EDISI AGUSTUS 2020 Buletin KOPI BLITAR merupakan media informasi yang dibuat oleh Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di Blitar sebagai ruang untuk saling belajar dan berbagi informasi antar sesama pekerja migran Indonesia. Informasi versi online bisa diakses di www.buruhmigran.or.id.
▶ Penyerahan bantuan sosial kepada warga terdampak pandemi oleh Pemerintah Desa Gogodeso bekerjasama dengan DPPKBP3A, IPKB, dan KOPI.
LAPORAN UTAMA
Gogodeso Berbagi Bansos untuk Masyarakat Terdampak Pandemi Oleh: Imam Rosyadi
P
emerintah Desa (Pemdes) Gogodeso, Kecamatan Ka n i g o ro, Ka b u p a te n B l i tar, bekerjasama dengan Dinas D in a s Pe n g e n d a l i a n Pe nd u duk, Keluarga Berencana, Pem berdayaan Perempuan dan Per lind ungan Anak (DPPKBP3A),
Ikatan Penyuluh Keluarga Beren cana (IPKB), Kampung KB, dan Komunitas Organisasi Pekerja Mi gran Indonesia (KOPI) Gogode so, membagikan bantuan sosial (Bansos) kepada masyarakat yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19) di Desa Gogodeso.
Penyaluran Bansos yang dilakukan pada Selasa (14/4/2020) ini me rupakan salah satu bentuk kepe dulian Pemdes Gogodeso kepada masyarakat. Acara dimulai dari Kantor Desa Gogodeso dengan ▶ Bersambung ke halaman 3
PENGANTAR REDAKSI
D
alam kondisi pandemi coronavirus disease (Covid-19), diharapkan untuk terus bahu membahu dan bekerjasama. Tidak hanya dalam pencegahan penyebaran virus corona, te tapi juga kondisi sosial dan ekonomi. Berbagai upa ya sudah, sedang, dan akan terus dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, desa, serta seluruh ele men masyarakat. Buletin KOPI Blitar edisi Agustus 2020 menghadirkan sorotan terkait beberapa inisiatif desa, dalam men cegah penyebaran Covid-19 sekaligus membantu warga yang terdampak. Di Desa Gogodeso, pe mer intah desa membagikan bantuan sosial bagi masyarakat rentan. Selain persoalan ekonomi, warga juga bahu membahu dalam menjaga keamanan di desanya.
Namun demikian, di tengah kondisi serba terba tas masyarakat diharapkan tetap produktif di ma sa pademi. Hal ini ditunjukkan oleh aktivitas KOPI Pandanarum yang tetap produktif dengan mem produksi pupuk organik bersama para pemuda. Dari Jatinom, berbagi kabar tentang inisiatif pemerintah desa dan KOPI yang berkolaborasi dalam penyu sunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). Dalam upaya perlindungan dan penanganan kasus PMI, KOPI Jatinom men ye lenggarakan pelatihan dan uji coba Case Manage ment System (CMS) dengan dukungan dari Infest Yogyakarta.
SUSUNAN REDAKSI Penanggungjawab Muhammad Irsyadul Ibad Pemimpin Redaksi Edi Purwanto Tim Redaksi Waluyo, Wanti, Sri Amin, Kristina, Anisa Amalia, Imam Rosyadi, Sulianik, Cindy Dwi Lestari, Fitria, Suparno Tata Letak Azka Maula Alamat Redaksi Infest Yogyakarta Jl. Veteran UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164. Telp./fax 0274-417004
—— BULETIN KOPI BLITAR diterbitkan oleh Komunitas Pekerja Migran Indonesia dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran, INFEST Yogyakarta dengan dukungan AWO International melalui pendanaan dari Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Jerman. Isi, pandangan, dan pernyataan dari terbitan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab KOMI dan INFEST Yogyakarta sebagai partner lokal dan tidak mencerminkan pandangan AWO international dan/ atau BMZ.
Rubrik sosok kali ini menghadirkan dua perempuan inspiratif. Pertama, Pamuji Lestari, sosok kepala dusun perempuan satu-satunya di Desa Gogodeso yang peduli terhadap isu Pekerja Migran Indonesia (PMI) serta kesejahteraan warganya. Kedua, sosok Supingatin, purna PMI dari Desa Jatinom yang me rintis usaha kelontong dan warung ikan bakar ber sama suaminya. Akhir kata, redaksi mengucapkan terima kasih ke pada seluruh tim penulis yang turut berbagi kabar, informasi, dan pembelajaran. Selamat membaca.
2
⦁
Buletin KOPI Blitar | Edisi Agustus 2020
Siapapun bisa mengutip, menyalin dan menye barluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.
