2 minute read

Dua Bulan Diputus PLN, Listrik Warga Dinyalakan Lagi

Blitar, Memorandum

Advertisement

Setelah adanya respons dan pembukaan posko pengaduan dari Wakil Bupati (Wabup) Blitar Rahmat Santoso terkait permasalahan denda pembayaran listrik, kini aliran listrik rumah warga yang sebelumnya diputus sudah dinyalakan kembali.

Rumah di Desa Kebunduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar itu kembali terang dan tak perlu membayar denda Rp 2,7 juta. Petugas PLN menyatakan bangunan bedah rumah tersebut terbukti tidak melakukan pelanggaran pemakaian listrik.

Cucu Mbah Joyo, Kholil menceritakan, sekitar pukul 09.00 tadi pagi, rumah kakeknya didatangi dua petugas yang mengaku dari PLN Kediri. Mereka langsung menyalakan kembali KWH meteran yang sudah diputus sejak dua bulan lalu.

Kholil lalu menanyakan, kenapa yang datang bukan petugas dari ULP Srengat, malah dari UP3

Kediri? Seorang petugas kemudian menjawab bahwa kasus pemutusan listrik di rumah Joyo Kailan menjadi atensi utama PLN UP3 Kediri. “Mereka katanya dapat pemberitaan media soal rumah saya. Terus mereka tanya, ‘rumah sampean kok sampai diberitakan media itu gimana?’ Ya, saya jawab kalau tidak membayar sepeserpun. Ada wartawan yang tanya-tanya waktu saya ikut demo di kantor PLN Srengat barengan sama santri Ponpes Mantenan,” cerita Kholil, Sabtu (6/5).

Begitu listrik di rumah sang kakek kembali menyala, Kholil lalu menanyakan bagaimana dengan tanggungan denda sebesar Rp 2.749.589 itu? Petugas pun menjawab, setelah dikaji ulang ternyata pemilik rumah telah melalui prosedur yang benar untuk menggeser meteran. Yakni melapor ke Call Center 123 dan petugas yang melakukan penggeseran meterannya. “Mereka bilang setelah dikaji ulang KWH tidak ada masalah. Semua dicek normal tidak ada pe- rubahan di KWH, sanjange ngoten (bilangnya begitu),” ungkap Kholil. tidak ditemukan masalah dalam KWH meter, Joyo Kailan juga terbebas dari denda. Sebab, pemilik rumah telah membayar uang Rp 250 ribu kepada petugas PLN yang menggeser meteran waktu itu.

“Terus bilang tidak usah dibayar dendanya. Nanti kalau ada denda biar yang bayar dari PLN ataupun petugas yang menangani dulu, karena sudah membayar ke petugas. Tapi uangnya tidak masuk PLN,” ungkapnya menirukan penjelasan petugas PLN. Kasus geser meteran di rumah Joyo Kailan, lanjut Kholil, menurut petugas tidak termasuk pelanggaran berat atau P4. Sebab, tidak terbukti merusak meteran dan tidak terbukti melakukan pencurian listrik. Apalagi yang mengerjakan penggeseran meteran itu adalah petugas PLN sendiri.

Kholil mengatakan, petugas

PLN tersebut mengakui kesalahannya. Rumah kakeknya sama sekali tidak mengurangi dan menambah daya.

“Ini kesalahan dari PLN. Sebenarnya sampean nggak nyuri, cuma nggeser saja dan meterannya saya cek juga berfungsi dengan baik. Tidak ada pengurangan nilai energi dan penambahan energi,” kata Kholil menirukan ucapan petugas PLN tersebut. Begitu petugas PLN meninggalkan rumah Joyo Kailan, beberapa tetangga berdatangan. Beberapa di antara mereka kemudian bercerita ada saudaranya dengan kasus yang sama didenda Rp 15,7 juta dan ada juga yang didenda Rp 2,7 juta. “Lah saya senang, tapi juga bingung. Wong ini rezeki saya, listrik rumah mbah saya kembali nyala dan ndak bayar denda. Tapi ya ndak tahu apakah rumah lainnya bisa seperti rumah mbah saya,” pungkasnya. (nus/zan/lis)

Pemkot Bakal Renovasi Puskesmas Sukorejo

Blitar, Memorandum Pemerintah Kota (Pemkot)

Blitar menaruh perhatian lebih terhadap kondisi Puskesmas Sukorejo yang berada di Jalan Cemara, Kelurahan Karangsari. Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Dharma Setiyawan menyampaikan, rencananya gedung pelayanan di Puskesmas Sukorejo itu akan direhab tahun ini.

Dharma mengatakan, renovasi Puskesmas Sukorejo dilakukan karena gedung yang saat ini ada dinilai kurang representatif, seh- ingga ada beberapa layanan kesehatan yang belum bisa dihadirkan, seperti Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) untuk ibu hamil yang ingin melahirkan secara normal. Mengingat, dari tiga puskesmas yang ada hanya Puskesmas Sukorejo yang belum bisa melayani ibu melahirkan. Untuk itu renovasi gedung Puskesmas Sukorejo ini, nantinya juga akan diikuti dengan pengembangan beberapa layanan kesehatan. Termasuk ruang Unit Gawat Darurat (UGD).

Dharma menyebut area Puskesmas Sukorejo nantinya akan diperluas ke arah utara dan timur dengan menyediakan gedung dua lantai. Selain itu juga akan dilengkapi denga Ruang Terbuka Hijau (RTH), area parkir dan ipal komunal di sebelah selatan.

“Kita melihat gedung yang ada saat ini kan kurang representatif, aksesnya sulit, dan Puskesmas Sukorejo juga belum memiliki PONED. Sehingga renovasi ini dinilai sangat perlu,” kata Dharma. (nus/zan/lis)

This article is from: