EDISI:
DESEMBER 2019
BERITA UTAMA
PMI di Malaysia Antusias Ikuti Program Edukasi Untuk Bangsa
Pembukaan Program Edukasi Untuk Bangsa (EUB) di KBRI Kuala Lumpur, Minggu, (17/11/2019)
oleh Ulinuha
P
ekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia dapat mengikuti program pendidikan gratis, yakni Edukasi Untuk Bangsa (EUB). EUB yang telah memasuki angkatan ke-16 telah dibuka pada Minggu, (17/11/2019) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur. Pada angkatan ke-16 ini, sudah ada 109 lebih peserta yang mendaftar lewat formulir pendaftaran online. Pendaftaran EUB telah dibuka sejak 7 Oktober 2019 lalu melalui halaman Facebook Edukasi Untuk Bangsa.
EUB diselenggarakan setiap hari Minggu di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) yang terletak di 1, Lorong Tun Ismail, Kuala Lumpur, 50480. Hingga saat ini peserta yang mendaftar merupakan PMI yang tinggal di kawasan Kuala Lumpur, Selangor, Negeri Sembilan dan sekitarnya. Peserta yang mendaftar mendapat undangan lewat pesan pribadinya untuk mengikuti ujian awal yang telah diadakan pada â–ş Bersambung ... hlm. 3 EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 1
salamredaksi daftar isi 4 5 6 7 8 9 10 14 15
BERITA UTAMA
PMI di Malaysia Antusias Ikuti Program Edukasi Untuk Bangsa BERITA UTAMA
Sebarkan Informasi Terkait B4G, Serantau Selenggarakan Sosialisasi BERITA UTAMA
Sosialisasi Program Jaminan Sosial bagi PMI BERITA UTAMA
Pekerja Migran di Malaysia Peringati Hari Buruh Migran Sedunia JEJAK KASUS
Berangkat ke Malaysia Sejak 2011, PMI Asal Boyolali Tidak Diketahui Keberadaannya
Peringatan hari migran sedunia di Malaysia diperingati oleh pekerja migran yang tergabung dalam Koalisi ke Arah Konvensi ILO 189 yang terdiri dari organisasi pekerja migran dari berbagai negara. Peringatan mengenai hari migran tersebut tersaji dalam rubrik Berita Utama buletin Serantau edisi Desember 2019. Selain peringatan hari migran, rubrik Berita Utama juga menyajikan informasi mengenai pembukaan Edukasi Untuk Bangsa (EUB) dan sosialisasi program B4G yang dilakukan oleh Komunitas Serantau. Rubrik jejak kasus membahas kasus yang menimpa pekerja migran Indonesia (PMI) asal Boyolali yang hilang kontak di Malaysia sejak 2011. Keluarga korban sangat mengharapkan kabar dari PMI tersebut dan berharap kembali ke Indonesia dengan selamat. Rubrik panduan menyajikan tips untuk membangun rasa percaya diri dan cara memulai bisnis bagi pemula. Rubrik opini menyajikan informasi mengenai mengapa PMI perlu memahami ekstremisme kekerasan dan terorisme. Sedangkan rubrik hiburan menyajikan informasi mengenai destinasi wisata di Kota Bandung. Informasi mengenai kenaikan gaji bagi pekerja yang tinggal di bandar-bandar tertentu tersaji di dalam rubrik info penting. Akhir kata, selamat membaca dan menyerap informasi di buletin ini.
PANDUAN
Panduan Membangun Rasa Percaya Diri PANDUAN
Panduan bagi Pekerja Migran Memulai Bisnis OPINI
Mengapa PMI Perlu Memahami Ekstremisme Kekerasan dan Terorisme?
tim redaksi
1
Setiap bulan Desember, pekerja migran memperingati Hari Migran Sedunia yang jatuh pada tanggal 18 Desember setiap tahunnya. Penetapan 18 Desember sebagai hari migran sedunia bukan tanpa alasan, tanggal tersebut dipilih karena Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) mengesahkan Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya pada 18 Desember 1990. Kontribusi jutaan migran yang tersebar di seluruh penjuru dunia patut diapresiasi karena telah menyumbangkan pikiran, uang dan tenaga mereka untuk memajukan masingmasing negaranya.
PENANGGUNG JAWAB Muhammad Irsyadul Ibad PIMPINAN REDAKSI Ilmiah Mia | REDAKTUR PELAKSANA Ulinuha TIM REDAKSI Suherman, Imas Masriah, Mohamad Sucipto, Nasrikah, Rahma Yeni, Irma Ayunda, Meria, Pini, Lestari, Ulinuha, Umrohatun, Melati, Melinda Damayanti TATA LETAK @dazdsgn ALAMAT REDAKSI Infest Yogyakarta | Jl. Veteran UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo 55164 Telepon/fax: 0274-417004 | Email: serantau@buruhmigran.or.id
HIBURAN
Mengenal Destinasi Wisata di Kota Bandung INFO KBRI
Kementerian Sumber Manusia Malaysia Umumkan Umumkan Kenaikan Upah Minimum
MAJALAH SERANTAU diterbitkan oleh Komunitas Serantau Malaysia dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran, INFEST Yogyakarta dengan dukungan AWO Internasional. Isi dari terbitan ini sepenuhnya tanggung jawab Komunitas Serantau dan Infest Yogyakarta. Siapapun bisa mengutip, menyalin dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.
