin, ia mendirikan rumah kost di rumahnya Kampung Peneleh gang 7 yang kelak di rumah inilah Tjokro menyalurkan ilmunya dalam agama, politik dan orasi yang menjadi cikal bakal pembentukan tokoh-tokoh penting di Indonesia. RA. Suharsikin adalah cermin wanita yang selalu memberikan dukungan moril, jika suaminya bepergian untuk kepentingan perjuangan istri yang sederhana ini mengiringi dengan shalat tahajud, puasa sembari menjaga wiridan. Perbedaan ideologi dari muridmuridnya secara tidak langsung memberikan warna sendiri bagaimana secara aktif ide-ide, ilmu dan gagasan Tjokro tertanam di dada mereka. Walaupun dengan pemahaman yang beraneka ragam sesuai dengan pendidikan dan pekerjaannya masingmasing. Jadi, pertarungan Soekarno, Karto Soewirjo dan Muso-Alimin sejatinya adalah pertarungan antar-murid dari seorang guru, Tjokroaminoto. Hal ini mengisyaratkan bahwa adanya per bedaan tafsir para murid ter hadap guru dan kemudian mendorong kecende rungan yang berbeda-beda. zcs

Rumah HOS Tjokro Aminoto di kampung Peneleh Gang VII/29 Surabaya


edisi 01 | JUNI 2012

6

Bambang Budiono - Pusham Unair

Sejarah mencatat pelacuran telah da sejak lahirnya peradaban manusia. Namun menelusuri sejarah pelacuran di Indonesia dapat dirunut mulai dari masa kerajaankerajaan Jawa, di mana perdagangan perempuan pada saat itu merupakan bagian pelengkap dari sistem pemerintahan feodal. Dua kerajaan yang sangat lama berkuasa di Jawa berdiri tahun 1755 ketika kerajaan Mataram terbagi dua menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanana Yogyakarta. Mataram merupakan kerajaan Islam Jawa yang terletak di sebelah selatan Jawa Tengah. Atas-bawah: Penampilan pekerja seks di masa penjajahan Jepang

JAMAN boleh berubah, kepala negara berganti berkali-berkali namun problema negara ini tetap sama, terjajah oleh kekuatan asing. Pada masa Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir dan para pejuang kemerdekaan dahulu berupaya sekuat tenaga mengusir penjajah dari bumi Indonesia dan berhasil. Ironisnya, oleh penerusnya justru “digadaikan” kepada negara lain. Kekuatan penjajah tampaknya hanya berubah wajah, metamorfose, tapi inti kerakusannya tetap sama, yakni menggerogoti kekayaan Indonesia. Bambang Budiono, staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Airlangga Surabaya yang menggerakkan Pusat Studi Hak Azasi Manusia (Pusham)Unair mengudar pengamatannya terhadap masalah kebangsaan yang tengah ramai diperbincangkan. Cahyo Sudarso bersama Rokimdakas dari Indiependen menemui sosok nasionalis ini di sekretariat Pusham Unair, Jl. Karang Menur 4/14 Surabaya. Berikut penuturannya :

lebih banyak ke temu dengan kepala pe merintahan. Tolok ukurnya bagai mana? Itu bisa dilihat dari visi atau pidato-pidato yang disampaikan lebih banyak meng utarakan tentang hasil pembangunan, soal teknik dan bukan tentang visi bangsa ke depan. Bukan bagaimana peta nasional kita di tengah dinamika internasional. Lalu tentang sikap-sikap sebagai bangsa yang harus dilakukan menjadi garis ideologi bangsa dan ne gara kita, itu jarang sekali diwacanakan. Apalagi pasca reformasi. Jika boleh menunjuk sosok yang

menyebabkan kondisi bangsa seperti ini karena system politik yang dikem bangkan Soeharto. Pendapat Anda? Pada masa pemerintahan Soeharto memang terjadi proses deideologisasi. Sebelumnya lebih banyak menangani potitioning bangsa terhadap situasi inter nasional. Para pemimpin bangsa waktu itu dengan sangat jelas memaparkan bahwa pertarungan inter nasonal adalah pertarungan kapitalisme, ekspansi ko lonialisme dan perebutan wilayah idelogi di berbagai negara antara komunis dan kapitalis. Itu yang kemudian turun dalam ben tuk kolonialisme di Indonesia lalu menjadi tantangan perjuangan yang kemudian juga berhasil mengkonsolidasi gerakangerakan perlawanan yang dimotori oleh figur-figur yang kekuatan intelektualnya bagus serta visi kebangsaannya kuat sehingga pemikiran-pemikiran mereka itu ideologis dan visioner.Mereka melihat masalah kebangsaan itu jauh ke depan. Sejauhmana pemikiran mereka rele van dengan dinamika masa kini? Jika mengamati pikiran-pikiran Bung Karno, Bung Hatta dan sebagainya dalam kontek kolonialisme, neo kolonialisme atau neo imperalisme maka itu terjadi sampai sekarang. Ketajaman pikiran mereka masih relevan dalam kurun 50 sampai 100 tahun ke depan. Dalam beberapa kasus, pikiran-pikiran Bung Karno diterjemahkan oleh pejuangpejuang di Amerika Latin, seperti Che Guevara malah yang paling akhir adalah Hugo Chaves banyak belajar dari pikiranpikirn Bung Karno untuk menghadapi situasi internasional dengan neo imperalisme atau neo liberalismenya. Di tingkat teoritis maka teori-teori ketergantungan di Amerika Latin yang lahir pasca modernisasi banyak terinspirasi dari pikiran-pikiran Soekarno yang menolak pemiskinan akibat politik struktural kekuatan imperialis. Nah, pi kiran-pikiran ideologis dan visioner ini pada masa Or de Baru diamputasi

19

Selintas Pelacuran Tempo Doeloe

Pemikiran Bung Karno Masih Relevan

Memperlajari kiprah Tjokro Aminoto, Bung Karno, Bung Hatta, Syahrir mau pun tokoh-tokoh pejuang terdahulu, apa sekarang kita masih bisa berha rap bisa menemukan negarawan? Selain Gus Dur (Abdurrahman Wahid, Presiden RI ke-4, red) memang seka rang ini kita kehilangan nega rawan, banyak pemimpin tapi kualitasnya masih politisi, levelnya hanya pemimpin parpol. Orang-orang yang dianggap pemimpin sekarang sebetulnya hanya kepala pemerintahan, jadi belum bisa disebut pemimpin bangsa. Kalau dulu banyak kita temukan pemimpin bangsa, seperti Bung Karno, Bungk Hatta, Sutan Syahrir dan seangkatannya. Sesudah itu kita

edisi 01 | JUNI 2012

dengan jargon: Politik No. Pemba ngunan Yes. Bagaimana persepsi Anda terhadap jargon ter sebut? Politik No itu diartikan sebagai deideo logisasi terma suk pemikiran Soekarno, termasuk penataan sosial politik. Juga diartikan dengan korporitisasi yaitu sis tem politik korporatif yang menggabung kan seluruh elemen masyarakat akan kesamaan fungsi, bukan kesamaan ideologi. Dulu partai politik mempunyai underbow petani atau buruh, seperti Nahdlatu Ulama, Partai Komunis Indonesia atau Partai Nasional Indonesia. Artinya kelompok masyarakat yang diikat secara ideologi tapi ketika diterapkan sistem politik korporatif hal itu sudah tidak ada lagi karena ikatannya berubah berdasarkan fungsi. Bagi kalangan buruh masuk di dalam SBSI atau SPSI sedang petani masuk dalam HTI, keberadannya diamputasi dari partai. Kemudian pegawai negeri masuk ke dalam Korpri. Artis bergabung dalam Artis Safari, itu proses-proses korporasisasi oleh negara. Garis ideologi kelompok-kelompok itu diputus. Jumlah partai dikurangi, dari multi partai menjadi tiga pada ta hun 1971 dan kakinya diamputasi hanya sampai ting kat kabupaten/kota, di tingkat kecamatan dijadikan massa mengambang atau floating mass. Masyarakat tidak boleh berpartai. Sejak diberlakukan korporasi ideologi melalui sistem politik maka sejak itu masya rakat tidak lagi diajari masalah ideologi maupun politik. Kekuatan apa lagi yang digunakan untuk memper kuat deideologi? Saya membaca penguatan deideologi selanjutnya adalah penerapan dwi fungsi ABRI. Dalam konteks ini muncullah birokrat otoritarian. Fungsi partai kemu dian digantikan oleh birokrasi untuk mengendalikan kekuatan partai. Apabila sebuah partai akan mengge lar kongres maka harus mengajukan ijin di Kadit

DI masa itu, konsep kekuasaan seorang raja digambarkan sebagai kekuasaan yang sifatnya agung dan mulia (binatara). Kekuasaan raja Mataram sangat besar. Mereka seringkali dianggap menguasai segalanya, tidak hanya tanah dan harta benda, tetapi juga nyawa hamba sahaya. Anggapan ini apabila dikaitkan dengan eksistensi perempuan saat ini memiliki arti tersendiri. Raja memiliki kekuasaan absolut. Seluruh yang ada di atas Jawa, bumi dan seluruh kehidupannya, termasuk air, rumput, daun, dan segala sesuatunya adalah milik raja. Tugas raja pada saat itu adalah menetapkan hukum dan mene gakkan keadilan; dan semua orang diha ruskan mematuhinya tanpa terkecuali. Kekuasaan raja yang tak ter batas ini juga tercermin dari banyaknya selir yang di milikinya. Bahkan sejumlah selir adalah puteri bangsawan yang diserahkan kepa da raja sebagai tanda kesetiaan. Sebagian lagi merupakan persembah an dari kerajaan lain, ada juga selir yang berasal dari lingkungan keluarganya dengan maksud agar keluarga tersebut mempunyai keterkaitan dengan keluarga istana. Diantara selir raja ini dapat mening kat statusnya karena melahirkan anakanak raja. Perempuan yang di jadikan selir juga berasal dari daerah tertentu yang ter kenal banyak memiliki cantik dan memi kat. Reputasi daerah seperti ini masih merupakan legenda sampai saat ini. An tropolog Koentjoroningrat mengidentifikasi

11 kabupaten di Jawa yang dalam sejarah terkenal sebagai pemasok perempuan un tuk kerajaan; dan sampai sekarang dae rah tersebut masih terkenal sebagai pe masok wanita pelacur untuk daerah kota. Daerah-daerah tersebut adalah Ka bupaten Indramayu, Karawang, dan Ku ningan di Jawa Barat; Pati, Jepara, Grobogan dan Wonogiri di Jawa Tengah; serta Blitar, Malang, Banyuwangi dan Lamongan di Jawa Timur. Kecamatan Ga bus Wetan di Indramayu juga terkenal sebagai sumber pelacur. Menurut sejarah, daerah ini merupakan salah satu pema sok perempuan muda untuk dikirim ke is tana Sultan Cirebon sebagai selir. Makin banyaknya selir yang dipeliha ra, menurut Hull, at al. (1997:2) bertam bah kuat posisi raja di mata masyarakat. Dari sisi ketangguhan fisik, mengambil banyak selir berarti mempercepat pro ses repro duksi kekuasaan para raja dan membuk tikan adanya kejayaan spiritual. Hanya raja dan kaum bangsawan dalam masyarakat yang mempunyai se lir. Mempersem bahkan saudara atau anak perempuan kepada bupati atau pe jabat tinggi merupakan tindakan yang didorong oleh hasrat untuk memperbe sar dan memperluas kekuasaan, seperti tercermin dari tindakan untuk memper banyak selir. Tindakan ini mencermin kan dukungan politik dan keagungan serta kekuasaan raja. Oleh karena itu, status perempuan pada jaman kerajaan Mataram adalah sebagai upeti (barang

antaran) dan sebagai selir.

Masa Penjajahan Perlakuan terhadap perem puan sebagai barang dagangan tidak terbatas hanya di Jawa. Kenyataan menunjukkan juga terjadi di seluruh Asia, di mana perbudakan, sistem perham baan dan pengabdian seumur hidup merupakan hal yang biasa dijumpai dalam sistem feodal. Di Bali misalnya, seorang janda dari kasta rendah tanpa adanya dukungan yang kuat dari keluar ga, secara otomatis menjadi milik raja. Jika raja memutuskan tidak mengambil dan memasukkan dalam lingkungan istana, maka dia akan dikirim ke luar kota untuk menjadi pelacur. Sebagian dari penghasilannya harus di serahkan kepada raja secara teratur. Bentuk industri seks yang lebih terorganisasi berkembang pesat pada periode penjajahan Belanda. Kondisi tersebut terlihat dengan adanya sistem perbu dakan tradisional dan perseliran yang dilaksanakan untuk me menuhi kebutuhan seks masya rakat Eropa. Umumnya, aktivitas ini berkembang di daerah-daerah sekitar pelabuhan di Nu santara. Pemuasan seks untuk para serdadu, pedagang, dan para utusan menjadi isu utama dalam pembentukan budaya asing yang masuk ke Nusantara. Dari semula, isu tersebut telah menimbulkan banyak dilema bagi penduduk pribumi dan non-pribumi. Dari

satu sisi, banyaknya lelaki bujangan yang dibawa pengusaha atau dikirim oleh pemerintah kolonial untuk datang ke Indonesia, telah menyebabkan adanya permintaan pelayanan seks ini. Banyak keluarga pribumi yang menjual anak perempuannya untuk mendapatkan imbalan materi dari para pelanggan baru. Pada sisi lain, baik penduduk pribumi maupun masyarakat kolonial mengang gap berbahaya mempunyai hubungan antar ras yang tidak menentu. Hubunan antar ras umumnya diten tang atau dilarang, dan perseliran antar ras juga tidak diperkenankan. Akibatnya hubungan antar ras ini biasanya dilak sanakan secara diam-diam. Dalam hal ini, hubungan gelap - sebagai suami-istri tapi tidak resmi - dan hubungan yang hanya dilandasi dengan motivasi komer sial merupakan pilihan bagi para lelaki Eropa. Perilaku kehidupan seperti ini tampaknya tidak mengganggu nilai-nilai so sial pada saat itu dan dibiarkan saja oleh para pemimpin mereka. Situasi pada masa kolonial tersebut membuat sakit hati para perempuan Indonesia, sebab telah menempatkan mereka pada posisi yang tidak mengun tungkan secara hukum, tidak diterima secara baik dalam masyarakat, dan dirugikan dari segi kesejahteraan individu dan sosial. Maka sekitar tahun 1600-an, pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang keluar ga pemeluk agama Kristen mempekerjakan wanita pribumi sebagai pembantu rumah tangga dan melarang setiap orang mengundang perempuan baik-baik untuk berzinah. Peraturan tersebut tidak menjelaskan apa dan mana yang dimaksud dengan perem puan “baik-baik”. Pada tahun 1650, “panti perbaikan perempuan” atau House Of Correction For Women didirikan dengan maksud untuk merehabilitasi para pe rempuan yang bekerja sebagai pe muas kebutuhan seks orang-orang Eropa dan melindungi mereka dari kecaman masyarakat. Seratus enam belas tahun kemudian, peraturan yang melarang perempuan penghibur me masuki pelabuhan “tanpa izin” me nunjukkan kegagalan. zlbe