LAPORAN UTAMA pemberian bantuan secara simbolis. Dilanjutkan dengan berkeliling desa untuk mendatangi rumah para penerima Bansos yang sudah terdata. Pelaksanaan pemberian Bansos ini dikawal ketat oleh Babinsa dan Polsek Kanigoro. Dengan mengendarai mobil Dinas PPKBP3A, IPKB, dan mobil operasional desa, para petugas menyosialisasikan kepada ma syarakat tentang bahayanya virus corona. Mereka juga menyerukan kepada masyarakat agar selalu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat. Penerima manfaat Bansos merupakan seluruh ka der Kampung KB, Lansia, dan masyarakat yang ku rang mampu di Gogodeso. Proses pemberian ban tuan dimulai dari Dusun Ngafe, Serut, Dogong, dan terakhir Dusun Gogodeso. Dalam kesempatan ter sebut, rombongan juga menyempatkan berk un jung ke Sekretariat Kampung KB, yang bertempat di rumah Pamuji, Kepala Dusun (Kasun) Gogodeso. Pada kesempatan yang sama, turut hadir perwakilan dari Dinas PPKBP3A dan IPKB Kabupaten Blitar,
Kades Suwanda Aribawa, dan sejumlah Kader KAM PUNG KB se-Desa Gogodeso. Menurut Rosiyah, salah satu pegiat Kampung KB Gogodeso, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah membantu meringankan beban warga terdampak Covid-19 di Gogodeso. “Di sini saya sebagai wakil dari teman-teman Kam pung KB Gogodeso, mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini, karena tanpa adanya kerja sama yang baik, tidak mungkin acara ini bisa terlaksana. Dan semoga niat baik kita bersama, menjadi amal di dunia dan amal di akhirat, amiiin, amiiin, amiiin, ya robbal ‘alamin,” ungkap Rosyidah. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/04/25/gogodeso-berbagi-melaluibansos-khusus-masyarakat-terdampakpandemi/
KABAR GOGODESO
Perlindungan Ekstra Bagi Keamanan Warga Gogodeso di Masa Pandemi Oleh: Annisa Amalia
A
“
was ada maling!” Itulah kalimat yang meng gamb arkan kekhawatiran mas yar ak at, khususnya warga Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar di tengah pand emi Covid-19. Bagi masyarakat, selain persoalan ke sehatan, pandemi Covid-19 juga berdampak pada segi perekonomian dan keamanan. Untuk mengantisipasi persoalan keamanan, pe merintah Desa (Pemdes) Gogodeso bersama-sa ma masyarakat mengadakan giliran jaga malam di lingkungan masing-masing. Sejumlah pos kam ling didirikan dan semua warga dilibatkan unt uk menjaga keamanan lingkungan. Termasuk ada nya pemasangan portal di gang-gang dusun. Tu
▶ Warga Gogodeso rutin berjaga malam di masa pandemi.
juan pemasangan portal ini untuk memantau keluar masuknya orang-orang dari luar daerah. Setiap orang yang melintas lewat pukul 22:00 WIB, diwajibkan melapor dan menunjukkan kartu identitas diri seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau yang lainnya. Peran Pemdes Diuji Dalam situasi pandemi, peran Pemdes juga semakin diuji. Intensitas pelayanan kepada masyarakat pun Edisi Agustus 2020 | Buletin KOPI Blitar
⦁
3
KABAR GOGODESO semakin ditingkatkan. Seperti yang dilakukan oleh Kepala Dusun (Kasun) Ngafe Gogodeso, Slamet Riyadi. Setiap malam, Slamet selalu berkeliling untuk mengecek kondisi di masing-masing pos kamling. Dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu siaga. “Sebetulnya banyak hikmah yang bisa kita petik di balik musibah ini, salah satunya ialah dengan diadakannya jaga malam. Kita bisa bersosialisasi dengan teman atau tetangga. Kita juga bisa me ngenal satu dengan lainya,” ungkap Slamet kepada tim redaksi KOPI Gogodeso, saat berkunjung di Pos Kamling 4 di Jalan Ontoseno sekitar jam 23:00 WIB, pada Jumat (4/6/20)
ketika ada hal-hal yang mencurigakan dan sean dainya terjadi sesuatu, jangan sampai main hakim sendiri. “Negara kita adalah negara hukum, serahkan se mua pada pihak yang berwajib, biar mereka yang menangani,” tegasnya. Harapannya, musibah pandemi ini segera berlalu. Memang hanya Tuhan yang tahu, manusia hanya berdoa dan berusaha. Semoga pandemi segera berlalu, perekonomian segera membaik serta akti vitas segera normal seperti sedia kala tanpa keta kutan dan rasa khawatir. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/06/04/pelindungan-ekstrabagi-keamanan-warga-gogodeso-di-masapandemi/
Slamet menambahkan, hal terpenting ialah tetap menjaga persatuan dan kesatuan, saling berbagi kabar antara satu pos ke pos yang lain. Sehingga,
SOSOK GOGODESO
Pamuji Lestari: Kasun Perempuan Peduli Isu Pekerja Migran Oleh: Annisa Amalia
P
amuji Lestari (52) merupakan satu-satunya Kepala Dusun (Kasun) perempuan di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Perempuan yang akrab disapa Pamuji ini tidak hanya dikenal ulet dan kreatif, namun juga peduli pada isu pekerja migran Indonesia (PMI) di Gogodeso. Pamuji juga aktif sebagai salah satu anggota Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KO PI) Gogodeso.
▶ Pamuji Lestari, Kepala Dusun perempuan yang peduli isu pekerja migran.
4
⦁
Buletin KOPI Blitar | Edisi Agustus 2020
Pamuji sudah mengabdikan dirinya sebagai Kasun selama 17 tahun, tepatnya sejak tahun 2003. Selain mengabdikan diri sebagai Kasun, Pamuji juga aktif sebagai pegiat Kampung Keluarga Berencana (KB), Sekolah Perempuan, dan Senam Lansia. Beragam ide kreatifnya untuk kemajuan desa telah men dapatkan apresiasi dari warga Gogodeso. Dia juga termasuk Kasun yang dikenal apresiatif dalam men dukung semua kegiatan yang ada di desa, termasuk kegiatan terkait isu pekerja migran dan keluarga PMI yang diadakan oleh KOPI.
SOSOK GOGODESO Sebagai satu-satunya Kasun perempuan di Gogo deso, kiprah Pamuji di masyarakat tidak perlu di ragukan lagi. Kepala Dusun merupakan salah sa tu jabatan struktural di pemerintahan desa yang jarang diisi perempuan. Hal itu disebabkan minim nya keterwakilan perempuan yang dinilai memiliki kapasitas, maupun minimnya perempuan yang me miliki pengaruh kuat dibandingkan laki-laki. “Sebenarnya, banyak tantangan yang dihadapi selama menjabat sebagai kasun. Namun, yang di had api kan warga sendiri. Jadi tetap perlakukan mereka dengan santai, hargai mereka dan pastikan mereka juga nyaman dengan saya,” ungkap Pamuji. Kiprah Pamuji sebagai salah satu kasun di desa tidak terlepas dari dukungan keluarga, termasuk suaminya dan kedua anaknya. Suaminya, Suyitno, merupakan seorang pensiunan guru. Ia sangat mendukung semua kegiatan yang dilakukan oleh Pamuji di luar rumah.
“Sejak awal mendaftar sebagai kasun, saya sudah bertekad mengabdikan diri untuk membangun De sa Gogodeso tercinta. Walau banyak rintangan, namun itu adalah sebuah penyemangat agar bisa lebih maju. Karena itu sudah menjadi tekad saya yaitu melihat masyarakat Gogodeso bisa hidup damai dan sejahtera,” jelas Pamuji ketika ditemui di rumahnya oleh tim redaksi Buletin KOPI, Minggu (19/04/20). Pamuji juga menegaskan bahwa apapun yang ter jadi, dia akan terus berjuang demi kemajuan desa. Harapannya, semua masyarakat Gogodeso bisa hi dup dengan rukun, saling membantu, dan bersamasama membangun Desa Gogodeso agar lebih maju. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/04/25/pamuji-lestari-kasunperempuan-peduli-isu-pekerja-migran/
KABAR JATINOM
Perkuat Penanganan Kasus PMI, KOPI Jatinom Adakan Pelatihan dan Uji Coba CMS Oleh: Suparno
K
omunitas Pekerja Migran (KOPI) Desa Jatinom, semakin semangat dalam bergiat dan berbe nah diri. Untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam melakukan advokasi pekerja migran Indonesia (PMI), KOPI Desa Jatinom, Kecamatan Kani goro, Kabupaten Blitar, menggelar Pelatihan dan Uji Coba Case Management System (CMS). Pelatihan yang dilaksanakan pada Minggu (22/09/2019) ini ber tempat di Aula Kantor Desa Jatinom. Pelatihan uji coba CMS diikuti oleh 15 orang yang terdiri dari pengurus dan pegiat KOPI Desa Jatinom, perangkat desa, serta kader Desa Jatinom. Rang
kaian pelatihan dipandu oleh Nisrina Muthahari (30) dari Infest Yogyakarta. Semua peserta sangat antusias dan penuh semangat. Melalui kegiatan ini banyak hal dan pengetahuan baru yang diterima. Terwujudnya pelatihan tersebut bermula dari dis kusi internal pengurus dan pegiat KOPI Jatinom terkait bagaimana meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemangku kepentingan di Desa Jati nom dalam upaya penanganan kasus PMI. Pelatihan CMS diharapkan menjadi media pembelajaran agar penanganan kasus menjadi lebih sistematis, terarah dan terkendali. Bak gayung bersambut, ternyata Infest Yogyakarta juga merencanakan pelatihan dan uji coba CMS di tiga KOPI Blitar yaitu Pandanarum, Gogodeso dan Jatinom. Dalam paparannya, Nisrina menyampaikan bahwa dengan adanya CMS, setiap kasus yang diunggah dalam sistem akan dibaca oleh seluruh pegiat per lindungan PMI seperti SBMI, Migran Aid, Migran Institute, Infest Yogyakarta, KOPI di berbagai dae rah, serta dan berbagai organisasi yang fokus pada penanganan kasus PMI. Sehingga, dalam upaya penyelesaian kasus PMI, akan mendapatkan banyak masukan dan dukungan. Edisi Agustus 2020 | Buletin KOPI Blitar
⦁
5
KABAR JATINOM
▶ Pegiat KOPI, perangkat, dan kader Desa Jatinom usai mengikuti pelatihan dan uji coba Case Management System (CMS).
Salah satu peserta, Bapak Mas run (53) yang juga Sekretaris De sa Jatinom, menyampaikan per masalahan kasus PMI yang terjadi di desanya, “Setelah mempelajari dan menelaah lebih jauh, ternyata kasus PMI ini sangat banyak dan bervariatif. Salah satu contoh yang akhir-akhir ini kami hadapi selaku Pemerintah Desa Jatinom ialah kasus pinjam paspor orang lain untuk digadaikan. Ketika pas por tersebut akan digunakan un tuk pulang ke Indonesia ternyata masih dipegang penerima jamin an. Akhirnya pemilik paspor tidak bisa pulang.” Kasus-kasus yang Dialami PMI dan Tahapan Penanganannya Pada sesi diskusi identifikasi dan rencana advokasi penanganan kasus terungkap bahwa banyak sekali kasus-kasus yang menim pa PMI, antara lain: 1. Pemalsuan dokumen; 2. Penempatan kerja PMI tidak sesuai kontrak kerja; 3. Pemberian gaji tidak tepat waktu; 4. Pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak; 6
⦁
Buletin KOPI Blitar | Edisi Agustus 2020
5. Mendapat kekerasan fisik dan verbal; 6. Mendapat fasilitas tidak layak (makanan, tempat tinggal, dll); 7. Mendapat perlakuan tidak manusiawi; 8. Jam kerja di atas jam kerja normal (overtime); 9. Pemberian gaji dibawah standar (under pay). Menghadapi berbagai masalah di atas, tahapan penanganan yang perlu dilakukan oleh KOPI dan pegiat advokasi PMI, antara lain: 1. Mencari tahu permasalahan yang sebenarnya; 2. Melapor ke Disnaker; 3. Melakukan proses penanganan kasus dengan metodologi sebagai berikut: 3.1. Membuat Surat Kuasa dari korban atau keluarga korban kepada paralegal atau pengurus KOPI; 3.2. Wawancara dengan korban; 3.3. Identifikasi alat bukti / data (paspor, kwitansi, kontrak kerja, dll) 3.4. Identifikasi kasus; 3.5. Kronologi kasus;
3.6. Identifikasi pelanggaran; 3.7. Proses pelaporan ke pihak terkait; 3.8. Rencana tindak lanjut; 3.9. Penanganan. Adapun metodologi proses pe nanganan kasus adalah dengan menggunakan pendekatan prin sip jurnalistik 5W + 1 H dengan penjelasan sebagai berikut: 1. WHAT (APA): untuk menggali tentang kasus apa yang terjadi; 2. WHO (SIAPA): untuk memperoleh keterangan siapa yang menjadi korban dan siapa pelakunya; 3. WHERE (DIMANA): untuk mendapatkan informasi tentang dimana kejadian berlangsung dan tempattempat kejadian lain yang terkait dengan kasus; 4. WHEN (KAPAN): untuk mendapatkan jawaban tentang waktu-waktu kejadian dan kronologi/rentetan kejadian dari awal, sedang, dan setelahnya; 5. WHY (MENGAPA): untuk menggali informasi sedalamdalamnya dan seluas-luasnya
KABAR JATINOM mengapa kasus itu dapat terjadi; 6. HOW (BAGAIMANA): untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana kasus bisa terjadi, gambaran kasus secara utuhnya bagaimana. Menemukan Hal Baru dan Makin Paham “Dari kegiatan ini saya men e mukan hal-hal baru terkait masa lah Pekerja Migran Indonesia, ter utama permasalahan yang timbul di dalamnya. Sungguh hal terse but di luar yang saya bayang
kan selama ini,” ungkap Yudha Prastya Adi (43), pegiat KOPI dan kader Desa Jatinom saat meng ungkapkan kesannya di akhir ke giatan. “KOPI Desa Jatinom sebenarnya sudah bergerak melakukan ad vokasi terhadap PMI yang ber masalah, misalnya Kasus Dwi Utari yang mempunyai kasus pe malsuan umur dan dokumennya ditahan oleh PJTKI. Dia akan dile pas apabila bersedia membayar kepada agen PJTKI sebagai ganti rugi. Setelah kami lakukan pen anganan, akhirnya alhamdulillah
Dwi Utari mend apatkan doku mennya tanpa biaya sepeserpun. Hal tersebut kami lakukan tanpa tekn is seperti yang dipaparkan dalam pelatihan ini. Alhamdulillah pelatihan ini membuat kami se makin paham tata cara menan gani kasus,” tutur Waluyo (49), Ketua KOPI Jatinom. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/06/25/ kopi-jatinom-perkuatpenanganan-kasus-pmimelalui-pelatihan-danuji-coba-cms/
KOPI Jatinom Rumuskan RPJMDesa Bersama Pemdes Oleh: Suparno
T
ahun 2019 merupakan ta hun politik yang sangat menyita waktu dan perha tian masyarakat Indonesia. Pada tahun tersebut, tepatnya 17 April 2019 telah dilaksanakan pemili han Legislatif, Presiden dan Wakil Presiden Indonesia secara lang sung. Demikian halnya di Desa Jatinom, tahun 2019 merupakan tahun politik. Pemilihan kepala
▶ Pegiat KOPI Desa Jatinom berembug penyelenggaraan sensus sebagai sarana penggalian data untuk bahan perumusan RPJMDesa.