BERITA UTAMA
Minggu, (3//11/2019) di SIKL. Bagi peserta yang mengikuti kelas bahasa Inggris, hasil tes tersebut nantinya akan digunakan untuk menentukan tingkatan kelas belajar sesuai dengan kemampuan masingmasing peserta. Pada acara pembukaan ini penyelenggara mengundang semua peserta baru, alumni dan peserta aktif maupun peserta tidak aktif melalui pesan pribadi dan pengumuman di halaman Facebook EUB. Peserta antusias mengikuti pembukaan EUB, jika ditotal jumlah peserta yang hadir dalam pembukaan EUB mencapai 246 peserta. Acara pembukaan EUB angkatan ke-16 dibuka dengan pembacaan doa oleh Khoirul. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari penyelenggara EUB, yaitu tutor Bastian. Dalam sambutannya, Bastian menyampaikan harapan agar ke depan agar program EUB dapat diterima oleh pihakpihak swasta lain dan bisa semakin berkembang. “Bagi peserta yang belum mengikuti ujian awal, nanti pada hari pertama masuk kelas aktif akan diadakan ujian awal singkat untuk menentukan kelas mana yang sesuai dengan kemampuannya,” tutur Bastian. Kelas EUB ini akan mulai aktif pada 24 November 2019, di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur pada pukul 9:30 -14:00 waktu setempat. Konselor Politik, KBRI Kuala Lumpur, Agus Badrul Jamal, dalam sambutannya mengatakan, para PMI yang mengikuti program EUB jika sudah menjadi purna PMI diharapkan bisa membuka usaha sendiri sesuai keahlian yang dipelajari di EUB. “Kalau sudah jadi purna PMI bisa membuka usaha sendiri seperti menjahit, buka kursus komputer atau kursus bahasa Inggris. Maka belajarlah dengan sungguh-sungguh mumpung ada kesempatan. Kalau ingin berhasil di dunia, maka carilah ilmu. Kalau ingin berhasil di akhirat, maka carilah ilmu dan barang siapa ingin berhasil dunia akhirat, maka carilah ilmu,” ujarnya. Sementara itu, Konselor Pensosbud, KBRI Kuala Lumpur, Agung Cahaya Sumirat, dalam sambutannya mengatakan, jika sudah memiliki keahlian yang didapatkan melalui kelas EUB, para PMI bisa mempromosikan keahlian yang dimiliki lewat dunia maya. “Dunia sekarang semakin canggih, kalian semua sekarang bisa mempromosikan keahlian yang ada lewat online, lewat aplikasi yang jangkauanya mendunia dan sangat luas. Tentunya banyak peluang dan saingannya juga,” tuturnya dalam sambutan.
Pada acara pembukaan program EUB kali ini, penyelenggara memberikan medali penghargaan kepada 15-20 siswa terbaik EUB angkatan ke-15. Penghargaan juga diberikan kepada alumni dan calon siswa terbaik yang mendapatkan medali untuk angkatan ke-16 dari hasil ujian awal. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan persembahan tarian dengan iringan lagu berbahasa Inggris, pidato bahasa Inggris dan pembacaan puisi dua bahasa dari perwakilan masing-masing kelas angkatan ke-15. Pada waktu istirahat, hiburan seni tari dari perwakilan UT ikut memeriahkan acara sebelum penutupan. Perjalanan Edukasi Untuk Bangsa (EUB) Edukasi Untuk Bangsa diinisiasi pada tahun 2011 oleh Aulia Akbar. Saat itu Aulia Akbar merupakan kepala kantor berita Antara biro Kuala Lumpur. Ia menginisiasi pelatihan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia, yang diadakan di Restoran Es Teler 77 Pasar Seni. Pengajarnya saat itu dari ekspatriat dan mahasiswa Indonesia di Malaysia. Kelas yang dibuka waktu itu adalah kelas komputer dan internet, serta kelas bahasa Inggris. Proses belajar di pasar seni ini berlangsung selama dua angkatan, di mana setiap angkatan masingmasing berjalan dalam waktu empat bulan atau 16 kali pertemuan setiap hari Minggu. Pada akhir tahun 2012, program ini diboyong ke Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), atas dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur. Sejak di SIKL inilah nama Edukasi Untuk Bangsa dipakai hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu, program EUB semakin berkembang, hingga saat ini sampailah ke angkatan ke-16. Pada pembukaan pendaftaran angkatan ke-16 ini, EUB telah membuka cabang-cabang pelatihan, di antaranya ialah kelas bahasa Inggris, keterampilan tangan, komputer, menjahit dan bahasa Jepang yang masing-masing dimulai pukul 9.30-11.30 pagi dan kelas siang pada jam 12.00-14.00 siang.
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/11/22/pmi-dimalaysia-antusias-ikutiprogram-edukasi-untukbangsa/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 3
BERITA UTAMA
Sebarkan Informasi Terkait B4G, Serantau Selenggarakan Sosialisasi
Suherman, Ketua Serantau, Membuka Acara dan Menyampaikan Sambutan dalam Seminar Bag For Good (B4G), Minggu, 1/12/2019.
