13 VOLUME
2022
Sepantasnya WAYANG Berkisah Nada-Nada Hidup Gamelan Harmoni Pujananting lewat Alunan Genrang Riwakkang ISSN 2406-8063
Mi Aceh Bukan Sekadar Nutrisi Ragawi 9
772406
806005
T PAN
I
2 INDONESIANA VOL. 13, 2022
UN
PENGANTAR
RESTU GUNAWAN Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
Kata Pengantar Puji syukur, Alhamdullilah, Majalah
tentang Warisan Budaya Takbenda yang
mengajak seluruh pihak untuk
Indonesiana Volume 13 bisa hadir
kita miliki seperti Wayang, Gamelan,
memikirkan sebuah strategi yang dapat
sebagai bacaan pertama dari Direktorat
Angklung dan Tiga Genre Tari Bali yang
menciptakan perubahan gaya hidup
Jenderal Kebudayaan di tahun 2022.
menjadi bintang utama di volume kali ini.
guna menyelesaikan persoalan dalam
Memasuki era Normal Baru, tim redaksi
Pandemi yang masih terjadi hingga saat
aspek kehidupan. Belum terkupasnya
Majalah Indonesiana terus berusaha
ini membuat kita semakin belajar untuk
seluruh budaya yang dimiliki Indonesia
untuk menyajikan bacaan berkualitas
mencintai alam semesta seperti yang
melalui 13 volume majalah yang telah
tentang budaya dari berbagai penjuru
telah dilakukan generasi nenek moyang
terbit menjadi bukti bahwa masih banyak
Indonesia. Hal ini tentunya tidak lepas
kita lewat warisan budaya dan kearifan
sekali kekayaan budaya kita yang masih
dari apresiasi dari masyarakat terhadap
lokal yang dimiliki. Munculnya keinginan
“tersembunyi”. Presidensi G20 membuka
majalah Indonesiana. Tahun ini Indonesia
tersebut diharapkan dapat mencapai
harapan kita untuk dapat menemukan
secara resmi memegang Presidensi
tujuan utama dari rangkaian kegiatan
sebuah peta jalan kebudayaan yang akan
G20 selama setahun penuh sejak 1
kebudayaan yang secara aktif melibatkan
menginisiasi berdirinya sebuah global
Desember 2021. Hal ini tentu menjadi
penggerak budaya Indonesia serta
fund bagi para seniman dan pekerja
sejarah yang baik dan membanggakan,
negara-negara G20 menuju Ministerial
budaya.
mengingat kita merupakan negara
Meeting on Culture, yakni mewujudkan
berkembang pertama yang menjadi
hidup yang berkelanjutan dengan
Semoga Indonesiana menjadi inspirasi
tuan rumah G20. Mengusung tema
kembali ke akar budaya. Sejumlah
bagi setiap pembaca, terutama
“Recover Together, Recover Stronger”
kegiatan kebudayaan termasuk ruwatan
masyarakat Indonesia, untuk terus
Indonesia mengajak seluruh dunia untuk
massal yang akan dilakukan tahun ini
berkontribusi dalam memajukan
bersama mencapai pemulihan yang
telah direncanakan secara matang guna
kebudayaan, mengapresiasi karya serta
lebih kuat dan berkelanjutan. Sejalan
menemukan cara hidup berkelanjutan
turut melestarikannya di manapun dan
dengan hal tersebut, kebudayaan pun
pascapandemi melalui kebudayaan.
kapanpun.
turut mengambil peranan penting bagi
Keterlibatan para seniman dan
pemulihan Indonesia yang saat ini berada
masyarakat Indonesia secara umum
Recover together, recover stronger.
di era Normal Baru. Hal ini juga turut
diharapkan dapat menjadi langkah awal
Salam budaya!
membuka peluang bagi masyarakat
untuk menuju kehidupan lebih baik
Indonesia terutama pelaku kebudayaan
yang berkelanjutan di masa mendatang.
untuk menyebarluaskan informasi
Tahun ini kita dengan percaya diri
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 1
13 VOLUME
2022
Pengarah Hilmar Farid Penanggung Jawab Restu Gunawan Koordinator Umum Yayuk Sri Budi Rahayu Pemimpin Redaksi Susi Ivvaty Redaktur Pelaksana Sinatriyo Danuhadiningrat Redaktur Konten Alfian Siagian Redaktur Bahasa Martin Suryajaya
Salam Redaksi “Recover Together Recover Stronger” atau Pulih Bersama Pulih Lebih Kuat yang menjadi tema Konferensi Tingkat Tinggi G20 tahun 2022, terasa sesuai dengan situasi dunia yang belum benar-benar lepas dari pandemi Covid-19. Satu degup dengan tema presidensi G20, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menghelat serangkaian kegiatan menuju pertemuan menteri-menteri bidang kebudayaan dari 20 negara anggota G20 yang menurut rencana diselengarakan di Borobudur pada 12-13 September 2022. Salah satu tujuan pertemuan menteri-menteri kebudayaan tersebut adalah
Redaktur Foto Syefri Luwis
menyajikan praktik-praktik baik gaya hidup berkelanjutan yang terinspirasi dari
Sekretaris Jessika Nadya Ogesveltry
tema dan topik artikel-artikel dalam majalah Indonesiana Volume 13 yang akan
Desain dan Tata Letak Zulkarnaen Penyelaras Bahasa Prima Ardiani Purnawan Andra Penerjemah Donty Widagdo Kontributor Renny Amelia Susanti Prita Wikantyasning Anggoro Cahyadi Thamrin Junaidi Nadapdap Administrasi Ahmad Zunita E. Christisia Melati Putri Soraya Aidid Distribusi Rachmat Gunawan Bayu Hardian Yudhi Wisnu Aryandi
potensi budaya setempat. Semangat presidensi G20 tersebut senapas dengan dilanjutkan di volume 14 dan volume 15. Topik utama di tahun 2022 membahas 12 warisan budaya takbenda Indonesia yang telah tercatat di UNESCO, yang dijabarkan ke dalam tiga kali terbitan. Kita ingin menengok kembali bagaimana peran dan kelanjutan WBTb tersebut sejak ditetapkan hingga saat ini. Apakah WBTb tersebut terus berdenyut, atau berkembang luas dan menebarkan manfaat, atau justru mati suri? Indonesiana Volume 13 membahas mengenai wayang (diinskripsi di UNESCO tahun 2008), angklung (2010), tiga genre tari Bali (2015), dan gamelan (2021). Kita tahu bahwa terdapat tiga kategori usulan WBTb UNESCO, meliputi list of intangible cultural heritage in need of urgent safeguard (daftar yang membutuhkan perlindungan mendesak); representative list of the intangible cultural heritage of humanity (daftar perwakilan) karena masih hidup dan berkembang, serta register of good safeguarding practices (langkah perlindungan terbaik). WBTb-WBTb tersebut memiliki nilai menonjol sebagai karya agung kejeniusan dan kreativitas manusia. WBTb merupakan bukti luas mengenai akar-akar dalam tradisi atau sejarah budaya dari komunitas terkait. WBTb juga dapat menjadi sebuah cara untuk memastikan identitas kultural dari komunitas budaya terkait, termasuk bukti keunggulan dalam aplikasi keterampilan serta kualitas teknis.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Gedung E. Lt. 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Senayan, Jakarta 10270 (021) 5725534
Topik-topik pemajuan kebudayaan –seperti biasa—cukup beragam dan menggairahkan untuk dibaca. Rubrik wastra, misalnya, menyuguhkan songket Minangkabau yang anggun, kaya motif dan makna, serta menjadi aset budaya dari generasi ke generasi. Masih lekat dalam ingatan, songket Malaysia pada Desember 2021 telah diinskripsi sebagai WBTb di UNESCO dan memantik
(021) 5725534
beragam komentar masyarakat Indonesia yang memandang songket Indonesia
indonesiana.diversity@gmail.com
juga sangat layak menjadi warisan takbenda dunia.
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
Majalah Indonesiana bertujuan untuk promosi budaya Indonesia, dan tidak diperjualbelikan. Komentar atas artikel, foto dan lain-lain ditujukan kepada: indonesiana.diversity@gmail.com
Sampul depan: Warna-warni Belitung Timur Tim Indonesiana Belitung Timur Sampul belakang : Bola penghasil wastra Heru Joni Putra
II
Semuanya mengarah pada upaya kehidupan yang berkelanjutan.
22 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13 13,2022 2022
Masih banyak rubrik menarik yang patut disimak di majalah yang ada di hadapan Anda ini, termasuk topik-topik informatif mengenai langkah menuju G20, pesona jalur rempah Belitung Timur, dan ritual di suku Dayak Deah. Mari, jangan sampai tidak menyimak Indonesiana Vol 13.
Pemimpin Redaksi
SAMBUTAN
HILMAR FARID Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Sambutan
Direktur Jenderal Kebudayaan S
umberdaya budaya adalah produk
masyarakat Baduy dapat kita temukan
Pandemi menghadirkan peluang untuk
interaksi manusia dengan sesama
dalam angklung. Tidak sekadar alat
menggali kembali kearifan lokal yang
dan lingkungan alam sekitar. Selama
musik, angklung merupakan bagian
membuat kita bertahan sebagai warga
bergenerasi manusia menghasilkan
penting dari kehidupan masyarakat
negeri kepulauan ini selama ribuan
pengetahuan dan artefak, serta
Baduy, yakni dalam ritual mengawali
tahun. Kembali kita menoleh pada
membangun pranata untuk mengelola
musim tanam dan membangunkan
praktik sosial vernakular yang terbukti
hubungan di antara mereka dalam kaitan
Nyi Pohaci sang dewi padi yang
menghasilkan tata hidup berkelanjutan.
dengan alam. Semua itu membentuk
dilangsungkan semalam suntuk. Ini
Lewat penggalian kembali itulah kita
sebuah tradisi hidup yang perwujudan
memperlihatkan kelindan erat antara
temukan jalan untuk mencipta kehidupan
lahiriahnya dapat kita temukan dalam
ekspresi budaya dan daur hidup
yang berkelanjutan: pemberdayaan
aneka ekspresi budaya hari ini.
masyarakat yang mengakar pada alam
kearifan lokal sebagai pendekatan
sekitar. Selama angklung berbunyi
terpadu dari bawah untuk menjamin
selama itulah budaya dijunjung di atas
pemenuhan kebutuhan paling pokok
alam yang masih subur. Bunyi angklung,
manusia, sandang, pangan, papan.
dengan demikian, menandai ketahanan
Putar haluan dari segala cara hidup
budaya masyarakat dalam menjalankan
lama yang tidak berkelanjutan, temukan
kehidupan yang selaras dengan alam.
arus kebudayaan dari bawah yang akan
Seni pertunjukan angklung menyatu
melontarkan kita ke masa depan, maju
dengan keseluruhan tatanan hidup yang
ke cara hidup baru yang berkelanjutan—
berkelanjutan.
itulah peluang yang dihadirkan oleh
Dalam konteks pandemi, salah satu ilustrasi paling terang dari daya lenting dan daya tahan kebudayaan adalah masyarakat Baduy di Jawa Barat. Setahun pandemi berjalan, tidak ada satu pun korban Covid-19 di masyarakat Baduy karena ikatan sosial yang kuat dan disiplin. Sangat kontras dengan masyarakat urban Indonesia
pandemi.
yang sudah kehilangan kohesi sosial.
Bukan hanya masyarakat Baduy,
Pengetahuan lokal tentang kesehatan
setiap kawasan di Indonesia memiliki
Untuk itu, saya menyambut baik
terutama tumbuhan obat sangat relevan
sumberdaya budayanya sendiri, aneka
penerbitan Majalah Indonesiana Volume
juga. Masyarakat Baduy hidup dengan
cara untuk menyelenggarakan kehidupan
13 yang mengangkat kekayaan warisan
warisan pengetahuan lokal yang dapat
bersama yang merupakan hasil adaptasi
budaya bangsa yang berkaitan dengan
menunjang daya tahan tubuh secara
dengan lingkungan sekitar. Wayang,
cita-cita kehidupan yang berkelanjutan.
holistik, berbeda dengan masyarakat
gamelan, tarian, khazanah wastra dan
Semoga lewat bacaan ini, kita semua
urban yang telah kehilangan ingatan atas
kuliner adalah sebagian dari contoh-
dapat memetik inspirasi untuk
aneka ramuan tradisional, terpapar terus-
contoh potensi budaya yang kita miliki
memberdayakan aneka sumberdaya
menerus pada polusi dan lingkungan
bersama sebagai bangsa. Sumberdaya
budaya kita dan menjawab tantangan
kerja yang penuh dengan stres.
budaya semacam ini semakin penting
hidup modern.
Perwujudan lahiriah dari daya lenting dan daya tahan kebudayaan dalam
ketika kita berhadapan dengan pandemi yang tak kunjung berakhir ini.
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 3
DA F TA R I S I SAMBUTAN 1
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
2
Redaksi
3
Direktur Jenderal Kebudayaan
TOPIK UTAMA 6
Sepantasnya Wayang Berkisah
12
Nada - Nada Hidup Gamelan
16
Sanghyang dari Banjar Jangu
20
Angklung Musik Tradisi untuk Normal Baru
JALUR REMPAH 28
KABAR BUDAYA 32
Ketika Puak Dayak Deah Bersukacita
36
Bangga Produk Alam dan Budaya Sendiri
KOMIK 40
I
Jalan Menuju G20 Jalan Menuju Normal Baru
4 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Komik
INFO GRAFIS 42
KABAR BUDAYA 24
Jelajah Pesona Jalur Rempah Belitung Timur
Bramatabi Wayang Wong
WASTRA 44
Songket Minangkabau yang Limbung dan yang Kukuh
MUSEUM 50
Museum Sangiran Memori Tiga Evolusi
FILM DOKUMENTER 70
FIGUR
DESA 54
Harmoni Pujananting Lewat Alunan Genrang Riwakkang
74
KULINER 58
Mi Aceh Bukan Sekadar Nutrisi Ragawi
Kultur Sinema dan Pasar Film yang Majemuk
Wayang Orang Bharata Tetap Bernapas Meski Tersengal
GALERI FOTO 80
Subak Merajut Ikatan Manusia dengan Alam
PENGETAHUAN TRADISIONAL 62
Merapal Mantra Menanam Padi
SENI 66
Reyog Bulkiyo Memerangi Kelaliman
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 5
TOPIK UTAMA
Sepantasnya
WAYANG Berkisah S
ejarah wayang sebagai sebuah seni pertunjukan telah demikian panjang. Prasasti Balitung (907 M) yang memuat kalimat Galigi Mawayang membuktikan eksistensi pertunjukan wayang di masa itu. Berabad-abad kemudian, penetapan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO pada 7 November
2003 menegaskan keberadaan wayang sebagai salah satu puncak capaian kebudayaan, sebuah mahakarya warisan budaya lisan tak benda bangsa Indonesia. Untuk memeringati momen itu, pemerintah menetapkan tanggal 7 November sebagai Hari Wayang Nasional merujuk Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional. Semakin melengkapi pamornya, wayang pun diinskripsi menjadi warisan budaya takbenda dunia UNESCO lewat sidang di Instanbul Turki pada 4-9 November 2008.
I
6 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Karya adi luhung bangsa – Danang Daniel
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 7
Bentuk pertunjukan wayang telah
merupakan peristiwa yang terkait erat
sebagian besar seniman menempatkan
mengalami transformasi berulang kali
dengan ritus-ritus sosial lambat laun
karyanya sebagai komoditas yang
seiring pertumbuhan dan perubahan
bergeser menjadi sebuah agenda
merujuk pada kebutuhan pasar. Seniman
masyarakat pendukungnya.
seremonial yang kehadiran bentuknya
butuh pendapatan untuk bertahan secara
Dari semula pertunjukan bayangan,
menjadi lebih penting daripada isinya.
ekonomi sehingga akan berusaha dengan
wayang
Masyarakat
makin akrab dengan
bermacam-macam cara agar tetap eksis
pertunjukan
dan diterima oleh masyarakat. Sebagian
tapi secara
menempuh proses panjang dengan tetap
makin berjarak
mempertimbangkan aspek etis–estetis,
kisahnya. Bahasa
tapi banyak pula yang menempuh jalan
berkembang
menjadi
pertunjukan
panggung
yang bisa
wayang
dari sudut
paradoks
ditonton manapun.
Dalang dan
para pendukung pertunjukan yang
pewayangan yang memiliki disiplinnya
pintas demi laku dan karyanya menjadi
semula berada di balik layar dalam
sendiri (berbeda dengan bahasa
sumber penghasilan.
perkembangannya telah pula menjadi
masyarakat sehari-hari) bukanlah satu-
bagian utama dari pertunjukan itu
satunya penyebab.
sendiri.
Kemerosotan Dunia Pewayangan Keprihatinan terhadap kemandegan
Wayang berhadapan dengan masyarakat
dan bahkan kemerosotan dunia
Sudah barang tentu perubahan itu
yang tengah sibuk memperjuangkan
pewayangan telah sering disuarakan
tidak serta merta terjadi. Masyarakat
kemakmuran hidup. Dalam kondisi
sejak lama. Sekitar tahun 1972
Indonesia yang agraris perlahan bergerak
kemakmuran yang belum merata,
dalam “Seminar Kesenian”, Gendhon
menuju industri. Wayang yang semula
Akbar – Setditjen Kebudayaan
I
dengan
88 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022
Humardani menyatakan, “Pakeliran
Dalang sebagai figur sentral pewayangan
Makin banyak penonton wayang
sapunika saweg gawat kawontenanipun.”
dihadapkan pada situasi masyarakat
yang tidak lagi melihat dalang dan
(Seni pewayangan sekarang ini sedang
terkini yang cenderung individualis.
pewayangan sebagai sebuah kesatuan
dalam keadaan gawat). Tokoh-tokoh
Dalang tidak lagi dipandang sebagai
utuh melainkan lebih tertarik
panutan pedalangan dekade itu juga
seorang tokoh yang berperan secara
untuk menandai bagian-bagian
mengungkapkan pandangan
sosial melainkan lebih dilihat sebagai
pertunjukan yang disenangi
yang tidak jauh berbeda.
individu dengan bidang pekerjaan unik,
dan dipahami saja.
sebuah bidang yang tidak lazim dipilih
Mereka yang hanya
oleh kebanyakan orang. Eksistensinya
tertarik pada hiburan
lebih ditentukan oleh popularitas,
misalnya, akan mengejar
seberapa sering ditanggap, seberapa
informasi tentang siapa bintang
mahal tarifnya, seberapa luas daerah
tamu, baik pesinden maupun pelawak
cakupan pentasnya dan lain-lain. Hal
yang akan menyertai pertunjukan
ini menyebabkan dalang lebih banyak
seorang dalang yang sedang ingin
bekerja sendiri sebagaimana pekerja-
didatanginya.
Ki Darman Ganda Darsana pernah berujar, “Saiki wis angel golek dhalang, sing ana wong buruh mayang.” (Sekarang sulit menemukan dalang, adanya buruh yang memainkan wayang). Jelas bahwa perbedaan pandangan seperti itu bukanlah hal baru melainkan sebuah dialektika yang akan terus terjadi sepanjang waktu. Dialektika itu pula yang sesungguhnya menggiring
pekerja bidang lain meningkatkan derajad eksistensinya.
wayang untuk menemukan bentuk idealnya di setiap era.
I
VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 99
Kelompok ini akan pulang setelah
penggarapan unsur pertunjukannya
Situasi dunia pedalangan dewasa ini
adegan limbukan dan/atau gara-gara
pada sisi hiburan dengan tidak jarang
relatif sepi dari kritik karena masyarakat
karena bagian pertunjukan wayang yang
mengorbankan unsur lain yang juga
tidak lagi memiliki kepedulian yang
disenanginya sudah berakhir. Dalang
penting. Sebagai contoh, durasi adegan
cukup terhadap kualitas pertunjukan
ditinggalkan dan lalu meneruskan
limbukan dan gara-gara dibuat lebih
wayang. Ketidakterkaitan dalang dan
pertunjukannya bersama kelompok
panjang mengakibatkan penggarapan
masyarakat dalam interaksi sosial
penonton yang masih menyukai
cerita menjadi tidak maksimal. Lakon
membuat pewayangan cenderung
unsur lakon, meskipun jumlah mereka
atau cerita bukan lagi menjadi unsur
menjadi hak milik dalang. Kritik seringkali
umumnya tidak terlalu banyak.
utama dalam pertunjukan. Hal ini sudah
dimaknai sebagai kecemburuan atau
berlaku umum, meski tentu masih ada
ketidaksukaan terhadap dalang. Hal
sebagian dalang yang tidak berlaku
ini cukup menghambat kemajuan seni
demikian.
pewayangan dewasa ini.
