EDUTRIP BANDUNG-CIREBON 2014 Siswa siswi asyik bermain permainan tradisional di Komunitas Hong. (Fotografer: Hanny N)
B
ANDUNG/CIREBON, INFISA - Pada 29 September hingga 3 Oktober 2014, seluruh siswa kelas X SMA Santa Laurensia mengikuti kegiatan edutrip Bandung – Cirebon sebagai salah satu agenda tahunan. Bersama dengan guru pembimbing, mereka melakukan berbagai aktivitas yang membangun karakter dan menambah wawasan mereka. Selama 5 hari dan 4 malam, siswa kelas X SMA Santa Laurensia mengadakan kunjungan ke Bandung dan Cirebon, tepatnya Desa Wisata Cibuntu. Meski kegiatan edutrip bagi kelas X diadakan setiap tahunnya, rangkaian kegiatan yang dilakukan berbeda. Para siswa diberi kesempatan untuk merasakan suka duka tinggal di keadaan yang serba sederhana dalam kegiatan homestay, juga diajak mengikuti berbagai kegiatan menarik di tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Kegiatan ini dibagi menjadi 2 gelombang. X IPA 1 , X IPA 4, dan X IPA 5 berada dalam gelombang pertama, dimana tujuan mereka
SALAM REDAKSI
yang pertama adalah Desa Cibuntu, sebuah Desa Wisata di bawah bimbingan Universitas Trisakti. Di sana, mereka melakukan tur di sekitar desa, diikuti kegiatan homestay, dan pentas seni. Mereka menetap di desa Cibuntu selama 2 malam, kemudian dilanjutkan dengan bermalam di Bandung. Gelombang kedua terdiri dari 4 kelas, yaitu X IPA 2, X IPA 3, X IPS 1 dan X IPS 2. Grup ini memulai edutrip mereka dengan bus menuju Bandung. Tujuan yang menjadi objek wisata kedua gelombang tetap sama, hanya saja urutannya dibedakan. Kedua gelombang mengunjungi Desa Wisata Cibuntu, Batik Trusmi, Ciwalk, Komunitas Hong, Treetop, Saung Ang-klung Mang Udjo, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Paris Van Java (PVJ). Dalam setiap kunjungan, ada berbagai aktivitas menarik yang tentunya menambah ilmu dan keterampilan siswa.
sesuatu yang tidak akan pernah saya lupakan karena 5 hari yang singkat itu merupakan salah satu kenangan terindah yang pernah saya alami,” tutur seorang siswa kelas X SMA Santa Laurensia yang turut serta mengikuti edutrip. “Meski setelah ini ada banyak tugas yang harus dibuat, yang penting saat-saat edutrip dinikmati dulu,” lanjutnya. Tak hanya siswa yang mendapat pesan moral dari kegiatan ini, namun juga para guru pembimbing. “Janganlah takut untuk memberi karena kamu tidak tahu kapan akan diberi kembali,” tutur Pak Liem selaku salah seorang pembimbing kegiatan edutrip selagi menceritakan nilai yang ia dapat dari kegiatan Edutrip. Walau terhalang berbagai faktor, salah satunya faktor cuaca, namun tidak menyurutkan antusias siswa dalam mengikuti edutrip ini. (Helen Susanto, editor: Casamira Gitta)
Para siswa yang ikut berpartisipasi mengaku antusias dan senang dapat mengikuti seluruh program yang disusun dalam kegiatan edutrip Bandung – Cirebon ini. “Edutrip merupakan Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab atas bimbingan-Nyalah tabloid edisi Oktober 2014 INFISA dapat dipublikasikan tanpa hambatan yang berarti. Segenap tim redaksi juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada SMA Santa Laurensia, khususnya Bapak Theja Kurniawan, S.T., M.Pd. selaku Kepala SMA Santa Laurensia yang telah mendukung INFISA secara moril dan materil. Tak lupa kami juga berterima kasih pada pembimbing INFISA Bapak Agustinus Bayu Prasetyo, S.Pd. yang telah mengawasi dan memberi pengarahan selama proses dibuatnya tabloid ini. Pada tabloid edisi bulan Oktober ini, kami menyajikan beragam berita yang faktual, antara lain edutrip Bandung – Cirebon 2014, kunjungan ke media massa Kompas Gramedia, profil wakil kepala sekolah, kegiatan open house, serta berita lainnya. Nantikan majalah edisi November – Desember yang pastinya menyediakan berbagai berita yang hangat dan menarik. Selamat membaca!
Edisi Oktober 2014 // INFISA
1
PRESTASI
ORA ET LABORA CUP
Foto tim basket putri, yang meraih juara pertama Ora Et Labora Cup. (Foto: dok. INFISA)
SERPONG, INFISA – Tim basket putra dan putri SMA Santa Laurensia berhasil memenangkan Ora Et Labora (OEL) Cup, yang diselenggarakan oleh SMA Ora Et Labora, Senin (22/09/14). Tim putri berhasil meraih juara pertama, sedangkan tim putra meraih juara kedua. Kemenangan tim basket putri SMA Santa Laurensia diraih setelah mengalahkan sekolah SMAN 10 Tangerang pada pertandingan final. Sebelum mencapai final, tim ini telah dipertemukan dengan beberapa tim lainnya dan semua dapat dimenangkannya dengan perjuangan yang gigih. “Saat OEL Cup rasanya seru sekali dan gugup juga,
takut gimana game-nya akan berakhir. Rasanya senang sekali ternyata bisa juara satu. Bangga dengan tim Loren bisa menang,” ujar Alexandra Audrey, salah satu pemain di tim basket putri SMA Santa Laurensia. Kemenangan ini tidak membuat tim basket putri SMA Santa Laurensia untuk bersantai-santai, bahkan mereka sudah menentukan target yang baru. “Target berikutnya adalah menjadi juara pada kompetisi selanjutnya,” tutur Pak Lius, pelatih tim basket putri SMA Santa Laurensia. “Semoga tim ini dapat bekerja sama dengan lebih baik dan sering latihan, sehingga pada kompetisi berikutnya tim ini dapat meraih kejuaraan lagi,” tegas Audrey.
Berbeda dengan tim basket putri yang berhasil meraih juara pertama, tim basket putra SMA Santa Laurensia gagal dalam pertandingan final melawan tuan rumah dengan skor 26-35. “Saat sudah sampai di final ada sedikit penyesalan, karena tidak dapat meraih juara satu,” kata William, kapten tim basket putra SMA Santa Laurensia. Kekalahan ini tidak membuat tim basket putra kehilangan semangat, justru memotivasi tim basket putra SMA Santa Laurensia untuk berlatih agar dapat mencapai hasil yang lebih baik lagi. “Target berikutnya adalah meraih juara satu di JAAC,” tutur William. (Aditya Jonany, editor: Karel AS)
PRESTASI
MERAIH MEDALI EMAS DENGAN TANAMAN CABAI SERPONG, INFISA – “Pengaruh Perbedaan Panjang Gelombang Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai”, merupakan penelitian yang meraih juara pertama dalam OPSI (Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia) di tingkat Provinsi Banten. Fransiska Fedora Fifian, Fiona Mentari Putri dan Venessa Kyanada merupakan 3 siswi SMA Santa Laurensia yang berhasil membawa penelitian ini menuju kemenangan pada Bulan September lalu. Dalam lomba ini, terdapat banyak sekolah lainnya yang ikut berpartisipasi seper-
ti misalnya SMAN 1 Malimping Banten, SMAN 1 Rangkasbitung Banten, dan lainlain. Kompetitor dari sekolah lain tidak membuat ketiga siswa ini putus asa, melainkan membuat mereka menjadi lebih semangat untuk memenangkan olimpiade ini. Segala macam usaha telah mereka lakukan dari berlatih untuk presentasi, menyiapkan display, sampai jam tidur mereka pun terganggu. Lomba ini diadakan di Marbella, Anyer dimana laporan, display, dan presentasi yang telah mereka buat akan dinilai. “Kami sangat tidak menyangka kalau kami dapat
menang. Padahal, masih banyak projek lainnya yang tidak kalah bagusnya,” tutur mereka. Penelitian ini akan dilanjutkan dari tingkat Provinsi ke tingkat Nasional, sayangnya pendaftaran sudah ditutup dan Provinsi Banten terlambat untuk mendaftar. Walaupun begitu, mereka tetap berharap agar penelitian ini dapat membantu kehidupan banyak orang di masa depan. (Vanessa Gabriela, editor: Devi Natalie)
Edisi Oktober 2014 // INFISA
2
STUDY TRIP
