Haji & Umroh Adalah Ritual Berhala

Page 1


1

HAJI & UMROH SAFA MARWAH TRADISI JIN HAJI & UMROH - Bagian 2 – Al-Safa dan Al-Marwah Ritual berjalan antara Safa dan Marwa disebut "Sa'i". Muslim percaya bahwa ritual ini ada hubungannya dengan Hagar dan Ismail. Selain ini absurd secara historis dan geografis (**), Umrah dijaman pra-Islam adalah ritual agama Jin Arab. Safa & Marwa Walk During Hajj lihat videonya Safa dan Marwa adalah dua bukit dekat tempat tinggal Abdul Mutalib, kakek Muhammad, yang menggali sumur Zamzam dan mendirikan patung Asaf dan Naelah sebagai dewa2 sumurnya. Kakeknya ini adalah penganut fanatik agama Jinn dan mendalami okultisme. [Lihat juga : rafat-amari-okultisme-penyembahan-jin-keluarga-muhammad-t31059/] Dalam Islam, Jin diakui sebagai dedemit/setan/iblis. Berhala2 yang ditempatkan pada dua batu Safa dan Marwa adalah dua patung, dimana patung pria dinamai Asaf dan wanitanya bernama Naelah. Mereka adalah imam2 yang paling dihormati oleh agama Jin Arab. Dalam mitos Arab, mereka melakukan percabulan di dalam Ka'bah dan para dewa mengutuk mereka shg menjadi patung batu. ANEHNYA, meskipun Islam menghapus segala peng-idol-

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


2

an berhala ..ehhh Muslim sampai detik ini masih saja berjalan antara Safa dan Marwa tujuh kali, seperti yg dilakukan kaum berhala dulu. ''Asim mengatakan kepada kami bahwa ia berkata kepada Uns bin Malek, seorang sahabat Muhammad, sampai Allah memberi sebuah ayat bahwa Safa dan Marwa adalah ritual dari Allah. Jika seseorang beribadah haji ke Kaabah, ia harus mengelilingi bukit tsb. Yang bersangkutan menjadi bebas dosanya ketika mengelilingi bukit' tsb.'' (Sahih al-Bukhari, 2, halaman 171) Dikisahkan oleh 'Asim: Aku bertanya kepada Anas bin Malik, "Apakah Anda kurang berkenan melakukan Tawaf antara Safa dan Marwah?" Dia berkata, "Ya, karena hal tsb adalah ritual periode Pra-lslam, sampai Allah mengungkapkan:" Sesungguhnya (dua gunung) As-Safa dan Al-Marwah adalah salah satu simbol Allah! Oleh karena itu tidak berdosa bagi orang yang melakukan haji ke Kaabah atau melakukan 'Umrah, untuk melakukan Tawaf di antara mereka (kedua bukit tsb). " (Q 2.158: Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui). [Sahih al-Bukhari 2 Buku 26 710] Bahkan Ibnu Abbas, sepupu Muhammad dan pengabar Islam paling otoritatif, mengakui bahwa mengelilingi Safa dan Marwa adalah kebiasaan pagan Arab sebelum Islam, yang dilaporkan dalam Sahih al-Bukhari, 4, hal 238 . Mungkin alasan Muhamad bahwa "Allah memberikan ayat" meneruskan ritual pagan, adalah karena Muhammad ingin menenangkan dua suku bandit pemalas yaitu Oas dan Khazraj. Mereka direkrut dalam pasukannya di Medinah untuk menyerang sukunya sendiri, suku Quraisy di Mekah, dalam layanan kepada "Allah"-nya. Upah bagi Oas dan Khasraj sama dengan semua orang yang mengikuti Muhammad, yaitu empat-perlima dari harta rampok/jarahan, istri dan anak-anak dari kaum yang kalah sah menjadi milik mereka. Sementara Surat 8 Quran (al-Anfaal) memerintahkan agar si nabi dapat 1/5 (20%) dari barang jarahan tsb. Kaum Oas dan Khazraj mulai Umrah Haji mereka dengan mencium patung tiruan yang ditempatkan di seberang Mekah. Mereka berjalan tujuh kali antara kedua batu, kemudian kembali ke Mekah untuk mencium kedua patung asli, Asaf dan Naelah. Ritual Pembersihan atau Wudhu Baik Haji maupun Umrah dimulai dengan wudhu dan disertai doa berulang-ulang. Ini, kata Muhammad, setelah kembali dari perjalanan Isra Miraj-nya, adalah suruhan Allah. Betulkah? Adalah suatu fakta bahwa Muhamad dan setidaknya empat anggota keluarganya telah sangat terlibat dalam okultisme sekte Sabian pada abad kedua. Sekte ini berdampak

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


3

mendalam pada kehidupan sehari-hari Muhamad, dimana beberapa orang menyebut Muhammad sebagai "Sabian." Ini dianggap panggilan mengejek dan berarti 'murtadin.' Tapi Muslim lupa bahwa kaum Sabian yang dulu benar2 eksis (dan bukan sekedar 'murtadin') ternyata JUGA berdoa lima kali sehari setelah ber-wudhu. Sumber inspirasi, ritual pembersihan dalam Islam dibahas pada halaman "Muhammad's Night Journey". http://brotherpete.com/muhammads_night_journey.htm Pemotongan Rambut /Tahallul Pemotongan rambut sudah dilakukan oleh suku-suku Arab setelah ziarah untuk menghormati dewa/dewi mereka. Misalnya, mereka melakukan ziarah ke salah satu dewa mereka - al-akyaser - dimana mereka memotong rambut mereka yang lalu dicampur dengan tepung dan dilemparkan ke udara. Perayaan yang sama juga dilakukan oleh banyak suku pagan Yaman. Suku-suku pagan tsb beremigrasi dari Yaman ke daerah sekitar Medinah dan Mekah, setelah runtuhnya bendungan di Ma'rib sekitar tahun 150 M. Sampai kini pemotongan rambut masih menjadi ritual tanda berakhirnya ibadah haji. Tempat-tempat dari Haji pra-Islam juga termasuk Arafat, tempat dimana mereka berhenti untuk menyembah matahari, dan Muzdalifah, dimana mereka berhenti untuk menyembah bulan. Lalu ibadah haji akan berakhir di Mina, yang disebut Muna, tempat yang didedikasikan untuk dewa Manat, dimana mereka memotong rambut dan mempersembahkan korban hewan. Ini adalah ritual haji yang sama seperti yang dilakukan Islam sampai saat ini. Hewan Kurban Ibnu Hisyam, penyunting buku tertua mengenai kehidupan Muhammad mengatakan, yang menjadi obyek penyembahan disumur Zamzam adalah patung Asaf dan Naelah, yang juga termasuk ritual korban hewan untuk berhala. Hal ini menunjukkan bahwa sumur Zamzam didedikasikan untuk menyembah dua berhala oleh seorang pendeta agama Jin arab, kakek Muhammad sendiri, Abdul Mutalib. Hal ini dapat disimpulkan pertama karena Abdul Mutaliblah penggali sumur Zamzam. Kedua karena dia menyembah patung dari dua imam Jin tsb. Memang Abdul sangat fanatik dengan okultisme, sampai ia ingin untuk mengorbankan salah satu anaknya sendiri untuk dua berhala di sumur Zamzam. Anak itu bernama Abdullah, yang kelak menjadi ayah dari Muhammad. Ketika Abdul hampir membunuh Abdullah dengan pisaunya, saudara Abdul berhasil menyelamatkan anak itu.