Bentuk industri seks yang lebih terorganisasi berkembang pesat pada periode penjajahan Belanda. Kondisi tersebut terlihat dengan adanya sistem perbu dakan tradisional dan perseliran yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan seks masyarakat Eropa.


edisi 01 | JUNI 2012

SUDAH sejak lama, pelacur, kerap dise but penyakit masyarakat. Bahkan, lebih ektrem lagi predikat tersebut dipojokkan sebagai sampah masyarakat. Apapun sebutannya, pelacur sebenarnya tidak lebih dari sekadar predikat. Tetapi yang perlu dipahami bahwa penyandang predikat itu adalah manusia, bukan penyakit, bukan sampah. Jadi, untuk memberangus penyakit atau sampah masyarakat sebagai predikat, tidak boleh sampai “membunuh penyandang predikatnya”. Penyandang predikat inilah yang harus diselamatkan secara psikologis, sosiologis dan ekonomis dengan memberi predikat baru yang “aman”. Bagaimana caranya? Ba nyak formulasi ditawarkan. Tapi ada juga yang tegas-tegas menolak lokalisasi pelacuran ditutup atau dibubarkan, di ba wah ini laporan selengkapnya : Gubernur Jawa Timur Soekarwo mem buat gebrakan. Melalui surat edaran no mor 260/15612/031/2011 tertanggal 20

seperti di Kabupaten dan Kota Blitar, Kab. Malang, Tulungangung dan Jember. Di Ka bupaten dan Kota Blitar, pemerintah se cara tegas membubarkan dua lokalisasi yang ada disana. Namun upaya penanga nan berkelanjutan sampai sejauh ini be lum ada. Hal ini menyulut menyebarnya WPS dan titik pertemuan WPS dengan pelang gan atau ‘hotspot’ tidak terkontrol lagi. Ter bukti, di Blitar yang semula hanya terdapat 5 hotspot kini menjadi 25 titik secara illegal. Bahkan para WPS juga pindah ber operasi ke daerah-daerah lain seperti Ke diri, jumlah penghuni lokalisasi di sana kemudian meningkat 25 persen. Selain itu di Nganjuk dan Madiun juga meningkat 10 persen. “Bahkan di Tretes jumlah lokalisasinya memang menurun tetapi WPS meningkat 40 persen. Artinya, penghuni lokalisasi adalah WPS dan lelaki penyuka lelaki (gay) boyongan dari satu kota ke kota lain. Ini dampak dari penutupan lokalisasi,” kata

Wanita pekerja seks sedang menanti ‘tamu’ di lokalisasi Dolly

Desember 2011 menginstruksikan agar seluruh kabupaten/kotamadya untuk menutup lokalisasi pelacuran. Penutupan lokalisasi pelacuran ini harus dilakukan secara bertahap, mulai dari pembinaan mental spiritual, pelatihan ketrampilan hingga pemberian modal stimulan kepada wanita pekerja seks (WPS) di lokalisasi. Dalam surat edaran itu Soekarwo juga mengatakan, penanganan lokalisasi pelacuran harus secara konkret dan ter ukur. Artinya, harus ada langkah-langkah konkret mulai pencegahan, pengentasan, pengurangan, sampai penutupan dila kukan secara bertahap. Disamping itu pembubaran lokalisasi itu harus melibat kan elemen masyarakat yang peduli terhadap penanganan lokalisasi WPS. Sementara ini merespon instruksi ter sebut beberapa daerah sudah mulai ber gerak membubarkan lokalisasi pelacuran,

sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/ AIDS Provinsi Jawa Timur, Otto Bambang Wahyudi, di Surabaya. Ditambahkan Otto, data penyebaran WPS di Jawa Timur sudah sangat mempri hatinkan. Artinya, jika hal ini dibiarkan, ma ka penyebaran dan penularan HIV tidak akan dapat terkendali. “Bisa saja nantinya kalau lokalisasi Dolly juga ditutup, maka pelabuhan, warung remang-remang, terminal, stasiun, bahkan sampai hotel-hotel akan marak WPS.” “Karena WPS itu orang yang cukup survival. Kalau ditutup satu, bukan urusan nya selesai, tetapi mereka malah kemanamana. Yang kami khawatirkan, mereka melakukannya dengan WPS tanpa menggunakan kondom, ini bisa tertular HIV,” jelasnya. Menurut Otto, KPA tidak punya wewe nang untuk masuk ke wilbayah pribadi se

seorang karena setiap warga masyarakat punya hak masing-masing. KPA hanya bisa menghimbau, gunakanlah kondom jika berhubungan intim. “Tugas kami adalah mensosialisasikan penggunaan kondom 100 persen, bukan mencampuri area pribadi orang,” tuturnya. Hal senada juga diungkapkan Direktur Yayasan Orbit, Rudhy Wedhasmara, bahwa penutupan lokalisasi tidak akan menyelesaikan masalah melainkan akan menambah masalah. Oleh karenanya, apabila mau serius menangani HIV/AIDS di Jawa Timur jangan melihat satu perso alan lokalisasinya saja tetapi juga harus melihat dampaknya. “Apalagi anggaran terhadap penanganan HIV/AIDS sangat minim. Oleh karenanya, pemerintah harus punya inisiatif untuk menentukan berapa anggaran yang diperlukan, tentunya harus melihat dampak yang ada.”

Ditarget 2014 Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri mengaku optimis seluruh lo kalisasi pelacuran di Provin si Jawa Timur akan tutup pada 2014 jika pemerin tah provinsi dan Pondok Pesantren memberikan perhatian dan pendam pingan pada para wanita rawan sosial ekonomi (WRSE). Saat ini di Jawa Timur masih terdapat 44 titik lokalisasi pelacuran. “Insya Allah lokalisasi Bangunsari ini bisa tutup tahun ini juga dan saya ber harap serta optimis paling lambat 2014 sudah tidak ada lagi lokalisasi di seluruh Jawa Timur,” kata Salim saat meninjau dan menyerahkan bantuan kepada mantan mucikari dan pekerja seks ko mersial di Dupak Bangunsari Surabaya belum lama ini. Lokalisasi Dupak Bangunsari, Sura baya, sudah berdiri sejak 1965 dan terus berkembang dengan jumlah pekerja seks sebanyak 3000. H. Muhammad Khoiron Suaib yang sejak tahun 1985 sampai sekarang bersama tokoh masyarakat melakukan penyadaran dan bertekad mengubah kawasan Dupak Bangunsari yang di era tahun 70 – 80 menjadi salah satu lokasisi tersebesar selain Doly dan Jarak menjadi kawasan yang normal. Sementara itu, Komisi Penanggu langan HIV/AIDS (KPA Nasional) menolak tempat pelacuran atau prostitusi ditutup atau dibubarkan. Pembubaran lokalisasi dinilai tidak akan menyelesaikan masalah

18

HIV dan AIDS tapi justru mempersulit pengendalian penyebaran penyakit itu. “Jika penutupan masalah, kita setuju. Tapi kenyataannya, penutupan lokali sasi yang ada malah meningkatkan kasus HIV/AIDS,” jelas Sekretaris KPA Nasional, Nafsiah Mboi usai bertemu Gubernur DIY, Sulatan Hamengkubu wono X di Kepatihan, Yogyakarta. Menurut Nafsiah, dengan penu tupan itu HIV/AIDS justru masuk dalam rumah rakyat dan menyebar ke masya rakat. Ketika masuk ke rumah rakyat dan menyebar maka akan makin sulit pihaknya memberikan pembinaan, pendidikan, pengobatan dan layanan pencegahan menggunakan kondom dan lainnya. Dicontohkan, kasus HIV/AIDS di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, sangat cepat meningkat. Salah satunya karena pembubaran lokalisasi pelacuran yang membuat pekerja prostitusi makin tak terdeteksi wilayah operasinya. “Dari penelitian dan pengamatan kami, di daerah atau lokalisasi tempat pelacuran ditutup, jumlah orang yang terkena penyakit kelamin maupun HIV/AIDS turut meningkat tajam,” jelasnya. Ditegaskan pula, pekerja seks maupun semua yang mendapat nafkah dari lokalisasi adalah warga yang punya hak azasi manusia, berhak hidup sehat, mendapatkan pendidikan, dan mendapat layanan kesehatan. “Tidak ada dalam KUHP yang menyatakan pelacuran itu kriminal. Kecuali kalau pelacuran itu dilaporkan di bawah umur dan ada pelaporan,” katanya. Di Indonesia saat ini penularan HIV/ AIDS terbanyak diketahui melaluhi hubungan seks. Tahun 2006, penular an tertinggi penyakit ini karena narkoba suntik. Dari lokalisasi, ibu rumah tangga yang paling banyak terinfeksi. Jumlah kasus HIV/AIDS menginveksi ibu rumah tangga di masing-masing pro vinsi berbeda. Namun jika dibanding antara laki-laki dan perempuan jumlah terinveksi masih lebih besar laki-laki. Persentasi untuk perempuan sekitar 24-26 persen. Jumlah laki-laki lebih banyak karena penggunaan jarum suntik. Sedangkan perempuan yang terinfeksi HIV/AIDS yang betul-betul sebagai pekerja seks hanya sekitar 17 persen, sedang ibu rumah tangga yang terinveksi HIV/AIDS dan tidak berperi laku beresiko HIV/AIDS sekitar 70 per sen. “Ini yang kami khawatirkan,” kata Nafsiah. zcs

edisi 01 | JUNI 2012

sospol atau Kakansospol dengan biro krasi yang sangat otori tarian. Selain melalui kontrol perijinan, mereka juga yang menentukan siapa yang berhak menjadi pengurus dan sebagainya. Kalau pengurus yang diajukan tidak sesuai dengan keinginan penguasa maka perijinan nya tidak dikeluarkan? Di Organisasi Kemasya rakatan juga begitu, ormas yang tadinya banyak kemudian disatukan dalam sebuah forum yang pengurusnya di proteksi. Dalam konteks ini muncul kelompok Cipayung sebagai reaksi dari korpora tisasi. Cipayung menolak kemudian muncul sebagai entitas tersendiri. Kelom pok Cipayung ini gabungan dari HMI, PMKRI,GMNI, GMKI dan PMII. Kelom pok Cipayung sebetulnya berhadapan dengan kelompok bentukan pemerintah. Bukankah pada rezim Suharto juga mengeksploi tasi Pancasila? Bagai mana pembacaan Anda? Memang pada waktu itu rezim Order Baru menginter vensi negara dengan memberlakukan azas tunggal Pancasila yang tafsirnya adalah tafsir penguasa. Ke mudian di dalam teks pelajaran sekolah peran Soe karno mulai dihilangkan. Juga dilakukan pergantian nama-nama jalan dengan memunculkan beberapa nama jenderal. Proses deideologisasi itu men cakup korporasisasi, birokrasi otoritarian maupun menggelar program penataran P4 tentang Pancasila dengan tafsir pemerintah. Sedang penguat deideologi lainnya adalah dengan memunculkan ideology pembangunanisme, yakni pembangun an dalam pola kapitalisme. Misal nya tentang tahap pertumbuhan tolok ukur nya adalah GNP dan sebagainya. Jadi terbaca adanya satu gerbong yang menarik rakyat Indonesia ke dalam arus yang berbeda dari proses-proses se belumnya. Apa dampak deideologi pembangun anisme yang paling menyedihkan? Yang menyedihkan adalah proses amputasi kekuatan ideologi yang dulu diperjuangkan oleh Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir yang digantikan dengan ideologi pembangunanisme sehingga masyarakat menjadi prag matis. Cara berpikirnya pragmatis, orien tasi hidupnya pragmatis. Ini akibat dari pembangunanisme di tingkat masya rakat Ketika ideology itu masuk ke dalam kehidupan politik maka orientasi para ketua partai, ketua ormas juga berubah menjadi pragmatisme. Lihat saja ba gaimana ormas dijadikan batu pijakan untuk men dapatkan proyek. Ormas dipakai untuk mendukung pejabat tertentu dan sebagainya. Jarang sekali ormas-ormas ini bergerak untuk suatu kajian atau perla wanan terhadap kekuatan-kekuatan internasional yang sedang mencengkeram bangsa. Itu yang membuat kita kehilangan sumber nega rawan? Tampaknya begitu. Akibat proses ini secara nasional kita kehilangan sumber daya negarawan. Kemudian lahirlah pemimpin-pemimpin pemerintahan yang

berorientasi lebih banyak pada masalah administrasi pembangunan. Dalam konteks fenomena sekarang apakah yang dikhawatirkan Bung Kar no, Hatta, Syahrir atau Tjokro Aminoto sekarang sudah tidak ada kemu dian menganggap dianggap pikiran-pikir an me reka tidak lagi relevan? Saya menjawabnya, tidak. Yang terjadi adalah mutasi terhadap proses-proses kolonialisme. Oleh sebab itu pikiranpikiran Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Tjokro Aminoto itu sekarang ma sih relevan karena kenyataannya me mang ada. Jika mengamati upah buruh jaman Soekarno dengan masa kini jika dikonversi dengan harga beras, emas dan sebagainya memang sudah ber ubah. Imtu menjadi penting untuk mene gaskan apa kolonialisme itu masih ada atau tidak? Apakah masalah kemiskinan tidak muncul kembali? Katakanlah sekarang mela kukan pembangunan jika bersandar pada ketentuan Bang Dunia atas orang miskin yang penghasilannya 2 dolar per hari maka sebanyak 50,1 persen penduduk Indonesia itu miskin. Lihat saja apakah harga-harga ke butuhan bahan pokok yang lain, seperti minyak dan gas bumi, tidak dikuasai asing?. Kalau dulu penguasaan asing itu hadir secara fisik. Orang kulit putih

3,6 triliyun lebih, separo nya milik asing. Yang menyedihkan lagi, menimpa ukir-ukiran Je para. Ada 400 varian desain ukiran yang dipatenkan oleh pengusaha Inggris. Juga ada kasus pertanian di Nganjuk, Jawa Timur, seorang petani ditangkap polisi dan dihukum tidak boleh menanam selama satu tahun karena menanam bibit jagung yang patennya milik pengusaha Amerika. Perusahaan ini memono poli bibit jagung yang wilayah operasionalnya di desa-desa. Tanah air kita tampaknya sudah diga daikan secara telanjang oleh rezim penguasa kepada kapitalis. Apa sum ber dari persoalan tersebut? Sumbernya ada pada Undang Undang. Seperti yang saya ungkapkan, bahwa dominasi politik bangsa Belanda dulu adalah kehadiran orang-orang kulit putih yang menguasai sumber kehidupan secara langsung, baik pertanian maupun asset-aset negara. Tetapi sekarang ke hadiran orang-orang asing itu tidak dalam bentuk konkrit seperti itu tapi berwujud konsultan asing maupun ekspatriat yang masuk ke lembaga-lembaga donor asing, masuk ke wilayah-wilayah di Indonesia secara legal formal juga masuk di pusat pemerintahan Jakarta. Mereka masuk bersamaan dengan pembe rian hutang negara seraya mengirimkan staf

7

Menurut pengamatan Anda, apa yang terjadi di balik proses amandemen Undang Undang Dasar kita? Data penguasaan di banyak sector tersdbut merupakan fakta dari eksploitasi ekonomi akibat dominasi politik melalui undang-undang, termasuk dalam per ubahan Undang Undang Dasar. Dalam pasal 33 ayat 4 UUD Amandemen terdapat kata “Efisiensi Berkeadilan”. Kata efisiensi itu jelas bukan untuk mengatur negara tapi perusahaan atau korporasi, ini bahasa kapitalisme. Kata “berkeadilan” itu hasil perjuangan nya Eddy Swasono, menantu Bung Hatta. Awalnya hanya kata “efisiensi” saja. Itulah pertarungan antara intelektual nasionalis melawan intelektual kapitalis libe ral yang kemudian memenangkan dalam pengubah an konstitusi kita. Maka yang marah besar adalah Prof. Mubyarto, dia menyatakan mundur dari tim aman demen karena menolak Pasal 33 diotak-atik. Terjadinya amandemen UUD 1945 itu akibat ulah para intelektual liberal yang mendesakkan peng ubahan UUD kita. Munculnya kelompok intelektual liberal itu merupakan produk bea siswa. Jadi pem berian bea siswa itu merupakan bentuk-bentuk kerja deideologisasi. Bukan gratis. Lalu siapa yang menyetujui UU Out sourcing yang sekarang menyengsa rakan buruh? Yang menyedihkan, munculnya UU outsorching itu justru dari tangan Mega wati menjadi presiden. Menyedihkan karena dia memproklamirkan diri seba gai pimpinan partainya wong cilik tapi malah menanda tangani UU Outsorcing. Itu karena adanya kekuatan internasional yang masuk bersama hutang. Jadi kalau kita lagi-lagi bertanya, apakah pikiran Bung Karno, Bung Hatta dan tokoh-tokoh kita terdahulu masih relevan, maka jawabannya adalah relevan. Karena kolonialisme telah kembali menceng keram dengan menggunakan bentuk yang baru.

Bung Karno bersama Che Guevara saat diwawancarai wartawan

menguasai jabatan-jabatan politik dan mengekploitasi ekonomi . Bagaimana pola dan wujud mereka sekarang menjajah tanah air? Pola yang dilakukan sekarang menun jukkan fakta yang jauh lebih ekspansif dan vital. Misalnya minyak dan gas bumi, hampir 90 persen dikuasai asing. Sum ber daya air 80 persen dikuasai asing. Coba bayang kan, mata air-mata air kita telah dalam penguasaan perorangan, juga tambang-tambang. Sektor pari wisata di Lombaok (NTB) investornya juga asing. Sektor telekomunikasi dido minasi asing, padahal pemakainya berapa ratus juta. Sehingga setiap kali kita SMS maka APBN yang naik itu adalah APBN ne gara-negara yang menguasai sektor tersebut. Begitu juga agroindustri juga dikuasai asing. Perbankan yang dananya sebesar Rp

ahli maupun harus beli teknologinya. Apa target dari modus seperti itu? Satu, pilot project, sedang yang kedua adalah mema sukkan draft undangundang melalui kementrian-kementrian. Kalau dulu hadir secara fisik sekarang pun sama saja tapi dengan tampilan berbeda, yaitu konsultan. Misalnya di bidang energi, mereka datang ke Kementrian Energi sambil membawa draft undang-undang. Jadi, mereka memberi hutang sambil menyo dorkan tenaga ahli ahli teknik dan ahli kelembagaan yang siap mengubah undang-undang kita. Dalam membuat draf UU biasanya melibatkan staf ahli lokal dengan target penguasaan hak paten pangan, kerajinan dan macammacam. Jadi banyak UU yang mereka kuasai, seperti UU kelistrikan, sumber daya air maupun perburuhan.

Sebagai spirit kebangsaan, ungkap an Anda ter sebut apa bisa diartikan bahwa kita perlu kembali kepada ajaran Bung Karno? Kembali kepada ajaran Bung Karno akan menjadi ahistoris jika saja mentalitas kader-kader bangsa masih pragmatis. Lihat saja tokoh-tokoh ormas tidak melakukan perlawanan terhadap arus globalisasi yang masuk ke Indonesia menjadi neo imperalis me, neo liberalism. Kalau itu diwacana kan secara minimal maka jadi tidak relevan, artinya Bung Karno hanya diambil figurnya, diambil simbolnya tapi tidak menerapkan ajarannya. Apa artinya orang ramai membica rakan Bung Karno? Bisa jadi orang-orang yang menghi dup-hidupkan Bung Karno, Bung Hatta atau tokoh lainnya hanyalah pengagum tapi bukan murid. Kalau murid Bung Karno pasti akan melaku kan pemetaan terhadap kehidupan global agar bisa menghadapi kekuat an imperalisme. zrd


edisi 01 | JUNI 2012

8

Peter A Rohi - Direktur Soekarno Institute

lang bisa menjadi kunci masuk dalam pengungkapan kasus ini. “Kami masih sedang mendalami risalah dua per usahaan kontraktor itu,” jelas Johan Budi. Dua perusahaan kontraktor, PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya adalah pe menang tender megaproyek Hamba lang. Bersamaan dengan itu juga akan diperiksa pejabat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). Menarik ditelurusi kenapa kedua per usahaan kontraktor tadi sampai perlu mengesubkan pekerjaannya kepada 17 perusahaan kontraktor lainnya. Salah satunya adalah perusahaan kontraktor milik Anas Urbaningrum, PT Dutasari Citra Laras. “Perusahaan ini memang langgan an sub kontraktor perusahaan BUMN se perti Adhi Karya itu,” cetus Nazaruddin.

Harus Kembali Pada Ajaran Soekarno KUATNYA pragmatisme yang mewarnai sendi-sendi kehidupan berakibat buruk pada memudarnya nasionalisme. Nasionalisme sebagai pondasi kesadaran bernegara dan cinta tanah air kini tersisih oleh pola pikir materialistik. Bila ada yang menyuarakan nasionalisme maka suara itu seakan menyelinap dalam ruang yang kosong. Namun bagaimanapun upaya penanaman rasa cinta tanah air sebagai ritus sosial tak boleh berhenti, walau kemanjaan masyarakat terhadap konsumerisme menjadi-jadi nasionalisme harus terus disuarakan, dan kaum pergerakan harus bangun dari tidur panjangnya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menggugah kesadaran nasionalisme maka ada baiknya mengail pemikiran Peter A. Rohi. Lelaki kelahiran NTT, 14 November 1942 ini sekarang menjabat Direktur Soekarno Institute. Mantan anggota KKO AL (Korps Komando Operasi Angkatan Laut -- sekarang Marinir) tersebut dikenal sebagai jurnalis investigator yang handal yang berhasil menemukan tempat lahir Bung Karno di Kampung Padean Gang IV/40 Surabaya. Sosok petualang yang sekarang lebih banyak beraktivitas di Jakarta ini saat pulang kampung diajak berbincang oleh Rokimdakas dan Cahyo Sudarso dari indiependen. Berikut rangkuman dialog di rumahnya :

Sisi lain dari pengaruh liberalisasi menimbulkan keresahan tentang me mudarnya nasio nalisme, apa yang bisa kita pelajari dari sosok Soekarno se hingga bisa memiliki nasionalisme be gitu kuat? Dalam mengembangkan nasionalisme yang patut dilakukan adalah menumbuhkan dalam diri kita sendiri lalu keluarga baru kemudian masyarakat. Jika kita belajar pada Soekarno, maka bisa me nyimak masa kecilnya di Tulungagung, di sana dia sering menonton wayang. Bagaimana dia ingin me merangi orangorang yang curang itu dari pewa yangan. Dari menonton wayang kulit dia mengenal tentang kebenaran dan kejahatan. Bahkan dia betah melihat sampai pertunjukan berakhir, dan sesudah menonton biasanya dia mempunyai ba nyak bahan cerita yang disampaikan pada kakek nya, Harjo Dikromo yang penyabar. Jika cucunya ingin mengetahui sesuatu selalu dia tuntun

hingga Soekarno kecil merasa senang dan paham. Tapi orang tua sekarang, kalau menjawab perta nyaan anaknya atau cucunya cenderung aras-aras en. Padahal saat seorang anak bertanya berarti dia sedang membentuk sesuatu dalam benaknya, dan itu berpengaruh pada pembentukan karakter. Dalam bukunya Sarinah, Soekarno secara jelas menyatakan, bila kaum ibu diberi kesempatan untuk pintar, maka mereka akan melahirkan anak-anak bangsa yang pintar karena anak-anak selalu berta nya pada ibunya. Sebagai orang tua kita seharusnya berusaha memberi suasana hati pada anaknya agar di masa kecil sudah mempunyai cita-cita yang luar biasa. Jangan sampai anak-anak itu jika ingin mempunyai sepeda atau mobil lalu dijawab akan membelinya tapi katakanlah, “nanti kita akan membuat.” Sebab saat

mengatakan hal itu setidaknya dalam pikiran anak terbangun fantasi, jika kelak jika sudah besar akan membuat mobil. Kita harus mengisi kekosong an pikiran anak bangsa ini dengan sesuatu yang benar. Kalu cuma beli, maling juga bisa, apalagi para koruptor mobilnya bagus-bagus. Dari sekian banyak ajaran Bung Karno, menurut anda mana yang paling relevan untuk diterap kan sekarang? Yang harus kita tata lebih dulu adalah masalah buda ya, ekonomi dan politik. Sukarno pada tanggal 22 Juni tahun 1922 menulis di Pikiran Rakyat, atau su dah berlangsung 90 tahun. “Kelak jika kita merdeka maka negara-negara kapitalis akan tetap mengintai karena kita mempunyai kekayaan alam dan mereka akan kembali dengan segala macam cara, terutama dengan mengubah gaya hidup. Mulai selera makan dan segalanya diubah oleh kapitalis menjadi kon sumtif.” Prediksi

edisi 01 | JUNI 2012

tender dengan 17 perusahaan sub kontraktor. “Kelas Adhi Karya dan Wi jaya Karya itu sangat mampu menger jakan sendiri megaprogyek Hamba lang. Kalau harus mensubkan peker jaannya, tapi untuk jenis pekerjaan kecil dan tidak melibatkan 17 sub kon traktor seperti itu.” terang Didu. Sebagai orang yang pernah lama di BUMN Said Didu juga merasa lucu dengan langkah yang diambil Adhi Karya dan Wijaya Karya. “Adhi sangat hebat

dan menguasai betul soal kontruksi logam atau baja, sedang wijaya sangat menguasai bidang kontruksi beton, jadi apalagi yang kurang,” uar Didu. Dengan demikian katanya pula, dua perusahaan kontraktor itu sebenarnya sudah sangat mumupuni menangani mega proyek Hambalang. Meski demikian Said Didu mengaku tidak kaget dengan kasus korupsi yang membelit megaproyek Hambalang, “Kalau awalnya proyek itu sudah aneh,

17

ia seterusnya akan aneh. Biasalah pro yek Hambalang itu kan istilahnya proyek yang dibentuk, ya seperti itu sifatnya,” jelas Said Didu tertawa. Agaknya, KPK akan diuji kredibilitas nya dalam menangani kasus proyek yang dibentuk ini. Proyek di atas tanah seluas lebih 32 hektar ini jelas bentukan Kementrian Pemuda dan Olahraga, tapi siapa dalangnya dan bagaimana ske narionya. Itulah tantangan KPK untuk mengungkapkannya? zcs

Perseteruan di Balik Kasus Hambalang

Lucu Tapi Aneh itu sekarang benar-benar menjadi kenyataan. Misalkan kita ke mall, berapa duit yang kita berikan pada asing. Jika ke Carrefour, berapa duit yang masuk ke Prancis. Setiap kita minum air kita sendiri menyerahkan pajak ke Perancis. Bayangkan, air kita sendiri..! Itu konsep darimana? Masa kita nggak bisa bikin sendiri? Hampir seluruh agroindustri kita seka rang sudah dikuasai asing … Memang, berapa triliyun kita beli jeruk dari China? Apel dari Washington. Kalau saya jadi presiden, saya tinggal panggil menteri pertanian, “Hei menteri, lu ta hu jeruk ini tiap tahun kita beli sekian triliyun. Bisa nggak kamu membikin jeruk seperti ini atau lebih hebat lagi? Masak menteri pertanian yang punya teknologi pertanian nggak bisa?”. Thailand yang dulu posisinya lebih rendah dari kita bisa membikin segala macam buah-buahan. Bahkan Meksiko sekarang me masukkan pepaya yang dulu kita dapat dari Turen, Malang tapi sekarang tidak lagi, semua dari luar semua. Konyolnya, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, presiden, red) itu Doktor Ekonomi Pertanian. Apa su sahnya memerintahkan menteri pertanian. Tapi yang aneh, Fadel Muhammad ketika akan menyetop impor garam malah dipecat. Ini negara sudah sebagian be sar milik asing. Ini susahnya hidup dengan pemimpinpemimpin yang sejak dari kecil tidak pernah berpikir tentang ke bangsaan. Apalagi SBY, saat akan mencalonkan diri menjadi presiden sempat pergi ke Amerika dan disana dia melontarkan statement, “America is my second country…” Kalau pemimpin punya negara kedua atau ketiga, buat apa? Kita butuh pemimpin yang hanya mempunyai satu-satunya negara, yaitu Indonesia. Anda menyatakan, Bung Karno Arek Suroboyo. Apa latar belakang sehingga Anda perlu meng ekspose seperti itu. Apa istimewanya? Bukti-bukti apa saja yang memperkuat statement ter sebut? Kita kalau mau mempelajari seorang pemimpin ma ka harus menyimak proses pertumbuhannya hing ga menjadi kreatif. Apa yang membuat Soekarno mampu melontarkan pikiran-pikiran besarnya? Berdasar data sejarah yang otentik, Soekarno memang benar-benar Arek

“Jika dalam pemeriksaan KPK nanti kedua perusahaan kontraktor terbukti bersalah, maka keduanya bisa dikenai sanksi berupa denda minimal Rp 1 milyar maksimal Rp 25 milyar. PT Adhi dan Wijaya sekaligus juga harus dibatalkan sebagai kontraktor megaproyek Ham balang, “ kata Tajudin Nur, Ketua KPPU. Di sisi lain di mata seorang properti lawyer, sangat menarik dicermati ada lah amblesnya dua bangunan yang menjadi bagian dari megaproyek Sport Centre tersebut. “Kejadian itu menun jukkan bahwa pelaksanaan proyek itu sangat brutal,” ungkap Erwin Kallo, seorang pakar pertanahan dan pro perti. Menurut Erwin kejadian itu tidak perlu ada jika megaproyek Hambalang dilaksanakan sesuai dengan tahapan proses perijinan yang benar. “Saya sebut brutal karena banyak perijinan yang di langgar. Proyek sebesar itu perijinannya memerlukan rekomendasi dari semua instansi, kecuali Departemen Luar Ne geri. Untuk mendapatkan rekomendasi persyaratannya memang sangat rumit, ini rupanya yang tidak dilakukan kon traktor,” jelas Erwin. Kasus amblesnya dua bangunan itu sendiri divonis Erwin sebagai kontraktor telah melakukan mal praktek, menurut bahasa kedokteran. “Kontraktor semes tinya sudah tahu bahwa kontur tanah di sana tidak mungkin menyangga bangun an dalam beban tertentu. Kewajiban kon traktor lah untuk memberi tahu kondisi itu kepada pemberi tugas atau pe kerjaan,” jelas Erwin. Sementara itu mantan Sekretaris Negara Kementrian BUMN, Said Didu, sejak awal sudah mencium bau tak sedap dari megaproyek Hambalang. Pertama, soal pembengkakan anggaran yang misterius. Kementrian Olahraga menyampaikan perubahan anggaran dari Rp 1,2 triliyun menjadi Rp 2,5 triliyun kepada Komisi 10 DPR tanpa rincian yang jelas, tapi lolos begitu saja. “Misterius kan?,” tukas Didu. Kedua, Sadi Didu menilai, sangat janggal jika perusahaan kontraktor sekelas Adhi Karya dan Wijaya Karya mensub-kontraktorkan pekerjaannya. “Apalagi sampai kepada 17 perusahaan kontraktor yang dilibatkan,” ujar Didu sambil tertawa. Ia menduga, ada kongkalikong an tara perusahaan kontraktor pemenang

Adhaykasa Daud

Andi Mallarangeng

KASUS megaproyek Sport Centre di Hambalang tak pelak menggoyang sejumlah pejabat Kementrian Pemuda dan Olahraga, institusi perencana dan penanggung jawab proyek. Jurus-jurus mencari aman dari proyek berbau korupsi itu mulai dimainkan. Inilah pejabat yang naik gelanggang paling awal, Andi Malarangeng. Orang nomor satu di Kementrian Pemuda dan Olaharaga, tentu saja menolak semua tuduhan dengan berlindung bahwa apa yang dikerjakan sekarang adalah melanjutkan pekerjaan Menpora terdahulu. Mendengar pernyataan itu, Mantan Menpora Adhyaksa Dault mencak-mencak dan menepis, “Saudara Andhi jangan sembarang omong. Selagi enak ditanggung sendiri, tapi pas nggak enaknya kenapa membagi dengan orang lain yang notabene benar-benar nggak terlibat,” kata Adhiyaksa keras. Menurut Adhiyaksa, proyek olahraga yang direncana kan di Hambalang tidak seperti sekarang ini tapi hanya dua buah bangunan olahraga. “Biayanya pun hanya Rp 125 milyar, tapi kalau sekarang menjadi Sport Centre dan menelan biaya sampai Rp 1,2 triliyun itu tanggung jawab saudara Andhi Malarangeng,” jelas Adhyaksa. Mantan dan pejabat Menpora nampaknya sedang mencuci tangan dari kasus mega proyek Hambalang, siapa yang salah siapa yang benar, prosesnya masih akan ber langsung panjang memproses panjang. Sebuah pemandangan tidak elok telah terjadi. Di tengah dengar pendapat soal kasus Hambalang di DPR, Selasa (5/6), Andhi Malarangeng mendadak dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk segera datang

Ridwan Saidi

ke istana. Rapat dengar pendapatpun dihentikan dan dilanjutkan pada Kamis (7/6). Sebegitu mudah forum terhormat DPR itu dihentikan, padahal pembicaraan baru akan menyentuh persoalan. Tidak ada penjelasan, kenapa Andhi Malarangeng mendadak dipanggil presiden. Peristiwa yang tidak elok terjadi lagi. Di tengah forum publik Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One yang sedang membahas kasus Hambalang, Andi juga tidak nampak hadir. “Kami sudah menghubungi tapi beliau menyatakan tidak bisa hadir dan sudah diwakilkan pada stafnya. Tapi sampai saat ini yang disebut mewakili itu juga tidak hadir,” jelas Karni Ilyas, wartawan senior yang memandu ILC. Tapi di forum itu nampak hadir Adhiyakasa yang mengaku kurang sehat namun tetap memaksa hadir. Setelah mencermati kronologi megaproyek Hamba lang, Eggy Sudjana, seorang praktisi hukum mengaku jengah dan sedih, “sebab kader-kader Partai Demokrat kecuali Sekjennya semuanya terlibat. Untuk itu, berdasar dan atas undang-undang saya melapor ke KPK agar semua pihak itu diperiksa, termasuk ketua dewan Pembina Partai Demokrat, SBY,” kata Eddy dalam forum itu. Tak kalah lantang suara mantan anggota DPR dan budayawan Betawi, Ridwan Saidi menyatakan, “In history mantan Menpora Adhiyaksa Dault boleh disebut terlibat dalam megaproyek Hambalang ini. Tapi keterlibat annya itu terkait pidana atau tidak, tidak bisa dijawab sekarang. Yang jelas, saya tegaskan, DPR nyata-nyata terlibat dan berpotensi melanggar pidana Sekali lagi DPR terlibat!” zcs

Robohnya salahsatu area pembangunan Sport Centre di Hambalang membuka aib korupsi


edisi 01 | JUNI 2012

16

edisi 01 | JUNI 2012

Ujian Berat Bagi KPK

“Carut marutnya kondisi Indonesia sekarang tidak ada pilihan lain harus kembali ke ajaran dan citacita Soekarno. Tapi ingat, kalau kita kembali ke situ jangan menunggu sampai semua kekayaan alam kita terkuras habis. Negara-negara Amerika Latin saja berani, dan mereka mengakui bahwa langkah yang mereka ambil itu berdasarkan ajaran Soekarno.”

Memburu Dalang Kasus Hambalang

Bapak Bangsa, dan bangsa Indonesia tidak ada yang menyesalkan, tidak ada yang menangisi. Yang sadar barangkali cuma Gus Dur (Abdurrahman Wahid, presiden ke-4,red). Orang yang tahu persis, bagaimana Bung Karno diperlakukan Soeharto?.

Said Didu

Anas Urbaningrum

“SAMA sekali tidak ada intervensi. Bahkan KPK sedang mencari dua alat bukti pendahuluan untuk segera mening katkan penyelidikan menjadi penyidikan,” jelas Johan Budi, jubir KPK dalam gelar perkara keempat kasus megaproyek Hambalang.

Kasus ini diakui KPK cukup luar biasa, karena itu sampai perlu empat kali gelar perkara. Sudah mulai tercium, bahwa me ga proyek Hambalang ini terindikasi ada nya korupsi yang terorganisir dan sis tematis sejak hulu hingga hilir. Adanya tindak pidaha korupsi sudah terindikasi

Anda dulu dikenal pengagum Syahrir tapi kenapa kemudian beralih ke Soe karno? Suatu ketika saya bertemu dengan Soebagio Sastrowardojo. Dia bertanya, buku-buku politik apa saja yang saya baca. Ajaran-ajaran siapa saja? Saya jawab kalau di Indonesia, ya Syahrir. Dia bertanya lagi, pernah nggak baca buku Soekarno? Saya bilang, cuma sepintas-sepintas saja. “Itu salah!!” sahutnya. Bayangkan, dia itu Sekjen Partai Sosialis Indonesia yang ketika Soekarno berkuasa menjadi musuhnya Soekarno mengatakan salah kalau tidak belajar ajaran-ajaran Soekarno. “Itu ajaran yang paling benar untuk sosialis Indonesia,” itulah wasiat terakhirnya Soebagio sebelum wafat. Akhirnya saya buka kembali buku-buku Soekarno, di situ kita bisa membaca dengan jelas tentang citacita kemerdekaan Indonesia.

M. Nasarudin

Genderang perang melawan tikus-tikus megaproyek Sport Centre di Hambalang Bogor Jawa Barat terus ditabuh pu blik. Kerakusan tikus-tikus menggerogoti mega proyek bernilai Rp 1,2 triliyun (belakangan disebut mantan bendahara umum Partai Demokrat M. Nazaruddin Rp 2,5 triliyun) itu mulai terkuak. Setidaknya sejumlah nama dari kalangan petinggi Partai Demokrat, DPR, dan pengusaha sudah diperiksa KPK sebagai saksi. Toh sejauh itu belum ada yang ditetapkan dan diperiksa sebagai tersangka. Adakah yang “mengganjal” langkah KPK? sejak proses penerbitan sertifikat lokasi proyek sampai pelaksanaan proyeknya itu sendiri. Tapi siapa dalang yang mendesain korupsi di tubuh megaproyek Hambalang ini, agaknya masih menjadi buruan KPK. Sementara sejumlah nama yang sudah

diperiksa sebagai saksi adalah mantan bendahara umum Partai Demokrat M. Nazaruddin, mantan komisaris PT Dutasari Citralaras, Athiah Laila, anggota Komisi 10 DPR Ignatius Mulyono, dan tentu saja Menpora Andi Malarangeng. Dan publik pun lantas bertanya-tanya, kenapa ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak ikut diperiksa padahal tokoh muda ini, seperti disebut Nazaruddin menerima fee Rp 50 milyar – selain Andi Malarangeng Rp 20 milyar – dari perusahaan kontraktor PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya. KPK mengakui, pemeriksaan terha dap dua pejabat perusahaan kontraktor yang menangani megaproyek Hamba

Bung Karno, inspirator pergerakan negara-negara tertindas

Suroboyo, lahir di Kampung Pandean. Bung Karno sendiri bilang seperti itu. Di dalam arsip nasional yang direkam dia menyatakan, “saya lahir di Surabaya”. Lalu kenapa orang-orang tidak mem percayai pengakuan Bung Karno sendiri? Menginjak usia sekolah orang tuanya pindah ke Tulungagung dengan lingkungan yang berbeda. Dari sana pindah ke Mojokerto kemudian pernah nyantri di Pondok Pesantren di Bangkalan. Lalu indekost di rumah Tjokroaminoto hingga bertemu Alimin, Darsono, Sukardjo Wiropranoto. Di sana juga ada Muso dan Kartosuwiryo dan di tempat itulah dia menemukan na sionalismenya.

