Buletin KOPI Blitar Edisi Desember 2020

Page 1

EDISI DESEMBER 2020 Buletin KOPI BLITAR merupakan media informasi yang dibuat oleh Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di Blitar sebagai ruang untuk saling belajar dan berbagi informasi antar sesama pekerja migran Indonesia. Informasi versi online bisa diakses di www.buruhmigran.or.id.

LAPORAN UTAMA

▶ Workshop penyusunan SOP Pelindungan PMI di Kabupaten Blitar. (Foto: Infest Yogyakarta)

Tiga Desa di Blitar Ikuti Workshop Penyusunan SOP Pelindungan Pekerja Migran Oleh: Nisrina Muthahari

Yayasan Lembaga Kajian Pengem­ bangan Pendidikan, Sosial, Aga­ ma, dan Kebudayaan (Infest) Yogyakarta menyelenggarakan Work­s hop Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pe­ lindungan Pekerja Migran Indone­ sia (PMI) di Kabupaten Blitar, pada Senin dan Selasa (30 November – 1 Desember 2020). Workshop ini diikuti oleh tiga perwakilan pemer­ intah desa, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Desa (DPMD), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), perwakilan tiga pemerintah desa dan Komunitas Pekerja Migran In­ donesia (KOPI) Kabupaten Blitar. Workshop penyusunan SOP Pe­ lindungan PMI ini bertujuan un­ tuk mendorong terselenggaranya mekanisme penyelesaian kasus, pelayanan administrasi, pember­ dayaan, serta mekanisme penda­ taan pekerja migran di le­vel desa.

SOP ini berguna untuk mener­ jemahkan Peraturan Desa (Per­ des) yang sedang dibahas di tiga desa di Kabupaten Blitar, yakni Desa Gogodeso, Jatinom, dan Pandanarum. Roni Arif Satriawan, Kepala Bidang Ekonomi Bappeda, Kabupaten Bli­ tar, di dalam pengantarnya meny­ inggung mengenai pentingnya ▶ Bersambung ke halaman 3


PENGANTAR REDAKSI

P

erjalanan pembelajaran pelindungan pekerja migran dari desa yang dilaksanakan oleh Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (Infest) Yogyakarta dan Pemerintah Kabupat­ en Blitar sudah berjalan hampir tiga tahun. Banyak catatan pembelajaran yang telah dihasilkan, baik berupa kegagalan maupun keberhasilan. Dalam hal pengorganisasian, Infest Yogyakarta bersama para purna pekerja migran telah membentuk Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) di tiga desa, yakni Jatinom, Pandanarum dan Gogodeso. KOPI di tiga desa telah menjadi salah satu rujukan para pekerja migran yang sedang men­ galami masalah, mulai dari penahanan dokumen, penipuan calo, pembebanan biaya berlebih dan lain sebagainya. Selain itu, KOPI di ketiga desa ini juga menjadi tempat belajar purna pekerja migran, keluarga dan kelompok peduli di desa. KOPI juga terus mendorong kebijakan-kebijakan di level desa agar lebih memprioritaskan kelompok rentan di desa, salah satunya pekerja migran. Melalui perencanaan apresiatif desa, KOPI mendorong pemerintah desa agar memberikan ruang penganggaran dan pemberdayaan kepada kelompok rentan yang ada di desa. Upaya itu diwujudkan dengan pelibatan KOPI dalam penyusunan peraturan desa tentang pelind­ ungan pekerja migran dan standar operasional prosedur pelayanan di desa.

Kepedulian pemerintah desa dan kabupaten dalam pelind­ ungan pekerja migran memang masih menjadi catatan di Kabupaten Blitar. Namun ini tidak menjadikan KOPI patah arang. KOPI terus berbenah dan belajar pada hal baru guna menguatkan hak-hak pekerja migran dan keluarganya di desa. Ragam cara dilakukan guna mendorong pemerintah desa dan kabupaten memberikan porsi lebih pada pendata­ an, penguatan dan pemberdayaan pekerja migran.

SUSUNAN REDAKSI Penanggungjawab Muhammad Irsyadul Ibad Pemimpin Redaksi Edi Purwanto Tim Redaksi Waluyo, Wanti, Sri Amin, Kristina, Anisa Amalia, Imam Rosyadi, Sulianik, Cindy Dwi Lestari, Fitria, Suparno Editor Sofwan Hadi Tata Letak Azka Maula Alamat Redaksi Infest Yogyakarta Jl. Veteran UH IV/734 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta 55164. Telp./fax 0274-417004 —— BULETIN KOPI BLITAR diterbitkan oleh Komunitas Pekerja Migran Indonesia dan Pusat Sumber Daya Buruh Migran, INFEST Yogyakarta dengan dukungan AWO International melalui pendanaan dari Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ) Pemerintah Jerman. Isi, pandangan, dan pernyataan dari terbitan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab KOMI dan INFEST Yogyakarta sebagai partner lokal dan tidak mencerminkan pandangan AWO international dan/ atau BMZ.

Pada edisi Desember 2020, tim redaksi menyajikan liputan utama terkait pelatihan penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pelindungan pekerja migran di desa. Pada rubrik kabar desa, edisi kali ini menyajikan terkait proses penyusunan Peraturan Desa (Perdes) tentang pelindungan pekerja migran di desa. Dua catatan kunjungan belajar ke Desa Beringinan, Kabupaten Ponorogo juga disajikan dalam edisi kali ini. Edisi ini juga menyajikan refleksi tiga tahun perjalanan KOPI Desa Gogodeso. Selain itu, profil Komunitas Kurowo 87 dan kerelawanan anggota KOPI di Desa Jatinom bisa menjadi pelecut semangat kita untuk terus berbagi kebaikan. Pada rubrik potensi desa menyajikan ulasan tentang taman kulin­ er di Gogodeso yang patut dikunjungi. Di akhir sajian, anda dihadapkan dengan tata cara penyusunan peraturan desa. Selamat membaca!

2

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

Siapapun bisa mengutip, menyalin dan me­nye­ barluaskan sebagian atau ke­seluruhan tulis­an dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.