Sumur Zamzam Bangsa Arab pra-Islam menggali sebuah sumur di setiap kuil yang mereka pakai untuk mempersembahkan korban hewan kepada dewa yang mereka sembah. Mereka juga minum air dari sumur yang didedikasikan untuk sang dewa.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


4

Setelah Abdul Mutalib menggali sumur Zamzam di dekat Safa dan Marwa, kegiatan mengunjungi dan minum air sumur menjadi bagian dari haji kecil/Umrah untuk menghormati para dewa arab, dalam hal ini para pelayan setia jin, Asaf dan Naelah. -------------------------------------------------** Absurditas geografis : bagaimana Ishmael dan Hagar melancong keluar Israel, melewati 1200 km gurun pasir yang tidak berpenghuni dan belum pernah di-eksplorasi, ke MEKAH--1000 tahun sebelum rute karavan pertama dibangun disepanjang Laut Merah? http://www.youtube.com/watch?v=20Cd_NAYZig

Atau lihat peta yang menunjukkan jarak antara tempat keberangkatan Hagar di Israel dengan letak Mekah.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


5

TAHAP HAJI BESAR DAN ARTI SERTA ASAL USUL BERHALANYA THE STAGES OF THE GREAT HAJJ AND THEIR PAGAN MEANINGS AND ORIGINS

Ziarah menuju Lembah Arafah Ziarah, atau haji besar, dimulai pada bulan ke 7 Du al-Hijjah, bulan ziarah.

http://hasansagaf.wordpress.com/2010/06/20/arafah/

MANAT Pada hari kedua, hari 8 Dzulhijjah , peziarah berangkat menuju lembah Arafat/Arafah (Arafat=bentuk plural, Arafah=bentuk tunggal), sebelah timur Mekah. Diperlukan waktu lebih dari 4 jam untuk mencapai tempat ini naik onta. Ditengah perjalanan ke Arafah, ada

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


6

sebuah tempat bernama Muna, atau Mina’, dimana peziarah melakukan sholat zhuhur. Muna adalah tempat penting dalam proses Haji. Baik kata Muna dan Manat memiliki arti sama dalam bahasa Arab, yaitu “menginginkan atau berangan.” Manat adalah puteri Allah. Ini menunjukkan bahwa Muna didedikasi pada penyembahan dewi Manat. ARAFAH Pada hari ketiga, hari ke 9 Dzulhijjah, para peziarah melanjutkan pendakian ke gunung Arafah. Mereka dalam keadaan Ihram, mengenakan dua helai kain putih. Mereka berada didekat lembah “Jabal Al-Rahmah” atau “lembah pengampunan,” dan berteriak dalam suara keras dari siang sampai matahari terbenam “Labbayk, Allahumma Labbayk.” Allahumma berarti “Allah, adalah mereka,” jadi teriakan mereka berarti, “Allah adalah mereka, saya disini.” ''Labbayk, labbayk'' di Jaman Berhala Arabia Pernyataan/Talbiyah ini memiliki arti khusus karena diteriakkan pada setiap patung anggota Keluarga Bintang yang dianggap patut dihormati. Muhammad mengadopsi kebiasaan ini kedalam agama karangannya, islam. Malah para pengikut dewa Hubol/Hubal, dewa kuil utama di Mekah, juga akan mengulangi talbiyah Labbayk ini.[xvi][16] “Hubal” adalah lambang dewa bulan.[xvii][17] Ada yg mengira bahwa Hubal adalah Allah, sebelum planet Venus, menggantikanya dengan julukan Allah. Talbiyah yang sama diteriakkan bangsa Arab sebelum Manat. Mereka mengatakan: Labbayk, Labbayk, Allaahumma labbayk, labbayka laa syariika laka, labbayk. Allah are them, I am here. Without the prayerful who come early before you, people will fail and abandon you, but they will still come to you in one pilgrimage after another.[xviii][18] [Atau : Labbayk, Allahumma labbayk, labbayk, la sharika laka labbayk, inna ’l-hamda wa ‘nni’mata laka wa ‘l-mulka la sharika lak. Here am I before Thee, O God, doubly at Thy service. Before Thee I am, there is no partner unto Thee, doubly at Thy service here am I. All praise and blessings are Thine, and power. There is no partner unto Thee.] Manat memiliki tempat2 dimana para peziarah melakukan talbiyah yang sama dan melakukan ritual2 lainnya spt memotong rambut.[xix][19] Kaum Quraish dan Khuzaa'h, suku bangsa yang membangun Mekah, adalah beberapa contoh pemuja dan peziarah bagi dewa Manat.[xx][20] Muhammad melarang pengikutnya solat magrib di gunung Arafat,[xxi][21] sementara kaum berhala arab yang berziarah ke gunung Arafat berhenti bertalbiyah saat matahari terbenam. Istilah ''Allah adalah mereka,'' diadopsi suku Quraish, sukunya Muhammad. Quraish menulis pakta2 atau surat2 mereka dengan pendahuluan “in the name of Allah are them” (dalam nama Allah adalah mereka) [xxii][22] Muhammad berasal dari Bani Hashem dari suku Quraish.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


7

Quraish menulis sebuah dokumen melawan Bani Hashem yang dimulai dengan kata2 yang sama, “In your name Allah are them.” Dokumen Quraish ini melarang anggota mereka berhubungan dengan Bani Hashem, karena Bani Hashem menolak untuk menyerahkan Muhammad kepada Quraish untuk diadili. Kertas itu mulai dengan anak kalimat, “In your name Allah are them.”[xxiii][23] Suku pagan ini menggunakan formula ini karena menghormati setiap anggota dewa2 Keluarga Bintang Arab. Suhail Bin Amru, salah seorang pemimpin suku Quraish, merundingkan sebuah pakta antara suku Quraish dan Muhammad. Muhammad memulai pakta tsb dgn kata2 “Dalam nama/Bismillah al Rahman al-Rahim.” Kata2 ini juga digunakan di oleh Musaylimeh Bin Habib, seorang lelaki yang juga menyatakan diri sebagai nabi, dengan hubungan kpd Jin/Setan. Quraish menentang Musaylimeh. Jubir Quraisy, Suhail, keberatan dengan permulaan pakta tersebut dgn kata2, “Bismillah al Rahman al-Rahim.” Suhail mengatakan kepada Muhammad: “Saya tidak tahu siapa si ‘Rahman’ ini. Sebaiknya tulislah ‘In your name Allah are them,’ sebagaimana adat penulisan kita.”[xxiv][24] Ini menunjukkan bahwa ketika Muhammad menulis sebuah dokumen penting, ia menulis kata2 yang sama yang digunakan oleh sukunya untuk megnhormati keluarga dewa2 Bintang. Umayyah bin abi al-Salt adalah saudara sepupu Muhammad dari pihak ibu. Umayyah juga terlibat dengan Jin-setan yang mengajarkannya banyak hal, termasuk kalimat, “In your name, Allah are them.”[xxv][25] Umayyah ini lohhh ... yang mengatakan bahwa kedua burung yang membuka dadanya mengambil “al-a'laka' hitam” dari jantungnya. Menurut konsep Gnostic, “al-a'laka' hitam” adalah zat hitam dalam tubuh manusia yang mengakibatkan manusia melakukan dosa. Setelah ini diangkat, Umayyah bersih dari dosa. Muhammad mencontek pernyataan Umayyah dan mengatakan bahwa dua malaikat membuka jantungnya dan mengambil “ala'laka' hitam” dan membuatnya bersih dari dosa. Karena kesengsem dengan kecantikannya, Muhammad sering duduk2 dengan Fari’ah, kakak perempuan Umayyah. Fari'ah sering membacakan puisi yang ditulis adiknya, Umayyah. Muhammad menanam puisi2 tsb keadalam Qur’annya. Muhammad, spt Umayyah, juga mengadopsi istilah ''In your name, Allah, are them ” yang diajarkan dedemit Jin kepada Umayyah. Jin2 Arab itu menyebarkan ajaran bahwa semua dewa dewi Arab harus dihormati. Istilah “In your name, Allah, are them” menunjukkan keinginan para jin/setan untuk bersaing dengan konsep tauhid dalam Injil yang melarang siapapun untuk menghormati siapapun kecuali YHWH. PENDAPATAN HAJI BAGI MUZDALIFAH, Tempat Peziarah Pagan Memuja Dewa Bulan.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


8

Sudah disebutkan diatas bahwa pada hari ke 9 bulan Dzulhijjah, peziarah berdiri di gunung Arafat sampai matahari terbenam sambil berteriak labbayk “Allah are them, I am here.” Setelah matahari terbenam, peziarah berangkat menuju sebuah tempat bernama alMuzdalifah, dimana mereka melewatkan malam dgn berzikir. Hari kedua, hari ke-10 bulan Dzulhijjah, mereka melakukan Wuquf sebelum matahari terbit, yang berarti mereka berdiri dan berteriak pada Allah. Kalau kita mempelajari hadis lebih jauh, ternyata Muzdalifah adalah tempat solat kaum pagan Arab disekitar Mekah dan Medinah. Mereka berdoa dari saat bulan terbit dan menghilang. Hadis al-Bukhari dan Sahih Muslim mengutip kata2 Abdullah, budak Asmaa, kakak perempuan Aisya, istri termuda Muhammad: Asmaa pergi ke Muzdalifah dan mulai berdoa selama satu jam. Lalu ia mengatakan, “Anakku, apakah bulan menghilang?” Saya jawab “tidak.” Lalu ia berdoa lagi selama satu jam dan bertanya lagi, “Bulan sudah hilang?” Saya jawab “ya,” dan ia mengatakan “ayo kita pergi,” dan kami pergi. [xxvi][26] Muhammad dalam hadis juga berbicara tentang berdoa di Muzdalifah sampai bulan menghilang.[xxvii][27] Ini menunjukkan bahwa Muzdalifah berlokasi di sebuah tempat dimana peziarah Arab memuja bulan. [...] Waqaf merupakan tempat perhentian/berdiam diri. Peziarah melakukan wuquf di Muzdalifah. Mereka selalu berhenti di Muzdalifah sebelum matahari terbit. Muzdalifah adalah sebuah tempat khusus eksklusif bagi pemujaan dewa bulan dan disaat terbitnya bulan, peziarah menghabiskan waktu untuk dewa bulan Arab itu sebelum sang dewa bulan menghilang. Mereka melakukan paling tidak dua wuquf, satu sebelum malam dan satunya lagi sebelum matahari terbit, sebelum menghilangnya bulan. Di Muna/Mina, peziarah berdoa kepada dewi Manat, puteri Allah.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


9

Di Muna, sebelum terbitnya matahari, peziarah kembali melanjutkan ritual mereka. Pertama, mereka melontar Jumrah (melempar 7 kerikil ke sebuah gunung kecil); kedua, melakukan qurban hewan; dan ketiga, mereka potong rambut, tanda berakhirnya ziarah haji. Ritual ini sama dengan ritual Arab pra-islam yang didedikasikan pada dewi Manat, salah seorang dari kedua puteri Allah. Muna/Mina’ adalah sebuah tempat penting dalam ziarah haji. Mereka berjumrah dengan Mekah disebelah kiri dan Muna disebelah kanan mereka.[xxviii][28] Ini penting karena dalam benak orang Arab pra-islam, Mekah disebelah kiri menandakan bahwa hirarki Mekah berada dibawah Muna, tempat pemujaan kpd Manat. Manat dipuja dibeberapa tempat disekitar Mekah dan Medinah. Medinah, 7 mil dari Mekah, adalah tempat hijrahnya Muhammad. Salah satu lokasi pemujaan adalah Mashlal, 7 mil dari Medinah.[xxix][29] Salah satu lokasi lainnya adalah Khadid,[xxx][30] dan beberapa lagi disepanjang pantai.[xxxi][31] Muna/Mina’ adalah tempat ziarah untuk memuja Manat, karena Muna diambil dari nama Manat. Menurut beberapa sejarawan pra-Islam Arab seperti Ibnu al- Kalbi; Khazraj dan Oas/Aos adalah dua suku yang paling dekat dengan Manat.[xxxii][32] Kedua suku ini membantu Muhammad melancarkan perang2nya Muhammad, menundukkan Arab pada Islam. Itulah salah satu alasan Muhammad memasukkan ritual haji di Muna ke dalam haji versi Islam. Guna menyenangkan Khazraj dan Oas, ia mengadopsi sejumlah besar upacara (ritual) dan hukum religiusnya. Kedua suku ini berdoa pada hari Jumat yang kemudian dilanjutkan dgn ziarah antara kedua batu Safa dan Marwa. Mari sekarang kita perhatikan Mashlal, 7 mil dari Medinah, tempat tinggalnya Khazraj dan Oas. Disitu ada sebuah kuil yang dibangun mengelilingi sebuah batu yang mewakili Manat. Kuil ini memiliki sebuah upacara/Sidneh, persis spt yang dilakukan di kuil di Mekah.[xxxiii][33] Satu lagi kuil bagi Manat berada di Khadid. Diantara para suku yang berdoa disana adalah Khuzaa'h, suku yang mendirikan Mekah.[xxxiv][34] Manat adalah dewi pembawa hujan. Pada akhir ziarah mereka, para haji mempersembahkan sebuah qurban hewan kepada Manat. Manat, yang tadinya sebuah planet, diwakili oleh sebuah batu dimana para qurban kepada berbagai dewa dewi dipersembahkan selama upacara Haji. Ini karena dua faktor yang menghubungkannya dengan Manat. Pertama, kata Mana berarti “menumpahkan darah” yang menurut para periwayah cocok bagi batu Manat karena menerima qurban bercucuran darah di batu Manat.[xxxv][35] Kedua, karena Manat berarti “keinginan atau aspirasi,” ini adalah tempat dimana berbagai suku datang untuk mempersembahkan qurban mereka, yang juga merupakan lambang aspirasi sambil berdoa bagi hujan.[xxxvi][36] Kesemuanya ini menunjukkan asal usul dan latar belakang ritual Haji. Kita melihat mengapa qurban hanya dipersembahkan di Muna. Berbagai suku dikawasan itu mempersembahkan hewan qurban mereka kepada dewa dewi mereka di batu Manat.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