Pembangunan megaproyek Pusat Pendidikan, Pelatihan, Sekolah Olahraga Nasional (PPPSON) Bogor Jawa Barat yang penuh kasus

9

Ada desain apa di balik pembelokan sejarah bahwa Bung Karno lahir di Blitar kemuidan setelah meninggal juga dimakamkan di sana? Dalam buku karya Cindy Adams yang diterjemahkan pihak militer semasa Orde Baru menyatakan Soekarno lahir di Blitar tapi sekarang sudah diubah Surabaya. Mulanya saya berpikir positif mungkin salah ketik. Tapi kalau saya analisa bahwa pada waktu itu CIA – Central Intelejent America – bermain, membuat saya berpikir lagi bahwa itu memang disengaja. Juga mereka sudah berencana untuk

memperpen dek umur Soekarno dengan melakukan pembunuhan secara halus. Jika sudah mati harus ada satu tempat penguburan yang jauh dari massa pendukungnya. Kita tahu bahwa revolusi Roma itu terjadi ketika Yulius Caesar dimakamkan. Nah Soekarno pun begitu, dia dijauhkan dari pengikut-pengikutnya, di daerah yang sepi sehingga tidak akan menimbulkan ge rakan-gerakan. Apa yang ter jadi di Blitar tidak akan merang sang gerakan revolusi. Tapi jika penguburannya di Sura baya maka bisa jadi lain. Maka jika berpikir dengan konsep seperti ini maka CIA telah me nyiapkan grand design. Apa yang Anda maksud dengan pem bunuhan secara pelan-pelan? Dokter yang dikirim ketika Bung Karno sakit adalah dok ter hewan. Jadi, Bapak Bang sa kita itu, bertahun-tahun dio bati oleh dokter hewan. Itu Soeharto yang mengatur, dan semua itu konsep CIA, bagai mana diberi obat terus menerus sehingga menjadi tim bunan racun lalu mati. Tentu semuanya dilakukan secara halus. Bukankah Rachmawati sudah mengungkap resep-resep yang diberikan dan dokter dan yang tanda tangan itu dokter hewan dari Bogor. Bayangkan. Bapak kita sendiri kalau sakit tidak mungkin mendatangkan dokter hewan. Padahal ini

Yang mempunyai kehendak mempro klamirkan ke merdekaan Indonesia kan bukan hanya Soekarno? Dengan carut marut kondisi Indonesia sekarang tidak ada pilihan lain harus kembali ke ajaran dan cita-cita Soekarno. Tapi ingat, kalau kita kembali ke situ jangan menunggu sampai semua kekayaan alam kita terkuras habis. Negara-negara Amerika Latin saja berani, dan mereka mengakui bahwa langkah yang mereka ambil itu berdasarkan ajaran Soekarno. Sedangkan kita di sini?Ada kisah mena rik di sebuah restoran tentang pertemuan Syahrir de ngan Tan Malaka yang baru pulang dari luar negeri. Ketika itu Tan Malaka populer di seluruh dunia karena seorang sosialis Eropa. Dalam pertemuan itu dia mengatakan kalau dirinya ingin memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Syahrir tertawa. Kata Syahrir, “jangan bercita-cita ingin mem proklamasikan Indonesia.” Lalu Syahrir memanggil beberapa pelayan restoran sambil bertanya, “kamu kenal sama orang ini?” Pelayan itu menggelengkan kepala. Apa pernah dengar nama Tan Malaka? Pelayan juga itu mengaku tidak pernah mendengar. Ketika Syahrir bertanya, “apa kenal dengan Soekarno?” Dengan serempak para pelayan menyahut, “Kenal kenal …” Nah, orang yang bisa memproklamirkan kemerdekaan Indonesia adalah orang yang dikenal masyarakat. Itu luar biasanya pemimpin kita waktu it, mereka saling

mengakui keunggulan masing-masing. Ada kesan ketakukan bila kembali ke ajaran Soe karno. Pendapat Anda? Ketakutan untuk kembali ke ajaran Soekarno itu ketakutan yang diciptakan. Karena kalau kembali ke ajaran Soekarno akan terjadi nasionalisasi. Freeport, Exxon dan para kapitalis semuanya harus keluar. Ahli kita kan banyak, kita bisa menangani sendiri. Permasalahannya di situ. Dengan karut marut kondisi Indonesia sekarang tidak ada pilihan lain harus kembali ke ajaran dan cita-cita Soekarno. Tapi ingat, kalau kita kembali ke situ jangan menunggu sampai semua kekayaan alam kita terkuras habis. Negara-negara Amerika Latin saja berani, dan mereka mengakui bahwa langkah yang mereka ambil itu berdasarkan ajaran Soekarno. Sedangkan kita di sini? Apa yang harus kita lakukan Indonesia agar bisa lepas dari cengkeraman ka pitalis? Sekarang harus muncul seorang pemimpin yang benar-benar berani menyatakan kepada asing bahwa bangsa kita ini adalah pemilik syah kekayaan alam. Jika belum bisa mengelola sendiri maka kita harus mengajukan daya tawar yang tinggi. Lihat Freeport, hanya 2 persen saja untuk kita sisanya 98 persen diangkut ke Amerika. Itu harus kita balik, 98 persen untuk kita dan 2 persen untuk asing, itu saja dia sudah untung. Kalau kita gencar menyuarakan tuntutan ini malah ditertawakan kalangan atas …. Yaiyalah… karena mereka ikut menikmati. Yang tidak menikmati itu kita bersama 230 juta penduduk Indonesia lainnya. Apa perlu revolusi? Yang kita perlukan lebih dulu adalah revolusi pemikiran. Kalau pemikiran kita masih seperti sekarang, merasa apa yang kita alami sekarang sudah enak, sikapnya serba santai, cenderung konsumtif, ya tentu saja payah. Kalau sudah menyangkut mental maka segalanya menjadi stagnan… Iya ini masalah mental. Mental minder yang begitu parah, merasa rendah diri karena melihat orang asing itu lebih hebat dari kita, seakanakan orang asing itu segala-galanya. Coba baca buku-buku Bung Hatta betapa bangsa kita sudah lebih jauh berpikiran jauh ke depan. Tidak jarang kita begitu, jika sudah dikatakan oleh orang Barat kita terkagumkagum. Saya pernah membaca statemen seorang ulama besar di Timur Tengah yang mengatakan bahwa Pancasila akan menjadi kebutuhan dunia. Begitu juga seorang doktor di Eropa bahwa hanya Pancasila yang bisa menyelesaikan kerumitan dunia sekarang ini. Tapi sikap kita sendiri bagaimana … z


edisi 01 | JUNI 2012

10

Budaya Arek Berperan Penting

Pertahankan Kemerdekaan RI

PADA petemuan tersebut akan maka dapat disimpulkan bahwa budaya arek merupa kan satu varian budaya yang mandiri seka ligus meneguhkan bahwa budaya arek me mang berbeda dengan budaya Jawa. Demi kian pendapat Dr. Purnawan Basun doro, SS, MHum, staf pengajar pada Depertemen Ilmu Sejarah, Universitas Airlangga. “Menilik dari laku budaya para pendu kung budaya arek, saya menduga budaya tersebut me rupakan hasil dari percampuran atau akulturasi dari beberapa varian budaya yang berbeda. Aspek-aspek keberanian dan kenekatan dari masyarakat pen dukung budaya arek merupakan kontribusi dari ke beranian dan kenekatan orang-orang Madu ra. Keterbukaan dan egalitarian masyarakat pendukung budaya arek, merupakan kontribusi dari budaya pesisir. Solidaritas yang kuat, guyub dan rukun merupakan kontribusi dari budaya pedesaan, agraris,”

Suasana pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya

Demikian analisa sosiolog William H Frede rick dalam bukunya Pandangan dan Gejo lak Masya rakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia di Surabaya tahun 1926-1946. Lebih lanjut Frederick mema parkan, bahwa para pendukung budaya areak yang mengistilah kan dirinya sebagai “orang Su rabaya yang sebenarnya” adalah pribadipribadi yang berkeinginan kuat, suka me rasa bebas dari kewajiban sosial dan kewajiban lainnya, dan cenderung bereaksi secar keras kalau ditekan. Mereka juga pekerja keras, mandiri, dan sering bersifat merakyat. Sementara Purnawan Basun doro meningkahi, arek Surabaya juga sering mengidentifikasikan dirinya sebagai proletariat kota. Indentifikasi semacam itu pada saat ini muncul dalam kelompok supporter sepak bola kota Su rabaya yang melabeli dirinya dengan nama “bonek” mengiden

15

Outsourcing Identik Dengan Kejahatan Kemanusiaan Sejak diterapkannya sistem kontrak, ‘outsourcing’, kehidupan pekerja menjadi tidak tenteram karena hak-hak dasarnya tidak bisa dipenuhi secara layak. Apalagi sewaktu-waktu bisa dikeluarkan dari tempatnya bekerja tanpa pesangon. Oleh sebab itu sistem outsourcing dinilai sebagai kejahatan kemanusiaan yang terstruktur dan sistemik sehingga buruh menjadi korban perbudakan modern.

Cukup sulit mengidentifikasi budaya arek jika hanya dilihat dari kulitnya saja karena budaya arek berkembang dalam sebuah kawasan yang dihuni oleh masyarakat yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari etnis Jawa. Budaya arek justru akan terlihat menonjol manakala para pendukng budaya arek bertemu dengan para pendukung budaya Jawa Solo atau Yogyakarta. Dr. Purnawan Basundoro

edisi 01 | JUNI 2012

tegaknya bangsa Indonesia. Sudah sejak lama masyarakat Indonesia mengenal para pen dukung budaya arek sebagai pribadi-pribadi pemberani. Ke beranian pendukung budaya arek tidak hanya tercermin dalam pe ristiwa 10 Nopember 1945. Sebab jauh sebelumnya keberanian pen dukung budaya arek dalam me lawan kesewenang-wenangan penjajah sudah sering dilakukan. Misal, pada tahun 1916, rakyat Kota Surabaya bahu membahu melawan dominasi para tuan tanah yang telah menyengsarakan ribuan rakyat penghuni tanah partikelir. Perlawanan tersebut dipimpin oleh Pak Siti alias Sadikin dari Kampung Kedondong dan Prawirodiharjo dari Kampung On domohen (sekarang kawasan Jl. Walikota Mustajab). Perlawanan dilakukan dengan melakukan pendudukan secara sporadis pada tanah

vidual. Jika mereka memiliki kemauan maka harus dapat diwujudkan. Jika ada yang menghalangi maka harus dilawan. Tidak jarang mereka mengidentifikasik dirinya ibarat boneka kayu yang keras dan kaku. Pendukung budaya arek terkenal kukuh pada pendirian. Pembawaan kukuh pada pendi rian dalam bersikap biasanya muncul dalam keadaan suasana lingkungan yang serba tertib, saat hukum dan perundangundangan yang berlaku diberlakukan secara mapan. Loyalitas pada pekerjaan, kesetiaan pada atasan atau ketaatan pada sistem dan pranata yang diikrarkan masyarakat pen dukung budaya arek memang menjadi terandalkan jika keadaan lingkungan mendukungnya. Ma syarakat budaya arek pada umumnya sangat menghormati dan menyenangi orang yang teguh pada kata-katanya karena dapat dipercaya.

SEKARANG terdapat 112 ribu orang yang berstatus sebagai buruh kontrak tanpa kepastian perlindungan sebagaimana layaknya elemen penting bagi dunia usaha di Jawa Timur, dan Sidoarjo merupakan wilayah yang paling buruk dalam memper lakukan buruh. Demi kian penuturan Jamal udin, Ke tua Aliansi Buruh Jawa Timur da lam seminar nasional Fa kultas Hukum Universitas Airlangga bertajuk Outsourcing Dalam Politik Hukum Perbu ruhan Indonesia (26/5). Outsourcing, bagi Jamal merupakan bagian dari skema neoliberal dalam bidang per buruhan negara dan korpo rasi lepas tangan dan meng abaikan perlindungan

1880. Pada saat itu praktik buruh kontrak banyak ditemui di sektor perkebunan. Pada awal abad ke-20 bu ruh kontrak juga mulai dipraktikkan di beberapa perusa haan batik di Jawa. Nampaknya praktik bu ruh kontrak terus berlangsung. Pada pasca kemerdekaan, praktik buruh kontrak di legalkan pada masa Orde Baru melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. (Per menaker) nomor Per-05/Men/1986 tentang Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (KKWT). Lantas diperbarui dengan Permenaker nomor Per-02/Men/1993 tentang KK WT. Beberapa tahun terakhir is tilah buruh kontrak dan out sourcing sering muncul dalam tuntutan aksi-aksi buruh mau pun

Di mana-mana buruh menolak sistem outsourcing

“Perusahaan dapat menyerahkan seba gian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui perjanjian pemborong an pekerjaan atau penyediaan

beri kerja. Dengan cara itu pula perusaha an outsourcing dapat bertahan hidup. Dengan demikian, bagaimana mungkin perusahaan outsourcing dapat memberi

Tak henti-hentinya kaum buruh memperjuangkan haknya dengan menolak sistem kerja kontrak

Beragam varian budaya yang mewarnai pembentukan budaya arek

tutur pria kelahiran Ban jaregara, 27 Mei 1971 tersebut. Dengan demikian, budaya arek merupakan hibrid atau gabungan atau cangkokan dari budaya pesisir Surabaya, budaya Madura, dan agraris ri pedesaan di kawasan hinterland yaitu Su rabaya pinggir, Sidoarjo, Mojo kerto, Jombang, Malang dan lain-lain, kata Purnawan, peraih gelar doktor dari Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta de ngan disertasi berjudul “Rakyat Mis kin dan Perebutan Ruang Kota di Surabaya 1900-1960-an.” Akulturasi budaya yang mem bentuk budaya arek merupakan konsekuensi dari terbukanya kota Surabaya terhadap pendatang dari luar. Sejarah urbanisasi ke Kota Surabaya sudah berlang sung sangat lama. Masing-masing pendatang di Kota Surabaya membawa varian udaya dari tempat asal mereka masing-masing yang kemudian saling bercampur dan mempe ngaruhi serta membentuk budaya arek. “Da lam hal ini Kota Surabaya telah berperan menjadi melting pot dari berbagai varian budaya yang datang ke Kota tersebut.”

tifikasi dirinya sebagai pribadi-pribadi “miskin” yang tidak memiliki apa-apa kecuali hanya tekad.