LAPORAN UTAMA pelindungan pekerja migran dari desa. Ia juga men­ yampaikan kondisi pekerja migran dari Kabupaten Blitar serta peran Bappeda dalam mendorong pelind­ ungan pekerja migran. Selanjutnya, Ridwan Wahyudi, Manajer Program In­ fest Yogyakarta, menyampaikan gambaran umum upaya pelindungan pekerja migran di level desa. Pertama, ia memaparkan potret dan permasalahan pekerja migran di Indonesia, poin penting dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pe­ lindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI), dan konsep pelindungan pekerja migran serta perspektif pelindungan dari hulu hingga ruang kewenangan pemerintah desa. "Menerima serta memberikan informasi permint­ aan kerja, melakukan verifikasi data, memfasilitasi pemenuh­an persyaratan administrasi, melakukan pe­ mantauan, melakukan pemberdayaan, dan menerima pengaduan merupakan amanat dari UU PPMI dan men­ jadi kewenangan pemerintah desa," ujar Ridwan.

Ridwan juga mengungkapkan mengenai berbagai tantangan yang dihadapi dalam upaya pelindungan PMI, antara lain: peraturan turunan UU PPMI yang belum semuanya disusun atau disahkan; urusan PMI yang belum menjadi prioritas pembangunan daerah; proses partisipasi dan pemerintah desa yang belum sepenuhnya mengakui kelompok PMI ke dalam proses pembangunan desa. Pelatihan penyusunan SOP ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan penyusunan produk hukum Perdes Pelindungan PMI pada Oktober 2020 yang diinisiasi oleh Infest Yogyakarta bersama DPMD Kabupaten Blitar. Hasil dari pelatihan tersebut, tiga desa di Kabupaten Blitar telah memiliki rancangan konsep Perdes Pelindungan PMI. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/12/09/tiga-desa-di-blitar-ikutipelatihan-penyusunan-sop-pelindunganpekerja-migran/

KABAR GOGODESO

Pemdes, BPD, dan KOPI Gogodeso Ikuti Pelatihan Penyusunan Produk Hukum Bersama Infest Yogyakarta Oleh: Annisa Amalia Rosyadi | KOPI Gogodeso

K

omunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) G o g o d e s o b e rs a m a p e m e r i n t a h d e s ­a (Pemdes) dan Badan Permusyawarat­an Desa (BPD) Gogodeso mengikuti pelatih­an penyusunan produk hukum (legal drafting) yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (Infest) Yogyakarta bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dindamade) Kabupaten Blitar (Jum'at, 9 Oktober 2020). Acara yang digelar di aula kantor Desa Gogodeso ini dihadiri oleh sekitar 25 orang. Acara dipandu oleh Edi Purwanto, pendamping program Infest Yogyakarta. “Legal drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan perundang-undangan yang berisi tentang naskah akademik hasil kajian

ilmiah beserta naskah awal peraturan perundangu n d a n g a n ya n g d i u s u l k a n . D a l a m ko n t e ks pelindungan pekerja migran, pertemuan ini bertujuan untuk mendorong penyusunan peraturan desa (perdes) mengenai pelindungan pekerja migran di desa,” terang Edi Purwanto dalam sambutannya. Pada kesempatan yang sama, Suwanda Aribawa, selaku Kepala Desa Gogodeso, menyambut baik dan berupaya semaksimal mungkin untuk segera menyusun Perdes Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Peraturan ini sangat penting karena banyaknya warga Gogodeso yang pergi ke luar negeri sebagai pekerja migran. “Di sini saya sebagai wakil pemerintah desa mengucapkan banyak terima kasih kepada Infest Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

3


KABAR GOGODESO Desa dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI), desa mempunyai kewenangan dan peran penting dalam upaya pelindungan PMI. Bentuk-bentuk pelindungannya mulai dari se­be­ lum pemberangkatan, pra penempatan, saat pe­ nempatan hingga kepulangan.

▶ Pelatihan penyusunan Perdes Pelindungan PMI di Desa Gogodeso. (Foto: Redaksi KOPI Gogodeso)

Yogyakarta yang sudah memfasilitasi dan juga mendampingi Desa Gogodeso. Semoga ke­d e­ pan­nya bisa menjadi mitra kerja yang saling men­ dukung,” ujar Suwanda.

Sementara itu, Sita Resmi memaparkan menge­ nai tahapan dan peran yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa dan BPD dalam penyusunan Perdes. Sita juga menyatakan bahwa Dindamade Kabupaten Blitar mendukung penuh inisiatif dan upaya penyusunan Perdes di Desa Gogodeso. Sesi berikutnya dibuka untuk forum tanya jawab. Diskusi berjalan interaktif dan setiap peserta bersemangat untuk bertanya, khususnya mengenai UU PPMI. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/11/05/pemdes-bpd-dan-kopigogodeso-ikuti-pelatihan-legal-draftingbersama-infest-yogyakarta/

Acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh Ke­ pala Seksi Keuangan Bina Desa Dindamade Ka­ bupaten Blitar, Sudarmi dan Sita Resmi. Sudarmi men­jelaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang

SOSOK GOGODESO

KOPI Gogodeso Susun AD ART Komunitas Oleh: Imam Rosyadi

S

enin, 28 September 2020, Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Desa Gogodeso meng­a dakan pertemuan untuk membahas anggaran dasar dan rumah tangga (AD ART). Tujuan dari penyusunan dokumen AD ART ini ialah untuk menata struktur keorganisasian dan supaya setiap anggota mengetahui peran masing masing. Pertemuan sore itu dihadiri oleh lima orang pe­ ngurus KOPI Desa Gogodeso dan Edi Purwanto selaku pendamping program Infest Yogyakarta di Kabupaten Blitar. Dalam kesempatan itu, ang­ gota KOPI belajar bersama mengenai tata cara penyusunan AD ART komunitas yang benar dan manfaatnya.

▶ Pengurus KOPI Gogodeso berdiskusi menyusun AD ART komunitas. (Foto: Redaksi KOPI Gogodeso)

4

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

Hampir tiga tahun kegiatan KOPI Desa Gogodeso berjalan namun belum mempunyai AD ART.


SOSOK GOGODESO Karena kondisi tersebut, pengurus dan anggota KOPI seringkali bingung mencari solusi sebuah permasalahan. Edi Purwanto juga mengatakan bahwa AD ART penting untuk membuat aturan da­ lam komunitas.Supaya ketika ada permasalahan di komunitas,bisa cepat terselesaikan. “Semoga dengan adanya AD ART ini teman-teman KOPI Gogodeso lebih mantap dalam berkomunitas,” ujar Edi Purwanto.