Oleh Nasrikah
K
omunitas Serantau menyelenggarakan seminar Sosialisasi Back For Good (B4G) terkait dengan program pengampunan yang diinisiasi oleh pemerintah Malaysia untuk pemulangan migran tidak berdokumen ke negara asal pada Minggu, (1/12/2019). Program B4G bertujuan 1) memberikan kesempatan pada warga negara asing yang belum memiliki dokumen perjalanan lengkap dan sah, 2) warga asing yang telah melebihi batas waktu tinggal, serta 3) warga asing yang tidak memiliki izin bekerja atau izin lainnya untuk pulang ke negara asal. Acara sosialisasi tersebut dilaksanakan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur dengan menghadirkan beberapa narasumber seperti Madanjit Singh dari Kementerian Sumber Manusia Malaysia, serta perwakilan dari KBRI, Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN), dan BPJS Ketenagakerjaan. Suherman, Ketua Serantau, membuka acara sekaligus menyampaikan sambutan acara sosialisasi ini. Ia menyatakan bahwa acara ini diselenggarakan karena pentingnya para pekerja migran mengetahui program B4G. Acara ini juga diselenggarakan sebagai jawaban atas banyaknya pertanyaan PMI terkait program ini. Suherman menyampaikan bahwa saat ini jumlah PMI yang aktif bekerja di Malaysia diperkirakan mencapai dua juta jiwa yang tersebar di beberapa wilayah. Madanjit Singh dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa program yang dimulai sejak 1 Agustus 2019 dan berakhir pada 31 Desember 2019 merupakan program yang penting untuk warga negara asing agar senantiasa memperhatikan kelengkapan dan syarat sah dokumen. Hal yang terpenting menurut Singh, B4G bukanlah program untuk mengusir para warga negara asing dan melarangnya untuk kembali. “Jangan rekan-rekan mengira bahwa setelah pulang ke Indonesia nanti, kalian tidak boleh balik Malaysia,” kata Singh. Singh mengatakan program ini hanya mengarahkan warga negara asing untuk patuh hukum dengan dokumen atau persyaratan yang lengkap sesuai aturan Malaysia. Dengan 4 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
demikian, dipulangkannya pekerja migran ke Indonesia atau ke negara asal adalah untuk memberi kesempatan mengurus berbagai dokumen sah yang diperlukan. Biaya yang perlu dibayarkan bagi migran yang ingin mendaftar program ini adalah RM700 (±2,3 juta rupiah) tanpa melalui pihak ketiga. Pekerja migran atau warga negara asing yang ingin mengikuti program ini harus mengurus langsung ke Jabatan Imigresen, Malaysia. Pendaftar yang ingin mengikuti program ini juga harus membawa bukti dokumen perjalanan lengkap berupa paspor. Bila tidak memiliki atau kehilangan dokumen tersebut, maka dapat membuat “Emergency Certificate” atau Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KBRI Kuala Lumpur. Selain itu PMI atau warga negara asing juga harus menunjukkan tiket perjalanan pulang yang terdiri atas nama penumpang, jadwal waktu keberangkatan dan tujuan akhir perjalanan. Selain pemaparan oleh perwakilan dari pemerintahan Malaysia, KBRI Kuala Lumpur juga menyampaikan beberapa hal penting terkait fasilitas pelayanan untuk menunjang program B4G. KBRI Kuala Lumpur juga memberikan informasi bahwa pengurusan paspor dapat dilakukan secara daring atau online sehingga tidak perlu antre tengah malam di KBRI. Adapun pihak BPJS Ketenagakerjaan yang datang menjelaskan pentingnya jaminan pada pekerja migran dalam pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan risiko-risiko yang terjadi selama bekerja, sehingga sebaiknya jaminan atas risiko sudah dipersiapkan sebelumnya. Komunitas Serantau berharap dengan adanya sosialisasi mengenai B4G dapat membuat warga negara asing khususnya PMI memperhatikan terkait dokumentasi dirinya selama berada di Malaysia.
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/10/ sebarkan-informasiterkait-b4g-serantauselenggarakan-sosialisasi/
BERITA UTAMA
Sosialisasi Program Jaminan Sosial bagi PMI
Narasumbernarasumber dalam Acara Sosialisasi Back For Good (B4G), Minggu, 1/12/2019 di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur.
Oleh Ulinuha
K
omunitas Serantau mengadakan sosialisasi Back For Good (B4G) sekaligus merayakan ulang tahun komunitas ini yang kelima pada Minggu, 1/12/2019, di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Sosialisasi ini mengundang narasumber dari KBRI Kuala Lumpur, Our Journey, Kementerian Sumber Manusia, DJSN, dan BPJS Ketenagakerjaan. Acara sosialisasi dimulai pukul 12.00 WIB diawali dengan registrasi dari peserta yang hadir. Melinda, anggota Komunitas Serantau sebagai pembawa acara membuka acara dan membacakan susunan acara. Disusul kemudian dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersamasama dan sambutan dari Suherman, Ketua Serantau. Mandajit Singh, perwakilan dari Kementerian Sumber Manusia, Malaysia, menyampaikan bahwa PMI yang ingin mengikuti program B4G dapat langsung datang ke Jabatan Imigration dengan membawa syarat-syarat yang diperlukan tanpa harus izin pada majikan.
mengunduh aplikasi BPJS Ketenagakerjaan. Formulir pendaftaran dapat diisi online dan memenuhi syaratsyarat lain yang dibutuhkan seperti perjanjian kontrak kerja dan data lain yg dibutuhkan. Setelah pemaparan narasumber, sesi selanjutnya adalah tanya jawab untuk peserta yang hadir. Salah satu peserta dari relawan NKRI bertanya pada BPJS mengenai cara menangani kasus PMI tidak berdokumen yang mengalami sakit apakah bisa mendapatkan pelayanan atau jaminan rawatan kesehatan seperti tertera dalam BPJS. Di akhir acara sosialisasi dilakukan pemotongan tumpeng untuk memperingati ulang tahun Serantau kelima. Sebelum tumpeng dipotong, dilakukan doa bersama untuk kebaikan Serantau ke depan, dipimpin oleh Khoirul, anggota Serantau. Acara ditutup dengan penyerahan penghargaan cenderamata dari BPJS pada Serantau dan penghargaan Serantau pada tamu undangan yang hadir serta foto bersama.
“Dikhawatirkan mereka akan melarang Anda pergi ke pejabat imigrasi untuk mengikuti program B4G,� ujar Mandajit Singh. BPJS Ketenagakerjaan yang hadir dalam sosialisasi tersebut menyampaikan informasi mengenai program BPJS yang dapat diikuti pekerja migran, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm) dan program sukarela Jaminan Hari Tua (JHT). Teman-teman PMI yang ingin mendaftar BPJS Ketenagakerjaan dapat mendaftar online dengan
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/11/ sosialisasi-programjaminan-sosial-bagipmi/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 5
BERITA UTAMA
Pekerja Migran di Malaysia Peringati Hari Buruh Migran Sedunia
Foto Bersama Memperingati Hari Migran Sedunia yang Dirayakan Pekerja Migran Malaysia Lebih Awal pada Minggu, 8/12/2019.