SEHARI BERSAMA KOMPAS
Siswa siswi antusias memperhatikan penjelasan dari staf redaksi Kompas. (Fotografer: Patricia K)
J
AKARTA, INFISA – Tim jurnalistik SMA Santa Laurensia mengunjungi kantor Kompas, salah satu media cetak terkemuka yang berdiri sejak 1965, Jumat (17/10/14). Kantor tersebut terletak di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat yang berjarak sekitar 40 menit dari Sekolah Santa Laurensia. Rombongan ini berangkat pada pukul 12.00 didampingi oleh Bapak Bayu serta Ibu Devi. Saat berada di Kantor Kompas, tim INFISA disambut lalu langsung dibimbing oleh Bapak Agus Hermawan selaku Kepala Divisi Kompas Muda. Beliau menayangkan cuplikan video dokumenter yang berisi mengenai sejarah terbentuknya Hari-
an Kompas. Video tersebut menjelaskan bagaimana pertama kali harian kompas diterbitkan oleh Bapak P. K. Ojong dan Bapak Jakob Oetama. Setelah selesai menonton video tersebut, kemudian diadakanlah sesi tanya jawab seputar Kompas, keredaksian Kompas dan kegiatan Kompas Muda. Selanjutnya, tim INFISA diajak mengelilingi kantor redaksi Kompas dimana terlihat banyak wartawan sedang menulis berita. Tim ini juga diajak untuk mengunjungi PIK (Pusat Informasi Kompas), dimana di dalamnya terdapat lebih dari 80.000 buku dengan jenis yang berbeda-beda dari komik hingga harian Kompas perdana.
Siswa siswi mendengarkan penjelasan dari staf redaksi Kompas. (Fotografer: Patricia K)
Kunjungan ke PIK (Pusat Informasi Kompas) sekaligus mengakhiri hari bersama Kompas. Dari perjalanan ini, tim INFISA dapat menimba begitu banyak ilmu dari redaksi Kompas. “Trip ini sangat berarti. Kagum sekali sama Kompas, ternyata kerjanya begitu berat tapi dijalani oleh mereka dengan semangat juang yang tinggi,” tutur Jessica, salah satu anggota tim INFISA. Tidak hanya tim INFISA, pihak Kompas juga sangat senang dengan kunjungan yang dilakukan. “Kunjungan kali ini sangat baik dan murid-muridnya antusias. Mereka banyak bertanya dan ingin tahu banyak tentang Kompas,” seru Bapak Agus. (Evelyn Monica Leonardi)
Pajangan mesin cetak kuno menarik mata siswa-siswi tim jurnalistik SMA Santa Laurensia. (Fotografer: Patricia K)
Edisi Oktober 2014 // INFISA
3
INFORMASI
MEMBANTU UNTUK DIBANTU
Siswa siswi peserta service learning berpose dengan para anak sekolah dasar. (Fotografer: Edbert Frederick)
S
ERPONG, INFISA – “Berbeda dari kerja sosial, service learning adalah pelayanan sosial yang membantu perkembangan antar kedua belah pihak, jadi sebenarnya bukan bekerja, tapi melayani,” tutur Pak Johan, guru Agama yang membimbing jalannya kegiatan service learning. Service learning sendiri adalah suatu kegiatan dimana siswa-siswi SMA Santa Laurensia terjun langsung ke lapangan dengan program yang mereka rancang sendiri.“Kegiatan service learning ini bukan sekedar untuk nilai, melainkan membuat para siswa mendapatkan pengalaman dan belajar mengenai kehidupan luar,” lanjut Pak Johan.
gram melayani di Panti Asuhan Tri Asih yang dilakukan kelas X IPA 2, Minggu (7/09/14). Panti asuhan tersebut merupakan tempat penyandang cacat tuna grahita atau disabilitas intelegensi. Pada kesempatan ini, kelas X IPA 2 mengundang pembicara dari luar yang dengan sukarela berkenan untuk membantu. Pembicara tersebut memberikan penyuluhan tentang lingkungan sekitar. Percakapan antara pembicara dan anak-anak disesuaikan dengan kondisi panti asuhan tersebut sehingga dapat menarik perhatian mereka. ”Kami mengenal mereka lebih dekat dan dapat belajar lebih banyak dari mereka,” sahut Felisha, ketua panitia dari kelas X IPA 2.