10

Kami juga melihat bahwa salah satu tujuan Haji dalam jaman pra-islam adalah meminta kepada para dewa dewi bagi turunnya hujan. Untuk itulah mereka ke Muna/dewa Manat, dewa hujan. Ibn al-Kalbi, yang menulis ttg adat istiadat Arab pra-Islam, menyebut semacam umroh para suku Khazraj dan Oas, bersama dgn suku2 Ozd dan Ghassan, ke tempat bernama al-Mashlal, 7 mil dari Medinah dan dipersembahkan kepada pemujaan dewa Manat. Katanya: Mereka menggunakan umroh dan melakukan “Waqaf,” sebuah perhentian religius di berbagai tempat. Mereka tidak memotong rambut mereka. Begitu mereka selesai mengunjungi berbagai tempat haji itu, mereka datang ke Manat, dan memotong rambut mereka. Ritual haji tidak dianggap komplit tanpa ini.[xxxvii][37] Dari Mina, para peziarah kembali ke Mekah. Mereka memutari Kaabah 7 kali. Mereka yang tidak melakukan Umroh, harus jalan bolak balik antara kedua batu Safa dan Marwa 7 kali sebelum kembali lagi ke Manat dimana keadaan Ihram berhenti. disitulah para peziarah beristirahat dan bersenang2 selama hari 11, 12 dan 13 of Du al-Hijjah. Peziarah kemudian melempar batu kesegala penjuru dan meminum air dari Zamzam dan mengunjungi kuburan Muhammad. Upacara kembalinya peziarah dari MIna ke Mekah ditulis dalam narasi para penulis Arab ttg adat pagan Arab. Mereka mengatakan bahwa para suku Khuzaa'h, Oas dan Khazraj memuja Manat din Mashlal, sekitar 7 mil dari Medinah. Itulah tempat utama pendewaan Manat dan dari Manat mereka kembali ke Kaabah di Mekah.[xxxviii][38] Dari sini kita lihat bahwa suku Khuzaa'h, yg pertama mendirikan Mekah di abad 4M, akan pergi ke batu Manat utk mempersembahkan qurban mereka demi turunnya hujan. Bagi Khuzaa'h, kembali ke Kaabah dan memutar2inya bisa dimengerti karena Kaabah memang kuil mereka, yang dibangun bagi mereka bagi pemimpin Himyarit, Abu Karb Asa’d, ketika ia menguasai Mekah. Ia berkuasa di Yemen dari 410-435M. Dewi utama Khuzaa'h adalah Venus, yang dijuluki ''Allah,” julukan yang dicuri dari dewa bulan. Bagi Khuzaa'h, penghormatan Manat, puteri Allah, TANPA kembali ke ayahnya yang bermarkas di Kaabah di mekah sama saja spt merendahkan kepala Dewa Bintang Arab. Suku Quraish, sukunya Muhammad, kemudian mengusir Khuzaa'h. Quraish tidak terdaftar dalam ketiga suku yang kembali dari batu Manat dan mengelilingi Kaabah. (!!) [...] Sebelum Islam, kompetisi antara pemuja BULAN DAN MATAHARi sangat nampak pada upacara haji. Umar Bin al-Khattab, kalif kedua, dan salah seorang mertua Muhammad, mengatakan: Kaum berhala tidak berjalan setelah Waqaf, kecuali pada saat terbitnya matahari. Muhammad melakukan kebalikan adat ini, memulai perjalanannya pada saat sebelum terbitnya matahari. [xli][41]

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


11

Ini bisa dimengerti karena Ellat, atau sang matahari, adalah dewa utama suku2 Arab di kawasan itu. Mereka tidak boleh meninggalkan waqaf sebelum matahari terbit. Sementara Bani Hashem, clan-nya Muhammad, yang bagian dari suku Quraish, bukan pengikut dewa matahari tapi DEWA BULAN ! Jadi mereka harus mencuekkan terbitnya matahari. Dlm tradisi mereka, bulan lebih penting dari matahari. Muhammad sendiri mengatakan bahwa saat ia masih anak2, bulan melihat padanya dengan cinta kasih. Muhammad malah mendengar suara2 yg datang dari bulan ketika bulan tunduk dihadapan tahta Allah.[xlii][42] [...] Qusayy Bin Kilab, kakek moyang Muhammad ke 8, mendukung partisipasi dalam tradisi berhala haji setelah ia menginvasi Mekah, walau ia ataupun anggota keluarganya tidak memimpin upacara2 tsb. Sebelum Qusayy, Sofa memimpin upacara2 tsb. Qusayy jugalah tokoh yang menyatukan berbagai keluarga untuk membentuk aliansi yang kemudian menjadi suku Quraish, menginvasi Mekah, mengusir suku Khuzaa'h, sang pendiri kota tsb. Qusayy lalu memerangi suku Sofa, yang mengembangkan tradisi Haji yang mencakup Arafat dan Mina.[xliv][44] Saat Qusayy melihat kaum Arab pagan melakukan Haji, ia malah mendukung mereka untuk meneruskannya.[xlv][45] Qusayy berasal dari Yaman, yang berarti bahwa nenek moyangnya tidak mengambil bagian dalam Haji. Bahkan setelah ia mencaplok Mekah, keluarganya tidak ada yang memimpin upacara Haji. Malah,Tabari mengatakan, setelah Sofa dibasmi, clan al-Safwan memimpin Haji.[xlvi][46] Kesemua fakta historis ini menunjukkan bahwa suku Muhammad, yi suku Quraish, tidak ada hubungannya dengan Haji. Oleh karena itu, untuk mengatakan bahwa Quraish adalah suku religius yang eksis sejak jaman Ishmael dan merupakan pembela Islam yang memimpin upacara2 religius di Arabia, tidak didasarkan pada sejarah dan malah merupakan hal yang sangat mencengangkan. JADI: Haji asalnya dipimpin dua kelompok: satu yang memuja matahari dan satunya lagi yg memuja bulan. Kemudian kedua upacara itu dikombinasi menjadi satu. Udwan adalah satu suku yang memulai Haji yang berpusat pada dewa bulan di Muzdalifah. Mereka melakukan Waqfa di Muzdalifah; lalu mereka berjalan ke Muna.[xlvii][47] Jelas bahwa mereka pemuja bulan. Beda antara Sofa dan Udwan ini menunjukkan bahwa di jaman pra Islam, Haji bukan terdiri dari satu upacara tapi dua upacara oleh dua kelompok terpisah; pemeluk dewa bulan dan pemeluk matahari. Tapi mereka memiliki kesamaan. Keduanya mengakhiri upacara dengan kunjungan ke Mina’, lokasi terdekat dimana Manat, puteri Allah dan dewi hujan, dipuja. Tujuan keduanya sama: meminta bagi hujan. Quraish dan kelompok fanatik, Hummas, mengikuti Udwan pada upacara mereka meminta hujan, dimulai dari Muzdalifah dan lalu ke Muna. Kelompok2 lain mengikuti Sofa, dimulai dari