Nopember Bersejarah Dalam kertas kerjanya tentang budaya arek, Dosen Unair tersebut menjabarkan, bulan Nopember merupakan bulan yang penting bagi rakyat Kota Surabaya dan bagi bangsa Indonesia. Rakyat Kota Surabaya dan bangsa Indonesia dipertautkan oleh bulan Nopember 1945. Pada tanggal itu segenap lapisan rakyat Kota Su rabaya bahu membahu dengan penuh keberanian mengangkat senjata melawan tentara Inggris atau Sekutu yang telah menghina bangsa Indonesia, khususnya rakyat Kota Surabaya. Pertautan antara keduanya selalu diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlwan adalah satusatunya sumbangsih simbolik paling nyata dari nilai-nilai budaya arek bagi keindonesia-an. Hari Pahlawan telah menjadi simbol bahwa nilai-nilai positif budaya arek ternyata memiliki kontribusi nyata bagi

partikelir Ketabang, melakukan pemogokan untuk tidak membayar pajak, tidak menyetor hasil panen ke tuan tanah, dan mengajukan gugatan ke pengadilan, baik kepada Landraad maupun kepada Radd van Justitie. Berkat keberanian rakyat Surabaya yang didukung Sarekat Islam, gugatan rakyat kepada Radd van Justitie Kota Surabaya dimenangkan oleh lembaga peradilan kolonial. Para tuan tanah dihukum dengan membayar ganti rugi kepada para penghuni tanah parikelir serta dilarang mengusir penduduk yang tinggal di tanahtanah tersebut. Sayangnya sejarah keberanian rakyat Kota Surabaya dalam peristiwa tersebut jarang tercatat dalam sejarah resmi Kota Surabaya. Masih menurut Purnawan, secara umum pendukung budaya arek memilik sifat dan sikap yang kaku dan cenderung kasar. Ti pologi pembawaan semacam ini dalam bahasa Madura disebut gherra. Sikap ini sesuai dengan karakter masyarakat setempat yang cenderung tanpa kompromi dan sering bersifat indi-

Karaktker apa adanya dan lugas bukan berarti polos tanpa pretensi. Karakter semacam ini diartikan sebagai sikap-sikap yang tidak mau menyembunyikan se suatu, apalagi menyembunyikan kesalahan. Karakter semacam ini juga menyimbolkan kejujuran dalam menyatakan perasaan hati. Hal tersebut tercermin dari tutur kata masyarakat dalam lingkung an budaya arek yang cenderung ceplas-ceplos dan to the point jika menghendaki atau meminta se suatu dari orang lain. Masyarakat budaya arek sangat menjunjung tinggi kese taraan dan kebersamaan. Mereka tidak mau terkungkung dengan penjenjangan masyarakat yang terlalu rumit. Hal tersebut tercermin dalam keseharian mereka ter utama dalam bertutur kata, yang sangat minim dengan idiom-idiom yang menunjuk kan perbedaan strata. Bahasa yang digunakan sehari-hari banyak merupakan bahasa ngoko yang sangat ega liter dan merakyat. Model budaya egaliter tentu saja sangat baik untuk dikembangkan terutama pada pola-pola kepemimpinan nya. zrd

dan pemenuhan hak pekerja se cara layak. Kini nasib buruh outsourcing dalam ceng keraman mafia tenaga kerja sebagai ko moditas. “Dalam system ini kami menyaksi kan penghisapan manusia atas manusia,” terang Jamal. Pemateri lain yang tampil dalam forum dialog tersebut adalah Danu Rudiono, peng amat perburuhan. Menurutnya dalam sejarah Nusantara dicatat bahwa buruh kontrak telah dipraktikkan sejak zaman kolonial melalui Koeli Ordonan tie tahun

serikat buruh (SB). Umum nya buruh dan SB menolak sistem hubungan kerja kon trak dan outsourcing seiring de ngan marak nya praktik hubung an kerja kontrak dan outsourcing serta diberlakukannya Un dang-undang nomor 13/2003 tentang Ke tenagakerjaan. Menurut Danu, meskipun dalam UU Ketenagakerjaan tak ada istilah out sourcing, se cara de-facto istilah outsourcing sebenarnya mengacu pada UU Ketenaga kerjaan pasal 64, yang menyatakan,

Kenyamanan kerja tidak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan

jasa pekerja atau buruh yang dibuat secara tertulis.” Penolakan buruh kontrak dan buruh outsourcing teruta ma karena tiadanya ja minan atas kelang sungan kerja dan pe nghilangan hak-hak dasar kaum buruh. Ini diperkuat oleh hasil studi bersama yang di lakukan oleh Aka tiga, DPP FSPMI dan FES di industri me tal, yang menunjukkan bahwa ada banyak masalah yang dihada pi oleh buruh kontrak dan outsourcing, antara lain eksploitasi dalam bentuk upah rendah. Juga, mayoritas pekerja outsourcing me nerima upah di bawah nilai upah minimum dan adanya pemotongan upah oleh agen penyalur buruh out sourcing. Tidak ada pe sangon dan jaminan pensiun, tidak ada ja minan kesehatan yang me madai, mudah di PHK tanpa melalui proses peradilan per buruhan. Pekerja outsourcing tidak bisa menjadi anggota serikat pekerja atau serikat buruh sehingga hak mereka tidak terlindungi. Dan usia produktif yang hilang karena pekerja outsourcing pada umum nya disyaratkan berusia di bawah 25 tahun. Dari keadaan itulah per usahaan out sourcing menarik keuntungan lebih besar dari pemotongan hak buruh dari yang seharusnya diberikan langsung oleh pem

kan perlindungan terhadap buruh apalagi menyejahterakan? Di mata Danu, dalam sistem outsour cing yang terjadi bukanlah hubungan kerja buruh-pengusaha, melainkan lebih sebagai hubungan “jual-beli” tenaga kerja atau hubung an antara “pembeli” dan “pen jual” tenaga kerja. Dalam hal ini pengusaha atau fabrikan dengan perusahaan pe nyedia jasa tenaga kerja atau agen pe nyalur buruh outsourcing. Atas kenyataan tersebut dia menya takan, “Subyek hukum dalam hubungan kerja dan produksi pun tidak jelas dan dika burkan. Siapakah subyek hu kum dalam hubungan kerja ini? Apakah buruh dengan pengusaha atau dengan perusa haan pe nyedia jasa outsour cing?” Oleh sebab itu Jamaludin, Ketua Aliansi Buruh Jawa Ti mur menyerukan agar dilaku kan moratorium outsourcing, penyerikatan buruh korban outsourcing, pembubaran PPJP, Pemidanaan PPJP dan user atau korporasi. Juga perlu melakukan uji materi kembali ke mahkamah konstitusi, pe nguat an sistem pengawasan ketenagakerjaan. Perlu melakukan gerakan ekstraparlemen ter yang massif. Penguat an posisi tawar politik buruh dan melakukan sweeping per usaha an pengguna outsourcing. zrd


edisi 01 | JUNI 2012

Corby bersantai di dalam sel tahanannya

KEPUTUSAN Presiden Susilo Bambang Yudoyono memberikan potongan hu kuman 5 tahun untuk terpidana 20 tahun kasus kepemilikan 4 kg lebih mariyuana, Schapelle Leigh Corby, menimbulkan ke gusaran di kalangan ahli dan pemerhati hukum. Apa sebenarnya yang salah? Seja uh ini belum bisa dijawab dengan pasti. Presidn sebagai pihak pemberi grasi belum memberikan jawaban secara transparan kenapa ia sampai perlu mem beri grasi kepada ratu mariyuana tadi. Yang sudah jelas, si penerima grasi ter nyata datang dari keluarga narkoba. Ayahnya, ternyata pecandu ganja dan pernah berurusan dengan polisi. Sedang Corby sendiri selain sebagai ma hasiswi dan model, juga dikenal sebagai ratu ekstasi di negaranya, Australia. Ketidak transparanan presiden inilah yang menimbulkan misteri dan merang sang Komisi III DPR RI merencanakan untuk mengajukan hak interpelasi. Se mentara ini memang baru 17 anggota DPR dari Partai Hanura yang bernisiatif untuk mengajukan hak interpelasi. Ting gal dibutuhkan 8 suara dari partai politik yang lain untuk bisa menyampaikan hak interpelasi kepada presiden. Jika anggota DPR bersungguh-su ngguh mengajukan hak interpelasi dan bukan hanya sebagai alat penekan saja maka itu akan semakin menyulitkan posisi presiden. Pasalnya, presiden juga sedang digugat secara hukum oleh kelompok masyarakat seperti Granat (Gerakan Anti Narkotika) yang kebe ratan atas langkah presiden. Belum bisa dimengerti, mengapa presiden sampai melakukan blunder seperti itu. Padahal berulang kali pre siden meminta Badan Narkotika Na sional (BNN) untuk menjaga wilayah Indonesia agar jangan sampai terus dibanjiri barang-barang haram tersebut. Sampai sekarang ini publik belum mend apatkan penjelasan yang lengkap me ngapa grasi itu sampai diberikan. Apa landasan yang dipergunakan sehingga presiden mau memberikan pengurang an hukuman kepada terpidana narkoba. Bahkan pers di Australia pun merasa heran bahwa presiden Indonesia mau berbaik hati kepada pengedar narkoba. Penjelasan yang diberikan Menkum ham menanggapi grasi ini bukan membuat publik paham tapi justru se makin sulit untuk bisa mengerti. Apa yang sebenarnya manfaat yang ingin dicapai dari pemberian grasi. Wakil ketua Komisi III DPR Nashir Jamil, menilai pemberian grasi untuk Corby memang layak dipertanyakan kepada presiden melalui penggunakan hak interpelasi DPR. Alasan Nashir, ada perbedaan penje

14

edisi 01 | JUNI 2012

Melelahkan, Mengabadikan Nama Soekarno

Grasi Corby Grasi Misteri

lasan antar pejabat pemerintah terkait atas pemberian grasi. “Patut diperta nyakan karena ada kesimpang siuran. Argumen mana yang benar?”. Wacana pengguna interpelasi mun cul setelah salah seorang anggota Ko misi III Syarifuddin Sudding mengung kapkan keinginannya untuk mengguna kan hak interpelasi. Sudding mengaku tengah mencari dukungan dari politisi lain.

Tabrak Konvensi PBB Pemberian grasi kepada terpidana narkoba bertabrakan dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Undang Undang Narkotika. Karena itu keputusan presiden memberikan grasi kepada terpidana narkoba asal Australia, Corby, perlu dipertimbangan kem bali. Ahli hukum pidana dari Universitas Pajajaran Bandung, Romli Atma Sas mita mengingatkan Indonesia sudah meratifikasi Konvensi PBB tentang pemberantasan gelap narkoba dan psikotropika (1988). Konvensi itu bahkan sudah ditindak lanjuti dengan Undang Undang Narkotika. “Seluruh Negara di dunia sepakat bahwa keja hatan narkotika dan psikotropika merupakan kejahatan berat dan bersifat

internasional sehingga pelakunya tidak perlu diberi grasi,” jelas Romli. Sementara itu Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi menilai, pem berian grasi itu menunjukkan pe merintah mandul di hadapan pemerin tah Australia. “Kalau satu bandit ma riyuana saja mampu jadi komoditas kompromi G to G untuk alas an yang tidka transparan, tak mengherankan jika koruptor merasa aman, tentram di negeri serba kompromi ini,” kata Hen dardi. Ia juga menambahkan bahwa peris tiwa seperti ini tidak hanya menyoroti be tapa buruknya pemerintah Indonesia yang sangat berbaik dengan pemerintah Australia dalam melindungi setiap warga negara mereka yang tersandung ma salah hukum di negeri lain. “Jelas ini sa ngat bertolak belakang dengan pembe laan pemerintah RI atas berbagai kasus yang menimpa WNI di luar negeri. Uta manya kasus yang dialami para TKI/ TKW Indonesia,” kata Hendardi seraya menyebut sikap pemerintah sangat tidak proporsional. Wakil ketua MPR, Lukman Hakim Syaifuddin meningkahi, keputusan presiden memberi grasi terhadap terpidana narkoba jangan hanya dilihat dari sisi yuridis formal saja. “Kalau pendekatannya yuridis formal, semua

orang tahu bahwa grasi itu hak prerogra tif presiden,” kata Lukman belum lama ini. Tapi masalanya bukan sekadar itu, me nurut politisi PPP ini jauh sebelum gra si ini dikeluarkan bukankah negara su dah mewawacanakan tidak akan mem beri ampun terhadap narapi dana yang terkait dengan tiga hal, yakni korupsi, terorisme dan narkoba karena tiga kategori itu sangat besar destruk tifnya. Sementara itu Yusril Ihza Mahendra, Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia menilai pemberian grasi 5 tahun bagi Corby bisa menimbulkan preseden buruk bagi penegakkan hukum di Indonesia. Selain membuat kerja hakim tak berguna, juga membuat kontradiksi dengan Peraturan Peme rintah No 28/2006 tentang pengetatan remisi kepada terpidana korupsi dan narkoba. “Dalam sejarah, baru kali presiden memberikan grasi bagi terpidana nar koba. Hal ini diberikan kepada orang asing. Saya menganggap ini tidak per nah terjadi dalam hukum kita dan tidak sejalan dengan komitmen pemerintah untuk bersikap tegas terhadap ke jahatan narkoba,” kata Yusril. Karena itu, dia mempertanyakan langkah tersebut. Baginya keputusan presiden itu sangat aneh. zcs

Kelak, Siapa Perawat Rambut Miranda? HARI Jumat Legi (1/6) itu nahas bagi Miranda Swa ray Goeltom. Ketika orang gegap gempita memper ingati Hari Lahir Pancasila, di hari manis itu mantan Deputi Senior Bank Indonesia ini malah diperiksa KPK sebagai terdakwa. Selesai diperiksa Miranda langsung ditahan di rumah tahanan KPK Cabang Ci pinang untuk 20 hari ke depan. “Saya menerima status Miranda sebagai tersangka dan saya akan kooperatif, ten tu dengan harapan kasus ini bisa cepat selesai sehingga saya ju ga cepat men dapat kepastian hukum.” kata Miranda usai ditetapkan untuk di tahan KPK. Seperti sudah menangkap pertanda bakal ditahan, pagi menjelang ber angkat untuk menjalani pemeriksaan KPK Miranda menyempatkan diri “ngu dang” cucu-cucunya. Di rumah Miranda nampak cerita menggendong dua cucunya sekaligus. Dan, seperti biasa nya, Miranda tetap tampil modis: busana

selalu tampil modis

warna merah kekuningan dan rambut dicat merah merah tembaga. Itulah yang akan mengganggu benak banyak orang, siapa nanti yang akan mengecat rambut Miranda di dalam tahanan atau di penjara jika kelak dipenjarakan?. Belum lagi kebutuhan Miranda da lam soal perawatan kecantikannya, seperti padikur manikur juga perawatan kulitnya. Ini mengingat Miranda sudah terbiasa keluar masuk salon dan spa guna memenuhi kebutuhannya itu.

Bahkan bersama Melinda Dee, pengempalang dana City Bank beserta wa nita jet set Indonesia yang lain, Mi randa punya hobi mahal. Yai tu mengundang perancang busana untuk suatu pergelar an eksklusif di hotel-hotel ber bintang sambil minum teh. “Karena kami tidak punya waktu untuk jalan ke mall mem beli baju jadi ya mengundang perancang busana untuk memperaga kan karyanya sambil bertemu relasi,” kilah Miranda suatu ketika. “Kegilaan” pada mode bu sana juga ditunjukkan dengan mengun jungi Jakarta Food & Fashion Festival be lum lama ini. Padahal waktu itu ia bersta tus saksi saat Nunun Nurbaeti disidangkan. Dia nampak serius mengamati kar ya-kar ya busana yang diperagakan di JFF itu. Miranda kini ditahan KPK dan akan terus menjalani pemeriksaan sebelum kemudian diadili di pengadilan. Ia pasti akan menjalani hari-hari yang sepi tanpa bisa datang ke salon atau spa untuk perawatan. zcs

11

Jalan baru, Dr Ir Soekarno di lingkar timur Surabaya mengabadikan nama Proklamator RI

PADAHAL, seyogyanya, pengertian pahlawan itu diwujudkan dengan men jadikan Kota Surabaya ini sebagai “ka mus kepahlawanan”. Surabaya dapat dijadikan sebagai museum kepahla wanan yang berskala nasional. Bahkan, kalau memungkinkan diangkat men jadi “Kota Pahlawan Interna sional”. Dalam sejarah, “tewas”-nya salah seorang pimpinan militer Inggeris, Jenderal Mallaby, bagi kita merupakan suatu “kemenangan”. Tetapi, bagi se kutu, dia adalah pahlawan yang “gu gur” dalam kancah berjuang demi ne garanya dan kepentingan dunia inter nasional. Suatu hal yang sangat mempriha tinkan, adalah ku rangnya minat dan perhatian para petinggi di Kota Sura baya ini untuk menampung aspirasi warganya. Salah satu di antaranya, ia lah usul-usul warga untuk sebanyak mungkin mangabadikan nama-nama pahlawan di Surabaya. Terlalu berbelit nya prosedur untuk memberi nama pahlawan pada suatu jalan. Bahkan, sangat tidak mudah mengganti nama jalan yang sudah ada dengan nama jalan baru. Dengan berbagai upaya dan cara, saya sebagai penulis di beberapa su ratkabar dan majalah yang terbit di Indonesia, mengungkap kehebatan Su rabaya sebagai Kota Pahlawan. Di sana saya menyinggung, sikap abai para petinggi di kota ini untuk menye suaikan diri dengan julukan Kota Pah lawan itu. Apalagi, sangat lam bannya keinginan untuk me ngabadikan nama Dwitunggal Sukarno-Hatta selaku Pahla wan Nasional Proklamator Ke merdekaar Repubilik Indonesia di kota kelahiran Bung Karno ini. Kendati kemudian terwujud pem berian nama Jalan Sukarno-Hatta un tuk jalan baru lingkar timur bagian tengah atau MERR (Midle East Ring Road), di akhir masa jabatan Walikota Surabaya, Bambang DH. DPRD Kota Surabaya, pada sidang paripurna 17 April 2010 menyetujui nama Jalan Sukarno-Hatta sejak dari pertigaan Jalan Kenjeran menuju ke se latan sampai ke perbatasan Surabaya-Sido arjo. Peraturan Walikota Surabaya ditanda tangani oleh Walikota Suraba ya “yang baru” Ir.Tri Rismaharini yang menggantikan Bambang DH tanggal 24 November 2010. Saya sebagai penulis yang sudah berulangkali menulis artikel dan kritik

Dulu di bebarapa media, berulangkali saya menulis judul: “Ironis! Kota Pahlawan Miskin Nama Pahlawan” atau “Ironis Nama Sukano-Hatta Belum Diabadikan di Kota Pahlawan”, dan beberapa judul lagi yang senada. Memang, di Indonesia, hanya Kota Surabaya satu-satunya yang berjuluk Kota Pahlawan, namun perwujudan makna kepahlawanan itu sangat dangkal. Kepahlawanan hanya diterjemahkan dari peristiwa heroik yang terjadi di sekitar tanggal 10 November 1945 yang membawa korban jiwa terhadap ribuan Arek Suroboyo.

an ini merasa gembira. Ternyata wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga sangat peduli ke barat bagian tengah, di Surabaya pada Proklamator kemerdekaan RI itu. Barat. Dalih yang tidak masuk akal, Bahkan, secara resmi mengeluarkan konon perubahan nama itu gara-gara Surat Keputusan Walikota Surabaya, nama Bandara Soekarno-Hatta di memberi nama jalan sejak dari pertiga Cengka reng, Jakarta, sering disingkat an Jalan Kenjeran ke selatan sepan “Soeta”. Jadi, khawatir nanti Ja lan jang jalan MERR itu sampai ke perba Sukarno-Hatta di Surabaya itu dising tasan Surabaya dengan Kabupaten Si kat Jalan Suta atau Soeta. doarjo. Kalau boleh saya mengung kap Keputusan Walikota Surabaya No masa lalu, boleh disebut lebih ironis mor 188.45/501/436. 1.2/2010 itu me lagi ketika di masa Orde Baru. Hampir netapkan tentang nama Jalan Sukar tidak ada upaya dari Pemkot Surabaya no-Hat ta di Kota Surabaya sepanjang untuk mengabadikan nama be sar 10.925 meter. Jalan ini berawal di per Pahlawan Nasional, Pro klamator tigaan Jalan Kenjeran melintasi: Jl. Sukarno-Hatta di Kota Pahlawan ini. Kalijudan, Jl. Mulyo rejo, Jl. Dharma Saat saya, menyampaikan usul kepa husada Indah, Jl. Dharmahusada, Jl. da Wali kota Surabaya, H.Poernomo Kerta jaya Indah, Jl. Kertajaya Indah Kasidi tahun 1986 agar nama Pro klamator SukarnoTimur, Jl Arif Rahman Hatta diabadikan di Hakim, Jl. Semolowa Surabaya, sikap saya ru, Jl. Semampir Kelu selaku penulis diang rahan, Jl. Semampir Te gap terlalu “be rani”. ngah, Jl. Semampir Pak Pur – begitu Selatan, Jl. Medokan walikota yang bertitel Semampir, Jl. Ke dung dokter itu dipanggil – Baruk Raya/Jagir, Jl. sembari berbisik me Wonorejo/Jagir, Jl. ngatakan, jangan dulu. Baruk Utara, Jl. Penja Alasannya, menyebut ringan Sari, Jl. Kedung nama Bung Karno di Asem, Jl. Pandugo, Jl. era Orde baru itu cukup Rungkut Madya, Jl. sensitif. Namun, pada Gunung Anyar Tam tahun 1986 itu Presi bak, berbatasan deng Oleh: den Soeharto, justru an Kabupaten Sido HM Yousri mengeluarkan pene arjo. Nur Raja Agam tapan tentang Dr.Ir. Namun, sungguh Wartawan Surabaya H.Sukarno dan Dr.Mo malang nasib Dwitung hammad Hatta seba gal Sukarno-Hatta itu. Justru di Kota Pahlawan ini, Pahlawan gai Pahlawan Nasional dengan Ke Proklamator lambang pemersatu bang pres 081/TK/Tahun 1986 tertanggal 23 sa itu, dipisah. Walikota melakukan Oktober 1986. Sambutan beberapa pejabat pe “cerai paksa” terhadap Sukar noHatta. Jalan Sukarno-Hatta itu tidak merintahan di Indonesia cukup positif. berumur panjang. Per ceraian ke dua Bandara Cengka reng yang merupakan tokoh sentral Kemerdekaan Indonesia peng alihan dari Bandara Kemayor an itu dilakukan tanpa persetujuan DPRD diberi nama Bandara Inter nasional Kota Surabaya yang su dah menge Sukarno-Hatta. Di Ujungpandang yang sahkan Perda (Per aturan Daerah) kembali bernama Makassar, pelabuhan tentang pem berian nama jalan lautnya diberi nama Sukarno-Hatta. Di Sukarno-Hatta untuk jalan MERR itu. Bandung, jalan lingkar selatan yang Ja lan Sukarno-Hatta itu pun di ganti baru dibangun diberi nama Jalan Su menjadi Jalan Dr.Ir.H. Soekarno, tanpa karno-Hatta. Beberapa kota di Indonesia serta menyebut nama Muhammad Hatta deng an Keputusan Walikota Suraba merta mengabadikan nama Pro klamator Kemerdeka an RI itu sebagai ya No.188.45/86/436.1.2/2011. Tri Rismaharini menjanjikan nanti nama jalan maupun nama taman, nama Jalan Dr.H.Muham mad Hatta serta gedung bersejarah lainnya. akan dipasangkan di MWRR (Midle Tidak ketinggalan pula di Jawa Timur, West Ring Road), yaitu jalan lingkar seperti Kota Malang, mengabadikan

nama Sukarno-Hatta untuk jalan baru yang menghubungkan daerah Blim bing ke Dinoyo. Bahkan, di Kota Pasu ruan dan di Bangkalan di Madura na ma Jalan Sukarno-Hatta diabadikan di poros utama kota itu. Secara resmi saya menulis surat ke pada Walikota Suraba ya, langsung ke tangan Pak Pur. Isi surat itu, agar nama Proklamator Sukarno-Hatta diabadikan di Surabaya de ngan alternatif pertama meng ganti nama Jalan Perak Timur dan Perak Barat sebagai Jalan Sukarno-Hatta. Alasan penulis waktu itu, karena jalan kembar itu menuju gerbang laut Surabaya, yakni Pelabuhan Tanjung Perak. Ingat, Sukarno-Hatta seba gai Proklamator Kemerdekaan RI adalah Dwitunggal yang mengantar Bangsa Indonesia ke gerbang masa depan yang bebas dari penjajajah. Nah, Surabaya memang hanya punya satu gerbang masuk kota, yakni Tanjung Perak. Gerbang masuk dari udara dan darat Kota Surabaya, ada di Kabu paten Sidoarjo, yakni Bandara Juanda dan sekarang juga terminal Purabaya di Bungurasih, Waru. Setelah usul itu tenggelam begitu saja di kantong walikota Poernomo Ka sidi, penulis berupaya menanyakan dan mendesak. Ternyata, saya di bentak. Tidak puas dengan sikap sang walikota, penulis membuat artikel di Harian “Surabaya Post” pada tanggal 9 November 1989 dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan. Lewat ar tikel di media, penulis mengusulkan nama Jalan Tanjung Perak Barat dan Jalan Tanjung Perak Timur diubah menjadi Jalan Sukarno-Hatta Setelah tulisan itu turun di koran terbesar di Surabaya waktu itu, saya dipanggil bebe rapa pejabat Pemda Kodya Surabaya (waktu itu). Ada yang mendukung dan ada yang menolak dengan alasan perlu ada Perda (Per aturan Daerah). Waktu itu, beberapa anggota DPRD Surabaya yang setuju, tetapi ada yang tidak. Alasan nya, macam-macam. Di antara nya berda lih belum ada tempat yang pas untuk mengabadikan nama Sukarno-Hatta di Sura baya. Bahkan yang cukup ber kesan, saya dipanggil oleh staf intel Kodam V Brawijaya, meminta penje lasan tentang tulisan di Surabaya Post itu. (*)


edisi 01 | JUNI 2012

12

Hilangnya Ajaran Soekarno Oleh :

Taufiqurrahman SN * Orang yang paling berpengaruh terhadap sejarah kemerdekaan Indonesia adalah Ir Soekarno. Bertepatan dengan hari kelahiran yang ke-111 terhitung dari 6 juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Sekiranya patut kita refleksikan perjuangan dan kegigihan beliau dalam membebaskan bangsa dari belenggu kolonialisme. Setelah 67 tahun Indonesia merdeka berkat jasa-jasa beliau, kemudian bagaimana reaksi Soekarno jika seumpama masih diberi nafas samapai sekarang untuk menyaksikan buah dari perjuangannya, apakah beliau bangga atau malah sebaliknya? DALAM diri Soekarno banyak pelajaran yang dapat dijadikan titik bijak dalam menyiasati pelbagai permasalahan bangsa saat ini. Sumbangan atau wa risan sejak Soekarno kecil sampai akhirnya tutup usia pada umur 69 tahun, perlu digali kem bali. Ajaran pokok yang masih terekam jelas di benak masyara kat baik kalangan tua atau ge nersi muda adalah semangat per satuan dan kesatuan bangsa. Hampir seluruh hidup Soe karno dipersembahkan untuk negara Indonesia. Kenyataan ini diperkuat ketika tokoh ploklamor ini memberikan sambutan pada sidang kabinet 15 Januari 1966 di Istana Merdeka, beliau mengungkapkan “Aku ini dari kecil mula…yang menjadi gandrung saya bahkan yang saya derita untuknya, yang saya dimasukkan dalam penjara untuknya, yang saya dibuang di dalam pembuangan untuknya, bahkan pernah yang saya ham pir-hampir saja didrel mati di Brastagi…untuk bangsa, Tanah Air, kemerdekaan dan negara…. Bangsa harus menjadi bangsa yang kuat dan besar. Oleh ka rena itulah belakangan ini selalu saya menangis, bahkan donderdonder, marah-marah. He, bang sa Indonesia, jangan gontok-gontokan!”. Betapa menggebunya sema ngat nasionalisme Soekarno dalam meperjuangankan hak bangsa Indonesia. Tanpa persa tuan, lanjut Soekarno suatu bang sa mustahil bisa maju memba ngun dirinya. Dalam konteks ke kinian, semangat persatuan maupun nasionalisme sangat vital dimiliki bangsa ini. Pasalnya, negara kita merindukan

Presiden Soekarno sedang bersenda gurau dengan letjen Soeharto dalam suatu acara

komit men bersama dalam memujud kan dan menegakkan semangat integratif serta untuk memperbai ki atau memulihkan kondisi moril kebangsaan yang sedang rapuh.

Disintegritas Sangat ironis jika kita menge nang 111 tahun kelahiran pre siden pertama ini kemudian di benturkan dengan kemunduran - disintegrasi sosial - dari gene rasi ke generasi selanjutnya. Fak tor pokoknya karena bangsa ini hidup dalam situasi anomali atau valueless state. Di satu sisi kita sudah melalaikan Pancasila se bagai dasar pedoman dan pan dangan hidup, walau secara teo ritis kita masih mengakuinya se bagai ideologi, tetapi di

sisi lain nilai dan pengamalannya masih jauh panggang dari api. Disintegritas mulai tumbuh tatkala Ir Soekarno “memberikan wangsit” Supersemar kepada Jenderal Soeharto, diktum uta manya antara lain berbunyi “me laksanakan dengan pasti segala ajaran Pemimpin Besar Revolu si”. Namun, dalam kenyataanya Soeharto dengan bantuan para pemikir dari “Mafia Berkeley”, ber usaha menghapus jauhjauh idealisme Soekarno yang terba lut dalam ajaran “Trisakti” dari ingatan bangsa Indonesia. Se dangkan dalam kepemimpinan yang otoriter, Soeharto lebih condong pada liberalisme pem bangunan ekonomi. Akibatnya, semakin lama membangun diri nya, bangsa kita

semakin bergan tung pada utang luar negeri, ini lah suatu realita yang nyatanyata telah mencederai amanat Trisakti. Pada era B.J Habibie pun , ajaran persatuan Indonesia mulai digerogoti. Hal ini bermula dari kesalahan Habibie dalam memberlakukan konsep oto nomi daerah yang keblabasan. Menurut teori negara, dalam suatu unitary state (negara kesatuan), kekuasaan atau kewenangan kepada daerah se penuhnya diatur oleh pemerintah pusat. Dari otonomi inilah akhir nya nasionalisme berubah men jadi reginionalisme. Sehingga da lam kepemimpinan Habibie, ba nyak meninggalkan luka, salah satunya adalah hilangnya Timor-Timor dari genggaman Indonesia. Keterasingan nilai-nilai persa tuan seolah mencapai puncak nya pada era Gus Dur. Dengan diberlakukannya Nama Irian Jaya menjadi Papua kemudian menggunakan istilah “rakyat Aceh”, “rakyat Riau”, “rakyat Kali mantan Timur”, dan “rakyat Madu ra” tanpa menyadari berdampak negatif terhadap nilai keadilan dan berakibat kepada kecem buruan sosial. Ironisnya lagi, Megawati Soe kanoputri pun sebenarnya telah mengingkari amanat bapaknya sendiri. Adalah sikapnya yang mendukung amandemen Un dang-Undang Dasar 1945 dalam naungan “UUD 20023, Indonesia sesungguhnya bukan lagi negara kesatuan, tetapi quasi ne gara federal. Akibatnya, seba gian besar perusahaan unggulan kita, baik swasta mupun BUMN, kini sudah dikuasai asing. Sementara dalam pemerin tahan Susilo Bambang Yudhoyo no jilid I dan II ini, proses trans formasi ajaran-ajaran Soekarno belum menemukan titik terang bahkan sebaliknya. Ini terbukti dengan membludaknya kasus korupsi, penegakan hukum yang masih lemah, separatisme, ma kelar kasus pajak dan mafia per adilan yang sedangkan gencargencarnya, bahkan Laode Ida menilai negara kita adalah nega ra mafia. Sungguh ironis bangsa ini, padahal sejarah sebagai pe lajaran dari kejadian masa lampu seharusnya menjadi tolak ukur pemerintah dalam menahkodai negara ini. Benar juga ungkapan seja rahwan Abdullah, “sejarah tidak memberikan pelajaran apa-apa, kitalah yang belajar dari padanya”. Suatu peringatan momentum sejarah, seperti hari kelahiran Soekarno atau momentum hari-hari sejarah lainnya, jika tidak bisa menda tangkan pelajaran daripada nya, apa gunanya, kecuali ha nya menghamburhamburkan ongkos yang tidak sedikit. Ma ka, kita harus berusa ha menye lami dan mengambil pelajaran darinya. Artinya jangan sam pai kita mengulangi kesalah an yang pernah terjadii di masa silam.z * Peneliti The Hasyim Asy’ari Yogyakarta

edisi 01 | JUNI 2012

13

Bangkitlah Indonesia! Untuk mempelajari ajaran Bung Karno Karena, menurut Bung Karno, jika na jumlah penduduk kurang lebih 236 juta jiwa, tentu kita harus menyimak karya-karyanya, sionalisme Barat melahirkan tabiat “serang- 134 juta jiwa berusia di bawah 30 tahun, diantaranya buku Di Bawah Bendera Revo menyerang”kepada bangsa-bangsa lain tersebar di 399 kabupaten dan 98 kota. lusi. Pada jilid pertama kita dapat menang dalam bentuk penjajahan, maka de Jumlah penduduk dan wilayah yang dimiliki kap pemikirannya secara utuh, koheren mokrasi Barat hanya melahirkan kaum Indonesia bukan saja merupakan potensi dan konsisten karena banyak hal tentang kapitalis yang menguasai kekuasaan dan tenaga kerja yang murah dan lokasi kehidupan kebangsaan yang dicita- paggung politik nasional. produksi, akan tetapi sekaligus merupakan citakan, digagas, didialogkan, diikhtiarkan Baik nasionalisme Barat maupun potensi pasar bagi produk-produk dan ditulis Bung Karno dalam pemikiran demokrasi Barat ditentang oleh Bung kapitalisme yang sudah jenuh di negara yang jelas : nasionalisme Indonesia. Karno, karena keduanya tidak mem asalnya. Seluruh pemikiran yang tertuang di berikan tempat, tidak memberikan peran Oleh karena itu, mengoperasikan dan dalam bukunya juga konsisten, begerak bagi rakyat kebanyakan atau kaum mar menjual produk barang dan jasa di negara dari sebuah keinginan untuk mencapai dan haen. Akibatnya, baik nasionalisme Barat Indonesia jauh lebih menguntungkan jika membangun Indonesia yang merdeka, adil maupun demokrasi Barat hanya menda dibandingkan memproduksi barang dan dan berdaulat, dengan menggerakkan tangkan kesengsaraan bagi rakyat mar jasa di negara sendiri. Demikianlah, kita rasa kebangsaan, menggalang persatuan haen. Itulah sebabnya Bung Karno menyaksikan bagaimana perusahansemua golongan (termasuk golongan mengingatkan agar jangan sampai perusahaan asing membangun gurita nasionalis, Islam dan kaum Marxis), meng kemerdekaan yang telah diperjuangkan kerajaan bisnisnya di Indonesia. gerakkan aksi massa dan partai pelopor. jatuh ke tangan kaum borjuis. Karena jika Kita bisa melihat bagaimana Disebut konsisten karena sepanjang demikian, memang benar ada parlemen, petambangan dan migas 75% dikuasai hidupnya Bung Karno memperjuangkan ada dewan perwakilan rakyat, akan tetapi asing, Perbankan, 50,6% dikuasai asing, gagasan-gagasannya itu kemudian hanya kepentingan kaum borjuis yang Telekomunikasi kurang lebih 80% dikuasai dipraktikkan, bahkan ketika sudah menjadi dilayani, rakyat akan tetap melarat. asing, pariwisata, perikanan, juga dikuasai presiden Republik Indonesia. asing. Berbagai produk kebutuhan rumah Sekali pun ditulis dalam usia relatif Relevansi Pemikiran BK tangga pun dikuasai asing. Bahkan garam Dalam banyak forum sering muncul juga harus impor. Tanpa harus meneliti muda namun jika kita membaca tulisannya ada hal luar biasa yang menge muka. Pertama, hampir semua tulisannya bergerak dari sebuah semangat, sebuah cita-cita besar untuk mencapai dan memba ngun Indonesia merdeka. Oleh karena itu, bukan saja ditulis da lam gaya dialog penulis deng an bangsanya, guru dengan murid nya, pemimpin dengan rakyat nya, akan tetapi juga semua tu lisannya bersifat motivasi, yang muncul dari diri Bung Karno. Karena itu tulisan Bung Karno harus dibaca sebagai alat perju angan, sarana untuk mengkonso lidasikan kekuatan rakyat mela wan kolonialisme, kapita lisme Bung Karno, Sang Bapak Bangsa saat menyampaikan pendidikan politik pada rakyatnya dan imperialisme yang men jajah bangsa Indonesia. Kedua, dalam usia yang sangat muda Bung Karno me pertanyaan, apa relevansi pemikiran-pemi lebih detil, kita dapat menanyakan, jika miliki kedalaman idiologi yang sangat kuat kiran Bung Karno dengan dinamika kehi buah-buah impor sudah menjadi barang dan cakrawala pemikiran yang begitu luas. dupan bangsa Indonesia sekarang? dagangan kaki lima, di manakah pasar bagi Tidakkah pemikiran-pemikiran itu sudah produk kaum marhaen? Nasionalisme Indonesia usang dan ketinggalan jaman? Kita juga dapat membaca berbagai mePenekanan Nasionalisme Indonesia Sekarang kapitalisme di belahan dunia dia yang memberitakan bahwa ada 72 dengan jelas dibedakan dari nasionalisme Barat dan Utara telah mencapai titik jenuh Undang Undang kita yang prosesnya Barat, yang dianggapnya nasionalisme akibat kehabisan sumber daya untuk mem diintervensi asing, bahkan konstitusi kita chauvinistik, atau disebutnya “jingo” produksi, karena itu mereka membutuh pun sekarang ini terancam oleh kekuatannasionalisme. Yakni nasionalisme yang kan sumber daya dari luar negara mereka. kekuatan fundamentalisme pasar bebas suka “serang-menyerang.” Nasionalisme Beragam produk barang dan jasa negara yang hendak masuk melalui proses aman menjadi jalan bagi lahirnya kolonialisme di kapitalis itu telah begitu melimpah sehingga demen. Almarhum Prof. Mubyarto, pengga negara-negara di Afrika dan Asia. tidak mungkin lagi untuk memasarkannya gas Ekonomi Pancasila, menyatakan Berbicara tentang Sosio-nasionalisme hanya dengan mengandalkan konsumen mundur dari panitia amandemen konstitusi dan Sosio-demokrasi, dengan sangat jelas di dalam negerinya. Karena kemajuannya karena beliau tidak menghendaki pasal 33 pemikiran Bung Karno dapat kita mengerti, itulah upah tenaga kerja di negara-negara UUD’45 diubah atau ditambah. Akan tetapi bahwa cita-cita nasionalisme bukanlah mereka sekarang sudah begitu mahal se dalam praktiknya kita tahu, telah terjadi nasionalisme borjuis, sebagaimana na hingga membutuhkan tenaga kerja yang perubahan fundamental pada pasal 33 sionalismenya Perancis dan bangsa- upahnya lebih murah. UUD’45. bangsa Barat pada umumnya. Akan tetapi Tetapi bila mendatangkan tenaga kerja Di luar itu, demokrasi yang diperjuang yang dikehendaki adalah nasionalisme dari luar negeri akan bisa menutup kesem kan Bung Karno, yakni sosio-demokrasi, kerakyatan, yakni nasionalisme yang patan kerja bagi warga mereka sendiri. telah berganti menjadi “liberal demokrasi” dipenuhi semangatnya kaum Marhaen. Oleh karena itu, jauh lebih murah jika yang menyebabkan negara tidak mampu Demikian juga sosio-demokrasi dila mereka membangun industri di negara lain mengendalikan pergerakan rakyat yang wankan dengan demokrasi yang lahir dari yang jumlah penduduknya melimpah tetapi memuja kebebasan tanpa batas. Pepe revolusi Perancis yang hanya memenuhi belum mengalami kemajuan teknologi. rangan antar pendukung kandidat kepala tuntutan kaum borjuis. Mengapa demikian? Indonesia adalah negara dengan daerah, perkelahian antar kampung, antar

Oleh :

Bambang Budiono Dosen Fisip Unair, Direktur Pusham Unair.

geng, penyerbuan tempat-tempat hiburan, pembunuhan terhadap aparat keamanan negara hingga terorisme adalah produk demokrasi liberal. Sementara itu, kekhawatiran Bung Kar no mengenai kemerdekaan yang ke kuasaan pemerintahnya (politieke macht) digenggam kaum borjuis, sekarang ini menampilkan wajah aslinya : korupsi, manipulasi, kemewahan, dll., sementara rak yat, kaum marhaen menderita kemiskinan dan kelaparan di mana-mana. Nasionalisme yang diperju angkan Bung Karno sebagai ruhnya pergerakan rakyat telah digantikan dengan semangat pragmatisme, telah digantikan oleh kekuasaan uang. Fenome na itu menunjukkan bahwa telah terjadi proses-proses imperia lisme baru (neo-imperialisme) yang pada pokoknya bersen dikan tiga pilar utama : dominasi politik, eksploitasi ekonomi dan penetrasi kebudayaan. Dominasi politik bukan lagi dengan menduduki kekuasaan atau jabatan politik seperti masa kolonial Belanda, akan tetapi dengan menguasai bunyi pasal berbagai undang-undang. Eksploitasi ekonomi tidak dengan cara kerja paksa atau mengangkut produk-produk rempah, perkebunan atau gula, akan tetapi menggelontor pasar Indonesia dengan produk-produk impor dan mengeruk kekayaan tambang, menghisap uang rakyat melalui Perbankan, dan membawa keluar kuntungan serta investasi yang ditanam di Indonesia, jika mereka tidak suka lagi di sini. Bangsa Indonesia harus bangkit dan keluar dari imperialisme baru ini. Keluar dari dominasi politik, eksploitasi ekonomi dan penetrasi kebudayaan bangsa-bangsa asing. Kita harus mampu membangun rasa percaya diri dan kemandirian, kita juga harus kembali kepada konsensus bangsa yang telah diikrarkan oleh pada pendiri bangsa ini : perteguh NKRI, UUD’45, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Empat pilar kebangsaan ini, merupakan buah pikiran Bung Karno dan para pendiri bangsa Indonesia yang memperjuangkan selama bertahun-tahun dan telah menjadi landasan bangsa dan negara Indonesia berdiri. Bangkitlah Indonesia! zcs


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.