Oleh Ilmiah
H
ari migran internasional sebenarnya jatuh pada 18 Desember, namun karena berbagai pertimbangan, hari migran internasional dirayakan lebih awal oleh pekerja migran di Malaysia. Peringatan hari migran internasional diselenggarakan 10 hari lebih awal, tepatnya pada Minggu, 08/12/2019. Acara peringatan migran internasional diprakarsai oleh koalisi jaringan ke arah Konvensi ILO 189 yang disponsori oleh International Labour Organization (ILO). Hadir dalam peringatan hari migran internasional beberapa perwakilan pekerja migran dari beberapa negara seperti Indonesia, Filipina, Pakistan, Kamboja, Myanmar dan Sri Langka.
Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diwakili oleh Suherman dari Komunitas Serantau menyoroti bahwa dunia saat ini mengalami proses industrialisasi yang kompleks. Industri dibanjiri dengan teknologiteknologi robotik, Artificial Intelligence (AI), algoritma dan sebagainya. Sementara itu buruh atau pekerja diperlakukan sebagai alat produksi semata yang tidak menghormati buruh sebagai manusia. Terlebih lagi, kemajuan teknologi kian menggusur kerja-kerja manusia, untuk itu buruh harus lebih inovatif dan kreatif agar tidak bisa digantikan oleh mesin. Herman kemudian menekankan pada solidaritas bagi sesama buruh atau pekerja migran.
Dalam acara tersebut, setiap perwakilan pekerja migran dari masing-masing negara mengeluarkan pendapatnya. Perwakilan pekerja migran dari Kamboja mengatakan bahwa pekerja migran banyak mengalami masalah di sektor pekerja rumah tangga sehingga mereka berharap dapat mengenal organisasi-organisasi yang dapat membantu mereka. Sementara itu, John perwakilan pekerja migran dari Pakistan mengatakan bahwa mereka pergi ke Malaysia karena negaranya menghadapi banyak masalah. Sesampai Malaysia, mereka tidak menyangka ada tantangan lain yang harus pekerja migran hadapi.
“Solidaritas diperlukan karena buruh atau pekerja migran masih saja dilanggar hak-hak kemanusiannya, seperti upah rendah, ketiadaan jaminan sosial dan kondisi kerja yang jauh dari layak,� ungkap Suherman.
“Selain harus berhadapan dengan imigrasi, pekerja migran juga berhadapan dengan pekerja migran dari berbagai negara yang kurang menghormati satu sama lain,� kata John. 6 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/13/ pekerja-migran-dimalaysia-peringati-hariburuh-migran-sedunia/
JEJAK KASUS
Foto Mulyani binti Mujiman Bersama dengan Anakanak Majikan di Malaysia pada tahun 2009. Sumber Foto: Suranto (Adik Kandung Mulyani)
B E R A N G K AT K E M A L AYS I A S E J A K 2 0 1 1 ,
PMI Asal Boyolali Tidak Diketahui Keberadaannya Oleh Tyas Maulita
M
ulyani binti Mujiman, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Boyolali, Jawa Tengah, dilaporkan hilang kontak oleh adik kandungnya, Suranto. Diketahui oleh keluarga, Mulyani berangkat ke Malaysia pada bulan Oktober 2011. Sejak pamit berangkat ke Malaysia, tidak pernah ada kabar dari yang bersangkutan pada keluarga. Bahkan ketika ibunya meninggal pada tahun 2017, keluarga mengalami kesulitan menghubungi Mulyani mengenai kematian ibunya. “Saya bingung hendak menghubungi kakak saya ke mana,” ujar Suranto.
Bagi pembaca yang mengetahui keberadaan Mulyani Binti Mujiman, diharapkan dapat menginformasikan kepada redaksi melalui email redaksi@buruhmigran.or.id atau kontak pengaduan WhatsApp di +62 813-2801-6440.
Mulyani yang beralamat di Bendan, Banyudono, Boyolali, sebelumnya pernah berangkat juga ke Malaysia pada tahun 2008 hingga 2010. Mulyani pernah bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Bukit Beruang, Melaka. Ketika berangkat pada 2011, keluarga tidak mengetahui Mulyani bekerja di sektor apa dan ditempatkan di mana. “Saya juga tidak mengetahui PT/ P3MI/ PJTKI mana yang memberangkatkan kakak saya. Dokumen keberangkatan juga tidak ada,” kata Suranto kepada Redaksi Buruh Migran. Berbekal foto yang dikirimkan oleh Mulyani pada tahun 2009, Suranto berusaha mencari keberadaan kakaknya melalui laporan ke Redaksi Buruh Migran. Suranto sangat berharap mendapatkan informasi mengenai keberadaan kakaknya ataupun menerima kabar secara langsung. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/11/02/berangkatke-malaysia-sejak-2011-pmiasal-boyolali-tidak-diketahuikeberadaannya/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 7
Sumber gambar: Pixabay.com
PANDUAN MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI Oleh Imas Masriah
S
obat migran, pernahkah kamu merasa tidak nyaman pada diri sendiri karena tidak mempunyai hal positif yang dapat dibanggakan atau teman-temanmu mempunyai prestasi lebih banyak dan kamu merasa rendah diri? Jika kamu merasa begitu, maka kamu termasuk orang yang tidak percaya diri. Ciri-ciri dari seseorang yang tidak percaya diri adalah, mempunyai perasaan negatif kepada diri sendiri, cemas terhadap sesuatu yang belum terjadi dan memiliki kualitas hidup yang buruk. Jika kamu pernah merasa seperti itu, saya akan berbagi sedikit panduan bagaimana membangun kepercayaan diri sebagai berikut ini: Kenali diri sendiri, dengan mengenali diri sendiri kita akan tahu kelebihan dan kekurangan diri sehingga potensi bisa dikembangkan secara maksimal; kurangi membandingkan diri dengan orang lain, karena setiap orang berbeda dan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. Ketika kamu membandingkan, kamu lupa akan dirimu dan fokus kepada orang lain;
8 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
berolahraga dapat membuat kondisi fisik dan mental menjadi sehat, selain itu olahraga juga meningkatkan level energi dan kapasitas oksigen sehingga menjadi lebih percaya diri dan bisa berpikir jernih; melakukan hal baik dengan membantu orang yang membutuhkan, dengan membantu orang yang membutuhkan kamu akan merasa bermanfaat. Orang yang percaya diri cenderung menghormati dirinya sendiri dan menganggap dirinya pantas untuk bahagia. Ciri-ciri dari orang yang percaya diri adalah mengetahui kemampuan dan tahu cara mengembangkan potensi dalam dirinya, aktif dan berkontribusi pada lingkungan, tegas pada keyakinannya dan tidak takut pada kegagalan. Demikian panduan membangun kepercayaan diri yang telah saya susun, semoga bermanfaat bagi sobat migran semua. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/24/ panduan-membangunrasa-percaya-diri/
PANDUAN BAGI PEKERJA MIGRAN
MEMULAI BISNIS Oleh Yeni Rahma
S
ebelum bercerita mengenai langkah memulai bisnis, saya akan menceritakan mengenai latar belakang saya lebih dulu. Saya adalah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang saat ini masih bekerja di Malaysia. Menjadi PMI sebenarnya bukan keinginan saya, tapi dengan keadaan ekonomi keluarga yang semakin memburuk, saya akhirnya berangkat ke Malaysia.