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


12

Arafat, memuja matahari dan berakhir di Muna dimana mereka memuja Manat, dewi hujan. Walau upacara mereka disatukan, setiap kelompok masing2 memuja dewa mereka masing2, melakukan Waqfa/penghentian, di tempat2 yang sama dan di bukit2 yang sama yang mereka gunakan untuk dewa/i mereka masing2. Saat ia berkuasa, Muhammad mengambil adat lama oleh suku Sofa dan mewajibkannya pada pengikutnya untuk menjadikan Arafat sebagai tempat perhentian utama. Muzdalifah, dan Pemujaan di Pusat Barat Arabia Etape Haji yg disebut Muzdalifah ditulis oleh penulis2 Arab ttg adat Arab pra-Islam. Menurut mereka, Muzdalifah adalah sebuah bukit yang memiliki puncak bernama Khazeh, nama salah satu SETAN.[xlviii][48] Khazeh adalah dewa Arab terkenal.[xlix][49] Ini bukti bahwa pemujaan setan, Khazeh, menyebar ke Pusat Barat Arabia, khususnya disekitar Mekah dan Medinah. Jawad Ali, seorang akademisi Iraq, percaya bahwa dewa ini dipuja di Muzdalifah.[l][50] Sejarawan Arab mengatakan bahwa sebelum Islam, pemimpin upacara di Muzdalifah, berdiri di puncak Khazeh.[li][51] Agama pemuja jin di Arabia dan Keluarga Bintang menjadi agama2 utama di Arabia. Kaabah2 di Arabia sering memiliki dukun/Kuhhan agama jin bertindak sebagai pendeta. Oleh karena itu, kebanyakan upacara agama2 ini membaur. Orang Arab menganggap Jinn sebagai rekan Allah. Ini bukti bahwa Muzdalifah penting bagi kaum pagan Arab di Arabia Pusat jaman praIslam. Ini sebuah tempat dimana setan dan bulan dipuja. Muhammad menambahkan upacara lain kedalam Haji. Orang berjalan 7 kali diantara kedua batu, Safa dan Marwa. Muhammad melakukan ritual ini walau ia dibenci beberapa pengikutnya, karena menganggapnya sebagai bagian dari jaman jahiliyah. Ibn Abbas menegaskan bahwa berjalan antara Safa dan Marwa adalah upacara Jahiliyah.[lii][52] Uns Bin Malek dalam hadis mengatakan: Asem mengatakan kepada kami, “Saya mengatakan kepada Uns Bin Malek, kau dulu benci berjalan antara Safa dan Marwa.” Katanya, “Ya,” karena itu datang dari ritual Jahiliyah sampai Allah mengatakan bahwa “Safa dan Marwa datang dari Allah, dan barangsiapa melakukan Haji ke kuil atau Haji Umrah, ia tidak memiliki dosa jika ia berjalan diantara mereka,” [liii][53] sambil mengutip Surat 2:158. Sahih Muslim bahkan menulis bahwa mayoritas Muslim memprotes sesama Muslim yang menganggap Safa dan Marwa sebagai bagian dari Haji. Mereka yang menolak tampil didepan Safa dan Marwa merasa bahwa ritual itu merupakan ritual warisan milik jaman Jahiliyah.[liv][54] Tapi Muhammad mengatakan bahwa ia mendapat wangsit, sebuah ayat baru, yaitu Surat

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


13

2:158 : Behold Safa and Marwa are part of the ritual of Allah. So, if those who visit the house in the season of Hajj, or make the Hajj of Umra' at other times, should encompass them, there is no sin in them. Dan begitulah, ritual Safa dan Marwa menjadi ritual Allah.

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


14

ASAL - USUL UPACARA HAJI Bulan Haji disebut Du al-Hijjah, sama dengan bulan hajinya kaum pagan. “Du Hajjinin” (pagan) juga berarti “Du al-Hijjah” (Muslim).[1][55] Epiphanius juga berbicara tentang bulan inij.[1][56] Photius menulis tentang bulan2 yang dianggap haram oleh arab untuk bersengketa/berperang. Winekler juga mengidentifikasi bulan2 ini[lv][57]. Selama bulan Du al-Hajjeh, setiap suku Arab pergi ke kuil atau lembah sucinya tersendiri, utk memuja dewa mereka masing2. Jadi tidak hanya satu tapi ada banyak tempat ritual haji bagi Arab.[lvi][58] Kesimpulannya, haji2 disekitar Mekah terpisah dari haji2 ditempat lain. Yg satu ke Arafat utk memuja matahari, yg lainnya ke Muzdalifah utk memuja bulan. Tapi kedua2nya berhenti di Manat untuk memohon bagi hujan. Ritua Haji dan Du al-Hijjah diketahui oleh sejarawan2 Islam modern tapi enggan mengungkapkannya [lvii][59]. UPACARA LEMPAR BATU MITOS Ibrahim membangun Mekah sudah sering kita bahas. Tidak ada satupun penyair atau sejarawah pra-Muhammad yg menyebut ttg unsur Ibrahim & Ismael dalam hubungannya dengan Kaabah. Ini hanya ditambahkan oleh si Mamad (Muhammad) setelah ia kepingin jadi nabi dgn cara menarik perhatian Yahudi. Yang lebih aneh lagi, melempari setan dgn batu2 tidak masuk akal karena setan adalah roh dan tidak terpengaruh pada barang2 material yg dilemparkan padanya. Setan tidak memiliki tubuh utk dilukai dgn batu. Sama dgn melemparkan meteor pada jin spt ditulis dlm Quran. Melempar batu kepada jin atau setan adalah upacara pagan.[lviii][60] Ritual ini dimulai di Muna oleh suku Sofa yg memimpin upacara pada lembah Arafat. Hanya mereka yang berhak memulai pelemparan batu.[lix][61]

RITUAL ZOROASTRIAN MELEMPAR BATU dan ADAT2 PERSIA LAINNYA YG MEMBEKAS PADA RITUAL HAJI Bangsa Zoroastria juga melempar batu ke air dan air seni banteng. Air dan air seni disiapkan

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


15

bagi wudhu dan purifikasi tubuh dan barang. Begitu mereka dilemparkan, batu2 ini dikubur dalam tanah untuk mematikan serangga dan ulat di tanah yang dianggap mahluk2 jahat oleh kaum Zoroastria. Ini bisa dibaca dalam Epistles of Manuskihar, bagian dari teks Pahlavi/Aveshta, tulisan sakral Zoroastrianisme.[lx][62]

BANTENG, hewan sakral dalam zoroastrianisme. Foto atas : patung2 banteng melindungi sebuah kuil http://www.zoroastrianism.cc/mazda_ahura.html

Konsep berwudhu dlm Zoroastrianisme adalah untuk mengusir setan dari tubuh. Dlm buku Zoroastrian, seperti Vendidad, bagian dari Zenda Avesta, setan diusir dari bagian tubuh setiap kali air wudhu menyentuh bagian itu. Lalu setan lari ke bagian2 inferior, sampai air menyentuh jari kaki, sampai setan diusir secara utuh.[lxi][63] Upacara ini juga ditemukan dalam teks Pahlavi seperti “The Bareshnum Ceremony.”[lxii][64] Juga dalam Shayast La-Shayast, Chapter XX, ditulis bahwa upacara ini harus dilakukan sebelum terbitnya matahari.[lxiii][65] Air dalam Zoroastrianisme adalah dewa yang membersihkan jiwa dari setan dan dampak2 buruknya. Qur’an juga menganut ajaran yg sama ttg pentingnya air: untuk membasuh jiwa manusia dan mengusir setan dan dampaknya dari tubuh. LIHAT Surah Al Anfaal 8:11 : He covers you with drowsiness … and he makes the water descend from heaven on you in order to purify you and to remove from you the stain of Satan. Zoroastrian juga percaya dalam kekuatan air seni banteng dalam penyembuhan penyakit. Lihat Epistles of Manuskihar, Epistle I, Chapter VII. [lxiv][66] Dalam Vendidad, Zoroastrian mengatakan bahwa dewa utama mereka, Ahura Mazda, memerintahkan MINUM AIR KENCING BANTENG UTK MENYEMBUHKAN PENYAKIT.[lxv][67] Muhammad mengganti banteng dgn onta betina dan mengatakan bahwa air kencing onta ini bisa menyembuhkan setiap penyakit. [lxvi][68] Orang malah minum kencing onta didepannya dan Muhammad

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


16

sering girang dgn rekomendasinya ini.[lxvii][69] Padahal kita tahu bahwa air kencing sama sekali tidak ada manfaat bagi kesehatan manusia ataupun hewan.