Dalam suasana obrolan yang santai, kita juga berbincang bincang tentang banyak hal, seperti bagaimana cara anggota yang ikut dalam KOPI ini bisa mempunyai penghasilan tambahan. Selain itu, kita juga membahas mengenai agenda kegiatan KOPI untuk tahun 2021-2023. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/11/17/kopi-gogodeso-membuatad-art-komunitas/

Hampir dua jam lebih kita belajar membuat AD ART dan teman teman masih tetap semangat.

REFLEKSI

Tiga Tahun Perjalanan KOPI Gogodeso Oleh: Imam Rosyadi | Ketua KOPI Gogodeso

S

udah hampir tiga tahun perjalanan Komuni­ tas Pekerja Migran Indonesia (KOPI) Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Komunitas ini terbentuk sejak 23 April 2018. Berawal dari kerjasama Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Ke­ budayaan (Infest) Yogyakarta dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Gogodeso. Setelah kedua belah pihak bersepakat, dibentuklah struktur keorganisa­ sian dan memilih saudara Fitria sebagai ketua KOPI Desa Gogodeso. Pada masa itu, sebagian besar anggota KOPI ialah perangkat desa. Sebagai langkah awal, Infest mengadakan pelati­ han yang bertujuan sebagai ruang belajar semua anggota KOPI Gogodeso. Rangkaian pelatihan yang diadakan antara lain mengenai penanganan kasus, paralegal, jurnalisme warga, pematangan keorgan­ isasian dan sebagainya. Infest beberapa kali juga mengundang perwakilan KOPI ke Yogyakarta untuk belajar bersama dan berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan organisasi ini. Program KOPI Gogodeso di tahun pertama ialah penanganan kasus pekerja migran Indonesia (PMI). Berbekal pengalaman yang ada, kami mencoba menerima pengaduan terkait permasalahan yang dialami oleh PMI. Dengan berjejaring, kami menco­

ba mendampingi setiap kasus yang ada. Walaupun terkadang gagal, namun kami tidak pernah putus asa. Justru hal tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga. Dalam berorganisasi memang tidak mudah. Apalagi kami ini hanyalah relawan-relawan di desa. Ser­ ingkali kami dianggap remeh oleh sebagian orang. Namun, karena tekad yang kuat, kami tidak pernah memperdulikan semua itu. Sebetulnya jumlah ang­ gota KOPI Gogodeso itu dulu banyak, namun entah karena berbagai hal, kini menjadi surut. Kami sudah berusaha mencari anggota baru namun selalu ga­ gal. Alasan mereka karena uang. Pada tahun kedua, kami belajar mengenai per­ encanaan apresiatif desa (PAD), sebuah metode perencanaan desa yang dikembangkan oleh Infest Yogyakarta. Antara KOPI dan Pemdes Gogodeso mengadakan pelatihan bagi Tim Pembaharu Desa (TPD). Acara yang dilangsungkan selama dua hari, 23-24 April 2019. Melalui pelatihan ini, kami belajar mengenai pemetaan dan pendataan sebagai basis data untuk membantu penyusunan Rencana Pem­ bangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). Perjalanan KOPI Desa Gogodeso tidak semudah yang kami bayangkan di awal. Ibarat bunga yang Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

5


REFLEKSI

▶ Foto: Redaksi KOPI Gogodeso)

mulai mekar, Fitria selaku ketua KOPI pada wak­ tu itu, tiba-tiba mengundurkan diri karena harus bekerja di luar kota. Dengan sisa anggota yang ada dan persetujuan Bapak Khoirul Anam selaku Kepala Desa Gogodeso pada waktu itu, pengurus KOPI segera mengadakan pemilihan ketua yang baru. Setelah itu, terbentuklah struktur kepengu­ rusan yang baru, yaitu Imam Rosyadi (ketua), Ninik Kristiana (sekretaris), Suhartini (bendahara), dan Sulianik (anggota). Baru saja terbentuk struktur keorganisasian yang baru, kami dihadapkan dengan prosesi pemili­ han kepala desa (Pilkades) dan terpilihlah Bapak Suwanda Ariwibawa sebagai Kepala Desa Gogo­ deso yang baru. Harapan kami pada masa itu ia­ lah, semoga dengan kepala desa yang baru, KOPI Gogodeso bisa menjadi lebih berkembang. Dan, Alhamdulillah, saat ini Pemdes Gogodeso sangat mendukung setiap kegiatan yang kami lakukan. Masuk tahun ketiga, KOPI mulai fokus menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) komunitas. Selain itu, kami juga menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan kasus PMI di Desa Gogodeso. Terkait hal ini, pada

6

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

31 Agustus 2020, Infest Yogyakarta mengundang perwakilan KOPI, Pemdes, dan Badan Permusy­ awaratan Desa (BPD) Gogodeso mengikuti rapat Evaluasi Capaian Kinerja Program Pelindungan Pekerja Migran Indonesia bersama Bappeda Ka­ bupaten Blitar. Selain membahas mengenai pe­ lindungan pekerja migran, juga dibahas mengenai pemberdayaan purna PMI dan keluarga yang akan diagendakan pada tahun 2012-2023. Semoga, mel­ alui rangkaian kegiatan selama tiga tahun ini, kami dari KOPI Desa Gogodeso bisa mengamalkan ilmu yang kami dapat dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/11/05/tiga-tahun-perjalanan-kopigogodeso/


POTENSI DESA

Menikmati Makanan Khas di Wisata Kuliner Gogodeso Oleh: Sulianik

▶ Kondisi Wisata Kuliner Gogodeso saat malam hari. (Foto: Sulianik)

Sebuah destinasi wisata kuliner baru saja dibuka di Desa Gogo­ deso, Kecamatan Kanigoro, Ka­ bupaten Blitar. Lokasi yang dike­ nal dengan nama Wisata Kuliner Gogodeso (WKG) ini resmi dibuka pada 19 Juli 2020 lalu oleh Ke­ pala Desa Gogodeso, Suwanda Aribawa. Di tempat ini, beragam makanan khas bisa dinikmati sep­ erti nasi jagung, kwetiau goreng, tahu mercon, ceker pedas, ondeonde, pukis, molen, telur gulung, aneka jus, dan gorengan. Menurut Ketua WKG Dwi Karyan­ to, berdirinya WKG berawal dari usulan warga sekitar yang mem­ punyai ide membuka usaha ber­ sama untuk menambah penghasi­ lan. Bersama pemerintah desa, di tanah seluas 600 meter persegi ini kemudian dirancang menjadi tempat berjualan aneka makanan. “Di sini dulunya bekas KUD yang sudah lama terbengkalai. Lalu,

ada ide dari warga untuk mem­ buat tempat usaha bersama beru­ pa wisata kuliner,” ujar Dwi.

berapa pedagang sudah meman­ faatkan media digital untuk pen­ jualan.