Kenyataan bahwa masyarakat lebih tertarik kepada hiburan inilah yang kemudian turut memengaruhi sebagian besar dalang menitikberatkan
Bukan sekadar bayang imajinasi Danang Daniel
I
10 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 10
Harmoni kala temaram Danang Daniel
Menyesuaikan Diri
Kesadaran akan pentingnya pertunjukan
disikapi secara cerdas. Wayang dituntut
Perubahan di berbagai bidang yang
seni yang berkualitas dalam rangka
untuk tanggap dan berwawasan maju.
semakin cepat dan sulit diduga akibat
membangun kembali ruang-ruang
Pertunjukan wayang tidak boleh berhenti
dari kemajuan teknologi komunikasi
ekspresi berakar tradisi adalah hal
menjadi semacam artefak peninggalan
dewasa ini telah pula menimbulkan
mendesak yang semestinya segera
masa lalu. Menonton wayang bukanlah
dikotomi-dikotomi yang menuntut
diupayakan. Pertunjukan wayang wajib
mengunjungi museum.
wayang untuk menyesuaikan diri,
digarap sedemikian rupa hingga mampu
berkembang dan mempertahankan
menarik minat penonton dengan
fungsinya di tengah kehidupan
tetap bersetia pada ruang lingkup
masyarakat. Era digital adalah tantangan
khasnya. Bila problem komunikasi
terbaru dunia pewayangan.
dalam pertunjukan berhasil dipecahkan,
Masyarakat dimanjakan dengan berbagai tawaran dan pilihan. Dalam gejolak kehidupan yang serba mementingkan materi ini, wayang sesungguhnya memiliki ruang untuk memfungsikan dirinya dalam menawarkan pandangan dan nilai-nilai. Wayang dan pelaku
wayang berpotensi untuk menyentuh sisi kemanusiaan dengan cara meruang dan melakukan respon terhadap segala bentuk kemajuan, bukan saja terbatas pada kemasan tapi juga muatan-muatan gagasan yang disampaikan dalam pertunjukannya.
pewayangan adalah subyek. Fungsi
Tantangan jagad pewayangan tidak
wayang sebagai penyampai gagasan, baik
akan berhenti. Dunia digital yang sedang
moral maupun estetik adalah hal yang
berkembang dewasa ini menjadi sebuah
semestinya tidak ditawar lagi.
peluang sekaligus ancaman bila tidak
Sungguh celaka bila orang menonton wayang semata-mata karena ingin bernostalgia sementara isi dalam wayang sendiri sudah tidak sejalan dengan kehidupan zamannya. Bila benar wayang adalah warisan budaya lisan yang diakui dunia, sepatutnya wayang berkisah. Sepantasnya wayang turut merancang masa depan. (Nanang Henri Priyanto, dalang dan pendiri Komunitas Wayang Urban)
I
VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 11 11 VOL.
TOPIK UTAMA
Nada-Nada Hidup
C
laude Debussy, seorang komponis
keeksotisan musik gamelan. Para
gamelan. Penampilan gamelan di Paris
kondang abad ke-19 asal Perancis
sejarawan dan ahli musik banyak yang
yang disaksikan Debussy ini memang
menunjukkan kekagumannya
menuliskan bahwa karya-karya komposisi
bukan pertunjukan gamelan pertama
yang luar biasa terhadap keunikan
musik Claude Debussy selanjutnya sangat
di daratan Eropa. Kurang lebih satu
gamelan setelah ia melihat pertunjukan
terpengaruh dengan musik gamelan yang
dekade sebelumnya, yaitu pada tahun
Gamelan di Exposition Universelle Paris
ia dengarkan itu.
1879, para pemain gamelan dari Keraton
pada tahun 1889. Begitu kagumnya
I
Mangkunegaran, Jawa Tengah tampil
Debussy dengan gamelan sehingga
Debussy yang di kemudian hari
di The National Exhibition of Dutch and
secara agak hiperbolis, ia menyebut
menyebut gamelan sebagai Javanese
Colonial Industry in Arnhem, Belanda.
poliponi musik Palestrina (Giovanni
Rhapsodies itu benar-benar memperoleh
Artinya, sejak abad ke-18 hingga abad
Pierluigi da Palestrina) menjadi seperti
inspirasi besar dalam penciptaan karya-
ke-19, gamelan telah mengembara
“permainan anak-anak” di hadapan
karya musiknya melalui referensi dari
jauh keluar dari wilayah asal usulnya,
12 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Gamelan atau Karawitan ? Kehadiran gamelan yang dipandang sebagai pengaruh dari masuknya kebudayaan logam ke Nusantara
Pembentuk selaras nada -
sekaligus membuktikan bahwa
Danang Daniel
masyarakat Nusantara telah menguasai ilmu dan teknologi mengenai metalurgi sejak lama. Petunjuk dan catatan hanya datang melakukan kerja penelitian,
sejarah tentang keberadaan gamelan
bangsa-bangsa Eropa dan Amerika
di Nusantara masih terekam pada
pun pada kurun sejarah tertentu mulai
relief-relief candi di Jawa, antara lain
menggema hingga daratan Eropa yang
mendatangkan ahli dari Indonesia untuk
Candi Dieng (750 M), Candi Sari (750
saat itu revolusi industri telah dimulai.
memperkenalkan gamelan di negaranya.
M), Candi Borobudur (824 M) dan Candi
Sebagai contoh, Hardja Susilo yang mulai
Prambanan (850 M).
Sejak itu, banyak etnomusikolog dan
tahun 1960-an mengajarkan gamelan
peneliti Eropa dan Amerika melakukan
terhadap beberapa mahasiswa di
Informasi yang tersimpan dalam
riset mengenai gamelan Nusantara. Jaap
University of California Los Angeles (UCLA)
prasasti maupun karya-karya sastra
Kunst, Mantle Hood, Alan P. Meriam,
Amerika. Kini, setelah lebih dari 60 tahun
kuno itu membantu merekonstruksi
dan Judith Becker merupakan beberapa
sejak Hardjo Susilo mengajar karawitan
jejak-jejak awal perkembangan gamelan
etnomusikolog dan sarjana Barat yang
di Amerika Serikat tersebut, telah banyak
di Nusantara. Mantle Hood bahkan
telah banyak menghasilkan penelitian
kelompok karawitan yang tersebar
menyebutkan bahwa pada tahun
tentang gamelan melalui pendekatan dari
di berbagai negara di Amerika, Eropa
300 M para pekerja logam Jawa telah
disiplin ilmunya masing-masing. Tidak
maupun Asia.
mengembangkan teknologi pengecoran
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 13
Para penjaga tradisi Ricky Kurniawan /shutterstock.com
dan penempaan perunggu dan menciptakan jenis artefak baru, termasuk gong perunggu dengan pencon (Hood, 1980). Di Jawa, khususnya
menjadi ciri khas repertoar musik yang
Solo dan Yogyakarta, gamelan monggang,
dihasilkannya. Bagi mayoritas telinga
gamelan kodhok ngorek, dan gamelan
generasi muda, terutama yang lahir dan
sekaten, dianggap mewakili gamelan pada
besar dijaman milenial, musik karawitan
masa-masa awal kemunculannya.
dianggap sebagai musik yang ‘bikin ngantuk’ dan kurang greget.
Rahayu Supanggah (almarhum), seorang etnomusikolog, akademisi,
Anggapan seperti itu mungkin tidak
pengrawit, dan komposer dari Institut
sepenuhnya salah sebab dalam
Seni Indonesia (ISI) Surakarta lebih suka
pendekatan psikologi musik, karakter
menyebut gamelan dengan karawitan.
dominan musik karawitan memengaruhi
Barangkali, Rahayu Supanggah melihat
gelombang otak, yaitu melakukan
kata ‘karawitan’ lebih mempunyai
superposisi dan ‘memanipulasi’ frekuensi
aksentuasi kedalaman makna dan lebih
gelombang otak dari frekuensi beta, yaitu
filosofis dibandingkan kata gamelan yang
jenis Frekuensi otak yang menandakan
cenderung menonjolkan aspek instrumen
aktivitas otak sedang berada pada situasi
atau organologinya.
tegang, terjaga, bergemuruh, dan ‘penuh’, menuju frekuensi gamma yang lebih
Istilah karawitan dibentuk dari kata ‘rawit’
tenang dan meditatif. Situasi gelombang
(bahasa Jawa) yang berarti kecil, rumit,
pikiran yang melambat dan meditatif
halus. Pengertian ini mengasosiasikan
inilah yang kemudian ‘dibaca’ sebagai
gamelan bukan hanya sebatas seni musik
sesuatu yang ‘menyebabkan ngantuk’
tetapi mengandung esensi suatu kegiatan
tersebut.
bermusik yang tujuan utamanya untuk melatih kehalusan perasaan seseorang.
Tentu tidak semua repertoar musik
Nuansa musikal yang menghadirkan
gamelan bersifat meditatif seperti itu,
kesan luas, agung, dan meditatif memang
apalagi jika mengamati sajian musik gamelan Bali yang mayoritas lebih
I
14 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Tidak hanya dimainkan oleh kaum pria – \Puspa Mawarni168\shutterstock.com
enerjik. Musik gamelan Jawa dan gamelan Sunda pun memiliki sajian musik yang lebih ‘bersemangat’ melalui konsepkonsep garap tertentu. Namun, karakter musik gamelan yang memiliki unikum dan struktur keteraturan yang khas tersebut dinisbatkan sebagai manifestasi dari konsep ideal tentang kondisi batin dan kualitas personal seseorang yang selaras dengan hukum alam semesta. Orkestrasi Keberagaman UNESCO telah menetapkan gamelan Indonesia sebagai warisan budaya takbenda (Intangible Cultural Heritage) pada 15 Desember 2021 dalam sidang di Paris. Keputusan UNESCO ini
Apa yang terjadi disepanjang historisitas gamelan dalam konteks kehidupan masyarakat menunjukkan sebuah hasil karya adiluhung (masterpiece) yang Regenerasi –
memperlihatkan interaksi penting nilai
Naufal Image/shutterstock.com
kemanusiaan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mewakili tradisi yang unik dari kehidupan sebuah bangsa. Gamelan adalah sebuah harmonisasi atas orkestrasi keberagaman yang lahir UNESCO menyebutkan bahwa
dari permainan bersama dalam satu
tujuan didirikannya Pusat Studi
kelompok yang saling bekerja sama,
Gamelan tersebut dilatarbelakangi
berempati dan memahami. Ketrampilan,
oleh pertimbangan historis
pengetahuan, dan kecakapan teknis yang
bahwa Institut Seni Indonesia (ISI)
lebih menonjol dari seorang pemusik
Api untuk pembentuk nada -
Surakarta memikul tanggungjawab
dalam sebuah kelompok gamelan
Sony Herdiana /shutterstock.com
untuk melanjutkan rencana aksi
tidak digunakan untuk menguasai atau
yang telah tercantum dalam
membuat anggota pemusik lain merasa
naskah gamelan yang diusulkan
inferior, tetapi memberi kontribusi
melalui serangkaian program
yang lebih besar untuk berbaur ke
pelestarian gamelan.
dalam tekstur musik yang kompleks
mengandung arti bahwa nilai gamelan bukanlah terutama menyangkut unsur fisiknya, melainkan seberapa tinggi kontribusi dan nilainya untuk mengajarkan, memperkuat, dan menciptakan nilai-nilai sosial bagi masyarakat dari waktu ke waktu. Konsekuensi logis atas apresiasi dunia itu adalah tanggungjawab terhadap upaya yang lebih sistematis untuk menjaga spirit gamelan Indonesia sebagai bagian penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat. Satu sikap proaktif telah diambil oleh ISI Surakarta yang dengan segera menginisiasi berdirinya Pusat Studi Gamelan tidak lama setelah keputusan UNESCO itu. Dr. Aton Rustandi Mulayana, M.Sn, akademisi dari ISI Surakarta yang merupakan salah seorang anggota tim pengusul naskah akademik gamelan ke
dan membuat masing-masing anggota Sudah barang tentu, usaha pelestarian
kelompok itu merasa menjadi sesuatu
gamelan dan harapan terhadap
(being something).
sustainibilitas gamelan tidak sebangun dengan sikap ‘kolot’ untuk terjebak di
Ansambel gamelan merupakan
masa lalu. Sifat kebernilaian gamelan
kombinasi instrumen perunggu yang
membuka cakrawala pikiran kita
dilengkapi dengan instrumen bambu dan
terhadap sikap untuk selalu tumbuh dan
kayu menggambarkan sebuah perpaduan
berubah namun dengan tetap memegang
antara rakyat dengan penguasa, sebuah
teguh nilai mendasar yang kita miliki
bahasa simbolik yang tersimpan
bersama. Gamelan lahir dari masa lalu
sejak berabad-abad yang lalu sebagai
kemudian beradaptasi dengan sumber
timbunan pengetahuan lokal yang
daya alam dan berbagai dinamika hidup
bernilai tinggi bagi kelanjutan peradaban
masyarakat, mengakui kebutuhan baru,
bangsa Indonesia melalui sebuah sistem
dan kemudian merespons situasi baru
kerjasama yang harmonis dan tidak
dengan cara memberikan tempat bagi
saling menegasikan.
masyarakat untuk mencoba pendekatan
(Lardianto Budhi, Esais Lulusan
baru terhadap nilai-nilai yang ada dan
Etnomusikologi Institut Seni Indonesia
mendialogkannya dengan nilai-nilai lama
Surakarta/Mahasiswa Magister
yang kontekstual.
Pendidikan Seni di Pascasarjana UNS Surakarta).
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 15
TOPIK UTAMA
Sanghyang dari Banjar Jangu
Mengendarai api - Rachmat Bali/ shutterstock.com
Ritual Penolak Bala
Cultural Heritage of Humanity atau
“JARAN GADING LUAS NGALU,NGALU
Budaya Takbenda Kemanusiaan
KEDAJAN BUKIT
pada sidang ke-10 di Windhoek,
TAWOR TABU BUAHEE MUDAH PATPAT SATAK MAIMBUH BALU AKUTUS, BALU TIWAS NGELAH GELEBEG CENIK MISI DANGGUL JAGUNG
Daftar Representatif Warisan
Namibia pada tahun 2015. Penetapan Tiga Genre Tari Tradisional Bali ini memantik kembali semangat masyarakat
JAGUNG KESELANA ROROBAN TEREJAK
Banjar Jangu, Desa Duda,
MEONG KRENCANG-KRENCING
Kecamatan Selat Karangasem
NYEREGSEG NEREJAK GENI.”
dalam membangkitkan kembali tradisi dengan membawakan sanghyang dalam upacara keagamaan yang sempat
Lirik di atas dilantunkan untuk mengiringi seorang pria yang mengenakan kostum jaran (kuda) yang memporakporandakan tumpukan sabut kelapa yang tengah dibakar di tengah lapangan. Ya, pria tersebut tengah membawakan Sanghyang Jaran Gading pada sebuah acara piodalan yang tengah dilangsungkan oleh masyarakat Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Sanghyang Jaran Gading merupakan salah satu jenis sanghyang yang termasuk ke dalam genre tari tradisional Bali yang terdiri dari tiga genre yaitu tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan. Ketiganya telah ditetapkan sebagai Representative List of the Intangible
I
16 INDONESIANA VOL. 13, 2022
mati suri beberapa waktu.
Tari sanghyang sendiri dalam khasanah
Tari sanghyang diperkirakan bermula
Untuk menghentikan serangan hama
dunia tari di Bali berada dalam kelompok
dari beberapa abad lampau ketika Banjar
tersebut, maka penduduk melakukan
tarian kuno (ancient dance) sebab tari
Jangu didera musibah dan banjir besar.
upacara mecaru. Upacara Mecaru
sanghyang mengandung unsur-unsur
Tidak hanya itu seluruh jenis tanaman
bisa juga disebut Butha Yadnya, suatu
magic (berjiwa sakti), animism (serba
di banjar tersebut juga diserang hama.
upacara untuk menjaga keharmonisan
jiwa) dan demonology (keraksasaan) dan
Kondisi ini sangat berpengaruh kepada
hubungan antara manusia dengan
masyarakat yang hampir sebagian besar
alam. Caru sendiri memiliki arti cantik
menggantungkan hidupnya di bidang
atau harmonis (kitab Samhita Swara).
pertanian dan perkebunan.
Masyarakat setempat berharap dengan
dikaitkan dengan ritual keagamaan. Hal ini menempatkan tari sanghyang mempunyai posisi sangat penting dalam kehidupan masyarakat Bali.
dilangsungkannya upacara mecaru tersebut maka para bhutakala tidak lagi mengganggu lahan mereka. Semula upacara mecaru tersebut dilangsungkan secara sederhana, namun akhirnya upacara mecaru tersebut dilangsungkan secara besar-besaran. Pada sore hari setelah upacara mecaru dilangsungkan upacara tek-tek prus, yaitu upacara menghaturkan ebatan dengan alas daun keladi di depan rumah, dilanjutkan dengan mengelilingi sudutsudut pekarangan rumah maupun banjar dengan memukul-mukul bambu disertai dengan menyemburkan kesuna jangu, minyak dan sirih. Penduduk Jangu meyakini bahwa saat dilaksanakan upacara tek-tek prus beberapa orang akan jatuh pingsan karena melihat bhutakala yang berbentuk kuda, ular, babi, kera dan bentuk-bentuk lainnya. Setelah sadar dari pingsan, orangorang tersebut akan menirukan tingkah bhutakala, dan kemudian penduduk secara simbolis melakukan pengusiran. Nah dari cerita inilah dipercaya sebagai awal mula sanghyang di Banjar Jangu.
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 17
Sebelum dimulai - Harry Surya Wu
Memudar Akan tetapi akibat kurangnya regenerasi dan kealpaan akan lagu-lagu pengiring sanghyang, pementasan sanghyang di Banjar Jangu yang semula merupakan ritual wajib menjadi pudar. Kepudaran ini terjadi pada tahun 1980an diakibatkan oleh tidak adanya lokasi pementasan, banyak generasi muda yang merantau, dan pelaku tradisi dari kalangan tua banyak yang meninggal sehingga pewarisan pengetahuan;
musibah. Pementasan sanghyang dimulai
dibagi menjadi tujuh sanghyang medium
dengan persiapan yang dilakukan oleh
manusia dan sepuluh sanghyang medium
penari sanghyang; pembersihan diri,
benda. Sanghyang medium manusia
kondisi fisik sehat serta untuk menunjang
meliputi:
sisi estetis, penari dirias sebagaimana
1. Sanghyang Dedari
sanghyang yang akan dipentaskan.
berlangsung. Padahal, Sanghyang Banjar
2. Sanghyang Bojog
Pentas sanghyang selalu diiringi oleh
Jangu sempat pentas di ajang bergengsi
3. Sanghyang Kerek
nyanyian dari kelompok penyanyi ini
Pesta Kesenian Bali (1988).
4. Sanghyang Celeng
berjumlah 10 orang sampai dengan
Penggalian data terkait Sanghyang
5. Sanghyang Memedi
Banjar Jangu dimulai tahun 2016 dengan
6. Sanghyang Tutup
khususnya gending sanghyang tidak
adanya penelitian yang dilaksanakan oleh
15 orang yang disebut sebagai tukang gendhing (sekeha tandak). Adapun sesaji yang ada dalam setiap pementasan
7. Sanghyang Jaran Gading
Sanghyang adalah canang raka, canang
Sanghyang medium benda meliputi:
sari, saagan dan daksina.
Salah satu latar belakang penelitian ini
1. Sanghyang Lelipi
Yang khas dari tari sanghyang adalah
adalah penetapan Tiga Genre Tradisional
2. Sanghyang Sri Putut
tari ini dipentaskan di halaman pura dan
Bali sebagai Representative List of the
3. Sanghyang Kuluk
memiliki kandungan magis berupa trance.
Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Bali (BPNB Provinsi Bali – nama sekarang).
Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh UNESCO. Dari penelitian ini berhasil diungkap bahwa dalam kurun waktu 15 tahun, dari awalnya terdapat 18 jenis sanghyang di Banjar Jangu, tinggal 17 jenis
4. Sanghyang Teter 5. Sanghyang Capah
lokasi pementasan, yaitu di halaman
8. Sanghyang Lesung
pura, ke arah timur halaman pura yang
10. Sanghyang Sele Perahu
lagu-lagu pengiring sanghyang tersebut.