Satu lagi ritual yang dipinjam dari Zoroastrianisme adalah api. Salah satu dewa mereka adalah dewa api. Qusayy, kakek moyang ke 8 Muhammad, datang dari Yemen dan menguasai Mekah. Ia menyalakan api di Muzdalifah, tempat pemujaan bulan. Al-Tabari menulis bahwa api ini terus menyala dijaman si Mamad dan ketiga Kalif setelahnya.[lxviii][70] Dengan mengerti pengaruh Persia pada Yemen dan kawasan selatan Arab, kita bisa mengerti bgmn ritual Persia ini menjadi bagian dari upacara haji. Di Yemen ada api yang selama bertahun2 menyala, menurut upacara Persia.[lxix][71] Adat lain dari Zoroastrianisme adalah melakukan pekerjaan baik dan praktek2 religius atas nama saudara dan teman yang sudah wafat.[lxx][72] Muhammad juga mengadopsi ritual yang sama. Dalam Hadith al-Bukhari, Muhammad menganjurkan seorang wanita utk berhaji atas nama ibunya yang sudah mati.[lxxi][73] Upacara pemujaan bulan di Muzdalifah juga mirip dgn pemujaan ala Persia. Dalam buku sakral, Nyayis, bulan disebut tiga kali: saat baru muncul, saat bulan purnama, dan akhirnya saat menghilang.[lxxii][74] Arab juga memuja bulan di Muzdalifah sampai bulan menghilang dengan berpuasa dan berpesta saat bulan muncul kembali. NAH, RAMADAN dimulai saat bulan sabit muncul kembali (!!!). Bulan memegang peranan penting dalam Islam. Ritual bulan ini juga berakar dari bangsa Aryan. Kita membaca dalam Apastamba, buku suci Aryan, bahwa hari raya terjadi saat munculnya bulan sabit. Kaum religius tidak dapat melakukan apapun selama dua malam. [lxxiii][75] Ritual ini diulangi dlm Ramadan. Setelah berpuasa selama sebulan, Muslim berhari raya saat melihat

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


17

bulan sabit. Ramadan aslinya adalah ritual Harran di kota Harran, di perbatasan antara Syria, Iraq dan Asia Minor. Kaum Harran berpuasa selama sebulan, dimulai dari minggu pertama dan kedua bulan Maret, identik dengan Ramadan. Berpuasa adalah bagi Sin, dewa bulan. Ada sejarawan yang mengidentifikasi puasa kaum Harran dengan puasa Ramadan. Saat munculnya bulan sabit, kaum Harran menghentikan puasa mereka dan mulai berpesta, begitu pula orang Arab merayakan Ramadan setiap tahun. Kami berasumsi bahwa perayaan Ramadan berpindah dari Harran ke Arabia selama abad 6SM ketika Nabonidus, raja Harran di Babylonia, menjajah Arabia Utara tahun 556-539 SM. Untuk lebih jauhnya silahkan merujuk ke topik Ramadan. Ritual Haji Ketiga : Pemotongan Rambut The cutting of the hair was a habit practiced by some Arabian tribes after a pilgrimage to honor their gods. One of their gods was an idol named al-akyaser. They conducted a pilgrimage to the idol where they cut their hair, mixed it with flour and threw it in the air. The same celebration was also observed by many pagan Yemeni tribes. Tribes which emigrated to Medina, and the area around Mecca, came from Yemen after the collapse of the dam at Ma'rib, about 150 A.D. This helps us understand why the cutting of hair was the ritual which ends the Hajj. I mentioned earlier that some Yemeni tribes honored Manat, the daughter of Allah. Manat was represented by a rock, to which these tribes went on their Hajj. At the end of the Hajj, they cut their hair. Ibn al-Kalbi, al-Azruki, and others wrote about the customs of Arabia. They tell us tribes, such as Aos, Khazraj, Ozd, and Ghassan, were all tribes of Yemeni origin which made the Hajj to Manat. In many places, they made religious stops to honor their gods without cutting their hair until they reached Manat, where they ended their Hajj by cutting their hair. They didn’t see their Hajj as complete unless they did so.[lxxvi][78] You may remember that Manat was the goddess to whom they would plead for rain. After they performed the Hajj to their gods, they would come to Manat, cut their hair and present their animal sacrifices. Stations of the pre-Islamic Hajj included Arafa, the place where they would stop to worship the sun, and Muzdalifah, where they would stop to worship the moon. Then the Hajj would conclude at Mina, called Muna, the place dedicated to Manat, where they cut their hair and presented their animal sacrifices. In Muhammad’s time, this same Hajj was transferred to Islam with the same rituals, including the ritual of cutting the hair at Manat. ------------------------------------------------Ritual Berteriak ALLAHU AKBAR saat Haji Satu lagi ritual yang dilakukan selama upacara haji besar adalah untuk berteriak Labbayk, Allahumma labbayk, labbayk, la sharika laka labbayk, inna ’l-hamda wa ‘n-ni’mata laka wa ‘l-

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


18

mulka la sharika lak dan tentunya Allahu Akbar! Al-Ya’akubi, sejarawan Arab, menulis bahwa setiap orang Arab akan berhenti didepan patung dewanya dan berteriak “Labbayk ...labbayk.” Al-Ya’akubi, I, page 225. Dan begitu Hajj diadopsi Islam, mereka menggunakan kata2 religius yang sama. Saat mereka sampai pada puncak lembah yang didedikasikan pada pemujaan bulan, mereka berteriak “Allahu Akbar,” yang berarti “Allah Maha Besar” atau lebih tepatnya ‘’Allah lebih/paling besar.’’ Mengapa? Karena bulan, atau dewa Allah, dianggap sebagai kepala Keluarga Bintang dan merupakan dewa yang lebih/paling/maha besar dari anggota dewa lainnya, seperti dewa matahari, Ellat, dan kedua planet, Manat dan al-’Uzza. Jadi teriakan “Allahu Akbar” bukan teriakan Islami tapi teriakan berhala. Syair2 pra-islam sering menghormati dewa2 Keluarga Bintang dan menekankan Allah sebagai kepala Keluarga Bintang sambil mengulangi istilah “Allahu Akbar.” Contoh, Loas Bin Hagar, penyair jahilyah Arab menulis: Saya bersumpah pada Ellat dan al-Uzza dan siapapun yang mengikuti agama mereka, dan pada Allah, Allah lebih besar dari mereka. al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah (Cairo, Egypt, 1925), 11 Abdul Mutalib, kakek Muhammad, bukan seorang Muslim tapi seorang pengikut kepercayaan Keluarag Bintang yang sangat dekat dengan kepercayaan pada Jinn dan Mutalib sering berteriak2 “Allahu Akbar.” Ibn Hisham I, hal 118 Jadi teriakan labbayk .. labbayk tadinya dipersembahkan pada ketiga anggota Keluarga Bintang: bulan, matahari dan Manat, puteri Allah dan dewi hujan. Al-Shahrastani, sejarawan Arab, menulis tentang bangsa2 berhala dijaman Jahiliyah. Katanya, mereka sering mengadakan Haji dalam bulan2 selain bulan Du al-Hijjah, namun mereka melakukan ritual yg sama seperti yg dicontek ritual haji versus Islam yang menghormati hari2 bulan. Mereka membuat tanggal 10 bulan Du al-Hijjah bagi korban hewan, seperti yg juga dilakukan Muslim saat ini. Dengan kata lain, kadang mereka memilih bulan lain, tapi ritualnya sama. Al Shahrastani, Al Milal Wal Nahel, hal 590. -------------------------[i][1] Sahih Muslim, 9, page 100 [ii][2] Bukhari, 2, page 141; Sahih Muslim 9, page 119 [iv][3] Al-Biruni,op.cit.,page 318 ( cited by The Knowledge of Life, Sinasi Gunduz, Oxford University, 1994, page 183 [v][4] Ibn al-Nadim, al-Fahrisit, page 322 [vi][5] Ibn Kathir, Al Bidayah Wal Nihayah, Dar Al Hadith, (Cairo, 1992), 2 : 243 [vii][6] Ibn Darid, Al-Ishtiqaq 84; Qastallani Ahmad ibn Muhammed, Irshad al-Sari, 6, page 171 ; Ibn