Di area wisata kuliner ini terdapat 12 pedagang yang terdaftar se­ bagai anggota. Mereka mendiri­ kan kios-kios sederhana dan tra­ disional. Tempat wisata kuliner ini mulai buka pada pukul 15.00 sam­ pai dengan 22.00 WIB. Salah satu pedagang di WKG, Elin mengaku senang dengan adanya tempat kuliner di Gogodeso ini. Menurut­ nya, lokasi WKG cukup strategis. “Omzet saya dan teman-teman yang lain lebih baik. Jadi, saya bisa sedikit menabung,” ungkap Erlin.

Di masa kenormalan baru sep­ erti sekarang ini, semua peda­ gang dan pengunjung diwajibkan untuk mematuhi protokol kese­ hatan dengan menerapkan 3M: memakai masker, mencuci tan­ gan, dan menjaga jarak. Di depan pintu masuk WKG juga terdapat tempat cuci tangan dan sabun yang disediakan oleh pemerin­ tah desa. Kendalanya di WKG be­ lum tersedia toilet umum, sumber air bersih, dan penerangan yang cukup. Sampai saat ini, peneran­ gan masih swadaya dari para an­ ggota pedagang.

WKG merupakan salah satu po­ tensi di Desa Gogodeso. Tempat ini bisa menghidupkan perekono­ mian lokal dan memperkenalkan produk olahan khas Desa Gogo­ deso, mulai dari jajanan tradision­ al hingga yang kekinian. Dengan kemajuan teknologi yang ada, be­

Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/11/14/ menikmati-makanankhas-di-wisata-kulinergogodeso/ Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

7


KABAR DESA JATINOM

Mengenal Komunitas Kurowo 87 di Desa Jatinom Oleh: Waluyo | KOPI Jatinom

▶ Kegiatan bakti sosial Kurowo 87. (Foto: koleksi kurowo 87)

Kurowo 87 merupakan sebuah ko­ munitas yang ada di Desa Jatinom, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Komunitas ini didirikan pada 14 Desember 2018. Komunitas yang diketuai oleh Sholikul Huda ini beranggotakan lebih kurang 60 orang. Anggotanya tidak hanya di Desa Jatinom saja tetapi juga ada yang di Malaysia. Menurut Huda, Kurowo 87 ingin mendedikasikan diri sebagai ko­ munitas sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. “Anggota di ko­ munitas Kurowo 87 ini sebagian besar dari Desa Jatinom. Beraw­ al dari obrolan santai, kami ber­ kumpul untuk mendedikasikan

8

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

diri kami dalam kegiatan sosial di desa,” terang Huda, saat hadir da­ lam pertemuan KOPI pada Jumat (30/10/2020). Kegiatan rutin komunitas yang be­ ranggotakan para pekerja informal ini antara lain membagikan paket sembako dan santunan untuk mas­ yarakat miskin dan anak yatim set­ iap bulannya. Dana yang digunakan sepenuhnya berasal dari sumban­ gan anggota. Selain itu, komunitas ini juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan perbaikan infrastruktur di wilayah Desa Jatinom. “Dana yang dikumpulkan semuan­ ya berasal dari anggota komuni­

tas. Kami berupaya untuk meny­ isihkan sedikit dari pendapatan yang kami dapatkan untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” terang Budhi sa­ lah satu inisiator komunitas ini. Budhi dan Huda berharap, aktiv­ itas komunitas ini bisa terus ber­ manfaat dan berkontribusi positif bagi kemajuan Desa Jatinom. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/04/29/ supingatin-purna-pmipenjual-ikan-bakardan-usaha-warungkelontong/


KABAR DESA JATINOM

Tingkatkan Kapasitas Diri KOPI, Pemdes, BPD, dan PKK Desa Jatinom Studi Banding ke Desa Bringinan, Ponorogo Oleh: Suparno | KOPI Desa Jatinom

S

ebagai upaya meningkatkan kapasitas dan pengetahuan anggota Komunitas Pekerja Migran Indonesia (KOPI), perang­ kat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Jatinom melakukan studi banding ke Desa Bringinan Keca­ matan Jambon, Ponorogo, pada Sabtu, 10 Oktober 2020. Kegiatan yang difasilitasi oleh Yayasan Lembaga Kajian Pengem­ bangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (Infest) Yogy­ akarta ini dilaksanakan bersama KOPI dari dua desa lain dari Ka­ bupaten Blitar, yaitu KOPI Desa Gogodeso dan Pandanarum. Harapannya, melalui kegiatan ini bisa mendorong komitmen dan kepedulian pemerintah desa da­ lam pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI). Adapun capaian ini bisa dilihat pada masuknya pelbagai kebutuhan kelompok rentan termasuk pekerja migran dalam perencanaan (RP­ JMDesa dan RKPDesa) dan pen­ ganggaran desa (APBDesa) melalui perencanaan apresiatif desa. Pada tahun ketiga, seluruh ang­ gota KOPI dan Infest Yogyakarta berharap agar desa bisa memberi­ kan pelindungan pekerja migran yang tertuang dalam peraturan desa (Perdes) dan standar oper­ asional prosedur (SOP) yang bisa menjadi acuan dalam memberikan