desa juga digelar di tahun yang sama, tepatnya pada 15 Oktober 2019. Di Desa Jatinom, peristiwa politik itu mempunyai arti pent ing dan strategis. Sebab, setelah pemilihan kepala desa maka akan segera dirumuskan Rencana Pem bangunan Jangka Menengah De sa (RPJMDesa) baru untuk masa 6 (enam) tahun ke depan.
KOPI Jatinom sebagai salah satu bagian dari kader Desa Jatinom berinisiatif terlibat dalam proses perancangan dan perencanaan apresiatif desa yang berbasis pad a data hasil sensus di Desa Jatinom. Untuk mempersiapkan inisiatif tersebut, KOPI Jatinom mengikuti “Diskusi Lintas Aktor untuk Harmonisasi Perencanaan Pembangunan Desa Berdasar Edisi Agustus 2020 | Buletin KOPI Blitar
⦁
7
di Desa Jatinom sebagai bahan untuk perumusan RPJMDesa.
kan Undang-undang Desa” pada Sabtu-Minggu (23-24/11/2019), di Puri Perdana Hotel & Conven tion Blitar. Kegiatan diskusi ini digelar oleh Infest Yogyakarta dengan mengundang unsur Ko munitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI), pemerintah desa (Pem des), lembaga desa serta BPD dari Desa Pandanarum, Desa Go godeso, dan Desa Jatinom. Menurut Waluyo (49), Ketua KOPI Jatinom, penyusunan RPJMDesa yang berbasis data hasil sensus ini sangat penting bagi desa. “Melalui RPJMDesa, akan muncul gambaran yang sesungguhnya perihal potensi desa, kekuatan dan juga tantangan yang timbul. Walaupun kegiatan ini didampin gi Tim Infest Yogyakarta, akan tetapi baik Infest maupun KOPI khususnya tidak mempunyai mi si-misi lain selain berusaha ber peran aktif dalam merumuskan RPJMDesa 2019-2025 Desa Jati nom,” jelas Waluyo. Pelaksanaan diskusi mendapat sambutan positif dari para peser ta. “Diskusi ini saya lihat sangat penting dan dapat menambah wawasan bagi anggota BPD,” ka ta Adib Junaidi (47) salah satu anggota BPD Desa Jatinom di ha ri pertama diskusi.
8
⦁
Buletin KOPI Blitar | Edisi Agustus 2020
Senada dengan Adib Junaidi, Nar iy anto De Vries (47) salah satu anggota BPD Desa Jatinom masa bakti 2019-2025, meman dang diskusi lintas aktor tersebut mengandung muatan yang sangat penting bagi anggota BPD. Me nurutnya, dengan adanya diskusi tersebut maka tahapan dan tata cara perumusan Anggaran Pen dapatan dan Belanja Desa (APB Desa) yang bertumpu pada RPJM Desa menjadi lebih jelas. Tindak Lanjut Pelatihan Menindaklanjuti Diskusi Lintas Aktor tersebut, KOPI Jatinom pa da Jum’at (6/12/2019) berembug di Rumah Ibu Siti Nur Fatimah (37) RT 3 RW 2 Dusun Nglaos Desa Jatinom untuk menentukan langkah-langkah yang tepat da lam melakukan tahapan Sensus di Desa Jatinom sebagai sarana penggalian data untuk menjadi bahan perumusan RPJMDesa. Rembug pada malam hari terse but dihadiri oleh Waluyo (Ketua KOPI Jatinom), Masrun (Sek retaris Desa), Siti Nur Fatimah (Bendahara KOPI), serta pegiat KOPI Jatinom lainnya Sundoko, Yessika dan penulis sendiri. Waluyo menjelaskan maksud dan tujuan rembug malam hari terse but untuk evaluasi kegiatan KOPI dan tindak lanjut rencana Sensus
Menanggapi maksud dan tu juan rembug tersebut Masrun (53), Sek retaris Desa Jatinom, menyamp aikan bahwa kegiatan KOPI ini selaras dengan program pemerintah Desa Jatinom. “Be berapa waktu yang lalu sebelum KOPI berdiri di Desa Jatinom, saya berangan-angan untuk memben tuk wadah bagi para mantan TKI yang nanti bisa dilakukan kegiat an pemberdayaan terhadap me reka. Kegiatan pemberdayaan ini terutama adalah pemanfaatan ha sil kerja untuk diarahkan ke halhal yang produktif dan tidak kon sumtif,” jelas Masrun. “Anggaran kegiatan sensus atau penggalian data, dari konfirmasi yang telah saya lakukan kepada Kepala Desa definitif telah diang garkan dalam PAK (Perubahan Anggaran Keuangan) APBDesa ta hun 2019, tinggal eksekusi pelak sanaannya saja,” ungkap Waluyo. Dalam pertemuan tersebut, pe nulis ikut mengusulkan menge nai perlunya segera dibuat lang kah-langkah yang jelas untuk menindaklanjuti hasil Diskusi Lin tas Aktor. Pertama, koordinasi de ngan kepala desa terpilih perihal rencana mengadakan bimbingan teknis terhadap tim sensus atau penggali data. Kedua, pelaksana an bimbingan teknisnya. Ketiga, tahapan pelaksanaan sensus atau penggalian data. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/06/29/ kopi-jatinom-rumuskanrpjmdesa-bersamapemdes/
SOSOK DESA JATINOM
Supingatin: Purna PMI Penjual Ikan Bakar dan Usaha Warung Kelontong Oleh: Suparno
M
a l a m M i n g g u ( 5 / 1 2 / 2019) masih men un jukkan pukul 19.30 WIB. Saat itu rintik hujan Bulan Desem ber masih setia menyiram Desa Jatinom. Di ujung utara desa, asap yang mengepul disibak angin dan menghantarkan aroma menggo da. Sumber aroma berasal dari sebuah warung ikan bakar yang berada tepat di bawah gapura ma suk desa. Kebetulan, saat saya berkunjung, warung sedang tidak begitu ramai pembeli. Di samping warung terdapat kios dengan jendela kaca berukuran 3 x 4 meter. Di dalamnya tersaji barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti sabun, pasta gigi, beras, mie instan, hingga jajanan anak-anak dan aneka kebutuhan rumah tangga lainnya. Bangun Usaha Bersama Suami Warung ikan bakar dan kios kelon tong tersebut milik Supingatin (50), seorang purna pekerja mi gran Indonesia (PMI) di Arab Sau di dan Taiwan. Sosok yang akrab disapa Lik Ngatin ini merintis us aha bersama suaminya, Muham mad Saekoni (53). Usaha warung ikan bakar dan toko kelontong su dah dimulai beberapa tahun lalu. Warung ikan bakar tersebut diberi nama “Laros”, kepanjangan dari “Lare Osing” untuk menunjukkan identitas Saekoni yang berasal da ri Banyuwangi. Warung ikan bakar “Laros” tidak pernah sepi pembeli. Bahkan
▶ Supingatin, purna PMI mengaku nyaman membuka usaha sendiri karena lebih dekat dengan keluarga.
pembelinya tidak hanya warga se kitar desa namun banyak warga luar kota yang sudah menjadi pel anggan tetap. Hal tersebut tidak mengherankan, sebab war ung berada di lokasi strategis yaitu di pinggir jalan poros pintas MalangBlitar-Tulungagung. Selain itu, “Laros” juga memanjakan pembeli dengan beraneka jenis ikan laut seperti baronang, tongkol, cumi, barakuda dan lain-lain. “Ikan kami bakar dalam kondisi segar. Kami jual per kilo dengan murah meriah, hanya tambah ong kos bakar, nasi dan minumannya,” ujar Lik Ngatin membuka obrolan malam itu. Cerita Lik Ngatin pun mengalir be gitu saja. Dari cerita keluarga, awal
mula merintis usaha hingga pen galaman sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi dan Taiwan. Di Arab Saudi, Lik Ngatin pernah bekerja dua tahun semen tara di Taiwan selama enam tahun. Namun demikian, bagi Lik Ngatin, bekerja di rumah atau di tanah air lebih enak karena bisa berkum pul dengan keluarga, saudara, te tangga serta suasana yang sesuai dengan jati dirinya sebagai orang Indonesia. “Latar belakang saya dulu bekerja di luar negeri adalah untuk mengu bah nasib ekonomi dan masa de pan keluarga kami. Alhamdulillah hasil kerja di luar negeri dapat saya gunakan untuk membangun rumah dan menyekolahkan anak,” ujar ibu dari anak semata wayang ini. Edisi Agustus 2020 | Buletin KOPI Blitar
⦁
9