18 INDONESIANA VOL. 13, 2022
ruang dan arah mata angin. Penari dan
7. Sanghyang Sembe
tersebut yang baru bisa direkonstruksi
dikarenakan hilangnya pengetahuan akan
tari ini amat memperhitungkan komposisi penonton yakin akan keterkaitan dengan
9. Sanghyang Dongkang
sisanya belum bisa direkonstruksi ulang
Oleh sebab itu, dalam pementasannya
6. Sanghyang Sampat
sanghyang. Dari 16 jenis sanghyang kembali sebanyak 8 jenis sanghyang dan
I
Tujuh belas jenis sanghyang tersebut
Sanghyang Banjar Jangu biasanya dipentaskan pada malam hari di bulan maret (sasih kesanga) atau jika terjadi
merupakan wilayah suci dan tempat dibangun sebuah altar. Masyarakat yakin bahwa arah utara merupakan kepala dalam komposisi ruang pementasan. Arah tersebut diyakini sebagai tempat roh-roh yang
Merasuk – Harry Surya Wu
benda. Medium benda yang dipergunakan di antaranya pohon teter, pohon singkong, alang-alang, enau yang masih muda, dan dapdap. Medium sanghyang harus didapat melalui tirakat khusus yang disebut piit/ pingit atau dilakoni dengan sikap dan perilaku yang dirahasiakan sehingga orang lain tidak boleh tahu.
Kesakralan Kesakralan pementasan sanghyang terlihat pada saat ngukup (pengasapan) yang dilakukan oleh medium sanghyang di hadapan altar yang dilengkapi dengan sesaji serta dedupaan. Beberapa jenis Sanghyang menggunakan dua pendupaan yang sakral karena merupakan bagian konsentrasi mengundang roh. Sanghyang Memedi – Harry Surya Wu
Pada saat ngukup (pengasapan) dilaksanakan, penari dalam posisi menunduk sedangkan untuk medium benda diletakkan
diundang untuk turun menari. Komposisi ruang, letak altar maupun penari saling berkaitan demi keberhasilan pementasan. Sanghyang Banjar Jangu dibedakan dengan sanghyang lain berdasarkan medium yang dipakai, yakni medium manusia dan medium
di atas pendupaan dengan jarak tertentu. Penari memejamkan matanya untuk konsentrasi seraya memohon agar roh yang dikehendaki memasuki dirinya. Proses ini diiringi dengan nyanyian dalam irama tertentu dan dengan syair sederhana. Nyanyian ini sangat menentukan sebab jika syair tidak lengkap maka proses trance tidak akan tercapai.
Tanda penari sanghyang telah kerawuhan (kemasukan roh) adalah ketika si penari jatuh. Setelah itu, penari bangkit menari dan bersikap sesuai dengan roh yang dipanggil datang. Penari yang sedang menari dalam kondisi trance disebut menadi. Sementara itu, medium benda kerawuhan ketika benda itu bergerak menirukan gerakan makhluk hidup. Durasi tarian tidak dapat ditentukan dan tergantung pada daya tahan batin si penari menahan roh dalam tubuhnya dan tergantung pada kepatuhannya untuk tidak melanggar pantangan ritual. Namun jika tarian tersebut berlangsung cukup lama maka untuk menyadarkan si penari dari kerawuhan cukup dipercikkan air suci. Hanya saja, tidak semua tari sanghyang dapat dihentikan dengan percikan air suci, seperti tari sanghyang dedari. Tarian hanya dapat terhenti apabila roh yang memasuki jasad si penari menghendaki berhenti. Lain hal dengan tari sanghyang bojog, untuk menghentikannya diperlukan beberapa orang yang berbadan kuat untuk memegangi penari saat akan dipercikkan air suci yang telah selesai menarikan sanghyang. (I Putu Putra Kusuma Yudha/Dwi Bambang Santosa/I Gusti Ayu Agung Sumarheni, BPNB Bali)
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 19
TOPIK UTAMA
ANGKLUNG
Musik Tradisi untuk Normal Baru
B
ilah-bilah bambu itu bergetar kencang melesatkan bunyi berirama rancak. Di sela-sela
bunyi bambu, sesekali masuk dentum bas dan melodi elektronik yang silih berganti dengan alunan nada tradisional dari tanah Priangan. Bunyi bambu dan elektronik itu bersahutan membangun momentum hingga mencapai jeda sunyi sejenak sebelum akhirnya pecah dalam rentetan nada yang tak lagi bisa dibedakan mana bunyi bambu dan mana bunyi elektronik. Di situ suara dari masa lalu dan masa kini telah berbaur jadi satu. Demikianlah konser EDM atau electronic dance music hasil kolaborasi DJ kondang Alffy Rev asal Mojokerto dan Manshur Praditya, seorang musisi asal Bandung yang mengolah angklung menjadi media musik kekinian. Kolaborasi ini adalah satu dari
banyak prakarsa kaum muda Indonesia dalam mengolah khazanah musik tradisi dengan
mempertemukannya dengan aneka ekspresi musik modern, seperti yang dilakukan oleh band Senyawa, Rubah di
V1Mast, Selatan, dan Astakosala.
Bambu yang bernada - Faiz Dila /shutterstock.com
Cerita Angklung Angklung adalah bagian dari tradisi musik yang telah berusia sangat tua. Sekalipun diduga kuat telah dikenal jauh sebelum agama-agama besar masuk ke Nusantara, catatan sejarah mengenai angklung baru muncul sekitar abad
II
20 INDONESIANA VOL. 13, 2022 20 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Bambu -Thomas Hadorn Fotografie /shutterstock.com
ke-12 Masehi, yakni pada zaman Kerajaan Sunda.
acara. Angklung, dalam arti itu,
Masyarakat Sunda kala itu menggunakan angklung
telah menjadi bagian integral
sebagai bagian dari ritual untuk menghormati
dari pandangan-dunia yang
Nyai Sri Pohaci atau Dewi Padi yang dipercaya
menempatkan kelestarian alam
memberikan kehidupan pada manusia.
sebagai landasan kehidupan sosial.
Dibuat dari bambu hitam, angklung semula dimainkan dengan cara dipukul. d
oin r
upiah - Andrey
Sekalipun dicatat pertama kali Lob
membentur itu menghasilkan
ac
he v/
dalam tradisi Sunda, angklung juga ditemukan di banyak
.com ock rst
bambu saling
an ik
mk ala
te ut sh
ketika bilah-bilah
Di ab ad
Bunyi yang muncul
masyarakat Nusantara. Masyarakat Ponorogo di Jawa Timur menggunakan
nada dan
angklung dalam
irama yang
pertunjukan Reyog,
memikat.
demikian pula masyarakat
Lama
Banyuwangi. Dalam bentuk
kelamaan bilah-bilah
yang sedikit berbeda, di Bali kita juga mengenal perangkat
bambu itu disusun
gamelan bambu yang menghasilkan
dalam satu rangkaian yang
komposisi musik berirama rancak
dapat menghasilkan bunyi dengan cara
yang menyerupai angklung.
digoyangkan. Dengan demikian terciptalah perbedaan antara angklung dan calung: yang satu dimainkan dengan cara digoyang sedangkan yang lain dengan cara dipukul.
Begitu juga dengan alat musik kolintang di Minahasa, Sulawesi Utara, yang terbuat dari kayu cempaka dan bukan bambu. Seperti halnya calung dan gamelan Bali,
Alat musik inilah yang digunakan
kolintang dimainkan dengan cara
oleh masyarakat Sunda ketika
dipukul. Keserupaan bentuk-bentuk
diselenggarakan upacara membawa
alat musik ini memperlihatkan
hasil bumi untuk dipersembahkan
keberadaan jaringan pertukaran
kepada Nyai Sri Pohaci. Bunyi
budaya yang sangat tua di Nusantara.
angklung menemani iring-iringan itu
Bahkan bisa dikatakan bahwa setiap
dan memperkuat suasana sakral
alat
yang menyelimuti keseluruhan
II
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 21 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 21
angklung, yakni ritual adat, perlahan-
musik Nusantara adalah hasil percampuran
Laman resmi UNESCO yang menampung
antarbudaya yang melibatkan pengayaan
data mengenai angklung sebagai warisan lahan digeser oleh rutinitas kehidupan
dan inovasi oleh setiap kelompok budaya di
dunia menyebutkan satu ciri unik alat
berbagai daerah.
musik ini, yakni berkenaan dengan
Warisan Dunia, Sebuah Usaha Melawan Lupa Karena keunikan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, angklung sejak lama telah dipandang sebagai warisan budaya takbenda yang penting bagi Indonesia. Dalam rangka diplomasi budaya, pemerintah Indonesia mengupayakan angklung menjadi bagian dari warisan
sifat gotong-royong yang terkandung dalam permainan angklung. Laman itu melansir: “karena sifat musik angklung yang kolaboratif, bermain mendorong kerja sama dan saling menghormati di antara para pemain, bersama dengan disiplin, tanggung jawab, konsentrasi, pengembangan imajinasi dan memori, serta perasaan artistik dan musik.”
modern. Untuk mengatasi tantangan modernitas itu, muncul berbagai upaya revitalisasi angklung dalam kehidupan kaum muda. Salah satunya yang paling berpengaruh adalah Saung Angklung Udjo di Bandung. Komunitas yang didirikan oleh maestro angklung Udjo Ngalagena ini dikelola secara turun temurun dan berhasil menarik perhatian publik untuk melestarikan seni tradisi ini. Dengan museum dan aneka program
dunia. Upaya ini membuahkan hasil ketika
Sekalipun telah ditetapkan sebagai
pada November 2010, angklung secara
warisan dunia, angklung tetap mengalami publik, Saung Angklung Udjo berhasil
resmi terdaftar sebagai Karya Agung
tantangan umum yang juga dialami
mendekatkan angklung ke para siswa
Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi
seluruh ekspresi budaya tradisional di
sekolah dasar dan menengah. Lewat
Manusia (Masterpieces of the Oral and
masa modern sekarang ini. Aneka bentuk prakarsa semacam ini, angklung kembali
Intangible Heritage of Humanity) dari
ekspresi budaya modern yang sangat
menemukan publiknya: tidak hanya
UNESCO.
efektif dalam memancing perhatian
dalam lingkungan masyarakat pelaksana
publik perlahan-lahan menjadi tradisi
ritual adat, tetapi juga dalam konteks
baru masyarakat Indonesia. Di tengah
pendidikan karakter di sekolah-sekolah
situasi seperti itu, angklung mesti
se-Indonesia.
berebut perhatian publik dengan musik pop, sinema, permainan video serta aneka konten multimedia di media sosial. Sementara itu, konteks asal pengggunaan
Tantangan Angklung Masa Kini Sekalipun aneka ekspresi budaya modern yang tersebar luas di zaman digital menjadi tantangan bagi pelestarian angklung, teknologi digital juga memberikan peluang baru bagi upaya memajukan ekosistem angklung. Perkembangan media komunikasi telah memungkinkan angklung lebih dikenal luas dan mencapai aneka
Berderet untuk menjadi nada - Andie Nurhadiyanto/shutterstock.com
Dari Bambu Indonesia untuk dunia - Akhmad Dody Firmansyah /shutterstock.com
II
22 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 22
segmen audiens yang dulu sulit sekali
keberanian untuk bereksperimen dengan
dijangkau dalam bingkai permainan
angklung dan aneka alat musik modern,
angklung tradisional. Lebih dari itu,
Manshur berulang kali tampil dalam
aneka teknologi dalam produksi musik
aneka konser di Malaysia, Singapura,
juga memungkinkan angklung menemui
Cina, Taiwan, Jepang, dan India. Lewat
segmen audiens yang sama sekali baru,
inovasinya, angklung dikenal semakin
yakni kaum muda perkotaan.
luas dan digemari oleh banyak
Apa yang dilakukan oleh Manshur
kalangan.
Praditya adalah contoh paling terang
Manshur Praditya adalah bagian
dari seni angklung kekinian. Lulusan
dari gelombang baru anak muda
sekolah karawitan Sunda asal Bandung
yang berani mengulik kembali
dan Institut Seni Budaya Indonesia,
inspirasi tradisi dan menciptakan
jurusan musik prodi angklung dan musik
relevansi baru bagi tradisi di
bambu, ini berhasil mengolah khazanah
masa kini. Ia membuktikan
musik angklung melalui perpaduannya
bahwa tradisi adalah inspirasi
dengan aneka bentuk musik modern
yang tidak ada habisnya digali dan
seperti rock, pop dan electronic dance
dapat menjawab tantangan dunia
music. Ia menjalankan inovasi atas
kreatif masa kini. Lewat penggalian-
angklung menjadi sebuah instrumen
penggalian kembali semacam inilah
yang dimainkan dengan cara memencet
kita dapat menemukan jalan untuk
pedal yang tersambung dengan deretan
mencipta normal baru, suatu tatanan
angklung. Dengan cara itu, angklung
hidup yang lebih berkelanjutan karena
dapat dimainkan seperti piano.
bersumber dari tradisi lokal yang terbukti
Inovasi Manshur juga tidak berhenti pada desain instrumen angklung, tetapi juga pada caranya menghadirkan angklung
andal membimbing kehidupan kita dari generasi ke generasi. (Martin Suryajaya, Indonesiana) Sebelum dimainkan
di tengah kehidupan urban. Ia banyak
- Hafedz Musthofa
berkolaborasi dengan musisi pop dari
/www.shutterstock.com
berbagai genre sehingga angklung mencapai kalangan pendengar yang jauh lebih luas daripada semula. Ia berkolaborasi dengan Eka Gustiwana, Alffy Rev, dan Weird Genius yang masingmasing memiliki basis penggemar yang luas dan bervariasi. Bahkan berkat
Untuk buah tangan - Kingfajr /shutterstock.com
II
VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 23 23 VOL.
KABAR BUDAYA
Jalan Menuju
G20
Jalan Menuju Normal Baru Hari ini dunia sedang mencari jalan menuju normal baru. Aneka forum tingkat tinggi dunia tengah ramai membahas berbagai kemungkinan membangun tatanan yang lebih berkelanjutan pasca-pandemi. Termasuk juga G20 (Group of Twenty), forum 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Indonesia yang memegang Presidensi G20 tahun ini akan menawarkan sebuah jalan baru untuk keluar dari pandemi: jalan kebudayaan.
Perwakilan Australia Widji
I
24 INDONESIANA VOL. 13, 2022
pembangunan yang lebih
peran transformatif budaya dalam
berkelanjutan semakin diakui saat
membantu mengatasi tekanan dan
Sebagai forum yang dibentuk pertama
ini. Inisiatif yang baik dalam budaya
kebutuhan ekonomi, sosial, dan ekologis.
kali tahun 1999 untuk merespon krisis
dapat memicu efek berlipat ganda
Hal ini ditegaskan oleh Rome Leaders
ekonomi 1998, G20 cenderung lebih
di seluruh spektrum masyarakat.
Declaration dalam bentuk tiga agenda
berfokus pada persoalan ekonomi dan
Ekonomi berbasis budaya yang
budaya utama yang akan dikejar oleh
perdagangan. Namun, sejak Presidensi
mengedepankan keragaman dan
sesi G20 berikutnya tentang budaya: (1)
Saudi Arabia pada tahun 2019,
kreativitas semakin dipandang
menjaga dan mempromosikan budaya,
muncul kesadaran bersama di antara
sebagai kunci untuk menciptakan
(2) mendukung pekerja, termasuk di
negara-negara anggota G20 untuk
masyarakat baru yang diarahkan
bidang budaya, dengan memfasilitasi
memberi perhatian khusus pada isu
pada upaya untuk mencapai
akses ke pekerjaan, perlindungan sosial,
kebudayaan. Kesadaran ini kemudian
kesejahteraan yang universal
digitalisasi dan langkah-langkah dukungan
diwujudkan lebih konkrit pada masa
dan inklusif. Presidensi Indonesia
bisnis, dan (3) memperkokoh kerja sama
Presidensi Italia pada tahun 2020
berkomitmen untuk upaya ini dan
budaya antarnegara G20. Ketiga prioritas
dengan pembentukan Kelompok Kerja
akan mengadakan Pertemuan
ini menjadi titik awal untuk membangun
G20 Bidang Kebudayaan.
Menteri Kebudayaan G20 yang
pendekatan budaya baru dalam
ketiga, 12-13 September 2022.
menyelesaikan tantangan hidup di era
Wacana Kebudayaan dalam G20
Dibangun di atas pertemuan bersama pertama para Menteri
Rome Declaration of the G20 Minister
Kebudayaan yang diselenggarakan
of Culture yang dihasilkan dari
oleh Presidensi Saudi pada tahun
Kelompok Kerja Kebudayaan G20
2020 dan dikembangkan lebih lanjut
di bawah Presidensi Italia telah
selama Presidensi Italia pada tahun
berkomitmen untuk memperdalam
pandemi ini.
2021 pertemuan Menteri Kebudayaan G20 adalah platform untuk pengarusutamaan budaya dalam agenda pembangunan. Pentingnya budaya dalam mempromosikan
Lobi-lobi untuk G20 Widji
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 25
Foto bersama Widji
Membayangkan Normal Baru
memecahkan masalah mendasar
Jika kita melihat budaya tradisional kita,
Situasi pandemi mengungkapkan
kehidupan modern dan menciptakan
ada banyak cara berkelanjutan untuk
kerentanan laten dalam gaya hidup
masyarakat baru yang lebih baik. Untuk
memenuhi semua kebutuhan dasar kita.
modern kita. Sebagai akibat dari
pulih bersama, dan pulih lebih kuat, kita
Dari memproses serat alami, pewarna
pandemi, kerentanan ini muncul ke
membutuhkan gaya hidup baru yang
alami, atau inisiatif daur ulang berbasis
permukaan dan mewujud sebagai
lebih berkelanjutan.
kerjasama sosial, memanfaatkan sumber
gangguan sistemik pada rantai pasokan yang membuat kita bertanya-ulang tentang cara hidup kita saat ini. Semakin disadari bahwa situasi kita saat ini telah memunculkan risiko eksistensial yang mempertaruhkan eksistensi manusia di muka bumi.
I
Dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting. Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya dan praktik yang kita warisi telah melewati ujian waktu dan laboratorium kelangsungan hidup sehingga terus dibawa ke zaman modern. Jika berbagai
Kita tidak lagi berbicara tentang
sumber budaya ini dikonsolidasikan,
kemiskinan, ketidaksetaraan,
maka kita akan memiliki sarana untuk
ketidakadilan, tetapi tentang
menciptakan gaya hidup yang lebih
kelangsungan hidup manusia sebagai
berkelanjutan. Inilah “jalan kebudayaan”
spesies. Krisis ini, dengan kata lain,
yang ditawarkan Presidensi Indonesia di
harus dilihat sebagai peluang untuk
G20.
26 INDONESIANA VOL. 13, 2022
makanan lokal yang melimpah untuk meningkatkan ketahanan pangan global, hingga mengembangkan arsitektur vernakular yang ramah lingkungan dan mendorong kolaborasi serta inklusi sosial. Jika semua ini digali dan diperkuat melalui partisipasi publik dan dibarengi dengan pemerataan akses teknologi, maka kita akan dapat melihat transformasi menuju normal baru dalam cara hidup kita: langkah keluar dari pandemi, krisis iklim, dan ketimpangan sosial di tingkat global.
Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan
kegiatan. Ruwatan Bumi memadukan
Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan
melibatkan para pemimpin tradisional,
rumah “G20 Culture Ministers Meeting” di
kelompok seni vokal tradisional
kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah,
Indonesia, dan seniman vokal dari
pada 12 - 13 September 2022 dengan
negara-negara anggota G20.
dua tujuan utama: (1) membangun konsensus global untuk normal baru yang berkelanjutan dan (2) menginisiasi agenda pemulihan global melalui pembentukan jaringan aksi bersama di bidang kebudayaan.
unsur ritual dan seni pertunjukan dengan
Rangkaian kegiatan tersebut mendukung pesan kunci Presidensi Indonesia dalam G20 2022, yakni “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat”. Cara untuk pulih bersama dan lebih kuat itu adalah dengan menempuh jalan kebudayaan.