Sebelum memulai menentukan usaha yang tepat, yang pertama dilakukan adalah mencintai pekerjaan yang akan dilakukan. Sama seperti saya, sebagai Pekerja Rumah Tangga (PRT), mula-mula saya mencintai pekerjaan itu dan semua menjadi mudah dan menyenangkan;
Saya bekerja di Malaysia Sejak tahun 2012, bekerja menjadi seorang pekerja di sektor rumah tangga pada sebuah keluarga Amerika-China. Selain bekerja, saya aktif berorganisasi dan mencari peluang usaha untuk menambah penghasilan. Banyak usaha yang pernah saya jalani, namun usaha tersebut gagal. Sampai kemudian saya memutuskan untuk berjualan online dan menjadi reseller untuk sebuah produk di Indonesia. Dari kisah saya, saya akan berbagi sedikit pengalaman bagaimana memulai usaha untuk pertama kalinya:
mencoba membagi waktu antara bekerja dan berbisnis. Saya menggunakan waktu luang untuk mempromosikan jualan secara online maupun offline;
mengerjakan dengan sepenuh hati, jika semua dilakukan dengan sepenuh hati dan ikhlas, maka hasilnya pun akan baik;
mencari ilmu tentang dunia bisnis sehingga dari sana saya dapat belajar dan mengoreksi kesalahan; memperbanyak ibadah seperti shalat, sedekah dan lain sebagainya; jangan pernah menyerah dengan impian yang ingin kita raih. Selama kita masih giat berusaha, keberhasilan akan menghampiri kita. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/23/ panduan-bagipekerja-migranmemulai-bisnis/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 9
OPINI
Ekstremisme Kekerasan dan Terorisme? Oleh Muhammad Irsyadul Ibad Direktur Eksekutif Infest Yogyakarta
S
aat bertemu dengan beberapa aktivis pekerja migran di Hong Kong, saya sempat berdiskusi soal ekstremisme kekerasan di kalangan pekerja migran Indonesia (PMI). Saat itulah saya menerima pertanyaan cukup menarik. “Jumlah PMI yang terlibat terorisme hanya hitungan jari, mengapa harus ada kegiatan dan riset yang membicarakan ekstremisme kekerasan dan terorisme di kalangan PMI?�. Pertanyaan itu bagi saya cukup wajar, mengingat kekhawatiran organisasi-organisasi tersebut terhadap kemungkinan adanya stigma atau label negatif baru bagi PMI. Selain itu, kekhawatiran ini pun sangat patut dimaklumi dengan mempertimbangkan respon negara tujuan penempatan atas isu tersebut. Semakin maraknya diskusi tentang ekstremisme dan terorisme, bisa saja mengaktivasi respon pemerintah setempat sehingga memperketat pengawasan kepada PMI yang tengah mencari nafkah di negara tersebut. Benarkah demikian? Segala kekhawatiran tersebut sah dan layak dipertimbangkan oleh pegiat isu pelindungan PMI, perdamaian dan peneliti yang berkonsentrasi dengan isu tersebut. Kekhawatiran tersebut perlu pula direspon oleh pemerintah Indonesia di negara-negara tujuan penempatan PMI. 10 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
Tulisan ini mencoba menjawab kekhawatiran tersebut, sekaligus menjelaskan nilai penting mengapa PMI di negara penempatan perlu memahami ekstremisme kekerasan dan terorisme. Tulisan ini mencoba menjelaskan nilai penting pendidikan pencegahan ekstremisme kekerasan bagi pekerja migran. Belajar dari Kasus Terdahulu Pada 2016, saat Dian Yulia dan Ika Puspita diciduk oleh Datasemen Khusus 88 Antiteror, banyak orang terkejut dengan fenomena ekstremisme tersebut. Tidak banyak yang menduga bahwa PMI juga disasar oleh organisasi pelaku teror untuk direkrut dan dijadikan pelaku kekerasan. Dian adalah potret kecil dari terorisme yang tidak secara kebetulan menjangkau PMI. Ada alasan mengapa PMI di luar negeri disasar oleh kelompok ini untuk dijadikan anggota, pendukung atau sekadar simpatisan. Pada September 2019, kembali media internasional dan Indonesia memuat berita mengejutkan soal ditangkapnya 3 orang PMI di Singapura yang diduga menyumbang pendanaan kepada kelompok pelaku terorisme internasional. Kantor berita al-Jazeera memberitakan bahwa Anindita Afiyantari (33), Retno
Sumber gambar: pixabay.com
Mengapa PMI Perlu Memahami
CERPEN
Hernayani (36) dan Tumini (31) saling mengenal satu dengan lainnya dan teradikalisasi selama bekerja di Singapura. Ketiganya terhubung dengan jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yang oleh pemerintah Indonesia dan negara-negara lain dinyatakan sebagai organisasi teroris (al-Jazeera, 2019). Dalam kurun waktu 2015 hingga 2019, beberapa kasus mengemuka yang menyangkut PMI dan ekstremisme kekerasan (terorisme) di beberapa negara tujuan kerja. Pemerintah Korea Selatan, pada 2016 menangkap Carsim dan menahannya selama 8 bulan. Carsim yang pada akhirnya dideportasi oleh Imigrasi Korea Selatan dinyatakan terbukti mengekspresikan simpati dan dukungan kepada ISIS melalui media sosial (Gatra, 2016). Ragam kasus ini, seperti dalam pertanyaan di atas, memanglah sedikit dan sama sekali tidak mencerminkan keseluruhan jumlah PMI di negara tujuan penempatan yang diperkirakan 9 juta orang. Saat ini bahkan, jumlah PMI yang terpapar, ditangani kepolisian dan sampai pada aksi terorisme tidaklah sampai sejumlah jari tangan. Namun, patut dipahami bahwa terorisme bukan semata soal jumlah. Salah satu hal yang perlu dipertimbangkan saat berbicara terorisme adalah daya rusak. Pertama, jika aksi bom yang direncanakan oleh Dian Yulia dan Ika Puspita dapat dilakukan, maka diperkirakan akan memakan korban nyawa yang tidak sedikit. Efek ini dapat berpengaruh pada stabilitas ekonomi, keamanan dan nama baik kelompok PMI sendiri. Kedua, saat terpapar ekstremisme kekerasan yang menjadi alasan ideologis terorisme, maka pelaku akan turut berupaya memengaruhi orang lain, seperti keluarga dan rekan sejawat. Pembelajaran penting dari peristiwa bom Surabaya pada pertengahan 2018 yang menyasar gereja adalah betapa anggota keluarga menjadi kunci untuk memasukkan ideologi ke dalam suatu keluarga. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa orang yang terpapar cenderung akan mengajak orang lain pada ideologinya. Cerita tentang pengaruh keluarga juga tampak dari kisah keluarga Djoko Wiwoho yang bersama 25 anggota keluarganya pindah ke Suriah untuk menjadi warga negara ISIS. Keterpaparan keluarga ini bermula dari salah satu anggotanya: Nur Dhania yang saat
itu masih berusia 15 tahun dan berstatus sebagai pelajar. Dhania terpengaruh ISIS melalui kontenkonten yang diperolehnya di media sosial. Ia pulalah yang meyakinkan keluarganya untuk bersama-sama berpindah ke Suriah (Tempo, 2019). Pada kasus Bom Medan (13/11/2019), istri pelaku diduga menemui terpidana terorisme Ika Puspita Sari dalam tahanan sebelum aksi tersebut terjadi. Saat ini polisi tengah memeriksa kemungkinan keterhubungan aksi teror tersebut dengan tersangka Ika. Model Perekrutan yang Acak dan Jejak Perempuan dalam Aksi Terorisme Persebaran ideologi dan ajaran ekstremisme kekerasan pada dekade 1980 hingga 1990-an melahirkan Negara Islam Indonesia (NII) dan kemudian Jamaah Islamiyah (JI) yang merupakan pecahan dari NII. JI ditengarai bertanggungjawab atas aksi terorisme pada kurun waktu 2000 hingga 2009, sangatlah berbeda dengan perekrutan dan propaganda yang dilakukan oleh kelompok teroris saat ini, seperti ISIS. NII masih mengandalkan perekrutan dengan model pertemuan dan kaderisasi bertingkat, sementara ISIS sangat memanfaatkan keberadaan internet, terutama media sosial. Perekrutan model ini menyebabkan acaknya pengikut dan simpatisan ISIS dari pelbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, pegawai swasta, hingga aparatur sipil negara (ASN)1. Aksi-aksi perekrutan kini tidak lagi menggunakan cara tradisional dengan terfokus pada tatap muka, tetapi beranjak pada penggunaan internet melalui media komunikasi terkini, seperti media sosial. Kasuskasus terorisme dan keterpaparan dalam kelompok ekstremisme belakangan ini menunjukkan besarnya peran media internet dalam penyebaran paham maupun kaderisasi intensif. ISIS, sebagai contoh, memiliki website propaganda berbahasa Indonesia yang ditunjang dengan media sosial yang masif. Beberapa kanal media tersebut belakangan diblokir oleh pemerintah Indonesia. Akun-akun media sosial yang berafiliasi dengan ISIS pun banyak ditutup oleh perusahaan media sosial, seperti Twitter yang telah menutup 166.000 akun penyebar konten hasutan dan propaganda terorisme (Mangkunoto, 2019). 1
Wawancara Sukanto, pegiat NII Crisis Center (NCC) pada 18 Desember 2018. EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 11
“
Pada contoh PMI, Dian Yulia adalah potret terpidana terorisme yang berhasil didekati oleh anggota organisasi teror, dinikahi dan dipersiapkan menjadi pelaku pengeboman.
Facebook sendiri menyebutkan telah menghapus 1.6 juta konten yang terkait propaganda terorisme, baik yang terhubung dengan al-Qaeda maupun ISIS (Jeko, 2018). Data tersebut menunjukkan bahwa ideologi ini diajarkan secara terbuka dan berpeluang diakses oleh siapapun melalui media sosial. Pemerintah Indonesia, di satu sisi, telah memblokir konten-konten yang terkait dengan terorisme namun itu tidak menjamin PMI yang berada di luar negeri terhindar dari akses pada propaganda-propaganda tersebut. Pemblokiran di Indonesia tidak akan efektif menjangkau PMI di luar negeri yang mengakses internet dari saluran berbeda. Apakah semua yang menerima konten akan terpengaruh? Pertanyaan ini perlu dijawab dengan menggunakan pendekatan teori kerentanan. Teori kerentanan lebih banyak digunakan dalam lingkup kebencanaan yang terkait dengan bencana alam. Meski demikian, undang-undang 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana turut memasukkan bencana sosial sebagai salah satu bentuk kebencanaan yang salah satunya memuat terorisme. 12 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
Mudah atau tidaknya seseorang menjadi korban, seperti pada kebencanaan, tidak semata disebabkan oleh posisi seseorang yang berada pada lokasi kebencanaan atau mendapat propaganda. Keterpaparan dan kerentanan bisa saja menjadi lebih besar apabila individu yang menerima konten propaganda tidak memiliki pemahaman memadai untuk membedakan gerakan/organisasi teror dengan organisasi lain yang menggunakan simbolsimbol serupa. Latar belakang sosial, keagamaan dan ekonomi menjadi bagian lain yang menentukan apakah seseorang menerima atau menolak ideologi dan segala komponennya. Faktor-faktor psikologis, yang sangat personal, kemudian ditengarai turut memengaruhi keterpaparan. Pada contoh PMI, Dian Yulia adalah potret terpidana terorisme yang berhasil didekati oleh anggota organisasi teror, dinikahi dan dipersiapkan menjadi pelaku pengeboman. Dian adalah potret kekosongan psikologis. Dia terpapar saat sedang mencari jalan untuk mengisi kekosongan dirinya melalui media sosial. Keinginannya untuk kembali ke agama ditangkap dan direspon oleh salah satu sel ISIS. Saat itulah ajaran kekerasan diterima dan memengaruhi Dian hingga persiapan aksi teror pun rela dia ikuti. Dian adalah jejak perempuan pertama yang melakukan aksi terorisme di Indonesia. Meski sebelumnya, perempuan dalam jaringan organisasi juga tetap mengambil peran dan aksi-aksi teror, seperti menyembunyikan tersangka saat dalam perburuan polisi. Analisis bias gender seringkali mengenyampingkan peran perempuan dalam ruangruang organisasi/kelompok pelaku teror. Aksi Dian dan Bom Surabaya (2017) menunjukkan perempuan mulai memasuki ruang-ruang kekerasan secara langsung sebagai pelaku di lapangan. Membangun Kesadaran Pencegahan dan Melawan Stigma Pengingkaran dan penolakan (ignorance) atas fenomena terorisme yang tidak diikuti dengan semangat dan upaya edukasi PMI untuk menyadari bahaya terorisme akan menguntungkan kelompokkelompok pelaku teror. Hal tersebut menambah keleluasaan mereka untuk meneruskan propaganda,
memperkuat basis dan memperluas pengaruh pada wilayah yang dianggap potensial. Namun, kasus-kasus Dian Yulia, Ika Puspita dan dugaan dukungan 3 orang PMI di Singapura terhadap ISIS tidak bisa digunakan sebagai alasan generalisasi untuk menyebutkan bahwa PMI secara keseluruhan memiliki keterancaman untuk terpapar terorisme. Diperlukan penjelasan ilmiah penuh kehati-hatian dan pendekatan lebih rinci untuk memeriksa sebabsebab keterpaparan pada kasus-kasus tersebut. Generalisasi tidak akan menghasilkan apa pun, selain hanya stigma. Itu pun tidak akan sepenuhnya membantu PMI untuk menyadari ancaman tersebut. Kekosongan upaya untuk memeriksa kembali faktorfaktor kerentanan PMI di luar negeri dari keterpaparan terorisme dan analisis kasuistik sempit dapat jatuh pada hal yang berbahaya: stigma bahwa PMI mudah terpapar. Hal ini bisa merugikan PMI akibat timbulnya respon keamanan dari negara-negara tempat bekerja, maupun kemungkinan diskriminasi lainnya. Respon terburuknya dari generalisasi tersebut yakni melalui upaya penindakan dengan pendekatan keamanan tanpa mempertimbangan respon pencegahan terlebih dahulu. Di lain sisi, kasus-kasus tersebut seharusnya menaikkan kesadaran kelompok PMI untuk bahumembahu melakukan pencegahan agar kasus-kasus serupa tidak terjadi kembali. Kasus-kasus ini menjadi alasan tepat untuk menyalakan alarm peringatan agar PMI mulai bergiat membangun jejaring pengaman sosial untuk mencegah ekstremisme dan terorisme. Hal ini membuka peluang kepada PMI sendiri untuk melawan kemungkinan adanya stigma “mudah terpapar” dengan melakukan aksi-aksi nyata pencegahan. Saat PMI, organisasi/kelompok PMI sudah bergerak, maka tiada lagi alasan stigma-stigma terus dilabelkan. Saat ini, saatnya PMI melawan terorisme dan stigma.