SOSOK DESA JATINOM Menabung Sejak Bekerja di Arab Saudi Tahun 1995 Supingatin bekerja di luar negeri untuk pertama kalinya sebagai pe kerja rumah tangga (PRT) pada salah satu keluarga di Madinah, Arab Saudi pada tahun 1995. Ke mudian, tahun 1997, ia kembali ke Indonesia dengan membawa uang Rp 9.000.000. “Selama 2 tahun bekerja di sana, saya berkesempatan melaksana kan ibadah haji sekali dan ibadah umroh sembilan kali,” cerita Lik Ngatin mengenang kesempatan langka itu. Beberapa bulan tinggal di Indo nesia, Supingatin kembali memu tuskan untuk bekerja keluar neg eri dengan tujuan Taiwan. Taiwan dipilih karena menurutnya peng hasilan gaji lebih bagus daripada di Arab Saudi. Setelah beberapa bulan melengkapi persyaratan dan menunggu, tahun 1998 Supingatin berangkat ke Taiwan dan bekerja di sebuah keluarga dengan jumlah 12 jiwa. Tugasnya merawat orang tua. Supingatin mengalami pengala man lucu tapi cukup miris ketika bekerja di Taiwan. “Orang tua yang saya rawat itu pernah meminta saya untuk menciumnya sambil menunjukkan jumlah uang tabun gannya. Kalau saya mau dicium saya akan diberi sejumlah uang di tabungannya itu. Namun hal terse but saya tolak dengan halus,” cer ita Lik Ngatin. Di luar pengalaman lucu tersebut, Supingatin mendapat perlakuan yang sangat baik. Makan dan isti rahat pun tercukupi. Gaji yang ia terima dari keluarga itu 18 ribu dolar Taiwan per-bulan atau seki tar lima juta rupiah saat itu. Alhas 10
⦁
Buletin KOPI Blitar | Edisi Agustus 2020
il, selama bekerja di sana, ia bisa menabung dengan jumlah cukup besar. Saat memutuskan pulang ke Indonesia keluarga tersebut mem berikan pesangon dan tabungan senilai 30 juta rupiah. Pernah Bekerja di Taiwan Ada cerita menarik di balik pem berian pesangon dan tabungan tersebut yakni saat majikannya memberikan secara tunai di hada pan pegawai agen PJTKI di Taiwan. Tanpa diduga, agen PJTKI terse but membujuknya untuk menitip kan uang tersebut agar tidak dirampok di perjalanan. Tetapi Su pingatin menolak bujukan itu. Ia bersikukuh membawa uang sege pok itu sendiri dan menyimpannya di balik celana dalam. Ia berjalan sekitar dua kilometer menuju ke bank untuk menukarkannya den gan dolar Amerika. Di tengah perjalanan, ia bertemu seorang polisi Taiwan dan men gantarkannya ke bank. Akhirn ya, gepokan uang pesangon dan tabungan itu bisa ditukar dengan jumlah lembaran yang lebih sedikit sehingga tidak terlalu mencolok. “Alhamdulillah di Taiwan saya mendapat majikan yang cukup baik. Karena ada beberapa cerita dari teman-teman sesama PMI di Taiwan yang mendapat perlakuan tidak manusiawi dari majikan, mu lai makanan hingga kebebasan bersosialisasi yang terbatas. Bah kan ada PMI yang mendapat jatah makanan terakhir setelah majikan memberi makan anjingnya yang berjumlah tujuh ekor,” cerita Lik Ngatin menerawang ke peristiwa belasan tahun silam. Uang hasil bekerja di Arab Sau di dan Taiwan ia gunakan untuk
▶ Saekoni, suami Supingatin, sedang membakar ikan laut di warungnya.
membangun rumah dan modal usaha. Namun tidak semua usa hanya berjalan lancar. Sebelum membuka warung ikan bakar dan kios kelontong ia terlebih dahulu membeli speedboat senilai 30 juta rupiah untuk mencari ikan di laut, mengingat latar belakang suamin ya sebagai nelayan. Namun usa ha ini gagal dan speedboat dijual. Hingga akhirnya mereka merintis usaha jual ikan bakar “Laros” dan kios kelontong hingga sekarang. Malam itu, hingga kami pamit pu lang kepulan asap disapu angin menyebarkan aroma ikan bakar masih menggoda. Warung ikan bakar “Laros” memang menjadi berkah bagi Lik Ngatin sekeluarga. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/04/29/ supingatin-purna-pmipenjual-ikan-bakardan-usaha-warungkelontong/
KABAR PANDANARUM
▶ Warga Pandanarum melakukan penyemprotan desinfektan untuk mencegah penularan Covid-19.