▶ Tim KOPI, Pemdes, dan perwakilan BPD Jatinom berkunjung ke Desa Bringinan, Ponorogo. (Foto: Suparno)

pelindungan dan pelayanan peker­ ja migran di desa. Berikut ini komentar para peserta dari Desa Jatinom : Masrun, Sekretaris Desa Jati­ nom: “Studi banding ini sangat kami perlukan dan penting sekali dalam rangka untuk mengetahui tingkat perkembangan dan men­ gukur tingkat pengelolaan dan ke­ majuan Desa Jatinom dibanding desa lain.” Miarsih, Perwakilan RW 2 dan an­ ggota BPD Jatinom: “Bapak Barno selaku Kepala Desa Bringinan meru­ pakan sosok cerdas, mudah bergaul dan suka belajar. Banyak hal positif yang didapat dari studi banding ini:

Pertama, ternyata pengembangan usaha BUMDesa tidak harus dengan modal besar. Kedua, semua pek­ erja migran yang berasal dari Desa Bringinan terdata di Pemerintah Desa dengan baik dan wajib melalui Disnaker. Ketiga, BUMDesa mem­ punyai usaha minimarket dengan produk unggulan kerupuk ampas tahu. Konsep ini patut ditiru dan dit­ erapkan di Desa Jatinom. Keempat, adanya perpustakaan dengan fasili­ tas wifi. Hal ini patut dicontoh Desa Jatinom sebagai usaha meningkat­ kan pengetahuan masyarakat. Nur Syamsu, Utusan Perwakilan RW 3 dan anggota BPD Jatinom: “Yang jelas studi banding ini sangat bermanfaat karena bisa menambah wawasan BPD dalam melaksana­ Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

9


KABAR DESA JATINOM kan tugas dan tanggung jawab BPD dalam memberikan kontribusi un­ tuk pembangunan Desa Jatinom.” Bagus, Kaur Kesra dan Pela­ yanan Desa Jatinom: ”Kami be­ lajar banyak dari paparan Kepala Desa Bringinan, diantaranya lebih mengutamakan kekompakan dan kebersamaan antar lembaga dan masyarakat desa. Bapak Barno se­laku Kepala Desa sangat tegas, berani, dan berani mengambil ri­ siko demi kepentingan warga. Se­ moga sepulangnya studi banding lebih terpacu dan termotivasi me­ nerapkan atau meniru praktik baik untuk Desa Jatinom tercinta.” Waluyo, Ketua KOPI Desa Jati­ nom: “Sangat positif sekali man­ faat yang diperoleh dalam studi

banding, bahwa sesuatu yang tidak mungkin bisa menjadi mung­ kin asalkan dilaksanakan dengan tekun, berani dan penuh tanggu­ ng jawab. Kegiatan ini juga sarana membuka wawasan dan menam­ bah pengetahuan. Terima kasih Infest atas pengalamannya dan semoga bermanfaat.” Siti Nur Fatimah, Anggota KOPI Desa Jatinom: “Sangat bagus untuk inspirasi anggota KOPI Desa Jatinom dan semoga ke depann­ ya KOPI Desa Jatinom bisa mel­ akukannya dan lebih maju lagi.” Nariyanto DV, Perwakilan RW 1 dan anggota BPD Desa Jatinom: “Dengan studi banding ini, dapat bertukar ilmu dan berbagi pengala­ man dalam proses menampung as­

pirasi masyarakat dan strategi dalam pemecahan masalah untuk dapat diterapkan di Desa Jatinom. Banyak hal yang diperoleh dari kunjungan tersebut seperti manajemen pen­ gelolaan sumur sawah untuk petani, pemanfaatan limbah peternakan masyarakat untuk pupuk organik dengan harga murah, rumah baca bagi anak-anak desa, industri keru­ puk berbahan limbah tahu, Bringi­ nan Mart 1 & 2 berkonsep pasar modern yang modalnya diambil se­ bagian besar dari dana desa.” Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/04/29/ supingatin-purna-pmipenjual-ikan-bakardan-usaha-warungkelontong/

Semangat KOPI Jatinom dalam Pelatihan Pembuatan SOP Pelindungan PMI Oleh: Suparno | KOPI Desa Jatinom

H

ujan gerimis tidak me­nyu­ rutkan semangat pengu­rus dan anggota komunitas pe­kerja migran Indonesia (KOPI) Desa Jatinom bersama perwak­ ilan pemerintah desa dan Badan Permusawaratan Desa (BPD) un­ tuk berbagi pengetahuan sekaligus merancang standar operasional prosedur (SOP) pelindungan pek­ erja migran di Desa Jatinom (Ju­ mat, 30 Oktober 2020). . Bertempat di Balai Dusun Ngla­ os Desa Jatinom, pertemuan ini dihadiri lebih kurang 30 orang. Sekretaris Desa Jatinom, Masrun mewakili Pemerintah Desa (Pem­ des) Jatinom menyampaikan rasa 10

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

terima kasih kepada Yayasan Lem­ baga Kajian Pengembangan Pen­ didikan, Sosial, Agama dan Kebu­ dayaan (Infest) Yogyakarta yang selama tiga tahun terakhir mel­ akukan kegiatan pemberdayaan, khususnya pada isu pelindungan PMI di Desa Jatinom. Masrun mengungkapkan bahwa pemerintah desa juga berniat mer­ ancang program pemberdayaan bagi purna PMI di Desa Jatinom. Hal tersebut sebagai tindak lanjut dari pelatihan pembuatan Pera­ turan Desa (Perdes) pelindungan PMI bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinda Made) Kabupaten Blitar dan studi band­

ing ke Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo. “PMI sebagai pahlawan devisa ternyata di masyarakat menjadi sosok yang terpinggirkan, semo­ ga dengan adanya kegiatan-ke­ giatan pemberdayaan yang dilaku­ kan antara KOPI Jatinom bersama pemerintah desa akan mampu meningkatkan kapasitas PMI,” tambahnya. Nisrina Muthahari dari Infest Yo­ gyakarta mengungkapkan bahwa KOPI didirikan pada tahun 2018 dengan konsep pelindungan PMI dari hulu sampai dengan hilir. Pada tahun 2019 pernah melakukan


KABAR DESA JATINOM penanganan pelatihan penanganan kasus melalui sistem manajemen kasus (Case Management Sys­ tem/CMS) dengan harapan lebih memudahkan proses pendoku­ mentasian dan penanganan kasus. Dalam pertemuan itu beberapa peserta turut menyampaikan be­ berapa kasus PMI yang pernah dialami, baik oleh dirinya sendi­ ri atau pun orang terdekatnya. Cahyo, misalnya, pernah bekerja di Malaysia menggunakan visa resmi tetapi tidak sesuai dengan kontrak kerja. “Saya pernah 18 bulan dan tidak ada pekerjaan. Akhirnya saya pindah pekerjaan dan memilih pu­ lang,” katanya.

Sundoko, warga RT 3 RW 1 Dusun Jatinom menyampaikan pengala­ man kakaknya yang meninggal dun­ ia di Malaysia. Jenazah dipulang­ kan dengan dukungan biaya dari teman-temannya di perantauan. “Tidak ada perhatian dari pemerin­ tah atau lembaga lainnya,” ujarnya. Untuk itulah, KOPI Jatinom dihara­ pkan bisa menjadi inisiator dalam meningkatkan pengetahuan mas­ yarakat mengenai bekerja yang aman dan mendorong pelindun­ gan PMI di desa. “Kami berharap, dengan adanya KOPI Jatinom ter­ jadi peningkatan kesadaran untuk memperketat pemberangkatan PMI ke luar negeri,” ujar Waluyo selaku ketua KOPI Desa Jatinom.

Dalam pertemuan ini, ada beberapa hal yang menjadi catatan peserta. Pertama, diperlukan standar per­ izinan dan layanan konseling bagi calon PMI di Desa Jatinom. Kedua, pemerintah desa mulai memberi­ kan selektif dalam memberikan izin dalam pemberangkatan calon PMI. Ketiga, dalam hal penanganan kasus, kolaborasi dengan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/04/29/ supingatin-purna-pmipenjual-ikan-bakardan-usaha-warungkelontong/

Penyiapan Raperdes Pelindungan PMI oleh KOPI dan BPD Jatinom Oleh: Suparno | KOPI Desa Jatinom

M

alam itu, Rabu (2 Desem­ ber 2020), hawa dingin diselingi rintik hujan turun di Desa Jatinom. Delapan orang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan dua orang perwak­ ilan pengurus Komunitas Peker­ ja Migran Indonesia (KOPI) Desa Jatinom berkumpul dan berdiskusi mengenai Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) Pelindungan Pek­ erja Migran Indonesia (PMI). Acara yang berlangsung di rumah Miarsih, anggota BPD Jatinom dari perwakilan RW 2, tersebut dibuka oleh Kasiana, Ketua BPD Jatinom. Kasiana berharap, Raperdes Pe­ lindungan PMI bisa bermanfaat dan sesuai dengan harapan ban­ yak pihak. “Diharapkan malam ini

rapat akan menghasilkan Raper­ des PMI yang sesuai dengan hara­ pan semua pihak,” ujar Kasiana. Beberapa poin pokok Raperdes yang diputuskan dalam rapat ma­ lam itu, antara lain: 1. Perdes mewajibkan Pemerintah Desa Jatinom untuk membuat lembaga atau tim konseling bagi calon pekerja migran, pekerja migran, purna pekerja migran, dan keluarganya. 2. Tim konseling terdiri dari relawan, utamanya purna pekerja migran dan tokoh agama di Desa Jatinom. 3. Tim konseling memberikan konseling kepada calon

pekerja migran dan kelurganya serta calon pekerja migran yang mengalami trauma. 4. Pemerintah Desa Jatinom diharapkan melibatkan lembaga atau institusi yang peduli terhadap upaya pelindungan PMI. Raperdes Pelindungan PMI Desa Jatinom selanjutnya akan dikon­ sultasikan BPD kepada Pemerintah Desa Jatinom dan diusulkan untuk dibahas dalam Musyawarah Desa. Sumber: https:// buruhmigran. or.id/2020/12/10/ penyiapan-raperdespelindungan-pmi-olehkopi-dan-bpd-jatinom/ Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

11


KABAR PANDANARUM

▶ Kunjungan KOPI Blitar ke Desa Bringinan, Ponorogo. (Foto: Redaksi KOPI Pandanarum)

KOPI Blitar Berkunjung ke Desa Bringinan Ponorogo Oleh: Sri Amin | KOPI Desa Pandanarum

B

anyaknya permasalahan yang dialami oleh peker­ ja migran Indonesia (PMI) seperti perekrutan yang tidak ses­ uai prosedur atau gaji yang tidak dibayar sesuai kontrak mendasari berdirinya Komunitas Pekerja Mi­ gran Indonesia (KOPI) di Kabupat­ en Blitar dan Ponorogo yang di­ dampingi oleh Yayasan Lembaga Kajian Pengembangan Pendidikan, Sosial, Agama dan Kebudayaan (In­ fest) Yogyakarta. Kabupaten Blitar dan Ponorogo merupakan wilayah kantong PMI di Jawa Timur. Terbentuknya KOPI di tiga desa di masing-masing kabupaten dihara­ pkan bisa menjadi aktor mendorong pelindungan pekerja migran sejak dari desa. Termasuk meningkatkan ke­ waspadaan di desa mengenai prak­ tik-praktik migrasi nonprosedural. Dari enam desa yang didampingi oleh In­ fest, Desa Bringinan, Kecamatan Jam­ bon, Kabupaten Ponorogo menjadi yang berhasil karena telah mempunyai 12

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

Peraturan Desa (Perdes) tentang pe­ lindungan PMI. Selain itu, Desa Bringi­ nan juga mempunyai program untuk mengurangi pengangguran di desa. Sebagai upaya belajar, tiga desa dari Kabupaten Blitar yakni Go­ godeso, Jatinom, dan Pandanar­ um melakukan studi banding ke Desa Bringinan pada 16 Oktober 2020. Selain diikuti oleh anggota KOPI, kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dari masing-masing desa. Dalam kunjungan ini, saya merasa bahwa Desa Bringinan merupakan desa yang mandiri dan kreatif. Kepala Desa Bringinan, Barno meng­ungkapkan bahwa desanya juga mempunyai Badan Usaha Mi­ lik Desa (BUMDesa) dalam bentuk minimarket yang turut memasarkan produk kreatifitas warganya. Se­ lain itu, minimarket ini juga menye­ diakan produk kebutuhan harian

warga. Desa Bringinan juga sukses memproduksi pupuk organik. Selain belajar mengenai pengem­ bangan BUMDesa, kami dari KOPI Pandanarum juga belajar tentang penanganan kasus yang terjadi di masing-masing desa. Kami saling bertukar pengalaman dan peng­ etahuan. Melalui pertemuan ini, selain menjadi ajang saling belajar, juga menjadi cara untuk berjejaring dengan banyak komunitas. Untuk itu, betapa pentingnya kita untuk menjalin kebersamaan dan berbagi ilmu demi keamanan dan pelindungan pekerja migran. Se­ moga studi banding yang dilaku­ kan bersama-sama ini bisa ber­ manfaat di masing-masing desa. Sumber: https://buruh­ migran.or.id/2020/11/29/ kopi-blitar-berkun­ jung-ke-desa-bringi­ nan-ponorogo/


KABAR PANDANARUM

Menilik Arca Jaka Tarub di Hutan Pandanarum Oleh: Suharsono | KOPI Desa Pandanarum

▶ Situs Jaka Tarub di Desa Pandanarum. (Foto: Suharsono)

D

i Desa Pandanarum, Ke­ camatan Sutojayan, Kabu­ paten Blitar terdapat situs bersejarah zaman Hindu yang diberi nama Arca Jaka Tarub. Situs ini be­ rada di Hutan Pangkuan, Pandanar­ um atau sekitar 500 meter dari pemukiman warga. Tak jauh dari Arca Jaka Tarub juga terdapat situs lain, yakni Candi Cungkup yang ter­ letak di Kecamatan Wonotirto. Hingga sekarang, Arca Jaka Tarub

masih dijaga keberadaannya. Mas­ yarakat dan pemerintah desa juga turut membangun naungan. Na­ mun sayang, arca ini hanya meny­ isakan bagian badan karena bagi­ an kepala sudah tidak ada. Soal kerusakan bagian kepala arca ini ada dua versi. Pertama, karena pada saat ditemukan dalam posisi terjungkal. Kemungkinannya, bagian kepala rusak saat akan dipindahkan. Versi kedua, kepala arca dihancur­

kan oleh pihak yang tidak menyukai keberadaannya. Sebab, dulu, ada orang-orang tertentu yang mem­ percayai bahwa situs ini mempunyai kekuatan gaib. Kepercayaan ini mu­ lai tergeser dengan masuknya ag­ ama Islam di wilayah Pandanarum. Tidak ada informasi pasti kenapa si­ tus ini dinamakan Jaka Tarub. Mung­ kin karena wilayah ini berada di data­ ran tinggi dan dekat dengan sumber mata air “Mbelik Jambu”. Seperti ki­ sah Jaka Tarub yang mencuri selen­ dang bidadari dari Kayangan. Sumber: https://buruh­ migran.or.id/2020/12/07/ menilik-arca-ja­ ka-tarub-di-hutan-pan­ danarum/ Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

13


SOSOK

Pengabdian Sepenuh Hati Seorang Cindy Oleh: Tim Redaksi KOPI Jatinom

▶ Cindy (ujung kanan), selain menjadi sekretaris KOPI, juga aktif sebagai pengasuh Paud PKK Desa Jatinom. (Foto: koleksi pribadi.)

H

arapannya ke depan dengan adanya KOPI, mas­ yarakat dan calon pekerja migran mempunyai bekal keterampilan, mental, dan pengetahuan mengenai prosedur hukum yang benar sebelum berangkat bekerja ke luar negeri,” ujar Cindy Dwi Lestari, Sekretaris KOPI Desa Jatinom. Cindy, begitu ia biasa dipanggil, merupakan kader desa yang aktif. Kegiatan sosial baginya menjadi wadah untuk menyalurkan ilmu yang dimiliki. Selain sebagai Sekretaris KOPI, Cindy juga aktif sebagai kader kesehatan di Desa Jatinom, pendamping ibu hamil berisiko tinggi (Bumilresti), Sekretaris Forum Masyarakat Madani Kecamatan Kanigoro, penggagas usaha bakso sehat, dan mengabdi di Paud PKK Desa Jatinom. Keikutsertaannya dalam beberapa kegiatan sosial tersebut dilandasi rasa kepedulian kepada sesama. “Sebagai kader kesehatan, kita ikut mendampingi ibu hamil, memberikan penyuluhan kesehatan, bahkan sampai ikut mengantar sampai rumah sakit,” ujarnya.

Meskipun kegiatannya begitu padat, namun bagi Cindy kel­ uarga tetap menjadi prioritas utamanya. Ia selalu memas­ tikan tanggung jawab rumahnya sudah selesai sebelum memulai pengabdiannya di masyarakat. Meskipun tidak 14

Buletin KOPI Blitar | Edisi Desember 2020

mendapatkan keuntungan dari sisi materi, namun baginya, bisa bermanfaat bagi banyak orang merupakan hal yang paling berharga. “Menjadi relawan itu tidak dibayar bukan karena tidak mam­ pu membayar, tetapi karena (relawan) itu tidak terbayar,” ujarnya. Pengalaman Bekerja di Luar Negeri Pengalaman kerelawanan Cindy tidak terlepas dari pen­ galaman masa lalunya. Cindy sendiri pernah menjadi pek­ erja migran Indonesia (PMI) selama lebih kurang lima tahun. Pertama, ia bekerja sebagai pengasuh bayi di Singapura. Pekerjaan ini ia lalui pada kurun waktu 1997 sampai 1999. Ini pengalaman pertamanya bekerja jauh dari keluarga. “Dukanya karena bekerja jauh dari keluarga, terlebih ada keluarga yang sakit. Rasanya ingin segera balik tetapi harus menyelesaikan kontrak dulu,” ujarnya. Tak lama setelah Cindy pulang, ayahnya meninggal dunia. Kehilangan sosok ayah menjadi momen yang berat bagin­ ya. Hingga, satu tahun kemudian, ia memutuskan kembali bekerja ke luar negeri. Salah satu alasannya ialah untuk mengurangi rasa kehilangan. Kali ini, ia bekerja sebagai


SOSOK pekerja rumah tangga di Taiwan. Tiga tahun bekerja di Taiwan ia merasa beruntung karena bekerja pada keluarga yang baik. Namun tidak demikian dengan beberapa ka­ wan-kawannya yang menjadi PMI di Taiwan. “Di Taiwan, saya sering menjadi tempat curhat temanteman. Di situ aku bersyukur nasibku lebih baik,” ujarnya. Dibandingkan dengan kondisi yang dihadapi teman-teman­ nya, Cindy mengaku masih lebih baik. Ia tinggal dengan keluarga yang baik, gaji, hari libur, dan fasilitas yang cukup. Berbeda dengan teman-temannya yang mengalami berb­ agai permasalahan seperti penempatan yang tidak sesuai, bekerja melebihi waktu kerja (overtime), hingga gaji yang tidak sesuai (underpayment). “Ada pula yang mengadukan permasalahannya ke agensi yang memberangkatkan tapi malah dimarah-marahi,” ujar Cindy. Sepulang dari Taiwan, Cindy masih ingin kembali bekerja sebagai PMI. Hal ini tidak terlepas dari pengalaman baiknya bekerja di Taiwan. Namun, niat ini urung terlaksana karena ia memikirkan ibunya. Terlebih setelah menikah dan mempu­ nyai anak, keinginannya ini semakin terkikis. “Waktu bekerja sebagai pengasuh bayi, aku pernah berjanji, apabila aku sudah punya anak aku tidak ingin jauh darinya. Aku tidak ingin kehilangan setiap momen berharga,” ujar Cindy. Pengalaman-pengalamannya bekerja sebagai PMI inilah yang turut mengantarkannya aktif di kegiatan sosial di desa. Pengalaman sebagai tempat mengadu teman-temannya, membuatnya ikut merasakan sulitnya bekerja di negeri orang. Untuk itu, menurutnya, keberadaan KOPI di Desa Jatinom menjadi penting. “Kita jangan mudah terjebak ka­ lau bekerja di luar negeri enak dan gaji gede. Tapi pikirkan juga susahnya, jauh dari keluarga, tidak sesuai job, under­ payment, atau kerja sampai malam,” kata ibu dua anak ini. Menurut Cindy, pelindungan dan pelayanan konseling bagi calon PMI sangat diperlukan di desa. Dan, KOPI bisa men­ jadi mitra pemerintah desa untuk mendorong pelindungan PMI di desa, baik sebelum keberangkatan, saat keberang­ katan, hingga kepulangan. “Harapannya, bagi calon PMI bisa berangkat dan bekerja dengan lancar hingga pulang dengan aman,” pungkasnya. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/12/02/pengabdian-sepenuh-ha­ ti-seorang-cindy/

PANDUAN

Pokok-Pokok dalam Penyusunan Peraturan Desa Oleh: Suparno | KOPI Desa Jatinom

M

ateri ini disarikan dari pelatihan Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) Pelindungan Pek­ erja Migran Indonesia (PMI) di Balai Desa Jatinom, (16/10/2020). Pelatihan ini diikuti oleh an­ ggota KOPI, BPD, dan Pemerintah Desa Jatinom. Berikut poin-poin penting dalam pelatihan yang juga dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinda Made) Kabupaten Blitar: Peraturan Desa Wajib yang harus dibuat dengan inisiator dari Pemerintah Desa, yaitu : 1. Perdes Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa), 2. Perdes Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa), 3. Perdes Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa), 4. Perdes Laporan Pertanggungjawaban Desa (LPJDesa). Tahapan Penyusunan Peraturan Desa, sebagai berikut : 1. Perencanaan 2. Konsultasi dengan (a) Camat, (b) Masyarakat 3. Pembahasan 4. Penetapan 5. Pengundangan 6. Penyebarluasan (Sosialisasi) Karakter Peraturan Desa yang baik : 1. Tertib Kewenangan Pembentukan Perdes harus sesuai dengan kewenangan pemrakarsa pembentuk Perdes. 2. Tertib Substansi Substansi dalam Perdes harus sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, antara lain : ፨ Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ፨ Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Edisi Desember 2020 | Buletin KOPI Blitar

15


PANDUAN Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Desa ፨ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa ፨ Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa. 3. Tertib Prosedur Pembentukan Perdes yang baik dimulai dari tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, pengundangan dan penyebarluasan 4. Tertib Implementasi Kata tersebut bermakna setiap Perdes yang telah diundangkan, tidak berarti sudah bisa bekerja dengan sendirinya. Masih diperlukan langkahlangkah lanjutan agar Perdes bisa efektif, yakni sosialisasi, manajemen hukum, dan penegakannya. Teknik Penyusunan Peraturan Desa yang baik harus sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yaitu mengacu pada ketentuan Lampiran II UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perun­ dang-undangan, yang menjadi pedoman penyusu­ nan peraturan perundang-undangan. Peraturan Desa yang dibuat tidak boleh : 1. Bertentangan dengan kepentingan umum. 2. Bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi. Asas dalam proses pembentukan Peraturan Desa adalah : 1. Kejelasan tujuan. 2. Kelembagaan/pejabat pembentuk yang tepat. 3. Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan. 4. Dapat dilaksanakan. 5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan. 6. Kejelasan rumusan. 7. Keterbukaan. Asas materi/substansi Peraturan Desa memuat hal sebagai berikut : 1. Pengayoman. 2. Kemanusiaan. 3. Kebangsaan. 4. Kekeluargaan.

5. Kenusantaraan. 6. Bhinneka tunggal ika. 7. Keadilan. 8. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. 9. Ketertiban dan kepastian hukum. 10. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan. Sistematika Peraturan Desa, sebagai berikut : A. JUDUL B. PEMBUKAAN 1. Frasa “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa” 2. Jabatan pembentuk (Kepala Desa) 3. Konsideran 4. Dasar hukum 5. Diktum C. BATANG TUBUH 1. Ketentuan umum 2. Materi pokok yang diatur 3. Ketentuan peralihan (jika diperlukan) 4. Ketentuan penutup D. PENUTUP E. PENJELASAN (jika diperlukan) F. LAMPIRAN (jika diperlukan) Demikian ringkasan materi tentang pokok-pokok da­ lam penyusunan Peraturan Desa. Semoga bermanfaat. Sumber: https://buruhmigran. or.id/2020/11/25/pokok-pokok-dalam-peny­ usunan-peraturan-desa/


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.