Untuk menghasilkan gaung yang lebih
(Martin Suryajaya, Indonesiana)
luas bagi publik global, sejumlah pegiat budaya dan ikon budaya pop global yang aktif mengupayakan kehidupan berkelanjutan berbasis budaya akan turut memberi pernyataan. Pertunjukan “Ruwatan Bumi”, sebuah ritual tradisional Nusantara untuk memulihkan keseimbangan kosmik, akan memungkasi
Iwan Syahril – Widji
Merdeka Belajar– Widji
Para peserta G20 – Widji
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 27
JALUR REMPAH
Jelajah Pesona Jalur Rempah
BelitungTimur
M
enurut UNESCO, jalur
mencapai 15.000 kilometer, seperti
tersebut menjadi catatan sejarah yang
rempah adalah nama yang
ditulis Azyumardi Azra (2016).
turut membangun identitas bangsa,
diberikan pada rute jaringan
pelayaran yang menghubungkan dunia Timur dan dunia Barat. Jalur rempah terbentang mulai dari sisi barat dan selatan Jepang, tersambung dengan kepulauan Nusantara melewati selatan India menuju Laut Merah, lalu melintasi daratan Arabia-Mesir, terus memasuki Laut Tengah dan pesisir selatan Eropa. Perjalanan melalui rute ini diperkirakan
I
28 INDONESIANA INDONESIANA VOL. VOL. 13, 13, 2022 2022 28
Perdagangan rempah-rempah Nusantara juga mewarisi ragam kisah peristiwa dan
termasuk identitas lokal Belitung Timur sebagai bagian dari sejarah jalur rempah.
tinggalan sejarah yang menjadi bukti
Bumi Belitung Timur merupakan daerah
proses transportasi rempah-rempah dari
kepulauan dengan beragam kekayaan
sumbernya ke konsumen di berbagai
hayati. Beberapa rempah yang kini
belahan dunia. Berbagai hasil komoditi
masih bertahan dan mudah dijumpai
dahulu sangatlah laris, seperti lada,
adalah sahang (lada) sepang (secang),
kayu manis, kemiri, dan pala. Kenangan
dan kumbek (kemiri). Serangkaian penelitian dilakukan guna menggali
Pulau Batun jauh di tengah
Kapal berlayar menyeberang samudera
Gunakan kapal pergi ke sana
Berteman ombak berbilang masa
Mari lestarikan sejarah jalur rempah
Jalur rempah kekayaan sejarah bangsa
Sebagai pengepal identitas bangsa
Mari jadikan budaya sebagai ruh pariwisata
Betiong Begubang - Tim Indonesiana Belitung Timur
wadah dalam pemulihan ekonomi
berkaitan dengan jalur maritim rempah
Belitung Timur sebagai Titik Simpul
dunia. Penelitian intensif dan terintegrasi
Hasil penelitian menyebutkan bahwa
pandemi Covid-19.
(darat dan laut) dilakukan sejak tahun
Belitung Timur merupakan titik simpul
2011 hingga 2019 yang di antaranya
jalur rempah Nusantara dan dunia. Hal
dilakukan oleh Kementerian Pendidikan,
inilah yang kemudian melatarbelakangi
Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui
langkah Pemerintah Kabupaten Belitung
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan
Timur untuk memopulerkan jejak dan
Balai Arkeologi Sumatera Selatan. Pusat
masa depan jalur rempah di Belitung
Riset Kelautan Kementerian Kelautan dan
Timur melalui festival “Jelajah Pesona
Perikanan juga turut serta.
Jalur Rempah Belitung Timur”. Festival
sejarah Belitung Timur di masa lalu yang
digelar sejak tahun 2019 dan menjadi
masyarakat Belitung Timur di masa
Jelajah Pesona Jalur Rempah (JPJR) Belitung Timur digelar dalam upaya pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan yang menjadi ruh dalam agenda kepariwisataan. Ajang tersebut juga menjadi media pemajuan kebudayaan. Salah satu visinya adalah
I
VOL. 13, 13, 2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 29 29 VOL.
menjadikan JPJR Belitung sebagai agenda
Pemajuan Kebudayaan
pariwisata berbasis sejarah jalur rempah
Belitung Timur memiliki musik
sebagai sejarah lokal dalam jaringan
tradisional gambus. Gambus Belitung
global. Tentu saja dikembangkan pula
Timur merupakan kesenian khas
pengetahuan tradisional sebagai
sebagai hasil dari akulturasi budaya
daya tarik wisata dan industri kreatif
akibat adanya jalur rempah di masa
berbasis rempah guna menguatkan
lampau. Upaya pelindungan yang
ekonomi lokal.
dilakukan adalah inventarisasi dan pencatatan Gambus Belitung Timur
Belitung Timur menjadi bagian
ke dalam data pokok kebudayaan
dari sejarah jalur rempah yang
daerah. Proses pembuatan gambus
melibatkan multibangsa
didokumentasikan ke dalam video
dalam berbagai
yang sinematik dan disebarluaskan
lapis zaman dan
sebagai sumber informasi. Upaya
generasi. Belitung
pengembangan adalah dengan
Timur di masa
membuat kajian Gambus Belitung
lalu telah tercatat
Timur sebagai warisan budaya
sebagai daerah
Belitung Timur.
penghasil rempah yang eksotik hingga
Festival Gambus Nusantara akan
budaya rempah menjadi
digelar tahun 2022 sebagai salah
identitas kelokalan dan
satu upaya pemanfaatan jalur
bertemali dengan budaya
rempah. Salah satu programnya
lintas bangsa. Oleh karena
adalah pembinaan maestro gambus
itu, program JPJR Belitung Timur
dan peningkatan kapasitas serta
yang digelar pada tahun 2022
keterampilan seniman-seniman muda
ini mengambil tema “Eksotisme
gambus. Mereka diharapkan dapat
Jalur Rempah Belitung Timur”.
menciptakan musik-musik melayu
Eksotisme yang dimaksud adalah
Belitung Timur bernuansa Gambus
kristalisasi nilai-nilai berupa
Belitung Timur untuk nantinya
pengetahuan tradisional,
diputar di area-area publik seperti
teknologi tradisional,
bandara, kantor pemerintahan, dan
kuliner, obat-obatan
tempat pariwisata.
rempah, serta masyarakat pengelola budaya rempah sebagai aktor penting dalam menjaga keistimewaan budaya rempah di Belitung Timur. Terinspirasi Cabai - Tim Indonesiana Belitung Timur
I
30 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Cagar budaya juga sangat perlu diperhatikan melalui pemugaran dan penetapan. Sebut saja Kompleks Makam Raja Balok, peninggalan situs-situs kapal karam dari berbagai dinasti mulai Cina, Jepang, dan VoC, serta bangunanbangunan peninggalan Belanda. Apa yang sudah dirasakan Belitung Timur melalui Festival JPJR? Tumbuhnya berbagai olahan rempah baru; munculnya berbagai cenderamata berbahan dasar rempah berupa tasbih, gelas, dan gelang medang kalong serta gaharu; terciptanya desain batik rempah yang dapat dikembangkan menjadi pakaian daerah; dan terciptanya kostum karnival dan desain batik rempah. Manfaat lain adalah tumbuhnya produk ekonomi kreatif terkait jalur rempah serta munculnya destinasi wisata berbasis rempah. Berbagai dampak positif juga dirasakan berkat program JPJR. Terbentuknya Komunitas Petani Rempah Belitung Timur (KIRAB) yang menjadi penggerak dalam budidaya rempah dan pengiriman rempah ke berbagai daerah di Indonesia.
Para pengrajin kayu - Tim Indonesiana Belitung Timur
Selain itu, penguatan budaya rempah berbasis komunitas terutama pada Komunitas Budaya dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang mengembangkan aneka kuliner rempah tradisional Belitung Timur seperti minuman aik sepang, gangan buntal darat, gangan darat, mi rebus belitong, mi guring belitong, dan berego sebagai sajian khas bagi wisatawan.
Satu grup musik orkestra melayu
JPJR merupakan wujud pemajuan
pun terbentuk, yakni “Spice of Svara”,
kebudayaan dan pelestarian cagar
yang merupakan kolaborasi anggota
budaya dengan mengelaborasi
sanggar-sanggar seni dan budaya yang
jejak-jejak jalur rempah masa lalu.
ada di Belitung Timur yang mengangkat
(Zulfiandi, S.Kel., M.Si., Koordinator
musik tradisional dan modern. Selain
Festival Jelajah Pesona Jalur Rempah
itu terbentuknya sekolah pelopor
Belitung Timur)
jalur rempah di Belitung Timur yaitu SMA Negeri 1 Manggar. Festival
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 31
KABAR BUDAYA
Ketika Puak Day Bersukacita I
32 INDONESIANA VOL. 13, 2022
yak
Tari tradisional Dayak Deah - Dewilisa Finifera
Deah
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 33
Harmoni dengan alam Dewilisa Finifera
K
onon, kurang lebih tiga abad
Seperti di desa-desa adat di Nusantara,
Rangkaian ritual berikutnya adalah
lalu, tiga kelompok keluarga
masyarakat Desa Liyu mengawali hampir
nagasok miah yang merupakan tradisi
dari garis keturunan Atak, Ma
semua kegiatan sosial dengan ritual.
bergotong-royong menanam benih padi.
Mice, dan Bardi bermigrasi dari Regant
Ngumo Ngentaotn misalnya, merupakan
Ngasok miah dilakukan secara bergantian
Tatau (sekarang bernama Banjarmasin)
serangkaian ritual yang mendahului
dari ladang yang satu ke ladang lainnya
menuju Langon Langit (Martapura),
bercocok tanam padi di ladang. Ritual
dengan bergantian hari, tergantung
Jemuntai (Amuntai), Peluya, dan
tersebut diawali dengan ritual lain yakni
kesiapan pemilik ladang sehingga
sampailah di kaki pegunungan Meratus
melatu wini, yaitu pembacaan mantra dan
bagian barat laut, satu kawasan hutan
doa kepada sang pencipta dan leluhur
tropis yang diapit dua sungai yaitu Liyu
agar hasil panen melimpah nantinya.
dan Angam (Galumbang). Sekarang, kita
Demang atawa ketua adat memimpin
mengenal daerah ini sebagai Desa Liyu,
ritual melatu wini dengan bahasa Bawo,
desa pemekaran dari Desa Gunung Riut
khususnya untuk pemilik ladang yang
pada tahun 1980. Kecamatan Halong,
menganut agama Hindu. Hampir
Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan
sembilan puluh persen masyarakat Desa
Selatan.
Liyu menganut agama Hindu. Sisanya penganut Islam, Kristen, Budha, dan
Desa Liyu adalah desa paling ujung,
Konghucu. Berbeda dengan Hindu di
ditandai dengan habisnya jalanan
Pulau Bali, Hindu di Liyu meniadakan
beraspal. Dihuni oleh mayoritas
ritual ngaben dan masih menganut
masyarakat adat Dayak Deah. Jika
kepercayaan Kaharingan.
ingin menyambangi Liyu dari Bandara Syamsudin Noor di Banjar Baru, kita membutuhkan waktu 7-8 jam lewat jalan darat untuk mencapainya.
I
34 INDONESIANA VOL. 13, 2022
tidak perlu mengeluarkan upah untuk
sekelompok orang atau beberapa orang.
melalui kursus dan transfer pengetahuan
menanam padi. Ngasok miah diawali
Pembagiannya, tiga orang memainkan
mengenai hukum adat kepada generasi
dengan ritual melatu oleh Penajuh Lai,
kengkulukng (alat musik tradisional),
yang lebih muda.
pemimpin ritual dan pemimpin pembuat
dua orang memegang bambu atau duri
lobang tanam.
sebagai media permainan, sedangkan
Seperti gayung bersambut, Program
sisanya menari sambil melompat di
Pemajuan Kebudayaan Desa mendapat
tengah media bambu atau duri.
apresiasi positif, tidak hanya dari warga,
Tanah dilubangi menggunakan tongkat yg disebut halu atau alu oleh laki-laki dan
namun juga aparat desa dan lembaga
diikuti oleh barisan penabur benih yg
Dalam Program Pemajuan Kebudayaan
adat. “Program ini seperti memberi
disebut miah. Pada umumnya benih yang
Desa yang dihelat Ditjen Kebudayaan
jalan menginventarisasi kekayaan
ditanam ialah padi gunung, ketan, dan
Kemdikbudristek, Desa Liyu mengemas
(budaya) bagi kami”, begitu kata Bapak
buyung.
rangkaian ritual adat di atas dalam satu
Sukri, Kepa Desa Liyu. Semoga itikad
festival yang dinamai Festival Melatu
Program Pemajuan Kebudayaan Desa
Di sela-sela ngasok miah atau saat sesi
Wini. Selain itu, ada juga program
mendapatkan keberhasilan dan tepat
istirahat, para peserta ritual biasanya
pemberdayaan yang dinamai Penguatan
sasaran, yakni perbaikan ekosistem
memainkan kurung-kurung, lalu
Sanggar Senin Bajalin Jaya. Kegiatannya
kebudayaan di tingkat desa. Desa Liyu
permainan sentokep, dan atraksi pebintis
meliputi pelatihan tari pedalaman dan
adalah salah satu contohnya. Semoga!
atau adu kaki. Ngengkulunkng memang
musik tradisional.
(Dewilisa Finifera, Pamong Budaya Muda)
mulai jarang dimainkan kecuali sesekali mengiringi tarian tradisional.
Tujuan dari festival dan penguatan sanggar tersebut tentu tidak semata-
Ngengkulukng atau dalam bahasa Banjar
mata untuk meningkatkan mutu dan
kurung-kurung, merupakan kesenian
regenerasi, namun juga penguatan
yang dilakukan di sela-sela istirahat
identitas desa. Ada juga lokakarya
ngasok, bertujuan menghibur para petani
kerajinan anyaman rotan yang kini mulai
yang lelah sehabis melakukan tanam
laris manis dipesan. Tak ketinggalan
padi. Pertunjukan ini dilakukan oleh
pula program penguatan lembaga adat
Loka karya anyaman Dayak Deah - Dewilisa Finifera
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 35
KABAR BUDAYA
Bangga Produk
Alam dan Budaya Sendiri
#AromaMaluku - Diana
G
erakan Nasional Bangga Buatan
luasnya bagi masyarakat untuk kreatif
Program ini diluncurkan oleh Presiden
Indonesia (Gernas BBI) adalah
dan inovatif menemu kenali potensi
Joko Widodo pada tanggal 14 Mei
upaya pemerintah mendorong
daerahnya, membangun jejaring,
2020. Gerakan ini dibentuk untuk
penguatan pertumbuhan ekonomi
berkolaborasi, dan meningkatkan
mengutamakan produk buatan
mesyarakat untuk membeli produk-
kualitas produknya untuk dijual secara
dalam negeri demi berkontribusi
produk buatan Usaha Mikro Kecil dan
pemasaran digital (digital marketing).
pada perekonomian nasional. Hal
Menengah (UMKM) dan ultra mikro lokal, Gerakan ini menumbuhkan sinergi antara
Presiden No. 15 Tahun 2021, tanggal 8
bisnis sektor tersebut selama pandemi
masyarakat, pelaku budaya, UMKM,
September 2020 tentang Tim Gernas
virus Korona. Gernas BBI juga sebentuk
pelaku industri, perbankan, BUMN,
BBI yang didukung oleh 14 Kementerian
upaya membangun kebanggaan budaya
pemerintah daerah dan pelaku industri
dan Lembaga dibawah koordinasi
Indonesia, mengangkat produk berbasis
keatif berbasis digital. Saatnya geliat
Kementerian Perekonomian Maritim dan
budaya dan kearifan lokal setempat,
ekonomi nasional berbasis budaya dan
Investasi (Kemenko Marves).
memuliakan produk lokal, serta
kearifan lokal menjadi penggeraknya.
Masing-masing kementerian/Lembaga
pemberdayaan masyarakatnya. Gernas juga membuka akses seluas-
I
ini dikuatkan melalui Keputusan
serta mendukung keberlangsungan
36 INDONESIANA VOL. 13, 2022
memiliki program kampanye dengan
Gula Merah Saparua - Diana
Wastra adalah identitas - Diana
tema dan lokus penyelenggaraan di
Koordinator Bidang Kemaritiman dan
biasanya dari pohon koli atau lontar. Ada
berbagai daerah dengan tujuan utama
Investasi, sedangkan Wakil Ketua
juga kacang botol/Liwta yang ditanam
mengangkat potensi ekonomi, kearifan
adalah Menteri Koordinator Bidang
pada musim penghujan dan dikeringkan,
lokal, dan produk budaya setempat.
Perekonomian, Gubernur Bank
dikupas kulitnya kemudia dimasak
Indonesia, dan Ketua Dewan Komisioner
dengan kelapa.
Tujuan akhir yang disasar dari kegiatan
Otoritas Jasa Keuangan. Susunan lengkap
ini adalah kemandirian UMKM agar
terdapat di Keppres.
bisa mengoptimalkan produk dan
Pulau Maluku juga terkenal sebagai penghasil tenun, khususnya dari
penjualannya secara on boarding di
BBI Ambon “Aroma Maluku”
kabupaten Tanimbar yang disebut Tais
platform digital (digital marketing). Sejak
Kemendikbudristek sebagai campaign
Pet. Tenun ini sangat indah, beragam
peluncuran Gernas BBI Mei hingga
manajer Gernas BBI tahun 2021
warna, motifnya didominasi garis-garis
September 2021 jumlah UMKM yang
menetapkan Ambon, Maluku sebagai
diselingi corak tertentu yang diadaptasi
on boarding mencapai 8.434.446. Total
lokus puncak acara dengan tema “Aroma
dari lingkungan sekitarnya, flora, fauna
16.434.446 unit dengan kenaikan 105 %
Maluku”. Dipilihnya Kota Musik Dunia
maupun manusia. Maluku juga cukup
dari awal diluncurkan.
(City of Music) sebagai tempat perhelatan
kaya akan bermacam-macam produk
kegiatan ini bukan tanpa sebab.
anyaman yang berasal dari tanaman
Target program ini 30 juta UMKM on
Maluku memiliki segudang kekayaan
endemik di pulau nan indah ini.
boarding atau naik kelas, berjualan
alam dan budaya sebagai basis produk
Bermacam bakul, tutup kepala, dan nyiru
melalui platform digital dan
UMKM. Sebut saja pala, minyak kayu
menjadi produk andalan di bidang seni
mengoptimalkan teknologi yang kini
putih, kenari, gula saparua, produk ikan
kerajinan selain produk laut dari bahan
berkembang. Disebutkan dalam Keppres,
yang dikenal dengan inasua, minuman
kerang-kerangan, salah satunya tahuri,
Ketua Gernas BBI adalah Menteri
sopi yang terbuat dari nira kelapa,
alat tiup khas Maluku.
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 37
Pertunjukan - Diana
Beberapa produk alam dan budaya ini
warisan alam dan budaya Maluku,
Sebanyak 80 siswa-siswi dari 20 sekolah
telah ditetapkan sebagai warisan budaya
khususnya yang telah ditetapkan sebagai
di Ambon mendapat pencerahan dan
takbenda (WBTb) Indonesia, di antaranya
WBTb Indonesia.
wawasan bagaimana warisan alam dan
Tais Pet ditetapkan tahun 2013, inasua
I
Penganan ringan - Diana
budaya Maluku bisa menghidupi dan
(2015), sopi (2016), minyak kayu putih
Ada 3 (tiga) produk yang
berpotensi dikembangkan menjadi
(2017), tahuri (2017), gula saparua
diinternalisasikan kepada mereka terkait
produk olahan kekinian yang menarik
(2018), serta embal (sejenis singkong
nilai filosofi atau kearifan lokalnya,
secara kemasan, lezat rasanya, tinggi
yang beracun jika dimakan biasa namun
kandungan gizinya, dan pengembangan
kandungan gizinya dan dipasarkan
menjadi lezat jika diolah dengan kearifan
produknya, yakni Embal, Inasua dan
melalui platform teknologi digital (digital
lokal setempat).
Gula Saparua. Selain itu, mengenalkan
marketing).
rempah sebagai produk unggulan,
Pelibatan kampus dalam hal ini Jurusan
Penguatan Karakter Siswa
mengingat Maluku sebagai penghasil pala
Antropologi Universitas Patimura,
Melalui Gernas BBI “Aroma Maluku”
yang bisa dimanfaatkan bijinya untuk
Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian
2021, Direktorat Jenderal Kebudayaan
bumbu, bahan kosmetik maupun produk
Provinsi Maluku dan Chef dari Hotel
menginisiasi upaya pengenalan kearifan
wellness, serta buahnya yang kaya rasa
Santika menjadi narasumber dalam
lokal kepada siswa-siswi SMA dan SMK
bisa dimanfaatkan untuk beragam jenis
workshop yang digelar oleh Direktorat
untuk mengenal lebih jauh potensi
minuman yang menyegarkan dan sangat
Pengembangan dan Pemanfaatan
baik untuk kesehatan.
Direktorat Jenderal Kebudayaan bersama
38 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Unit Pelaksana Teknis Balai Pelestarian
Fokus pelaksanaan di antaranya adalah
Nilai Budaya (BPNB) Ambon bulan
penguatan Key Performance Indikator
Oktober 2021. Kegiatan dilanjutkan
(KPI), pematangan konsep kampanye
lomba membuat sajian makanan dari
bulanan, penambahan Durasi Gernas
ketiga makanan (embal, inasua, dan gula
BBI, dan bulan pendampingan oleh
saparua) selanjutnya ketiga pemenang
kementerian/lembaga. Tidak kalah
tampil di puncak acara BBI “Aroma
penting adalah peningkatan peran
Maluku” 29 November 2021.
pemerintah daerah dan penguatan karakter di lingkungan pendidikan
Gernas BBI Tahun 2022
sejak dini dan diupayakan bisa masuk
Kegiatan prioritas Presiden Jokowi
kurikulum. Masih ada sejumlah fokus
sebagai upaya peningkatan
yang harus dilaksanakan.
kesejahteraan masyarakat di masa
(Yayuk Sri Budi R,
pandemi ini akan terus digelar hingga
Kapokja Pengembangan Kebudayaan,
tahun 2023 dengan target 30 juta UMKM
Direktorat Pengembangan dan
berjualan di platform digital marketing
Pemanfaatan Kebudayaan,
atau on boarding. Fokus Fokus Gernas
Ditjen Kebudayaan)
Inasua Sadap dan Embal Manis - Diana
BBI 2022 di setiap kementerian / lembaga berbeda-beda dengan lokus pelaksanaan di bebrapa provinsi. Kemendikbudristek mendapatkan tugas untuk menggelar
Brosur-brosur produk BBI
- Diana
puncak BBI di Sulawesi Barat, Oktober 2022.
Penyerahan hadiah - Diana
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 39
KOMIK
I
40 INDONESIANA VOL. 13, 2022
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 41
INFO GRAFIS
BRAMATABI WAYANG WONG Deskripsi Wayang Wong merupakan salah
JENIS Tari Bebali (Semi Sakral)
satu cabang seni pertunjukan yang digunakan sebagai pelengkap upacara yadnya dalam tingkat utama (upacara besar). Lakon Wayang Wong mengambil Epos Ramayana yang dimainkan oleh tokoh manusia dengan kostum yang telah disesuaikan dan memakai topeng sesuai dengan tokoh karakter masing-masing.
ASAL: BULELENG
Nilai-nilai FILOSOFI KEHIDUPAN, KESETIAAN, KEPAHLAWANAN
Sumber: Buku Sembilan Tari BaliBPNB Bali
I I
42 INDONESIANA VOL. 13, 2022 42 INDONESIANA VOL. 13, 2022
HANOMAN
P E R L E N G K A PA N
Gelungan Rama Laksmana Hanoman Sugriwa Wibisana
Topeng
Sejarah Muncul pada pemerintahan Raja Klungkung, Dalem Gede Kusamba (1772-1825). Pada saat itu,Dalem Gede Kusamba memerintahkan
Dalem
para penari utamanya untuk
Twalen
menciptakan tarian baru dengan
Angkeb Bulet
mengunakan topeng sakral istana dengan mengambil lakon Ramayana. Tari tersebut kemudian
Bapang Baju
Saput
menyebar dan berkembang di Desa Tejakula Kabupaten Buleleng,
Gelang kana
Sabuk Kancing
dengan mendapatkan pengaruh tari parwa yang dibawa oleh I Dewa Batan dari desa Bunutin Bangli dan
Awiran Jaler Stewel
tari gambuh yang dibawa oleh I Gusti Ngurah Made Jelantik dari desa Blahbatuh Gianyar.
Kancut
Koreografi Tokoh yang biasa ditampilkan dalam Dramatari Wayang Wong antara lain Rama, Laksamana, Malen / Tuwalen, Merdah, Delem, Sangut, Indrajit / Meganada, Wibisana, Kumbakarna, Hanuman, Sugriwa, Subali, dan Jatayu. Setiap tokoh memiliki khasanah gerakan serta ciri khas tari tersendiri.
Instrumen Pengiring Batel gender wayang, dua kendang, kajar, kempur, klenang, kemong, dan ceng-ceng
II
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 43 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 43
WASTRA
Memintal Benang - Heru Joni Putra
Songket
Minangkabau yang Limbung dan yang Kukuh O
rang Minang tentu mengingat
Oleh sebab itu, reformasi melalui UU No.
tumbang, terkait songket sebagai salah
ketika pemerintahan Soeharto
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
satu warisan budaya. Nasib songket
pada tahun 70-an memaksakan
Daerah diharapkan menjadi momentum
“hidup segan, mati tak mau” diterpa krisis
bentuk desa untuk menggantikan nagari,
yang tepat untuk memperbaiki segala
ekonomi, perang kolonial, hingga huru-
sebagai sistem pemerintahan terkecil.
yang patut diperbaiki. Ketika UU
hara politik yang bak mata pisau yang
Apa yang kemudian terjadi? Habih
disahkan, dan praktik kembali ke
menghujam budaya tenun ini hingga
tandeh, begitu istilah Minangkabau untuk
nagari mulai dicoba dengan berbagai
sekarat untuk kesekian kali. Hingga tahun
menyebut hancur-leburnya berbagai
cara, masyarakat pelan-pelan harus
2000an, tersisa tiga sentra songket saja
budaya Minangkabau, baik infrastuktur
memaklumi: mereka tak pernah benar-
yang masih bisa bertahan walaupun
tradisional maupun mental masyarakat,
benar bisa kembali ke “masa lalu” meski
oleng, yakni Silungkang, Pandai Sikek,
karena dihantam sistem desa. Beberapa
ada yang bersikeras untuk membawanya
dan Kubang. Sebuah jumlah yang terlalu
bulan setelah reformasi, masyarakat
kembali ke hari ini.
sedikit dibanding 100 ataupun 50 tahun
Sumatra Barat pun mendesak pemerintah untuk babaliak ka nagari, yang artinya kembali ke nagari.
I
44 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Minangkabau juga memiliki persoalan lama, bahkan jauh sebelum Orde Baru
sebelumnya ketika sentra songket masih beredar di lebih banyak nagari lainnya.
Ketika babaliak ka nagari digalakkan, para seniman songket berharap bisa memperpanjang hidup budaya tenun yang sudah mereka pertahankan
birokrasi saja sebagaimana di zaman
Menjadi Barang Langka
Orde Baru, yang mana kualitas material
Benhard Bart, seorang arsitek Swiss,
dan filosofis dari songket-songket pun
semenjak beberapa tahun sebelum
tidaklah penting lagi dipertimbangkan.
reformasi telah mencatat kondisi miris
turun-temurun tersebut. Mereka
Akan tetapi, sebagaimana disinggung
berharap kembali ke nagari tidak
tadi, ikhtiar untuk “mengembalikan
sekadar penghapusan sistem desa dan
Minangkabau” ke kondisi sebelum
perangkatnya, melainkan kembalinya
diluluh-lantakkan Orde Baru sangatlah
tigo tungku sajarangan (pemangku
mustahil. Tak semua infrastruktur
adat, ulama, dan kaum cendekia)
tradisional bisa ditegakkan kembali.
sebagai pemimpin nagari menggantikan
Yang jelas, laku hidup sehari-hari tidak
kekuasaan hirarkis kepala desa. Tigo
sepenuhnya lagi sangkut-bersangkut
tungku sajarangan bukan sekadar
dengan gambaran ekosistem tradisional
pajangan melainkan sekumpulan prosesi
yang diidealkan tersebut. Dalam kondisi
adat dan segala turunannya dalam
seperti itu, kain songket tetap diperlukan
pengertian kulturalnya.
tapi cenderung tidak mengemban lagi
Kualitas songket (baik secara material
dalam ekosistem songket Minangkabau. Ia dengan yakin mengatakan bahwa songket Minangkabau merupakan jenis kain tradisional “paling halus dan cerdas” dibanding yang ditemukannya di daerah Asia Tenggara lainnya. Tapi, contoh terbaik yang ia lihat saat itu adalah barang langka. Ia hanya bisa menemukannya kalau tidak di museum ya di toko barang antik. Sebaliknya, kondisi nyata di lapangan justru terlalu
peran tradisionalnya.
hingga filosofis) adalah perkakas utama untuk menjaga “marwah” berbagai prosesi adat tersebut. Kualitas songket tersebut tidak lagi sebagai pelengkap, pengisi hiburan, ataupun etalase
Kayu dan besi menjadi bahan dasar dari mesin tenun - Heru Joni Putra
Merapikan benang di mesin tenun - Heru Joni Putra Bahan-bahan untuk wastra Heru Joni Putra
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 45
Regenerasi yang tidak pernah mudah - Heru Joni Putra Menjaga kualitas benang - Heru Joni Putra
miris: selain semakin minimnya pengrajin
Dimulai dengan “regenerasi”. Rencana
demi bulan, rencana mereka bisa
songket, kualitas karya yang beredar
itu sangat bergantung pada seorang
dikatakan belum memberikan hasil
luas pun sangat jauh menurun. Sungguh
penenun yang sudah tua, Hj Rohani, saat
yang memuaskan. Sangat sulit sekali
sangat jauh. Kebutuhan industri turut
itu usianya hampir 80 tahun. Lokasinya
menciptakan hasil songket yang benar-
menjadi salah satu sebab utamanya,
di Kab. Tanah Datar. Ia satu-satunya
benar berkualitas. Kesulitan yang selalu
demikian ia menyimpulkan.
yang dapat ditemui dan setuju dengan
ditemui adalah persoalan bahan, alat
rencana mereka tersebut. Nenek itu
kerja, dan waktu. Yang paling kentara:
punya dua cucu tapi tak meneruskan
ikhtiar menghidupkan songket mesti
keahlian nenek mereka. Namun, mereka
bersaing dengan usaha bertahan hidup
akhirnya sepakat untuk mempelajari
para pengrajinnya.
Karena sulitnya mencari songket tradisional berkualitas tinggi, Bart hanya bisa memotret motif-motifnya. Lebih dari seribu motif yang ia dapatkan. Dari foto kemudian dipindahkan ke komputer untuk direka ulang. Berkat bantuan istrinya, Bart bergerak lebih lanjut bersama seniman dan budayawan Minangkabau. Atas usul salah satu
I
cara membuat songket dengan sang nenek. Meski dengan dana pribadi yang serba terbatas, Bart dan kawan-kawan menciptakan fasilitas sederhana untuk menyukseskan rencana mereka.
budayawan Minang, mereka berencana
“Sia-sia belaka” adalah ucapan yang
melakukan revitalisasi songket.
sudah sampai di tenggorokan. Bulan
46 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Banyak penerus potensial yang tak memilih menekuni songket karena kebutuhan hidup sehari-hari lebih mendesak. Tapi, ternyata, usaha keras dan banyak pengorbanan memang tak akan pernah sia-sia. Beberapa tahun
Kisah Bart dan budayawan Minangkabau
bahwa songket berkualitas tinggi tetap
tersebut hanyalah sedikit dari
akan dipertahankan dan diproduksi,
kisah mengharukan perihal ikhtiar
akan tetapi kondisi umum dunia songket
memperpanjang usia songket
di Minangkabau jelas seperti yang
Minangkabau. Penerus Hj Rohani
disebutkan tadi: tidak bisa lagi bergerak
bisa disebut beruntung karena
dalam bayangan ideal ekosistem
setidaknya sempat bertemu dengan
tradisional Minangkabau—yang memang
Bart dan kawan-kawan. Begitu
menjadi basis utama keberlangsungan
juga sebaliknya. Tapi, tentu saja,
songket berkualitas tinggi.
keberhasilan itu adalah contoh kecil yang berharga. Walaupun saat itu muncul harapan kuat
semenjak pertama kali dilakukan, hasil uji coba pertama mereka membuatkan hasil. Tahun 2001, songket dengan motif basa itam berhasil dibuat ulang, melalui pengajaran yang diberikan Hj Rohani kepada cucunya.
Dengan disain kekinian, pengrajin songket berusaha mempertahankan songket untuk masa depan - Heru Joni Putra
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 47
Menelisik Ibu sebagai penjaga tradisi
- Heru Joni Putra
- Heru Joni Putra
Industri Jadi Penentu Nasib
kuatnya pengaruh buruk industri agaknya
sesuatu yang disebut sebagai “kesadaran
Maka, saat itu, usaha pemertahanan
belum ada solusinya.
lokal” lengkap dengan arena industrinya,
songket tak bisa lagi dengan menunggu kondisi ideal yang diimpikan akan tercipta ketika sudah babaliak ka nagari. Mau tak mau, arah impiannya pada giliranya berubah, yaitu ke industri. Kalau bicara industri, batas antara “berkualitas tinggi” dan “berkualitas rendah” dalam versi adat tidak lagi berguna. Kesedihan Bart soal
I
48 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ekosistem industrilah yang kini menentukan nasib pengrajin songket bisa disebut sedikit lebih baik dalam satu dekade terakhir, meskipun tidak kukuh, dibanding dekade sebelumnya. Kebangkitan kembali
tentu saja dalam hiruk-pikuk yang lebih tinggi, turut berpengaruh pada menguatnya jual-beli produk-produk tradisional. Kawasan Silungkang, Pandai Sikek, dan Kubang tetap menjadi sedikit dari daerah yang masih berusaha bertahan dan memproduksi kain songket.
Sentra Kubang juga dapat jadi contoh
kalau dari dekat, justru pincang. Kaki
perihal bagaimana usaha tenun
budaya tetap menjadi yang paling lemah,
tradisi ini mesti bertahan di antara
walau kaki industri pun tak kukuh amat.
kaki budaya dan kaki industri. Untuk
Malangnya, akhir-akhir ini, penyakitnya
kebutuhan keberlangsungan usaha,
bertambah satu lagi, yaitu pusing.
mereka memproduksi motif-motif
Penyebabnya: legalitas songket sebagai
pengembangan dengan tingkatan
warisan budaya dunia justru hanya
kualitas yang punya target konsumen
dimiliki oleh negeri tetangga. Inilah yang
masing-masing. Dalam kondisi ini, kita tak
sedang dicemaskan. Usaha songket
bisa sepenuhnya bicara keluhuran filosofi
ini ibaratnya sedang berjalan pincang
motif, kecerdasan teknik, dan sejenisnya.
sekaligus menanggung pusing, takut-
Namun begitu, di saat bersamaan,
takutnya nanti tersandung sedikit malah
songket-songket yang berkualitas tinggi
rebah sendiri.
tetap diproduksi untuk permintaan
(Heru Joni Putra, Sastrawan)
khusus, misalnya, untuk koleksi, pameran, dan pengajaran. Apakah kondisi tersebut menunjukkan sudah terjadinya keseimbangan antara kebutuhan kaki industri dan kaki budaya? Sebagian besar produsen lokal akan menjawab tidak. Banyak yang sepakat bahwa budaya tenun ini hanya tampak berjalan dengan seimbang. Kalau dilihat dari jauh, memang begitu. Namun
Salah satu upaya “babaliak ka nagari” - Heru Joni Putra
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 49
MUSEUM
Klaster Bukuran - Syefri Luwis
Museum Sangiran Memori Tiga Evolusi A
pa yang membuat kita tergerak
Cobalah menyambangi Sangiran.
Situs Sangiran merupakan situas manusia
menengok museum lagi?
Museum di sana tidak sekadar gedung
purba dari kala pleistosen (2,5 juta hingga
Sebelumnya kami berpikir, hanya karena
penyimpanan koleksi berharga, namun
11.500 tahun lalu) yang paling lengkap
tugaslah orang mau mengunjungi
menjadi bagian dari situs manusia
dan paling penting di Indonesia, bahkan
kembali museum, apalagi jika terletak
purba, tempat kelahiran manusia Jawa
Asia, sejak ditemukan oleh G.H.R von
jauh di pelosok desa bahkan di dataran
yang masih terus menguakkan fosil-fosil
Koenigswald melalui temuan konsentrasi
tinggi. Satu contoh adalah Museum
binatang, artefak, dan bahkan manusia
alat serpih di Desa Ngebung pada tahun
Manusia Purba Sangiran, yang terletak
seiring tersibaknya lapisan tanah ketika
1934, seperti ditulis oleh Harry Widianto
sekitar 17 kilometer ke arah utara
erosi atau aktivitas manusia. Di lokasi
dan Truman Simanjuntak dalam buku
Surakarta Jawa Tengah. Alasan apa yang
inilah muncul salah satu pusat evolusi
Sangiran Menjawab Dunia (2011). Dengan
membuat kita ingin berkunjung kembali
manusia dunia yang telah menorehkan
luas keseluruhan mencapai 59,21
ke Museum Manusia Purba Sangiran?
cerita panjang kemanusiaan sejak 1,5 juta
kilometer persegi di dua kabupaten yakni
tahun lalu.
I
50 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Sragen dan Karanganyar,
Memahami evolusi - Syefri Luwis
museum dan situs Sangiran tak cukup kita jelajahi dalam beberapa jam saja. Dalam kenyataannya, Sangiran tidak tidak hanya memberikan gambaran mengenai evolusi fisik manusia dan binatang semata, namun mampu memberikan gambaran mengenai evolusi budaya dan lingkungan. Manusia purba paling tua ditemukan di bagian atas lempung hitam formasi pucangan dengan kepurbaan lebih dari satu juta tahun, dengan tubuh yang sangat kekar luar biasa. Alat-alat manusia paling tua
Kepala BPSMP Sangiran, Iskandar Mulia
juga ditemukan pada formasi
Siregar, S.T., mengatakan bahwa saat
pucangan, di sebuah endapan
ini lembaganya sedang menawarkan
sungai purba yang mengalir
program virtual tour – virtual museum-
di antara rawa pada 1,2 juta tahun silam.
kepada masyarakat. Sejak tahun 2017
Saat itu, Sangiran masih berupa rawa-
klaster Krikilan tidak berpuas diri dengan
rawa. Perubahan lingkungan dari rawa
rekonstruksi tubuh manusia purba
menjadi daratan permanen terjadi pada
Sangiran akan tetapi juga merambah ke
0,9 juta tahun lalu.
dunia augmented reality. Mari, kita susuri
Membaca sejarah manusia purba sambil melihat langsung ke lokasi tentulah menggairahkan. Selain daya
Sangiran, mulai dari Klaster Krikilan, Klaster Ngebung, Klaster Bukuran, dan Klaster Dayu.
Surat-surat Wallace - Syefri Luwis
Ruang pameran Klaster Krikilan memajang berbagai fosil berumur jutaan tahun dan itu tertata rapi lengkap dengan keterangan artefak tersebut. Untuk
tarik situs itu, hal lain yang menarik
Klaster Krikilan
membuat nyaman pengunjung museum
perhatian pengunjung lebih luas adalah
Lokasi pertama museum terletak
yang sengaja dibuat sebagai rekonstruksi
variasi program: bisa berupa festival,
di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen,
masa lalu tersebut, telah dikembangkan
pameran, sarasehan, pertunjukan, atau
yang merupakan pusat informasi
menjadi site of conservation yang
perlombaan. Program cukup besar yang
kehidupan manusia purba di Indonesia
memungkinnya berdampingan dengan
digelar terakhir yakni SangiRun Night
dan merupakan payung dari klaster-
desa-desa secara terintegrasi.
Trail 2021 atau balapan lari malam hari
klaster lain sekaligus muara informasi
dalam rangka memperingati 25 tahun
situs-situs manusia purba lain yaitu
penetapan Situs Sangiran sebagai
Trinil, Kedungbrubus, Ngandong,
Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO
Sambungmacan, Mojokerto, Ngawi,
(simak laporannya di Indonesiana Volume
Patiayam, Semedo, dan Bringin.
Dinas Pariwisata Sragen yang menjadi pengelolanya mendesain museum itu sebagai situs berbasis fosil yang berarti koleksinya akan terus bertambah sejalan
12).
I
13, 2021 2022 INDONESIANA 51 VOL. 12,
Fosil pecahan tengkorak Mastodon - Syefri Luwis
Rumitnya DNA - Syefri Luwis
dengan penemuan fosil oleh anggota
Klaster yang diresmikan pada tahun 2011
Gastropoda), Chelonia
masyarakat sekitar. Museum mempunyai
tersebut juga menyimpan koleksi berupa
sp (kura-kura), dan
fasilitas lain seperti laboratorium, gudang
fosil binatang bertulang belakang antara
foraminifera. Tersimpan
fosil, dan ruang putar film. Selain itu, juga
lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon
memori terbentuknya
terdapat kios-kios yang berjajar rapi yang
trigonocephalus (gajah), Mastodon sp
bumi yang terbaca
menjual berbagai pernak-pernik dari
(gajah), Bubalus palaeokarabau (kerbau),
melalui batu-batuan yang
batuan, baju, topi, hingga makanan.
Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp
dipamerkan di museum ini,
(babi), Rhinocerus sondaicus (badak),
seperti meteorit atau taktit,
Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp
kalesdon, diatome, agate,
(rusa dan domba).
dan ametis.
Klaster Krikilan berisi koleksi-koleksi berupa fosil manusia yang antara lain Australopithecus Africanus, Pithecanthropus Mojokertensis (Pithecanthropus Robustus),
Fosil-fosil binatang air menjadi penanda
Meganthropus Palaeojavanicus,
bahwa wilayah Sangiran pernah menjadi
Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis,
bagian dari lautan. Tidak
Homo Neanderthal Eropa, Homo
heran jika di sana tersimpan
Neanderthal Asia, dan Homo Sapiens.
Crocodilus sp (buaya), ikan
Alat-alat batu seperti serpih, bilan, serut,
dan kepiting, gigi ikan hiu,
gurdi, kapak persegi, bola batu, dan
Hippopotamus sp (kuda nil),
kapak perimbas-penetak juga disuguhkan
Mollusa (kelas Pelecypoda dan
di ruang pameran.
Sejarah panjang manusia ada di sini - Syefri Luwis
I
52 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Tata pamer yang kekinian - Syefri Luwis
Sangiran - Syefri Luwis
Klaster Bukuran
Klaster Ngebung
Klaster Dayu
Sekitar 27 kilometer dari
Sebuah diorama besar yang
Klaster ini dikembangkan sebagai suatu
Kota Sragen dibangun
menggambarkan sebuah proses
pondok informasi tentang hasil-hasil
Klaster Bukuran. Ketika
ekskavasi menyambut pengunjung.
penelitian mutakhir, penemuan alat-alat
memasuki ruang pameran
Ruang pamer dalam museum di desa
serpih paling tua di Sangiran bahkan
utama museum Bukuran,
Ngebung, Kecamatan Kalijambe,
Indonesia yang berasal dari endapan
pengunjung diajak untuk
Kabupaten Sragen ini memuat sejarah
sungai purba yang mengalir di antara
melihat rekam jejak evolusi
awal penelitian G.H.R. Koenigswald
lingkungan rawa pada 1,2 juta tahun
Panel situs-situs tempat
manusia. Pengunjung
bersama W.F Tweedie yang menemukan
lalu. Penemuan demi penemuan sejak
ditemukannya alat-alat dan
diajak berkelana menikmati
beberapa alat serpih yang terkait dengan
2002 terus bergulir hingga kini termasuk
rekonstruksi tiga jenis
fosil-fosil fauna vertebrata berciri fauna
pembukaan dua lokasi ekskavasi untuk
Homo erectus yang
Trinil dan Kala Plestosen Tengah. “Ini
penggalian. Pengunjung dapat turun
menandai tiga tingkatan
relik-relik purba manusia - Syefri Luwis
adalah alat-alat serpih, budaya manusia
ke lokasi penggalian dan mengamati
evolusi, yakni Homo
purba. Di sini, suatu saat nanti, akan
endapan sungai purba beserta stratigrafi
erectus arkaik (1,5 juta
ditemukan fosil-fosil manusia purba
dan temuan artefak.
hingga 1 juta tahun lalu),
seperti di Trinil dan Ngandong,” kata
Homo erectus tipik (0,9
Koenigswald, seperti dikutip Harry
juta hingga 0,3 juta ahun
Widianto dan Truman Simanjuntak
lalu), dan Homo erectus
dalam Sangiran Menjawab Dunia (2011).
progresif (200.000 sampai
Prediksinya terbukti.
100.000 tahun lalu). Menambah kaya koleksi di klaster ini, di lantai bawah ditampilkan replika fosil-fosil manusia purba yang pernah ditemukan di seluruh dunia.
Kunjungan museum ke klaster-klaster Museum Purba Sangiran; Krikilan, Bukuran, Ngebung, dan Dayu membawa pengunjung mengalami suasana purba di masa kini. Museum membuat jarak
Ruang pamer lain yang tak kalah menarik
jutaan tahun terasa dekat.
menyajikan percakapan ilmiah antara
(Alfian S. Siagian: Awak Indonesiana)
Teuku Jacob, Raden Panji Sudjono, dan Sartono Sastromidjojo. Di sini dipamerkan juga tulang-belulang gajah purba atau stegodon. Nenek moyang gajah masa sejarah ini konon pernah hidup lima juta hingga sepuluh ribu tahun yang lalu.
Perahu masa lalu - Syefri Luwis
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 53
DESA
Harmoni Pujananting Lewat Alunan
Genrang Riwakkang T erdapat banyak kekayaan budaya di Indonesia yang
hingga kini masih kita jumpai
di tengah-tengah masyarakat. Satu di antaranya adalah musik tradisional
bernama genrang riwakkang. Alat musik tradisional ini menjadi musik primadona masyarakat Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Genrang (dialek lain kadang menyebutnya ganrang) berasal dari bahasa Bugis yang artinya Mandaoling - Arlin
gendang. Adapun riwakkang berarti dipangku. Jadi genrang riwakkang merupakan alat musik gendang yang dimainkan di atas paha atau dimainkan dalam pangkuan. Singkatnya, gendang yang dipangku.
Berkesenian bersama teman - Arlin
I
54 INDONESIANA VOL. 13, 2022
sebagai pakuru sumange (pemberi semangat). Orangorang dewasa yang yang keesokan hari harus mulai turun membajak sawah, di malam hari mereka berdendang bersama. Hal ini untuk memberi hiburan dan membakar semangat
Berlatih bersama maestro
sebelum mulai membajak
- Arlin
sawah. Demikian halnya saat selepas panen, mereka juga memainkan genrang riwakkang untuk memulihkan tenaga dan pikiran yang penat selepas bekerja keras di sawah. Tradisi memainkan genrang Konon ide memainkan alat musik
menjadi sepasang (dua set), kemudian
riwakkang sebagai pelengkap dalam
tersebut berawal dari sebuah keisengan
dipadukan dengan gambus, gendang,
kegiatan adat bukan hanya hiburan
di balik kejenuhan. Dahulu kala, salah
rebana, rinci (sejenis tamborin), seruling,
semata, tetapi juga menjadi ajang
satu masalah perkebunan warga di
dan mandailing, sehingga menghasilkan
kebersamaan, harmonisasi, dan wadah
Desa Pujananting yaitu hama perusak
musik yang harmonis. Selain itu,
memperkukuh solidaritas masyarakat
tanaman, babi dan monyet. Maka dari
genrang riwakkang juga dimodifikasi
setempat. Ketika musik genrang riwakkang
itu, mereka harus menjaga kebun siang
agar bisa dimainkan tanpa harus selalu
dialunkan, tanpa perintah dan arahan,
dan malam. Saat menjaga kebun, mereka
memangkunya.
masyarakat kemudian tumpah ruah
diserang rasa kantuk dan kebosanan. Pada saat itulah, leluhur memukul-mukul potongan kayu sebagai cara menghibur
Meski pada mulanya hanyalah rutinitas untuk mengusir kebosanan saat menjaga
untuk berkumpul, bernyanyi, atau pun hanya sebatas menjadi penonton.
kebun, genrang riwakkang kemudian
Selain itu, pada dekade tahun 1980-an
bertransformasi menjadi bagian daripada
hingga pada tahun 2000-an, genrang
adat dan tradisi, hingga menjadi hiburan
riwakkang merupakan salah satu
rakyat. Genrang riwakkang sering
hiburan utama di kalangan suku Bugis.
Dari kegiatan itu, jiwa seni mereka
dimainkan pada saat hendak turun
Kelompok pemain genrang riwakkang
kemudian muncul. Mereka menemukan
sawah, maddoja bine (mempersiapkan
ini kerap diundang di acara hajatan di
adanya irama yang menawan dari kayu
benih padi), pesta panen, serta
Kabupaten Pangkep, Soppeng, hingga
yang mereka pukul. Pada akhirnya,
berbagai kegiatan-kegiatan kebudayaan
Bone. Undangan untuk tampil di masa itu
muncullah ide mencari kayu yang
lainnya. Pada waktu-waktu itu, mereka
begitu membeludak. Mereka menyusuri
memiliki suara gemerincing yang indah.
menyanyikan berbagai macam lagu
kampung ke kampung untuk menghibur
Dari berbagai macam percobaan,
yang mereka ciptakan secara situasional
warga yang sedang mengadakan pesta
ditemukanlah jenis kayu yang dikenal
dengan menggunakan bahasa Bugis atau
perkawinan, syukuran, menempati rumah
masyarakat Bugis sebagai kayu daja-daja.
Makassar.
baru, atau hajatan lainnya. Bisa dikatakan
diri dalam menahan rasa kantuk serta menjadi penanda agar hewan perusak itu menjauh dari kebun.
Kayu inilah yang kemudian dijadikan alat musik bernama genrang riwakkang. Dalam perjalanannya, untuk melengkapi alunan musik ini, genrang riwakkang dibuat
Di dalam ritual pertanian, semisal saat hendak memulai penggarapan sawah, genrang riwakkang berfungsi
bahwa tahun-tahun itu merupakan masa emas genrang riwakkang sebagai hiburan rakyat.
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 55
Belajar genrang - Arlin
Menyelami Makna di Balik Alunan Musik
hingga pagi hari dengan mengarang
mereka bersama-sama menyanyikan lagu
lagu terus menerus tanpa henti. Meski
yang berisi pesan-pesan keselamatan
Genrang riwakkang bukan hanya hiburan
demikian, dalam penampilannya itu,
mereka bernyanyi sekaligus sebagai
semata, tetapi di dalamnya juga sarat
mereka selalu menanamkan pesan
doa. Menariknya bahwa kehadiran
akan makna. Melalui genrang riwakkang,
leluhur “aja muelongi anu salae” (jangan
mereka dari kampung ke kampung
orang-orang dapat belajar tentang
pernah menyanyikan lagu yang
selalu diterima dengan sukacita oleh
keharmonisan dan pluralitas. Musik ini
bermakna tidak baik). Maksud dari pesan
masyarakat setempat. Bisa dikatakan
merupakan perpaduan dari berbagai
tersebut bahwa jangan pernah membuat
bahwa genrang riwakkang justru
alat musik, termasuk alat musik dari
sebuah lagu di atas panggung yang dapat
mempersatukan orang-orang untuk
daerah lain seperti rinci (tamborin) dan
menyinggung perasaan dan harga diri
berdendang bersama di balik alunan
mandailing. Alat-alat itu dimainkan
orang lain.
musik tradisional.
Kemudian, sebagai sebuah hiburan yang kerap bekeliling dari kampung
Kini dan Masa Depan Genrang Riwakkang
ke kampung, mereka juga sangat
Sebagai sebuah budaya berwujud
Salah satu hal menarik dari penggiat
mengutamakan keselamatan. Jadi, di era
kesenian tradisional, genrang riwakkang
genrang riwakkang ini bahwa mereka
saat mereka sering tampil (1980-2000-
merupakan warisan yang harus tetap
hanya memiliki beberapa lagu yang
an) adalah era di mana perkelahian dan
dipertahankan. Penggiat dan seniman
paten. Selebihnya, mereka mengarang
pertikaian merupakan hal yang hampir
musik yang kini rata-rata sudah berumur
lagu tersebut saat sedang tampil. Mereka
selalu ada di dalam sebuah hajatan. Maka
50-60 tahun berusaha mewariskan
bisa terus bernyanyi dari malam hari
dari itu, sebelum mereka berangkat,
bakat dan kemampuan kesenian mereka
bersama. Dari perpaduan tersebut, mereka melahirkan satu alunan musik yang sangat khas.
I
56 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Ketiga, mendorong adanya regenerasi. Meski belum dapat dimainkan semua orang, telah bermunculan generasi yang siap melanjutkan estafet kesenian dari penggiat yang sudah mulai uzur. Mereka memulai dari lingkup keluarga. Pelaku seni ini, mewariskan kecakapan tersebut kepada anak-cucu mereka. Generasi muda ini kemudian didorong dan difasilitasi oleh pemerintah untuk terus berkarya melalui permainan genrang riwakkang dengan prinsip dasar berkarya, berbudaya, dan membangun harmoni Genrang Riwakkang
di tengah masyarakat Desa Pujananting.
- Arlin
(Arlin, Guru dan Penggiat Budaya di Komunitas Pemuda Pelajar Mahasiswa Pujananting (KPPMP)
ke anak-cucu. Hal ini sebagai sebuah
yang dapat menarik wisatawan untuk
strategi kebudayaan agar alat musik
berkunjung ke Desa Pujananting. Bahkan
tradisional ini tetap ada di tengah-tengah
pada kegiatan “Barru Local Fest 2021”,
masyarakat.
genrang riwakkang diundang khusus
Selain itu, pemerintah Desa Pujananting juga memberikan dukungan penuh atas
untuk tampil sebagai pengisi di acara malam puncak.
pemberdayaan musik tradisional ini. Setidaknya, saat ini ada tiga upaya yang dilakukan oleh pemerintah, penggiat, dan organisasi pemuda untuk melestarikan musik tradisional genrang riwakkang. Pertama, mendorong upaya perbaikan dan peremajaan alat-alat musik tradisional. Melalui dana desa dan dana pemberdayaan dari Kemendikbudristek, dilengkapilah alat musik pendukung genrang riwakkang serta melakukan pengadaan untuk kebutuhan infrastruktur lainnya. Kedua, pemerintah mendorong genrang riwakkang sebagai sebuah kesenian yang diberdayakan. Pada hampir semua kegiatan desa, formal maupun non-formal, mereka menghadirkan
Gambus – - Arlin
genrang riwakkang sebagai ciri khas desa. Pemerintah Desa Pujananting bahkan menargetkan genrang riwakkang ini menjadi sebuah kesenian tradisional
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 57
KULINER
Pemancing rasa - Mufida Afreni B. Bara
kan Bu
M
iA
ad Sek
ar N
I
58 58 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022
c eh
u t r i si R a gawi
H
idangan makanan lebih dari
Tidak ditemukan data sejarah mengenai
Mi Aceh sendiri bukanlah nama yang
sekadar sajian nutrisi atau
asal mula kuliner ini hadir di Aceh atau
diberikan oleh masyarakat Aceh.
sumber kenikmatan ragawi.
siapa yang mula-mula meracik bumbunya
Jika berkunjung ke Aceh dan hendak
Makanan merupakan
dan kemudian memadukannya dengan
menyantap panganan ini, pembeli cukup
identitas kolektif yang
bahan dasar mi. Hipotesa sementara
menyebutkan jenis sajiannya saja seperti:
memanifestasikan tren sosial dan
yang bisa diajukan bahwa mi yang
mi kuah (berkuah atau banyak kuah);
kultural dalam lini masa manusia.
menjadi bahan utamanya bukanlah
mi basah (sedikit kuah); atau mi goreng
Makanan membawa makna kultural
otentik hasil karya cipta orang Aceh,
(tanpa kuah), tanpa perlu menyebutkan
namun berasal dari Cina. Rasa bumbunya
kata “Aceh” setelah kata “mi”.
yang erat dan lekat. Beberapa masakan tradisional menjadi panganan yang wajib disajikan dalam upacara adat atau ritual tertentu hingga menjadi penanda etnis tersebut. Sebut saja na niura dari Batak Toba, tumpeng dari Jawa, dan pa’piong dari Toraja. Meski demikian, ada pula makanan lokal yang sama sekali tidak lahir dari upacara adat tapi kuat cita rasanya hingga menjadi ciri penanda etnis tertentu. Satu di antaranya, mi Aceh, sajian mi kuning dengan bumbu khusus dari Aceh.
pun mirip dengan rasa kuah kari dari India.
Agaknya ini mirip dengan penyebutan “sate padang” di luar daerah
Dari hipotesis ini dapatlah disebutkan
Minangkabau. Bukankah jika kita
sementara jika “mi Aceh” merupakan
membeli sate di Kota Padang maka kita
kuliner dari Aceh hasil akulturasi
cukup menyebutkan “sate” saja tanpa
dari India dan Cina. Hipotesis ini pun
kata “Padang” setelahnya? Demikian
dikuatkan oleh data sejarah pada zaman
halnya, Justru sebutan mi Aceh diberikan
kesultanan Aceh, saat saudagar-saudagar
oleh orang-orang yang berasal dari luar
dari India dan Cina ramai berdagang
daerah Aceh. Seperti di Kota Medan yang
di Aceh. Bahkan di Banda Aceh ada
menjadi lokus dalam tulisan ini, sebutan
sebuah kawasan yang memang khusus diperuntukkan bagi etnis Tionghoa dan dijamin keamanannya oleh Sultan, yaitu Gampong Peunyong, yang sampai sekarang masih ada. Kemungkinan pada masa-masa inilah masyarakat Aceh mengenal lahan mi dan kuah kari.
Dari laut menuju ke darat Mufida Afreni B. Bara
I
VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 59 59
Proses memasak Mufida Afreni B. Bara
Bumbu seperti cabai merah, bawang, kemiri, daun bawang, seledri, cabai Gerai kuliner mi Aceh “Titi Bobrok”
kering tidaklah sulit didapatkan di pasar,
membutuhkan 300 kilogram mi setiap
termasuk bumbu penyempurna rempah
harinya, mulai pukul 11.00 hingga 22.00
yaitu oen temuruy (daun kari). Kaldu sapi
WIB. Cita rasa bumbu kari yang pedas
penting untuk menambah cita rasa.
dan olahan mi kuning yang lembut
Perpaduan olahan bumbu yang memberi
cukup mengena bagi masyarakat Medan.
cita rasa gurih dipadukan dengan
Apalagi mi Aceh disajikan dengan
campuran daging atau aneka makanan
Mi Aceh Titi Bobrok
menu tambahan berupa daging sapi,
laut tersebut dilengkapi dengan emping
Tidak sekadar megah di bumi rencong, mi
udang, dan kepiting. mi yang digunakan
dan acar khas Aceh (bawang cincang,
Aceh pun kondang di tanah Melayu Deli,
merupakan olahan sendiri tanpa bahan
cabe rawit, dan mentimun), menjadikan
Kota Medan, seperti mi Aceh “Titi Bobrok”
pengawet dan harus habis dalam sehari,
cita rasa “mi Aceh” lebih sempurna.
yang berlokasi di sebuah jembatan di
jika ada sisa tidak boleh dijual untuk esok
Jalan Setia Budi Kota Medan. Dahulu
hari.
“mi Aceh” menjadi penanda bahwa mi yang dimaksud bukanlah mi lainnya yang juga cukup dikenal di Medan seperti mi basah, mi balap, mi gomak, dan lain sebagainya.
jembatan itu rusak sehingga masyarakat menyebutnya “titi bobrok” (jembatan rusak). Nama itulah yang dipakai oleh sepasang perantau dari Kabupaten Sigli yaitu (Alm.) Fuadi Yusuf dan istrinya ketika pertama kali membuka warung mi mereka pada tahun 1996. Kini warung sederhana itu telah menjadi restoran megah yang dikelola oleh generasi kedua, kakak beradik yang disapa Bang Mirza dan Kak Tasya.
I
60 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Beragam varian yang ditawarkan meliputi
Para pelanggan dengan beragam latar
tetap menjadi primadona karena mampu
mi Aceh basah (kuah), goreng, dan
sejenak larut dalam sepiring mi yang kaya
menjaga komitmen, bahkan seolah
nyemek (goreng basah). Varian olahan mi
rempah.
menjadi menu asli tuan rumah Negeri
Aceh tidak sekadar menyesuaikan selera pelanggan, namun merepresentasikan harmoni multietnik dan multikultur masyarakat di Kota Medan. Satu hidangan kreasi kuliner yang tidak hanya menawarkan nutrisi ragawi namun juga menyuguhkan nutrisi psikososial-kultural.
Ramainya pengunjung mi Aceh Titi Bobrok mengundang pengusaha lain untuk meniru. Warung sejenis perlahan tumbuh di sekitar Jalan Setiabudi dan meluas ke berbagai lokasi di Kota Medan. Meski demikian, mi Aceh Titi Bobrok
Melayu Deli. (Mufida Afreni B.Bara, Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemeterian Kesehatan RI dan Pangeran Nasution, Dosen Universitas Malikussaleh Aceh)
Terbit liur karenanya Mufida Afreni B. Bara
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 61
PENGETAHUAN TRADISIONAL
Perkampungan Baduy - Cahya Nugraha /www.shutterstock.com
Sanadi, remaja yang baru pertama kali diajar “melak” (belajar menanam) didampingi gurunya - Niduparas Erlang
Melak (menanam) padi, para laki-laki berbaris, sedang ngaseuk (menugal) Niduparas Erlang - Niduparas Erlang
II
62 INDONESIANA VOL. 13 2022 62 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Merapal
Mantra
Menanam Padi D
i Kanekes (Baduy), menanam
Slam Sunda Wiwitan yang mereka anut.
Sanadi yang sungkan berguru kepada
padi bukan sekadar aktivitas
Berladang, khususnya menanam padi,
orang tuanya secara langsung, Anda
fisik, melainkan juga aktivitas
adalah kewajiban.
justru diantarkan orang tuanya
batin. Secara fisik, proses penanaman padi di huma atau ladang kering orangorang Kanekes, memang dimulai dengan nyacar, narawas, nukuh, ngahuru, ngaseuk/ melak (menanam). Namun, di balik berbagai aktivitas fisik itu, berladang adalah ritual sakral dan bagian dari agama
Untuk itu, seorang remaja di Kanekes biasanya sebelum mereka menikah atau paling lambat pada tahun pertama berumah tangga wajib pergi ke paguruan atau rumah seorang guru yang
untuk belajar kepada Ayah Anirah karena ayahnya merasa tidak mampu mengajari berbagai jampe (mantra) yang harus dirapalkan dalam setiap tahapan proses menanam padi.
mumpuni untuk diajar melak (belajar
Ada begitu banyak jampe, rajah atau
menanam). Konon, di Baduy Dalam,
rarajahan, dan tawa atau tatawaan, yang
para remaja akan belajar langsung
harus dihafal secara berurutan. Itulah
kepada orang tua mereka. Namun di
yang membuat aktivitas berladang
Baduy Luar, tidak semua orang tua
bukan sekadar pekerjaan fisik,
dapat mengajari anak-anaknya, atau
melainkan juga aktivitas rohani yang
dalam beberapa kasus, tidak semua
sakral.
anak mau belajar kepada orang tuanya secara langsung. Seperti Sanadi, yang memilih pergi belajar kepada uwa-nya (kakak dari garis ibunya) ketimbang belajar kepada ayahnya sendiri.
Apa yang dipelajari dalam diajar melak bukanlah bagaimana cara nyacar (membabat hutan untuk dijadikan ladang) atau ngahuru (membakar dedaunan dan ranting kering) atau
Pada musim tanam tahun lalu, sekitar
ngaseuk (menugal tanah sebatang
Oktober – November 2021, saya juga
tongkat kayu aseuk), tetapi belajar
bertemu dengan remaja lain bernama
berbagai jampé yang harus dirapalkan
Anda yang diajar melak kepada kerabat
pada setiap tahap aktivitas fisik
ayahnya. Namun, berbeda dengan
tersebut. Maka, dalam diajar melak itu,
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 63
yang utama dipelajari seorang remaja
maka selamanya ia dianggap tak
tepat baginya untuk menanami ladang.
Kanekes adalah urusan batin dalam
pernah mampu memberi makan
Si murid biasanya membawakan
menjalankan kewajiban mereka berladang.
keluarganya sendiri. Hal itu dianggap
seupaheun (sirih pinang) sebagai
sebagai perbuatan “hina”, sebab setara
persembahannya kepada sang guru.
dengan selalu berharap belas kasih
Lalu sang guru akan menghitungkan
orang lain. Untuk itulah, proses diajar
tanggal dan hari baik sebagai hari
melak adalah suatu kewajiban bagi
ngaseuk/melak bagi si murid. Cara
orang Kanekes, sebab berladang adalah
perhitungan dalam menentukan hari
bagian dari kewajiban mereka dalam
melak ini cukup rumit, karena mesti
menjalankan pikukuh dan menjalankan
sesuai dengan hari lahir si murid, nama
“rukun” agama Slam Sunda Wiwitan.
si murid, naptu hari dalam seminggu,
“Sebab aktivitas fisik dalam berladang dapat dipelajari dengan cara melihat dan mengikuti proses berladang, sementara aktivitas batin hanya dapat dipelajari dengan sungguh-sungguh dari seorang guru,” kata Kang Jamal, Ayah Sanadi. Untuk itu, di Kanekes, seseorang yang tidak pernah melewati masa diajar melak, tidak pernah dianggap memiliki huma sendiri. Sekalipun, misalnya, seseorang itu melakukan aktivitas fisik dengan
Ada lima tahap umum dalam ritual ngaseuk/melak yang pernah saya amati
Kedua, mempersiapkan perlengkapan
dan terlibat di dalamnya.
pungpuhunan. Sekitar lima atau tujuh
menanami ladangnya sendiri dan menuai
Pertama, meminta widi. Sebelum
hasil panennya sendiri. Namun, selama
melak, seorang murid akan terlebih
ia tidak mampu melakukan aktivitas
dahulu meminta widi atau restu kepada
batin (dengan memantrai segala aktivitas
sang guru yang mengajarinya selama
berladang itu), selama ia hanya menitipkan
proses diajar melak itu. Dalam hal ini,
(ngaherokeun) benih padi kepada orang
si murid meminta bantuan gurunya
lain tanpa mampu memantrainya sendiri,
untuk menghitung hari baik yang paling
Ngaseuk Niduparas Erlang
I
64 64 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022
tahun, dan sebagainya.
hari sebelum melak, orang yang hendak melak akan mencari dan mempersiapan berbagai macam tumbuhan yang dibutuhkan sebagai sambara pungpuhunan. Jumlah tumbuhan yang akan digunakan dalam pungpuhunan ini mesti berjumlah ganjil (tujuh,
sembilan, atau sebelas). Di antaranya:
perlengkapan lainnya seperti sisir
sama dengan ngajampé binih sebelumnya, tetapi
barahulu, hanjuang, seel, sarai, kihura,
kayu, minyak kelapa, cermin, keris, kain
ada beberapa praktik dan jampé tambahan, seperti
bingbin, tamiang, pacing, sereh, jawer
mérong (yang populer disebut batik
menetesi mata, benih, dan seperangkat benda-
kotok, pepek, penuh, kituha atau bintenu,
baduy). Praktik ngajampé binih ini bisa
benda ritual lainnya, dengan tetesan air yang
dan sebagainya. Sejumlah tanaman itu
berlangsung sekitar 20-30 menit. Dimulai
keluar dari ujung batang kituha atau binteunu yang
akan diikat dan pada pagi hari sebelum
dengan ngalemar (mengunyah sirih
diruncingkan.
melak akan ditancapkan di tengah-tengah
pinang), mengoleskan minyak kelapa
ladang.
ke rambut lalu ke sahid, bersisir, dan
Ketiga, tapa. Selama tiga hari sebelum melak, seorang yang hendak melak harus melakukan tapa dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut. Dalam tapa ini, ia hanya diperbolehkan makan nasi putih dan air putih, tanpa garam apalagi laukpauk. Biasanya, tapa dimulai pada sore/ malam hari dan berakhir pada malam sebelum melak. Keempat, ngajampé binih (memantrai benih padi). Di Kanekes, ada berbagai jenis padi huma yang dibudidayakan. Namun, dalam hal ngajampé binih, hanya paré konéng (padi kuning) yang wajib dimantrai. Paré konéng itu akan diletakkan di dalam sahid atau wadah dari anyaman bambu bersama berbagai
seterusnya. Urut-urutan dalam ngajampé binih harus dilakukan secara tertib, karena masing-masing tahapan memiliki mantranya sendiri. Begitupun dengan arah menghadap yang harus sesuai dengan hari pelaksanaan. Misalnya, jika menanam dilakukan pada hari Senin, maka seorang yang ngajampe binih akan menghadap arah timur. Praktik ngajampe binih itu sendiri dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada malam hari di saung atau di rumah, pagi hari di saung atau di rumah sebelum dibawa ke ladang, dan di ladang pada saat pungpuhunan telah ditancapkan. Meski praktik ngajampé binih di ladang itu
Kelima, ngabanten, yakni memberi persembahan kepada makhluk gaib yang dianggap sebagai para penghuni ladang atau berada di sekitar ladang. Persembahan atau sesaji untuk ngabanten hanya berisi secuil lauk, sakuren (dua butir) nasi, sirihpinang untuk sekali kunyah, beberapa tetes air, dan dibungkus dengan daun pisang. Banten ini dibuat sebanyak empat bungkus dan diletakkan di empat penjuru mata angin di ladang, tak begitu jauh dari pungpuhunan. Usai melakukan tahapan ngajampe binih, barulah penanaman ladang itu dimulai, bersama sanak keluarga dan para tetangga. Biasanya, karena dikerjakan bersama-sama oleh banyak orang, penanaman padi hanya berlangsung sekitar 30-40 menit. Keseluruhan kegiatan itu diakhiri dengan acara makan bersama. [Niduparas Erlang, Sastrawan dan Peneliti Tradisi Lisan]
I
VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 65 65
SENI
Para penari perang - Zul Lubis
Reyog Bulkiyo
Memerangi Kelaliman
R
eyog Bulkiyo adalah seni tradisi dari Blitar, Jawa Timur, yang berupa pertunjukan tarian perang. Pertunjukan tarian perang yang ada dalam Reyog Bulkiyo dimaksudkan sebagai perang antara golongan yang benar melawan golongan yang jahat. Golongan yang benar ini diwakili oleh tokoh Anoman menumpas tokoh Rahwana. Kemudian golongan benar lain dalam
Reyog Bulkiyo adalah tokoh Bulkiyo yang menaklukkan Raja Karungkolo yang lalim.
II
66 66 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022
Kisah Anoman menumpas Rahwana ini
ini sebagai inti cerita yang disampaikan
Pertunjukan Reyog Bulkiyo
merupakan kisah yang muncul dari kisah
Reyog Bulkiyo. Sebab nama “Bulkiyo”
Sebagaimana lazimnya pertunjukan
besar Ramayana yang berasal dari tradisi
dalam Reyog Bulkiyo ini berasal dari Kitab
tarian di Jawa, pertunjukan Reyog
Hindu. Kisah suci bagi umat Hindu ini
Ambyo yang berisi kisah para nabi dan
Bulkiyo diringi musik. Musik dalam
tidak eksplisit muncul dalam pertunjukan.
ulama besar dalam tradisi Agama Islam.
pertunjukan Reyog Bulkiyo ini terdiri
Anoman mengalahkan Rahwana hanya muncul di bendera yang dibawa salah satu penari. Bendera itu muncul pada saat menjelang pertunjukkan Reyog Bulkiyo berakhir. Si penari dengan kostum pakaian Jawa berupa blangkon, jas tanpa penutup leher, batik melingkar di pinggang. Penari ini berfungsi juga sebagai penutup pergelaran Reyog Bulkiyo. Penari ini namanya penari rontek. Adapun kisah kepahlawanan tokoh Bulkiyo dalam menumpas raja lalim bernama Karungkolo tidak muncul di dalam pertunjukan. Tokoh Bulkiyo ini sosok pencari Nabi Muhamad Saw. yang dalam pengembaraannya bertemu dengan pelbagai orang jahat, termasuk
Kitab Ambyo ini terkenal di kalangan Islam tradisional di Blitar dan budaya Jawa pada umumnya. Kitab Ambyo merupakan kisah para nabi dan ulama besar Islam dalam bahasa Jawa ditulis dalam huruf hijaiyah (Arab pegon). Kitab ini digubah dalam bentuk puisi Jawa yang berupa megatruh, sinom, asmaradana, dan lain-lain.
dari dua kelompok yaitu seperangkat gamelan dan seperangkat rebana. Seperangkat gamelan ini terdiri dari satu kenong, satu kempul, satu bende, satu slompret, dan sepasang pecer. Kemudian seperangkat rebana terdiri dari dua gae, satu thrinting, satu gedhug telu, dan satu glenyoan. Seperangkat gamelan sederhana dimainkan oleh empat pemain musik khusus yang berada di
Dengan demikian, Reyog Bulkiyo
samping pementasan para penari. Cara
merupakan paduan antara dua tradisi
memainkan kenong, kempul, dan bende
keyakinan besar, yaitu Hindu dan Islam.
dengan menggantungnya pada kayu,
Konsep keyakinan yang berasal dari
atau bisa juga para pemain memegang
tradisi yang sangat berlainan ini digubah
erat tali alat musik dengan tangan kiri
dalam gerak tarian yang penuh harmoni
lantas tangan kanan memukulnya.
dalam Reyog Bulkiyo.
Slompret atau terompet dimainkan dengan cara ditiup.
Raja Karungkolo yang paling jahat. Dalam
Alat musik rebana dimainkan dengan
pencariannya itu tokoh Bulkiyo tidak bisa
cara dipukul dengan telapak tangan.
menemukan Nabi Muhammad sebab
Namun ada tiga rebana yang dipukul
saat itu sang Nabi belum lahir.
menggunakan stik, yaitu rebana trinthing
Kisah pengembaraan dan petualangan tokoh Bulkiyo ini muncul sebagai cerita yang ada di luar panggung yang dituturkan oleh almarhum Mbah Supangi
dan gae yang berjumlah dua. Kelima rebana ini dimainkan oleh lima penari prajurit bersama sepasang pecer yang dimainkan oleh seorang penari
selaku pimpinan kelompok seni tradisi
Almarhum Mbah Supangi, Pimpinan Reyog Bulkiyo Zul Lubis
II
VOL. VOL.13, 13,2022 2022INDONESIANA INDONESIANA 67 67
Bergerak cepat saat adu senjata Zul Lubis
prajurit. Dengan demikian, enam penari prajurit Reyog Bulkiyo selain menari di tengah pementasan juga memainkan peralatan musik.
Sementara itu, rontek berada di luar
Sepanjang pentas Reyog Bulkiyo
barisan dengan posisi sebagai pemimpin
musik mengalun dari awal sampai
jalannya tarian.
akhir pertunjukan. Ritme musik yang dimainkan terdapat ritme lambat dan ritme cepat. Di awal permainan musik mengalun lambat, di tengah permainan ritme musik berubah agak cepat, lalu cepat, lantas menjelang akhir permainan musik kembali mengalun lambat. Ritme musik cepat ada pada waktu tari perang yang dilakukan oleh penari pengarep. Musik diperdengarkan dengan ketukanketukan cepat. Dari sisi penari, Reyog Bulkiyo dipergelarkan oleh sembilan penari yang terdiri dari rontek, pengarep, dan prajurit melakukan gerak tarian seragam. Delapan penari pengarep dan prajurit
I
berbaris dalam formasi empat-empat.
68 68 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022
Dalam alunan suara musik yang pelan para penari pengarep dan prajurit membangun formasi tarian. Kedelapan penari itu melakukan gerakan yang terdiri urutan berikut: gerak hormat, aba-aba, iring-iring prajurit, lincak gagak, langkah seorang, gagahan ndhodok/ngasah gaman, nantang, hormat kedua, rubuhrubuh gedhang, untir-untir, singget, solah, bacokan, nggorok, hormat. Secara struktural, gerakan tersebut sambung menyambung membangun satuan gerak yang terjabar di atas panggung oleh delapan penari seluruhnya. Dalam setiap jenis gerakan,
Terinspirasi kisah kenabian dari kitab Al Anbiyun Zul Lubis
kecepatan gerakannya berbeda satu
Blitar, Jawa Timur. Adapun fungsi Reyog
Dengan demikian, Reyog Bulkiyo
sama lain. Secara alur, gerakan di awal
Bulkiyo, antara lain fungsi ritual, fungsi
merupakan seni tradisi yang
dan akhir lebih lambat daripada gerakan
pertunjukan.
mengandung kearifan lokal yang
di tengah. Gerakan tengah yang paling cepat adalah gerak bacokan yang berarti perang, adu senjata, antara pihak yang benar dan pihak yang jahat.
Fungsi ritual Reyog Bulkiyo berupa pergelaran dalam hajatan pitonan atau tujuh bulanan kelahiran anak, panen padi, sunatan, pentas khaul atas terkabulnya
Setiap ragam gerak ini mengandung arti
keinginan pemilik hajat, dan perkawinan.
tersendiri. Secara keseluruhan ragam
Ritual ini mengiringi perjalanan daur hidup
gerak tersebut membangun kisah (narasi)
manusia.
mengenai perang yang terjadi antara
luhur berupa rasa syukur pada Tuhan, menghormati segala keyakinan yang ada. Fungsi dan makna seni pertunjukan ini seiring dengan keberlanjutan hidup manusia, tidak semata-mata untuk terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan secara fisik, namun juga keberlangsungan tatanan budaya
Gelaran Reyog Bulkiyo pada hajatan
yang membungkusnya. Oleh karena
perkawinan merupakan harapan agar
itu, Reyog Bulkiyo sudah selayaknya
pengantinnya menjadi pasangan suami-istri
dilestarikan demi pijakan hidup generasi
yang awet. Pada acara pitonan atau tujuh
masa mendatang.
bulan kelahiran anak harapannya anak
(Imam Muhtarom, Dosen Universitas
Fungsi Reyog Bulkiyo
tumbuh sehat, menjadi anak yang baik,
Singaperbangsa Karawang)
Pertunjukan Reyog Bulkiyo memiliki
patuh kepada orangtua. Pada panen padi
tujuan dan fungsi dalam masyarakat
merupakan rasa syukur atas panen padi
pemiliknya, yaitu masyarakat Desa
yang diterimanya. Sedang khaul adalah
Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten
syukur pada Tuhan atas keinginan yang
pihak yang benar melawan pihak yang jahat. Adapun dalam kisah itu berisi kisah kemenangan dari pihak yang benar dan kehancuran dari pihak yang jahat.
tercapai.
Pengiring Reyog Bulkiyo Zul Lubis
I
VOL. VOL.13, 13,2022 2022 INDONESIANA INDONESIANA 69 69
FILM DOKUMENTER
Poster promo film Balada- Yuda Kurniawan
KULTUR SINEMA DAN PASAR FILM YANG MAJEMUK Seusai menonton dokumenter Pesantren (Shalahuddin Siregar) dalam pembukaan Festival Film Madani, 27/11/2021, saya bertanya pada produsernya, Suryani Lauw, kapan film ini akan diputar di bioskop. Suryani menjawab tak pasti, entahlah. Nanti deh, kata Suryani selanjutnya, kami akan ngobrol dengan Udin (panggilan akrab sang sutradara). Lalu Suryani menutup, lagipula kan film ini baru gabung dengan Lola Amaria, nanti dia akan mengurusi distribusinya.
II
70 70 INDONESIANA INDONESIANAVOL. VOL.13, 13,2022 2022
Poster promo film Nyanyian Akar Rumput - Yuda Kurniawan
Film Pesantren adalah sebuah
akan adanya kamera dalam merekam
In-Docs (2002) memusatkan perhatian
dokumenter yang memikat dengan
perilaku subjek. Genre ini mencuat
pada peningkatan mutu film-film
subjek Pesantren Kebon Jambu, Cirebon,
sebagai bagian dari tumbuhnya budaya
dokumenter di Indonesia melalui
pimpinan “Nyi” Masriyah Amva. Seperti
film dokumenter pasca-Reformasi,
berbagai program peningkatan kapasitas
dalam Negeri di Bawah Kabut, karya
sebagaimana disebutkan oleh Eric
calon pembuat film dokumenter
Shalahuddin yang saya anggap salah
Sasono dalam tesisnya, Publicness and
berbentuk pemutaran film di festival film
satu film terbaik Indonesia sepanjang
the Public in Contemporary Indonesian
lokal, hingga workshop untuk membentuk
masa, tampak pendekatan observational
Documentary Film Culture (2019).
para pembuat film dokumenter yang
documentary yang mencuat pada masa pasca-Reformasi 1998. Film-film The Flaneurs #3 (Aryo Danusiri), Denok & Gareng (Dwi Sujanti Nugraheni), dan
Eric menjelaskan bahwa terdapat tiga pelaku penting dalam pertumbuhan budaya film dokumenter pasca-
memadai atau tangguh. Organisasi nonprofit ini lahir dari rahim JIFFEST (Jakarta International Film Festival 1999-2014).
Reformasi, yakni In-Docs, Festival Film
Eric mencatat, JIFFEST amatlah
Dokumentar Yogyakarta, dan rumah
instrumental dalam melahirkan
produksi khusus dokumenter, Watchdoc.
budaya film baru di Indonesia pasca-
Ketiga pelopor itu memiliki persamaan,
Reformasi; memutar film dokumenter,
yakni perhatian pada kepublikan
lokal maupun internasional, di bioskop.
Sebagai genre, observational documentary
(publicness) dalam bentuk kesadaran
JIFFEST sebermula mengadakan program
dicirikan dengan peniadaan voice over,
untuk terlibat dengan publik.
pemutaran khusus dokumenter dengan
You and I (Fanny Chotimah) tercatat menggunakan pendekatan yang sama dan mendapat perhatian ketika tayang di platform Bioskop Online.
wawancara, dan minimalisasi kesadaran
nama House of Doc. Selama masa Orba,
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 71
Salah satu adegan dalam film Nyanyian Akar Rumput - Yuda Kurniawan - Yuda Kurniawan
nyaris seluruh film dokumenter diputar
dari kelaziman dengan mengangkat
Erasmus Huis, Kineklub TIM (1970), dan
di media televisi dan hingga 1990-an TVRI
kondisi amat buruk hidup tiga subjek
Teater Utan Kayu (1990an). Ruang-ruang
adalah satu-satunya stasiun televisi di
dan kampung-kota tempat mereka
publik inilah yang antara lain memutar
Indonesia.
makan, mandi, mencuci baju dari air
film Dongeng Kancil untuk Kemerdekaan
sungai penuh sampah di Jakarta. Film ini
(Garin Nugroho, 1995) untuk publik seni
juga meniadakan narasi voice over dan
di Jakarta.
Kemudian, pada 1990-an, berkembang pemutaran-pemutaran alternatif. Media saat itu tak tunggal lagi bersamaan dengan bermunculannya stasiun televisi
documentary.
Ada satu aspek lagi dari Air dan Romi, yaitu saat intelijen berusaha melarang
swasta, walau hampir semua turut
Akan tetapi, yang luput dari analisis
dan menghancurkan master film
dimiliki oleh anak dan kroni Soeharto,
Hanan adalah bahwa film ini adalah
yang dianggap berbahaya karena
presiden-militer yang telah 30 tahun
proyek dari Goethe Institute; salah
menampilkan wajah “buruk” Jakarta
berkuasa. Serial Anak Seribu Pulau
satu cikal pola produksi dengan dana
dan menjelekkan penguasa. Sensor dan
(supervisi oleh Garin Nugroho dan Mira
dari lembaga donor di Indonesia yang
tekanan negara mewarnai dunia kreasi
Lesmana) diputar di salah satu stasiun
biasanya internasional dan disalurkan
di Indonesia, termasuk menghalangi
TV swasta. Sebelumnya, Garin dianggap
melalui LSM lokal maupun internasional.
pertumbuhan dokumenter yang “serius”
melakukan terobosan ketika membuat Air
Garin mengembangkan pola produksi ini
dan bukan sekadar edukatif atau
dan Romi (1991). Budi Irawanto, peneliti
dengan mendirikan Yayasan SET. Di Jogja,
propaganda.
dan pendiri Jogjakarta Asian Film Festival
ada juga kolektif Kampung Halaman,
(JAFF) yang juga merupakan platform
yang menjadikan pembuatan film sebagai
terpenting bagi budaya sinema pasca-
aksi gerakan sosial bagi warga kampung-
JIFFEST, seperti dikutip Eric, menyebut
kampung di Jawa.
film ini sebagai pelopor anti estetika
Pasca-Reformasi, sensor bergeser dari negara (via LSF) ke Ormas. Film fiksi beberapa kali diprotes Ormas agar dicabut dari peredaran. Dalam film
Pola produksi ini menyebabkan
Balada Bala Sinema (Yuda Kurniawan,
terbukanya ruang pemutaran alternatif
2017), tergambar Ormas Pemuda
David Hanan (peneliti film) mengatakan
bagi film dokumenter: pusat-pusat
Pancasila membawa massa melabrak
bahwa film pendek ini menyempal
kebudayaan dan seni seperti Goethe,
pemutaran film dokumenter buatan
Orba.
I
menjadi salah satu pelopor observational
72 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Salah satu adegan dalam film Balada - Yuda Kurniawan
seorang siswa SMA setempat. Sebabnya?
juga bekerjasama dengan Nia Dinata,
alternatif. Watchdoc “sukses” membawa
Karena subjeknya tentang mantan PKI.
melahirkan omnibus dokumenter
The Act of Killing (Oppenheimer) dari
bertema perempuan, At Stake/Pertaruhan
kanal Youtube ke ruang komunitas
(2008).
sebagai sebuah gerakan sosial menonton
Keengganan Shalahuddin mengedarkan filmnya di bioskop karena penolakannya
bersama di seluruh Indonesia.
untuk dapat izin lolos sensor dari
Persoalan utama dalam membangun
LSF sebagai syarat tayang bioskop di
pasar bagi dokumenter Indonesia
Di luar Watchdoc, kebanyakan pembuat
Indonesia. Shalahuddin berpijak bukan
di jejaring bioskop komersial, selain
dokumenter masih terbatasi ruang
hanya pada estetika, tapi pada etika.
masalah sensor, adalah infrastruktur
pasarnya pada OTT (Vidsee jadi
Simalakamanya, filmnya jadi sukar
distribusi dan ekshibisi bioskop kita
pilihan utama), platform resmi dari
menjumpai publik yang seringkali
dirancang untuk sebuah pasar tunggal
Kemdikbudristek (TV Indonesiana dan
mengidentikkan “menonton film” dengan
dan bukan pasar majemuk sehingga
kanal Budaya Saya). Paling banter,
“menonton di bioskop”. Sementara
terjadi perebutan jatah tayang di bioskop.
mencobai jalur festival film mancanegara.
Yuda Kurniawan memilih jalan lain. Film
Film komersial dan film alternatif macam
Di dalam negeri, nyatanya, pasar sinema/
keduanya, Nyanyian Akar Rumput yang
dokumenter bersaing secara bebas di
bioskop belum tersedia luas bagi film
mengangkat subjek rawan, yakni anak
lahan yang sama. Nyanyian Akar Rumput
dokumenter. Sejauh ini. (Hikmat
dan sajak-sajak Wijhi Tukul, penyair
harus besaing dengan film Marvel
Darmawan: Komite Film DKJ, Kritikus)
yang dihilangkan Orba, ditayangkan di
Cinematic Universe terbaru.
bioskop.
Pasar majemuk nyaris tak terbangun,
Sejak 1998, ada beberapa dokumenter
kecuali pada sejumlah kecil sinema
yang tayang di bioskop secara komersial
alternatif seperti Kineforum, pusat-pusat
di luar festival atau di luar sinema
kebudayaan, atau ruang-ruang inisiatif
alternatif seperti Kineforum-DKJ, yaitu
komunitas.
beberapa film Tino Sarunggalo, film Jalanan (Daniel Ziv, 2013), dan Banda, The Dark Forgotten Trail (Jay Subiakto; tayang di Netflix). Sebelumnya, Abduh
Setelah dua tahun pandemi, harapan muncul pada platform daring-digital, seperti Youtube, sebagai kanal tayang
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 73
FIGUR
Aries Mukadi yang menjaga seni dan sejarah melalui Wayang Orang Bharata - Akhmad Fahri
Wayang Orang Bharata
Tetap Bernapas Meski Tersengal
S
uasana Gedung Pertunjukan Wayang Orang Bharata Jakarta
tampak semringah siang itu, 23 Februari 2022. Para pengrawit: Kadar, Bayu, Samsi, dan lainnya menabuh gamelan, tipis-tipis, sekadar memantapkan iringan untuk pentas nanti. Menjelang petang, para pemeran, di antaranya Dewanto, Mudjo Setyo, Haryadi, Susilo, Angga, dan Rani mulai berganti kostum dan merias wajah. Para kru seperti Joko H, Trio Marino, Rahman, Ujang, dan
Hanok segera mendekor panggung, menyiapkan gunungan wayang, serta mengecek lampu dan mikrofon. Sore itu, Paguyuban Wayang Orang Bharata dengan Pimpinan Produksi Teguh Kenthus A mementaskan lakon Palguna Palgunadi.
I
74 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Aries Mukadi: Tempat/Tanggal Lahir: Surabaya, 29 April 1947 Aktivitas dan Pencapaian: 1. Sejak 1957 menjadi pemain wayang dan ketoprak Darmo Carito Surabaya. 2. Sejak 1967 menjadi sutradara dan penulis wayang dan ketoprak. 3. Sejak 1972 aktif mengikuti misi kesenian Kemendikbudristek di dalam dan luar negeri. 4. Ketua Paguyuban Wayang Orang Bharata (1975).
Aries Mukadi Akhmad Fahri
5. Pengajar teater Institut Kesenian Jakarta untuk teater tradisional (1992-2000). 6. Pendiri Yayasan Adhi Budaya. 7. Penggiat Paguyuban Adhi Budaya 8. Terlibat dalam film Selir Adipati Gendra Sakti (1991) dan Jaka Geledek (1983) 9. Meraih medali emas pencak silat untuk Provinsi DKI pada PON VII (1972). 10. Penerima Anugerah Budaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (2007) 11. Sutradara ketoprak humor di RCTI tahun 2000-an
Seperti lazimnya pentas seni pertunjukan di “era” Covid-19 sejak awal 2020, pentas wayang orang oleh Paguyuban Wayang Orang Bharata pun dihelat tanpa penonton resmi (panitia tidak menjual tiket), dan hanya disiarkan lewat kanal YouTube. Panggung pertunjukan di masa pandemi memang dapat dinikmati oleh
Bagaimana kelompok seni tradisional
Berbincang dengan Aries Mukadi (75
dapat terus berpentas? PWOB termasuk
tahun) di selasar Gedung WO Bharata,
satu dari sedikit kelompok wayang yang
Jalan Kalilio Senen Jakarta Pusat, seperti
tetap bernapas, meski – seperti dikatakan
membuka gerbang memori, apalagi
penasihat PWOB Aries Mukadi-- setengah
ditemani camilan karbohidrat serba
mati. “Bisa dibilang, kami ini yatim piatu,”
rebusan: talas, ubi, ketela, dan jagung.
ujarnya.
Sejenak kami napak tilas perjalanan PWOB sejak cikal bakal kelahirannya
lebih banyak penonton dari seluruh
Pentas berkala selama pandemi dapat
dunia. Namun, bagi sebagian penonton,
terlaksana berkat sponsor. Dana hibah
rasanya sangat berbeda. Para aktor
dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
bahkan tidak dapat melihat penontonnya,
tidak cukup untuk operasional pentas
Bagaimana Anda terlibat sejak awal
yang di akhir cerita akan bertepuk tangan
dan membayar 140 anggota paguyuban.
berdirinya Paguyuban Wayang Orang
dan bertempik sorak. Apa boleh buat,
Namun, mereka tetap bersyukur
Bharata dan setia hingga saat ini?
terlepas dari pandemi, pesatnya zaman
tidak memikirkan biaya listrik, air, dan
memang tidak dapat ditahan. Lajunya
perawatan gedung karena gedung
waktu mustahil dihalau.
memang milik Pemprov DKI Jakarta.
pada tahun 60-an hingga kini, serta tantangan masa depan.
Saya ini berkesenian sejak kecil. Saya lahir tahun 1947 dari keluarga seni di Surabaya. Bahkan sudah sejak di
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 75
kandungan, saya sudah diajak pentas.
itulah cikal bakal Paguyuban WO Bharata,
setiap minggu bersama kelompok-
Karena ibu saya seorang seniman ludruk,
markas dan tempat pentasnya ya di
kelompok lain di Jakarta. Kehidupan
dan kebetulan kerap berperan sebagai
gedung ini (dulu adalah gedung Rialto
seni dinamis. Tapi ada masanya wayang
lelaki, maka ketika hamil saya, beliau
Theatre). Waktu itu, selain Panca Murti,
orang dimasuki oleh kepentingan yang
tetap manggung. Di Surabaya, keluarga
ada beberapa kelompok wayang orang
lain. Hingga tahun 70-an, manajemen
saya bergabung dengan grup Dharmo
yang sering pentas, seperti Adiluhung
ditunggangi oleh orang-orang yang
Carito, grup kesenian popular milik orang
dan Ngesti Wandowo. Pas masa jaya,
membuat kelompok kami menjadi model
Cina di Jawa Timur waktu itu. Dengan
kami bisa pentas tiap hari di Cijantung,
perjudian, masa itu memang sedang
berbagai dinamika yang ada, tahun 1960
Pasar Rebo, dan Bogor yang semua itu
ramai perjudian. Akibatnya terjadi konflik
dibeli oleh orang Belanda dan berganti
sempat difilmkan.
internal. Kelompok terpecah menjadi
nama menjadi Sri Katon. Cuma bertahan satu tahun, lalu tahun 1961 dibeli oleh tentara dan nama diganti lagi menjadi Sri Wandowo. Kami sering main di THR Surabaya. Saya hijrah ke Jakarta pada tahun 1963, kemudian bergabung dengan kelompok wayang bernama Panca Murti yang didirikan oleh lima orang tentara. Panca Murti
Saya juga pernah membangun kelompok sendiri namanya Warga Muda Birawa Jaya di Jalan Percetakan Negara. Namun pada akhirnya saya tetap bersama Bharata. Ke mana-mana saya membawa nama paguyuban.
dua, ada yang masih disini, ada lagi yang berpindah pentas di Tanjung Priok, di dekat Stasiun Tanjung Priok. Lalu? Bagi saya, yang penting berkesenian, karena dari kesenian itu saya bisa
Bagaimana proses berdirinya Paguyuban
hidup. Masa itu kondisi sosial politik
WO Bharata?
sedang kurang stabil, tapi beruntung
Ketika masih Panca Murti, ada kurang lebih 60 orang anggota, kami berpentas
kami didukung oleh seseorang dari Departemen Penerangan, namanya Pak Harsono, beserta istrinya. Kami juga dekat dengan militer sehingga gedung ini tetap terjaga.
Pentas dalam jejaring kala pandemi - Akhmad
I
76 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Fahri
Prinsip saya, terus berkesenian, karena
Bagaimana perjalanan WO Bharata sejak
hidup saya di situ. Terus berproses dan
itu?
akhirnya punya banyak koneksi. Karena hubungan dekat orang-orang yang mendukung tadi, akhirnya kami diajak untuk bertemu dengan Bidang Kesra di Pemda DKI, zaman Gubernur Ali Sadikin. Beberapa perhatian lalu muncul, seperti Pak Djadoeg Djajakoesoema (sutradara dan aktor teater). Pak Ali Sadikin ingin wayang orang tetap hidup. Gedung ini dibangun lagi tahun 1971 dan WO Bharata resmi didirikan pada 5 Juli 1972 dalam bentuk paguyuban.
************ Sejak umur 10 tahun, tepatnya pada
Kami pernah membentuk yayasan,
tahun 1957, Aries Mukadi sudah
mendapat dana dari donatur dan
mendapatkan rupiah dari hasil kerja
sponsor. Namun, antusiasme penonton
sendiri. Ia mengikuti pentas ketoprak
mulai menurun pada dekade 80-an.
tobong, manggung secara berpindah-
Lama-lama koneksi makin menyusut.
pindah dari kota ke kota. Pengalaman
Kalau mau mendapat bantuan dari
hidup dan berkesenian di tobong menjadi
pemerintah daerah kan tidak boleh
pelajaran berharga. Aries memilih
berbentuk yayasan. Lalu kami berubah
bersekolah di STM, karena sekolah
lagi menjadi bentuk paguyuban pada
kejuruan memberi bekal siswa-siswa
tahun 90-an dan didukung terus
untuk langsung bekerja selepas lulus.
oleh Pemprov DKI Jakarta, termasuk
Aris bahkan sempat membuka bengkel
pemakaian gedung ini. Kami juga bisa mencari sponsor untuk pementasan.
Gunungan; dan salah satu pemain wayang orang Bharata yang sedang merapikan riasannya Akhmad Fahri
II
VOL. 13, 2022 VOL.11, 13,2021 2022INDONESIANA INDONESIANA 77 77
Menuju tengah panggungAkhmad Fahri
motor, sebelum akhirnya melanjutkan
bertahap. Misalnya peran punakawan,
coba pertahankan di Bharata. Kalau soal
berkesenian.
itu tidak mudah. Punakawan itu ibarat
durasi dipotong jadi pendek, itu karena
profesornya wayang. Dimulai dari buto,
menyesuaikan dengan zaman.
Sejak bergabung dengan berbagai grup kesenian termasuk WO Bharata, peran apa yang paling menantang? Saya tidak fanatik memerankan peran tertentu. Yang penting adalah menampilkan yang terbaik. Saya pernah memerankan Ontorejo, yang menjadi Bima adalah Pak Pungut Indrajaya yang pernah menjadi pimpinan Panca Murti. Boleh peran apa saja, namun sebaiknya
I I
78 INDONESIANA VOL. 13, 2022 78 INDONESIANA VOL. 13, 2022
prajurit, patih, raja, pendeta, dewa, barulah punakawan. Punakawan itu harus bisa jadi kawula maupun pandita. Yang penting, semua peran itu keluarnya dari rasa. Rasa harus sampai kepada penonton. Dalam semua lakon, tuntunannya harus ada dan tersampaikan. Wayang zaman dulu itu tontonan nomor dua, yang utama adalah tuntunannya. Itulah yang kami
Masih ingat pengalaman menarik? Banyak, tapi harus diingat-ingat dulu. Kalau yang saya tekankan dalam paguyuban wayang ini, adalah guyubnya, dan senasib sepenanggungan. Kalau dapat uang receh dari penonton, kita belikan bahan baku. Dulu sewaktu pamor wayang merosot, Pak Harmoko (Menteri Penerangan zaman Presiden Soeharto)
Membawa gunungan Akhmad Fahri
pernah ikut membantu pertunjukan, bahkan tidak sungkan makan sayur lodeh bersama-sama kami. Lalu pas zaman G30S/PKI, kami dilindungi Jendral Sukowati yang selalu mengontrol jam malam. Bagaimana melihat kondisi seni pertunjukan tradisional saat ini?
menghamba pada teknologi, sehingga
ada pemiliknya, bangsa kita. Sebelum
semua kalah oleh Youtube. Sekarang
zaman Airlangga pun sudah ada wayang,
wayang hanya jadi tontonan. Tuntunan
yang diubah oleh Kalijaga untuk sarana
hanya muncul di permukaan: di kostum,
berdakwah. Apa iya mau dibuang? Kalau
gerak, tari, tapi secara ujaran masih
kita membuangnya, berarti sama saja
kurang.
dengan merusak isi rumah kita sendiri.
Saya melihat, kisruh wayang beberapa waktu lalu itu adalah ujian bagi kita
Dalam posisi saya sekarang, saya
untuk menghargai budaya sendiri di
cuma tut wuri. Dinamika masyarakat
rumah kita sendiri. Kalau ada golongan
berkembang, wayang juga harus
yang tidak sepakat dengan wayang, kan
menyesuaikan. Tapi juga jangan
ada golongan yang senang. Wayang itu
(Susi Ivvaty dan Purnawan Andra Indonesiana)
I I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 79 VOL. 13, 2022 INDONESIANA 79
GALERI FOTO
Subak
Merajut Ikatan Manusia dengan Alam
Sebuah patung yang ada
Foto udara Subak Jatiluwih
di Subak Jatiluwih - Sanatana
- Pong471/shutterstock.com
/shutterstock.com
M
engunjungi lagi hamparan
alam dunia meliputi Taman Nasional
sawah dengan sistem
Ujung Kulon, Banten (1991), Taman
pengairan subak di Desa
Nasional Komodo, NTT (1991), Taman
Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten
Nasional Lorentz, Papua (1999), dan
Tabanan, Provinsi Bali betul-betul
Hutan Hujan Tropis Sumatera (2004). Ahli
menyegarkan pikiran. Apa kabar, subak?
subak Wayan Windia suatu waktu
Tampaknya masih bertahan. Kita tahu,
mengatakan bahwa untuk menjaga
subak menjadi satu dari delapan situs
subak dengan konsisten, dibutuhkan
warisan dunia milik Indonesia yang
awig-awig, yakni peraturan dasar subak
tercatat di UNESCO. Delapan situs itu
yang melarang alih fungsi sawah yang
meliputi empat warisan budaya dunia
disepakati bersama oleh anggota subak
yakni Kompleks Candi Borobudur
yang bersangkutan. Pekaseh atau ketua
(ditetapkan pada 1991), Kompleks Candi
subak harus konsisten. Selama masih
Prambanan (1991), Situs Manusia Purba
ada subak, masih ada ikatan emosional
Sangiran (1996), dan Lanskap Budaya
manusia dengan alamnya. Jika subak
Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai
beralih fungsi, ikatan pun lepas.
Menikmati subak dari sisi meja
Manifestasi Filosofi Tri Hita Karana (2012).
(Syefri Luwis)
makan - Syefri Luwis
Empat situs lain adalah situs warisan
I
80 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Ibu pekerja dan wisatawan lokal di Subak Jatiluwih - Syefri Luwis
I
VOL. 13, 2022 INDONESIANA 81
TIDAK UNTUK DIJUAL
I
82 INDONESIANA VOL. 13, 2022
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan
(021) 5725534
Gedung E. Lt. 9, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 4-5 Senayan, Jakarta 10270
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
(021) 5725534 indonesiana.diversity@gmail.com