Selama pelaksanaan, para murid bergiliran terjun ke lapangan dengan program yang berbeda-beda. Salah satunya seperti pro-
Kegiatan service learning bukan hanya sekadar membantu, tetapi dengan kegiatan ini,
Seorang anak sekolah dasar terlihat antusias mengikuti kegiatan dalam service learning. (Fotografer: Edbert Frederick)
Seorang siswa peserta service learning menuntun seorang anak sekolah dasar melakukan aktivitas. (Fotografer: Edbert Frederick)
mereka juga dapat mengenal orang lain lebih dalam. Para murid juga merefleksikan kehidupan mereka lewat pengalaman selama kegiatan service learning ini. “Kalau mereka saja bisa mensyukuri kehidupan mereka yang seperti itu, kenapa kita tidak?” jelas Felisha. Dengan tujuan leadership dan empati, service learning juga berperan untuk membangun karakter dan kerja sama antar murid. “Sama seperti perkataan Presiden John F. Kennedy, jangan tanya apa yang Tuhan telah berikan kepadamu, tetapi tanyalah apa yang bisa kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan,” lanjut Felisha. Walaupun sekarang yang melaksanakan ini adalah para murid dari kelas X, tidak menutup kesempatan bagi kelas XI atau XII untuk turut berpartisipasi. (Natalie Dominique, editor: David N)
Seorang siswa peserta service learning mengajar kelas sekolah dasar. (Fotografer: Edbert Frederick)
Edisi Oktober 2014 // INFISA
4
SOSOK
PENGABDIAN SEORANG WAKIL KEPALA SEKOLAH B
el sekolah berdering pukul 07.15, menandakan waktu pelajaran akan dimulai. Nampak seorang ibu berkacamata mengatur lalu lalang siswa agar mereka segera masuk kelas masing-masing. Senyum ramah selalu terlontar ketika beliau disapa oleh beberapa siswanya. Ibu Susilo Widiyati atau lebih akrab dipanggil Ibu Yati, merupakan wakil kepala sekolah SMA Santa Laurensia dan guru Bahasa Indonesia kelas XII. Selama 8 tahun ia menjabat sebagai wakil kepala sekolah ba-nyak rintangan dan halangan yang beliau harus hadapi demi memajukan SMA Santa Laurensia. Tim INFISA mendapat kesempatan mewawancarai beliau, oleh karena itu mari kita simak cuplikan wawancara berikut ini! Sejak kapan Ibu bergabung dengan SMA Santa Laurensia? Saya sudah bergabung dan bekerja di SMA Santa Laurensia sejak sekolah ini pertama kali dibuka. Secara total sudah sekitar 20 tahun saya mengajar disini. Sebelum menjabat menjadi guru di SMA Santa Laurensia, apakah Ibu pernah menggeluti bidang pendidikan lainnya? Tidak, sebelum saya bekerja di SMA Santa Laurensia, saya hanya pernah bekerja menjadi penyiar radio di Yogyakarta dan tukang ketik dimana dulu belum ada komputer. Saya menggunakan mesin ketik sebagai penggantinya. Dulu saya harus bekerja saat kuliah, agar saya mendapatkan dana untuk biaya kuliah.
Apa saja rintangan yang Ibu hadapi selama Ibu menjadi guru dan wakil kepala sekolah? Rintangan menjadi guru ada banyak, salah satunya adalah mengajak siswa SMA Santa Laurensia agar memiliki daya juang yang tinggi. Menurut saya hal ini dikarenakan siswa SMA Santa Laurensia kurang memiliki daya juang, terutama karena siswa di sini datang dari kalangan keluarga menengah keatas dimana segala sesuatu sudah ada dan sering dilayani. Siswa SMA Santa Laurensia juga kurang cekatan, padahal fasilitas pendidikan dan sebagainya sudah ada. Para pahlawan tahun 1945 saja sudah memiliki daya juang yang tinggi walaupun tanpa fasilitas pendidikan yang baik, mengapa siswa SMA Santa Laurensia kurang? Apakah ada pengalaman yang tidak terlupakan di SMA Santa Laurensia? Hampir semua pengalaman saya di SMA Santa Laurensia tidak akan saya lupakan karena pengalaman yang saya dapatkan dan rasakan sangat penting dan bermanfaat bagi saya. Pengalaman tersebut berguna agar saya tidak mengulang kesalahan yang sama dan bisa mendapatkan nilai – nilai pentingnya. Pengalaman saya diwawancarai oleh kalian saat ini juga tidak akan saya lupakan.
Semoga tim INFISA bisa menjadi panutan dalam hal berkomunitas, memberikan inspirasi serta motivasi kepada teman-teman tentang etika berkomunikasi yang baik, dan cara berorganisasi yang baik. Semoga dengan terbentuknya tim ini, siswa-siswa SMA Santa Laurensia menjadi semakin rajin membaca. (Toby Andrew, editor: David Nicodemus)
Potret Ibu Yati, wakil kepala sekolah. (Foto: dok. INFISA)
Pesan apa yang ingin Ibu sampaikan kepada tim INFISA SMA Santa Laurensia?
INFORMASI
open house S
ERPONG, INFISA – SMA Santa Laurensia mengadakan acara open house untuk memperkenalkan sekolah ini ke kalangan yang lebih luas, Sabtu (4/10/14). Dalam acara ini, sekolah Santa Laurensia mempersilahkan siapa saja yang ingin hadir untuk melihat SMA Santa Laurensia lebih dekat. Open house 2014 ini menampilkan karya siswa dan siswi SMA Santa Laurensia dalam bentuk projek, karya tulis, dan masih banyak lagi. Hampir semua mata pelajaran dalam bidang IPA, IPS, lintas minat, ekstrakurikuler membuka stand mereka masing-masing.
Acara open house 2014 ini diadakan sekreatif mungkin untuk menarik perhatian para pengunjung serta siswa-siswi SMA Santa Laurensia sendiri. Salah satu stand yang menarik perhatian pengunjung adalah stand projek. Pada stand projek ini, dipamerkan berbagai macam penelitian siswa dengan basis IPA maupun IPS. Salah satu contohnya adalah pembuatan deterjen dengan bantuan bakteri yang sempat memenangkan perlombaan Genius Olympiad di Amerika Serikat. Diawali dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMA Santa Laurensia, Bapak Theja Kur-
niawan, acara dilanjutkan dengan presentasi dari para guru mengenai program studi yang ada. “Selama ini saya hanya dapat melihat sekolah Santa Laurensia dari jarak jauh, senang sekali bisa melihat bagian dalam dari sekolah ini serta mengetahui program belajarnya,” ujar salah satu pengunjung. Setelah selesai dengan presentasi, para tamu melakukan kunjungan ke stand-stand yang tersebar di Colombus Hall sekolah SMA Santa Laurensia. “Saya merasa cukup puas dengan open house tahun ini,” tutur Ibu Rosyati selaku panitia open house. (Hamledian Wijaya, editor: Karel AS)
Edisi Oktober 2014 // INFISA
5
galeri foto BANDUNG-CIREBON Sebuah permainan yang antusias diikuti siswa SMA Santa Laurensia dan SDN Cibuntu.
Suasana semarak bersama siswa di Komunitas Hong.
Seorang siswa menyiram air saat bermain permainan tradisional di Desa Cibuntu
Asyik menari bersama penari di Saung Angklung Mang Udjo.
Suasana rukun dan bahagia tercermin dalam permainan di Komunitas Hong
Burung-burungan yang terbuat dari daun pisang hasil karya siswa.
Foto group di depan Teknik Arsitektur ITB
Seorang siswa merakit sebuah angklung.
Sekumpulan siswa rukun beraktivitas di sawah.
Seorang siswa menggendong seorang murid SDN Cibuntu
Foto: doc. Infisa Edisi Oktober 2014 // INFISA
6
RESENSI
COMING SOON
film Robert Downey Jr. dan Robert Duvall dalam film The Judge
Cast film Fury.
THE JUDGE
FURY
Film ‘The Judge’ bercerita tentang seorang pengacara sukses, Hank Palmer (Robert D.J) yang pulang ke tempat asalnya hanya untuk mengetahui bahwa ayahnya, Joseph Palmer (Robert Duvall) tersangka atas pembunuhan seorang pria yang dia jebloskan dalam penjara. Kini ia harus membela ayahnya dalam pertarungan di meja hijau, berhadapan dengan jaksa Dwight Dickham, musuh bebuyutan ayahnya.
Fury merupakan film yang dibintangi aktor ternama Brad Pitt yang bermain sebagai seorang sersan bernama Wardaddy. Film tersebut menceritakan kisah tentang Perang Dunia II di April 1945 melawan para Nazi. Pada waktu itu Sersan Wardaddy ditugaskan untuk menuntaskan sebuah misi yang mematikan di pusat daerah musuh. Walau kalah dalam jumlah tentara dan persenjataan, ia terus berjuang melawan musuhnya.
Judul: The Judge Tahun Terbit : 2014 Sutradara : David Dobkin Pemain: Robert Downey Junior, Robert Duvall Genre: Drama, Komedi
Judul: Fury Tahun Terbit : 2014 Sutradara : David Ayer Pemain: Brad Pitt, Shia La Beouf, Logan Lerman Genre : Petualangan, Aksi, Drama
buku Sampul buku Allegiant.
Illustrasi buku Uglies.
ALLEGIANT
UGLIES
Allegiant merupakan buku ke-tiga dari ‘The Popular Divergent Series’ karya Veronica Roth. Novel ini menceritakan kelanjutan petualangan Tris dan anggota Four , divergent, dan allegiant lainnya. Mereka masih berjuang ke ras untuk mendapatkan kebebasan dan kesetaraan antar fraksi. Akan tetapi, banyak kejadian-kejadian tak terduga yang menghambat perjalanan mereka.
Uglies merupakan buku pertama dari The Uglies Trilogy oleh Scott Westerfield. Buku ini menceritakan kisah 300 tahun dari sekarang dimana terdapat 2 golongan bedasarkan kecantikan (Uglies dan Pretties), dimana menjadi normal saja tidak cukup. Tally, seorang Uglies yang akan berubah menjadi Pretties pada ulang tahun ke-16 nya tak sabar bisa menjadi cantik. Tapi, ternyata banyak rahasia gelap yang ia simpan. (Kalyana Vania, editor: Casamira Gitta)
Judul: Allegiant Penerbit: Mizan Fantasi Tahun Terbit: 2013 Jumlah Halaman:526 Pengarang: Veronica Roth
Judul: Uglies Penerbit: Matahati Tahun Terbit: 2005 Jumlah Halaman: 425 Pengarang: Scott Westerfeld
Edisi Oktober 2014 // INFISA
7
KOLOM SASTRA
KOSONG
Michael Amos Djohan
D
unia yang kelam aku berkelana; menempuh jurang aku meraba. Kematian pasti aku hindari; hanya sebuah mimpi di pagi buta. Hidup sunyi, aku jalani.
TERLARUT
Sendiri. Sendiri.
u coba menyapu masa lalu Demi membersihkan masa depan
Mengapa dunia ini kosong?
K
Ravelto Wangistu
Ku coba menghilangkan kelemahan Demi menunjukan kekuatan Ku coba melawan penjajah Demi menjadi penjajah Ku coba tertawa bahagia Demi membuat orang bahagia Tapi, mengapa coba yang telah dibuat Tidak menghasilkan demi Atau apakah coba yang kubuat Tidak cocok dengan demi ? Seharusnya, kata demi ku ganti dengan kata berbeda Agar bisa menghasilkan kata yang tidak hampa
Pelindung: Theja Kurniawan, S.T., M. Pd.; Pembimbing: Agustinus Bayu Prasetyo, S. Pd.; Ketua Redaksi: Evelyn Monica Leonardi; Wakil Ketua Redaksi: Helen Susanto; Redaktur Pelaksana: Jessica Judijanto; Wakil Redaktur Pelaksana: Kristhalia Hadi; Sekretaris: Rebecca F, Kalyana Vania; Keuangan: Michelle, Felisha; Editor: Karel Alexander, Devi Natalie, Casamira Gitta, David Nicodemus; Staff Redaksi: Matthew Samtani, William Rusli, Hamledian Wijaya, Natalie, Clarisia C, Natasia WP, Toby Andrew, Andrew Wilvert, Bobby Hartanto, Devin Alvaro, Rainier Contee, Reynardi LS; Artistik: Patricia K, Shania Quency, Felix Subakti, Vanessa Gabriela, Nathan Rusli, Hanny Natsya, Indira D, Fransiska Fedora, Venessa K, Griselda; Pemasaran: Brian Nugraha, Hamyrez JO, Alexander Bryan, Joshua Laurentius, Aditya D; Publikasi: Yohannes Glenn, Claudia Putri, Amanda PH, IC Amadea, Astrid Zita, Clarissa Auliani, Yovi, Helen Kristin, Timothy Jacob, Nathaniel Anfield; Produksi: Argha Joshua, Michael Sutedja, Fransisca Xaveria, Gabriela Klarissa, Agathon Hadi, Kristoforus David; Riset: Aditya Jonany, Nathanael D, Nicholas Collin, Gabriela Geraldine, Michaela Amanda, Brigitta Febriani. Alamat: Jl. Sutera Utama no. 1 Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten (telp. (021) 539 8888) Blog: infisalaurensia.blogspot.com Instagram: infisalaurensia Untuk peliputan berita, hubungi 08111098422 (Yohannes Glenn) atau infisalaurensia@gmail.com
Edisi Oktober 2014 // INFISA
8