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


19

Kathir, al-Bidayah Wal Nihayah 2, page 244; Ibn al-Atheer, Asad al-Ghabah Fi Maarifat al-Sahabah 2, page 231 [viii][7] M. A. al-Hamed, Saebat Harran Wa Ikhawan al-Safa, ( al-A'hali- Damascus, 1998), page 199 [ix][8]Tarikh al-Tabari, I, 156, 157 [x][9] Ibn Habib, Munammaq, page 275 ; cited by Patricia Crone, Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, page, 173 [xi][10] Muhammad Ibn Habib, Kitab al- Munammaq, page 196 [xii][11] Azruqi, Akhbar Mecca, page 132 [xiii][12] Wellhausen, Reste , page 83; cited by Patricia Crone, Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, page, 174 [xiv][13] Patricia Crone, Meccan Trade, Princeton University Press, 1987, page, 175 [xv][14] ( Ibn Saad, Tabaqat, 1, page page 216 ); Ibn Hisham, page 281 ; Cited by Crone, page 175 [xvi][15] Ibn Hisham, page 286; ( Ibn Saad, Tabaqat 1, page 217; Cited by Crone page 175 [xvii][16] Ibn Habib, Kitab al-Muhabbar, page 315 [xviii][17] Jawad Ali, al-Mufassal, vi, 328 [xix][18] Ibn Habib, Kitab al-Muhabbar, page 313 [xx][19] al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah, Cairo-Egypt, 1925, 14; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 8: 169; Azruqi, Akhbar Mecca, I, 73 [xxi][20] al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah, Cairo-Egypt, 1925, pages 13, 15; Yaqut alHamawi, Mujam al-Buldan 8, page 169 [xxii][21] Al- Bukhari, 2, page 166 [xxiii][22]Tarikh al-Tabari, I, page 553 [xxiv][23]Tarikh al-Tabari, I, page 553 [xxv][24] Bukhari, 3, page 181 [xxvi][25] Al-Aghani, by Al Asfahani, 4, pages 122- 195 [xxvii][26] Sahih Muslim 9, page 39; Bukhari, 2, page 178 [xxviii][27] Bukhari, 2, page 178 [xxix][28] Suhih Muslim 9, pages 42 and 43 [xxx][29] Taj Al Aruss 10, page 351; Tafsir al-Tabari 27 [xxxi][30] Al-Tabarsi al-Fadl ibn al-Hasan, Majma' al-Bayan fi tafsir al-Qur'an, 9, page 176; Yaqut alHamawi, Mujam Al Buldan 2: 944; Jawad Ali, vi, page 246 [xxxii][31] Al-Ya'akubi, I, page 312 [xxxiii][32] al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah, Cairo-Egypt, 1925, 14 ; see also Yaqut alHamawi, Mujam Al Buldan 8; page 169 [xxxiv][33] Tafsir al-Tabari 27, page 35 [xxxv][34] Tafsir al-Tabari 27, page 35 [xxxvi][35] Tafsir al-Tabari 27, page 32 [xxxvii][36] Tafsir al-Tabari 27: 32; Al Zamkhari al- Khawarismi, Al Kashaf , 3, page 144 [xxxviii][37] Al Azruqi, Akhbar Mecca, 1, page 73; Al Kalbi, Alasnam, page 14; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 8, page 169 [xxxix][38] Tafsir Ibn al-Kathir 4, page 252 [xl][39] Al Shahrastani, Al Milal Wa Al Nah'el, page 578 [xli][40] Sahih al-Bukhari, 5, page 158 [xlii][41] Sahih al-Bukhari, 4, page 235 [xliii][42] Halabieh, I, 127 and 128 [xliv][43] Ibn Hisham, I, page 100; Tarikh al-Tabari, I, page 507 [xlv][44]Tarikh al-Tabari, I, page 507 [xlvi][45]Tarikh al-Tabari, I, page 508

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


20

[xlvii][46]Tarikh al-Tabari, I, page 508 [xlviii][47] Ibn Hisham I, page 101 [xlix][48] Taj Al Aruss 2, page 207 [l][49] Jawad Ali, al-Mufassal Fi Tarikh al-Arab Khabel al-Islam, vi, page 384 [li][50] Jawad Ali, al-Mufassal Fi Tarikh al-Arab Khabel al-Islam, vi, page 384 [lii][51] Taj Al Aruss 2, page 207 [liii][52] Sahih al-Bukhari, 4, page 238 [liv][53] Sahih al-Bukhari, 2 , page 171 [lv][54] Sahih Muslim 9, page 23 [lxxx][55] D.Nielsen, Die Altarabischen Mondreligion (Strassburg, 1904), S. 86 ; Jawad Ali, al-Mufassal Fi Tarikh al-Arab Khabel al-Islam, vi, page 348 [lxxxi][56] Shorter Encyc.of Islam, page 124; quoted by Jawad Ali, vi, page 348 [lvi][57] Winekler, ALF., II, Reihe, Ibd., S.336; quoted by Jawad Ali,vi,page 349 [lvii][58] Wellhausen, Reste, Arabischen Heidentums, Berlin, 1927, p. 84; quoted by Jawad Ali, vi, page 351 [lviii][59] Al Masudi, Muruj Al Thahab, II, pages 212 and 213 [lix][60] Alessandro Bausani, L’Islam, Garzanti Milano, 1980, page 61 [lx][61]Tarikh al-Tabari, I, page 508; Ibin Hisham, I, page 100 [lxi][62] Epistles of Manuskihar, Epistle I, Chapter VII, 16, Pahlavi Texts, Part II, Translated by E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 18, PUblished by Motilal Banarsidass, page 308; Epistles of Manuskihar, Epistle II, Chapter III, 12, ; Epistles of Manuskihar, Epistle I , Chapter IX , 6 ;AppendixThe Bareshnum Ceremony, Pahlavi Texts, Part II, Translated by E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 18, Published by Motilal Banarsidass, page 447 [lxii][63] Vendidad, Fargard VIII :41-71, translated by James Darmesteter, The Zenda –Avesta part I , The Sacred Books of the East, Volume IV, pages 105-110 [lxiii][64] Appendix- The Bareshnum Ceremony, Pahlavi Texts, Part II, Translated by E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 18, Published by Motilal Banarsidass, page 437 [lxiv][65] Shayast La-Shayast, Chapter XX, 5, Pahlavi Texts, Translated by E.W. West, Part I, The Sacred Books of the East, Volume 5, Published by Motilal Banarsidass 1970, page 394 [lxv][66] Epistles of Manuskihar, Epistle I, Chapter VII, 17, Pahlavi Texts, Part II, The Sacred Books of the East, Volume 18, Published by Motilal Banarsidass, page 309 [lxvi][67] Vendidad, Fargard VII:66 [lxvii][68] Sahih al-Bukhari, 5, pages 64 and 70 [lxviii][69] Halabieh, I, page 86 [lxix][70]Tarikh al-Tabari, I, page 512 [lxx][71] Al-Nuwayri, Nihayat al-arab fi funun al-adab, I, page 109; Alusi al-Baghdadi Mamud Shukri, Bulugh al-arab fi ma'rifat ahwal al-arab, 2, page 102 [lxxi][72] Dadistan-I Dinik, Chapter VIII, 1, Pahlavi Texts, Part II, Translated by E.W. West, The Sacred Books of the East, Volume 18, Published by Motilal Banarsidass, page 26 [lxxii][73] Sahih al-Bukhari, 8, page 150 [lxxiii][74] Comment on Nyayis, The Zenda –Avesta part II, translated by James Darmesteter, The Sacred Books of the East, Volume 23, page 349 [lxxiv][75] Apastamba, Prasna I, Patala 3, Khanda 9, 28, Sacred Laws of the Aryas, Part I, Translated by Georg Buhler, The Sacred Books of the East, Volume 2, Published by Motilal Banarsidass, Delhi, page 35 [lxxv][76] al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah, Cairo-Egypt, 1925, 18; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 1, page 341 [lxxvi][77] Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 1, page 341