Daftar Rujukan Hamdani, D. (2016, 25 Maret). Pengadilan Seoul Vonis Carsim 8 Bulan, TKI ini Diduga Simpatisan ISIS. Diakses melalui https://www.gatra.com/detail/ news/192710-pengadilan-seoul-vonis-carsim8-bulan-tki-ini-diduga-simpatisan-isis pada 8 November, 2019. Jeko, I.R. (2018, 18 Mei). 1,9 Juta Konten Terorisme Bersarang di Facebook. Diakses melalui https:// www.liputan6.com/tekno/read/3528451/19-jutakonten-terorisme-bersarang-di-facebook pada 20 ovember 2019. Mangkunoto, W.S. (2019, 10 Mei). Twitter Tutup 166.000 Akun Penyebar Konten Terorisme. Diakses melalui https://www.cnbcindonesia.com/ tech/20190510174802-37-71796/twitter-tutup166000-akun-penyebar-konten-terorisme pada 8 November 2019. Aljazeera. (2019, 24 September). Singapore arrests Indonesian domestic workers for ‘funding’ ISIL. Diakses pada 8 November, 2019, melalui pranala https://www.aljazeera.com/news/2019/09/ singapore-detains-indonesian-domestic-workersfunding-isil-190924060952889.html. Tempo. (2019, 25 Maret). Nur Dhania Menyesal Telah Yakinkan Keluarganya ke Suriah. Diakses pada 20 November 2019, melalui pranala https://www. tempo.co/abc/3885/nur-dhania-menyesal-telahyakinkan-keluarganya-ke-suriah
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/08/mengapa-pmiperlu-memahami-ekstremismekekerasan-dan-terorisme/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 13
HIBURAN
MENGENAL DESTINASI WISATA
DI KOTA BANDUNG
Oleh Melinda Damayanti
I
ndonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Saya tidak hendak menceritakan tentang letak geografis dari negara ini karena saya akan mengajak kalian untuk larut dalam cerita mengenai salah satu kota yang indah dan sejuk di Indonesia. Indonesia memiliki kota-kota yang indah dan sangat menarik untuk dikunjungi, salah satunya Kota Bandung. Bandung terletak di pulau Jawa bagian Barat, tepatnya berada di provinsi Jawa Barat. Bandung merupakan kota yang sangat indah dan sejuk karena dikelilingi oleh gunung dan perbukitan. Bagi sobat migran yang ingin mendaki bisa datang ke Bandung untuk sekadar menikmati indahnya alam Bandung dari ketinggian. Salah satu gunung terkenal dan paling banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah gunung Tangkuban Parahu. Sobat migran yang menyukai perairan sekaligus pemandangan alam yang menyejukan mata dapat mengunjungi danau dan air terjun. Di kawasan Ciwidey terdapat danau yang bernama Situ Patenggang. Selain danau yang alami dan luas, danau tersebut juga masih alami dan sejuk. Kamu juga dapat mengunjungi air terjun atau curug seperti curug Cinulang, Panganten, Cimahi dan masih banyak curug lainnya. Curug yang ada di Bandung bukanlah air terjun buatan. Air terjun asli tersebut memiliki aliran yang deras dan sangat jernih. Keadaan di sekitar air terjun juga masih sangat alami. Selain terkenal dengan tempat wisata alami yang menyuguhkan pemandangan indah, Bandung juga terkenal dengan destinasi wisata kekinian. Ada banyak juga tempat wisata kekinian yang dapat dikunjungi, seperti farmhouse di Lembang, Trans Studio Bandung dan masih banyak lainya. Bagi penyuka binatang-binatang juga dapat mengunjungi kebun binatang raya Bandung. 14 | BULETIN SERANTAU EDISI DESEMBER 2019
Pemandangan Kawah Putih di Ciwidey, Bandung. Sumber gambar: Pixabay.com
Bandung juga merupakan kota sejarah sehingga memiliki julukan Bandung Lautan api. Nah, untuk kalian yang ingin tahu mengenai sejarah bisa datang ke tempat-tempat bersejarah di Bandung dapat singgah ke Jalan Asia-Afrika. Di sana kalian dapat mengunjungi museum yang menceritakan sejarah kota Bandung. Jangan lupa juga untuk mengunjungi gedung sate, salah satu gedung yang menjadi ikon kota Bandung. Selain terkenal dengan destinasi wisata, Bandung juga memiliki kebudayaan-kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini, di antaranya adalah angklung, tari jaipong, benjang, calung, wayang golek dan sebagainya. Bagi kalian yang tertarik dengan kebudayaan-kebudayaan di Bandung dapat mengunjungi Saung Mang Udjo. Bandung juga dikenal dengan suku Sunda yang mempunyai karakter ramah, sopan santun, rendah hati, saling menghargai dan saling menyayangi. Bandung juga dikenal sebagai kota dengan makananmakanan yang enak, sehingga jangan khawatir merasa kelaparan di Bandung. Selain rasa enak, makanannya juga unik seperti seblak, surabi, surandil, keripik tempe dan peuyeum. Bandung juga terkenal dengan tempat belanja yang asyik karena harga yang murah dan kualitas yang bagus. Sobat migran, sampai di sini info mengenai kota Bandung, semoga kalian dapat mengunjungi kota Bandung suatu saat nanti.
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/20/mengenaldestinasi-destinasi-wisata-dikota-bandung/
INFO PENTING
Kementerian Sumber Manusia Malaysia Umumkan
Umumkan Kenaikan
Upah Minimum K
ementerian Sumber Manusia, Malaysia, mengumumkan pemberitaan mengenai kenaikan gaji minimum untuk tahun 2020. Kerajaan memutuskan bahwa gaji minimum dinaikkan menjadi RM1.200/bulan (Âą4 juta rupiah) di bandarbandar utama, di bawah 57 Majlis Bandaraya dan Majlis Perbandaran. Gaji minimum selain di wilayah bandar-bandar utama yang ditetapkan dalam keputusan tetap pada RM1.100/ bulan (Âą3,7 juta rupiah). Upah minimum diikuti oleh jam dan hari untuk karyawan yang dibayar berdasarkan upah perjalanan, komisi dan penugasan akan dirinci dalam urutan upah minimum yang baru. Upah minimum ditetapkan pada semua pekerja di sektor swasta kecuali pekerja domestik sebagaimana perintah upah minimum 2018. Upah minimum yang ditetapkan akan dimulai pada 1 Januari 2020 berlaku pada semua majikan di wilayahwilayah yang ditetapkan. Keputusan kerajaan untuk meningkatkan upah minimum bagi para pekerja di beberapa bandar atau kota adalah untuk membantu pekerja di daerah menghadapi tingginya biaya hidup. Tingkat upah minimum akan terus ditinjau untuk memastikan upah tersebut sesuai dengan kebutuhan pekerja saat ini. Hal ini juga sejalan dengan keinginan untuk mencapai upah minimum RM1,500/bulan (Âą5 juta rupiah) selama lima tahun pertama pemerintahan koalisi.
Sumber gambar: Kementerian Sumber Manusia
Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/12/24/ kementerian-sumbermanusia-malaysia-umumkankenaikan-upah-minimum/
EDISI DESEMBER 2019 BULETIN SERANTAU | 15