KOPI Pandanarum Produktif di Tengah Pandemi Oleh: Sri Amin
P
andemi Covid-19 yang mendera seluruh dunia sangat berdampak pada kehidupan masyar akat, termasuk di Desa Pandanarum, Kecama tan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Meskipun lokasinya jauh di pinggir hutan, Desa Pandanarum juga ikut terdampak. Menurut Koordinator KOPI, Sudarmo, sejak pandemi warga di desa mulai resah karena semua aktivitas dibatasi untuk menghindari tertular virus corona, termasuk layanan administrasi di kantor desa. Namun demikian, upaya-upaya lain untuk mencegah penu laran Covid-19 tetap dilakukan seperti sosialisasi kebersihan hingga penyemprotan desinfektan. “Pemerintah desa hadir untuk memutus rantai pe nularan Covid-19, yaitu dengan mendirikan pos rel awan Covid-19, membuat ruang isolasi, sosialisasi tentang kebersihan dan membiasakan hidup bersih, serta membagikan desinfektan bagi setiap RT untuk penyemprotan di lingkungan masing masing,” ungkap Sudarmo saat ditemui Tim Redaksi KOPI pada Minggu (17/5/2020).
Membantu Pemdes hingga Membuat Pupuk Organik Dalam pelaksanaan serangkaian kegiatan pemerintah selama pandemi, Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) juga turut andil membantu Pemdes. Beberapa diantaranya dengan membantu proses penyempro tan di lingkungan masing-masing. KOPI juga tetap berusaha untuk berkarya dengan pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing. KOPI bekerjasama den gan sahabat pemuda pemudi di desa untuk menanam dan menggali kreativitas lainnya. Selain mengurangi efek bau dari kotoran kambing, pengolahan pupuk organik juga bermanfaat bagi al ternatif penghasilan warga. Selain itu, pupuk organik juga akan didistribusikan kepada petani untuk peng ganti pupuk kimia sintetis. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/06/29/kreativitas-kopi-pandanar um-di-tengah-pandemi/
Edisi Agustus 2020 | Buletin KOPI Blitar
⦁
11
KABAR PANDANARUM
PMI Malaysia Serba Kekurangan Saat Pandemi Oleh: Wanti
sangat khawatir anaknya di sana akan kelaparan. Kendati demiki an, JR tetap memilih bertahan di Malaysia. “Saya belum bisa pulang, karena permit baru sambung dan belum lunas hutang saya masih banyak. Saya juga tidak bisa mengirim uang untuk kebutuhan anak, karena su dah tidak ada uang lagi,” ungkap JR.
▶ Sumber: pexels.com
D
ampak pandemi Covid-19 mulai dirasakan oleh para pekerja migran Indonesia (PMI), terutama PMI di Malaysia yang bekerja di sektor infrastruk tur. Sejak penerapan lockdown di Malaysia, mereka tidak boleh bek erja selama lebih dari satu bulan. Selama diberlakukannya kebijakan lockdown di Malaysia, ruang gerak PMI di Malaysia semakin terbat as. Seperti yang dirasakan oleh JR (27), salah satu PMI di Malaysia asal Desa Pandanarum, Kecama tan Sutojayan, Kabupaten Blitar. Saat dihubungi oleh keluarganya pada Menurut JR, pemerintah In donesia hanya memberi bantuan sembako dua kali selama karantina wilayah diberlakukan di Malaysia. “Dapat sembako beras, mie ins tan, telur dan minyak sebanyak dua kali. Uang kami habis dan
unt uk makan kami ngutang di kantin nanti kalau sudah bekerja kami bayar,” ungkap JR saat di wawancarai Tim Redaksi Buletin KOPI Pandanarum pada Minggu (3/5/2020), melalui komunikasi pesan WhatsApp (WA). Selain ngutang di kantin dan sem bako, JR dan teman-teman men cari apa pun yang bisa dimakan di kebun seperti singkong, kangkung dan ikan di sungai. JR sendiri saat ini sudah dua tahun lebih menja di PMI di Malaysia. Baru-baru ini, JR melakukan perpanjangan ijin kerja (sambung permit) dan pem bayarannya pun belum lunas. Pantang Pulang Kampung Kondisi JR di Malaysia juga sudah diketahui keluarganya. Menurut SM (47), ibu JR, JR sudah dimin ta segera pulang karena ibunya
JR juga menjelaskan bahwa selama lockdown, dia dan teman-temannya tidak mempunyai penghasilan. Se hingga, pada umumnya mereka ti dak bisa mengirimkan uang ke ke luarga di kampung. Sementara di desa, warga tetap mendapatkan bantuan sembako, bantuan lang sung tunai (BLT), program keluarga harapan (PKH) dan lain lainnya. Keluarga PMI di desa pada umum nya memiliki rumah yang layak atau terlihat mampu. Sementara kriteria penerima bantuan sosial (Bansos) ialah rumah tangga miskin yang dilihat dari kondisi rumahnya. Seh ingga, biasanya ketika ada Bansos, keluarga PMI tidak pernah tersen tuh, termasuk keluarga dari PMI Malaysia yang sangat terdampak dari pandemi Covid-19. Padahal mereka sama-sama tidak mempu nyai penghasilan. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/04/29/ pmi-malaysia-serbakekurangan-saatpandemi/