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


21

[lxxvii][78] Azruqi, Akhbar Mecca, I, page 73; Yaqut al-Hamawi, Mujam al-Buldan, 8, 169; al-Kalbi, alAsnam, Dar al-Kutub al-Masriyah ( Cairo, Egypt, 1925), 14 [lxxviii][79] Al-Ya'akubi, I, page 225 [lxxxii][80] al-Kalbi, al-Asnam, Dar al-Kutub al-Masriyah (Cairo, Egypt, 1925), 11 [lxxxiii][81] Ibn Hisham I, page 118 [lxxx][82] Al Shahrastani, Al Milal Wal Nahel, page 590

Tambahan, baca juga (klik-link) berikut:

ritual-haji-mengungkap-siapa-allah-t22934/ rafat-amari-islam-ditinjau-dari-pengamatan-sejarah-t42161/page40.html Suku Khuzaa’h dari Yaman membangun kota Mekah di abad ke-4 M. Ibadah agama pagan Yaman telah meninggalkan sidik jari di berbagai kuil Ka’bah, dan menunjukkan bahwa pembangunnya sudah jelas bukan Abraham dan Ismael. Kita akan membahas mengapa berbagai tatacara dan kebiasaan ibadah Yaman tampak jelas pada Ka’bah di Mekah. Perkataan dan kebiasaan Muhammad disebut Hadis. Koleksi buku hadis dari “Sahih Muslim” dan “Sahih Bukhari” dianggap mengandung perkataan Muhammad. Di dalam buku² tersebut dapat kita baca kebiasaan Muhammad memeluk dan mencium dua batu, yakni “Rukun Yamani” dan “Batu Hitam.” Ibn Abbas, saudara sepupu Muhammad dan pelapor hadis, mengatakan bahwa Muhammad seringkali memeluk dua Rukun² Yamani. Yang dimaksud dengan “Rukun² Yamani” adalah Batu Hitam dan batu lain lagi yang disebut Rukun. [179] Dari keterangan ini kita ketahui bahwa Ka’bah mengandung dua benda keramat yang disebut Rukun. Kedua batu ini ditempelkan di Ka’bah dan disebut sebagai “Yamani” sehingga bisa diketahui bahwa batu² tersebut berasal dari Yaman. Hal ini juga memperkuat keterangan bahwa Ka’bah dibangun oleh pemimpin Yaman yakni Asa’d Abu Karb, sesuai dengan tata cara ibadah Yaman, terutama ibadah agama Keluarga Bintang Arabia. Allah adalah kepalanya, dan Ellat sang matahari adalah istrinya, dan kedua putri mereka adalah al-‘Uzza dan Manat. [179] Sahih Muslim 9, hal.15

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


22

Sudut tembok "Rukun/Sudut Yamani" terletak di sebelah kiri bawah Ka'bah pada gambar di atas.

Here's an Umrah Schedule (tour company source) 1. general body cleaning and wudu (the inspiration for this ablution) 2. put on ihram 3. two rakat nafl prayers 4. recite talbiyh 5. Tawaf kabah, 7 circuits (circumambulate Kaaba 7 times kissing, or pointing at, the stone each time) (video) 6. two rakat near maqam i Ibrahim 7. Saiy, 7 runs between Safa & Marawa (video) (video) 8. clip hair (video) 9. take off ihram 10. umra is complete 11. put on usual dress Here's a Hajj schedule I. First day of Hajj (8 Dhul Hijja) 1. after fajr put on ihram (video) 2. go to Mina before zuhr 3. recite talbiya frequently 4. offer zhur, asr, maghrib, isha in Mina

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


23

5. overnight stay in Mina 6. first day of hajj is complete II. Second day of Hajj (9th Dhul Hijjah) 1. second day of hajj, you are in Mina 2. after fajr (sunrise) go to Arafat 3. offer zuhr, asr in Arafat 4. stay in Arafat till sunset do not offer maghrib 5. go to Muzdalifa after sunset 6. offer maghrib, isha at Muzdalifa 7. pick up 49 pebbles or very small stones 8. overnight stay in Muzdalifa III. Third Day of Hajj (10 Dhul Hijja) 1. third day of hajj you are in Muzdelifa 2. after sunrise go to Mina 3. go to jamaratul Aqaba (last pillar) 4. throw 7 pebbles 5. stop talbiya, say takbir 6. sacrifice animal (they don't seem to get the concept of "sacrifice") (video) 7. clip hair (video) 8. take off ihram 9. put on usual dress 10. go to Mecca 11. perform Tawaf (video) 12. two rakat near Maqama Ibrahim 13. perform Saiy 14. go back to Mina must not stay overnight in Mecca IV. Fourth Day of Hajj (11 Dhul Hijja) 1. fourth day of hajj you are in Mina 2. after zuhr go to all three jamarat 3. first jamra (jamara tul oola) throw 7 pebbles (video) 4. go to jamra (jamara tul wusta) throw 7 pebbles 5. third jamra (jamara tul aqaba) throw 7 pebbles 6. must stay in Mina V. Fifth day of Hajj (12 dhul Hijja) 1. fifth day of hajj you are in Mina 2. after zuhr go to all three jamarat 3. first jamra throw 7 pebbles 4. second jamra throw 7 peebles 5. go to third jamra throw 7 peebles 6. after asr go to Mecca

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


24

7. perform Tawaf (video) 8. now hajj is complete 9. before leaving Mecca must perform tawaf al wida.

***

Translator israel hu akbar, plus ali5196 sumber: http://indonesia.faithfreedom.org/forum/haji-umroh-safa-marwah-tradisi-jin-t42134/

http://brotherpete.com/hajj_umrah.htm#ablution http://brotherpete.com/index.php?topic=1282.0

http://brotherpete.com/id47.htm#origins

Diselaraskan oleh

@islamexpose

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


25

email: namasamaran@riseup.net

twitter: @islamexpose


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.