5 minute read

Sukses Gondol Scoopy di Menganti, Apes Papasan Polisi

Gresik, Memorandum Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) kembali terjadi di Gresik. Kasus terakhir di Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti. Berbeda dengan aksi di Sekapuk yang hingga kini masih dalam penyelidikan, terduga pelaku di Menganti tak butuh waktu lama dibekuk polisi.

RM (47), terduga pelaku yang merupakan warga Kelurahan Bedilan, Gresik Kota sebenarnya sempat membawa kabur motor curian. Namun apes, ia justru papasan dengan polisi.

Advertisement

Aksi curanmor itu terjadi pada Senin (22/5) sekira pukul 21.30. Bermula saat korban Sumadi (30), warga Desa Hendrosari, Kecamatan Menganti memarkir motornya yang bernopol

W 6819 EG, di depan rumah.

“Sekira pukul 21.30, korban mendengar suara mesin motor dinyalakan. Kemudian korban mengecek keluar ternyata kendaraannya sudah tidak ada di tempat semula. Korban mengalami kerugian Rp 10 juta,” kata Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima

Diduga ODGJ, Pria Lumpur Tusuk 3 Tetangga

Gresik, Memorandum

Muhammad Ardiansyah (28), warga RT 3/RW 3 Kelurahan Lumpur, Gresik Kota diamankan petugas gabungan dan warga setempat. Penangkapan dilakukan lantaran dia menusuk tiga tetangganya dengan pisau.

Aksi penusukan itu terjadi pada Selasa (23/5) pagi. Mulanya, pelaku berjalan kaki di sekitar rumahnya. Saat papasan dengan para korban, pelaku tiba-tiba menusuk setiap warga yang ditemuinya di sepanjang Jalan Sindujoyo dengan pisau kecil.

Total ada tiga warga yang menjadi korban. Yakni, Achmad Chudori (65) mengalami luka sayatan di dada. Kemudian Acmad Sofyan (47), mengalami luka sayatan di kuping. Terakhir, Akhmad Luthfi Khabib (39), warga Kramatinggil mengalami luka sayatan di tangan. Pipit tetangga pelaku mengatakan, warga dibantu petugas berusaha mengamankan pelaku yang tinggal sendiri. Sementara korban mendapat perawatan medis. “Korbannya tadi dibawa ke puskesmas dan rumah sakit,” ujar Pipit saat ditemui di lokasi kejadian.

Kapolsek Gresik Kota AKP Rachmat Triyanto membenarkan peristiwa penusukan tersebut. “Benar terjadi aksi penusukan terhadap tiga korban. Pelakunya diduga mengalami orang dalam gangguan jiwa,” imbuhnya. Indikasi itu sangat kuat melihat sikapnya ketika diamankan. Ardiansyah tampak tersenyum seperti tanpa penyesalan dan ketakutan. Ia dibawa petugas gabungan untuk menjalani pemeriksaan. Utamanya terkait kejiwaan pelaku yang hidup sendiri. Petugas juga membawa pisau yang dipakai pelaku melakukan penusukan. (and/har/epe)

Wirdhan, Selasa (23/5).

Sumadi pun membuat laporan ke kantor polisi. Menerima laporan korban, sekira pukul 23.40, Resmob Satreskrim Polres Gresik bergerak cepat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Meminta keterangan korban terkait kronologi pencurian yang dialaminya.

“Setelah dari TKP, tim resmob patroli dan bersimpangan dengan terduga pelaku curanmor. Ciri-ciri motor yang dikendarai sesuai dengan kendaraan korban yang hilang beberapa saat sebelumnya. Pelaku langsung kami amankan bersama barang bukti motor curian,” imbuhnya. Di hadapan penyidik, RM mengakui semua perbuatannya. Modusnya, merusak rumah kunci motor. “Pengakuannya baru satu kali beraksi, tapi ini masih terus kami dalami. Termasuk apakah ada keterlibatan pelaku lain,” tandasnya. Desakan ekonomi menjadi dalih RM berulah. Kini akibat ulahnya sendiri, RM harus menerima pil pahit. Menjadi pesakitan di dalam sel tahanan. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, RM sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Mapolres Gresik. Tersangka dijerat Pasal 363 KUHPidana dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara.(and/har/epe)

Bupati-Wabup Gresik Alokasikan Insentif untuk 14 Ribu Guru

Gresik, Memorandum Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati (Wabup) Aminatun Habibah menaruh perhatian serius terhadap kesejahteraan guru. Salah satunya diwujudkan dalam bentuk insentif kepada belasan ribu guru. Termasuk pengangkatan guru honorer menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Aminatun Habibah mengatakan, untuk dunia pendidikan, pemkab telah memberikan dukungan anggaran yang tidak kecil. Kepada para guru, bupati dan wabup berkomitmen memberikan uang jasa kepada hampir 14 ribu guru. Hal ini untuk mendorong kesejahteraan guru sekaligus meningkatkan mutu pendidikan.

“Pada tahun ini, sebanyak 3.206 guru PAUD akan mendapat insentif bulanan Rp 200 ribu dikali 12 bulan dengan total mencapai Rp 7,7 miliar. Selain itu, pengangkatan guru honorer menjadi PPPK juga terus dikebut. Targetnya, di Kabupaten Gresik nantinya tidak ada lagi guru honorer,” kata Bu Min, sapaan akrab wabup kemarin. Hal itu dilakukan sebagai bentuk komitmen mendorong kesejahteraan kalangan guru. Meningkatnya kesejahteraan guru harapannya diikuti dengan peningkatan kualitas mutu pendidikan. Khusus untuk warga Bawean, Bu Min berkata akan memberikan bantuan yang terbaik di sektor pendidikan. Salah satunya adalah realisasi program Kejar Paket Tuntaskan Putus Sekolah (Jaketku). Diketahui, ada sekitar 47 orang yang siap mengikuti program Jaketku di Bawean. “Kami akan senantiasa mencurahkan usaha sepenuh hati di bidang pendidikan. Baik itu di Bawean atau pun daratan. Kare- na ini menjadi perhatian khusus saya dan pak bupati sejak awal kami dilantik,” ungkap wabup Gresik perempuan pertama dalam sejarah tersebut. Untuk diketahui, sejak tahun lalu indeks pendidikan Kabupaten Gresik melejit tinggi. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kepuasan pelayanan masyarakat terhadap pendidikan di Gresik sudah lebih dari 80 persen. Ini sangat baik karena sudah di atas rata-rata Jawa Timur. (and/har/epe)

Bangkai Pesawat Tempur Terangkat dari Kedalaman 30 Meter

JARING ikan dapatnya bangkai pesawat tempur.

Kejadian tak terduga itu dialami Miftah (56), nelayan asal Desa Weru, Kecamatan Paciran, Lamongan. Benda berukuran cukup besar itu diduga peninggalan Perang Dunia II. Hal ini selaras dengan sejarah Desa Weru yang pernah menjadi pangkalan militer penjajah.

Minggu (21/5), menjadi momen yang tak terlupakan bagi Miftah dan tiga ABK-nya (anak buah kapal).

Pagi itu, dia melaut untuk mencari penghidupan. Mesin kapal sudah menyala, jarring-jaring penangkap ikan juga sudah tersedia di lambung kapal.

Empat orang itu pun pergi berlayar. Miftah bertindak sebagai nakhoda mengarahkan kapal menuju laut lepas. Berangkat penuh harap, pulang membawa penuh ikan tangkapan. Namun harapan itu sirna. Yang didapat malah hal-hal yang tak pernah disangka. Bahkan bisa jadi lebih mahal dari tangkapan dalam semalam.

Sekitar 12 mil dari bibir pantai, ABK-nya mulai melempar jaring ke laut lepas. Ditunggu beberapa menit, diperkirakan sudah banyak ikan yang terperang- kap, jaring pun berusaha diangkat. “Lha kok saat diangkat jaringnya tersangkut. Awalnya saya tidak tahu itu tersangkut apa,” kata Miftah, Selasa (23/5). Sekuat tenaga, mereka berupaya mengangkat jaring yang cukup lebar itu. Ternyata berat. Mereka tidak mampu. Terbesit di benak mereka, pasti tersangkut benda atau karang yang besar. Saat itu kedalaman air sekitar 30 meteran. Sehingga dasar laut tidak tampak dari permukaan. “Saya berusaha memutar-mutar kapal agar jaring saya terlepas. Tapi tetap tidak bisa,” ceritanya. Karena jaring itu harganya cukup mahal, bagaimanapun caranya harus bisa lepas. Akhirnya, jaring itu ditarik dengan cara didorong menggunakan mesin kapal. Upaya Miftah pun membuahkan hasil. Jaring perlahan terangkat. Namun tak disangka, ternyata ada sebuah benda besar yang masih tersangkut jaringnya.

Nelayan kawakan itu pun memilih untuk menarik benda tersebut menuju daratan. “Awalnya saya kira bangkai kapal atau perahu,” jlentrehnya. Kapal akhirnya balik kanan, putar haluan. Belum dapat banyak ikan namun harus kembali pulang. Butuh waktu 8 jam untuk menarik bangkai pesawat tempur dari tengah laut menuju bibir pantai. Itu pun tidak langsung sampai tepian. Di jarak 2 mil menuju daratan, kapal sudah tidak kuat menarik. Keesokan harinya (22/5), Miftah dibantu nelayan setempat kembali menarik benda besar itu. Tujuannya disingkirkan ke daratan agar tidak mengganggu dan membahayakan nelayan saat berlayar. “Setelah sampai daratan saya tidak menyangka, ternyata benda itu bangkai pesawat terbang,” tukasnya. Tampak sebuah benda besar yang mirip pesawat tempur dengan satu awak. Kondisinya sudah tidak utuh dan banyak yang telah berkarat. Tampak pula jaring nelayan yang masih menyangkut di bangkai pesawat tersebut. “Mungkin pesawat tempur zaman Belanda,” timpalnya lagi.

Sayap bangkai pesawat itu sudah hancur.

Baling-baling di bagian depan juga sudah tidak ada pun keropos. Akan tetapi bentuknya masih sangat terlihat bahwa itu bangkai pesawat jaman dahulu. “Dinamonya masih ada, kabel-kabelnya juga masih ada,” tambahnya. Miftah lalu melaporkan penemuannya ke pihak desa. Selanjutnya diteruskan ke Polairud Polres Lamongan dan Forkopimcam Paciran. Hingga kemarin, bangkai pesawat tempur diduga peninggalan Belanda itu belum dievakuasi. Menjadi tontonan gratis warga sekitar. “Saya serahkan ke pihak berwenang,” tutupnya.

Sekretaris DPC Himpunan Nelayan Seluruh

Indonesia (HNSI) Lamongan Murod mengatakan penemuan bangkai pesawat tempur itu sudah dilaporkan ke cagar budaya dan dinas terkait. Kelompok nelayan menyerahkan bangkai pesawat itu ke pihak terkait. “Kami perkirakan ini merupakan benda sejarah, peninggalan penjajah. Harapannya bisa dibuatkan cagar budaya atau prasasti di sini. Karena memang Desa Weru dulunya pangkalan militer penjajah,” beber Murod. Bangkai pesawat tempur yang ditemukan Miftah itu kemungkinan pesawat yang dulu mangkal di pangkalan itu. Ini juga didukung penemuan misil atau rudal beberapa waktu lalu di sekitar Sidokumpul, Desa Weru. “Kemungkinan masih banyak benda-benda peninggalan penjajah di sekitar sini. Karena memang dulunya pangkal. Kami berharap dibuatkan prasasti di sini untuk menghidupkan kembali sejarah itu,” tukasnya. (and/har)

RABU

This article is from: